• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proceeding Seminar Nasional WALUYO JATMIKO 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proceeding Seminar Nasional WALUYO JATMIKO 2021"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN AIR MINUM BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU

DI CV. AIDRAT (AMSI) SUNAN DRAJAT 2

Ahmad A. Fathoni 1) dan Sunardi 2)

1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

CV. Aidrat (Amsi) Sunan Drajat bergerak dalam usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang terletak di Kabupaten Lamongan yang setiap harinya memproduksi ribuan produk. Adanya rencana meluaskan pemasaranya, dengan keinginan meningkatkan kapasitas produksi maka perusahaan juga perlu memperhatikan jumlah tenaga kerja untuk dapat mengakomodir keinginan tersebut.

Untuk mengevaluasi berapa jumlah tenaga kerja yang efisien maka perlu dilakukan perhitungan tingkat efisiensi. Kebutuhan dalam penelitian ini yaitu menghitung waktu baku (time study).

Berdasarkan hasil penelitian ini maka didapatkan hasil waktu baku pada produksi pengemasan botol 600 ml awalnya 286 detik dan setelah perbaikan menjadi 253 detik dengan mendapat usulan perbaikan jumlah tenaga kerja 7 yang memiliki tingkat efisiensi 77,14%, produksi pengemasan botol 1500 ml waktu baku awalnya 211 detik dan setelah perbaikan menjadi 162 detik dengan mendapat usulan penambahan jumlah tenaga kerja menjadi 8 yang memiliki tingkat efisiensi 78,09%, produksi pengemasan gelas 240 ml waktu baku awalnya 144 detik dan mendapatkan perbaikan menjadi 101 detik dengan mendapat usulan penambahan tenaga kerja menjadi 9 yang memiliki tingkat efisiensi 80,16%.

Kata Kunci: Perencaan Jumlah Tenaga Kerja , Time Study, Tingkat Efisiensi, Waktu Baku

ABSTRACT

CV. Aydrate (Amsi) Sunan Drajat is engaged in Bottled Drinking Water (AMDK) business located in Lamongan Regency which produces thousands of products every day. With a plan to expand its marketers with the desire to increase production capacity, companies also need to pay attention to the number of workers to be able to accommodate this desire.To evaluate how many efficient workers, it is necessary to calculate the level of efficiency. The need for this research is to calculate the standard time (time study). Based on the results of this study, the results of the standard time in the production of 600 ml bottle packaging were initially 286 seconds and after improvement it became 253 seconds by getting a suggestion to improve the number of workers 7 which had an efficiency level of 77.14%, the production of packaging bottles of 1500 ml initial raw time 211 seconds and after the improvement it becomes 162 seconds with a proposal to increase the number of workers to 8 which has an efficiency level of 78.09%, the production of 240 ml glass packaging, the initial standard time is 144 seconds and gets improvement to 101 seconds with a proposal to increase the workforce to 9 has an efficiency level of 80.16%.

Keywords: Planning Number of Workers, Time Study, Level of Efficiency, Standard Time

(2)

I. PENDAHULUAN

CV. Aidrat (Amsi) Sunan Drajat bergerak dalam usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang terletak di Kabupaten Lamongan yang setiap harinya memproduksi ribuan produk. Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) menjadi barang konsumsi yang sulit dipisahkan dalam keseharian masyarakat apalagi perusahaan ini menyuplai masyarakat dan santri-santri di berbagai pondok. Perusahaan air minum dalam kemasan ini sudah 10 tahun berdiri dan memiliki keinginan melebarkan produknya ke kota-kota lainya. Adanya rencana meluaskan pemasaranya maka perusahaan juga dituntut untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan tetap memperhatikan tingkat efisiensi agar tidak mengalami kerugian.

Keinginan meningkatkan kapasitas produksi maka perusahaan juga perlu memperhatikan jumlah tenaga kerja untuk dapat mengakomodir keinginan tersebut.

