ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER KAYU JATI SEBAGAI BAHAN BAKU MEBEL MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS
Iriani1), Rifan Churiadi2), Budi Santoso2), Endang Pudji W3)
1,2,3)
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
e-mail : [email protected]1), [email protected]2), [email protected]3), [email protected]4)
ABSTRAK
UD. Lestari Furniture adalah perusahaan dagang mebel khusus kayu jati, yang berlokasi di Desa Balongrejo, Kec. Berbek Kab. Nganjuk, Jawa Timur. Dalam proses produksinya, UD. Lestari Furniture mempunyai 4 supplier kayu jati untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan.
Supplier tersebut terdiri dari TPK Tamanan-nganjuk, TPK, Sengoar-nganjuk, TPK Bagor-nganjuk, TPK Saradan Madiun. Terdapat kelemahan dalam pemilihan supplier yang dilakukan oleh UD.
Lestari Furniture yaitu mengambil keputusan berdasarkan pada harga yang ditawarkan, kualitas yang dimiliki bahan baku, kapasitas bahan baku dan pengiriman bahan baku secara subyektif, tetapi pada kenyataannya perusahaan menilai berdasarkan harga yang ditawarkan dimana perusahaan memilih supplier dengan harga yang murah tetapi berdampak pada umur kayu yang masih muda sehingga tidak layak dalam pembuatan furniture. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian pemilihan supplier kayu jati sebagai bahan baku mebel dengan metode Analytic Network Process dengan harapan dapat ditentukan supplier yang terbaik.
Kata kunci : Pemilihan pemasok, ketergantungan sub kriteria, Analytic Network Process
ABSTRACT
UD. Lestari Furniture is a furniture trading company specialized in teak wood, located in Balongrejo Village, Kec. Berbek Kab. Nganjuk, East Java. In the production process, UD. Lestari Furniture has 4 teak suppliers to meet the needs of the company's raw materials. The supplier consists of TPK Tamanan-nganjuk, TPK, Sengoar-nganjuk, TPK Bagor-nganjuk, TPK Saradan Madiun. There is a weakness in the selection of suppliers made by UD. Lestari Furniture is making decisions based on the price offered, the quality of raw materials, raw material capacity and delivery of raw materials subjectively, but in fact the company assesses the price offered where the company chooses suppliers at low prices but has an impact on the age of wood Still young so not feasible in the manufacture of furniture. With the existence of the problem then do the research of selection of teak wood supplier as raw material of furniture with Analytic Network Process method with hope can be determined by the best supplier.
Keywords: Supplier selection, sub criteria dependency, Analytic Network Process
I. PENDAHULUAN
UD. Lestari Furniture adalah perusahaan dagang mebel khusus kayu jati, yang berlokasi di Desa Balongrejo, Kec. Berbek Kab. Nganjuk, Jawa Timur. Dalam proses produksinya, UD. Lestari Furniture mempunyai 4 supplier kayu jati untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Supplier tersebut terdiri dari TPK Tamanan-nganjuk, jln Tamanan, Ngadiboyo Rejoso, Nganjuk, TPK, Sengoar-nganjuk, desa sengoar kec Gondang Kab Nganjuk, TPK Bagor-nganjuk, desa Paron kec Bagor kab Nganjuk, TPK Saradan Madiun, jln Klumutan, Sugihwaras Saradan Nganjuk. Terdapat kelemahan dalam pemilihan supplier yang dilakukan oleh UD. Lestari Furniture yaitu mengambil keputusan berdasarkan pada harga yang ditawarkan, kualitas yang dimiliki bahan baku, kapasitas bahan baku dan pengiriman bahan baku secara subyektif, tetapi pada kenyataannya perusahaan menilai berdasarkan harga yang ditawarkan dimana perusahaan memilih supplier dengan harga yang murah tetapi berdampak pada umur kayu yang masih muda sehingga tidak layak dalam pembuatan furniture. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian pemilihan supplier kayu jati sebagai bahan baku mebel dengan metode Analytic Network Process dengan harapan dapat ditentukan supplier yang terbaik.
Dari latar belakang diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana menganalisis pemilihan supplier yang terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang di perlukan oleh UD. Lestari Furniture.?”
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Mengetahui hasil analisis pemilihan supplier yang terbaik berdasarkan kriteria- kriteria yang di perlukan oleh UD. Lestari Furniture.
II. TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan Supplier
Memilih supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila supplier tersebut akan memasok item kritis dan akan digunakan dalam jangka panjang sebagai supplier penting. Pemilihan supplier yang baik akan melancarkan proses produksi perusahaan, menghasilkan produk jadi maupun jasa yang berkualitas dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Pemilihan supplier yang salah dapat memperburuk posisi seluruh rantai suplai, keuangan dan operasional.
Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam pemilihan supplier. Kriteria yang digunakan tentunya mencerminkan startegi supply chain maupun karakterisitik dari item yang akan dipasok. Secara umum banyak perusahaan yang mnggunakan kriteria- kriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu pengiriman.
Tabel Dickson
Sumber : I Nyowan Pujawan 2010
ANP (Analytical Network Process)
Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif, Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP.
Supermatriks dibangun dengan menempatkan kluster dan semua elemen masing-masing kluster dalam urutan secara vertikal di sebelah kiri dan secara horizontal di sebelah atas. Vektor prioritas dari perbandingan berpasangan nampak dalam suatu kolom yang sesuai dari suatu supermatriks (Saaty, 1999).
Supermatriks terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Tahap supermatriks tanpa bobot (unweighted supermatrix) 2. Tahap supermatriks terbobot (weighted supermatrix) 3. Tahap supermatriks batas (limit supermatrix)
.
Dasar Perbandingan Kriteria Sumber : Saaty 1993 Langkah-Langkah ANP
Berikut ini adalah lima langkah pembuatan ANP (Maede et al., 2002):
Langkah 1: Buat suatu hirarki jaringan keputusan yang menunjukkan hubungan antar factor keputusan,
Langkah 2: Buat matriks perbandingan berpasangan diantara faktor yang mempengaruhi keputusan
Langkah 3: Hitung relative importance weight vectors dari faktor-faktor yang ada
Tingkat ketidak konsistenan pada respon di sebut dengan rasio ketidak konsistenan(CR).
Langkah 4: Pembentukan supermatriks dan analisis
Supermatriks yaitu suatu matrik yang tersusun dari relative importance weight vectors.
Langkah 5: Menghitung bobot akhir
Hitunglah bobot akhir dengan meningkatkan supermatriks dengan 2n+1, dimana k merupakan sembarang angka yang besar sampai stabilitas bobot terjadi.
III. METODE PENELITIAN Identifikasi dan Definisi Variabel
Dalam penelitian ini diperlukan suatu identifikasi terhadap variabel-variabel penelitian. Berdasarkan pada judul penelitian, maka dapat diidentifikasi variabel-variabel yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari variabel perubahan varibel bebas yaitu : Supplier terbaik
b. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah faktor yang menjadikan pokok permasalahan yang ingin diteliti. Variabel bebas antara lain :
1. Harga bahan baku supplier
2. Kualitas bahan baku yang dikirim oleh supplier 3. Pengiriman bahan baku oleh supplier
4. Respon klaim supplier terhadap bahan baku cacat yang dikirim Metode Pengumpulan Data
Sebagai sumber data dalam penelitian ini digunakan variabel primer dan variabel data sekunder
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kriteria Dan Sub Kriteria
Kriteria dan sub kriteria yang digunakan untuk memilih supplier dalam penelitian ini di dapatkan dengan cara berdiskusi dengan pemilik perusahaan UD. Lestari Furniture selaku pengambil keputusan dalam masalah pemilihan supplier bahan baku dengan menggunakan acuan dari Dickson‟s Vendor Selection Criteria (weber, et al 1991) serta amin dan zhang (2012) tahap reduksi selanjutnya menggunakan kuesioner yang bertujuan mengukur tingkat kepentingan kriteria-kriteria tersebut sekaligus memverifikasi apakah kriteria tersebut benar-benar dianggap penting oleh perusahaan. sebagai reverensi yang telah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan saat ini. Dari hasil diskusi dengan pemilik perusahaan didapatkan kriteria dan sub kriteria seperti pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Penentuan kriteria dan sub kriteria
NO KRITERIA SUB KRITERIA
1 HARGA (P) Konsistensi harga (P1) Diskon (P2) 2 KUALITAS (Q) Konsistensi mutu (Q1)
Umur kayu jati (Q2) 3 PENGIRIMAN (D)
Tepat waktu (D1) Ketersediaan bahan
baku (D2)
4 LETAK
GEOGRAFIS (L)
Jarak lokasi (L1) Strategis (L2)
Tabel 4.2 supplier kayu jati
Alternatif Perusahaan
Alternatif supplier kayu jati
TPK Tamanan - Nganjuk TPK Sengoar - Nganjuk
TPK Bagor - Nganjuk TPK Saradan - Madiun
Rekapitulasi Kuesioner Ketergantungan Antar Subkriteria Tabel 4.3
Rekapitulasi Kuesioner Hubungan Antar Subkriteria
Gambar 4.1 Model ANP
Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan
Sebelum dilakukan pembobotan perbandingan berpasangan langkah pertama yaitu dengan membuat matrik perbandingan berpasangan yang tertera dalam software super decision.
