• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Kopi Instan, Pola Perpindahan Merek, Perilaku Konsumen, Proporsi Pengeluaran Konsumen, Rantai Markov, Pangsa Pasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata Kunci : Kopi Instan, Pola Perpindahan Merek, Perilaku Konsumen, Proporsi Pengeluaran Konsumen, Rantai Markov, Pangsa Pasar"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PANGSA PASAR DARI BERBAGAI JENIS MEREK PRODUK KOPI INSTAN DENGAN MENGGUNAKAN

RANTAI MARKOV DI KOTA MEDAN Milla Rosa*), Luhut Sihombing**), Rahmanta Ginting **)

*) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Departeman Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan.

Hp. 082258996550, E-mail : millarosa11@gmail.com

**) Staf pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pola perpindahan merek (brand switching) kopi instan yang dilakukan oleh konsumen, untuk mendeskripsikan dan menganalisis apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih dan berpindah merek produk kopi instan, untuk mengetahui pengeluaran rata-rata konsumen pada berbagai merek kopi instan setiap bulan, dan untuk mengetahui kondisi estimasi pangsa pasar dari berbagai merek produk kopi instan di masa yang akan datang. Metode penentuan daerah yang digunakan adalah metode purposive . Pengambilan sampel dilakukan dengan aksidental dengan jumlah sampel sebanyak 96 sampel. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan probabilitas Markov Chain. Kopi instan yang diteliti adalah dalam kemasan sachet dengan merek Torabika, Good Day, Nescafe, Indocafe, dan ABC Instan. Hasil penelitian menunjukkan Konsumen yang beralih ke merek Torabika dan Good Day lebih banyak dibandingkan ke merek lainnya. Pertimbangan konsumen dalam memilih kopi instan adalah cita rasa sementara pertimbangan konsumen dalam berpindah merek adalah sekedar mencoba merek lainnya. Rata-rata pengeluaran konsumen untuk mengkonsumsi kopi sebesar 2,5% dari pendapatannya. Prediksi pangsa pasar pada tahun 2021 untuk Torabika sebesar 21,1%, Good Day sebesar 30,1%, Nescafe sebesar 12,8%, Indocafe sebesar 23,6%, , ABC Instan sebesar 8,6%, dan merek lainnya sebesar 3,2%.

Kata Kunci : Kopi Instan, Pola Perpindahan Merek, Perilaku Konsumen, Proporsi Pengeluaran Konsumen, Rantai Markov, Pangsa Pasar

(2)

ABSTRACT

The purpose of this study is to explain the pattern of brand switching instant coffee by consumers, describing and analyzing what consumers consider in choosing and switching instant coffee brands, finding out the average consumer expenditure on different brands of instant coffee each month, and finding out the estimated market share conditions of various brands of instant coffee products in the future. The method of determining the area used is purposive method. Sampling done by accidental sampling with 96 samples. The analytical method used is descriptive method with markov chain probability. instant coffee sachets studied are brands of Torabika, Good Day, Nescafe, Indocafe, and ABC Instan. The results show that consumers switch the brand Torabika and Good Day more than other brands.

Consumer consideration in choosing instant coffee is the taste and while consumer consideration in switching brand is just trying another brand. Average consumer spending to consume coffee is 2.5% of their revenue. Predicted market share in 2021 for Torabika amount 21,1%, Good day amount 30,1%, Nescafe amount 12,8%, Indocafe amount 23,6%, ABC Instan amount 8,6%, and other brands amount.

Keywords: Instant Coffee, Brand Switching Pattern, Consumer Behavior, Consumer Expenditure Proportion, Markov Chain, Market Share

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang banyak diusahakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber penghasilan. Budaya minum kopi sendiri sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda. Tampilan kopi pun mulai beragam dan modern, mulai dari kopi tubruk, kopi instan tanpa ampas dan aneka rasa dan juga kopi siap minum.