Apakah dengan menambah tenaga kerja akan memiliki nilai efisiensi yang tinggi dari sebelumnya atau sebaliknya. Berbicara mengevaluasi tenaga kerja yang perlu ditambah yaitu bagian proses pengemasan air minum dikarenakan proses ini paling sibuk dan membutuhkan penambahan tenaga kerja jika ingin meningkatkan kapasitas produksinya

Gambar 1.1

Grafik Jumlah Hasil Produksi pada Produk Botol 600 ml Tahun 2020-2021

Pada grafik tersebut menunjukan sering terjadi penurunan jumlah hasil produksi

yang dihasilkan oleh pekerja. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi, perusahaan

perlu memperhatikan berapa jumlah tenaga kerja yang efisien. Maka perlu dilakukan

perhitungan tingkat efisiensi , produktifitas dan biaya pekerja perproduk untuk lebih

memudahkan dalam mengambil keputusan. Kebutuhan dalam penelitian ini yaitu

menghitung waktu baku (time study). Harapan dari penelitian ini dengan memberikan

rekomendasi perbaikan terkait jumlah tenaga kerja yang efisien dan perusahaan juga akan

mengetahui kapasitas produksi yang bisa dihasilkan dengan tetap memperhatikan tingkat

efisiensi , produktifitas dan biaya pekerja perproduk.

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Studi Waktu (Time Study)

Pengambilan waktu dengan menggunakan stopwatch atau studi waktu yang pada awalnya diperkenalkan oleh Fredrick W. Taylor di tahun 1881, masih menjadi metode yang paling banyak digunakan hingga sekarang. Prosedur studi waktu mencakup menghitung waktu, contoh sampel kinerja seorang pekerja dan menggunakannya sebagai standar. Menurut Heizer dan Render (2014) seorang pekerja yang terlatih dan berpengalaman dapat menerapkan standar dengan delapan langkah berikut:

a. Definisikan pekerjaan yang akan diamati (setelah analisis metode dilakukan) b. Bagi pekerjaan menjadi unsur-unsur yang tepat (bagian dari pekerjaan yang sering

membutuhkan tidak lebih dari beberapa detik)

c. Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan (jumlah siklus atau sampel yang dibutuhkan)

d. Hitung waktu dan catat waktu unsur serta tingkat kinerja

e. Hitung waktu pengamatan rata-rata. Waktu pengamatan rata-rata merupakan rata- rata hitung waktu setiap unsur yang diukur disesuaikan terhadap pengaruh yang tidak lazim untuk setiap unsur.

Pengukuran Isecara Ilangsung

Cara pengukurannya dilaksanakan secara langsung dengan mengamati secara langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dan mencatat waktu yang diperlukan oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya dengan terlebih dahulu membagi operasi kerja menjadi elemen elemen kerja yang sedetail mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Dengan cara pengukuran langsung ini dapat menggunakan metode jam hent (Stopwatch Time Study) dan sampling kerja (Work Sampling).

Pengukuran Waktu Secara Tidakilangsung

Cara ipengukurannya idengan imelakukan ipenghitungan iwaktu ikerja idimana

ipengamat itidak iberada idi itempat ipekerjaan iyang idiukur. iCara ipengukuran itidak

ilangsung iini idapat imenggunakan idata iwaktu ibaku i(Standar iData) idan idata iwaktu

igerakan i(Predetermined iTime iSystem). iOperator iyang idipilih iuntuk idilakukan

ipenelitian ihendaknya imemiliki iskill inormal isehingga isetelah ididapatkan iwaktu ibaku

idapat idiikuti ioleh iratarata ioperator ilain.

(4)

B. Standard Time

Menurut i(Sutanto, i2016) iWaktu istandar iatau ijuga idisebut iwaktu ibaku iini iadalah iwaktu iyang idiperlukan ioleh iseorang ipekerja iyang ibekerja idalam itempo iyang iwajar iuntuk imengerjakan isuatu itugas iyang ispesifik idalam isistem ikerja iyang iterbaik. iWaktu istandar iini imerupakan idata ipenting idalam ipembagian ikerja idan ipenentuan ijumlah istasiun ikerja iyang idirencanakan. iUntuk imenghitung iStandard iTime idigunakan irumus i:

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑇𝑖𝑚𝑒 + (𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 % 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒)

(1)

Pengukuran iKerja idengan iJam iHenti i(Stopwatch iTime iStudy)