Subkriteria yang dipengaruhi
P1 P2 Q1 Q2 D1 D2 L1 L2
Sub kriteria yang mempengaruhi
P1 3 3 1 2
P2 1 2 3 2
Q1 3 1 3
Q2 3 1 2 2
D1 1 2 3 1
D2 3 2 2 2
L1 2 1 3 3
L2 3 2
Gambar 4.2
Matrik perbandingan berpasangan alternative
Pembobotan Kriteria Harga
Setelah dilakukan rataan geometrik dari hasil penilaian responden pada perbandingan berpasangan tiap kriteria, didapatkan hasil dimana alternative sedikit lebih penting dibandingkan dengan kualitas, alternative lebih penting dibandingkan letak geografis dan seterusnya.
Gambar 4.3
Perbandingan berpasangan kriteria harga
Pada gambar 4.4 di bawah ini, nilai yang tertera menunjukkan hasil perhitungan nilai prioritas (eigenvector) dari kriteria harga yang di dapat dari software super decision.
Dapat dilihat bahwa peringkat pertama kriteria yang paling penting adalah alternative sebesar 0,53223, disusul kriteria Kualitas (Q) sebesar 0,24125, Letak Geografis (L) sebesar 0,11821, Pengiriman sebesar 0,10831. Dengan syarat bahwa hasil perbandingan berpasangan yang dapat diterima adalah yang memiliki nilai inconsistency tidak lebih dari 0,1, maka perbandingan berpasangan kriteria ini dapat diterima karena menunjukkan nilai inconsistency sebesar 0,02333.
Gambar 4.4
Nilai Prioritas (eigenvector) Perbandingan Berpasangan Kriteria Harga
Pembobotan Sub-Kriteria
a. Pembobotan Sub-Kriteria Diskon
Setelah melakukan perbandingan berpasangan terhadap setiap kriteria,
langkah berikutnya adalah melakukan perbandingan berpasangan terhadap sub-kriteria pada masing-masing kriteria / cluster-nya. Metode yang dilakukan sama dengan perbandingan berpasangan pada kriteria.
Gambar 4.5
Hubungan Diskon Dengan alternative
Berdasarkan gambar 4.5 diketahui pada hubungan sub kriteria diskon dengan cluster alternative dimana tpk saradan madiun lebih penting dibandingkan tpk bagor nganjuk, tpk sengoar nganjuk sedikit lebih penting dibandingkan dengan tpk bagor nganjuk dan seterusnya.
Gambar 4.6
Hubungan Diskon Dengan Kriteria kualitas
Berdasarkan gambar diatas diketahui pada hubungan sub kriteria diskon dengan cluster kualitas dimana konsistensi mutu sama pentingnya dengan umur kayu jati sehingga nilainya 1.
Unweighted Supermatrik Super Decision
Setelah perhitungan bobot antar subkriteria dan antar kriteria, tahap selanjutnya adalah meletakkan bobot masing-masing subkriteria ke dalam sebuah supermatriks yang dinamakan unweighted supermatriks. Hasil perhitungan unweighted supermatriks dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.7
Hasil unweighted supermatrik super decision
Weighted Super Matrix
Setelah unweigted supermatriks diperoleh, langkah selanjutnya yaitu menghitung weight supermatriks dengan cara perkalian unweight supermatriks dengan (eigenvector) antar kriteria, hasil perhitungan weighted supermatriks dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4. 8
Hasil weighted supermatrik super decision
Limit SuperMatriks
Supermatriks ini diperoleh dengan membangkitkan weighted supermatriks dengan cara mengalikan weight supermatriks secara terus menerus sampai nilai pada satu baris bernilai sama. Limit supermatriks ini juga merupakan hasil akhir untuk melakukan perangkingan, hasil dari software super decisions.