Berbagai merek kopi instan pun muncul untuk memenuhi kebutuhan akan pergeseran konsumsi yang terjadi. Kopi instan merupakan produk minuman cepat saji yang diproduksi oleh industri pengelolaan dan banyak diminati karena proses penyajiannya yang mudah, ketahanan dari kopi instan yang lama dan harga yang murah dengan berbagai pilihan rasa.

(3)

Meningkatnya taraf hidup sesuai dengan gaya hidup yang terjadi diperkotaan mengakibatkan pergeseran konsumsi kopi yang cenderung meningkat. Akibat dari pergeseran pola konsumsi tersebut maka persaingan antara industri kopi pun meningkat. Beragamnya merek produk dari kopi instan yang ditawarkan kepada konsumen membuat konsumen memiliki kesempatan untuk beralih dari satu merek ke merek lainnya. Kegiatan ini dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, serta menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya (Schiffman & Kanuk, 2007).

Produsen perusahaan kopi instan harus mengetahui perilaku konsumen agar mampu menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan atar belakang yaitu :

1) Bagaimana gambaran pola perpindahan merek (brand switching) kopi instan yang dilakukan oleh konsumen?

2) Apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih dan berpindah merek produk kopi instan?

3) Berapa besar rata-rata pengeluaran konsumen pada berbagai merek kopi instan setiap bulan di daerah penelitian?

4) Bagaimana kondisi estimasi pangsa pasar dari berbagai merek produk kopi instan di masa yang akan datang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan identifikasi masalah yaitu :

1) Untuk menjelaskan pola perpindahan merek (brand switching) kopi instan yang dilakukan oleh konsumen di daerah penelitian.

2) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih dan berpindah merek produk kopi instan.

3) Untuk mengetahui pengeluaran rata-rata konsumen pada berbagai merek kopi instan setiap bulan di daerah penelitian.

4) Untuk mengetahui kondisi estimasi pangsa pasar dari berbagai merek produk kopi instan di masa yang akan datang.

(4)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:

1) Bagi Perusahaan Kopi Instan

Sebagai pertimbangan untuk mengembangkan produk kopi instannya agar tetap menjadi pilihan konsumen dan bersaing dengan kompetitor, untuk informasi dalam mengetahui perilaku konsumen dalam memilih berbagai jenis merek kopi instan.

2) Bagi Pemerintah

Sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk meningkat produksi dan kualitas kopi sebagai bahan baku dari kopi instan.

3) Bagi Pembaca

Sebagai bahan referensi dan sumber informasi bagi penelitian yang berhubungan dengan Rantai Markov.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

Dua varietas kopi yang dikenal secara umum yaitu arabika dan robusta. Menurut direktorat jenderal industri agro dan kimia (2009) produk turunan dari kopi adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Jenis Diversifikasi Produk Kopi Sumber : Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia 2009

Buah kopi 100%

Kopi Instan Kopi Bubuk

Kopi Sangrai Kopi celup

Decaffeinated Coffee, dll Kopi Biji (Coffee Beans)

- Arabika (16 – 18 %) - Robusta (20 – 30 %)

Ulin Arang, dll Kulit Tanduk dan Kulit

Ari (5 – 10 %)

Kulit dan Daging Buah (66 – 77 %)

Enzim Pektat Cuka Makan,dll

(5)

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kopi instan

Menurut Peraturan Kepala Badan POM No. 21 tahun 2016 tentang Kategori Pangan, kopi instan merupakan kopi kering mudah larut dalam air, kandungan kafein tidak kurang dari 2% dan tidak lebih dari 8%, dan Minuman serbuk kopi gula/kopi, terdiri dari campuran kopi bubuk dan atau kopi instan, gula serta susu/krimer, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lainnya.

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Faktor Internal

Menurut Kotler (2001), Keputusan pembelian dari pembeli merupakan hasil suatu hubungan yang saling mempengaruhi dan yang rumit antara faktor-faktor internal yaitu budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli.