Pengukuran iwaktu ikerja idengan ijam ihenti i(Stopwacth iTime iStudy) idiperkenalkan ipertama ikali ioleh iFrederick iW. iTaylor isekitar iabad ike-19 iyang ilalu.

iStopwatch itime istudy iini imerupakan isalah isatu icara ipengukuran ikerja ilangsung

iyang imerupakan iteknik ipengukuran ikerja idengan imenggunakan istopwatch isebagai ialat ipengukur iwaktu iyang iditunjukkan idalam ipenyelesaian isuatu iaktifitas iyang idiamati i(actual itime).iWaktu yang berhasil diukur dan dicatat kemudian kemudian dimodifikasikan idengan mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkannyaidengan iallowances. iMetode iini iterutama isekali isangat icocok idiaplikasikan iuntuk ipekerjaan-pekerjaan iyang iberlangsung isingkat idan iberulang- ulang i(repetitive) i(Wignjosoebroto, i2003).

Secara igaris ibesar, ilangkah-langkah iuntuk ipelaksanaan ipengukuran iwaktu ikerja idengan ijam ihenti i(Stopwacth iTime iStudy) iini idapat idiuraikan isebagai iberikut:

1. Memilihioperatoridan idefinisi ipekerjaan iyang iakan iditeliti iuntuk diukur waktunya. Catat isemua iinformasi iyang iberkaitan ierat dengan ipenyelesaian ipekerjaan iseperti ilayout,ikarakteristik/spesifikasiimesin, jumlah ipekerja, iperalatan ikerja dan lain-lain.

2. Bagi ioperasi ikerja idalam ielemen-elemen ikerja isedetail-detailnya itapi imasih dalam ibatas ikemudahan iuntuk ipengukuran iwaktunya.

3. Amati, iukur, idan icatat iwaktu iyang idibutuhkan ioperator iuntuk imenyelesaikan

elemen-elemen ikerja itersebut. iTerdapat itiga imetode umum iyang idigunakan

dalam ipencatatan iwaktu iuntuk imengukur ielemen-elemen ikerja idengan

(5)

menggunakan imetode ijam ihenti i(Stopwacth iTime iStudy), iyaitu:

a. i Continuous iTiming i(pengukuran iwaktu isecara iterus imenerus)

Tombol istop-watch iditekan ipada isaat iawal ielemen ikerja idan iterus idibiarkan iberjalan iselama iperiode istudi. i

b. Repetitive i(Snap-back iMethod)

Jarum ipenunjuk istop-watch iselalu idikembalikan ike iposisi inol isetiap ikali isatu elemen kegiatan selesai dilaksanakan. iWaktu iyang idiamati idan idicatat iakan imerupakan waktu iyang isebenarnya. iTime istudy ianalyst iakan ibisa imendeteksi idengan imudah iadanya ivariasi iperbedaan iwaktu idari isetiap ielemen ikegiatan. i c. Accumelative iTiming

Merupakan ikombinasi icara ipengukuran idengan imetoda icontinuous idan isnap- back i(pengukuran idilaksanakan idengan imenggunakan idua iatau ilebih istop- watch iyang ibekerja isecara ibergantian). I

Test iKeseragaman iData

Uji ikeseragaman idata idimaksudkan iuntuk imemperlihatkan ibahwa idua iatau ilebih ikelompok idata isampel iberasal idari ipopulasi iyang imemiliki ivariansi iyang isama. iData iyang idikatakan, iyaitu iberasal idari isistem isebab iyang isama ibila iberada idiantara ikedua ibatas ikontrol, idan itidak iseragam, iyaitu iberasal idari isistem isebab iyang iberbeda.

√ ∑ (𝑥 𝑥̅)

𝑛 (2)

𝐴 𝑥̅

(3) 𝑥̅

(4)

Tes Kecukupan Data

Test kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang kita kumpulkan

sudah cukup. Idealnya sample diambil dalam jumlah yang banyak, tetapi mengingat faktor

waktu, biaya, tenaga, maka hal tersebut sulit dilakukan. Oleh karena itu digunakan istilah

kepastian yang diinginkan oleh pengamat berkenaan dengan sample yang diambil tersebut

(6)

(Wignjosoebroto, 2003). Jumlah pengamatan merupakan banyaknya data yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat ketelitian dan kepercayaan yang ditetapkan serta berdasarkan persentase dari elemen kerja. Jika N‟ < N maka data dianggap cukup, jika N‟ > N data diangap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.