Gambar 4.9
Hasil limit supermatrik super decision
Normalisasi Limithing Matrix
Tabel 4.3
Nilai Prioritas dari software super decision
Name Normalized By
Cluster
Limiting
Tpk Bagor Nganjuk 0.11772 0.060301
Tpk Saradan Madiun 0.40893 0.209477
Tpk Sengoar Nganjuk 0.18074 0.092582
Tpk Tamanan Nganjuk 0.29261 0.149891
Diskon 0.44303 0.071185
Konsistensi harga 0.55697 0.089491
Konsistensi Mutu 0.55174 0.093179
Umur Kayu Jati 0.44826 0.075704
Jarak Lokasi 0.62623 0.049166
Strategis 0.37377 0.029345
Ketersediaan Bahan Baku 0.68713 0.054749
Tepat Waktu 0.31287 0.024929
Dari table 4.3 diatas diketahui untuk mengidentifikasi nilai normalisasi dari terbesar sampai terkecil kita dapat melihat bahwa sub-kriteria konsistensi mutu mendapatkan nilai sebesar 0.093179 atau 9,3179%. Pada posisi kedua ada sub-kriteria Konsistensi harga sebesar 0.089491 atau 8,9491%, posisi ketiga sub-kriteria Umur Kayu Jati nilai sebesar 0.075704 atau 7,5704%. Posisi ke empat sub kriteria Diskon dengan nilai sebesar 0.071185 atau 7,1185%, posisi ke lima sub kriteria Ketersediaan Bahan Baku dengan nilai sebesar 0.054749 atau 5,4749%, posisi ke enam sub kriteria Jarak Lokasi dengan nilai sebesar 0.049166 atau 4,9166% posisi ke tujuh sub kriteria Strategis dengan nilai sebesar 0.029345 atau 2,9345% dan posisi terakhir dengan sub kriteria Tepat Waktu dengan nilai sebesar 0.024929 atau 2,4929%.
Menentukan Ranking Tiap Supplier
Tabel 4.5 Nilai Prioritas dari software super decision
Graphic Alternatives Total Ranking
Tpk Bagor Nganjuk 0.0603 4
Tpk Saradan Madiun 0.2095 1
Tpk Sengoar Nganjuk 0.0926 3
Tpk Tamanan Nganjuk 0.1499 2
Dapat dilihat bahwa supplier yang mendapatkan penilaian paling baik adalah Tpk Saradan Madiun dengan nilai 0.2095 atau 20,95%, disusul Tpk Tamanan Nganjuk dengan nilai 0.1499 atau 14,99%, Tpk Sengoar Nganjuk 0.0926 atau 9,26% terakhir Tpk Bagor Nganjuk dengan nilai 0.0603 atau 6,03%.
V. KESIMPLUAN DAN SARAN KESIMPULAN
Dari penelitian tugas akhir yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ini dimana supplier terbaik prioritas pertama adalah Tpk saradan madiun dengan nilai sebesar 0.2095 atau 20,95%, kedua Tpk Tamanan nganjuk dengan nilai 0.1499 atau 14,99% ketiga Tpk Sengoar nganjuk dengan nilai 0.0926 atau 9,26% dan terakhir Tpk Bagor nganjuk dengan nilai 0.0603 atau 6,03%. Adapun yang menjadi prioritas utama di TPK Saradan karena unggul dalam berbagai sub kriteria yang pertama Diskon (P2) lebih baik dari TPK sengoar dan TPK Bagor, yang kedua Konsistensi Harga (P1) lebih baik dari TPK Tamanan, TPK, Sengoar dan TPK Bagor, yang ke tiga Konsistensi Mutu (Q1) dimana TPK Saradan unggul dari 3 supplier lainnya dst.
