• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proceeding Seminar Nasional WALUYO JATMIKO 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Proceeding Seminar Nasional WALUYO JATMIKO 2021"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR DI BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE CARDIOVASCULAR LOAD (CVL) DAN BOURDON WIERSMA UNTUK

MENGURANGI KELELAHAN DI DI PT. MULTAZAM MULIA UTAMA

Hafidz Nugroho1) dan Ir. Joumil Aidil SZS, MT2)

1,2)Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur e-mail: [email protected]1), [email protected]2)

ABSTRAK

PT. Multazam Mulia Utama adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan buku. Pada proses produksi buku masih ada indikasi kelelahan kerja dimana performansi yang diberikan oleh pekerja pada bagian percetakan dan pengemasan menurun. Penurunan performansi ini mengakibatkan ada produk gagal yang tercetak, dan apabila tidak ditangani dengan baik maka bisa menimbulkan kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa beban kerja pekerja bagian produksi di PT. Multazam Mulia Utama dan mengetahui perbaikan apa yang diperlukan untuk beban kerja optimal pada produksi buku dengan menggunakan 2 metode, yaitu metode Cariovascular Load (CVL) untuk menganalisa beban kerja fisik dan metode Bourdon Wiersma untuk menganalisa beban kerja mental. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan setelah penelitian, didapatkan prosentase CVL dan hasil test Bourdon Wiersma menunjukan diperlukan adanya perbaikan karena ada kelelahan kerja yang terjadi. Usulan yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah ditambahkannya jam istirahat, pengaturan shift kerja berdasarkan usia, dan perusahaan sebaiknya memperhatikan lingkungan kerja agar nyaman bagi pekerjanya. Dengan begitu maka metode CVL dan Bourdon Wiersma dapat digunakan untuk melakukan analisa beban kerja fisik dan mental terhadap pekerja yang mengalami penurunan performansi kerja.

Kata Kunci: analisa beban kerja, metode Cardiovascular Load, Metode Bourdon Wiersma, kelelaham kerja, ergonomi proses produksi.

ABSTRACT

PT. Multazam Mulia Utama is a company engaged in book printing. In the book production process there are still indications of work fatigue where the performance given by workers in the printing and packaging department has decreased. This decrease in performance results in failed products printed, and if not handled properly it can cause work accidents. This study aims to analyze the workload of production workers at PT. Multazam Mulia Utama and find out what improvements are needed for optimal workloads in book production by using 2 methods, namely the Cariovascular Load (CVL) method for analyzing physical workload and the Bourdon Wiersma method for analyzing mental workloads. Based on the results of calculations carried out after the study, the CVL percentage was obtained and the Bourdon Wiersma test results showed that improvements were needed because there was work fatigue that occurred. Suggestions that can be given to companies are adding rest hours, setting work shifts based on age, and companies should pay attention to the work environment so that it is comfortable for their workers. That way, the CVL and Bourdon Wiersma methods can be used to analyze the physical and mental workloads of workers who have decreased work performance.

(2)

I. PENDAHULUAN

Perindustrian memungkinkan perekonomian kita berkembang pesat dan semakin baik, sehingga membawa perubahan dalam struktur perekonomian nasional (Julianto dan Suparno, 2016). Industri di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian yang penting (Julianto dan Suparno, 2016). Di dalam setiap perusahaan industri terdapat Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan asset berharga bagi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan tenaga kerja yang memiliki tugas masing-masing dalam bidangnya.

PT. Multazam Mulia Utama adalah perusahaan yang bergerak memproduksi buku.

Pekerja pada perusahaan ini bekerja dalam 3 shift, shift I jam 08.00-16.00, shift II jam 16.00-24.00 dan shift III jam 24.00-08.00. Pada proses pencetakan suatu buku, dilakukan dari proses penerimaan draft buku ke bagian editor, kemudian pembuatan plat cetak, plat dimasukan ke mesin heldeberg untuk mencetak lembaran buku, setelah itu ke bagian pemotongan, lalu penjilidan menjadi satu buku, dan kemudian buku-buku itu di packing dan di distribusikan kepada client yang telah memesan di awal. Pada bagian mencetak lembaran buku dilakukan di 2 unit mesin yang masing-masing terdapat 3 pekerja, dan bagian packaging 4 pekerja. Beban kerja yang dialami oleh 2 bagian diatas cukup berat, karena setelah pencetakan pekerja harus melihat satu persatu apakah ada cacat pada cetakan atau tidak dan pekerja perlu mengkalibrasi warna yang sering tidak rata akibat usia mesin yang sudah cukup lama agar tidak terjadi kerusakan pada hasil cetakan. Pada bagian pengemasan juga diperlukan ketelitian yang tinggi karena sifat kertas yang mudah rusak sehingga di perlukan perhatian lebih agar buku tidak rusak.

Dengan adanya permasalahan diatas, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengurangi kelelahan pekerja khususnya dibagian pencetakan dan packaging dengan metode Cardiovascular Load, dimana metode ini adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis kelelahan kerja fisik yang menggunakan pengukuran terhadap denyut nadi untuk kerja otot, konsumsi oksigen dan mengetahui kelelahan yang dialami oleh para pekerja. Sedangkan metode Bourdon Wiersma, dimana metode ini digunakan untuk mengukur kelelahan kerja secara objektif untuk mengetahui tingkat kelelahan secara mental pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian, kecepatan, dan konsentrasi yang tinggi. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membantu untuk mengukur dan memberikan solusi dalam mengurangi tingkat kelelehan kerja di PT. Multazam Mulia Utama.