𝑛 √𝑛 ∑ (∑ )

∑ (5)

Bila tingkat kepercayaan 99%, maka nilai k = 3 Bila tingkat kepercayaan 95%, maka nilai k = 2 Bila tingkat kepercayaan 68%, maka nilai k= 1.

Waktu iNormal i(Wn)

Waktu inormal iadalah iwaktu ipenyelesaian ipekerjaan iyang idiselesaikan ioleh ipekerja dalam ikondsi iwajar idan ikemampuan irata-rata i(tidak icepat idan itidak ilambat).

Ketidaknormalan idari iwaktu ikerja iyang iterjadi ibisa idiakibatkan ioleh ioperator iyang bekerja isecara ikurang iwajar iyaitu ibekerja idalam itempo iatau ikecepatan iyang itidak sebagaimana imestinya.

Waktu iBaku i(Wb)

Waktu inormal iuntuk isuatu ielemen ioperasi ikerja iadalah isemata-mata iuntuk menunjukan ibahwa isearang ioperator iyang iberkualitas ibaik iakan ibekerja imenyelesaikan pekerjaan ipada ikecepatan iatau itempo ikerja iyang inormal. iWaktu ibaku imerupakan waktu iyang idibutuhkan ioleh iseorang ipekerja iyang imemiliki itingkat ikemampuan irata-rata iuntuk imenyelesaikan isuatu ipekerjaan. iPertimbangan iwaktu ilonggar iantara ilain i: i

a. Kelonggaran iwaktu iuntuk ikebutuhan ipersonal i(Personal iAllowance). i b. Kelonggaran iwaktu iuntuk imelepaskan ilelah i(Fatigue iAllowance). i c. Kelonggaran iwaktu ikarena iketerlambatan i(Delay iAllowance). i

Waktu Normal = Waktu Siklus x P (1±Faktor

Penyesuaian) (6)

(7)

Rumus iwaktu ibaku iadalah i:

𝑛 𝑥

𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒 (7)

C. Tingkat Efisiensi

Penyeimbangan ilini imerupakan isuatu imetode ipenugasan isejumlah ipekerjaan ike dalam istasiun-stasiun ikerja iyang isaling iberkaitan/berhubungan idalam isuatu ilintasan atau ilini iproduksi isehingga isetiap istasiun ikerja imemiliki iwaktu iyang itidak imelebihi iwaktu siklus idari istasiun ikerja itersebut. iMenurut iBoysen i(2007), iline ibalancing imerupakan merupakan ipenyeimbangan ipenugasan ike istasiun ikerja iuntuk imeminimumkan banyaknya ijumlah istasiun ikerja idan imeminimumkan iidle itime ipada isemua istasiun kerja.

Balance delay

Balance delay adalah rasio antara waktu menganggur (idle time) dalam lintasan perakitan dengan waktu yang tersedia. Balance delay dari lini perakitan dapat dihitung dengan rumus berikut:

𝑛 𝑇 ∑ 𝑡𝑖

(𝑛 𝑇 ) 𝑥

(8)

Efisiensi lini (Line efficiency)

Efisiensi lini adalah rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang tersedia. Pendistribusian elemen kerja yang ada membentuk stasiun kerja dilakukan berdasarkan waktu siklus. Efisiensi lini dapat dihitung dengan rumus berikut:

𝑇

𝑇 𝑛

atau TE = 𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

(9)

D. Produktivitas Pekerja

Semakin itinggi iproduktivitas ikerja ikaryawan idalam iperusahaan, iberarti ilaba

iperusahaan idan iproduktivitas iakan imeningkat. iInternational ilabour iorganization i(ilo)

iyang idikutip ioleh iMalayu is.p ihasibuan i(2005: i127) imengungkapkan ibahwa isecara

ilebih isederhana imaksud idari iproduktivitas iadalah iperbandingan isecara iilmu ihitung

(8)

iantara ijumlah iyang idihasilkan idan ijumlah isetiap isumber iyang idipergunakan iselama iproduksi iberlangsung.