2. Adapun bobot penilaian masing-masing kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih supplier menghasilkan urutan prioritas kriteria pada urutan pertama yaitu kriteria Kualitas (Q) sebesar 0,21029 atau 21,029%, Harga (P) sebesar 0,17947 atau 17,947%, Letak Geografis (L) sebesar 0,09625 atau 9,625% dan Pengiriman sebesar 0,06113 atau 6,113%. Pada jajaran sub kriteria yang menjadi prioritas dalam pemilihan supplier terbaik adalah Konsistensi Mutu ( Q1) dengan nilai sebesar 0.093179 atau 9,3179%, Konsistensi harga (P1) sebesar 0.089491 atau
8,9491%, Umur Kayu Jati (Q2) nilai sebesar 0.075704 atau 7,5704%, Diskon (P2) dengan nilai sebesar 0.071185 atau 7,1185%, Ketersediaan Bahan Baku (D2) dengan nilai sebesar 0.054749 atau 5,4749%, Jarak Lokasi (L1) dengan nilai sebesar 0.049166 atau 4,9166%, Strategis (L2) dengan nilai sebesar 0.029345 atau 2,9345% dan Tepat Waktu (D1) dengan nilai sebesar 0.024929 atau 2,4929%.
SARAN
1. Dalam memilih supplier kayu jati di UD Lestari Furniture perlu memberi kriteria- kriteria yang mendukung untuk pemilihan supplier terbaik tidak fokus terhadap 1 kriteria saja.
2. Menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) dalam melakukan pemilihan supplier kayu jati karena dengan metode ini UD Lestari Furniture mendapatkan gambaran yang cukup jelas mengenai bobot dari masing-masing kriteria yang dipiih sebagai faktor pertimbangan dalam memilih supplier.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, A. R, 2015 , “ Pola Pertumbuhan dan Kualitas Kayu Jati” URL : http://biologihutan.blogspot.co.id/2015/12/pola-pertumbuhan-dan-kualitas-kayu- jati.html
Alfian, Sandy Ignatius dan Fathuraman, 2013, Penggunaan Metode ANP dalam Pemilihan Suppplier Bahan Baku kertas pada PT Mangle Panglipur, Seminar Nasional, Universitas katolik parahyangan, Bandung
Aziz IJ. (2010). Analytic Network Process with Feedback Influence: A New Approach to Impact Study. Paper for Seminar Organized by Department of Urban and Regional Planning. University of Illinois at Urbana Campaign.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). Standar Nasional Indonesia.
http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_mai n/sni/cari_simple. 1 April 2011
Bayazit, O. 2016. A New Methodology In Multiple Criteria Decision-Making System:Analytic Network Process (ANP) And An Application. Ankara University.Ankara.
Dewayana S. Triwulandari dan Budi Ahmad, 2009, Pemilihan Pemasok Cooper Rod Menggunakan Metode ANP di PT Olex Cables Indonesia, Jurnal Teknik Industri, Undip, Semarang
Dickson. (1966). An analysis of vendor selection : systems and decisions, Journal of Purchasing, Vol. 1, N. 2, pp: 5-17
Harker, P. T. & L. G. Vargas (1987). "The Theory of Ratio Scale Estimation: Saaty's Analytic Hierarchy Process." At/anage- ment Science. Vol. 33, pp. 1383-1403.
http://custommebel.com/2016/02/24/kesalahan-memilih-grade-kayu-jati merugikan-anda- jutaan-rupiah/
http://www.jeparagardenfurniture.com/articles/kualitas-kayu-jati-grade-b.html
I Nyoman Pujawan dan mahendrawathi, 2010, Supply Chain Management, Edisi Kedua, (Penerbit: Guna Widya)
Iriani Yani dan Herawan Topan, 2012, Pemilihan Supplier Bahan Baku Benang dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process(ANP) di Home industry nedy, Simposium Nasional, Universitas Wdyatama, Bandung
Pungkasanti Prind Triajeng, 2013, Penerapan ANP Sebagai Sistem Pendukung Keputusan dalam Pemberian Reward Dosen , Tesis, Undip, Semarang
Rimba, K, 2010 , “Ciri-ciri Kayu Jati Yang Berkualitas Baik” URL : http://rimbakita.blogspot.co.id/2012/11/ciri-ciri-kayu-jati-yang berkualitas.html Sandy ignatius, Alfian dan Giovani, 2013, Penerapan Metode ANP untuk Pemilihan
Supplier bahan baku pada CV TX, Seminar Nasional, Universitas katolik parahyangan, Bandung
Saaty, T. L. 2015. The Analytic Network Process. University of Pittsburgh.
Pittsburgh.