1. faktor budaya (kebudayaan, subbudaya, dan kelas sosial) 2. faktor sosial (kelompok acuan, keluarga, peran dan status)

3. faktor pribadi (umur, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian) 4. faktor psikologis (pengetahuan, motivasi, keyakinan, dan sikap)

Faktor eksternal

Pada tahap pencarian eksternal, perhatian utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari oleh konsumen. Sumber-sumber informasi konsumen, terdiri dari empat kelompok (Kotler, 2002), yaitu:

1. Sumber pribadi: terdiri dari keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

2. Sumber komersial: terdiri dari iklan, tenaga penjual, dan pedagang perantara 3. Sumber umum: terdiri dari media massa dan organisasi rating konsumen.

4. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk.

2.2.3 Pangsa Pasar

Dalam tulisan Lubis (2004) strategi pemasaran bisa digolongkan atas dasar pangsa pasar yang diperoleh suatu perusahaan, maka terbagi atas 4 kelompok, yaitu:

1. Market Leader, disebut pimpinan pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 40% atau lebih.

2. Market Chalengger, disebut penantang pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 30%.

(6)

3. Market Follower, disebut pengikut pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 20%.

4. Market Nitcher, disebut juga penggarap relung pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 10% atau kurang.

2.2.4 Perpindahan merek (Brand switching)

Peter dan Olson (2002) menjelaskan bahwa perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain. Perpindahan merek dapat muncul karena adanya variety seeking. Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Dharmmesta, 1999).

2.2.5 Rantai Markov

Menurut Isaacson dan Madson (1976), Rantai Markov adalah suatu teknik yang digunakan dalam menganalisis perilaku saat ini dari beberapa variabel dengan tujuan untuk memprediksi perilaku dari variabel yang sama pada masa mendatang.

Gambaran rantai markov dapat dilihat dalam gambar 3 berikut ini :

Gambar 2. Gambaran kejadian dalam rantai Markov Sumber : Siswanto, 2007

Asumsi-Asumsi Markov Analysis

Asumsi-asumsi dalam Markov analysis adalah sebagai berikut:

1. Jumlah probabilitas transisi keadaan (baris matriks) adalah 1.

2. Probabilitas transisi tidak berubah selamanya.

3. Probabilitas transisi hanya tergantung pada status sekarang, bukan pada periode sebelumnya.

K1 K2 K3 K4 Kn

Probabilitas

transisi Probabilitas

transisi Probabilitas transisi

(7)

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Wirartha, 2006). Daerah penelitian adalah perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan.

Metode Penentuan Sampel

Jumlah sampel minimum sebesar 96 responden. Pengambilan sampel dari tiga Perguruan Tinggi diambil secara proporsional sesuai dengan tabel berikut :

Tabel 1. Jumlah Sampel Tiap Perguruan Tinggi

No. Nama Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa Responden

1. Universitas Sumatera Utara 53.830 57

2. Universitas Negeri Medan 22.207 24

3. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

13.921 15

Total 89.958 96

Sumber : Badan Pusat Statistika, 2018

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Metode Analisis Data

Untuk tujuan penelitian pertama digunakan analisis deskriptif. Langkah yang dilakukan dengan membuat pola perpindahan merek dari satu merek kopi instan ke merek kopi instan lainnya. Menurut Siagian (2006), besarnya probabilitas transisi yang akan terjadi dapat dihitung dengan menggunakan :

Pij =nij(t) ni(t) Keterangan :

Pij = Probabilitas transisi (perpindahan dari merek i ke merek j)

nij(t) = Jumlah konsumen kopi instan yang berpindah dari merek i ke merek j dalam periode t

(8)

ni(t) = Jumlah konsumen kopi instan merek i pada awal periode t

Metode yang digunakan untuk tujuan penelitian kedua yaitu analisis deskriptif.

Langkah yang digunakan adalah mentabulasi informasi dari konsumen kemudian menghitung proporsi atau share.

Metode yang digunakan untuk menguji tujuan penelitian ke tiga digunakan metode analisis deskriptif. Langkah yang dilakukan adalah menghitung proporsi atau share pengeluaran untuk kopi instan.