𝑟𝑜𝑑 𝑡𝑖 𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑟 𝑖𝑎𝑙 𝑎 𝑖𝑙 𝑝𝑎𝑟 𝑖𝑎𝑙

𝑎 𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (10)

Pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu:

1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 3. Ketepatan waktu

III. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian penentuan jumlah tenaga kerja berdasarkan waktu baku ini dilaksanakan melalui langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penyelesaian

Mulai

Pengumpulan Data Waktu Tiap Stasiun Kerja dengan Pengukuran Menggunakan Stopwatch

Uji Kesragaman Data Uji Kecukupan Data

Menghitung Tingkat Efisiensi Lintasan Produksi (TEn) Ya Tidak

Menetapkan perfomance rating & allowance Menghitung Waktu Baku

Menghitung Tingkat Efisiensinya Setelah Ditambahkan n+1 (TEn+1)

n +1

Jumlah Pekerja Optimal Kemasan Botol 600 ml, Botol 1500 ml dan Gelas 240 ml

Total Kebutuhan Air TE(n+1) > TEn

Menghitung Kebutuhan Air

A

Menghitung Kapasitas Produksi

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Waktu Baku

Berikut ini merupakan hasil data waktu pengamatan yang dilakukan pada masing- masing stasiun kerja dan dilakukan perhitungan waktu baku kecuali stasiun kerja yang diproses dengan mesin. Dibawah ini contoh perhitungan manual waktu baku dari pengemasan produk botol 600 ml.

𝑎 𝑡 𝑎 = 57 𝑥 100% 100%−14%

= 67 detik

Tabel 1

Perhitungan Waktu Baku Pengemasan Botol 600 ML

Sumber : Data Primer Diolah Lintasan

Produksi

Stasiun Kerja Allowance WN WB

Pengemasan Botol 600

ml

Pemberian Label (B1) 0,14 57 67 Pembersihan Botol

(B2)

0,15 46 54

Pengisian dan penutupan botol (B3)

- - 39

Pemanasan Botol (B4) - - 25

Pengemasan botol kedalam kardus , pengeleman kardus dan pemberian tanggal kadaluarsa (B5)

0,22 41 53

Pengemasan kardus kedalam palet (B6)

0,21 29 37

Kesimpulan dan Saran Hasil dan Pembahasan

TKA < 45.000L

Ya

Menambah Produksi

Air

Selesai

A

(10)

Tabel 2

Perhitungan Waktu Baku Pengemasan Botol 1500 ML

Sumber : Data Primer Diolah Tabel 3

Perhitungan Waktu Baku Pengemasan Gelas 240 ML

Sumber : Data Primer Diolah

B. Perhitungan Tingkat Efisiensi

Perhitungan tingkat efisiensi digunakan untuk mengetahui berapa tingkat keseimbangan antara jumlah tenaga kerja dengan produk yang dihasilkan, sehingga nantinya dapat mudah menentukan berapa tenaga kerja yang memilki tingkat efisiensi yang tinggi. Perhitungan ini diawali dengan memilih waktu baku dari stasiun kerja yang terbesar dan kemudian dibagi setengah lalu dihitung tingkat efisiensinya. Perhitungan ini dilakukan sampai ke stasiun kerja yang tidak bisa di perbaiki dikarenakan mesinya bersifat otomatis /

Lintasan Produksi

Stasiun Kerja Allowance WN WB

Pengemasan Botol 1500

ml

Pemberian Label (B1) 0,14 45 52 Pembersihan Botol

(B2)

0,15 30 35

Pengisian dan penutupan botol (B3)

- - 32

Pemanasan Botol (B4) - - 24

Pengemasan botol kedalam kardus , pengeleman kardus dan pemberian tanggal kadaluarsa (B5)

0,27 34 47

Pengemasan kardus kedalam palet (B6)

0,23 16 20

Lintasan Produksi

Stasiun Kerja Allowance WN WB Pengemasan

Gelas 240 ml

Pengisian Air Kemasan (G1)

0,13 25 29

Pemberian Label (G2) - - 18

Pemberian Tanggal Kadaluarsa (G3)

0,11 18 21

Pengemasan gelas kedalam kardus (G4)

0,22 25 33

Pengecekan akhir dan pengeleman kardus (G5)

0,2 14 19

Pengemasan kardus kedalam palet (G6)

0,21 19 24

(11)

mesin. Berikut perhitungan manual tingkat efisiensi dengan melakukan perbaikan pada lintasan produksi pengemasan air minum botol 600 ml.

TE =

=

𝑛 𝑇 ∑ 𝑡𝑖

(𝑛 𝑇 ) 𝑥 100 - D

( ) 𝑥 100 - 28,86

71,14 %

Tabel 4

Perhitungan Tingkat Efisiensi Pengemasan Botol 600 ML

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4 ini menunjukan bahwa tingkat efisiensi yang paling tinggi pada jumlah pekerja 7 atau ditambah satu pada stasiun kerja pemasangan label

Stasiun Kerja Jumlah Pekerja

WB TE

(%)

Jumlah Pekerja

WB TE (%)

B1 2 33,5

65,72

2 33,5

76,5

B2 2 27 2 27

B3 1 39 1 39

B4 1 25 1 25

B5 1 53 2 26,5

B6 1 37 1 37

Total 8 214 9 187

Stasiun Kerja Jumlah Pekerja

WB TE

(%)

Jumlah Pekerja

WB TE (%)

B1 2 33,5

65,72

2 33,5

76,5

B2 2 27 2 27

B3 1 39 1 39

B4 1 25 1 25

B5 1 53 2 26,5

B6 1 37 1 37

Total 8 214 9 187

(12)

Tabel 5

Perhitungan Tingkat Efisiensi Pengemasan Botol 1500 ML

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 5 ini menunjukan hasil bahawa tingkat efisiensi paling tinggi yaitu pada jumlah pekerja sebanyak 8 atau ditambah masing-masing satu di bagian pemasangan label dan pengemasan botol kedalam kardus.

Tabel 6

Perhitungan Tingkat Efisiensi Pengemasan Gelas 240 ML

Sumber : Data Primer Diolah Stasiun Kerja Jumlah

Pekerja

WB TE (%) Jumlah Pekerja

WB TE (%)

B1 1 52

67,63

2 26

65,6

B2 1 47 1 35

B3 1 35 1 33

B4 1 33 1 24

B5 1 47 1 47

B6 1 20 1 20

Total 6 201 7 175

Stasiun Kerja Jumlah Pekerja

WB TE (%) Jumlah Pekerja

WB TE (%)

B1 2 26

77,14

2 26

75,76

B2 1 35 2 17,5

B3 1 33 1 33

B4 1 24 1 24

B5 2 23,5 2 23,5

B6 1 20 1 20

Total 8 152 9 135

Stasiun Kerja

Jumlah Pekerja

WB TE (%) Jumlah Pekerja

WB TE

(%)

Jumlah Pekerja

WB TE

(%)

G1 1 29

72,22

1 29

73

2 15

79,1 7

G2 1 18 1 18 1 18

G3 1 21 1 21 1 21

G4 1 33 2 17 2 17

G5 1 19 1 19 1 19

G6 1 24 1 24 1 24

Total 6 143 7 127 8 114

Stasiun Kerja

Jumlah Pekerja

WB TE (%) Jumlah Pekerja

WB TE

(%)

Jumlah Pekerja

WB TE

(%)

G1 2 15

80,95

2 15

80,9 5

2 15

80,7

G2 1 18 1 18 1 18

G3 1 21 2 11 2 11

G4 2 17 2 17 2 17

G5 1 19 1 19 1 19

G6 2 24 2 12 2 12

Total 9 102 10 92 11 83

(13)

Pada tabel 6 ini yang memiliki tingkat efisiensi paling tinggi adalah jumlah tenaga kerja sebanyak 9 atau menambah sebanyak masing-masing satu pada stasiun kerja pengisian air, pengemasan gelas kedalam kardus dan pengemasan kardus kedalam palet.