Metode yang digunakan untuk tujuan penelitian ketempat digunakan metode deskriptif. Adapun rumus yang digunakan adalah untuk menghitung market share

MKt = MK(t-1)P Keterangan :

MK(t) = Market share / pangsa pasar pada periode t MK(t-1) = Market share / pangsa pasar pada periode awal P = Probabilitas Transisi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Perpindahan Merek (Brand Switching) Kopi Instan Sachet

Adapun merek kopi instan yang diteliti adalah Torabika, Good Day, Nescafe, Indocafe, dan ABC Instan dengan pola perpindahan merek dari merek Kopi Instan adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Pola Perpindahan Merek Kopi Instan Merek Brand Switching

Total (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Torabika 4 3 2 3 2 1 15

Good Day 6 9 7 4 2 0 28

Nescafe 1 10 4 4 2 0 21

Indocafe 5 7 0 6 1 1 20

ABC Instan

1 1 0 4 1 0 7

Lainnya 2 1 0 1 0 1 5

Total (8) 19 31 13 22 8 3 96

Keterangan : (1) Torabika, (2) Good Day, (3) Nescafe, (4) Indocafe, (5) ABC Insta, (6) Merek Lainnya, (7) Total Konsumen Lalu, (8) Total Konsumen Saat Ini.

(9)

Pada Tabel 2 Pada garis horizontal menunjukkan jumlah konsumen yang berpindah merek maupun yang loyal pada masa lalu, sementara garis vertikal l menunjukkan jumlah konsumen yang berpindah maupun yang loyal terhadap satu merek pada saat ini. Dengan jumlah konsumen yang beralih ke merek Torabika dan good Day lebih banyak bila dibandingkan dengan konsumen yang pindah dari kedua merek tersebut. Sedangkan jumlah konsumen yang berpindah dari merek Nescafe, Indocafe, ABC Instan, lainnya (Kopiko dan Kapal Api) lebih banyak bila dibandingkan dengan konsumen yang beralih ke merek-merek tersebut.

5.2 Pertimbangan Konsumen Dalam Memilih Dan Berpindah Merek Kopi Instan

5.2.1 Pertimbangan Konsumen Dalam Memilih Kopi Instan

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja kopi instan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk kedalam faktor internal dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari teman/orang lain, kebiasaan dari keluarga, pendapatan, sekedar mencoba, dan mudah diperoleh.

Sedangkan yang termasuk kedalam dan faktor eksternal adalah harga, variasi produk/keanakeragaman rasa, cita rasa, aroma, iklan dan promo bonus.

Tabel 5.5 Pertimbangan Konsumen Dalam Memilih Kopi Instan Dengan Merek Tertentu

Pertimbangan Memilih

Merek Kopi Instan Total Proporsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (%)

Harga Eknomis 1 1 0 1 3 0 6 6,25

Variasi Produk/

Keanekaragaman Rasa

1 3 0 1 0 2 7 7,29

Cita Rasa 8 16 10 7 0 1 42 43,75

Aroma 2 0 0 1 1 0 4 4,16

Iklan 0 2 1 0 0 0 3 3,12

Promo Bonus 0 1 0 0 0 0 1 1

Pendapatan 0 0 0 0 0 0 0 0 Mudah Diperoleh 3 3 1 2 2 0 11 11,45 Sekedar mencoba 3 2 1 4 0 0 10 10,4

(10)

Rekomendasi Dari Teman/Orang Lain

0 2 0 0 0 0 2 2 Kebiasaan Dari

Keluarga 0 0 0 4 0 0 4 4,16

Lainnya : 1 1 0 2 2 0 6 6,35

Konsumen 19 31 13 22 8 3 96 100%

Keterangan : (1) Torabika, (2) Good Day, (3) Nescafe, (4) Indocafe, (5) ABC Insta, (6) Merek Lainnya.

Dari penelitianyang dilakukan maka diperoleh pertimbangan terbesar konsumen adalah konten dari kopi instan sendiri yaitu cita-rasa dengan nilai sebesar 42 konsumen (43,75%), kemudian variasi produk/keanekaragaman produk yang dipilih 7 konsumen (7,29%). Sementara untuk faktor internal, mudahnya produk tersebut diperoleh yang dipilih oleh 11 orang (11,45%) dan alasan sekedar mencoba dipilih oleh 10 konsumen (10,4%).