Penentuan Jumlah Tenaga

Setelah melakukan perhitungan tingkat efisiensi dengan melakukan penambahan tenaga kerja dan dengan evaluasi waktu bakunya maka selanjutnya menentukan mana yang jumlah tenaga kerja dinilai efisien. Berikut dibawah ini juga sebagai perbandingan untuk memberikan usulan rekomenadasi yang baik maka dilakukan perhitungan jumlah kapasitas perhari yang dihasilkan , produktifitas dan biaya pekerja perkardus.

Kapasitas perhari

Produktifitas Pekerja

Jumlah Gaji Pekerja

Biaya Pekerja / Kardus

=

=

= 467 kardus

=

=

= 66,7

= Jumlah Pekerja x Gaji Pekerja

= 7 x Rp. 2.500.000,00

= Rp. 17.500.000,00

=

=

= Rp. 1.500,00

(14)

Tabel 7

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja

Sumber : Data Primer Diolah

Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Air

Setelah menentukan berapa jumlah tenaga kerja yang dinilai efisien kemudian hal tersebut memengaruhi penambahan kapasitas produksi yang bisa dihasilkan tiap harinya. Dengan bertambahnya kapasitas produksinya maka bertambah juga kebutuhan bahan baku air. Jika perhitunganya cukup maka penambahan jumlah kebutuhan ini bisa digunakan.

Sisan Bahan = Jumlah Persediaan Bahan Baku Air – Total Kebutuhan Air = 45.000 - 33.504

= 11.496 Liter

Tabel 8

Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Air

Sumber : Data Primer Diolah No Lintasan Produksi Kapasitas

Tandon Bahan Baku

(Liter)

Kebutuhan Air Setelah Pebaikan Jumlah Pekerja/hari (Liter)

1 Pengemasan Botol 600 ml

45.000

9.305

2 Pengemasan Botol 1500 ml 12.960

3 Pengemasan Gelas 240 ml 13.824

Total Kebutuhan Air 36.089

Sisa Air 8.911

(15)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data hasil pengamatan menunjukan bahwa untuk proses pengemasan botol 600 ml didapatkan rekomendasi jumlah tenaga kerja yang efisien , produktifitas tertinggi, dan biaya produksi tenaga kerja yang murah adalah sebanyak 9, memiliki tingkat efisiensi 76,5 %, jumlah waktu baku 179 detik , produktifitas sebesar 71,8, biaya produksi tenaga kerja Rp.1.393,00 dan menghasilkan produk sebanyak 646 kardus. Untuk proses pengemasan botol 1500 ml didapatkan rekomendasi jumlah tenaga kerja yang efisien , produktifitas tertinggi, biaya produksi tenaga kerja yang murah adalah sebanyak 8, memiliki tingkat efisiensi 77,14% , jumlah waktu baku 162 detik , produktifitas sebesar 90, biaya produksi tenaga kerja Rp. 1.111,00 dan menghasilkan produk sebanyak 720 kardus. Kemudian pada proses pengemasan gelas 240 ml didapatkan rekomendasi jumlah tenaga kerja yang efisien , produktifitas tertinggi, dan biaya produksi tenaga kerja yang murah adalah sebanyak 9, memiliki tingkat efisiensi 80,95 %, jumlah waktu baku 102 detik produktifitas sebesar 133,3, dan biaya produksi tenaga kerja Rp. 750 dan menghasilkan produk sebanyak 1.200. Dan semua produk membutuhkan bahan baku air sebanyak 36.089 liter sedangkan persediaan bahan baku air sebanyak 45.000 L artinya bahan baku tersebut masih sisa dan biasanya digunakan untuk produk galon.

DAFTAR PUSTAKA

Afiani, Rahmi dan Darmito Pujotomo. 2017. Penentuan Waktu Baku Dengan metode Stopwatch Time Study Studi Kasus CV. Mans Group. Jurnal Teknik Industri.

Diniaty, Dewi dan Irna Ariska, 2017. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Stasiun Repair Overhoul Gearbox Farrel, M.J. 1957. The Measurement of Productive Efficiency. Journal of The Royal

Statistical Society 120 (series A), Page : 253-281 dalam Sengupta, Jati K : 2000.

Quality and Efficiency. Economic Modelling. Vol 17. 2000, page : 193- 207.

Farrel, M. James, Fieldhouse, M; 1962, ”Estimating Efficient Production Function Unit Increasing Return To Scale”, Journal Of Royal Statistical Society, Volume 120.

Fitriadi, 2018. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Melalui Pengukuran Waktu Baku Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Pembuatan Batu Bata Press. (Studi Kasus UD. Tiga Setangkai Kabupaten Nagan Raya)

Hasibuan, Malayu S.P, 1984, Manajemen dasar, pengertian dan masalah, Jakarta: Penerbit

Gunung Agung.Jakarta

(16)

Hasibuan, Malayu S.P. 2005 . “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta

Heizer dan Render. 2014 . “Manajemen Operasi”. Jakarta: Salemba Empat.

Indah, Susantun, 2000, “Fungsi Keuntungan Cobb-Doughlas Dalam Pendugaan Efisiensi Ekonomi Relatif”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Rajawali Pers, Jakarta.

Kost, Fremont. E, and Rosenwig, James. E., 1979, Organization and Management;A System and Contingency Approach McGraw-Hill Inc, United states.

Kusnendi. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PPUT.

Kuswadi, 2007, Analisis Keekonomian Proyek, PT.Andi, Yogyakarta.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Michael James Farrel (1957).

Nicholson, W. 1998. Microeconomic Theory: Basic Principles and Extentions. Seventh Edition. The Dryden Press. Foft Worth.

Nurmianto, Eko. 2004 . “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya.

Surabaya.

Payaman, J. Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Putti, Joseph P. (1993). Understandig Productivity. Singapore : Federal Publication..

Pradana, Aditya Yuda, 2020. Analisis Pengukuran Waktu Kerja Dengan Stopwatch Time Study Untuk Meningkatkan Target Produksi Di PT. Pyramid Glass Industry. Jurnal Teknik Industri.

Ritaudin, Isnaini. (2015). Analisis Efisiensi dan Produktivitas dari LPTK di Indonesia.

Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Elektronika. Edisi 4, Volume 4, Nomor 7, September-Oktober 2015.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sinungan, Muchdarsyah. (2003). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bandung: Bumi Aksara.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb- Douglas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 250 hal.

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb- Douglas. Rajawali. Jakarta.

Suroso, Hastawati Chrisna dan Yulvito, 2020. Analisa Pengukuran Waktu Kerja Guna Menentukan Jumlah Karyawan Packer di PT. Sinarmas Tbk. Jurnal Teknik Industri.

Susanto, Ahmad. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Taylor. Frederick Winslow, (2006) "The Principles of Scientific Management", Cosimo.

New York.

The Liang Gie. 1981. “Administrasi Perkantoran Modern”. Yogyakarta: Nur Cahaya, Cetakan kedua.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Guna Widya.

Surabaya.

Gambar

Grafik Jumlah Hasil Produksi pada Produk Botol 600 ml Tahun 2020-2021

Referensi

Dokumen terkait

Dalam setiap preservasinya, Rumah Asuh memberikan empat syarat: pertama, dibangun sebagai proyek masyarakat; kedua, memprioritaskan arsitektur Indonesia yang terancam

Performan tenant IbK dengan Agribisnis Perunggasan adalah aktifitas selama pelatihan rata–rata kehadiran 76 persen, kemampuan membuat rencana bisnis 90 persen, kualitas

2014 Governance Excellence ISO, BAN-PT Comply 2015 Academic Management Excellence ISO Certification 2016 Academic Resources Excellence Standar Nasional Perguruan

Factor dana NUP dan Sistem Pilih unit terdahulu diberi nilai 4 (skor tertinggi) karena dalam strategi ini pembuktian bahwa developer mampu memberikan keadilan

Proses pengadaan bahan baku pada perusahaan tersebut kurang optimal sering terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku biji plastik oleh supplier, harga bahan baku biji

Lestari Furniture yaitu mengambil keputusan berdasarkan pada harga yang ditawarkan, kualitas yang dimiliki bahan baku, kapasitas bahan baku dan pengiriman bahan

Dengan adanya permasalahan diatas, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengurangi kelelahan pekerja khususnya dibagian pencetakan dan packaging dengan metode

Pengembangan MapServer menggunakan berbagai aplikasi open source atau freeware seperti Shapelib untuk baca/tulis format data Shapefile, FreeType untuk merender