5.2.2 Pertimbangan Dalam Berpindah Merek Produk Kopi Instan

Ada dua faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan yaitu, faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), dan faktor lingkungan (eksternal). Salah satunya adalah faktor lingkungan, faktor lingkungan ini melalui komunikasi seperti komunikasi dari individu ke individu atau komunikasi kelompok, komunikasi pemasaran seperti iklan. Karena alasan tersebut, terpililah pertimbangan dalam berpindah merek yaitu Alasan yang peneliti ditetapkan dalam berpindah merek adalah harga/diskon, rekomendasi dari teman/orang lain, iklan, promo bonus, dan ketidak puasan setelah mengkonsumsi produk kopi instan merek sebelumnya

(11)

Tabel 5.6 Pertimbangan Konsumen dalam Berpindah Merek Kopi Instan ke Merek Lainnya

Pertimbangan Berpindah

Berpindah dari Merek ke Merek

Torabika- Good Day Torabika-Nescafe Torabika-Indocafe Torabika-ABC Instan Torabika-Lainnya Good Day-Torabika Good Day-Nescafe Good Day-Indocafe Good Day-ABC Instan Nescafe-Torabika Nescafe-Good Day Nescafe-Indocafe Nescafe-ABC Instan Indocafe-Torabika Indocafe-Good Day Indocafe-ABC Instan Indocafe-Lainnya ABC Instan-Torabika ABC-Instan-Good Day ABC Instan-Indocafe Lainnya-Torabika Lainnnya-Good Day Lainnya-Indocafe

Total

Harga/Diskon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

Sekedar mencoba

1 1 3 0 1 4 6 1 1 8 3 2 2 7 1 0 1 1 2 1 46

Rekomendasi dari Teman/

Orang Lain

1 0 0 0 0 2 1 2 1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 11

Iklan 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 1 11

Promo Bonus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ketidakpuasaan Setelah

Mengkonsumsi Kopi Instan

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

71

(12)

5.3 Pengeluaran untuk Mengkonsumsi Kopi Instan Tiap Bulannya

Frekuensi pembelian dan pengeluaran yang dilakukan konsumen disajikan pada Tabel 5.7 berikut ini.

Tabel 5.7. Tabel Pengeluaran dan Frekuensi Pembelian merek Jumlah

konsumen Konsumsi setiap bulannya

Pengeluaran per bulan (Rp)

Pendapatan per bulan (Rp)

Proporsi (%) Torabika 19 261 652.500 23.850.000 2,7 Good day 31 408 1.020.000 44.230.000 2,3 Nescafe 13 178 445.000 17.300.000 2,6 Indocafe 22 292 730.000 23.500.000 3,1 ABC

Instan

8

110 165.000 10.300.000

1,6

lainnya 3 45 67.500 5.000.000 1,4

Jumlah 96 1.294 3.080.000 124.180.000 2,5 Rata-rata 13,5 32.083,33 1.293.541,7

Besarnya rata-rata pengeluaran perbulan untuk konsumsi berbagai merek kopi instan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pendapatan per bulan dari tiap konsumen yaitu Rp. 32.083,33 < Rp. 12.293.541,7 atau sebesar 2,5% dari pendapatan yang dikeluarkan untuk membeli kopi instan.

5.4 Estimasi Pangsa Pasar dari Berbagai Merek Produk Kopi Instan di Masa Yang Akan Datang

5.4.1 Pangsa Pasar Awal

Dari 96 Konsumen didapat pangsa pasar saat ini sesuai dengan Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Pangsa Pasar Saat Ini

Sumber : Lampiran 1 (diolah), 2018

5.4.1 Kondisi Estimasi Dengan Rantai Markov

Untuk menghitung pangsa pasar dengan rantai Markov ini maka harus diketahui terlebih dahulu probabilitas transisi dari tiap kopi instan sachet yang diteliti.

No. Merek konsumen saat ini Pangsa pasar (%)

1. Torabika 19 20

2. Good Day 31 32

3. Nescafe 13 14

4. Indocafe 22 23

5. ABC Instan 8 8

6. Lainnya 3 3

Total 96 100

(13)

Maka, P12 = 4

15 = 0,267 ; P12 = 3

15 = 0,2 demikian juga untuk perhitungan selanjutnya sehingga diperoleh data probabilitas transisi dari brand switching patern seperti pada tabel 5.9 berikut

Tabel 5.9 Probabiltas Transisi Dari Tiap Merek Kopi Instan

Dari Merek

Merek Kopi Instan

Ke Merek

Torabika Good Day

Nescafe Indocafe ABC Instan

Lainnya Torabika 0,267 0,200 0,133 0,200 0,133 0,067 Good Day 0,214 0,321 0,250 0,143 0,071 0,000

Nescafe 0,048 0,476 0,190 0,190 0,095 0,000

Indocafe 0,250 0,350 0,000 0,300 0,050 0,050 ABC Instan 0,143 0,143 0,000 0,571 0,143 0,000

Lainnya 0,400 0,200 0,000 0,200 0,000 0,200

Market Share 0,200 0,320 0,140 0,230 0,080 0,030

untuk menghitung pangsa pasar di masa yang akan datang atau periode dua dalam hal ini 3 bulan ke depan dengan rumus yang disebutkan sebelumnya maka,

MK(1) = MK(0). P

[0,2 0,32 0,14 0,23 0,08 0,03]

[

0,267 0,200 0,133 0,200 0,133 0,067 0,214 0,321 0,250 0,143 0,071 0,000 0,048 0,476 0,190 0,190 0,095 0,000 0,250 0,350 0,000 0,300 0,050 0,050 0,143 0,143 0,000 0,571 0,143 0,000 0,400 0,200 0,000 0,200 0,000 0,200 ] MK(1) = [0,21 0,307 0,133 0,233 0,086 0,031]

Berdasarkan pada data diatas maka telah diketahui pangsa pasar kopi instan pada satu tahun ke depan dan dua tahun ke depan. untuk lebih jelasnya akan dijabarkan pada tabel 5.11 berikut.

(14)

Tabel 5.11 Pangsa Pasar Tiga Tahun Ke Depan No. Merek Kopi

Instan 2019 2020 2021 Rata-rata

1. Torabika 21,2% 21,2% 21,1% 20,9%

2. Good Day 30,2% 30,2% 30,1% 30,6%

3. Nescafe 12,8% 12,8% 12,8% 13,1%

4. Indocafe 23,7% 23,6% 23,6% 23,5%

5. ABC Instan 8,6% 8,6% 8,6% 8,5%

6. Lainnya 3,2% 3,3% 3,2% 3,2%

Total 100% 100% 100% 100%

Sumber : Lampiran 1 (diolah), 2018

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

6.1 Kesimpulan

1) Konsumen yang beralih ke merek Torabika dan good Day lebih banyak bila dibandingkan dengan konsumen yang pindah dari kedua merek tersebut.

Sedangkan jumlah konsumen yang berpindah dari merek Nescafe, Indocafe, ABC Instan, lainnya (Kopiko dan Kapal Api) lebih banyak bila dibandingkan dengan konsumen yang beralih ke merek-merek tersebut.

2) Pertimbangan konsumen dalam memilih adalah :

- Torabika, dipilih karena harga ekonomis, terdapat variasi/keanekaragaman rasa, cita-rasa, aroma, mudah diperoleh, dan sekedar mencoba serta alasan lainnya yaitu untuk bergadang

- Good Day, dipilih karena cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen, terdapat variasi/keanekaragaman rasa, mudah diperoleh, iklan, promo bonus, rekomendasai dari teman/orang lain, harga yang ekonomis dan alasan lainnya yaitu kemasan yang menarik.

- Nescafe, dipilih karena cita rasa, iklan, mudah diperoleh, sekedar mencoba.

- Indocafe dipilih karena harga ekonomis, terdapat variasi/keanekaragaman rasa, aroma yang sedap, mudahnya diperoleh, sededar mencoba, kebiasaan dari keluarga dan lainnya seperti diminum untuk bergadang

- ABC Instan, dipilih karena harga ekonomis, aromanya sesuai, mudah didapatkan, dan alasan lainnya seperti bergadang

(15)

- Lainnya (Kapal Api, Kopiko), dipilih karena adanya variasi/ keanekaragaman rasa, dan cita rasa.

Pertimbangan konsumen dalam berpindah merek yaitu sekedar mencoba, rekomendasi dari teman/orang dan iklan, ketidakpuasan konsumen setelah mengkonsumsi kopi instan merek sebelumnya, harga ataupun adanya diskon 3) pengeluaran perbulan untuk konsumsi berbagai merek kopi instan yaitu Rp.

32.083,33 < Rp. 12.293.541,7 atau sebesar 2,5% dari pendapatan yang dikeluarkan untuk membeli kopi instan.

4) Prediksi pangsa pasar pada tahun 2021 untuk Torabika sebesar 21,1%, Good Day sebesar 30,1%, Nescafe sebesar 12,8%, Indocafe sebesar 23,6%, , ABC Instan sebesar 8,6%, dan merek lainnya sebesar 3,2%

6.2 Saran

1) Untuk Perusahaan Kopi Instan

perusahaan harus lebih meningkatkan kualitas produk terutama konten dari produk itu sendiri. Perusahaan juga harus menjaga keunggulan yang dimiliki tetapi tetap melakukan inovasi dengan melihat keunggulan yang tidak dimilki oleh kompetiror lainnya.selain itu perusahaan harus melakukan penilaian rutin produknya terhadap keinginan dari konsumen.

2) Kepada Peniliti Selanjutnya

Dengan memperluas sampel dan menambah persepsi konsumen dalam memilih maupun berpindah merek produk kopi instan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia. 2009. Roadmap Industri Pengolahan Kopi. Departemen Perindustrian. Jakarta

Kotler. Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Prehallindo. Jakarta

Peter, J.Paul Dan Jerry C Oldson. 2002. Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran. Erlangga. Jakarta

Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian.2016. Outlook Kopi Komoditas Pertanian Subsector Perkebunan.

Jakarta

Schiffman L, Kanuk LL. 2007. Perilaku Konsumen. Indeks. Jakarta Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

(16)

Gambar

Gambar 1. Jenis Diversifikasi Produk Kopi  Sumber : Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia 2009
Tabel 1. Jumlah Sampel Tiap Perguruan Tinggi
Tabel 3.  Pola Perpindahan Merek Kopi Instan  Merek  Brand Switching
Tabel  5.5  Pertimbangan  Konsumen  Dalam  Memilih  Kopi  Instan  Dengan  Merek Tertentu
+5

Referensi

Dokumen terkait

PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur salah satu perusahaan yang menjalankan program Corporate Social Responsibilty dengan istilah PKBL selama 12 tahun..

Dilihat dari tabulasi silang penilaian hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kejadian iritasi vagina saat menstruasi di SMP Negeri 8 Manado menunjukan

Secara absolut, tidak ada perbedaan pendapatan usahatani kedelai di Jawa dan luar Jawa selama lima tahun terakhir ini (Tabel 2). Hal ini dimungkinkan karena adanya laju

JUDUL : WASPADAI GIGITAN NYAMUK CULEX MEDIA : MINGGU PAGI. TANGGAL : 20

Metode TGT dalam penerapannya membutuhkan kreativitas pengajar, hal ini dikarenakan games seperti apa yang akan diterapkan kepada peserta didiknya. Permainan atau

(3) Izin usaha jasa penunjang tenaga listrik yang diberikan oleh bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, tidak termasuk untuk usaha jasa pemeriksaan

Pilih salah satu hasil pencarian dengan mengklik pada thumbnail atau link sehingga akan tampil informasi yang lebih lengkap mengenai worksheet tersebut (Gambar 4)..

Manfaat yang diharapkan secara akademis dalam penelitian ini adalah memberikan sumbangan positif untuk penelitian selanjutnya mengenai motif dari pendengar program