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ergonomi

Ergonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan mesin dan faktor-faktor lainnya. Fokus ergonomi menggabungkan tiga komponen utama, tiga komponen itu adalah manusia, mesin, dan juga lingkungan yang ketiganya berinteraksi untuk menghasilkan sistem kerja atau dikenal sebagai worksystem (Sari, 2019). Human engineering yang sering menjadi sebutan dari ergonomi didefinisikan sebagai perancangan “man-machine interface” sehingga pekerja dan mesin bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai satu kesatuan sistem yang terpadu. Ergonomi berkaitan dengan efisiensi, optimasi, kenyamanan, dan keselamatan manusia di tempat kerjanya.

Beban kerja dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi dari pada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang berlebih. Beban kerja terbagi dua yaitu beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis. Beban kerja fisiologis dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya (Fithri dan Anisa, 2017).

Tujuan Penerapan Ilmu Ergonomi

Secara umum tujuan dari implementasi atau penerapan ilmu ergonomi adalah:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari seitan sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi (Sari, 2019).

(4)

Tujuan pada penerapan ilmu ergonomi adalah dapat menciptakan suatu keadaan dimana pekerja dapat berada di lingkungan yang ada (acceptable), dengan mengingat keterbatasan yang ada yang bersifat teknikal atau yang organisatoris. Pada prinsipnya studi ergonomi akan mempelajari akibat-akibat jasmnai, kejiwaan, dan sosial dari teknologi dan produknya terhadap manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro ataupun makro. Dengan mempelajari akibat atau dampak dari teknologi dan produk- produknya, maka pengetahuan khusus yang dapat mendukung disiplin ergonomi seperti biomekanika, anthropometri, dan teknologi produksi.

Macam-Macam Bidang Di Studi Ergonomi

Menurut Hutabarat (2017), beberapa bidang studi yang dipelajari dalam ergonomi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja. Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi terdapat tiga bidang studi dalam ergonomi. Penjelasan dari ketiga bidang studi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi manusia dan beberapa karakteristik antropometrik, fisiologis, dan biomekanik yang berkaitan dengan aktivitas fisik.

2. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori, penalaran, dan respon motorik, karena mereka mempengaruhi interaksi antara manusia dan elemen lain dari sistem. Topik yang relevan meliputi beban kerja mental, pengambilan keputusan, kinerja terampil.

3. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk struktur organisasi, kebijakan, dan proses. Topik yang relevan meliputi komunikasi, awak manajemen sumber daya, karya desain, kerja tim, koperasi kerja, program kerja baru, dan manajemen mutu.

4. Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2015), beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. beban kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi overkelelahan, sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau

(5)

underkelelahan. Oleh karena itu perlu diupayakan tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang ada diantara kedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

5. Beban kerja dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi dari pada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang berlebih.

Beban kerja terbagi dua yaitu beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis.

Beban kerja fisiologis dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya (Fithri dan Anisa, 2017).

6. Beban kerja adalah suatu konsep yang timbul akibat adanya keterbatasan kapasitas dalam memroses informasi. Saat menghadapi suatu tugas, individu diharapkan dapat menyelesaikan tugas tersebut pada suatu tingkat tertentu. Apabila keterbatasan yang dimiliki individu tersebut menghambat/menghalangi tercapainya hasil kerja pada tingkat yang diharapkan, berarti telah terjadi kesenjangan antara tingkat kemampuan yang diharapkan dan tingkat kapasitas yang dimiliki.

Kesenjangan ini menyebabkan timbulnya kegagalan dalam kinerja (performance failures). Hal inilah yang mendasari pentingnya pemahaman dan pengukuran yang lebih dalam mengenai beban kerja.

7. (Gibson dalam Chandra, 2017), menyatakan bahwa beban kerja adalah keharusan mengerjakan terlalu banyak tugas atau penyediaan waktu yang tidak cukup untuk menyelesaikan tugas. Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Chandra, 2017).

(6)

Penjelesan Bidang-Bidang Ilmu Ergonomi

Menurut Hutabarat (2017), penjelasan dari bidang-bidang studi ergonomi yaitu sebagai berikut:

1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.

2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.

3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya.

4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.

5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dari suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

6. Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya (Hutabarat, 2017).

Pengertian Beban Kerja

Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2015), beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. beban kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi overkelelahan, sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu rendah

(7)

memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau underkelelahan. Oleh karena itu perlu diupayakan tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang ada diantara kedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

Beban kerja dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi dari pada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang berlebih. Beban kerja terbagi dua yaitu beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis. Beban kerja fisiologis dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya (Fithri dan Anisa, 2017).

Beban kerja adalah suatu konsep yang timbul akibat adanya keterbatasan kapasitas dalam memroses informasi. Saat menghadapi suatu tugas, individu diharapkan dapat menyelesaikan tugas tersebut pada suatu tingkat tertentu. Apabila keterbatasan yang dimiliki individu tersebut menghambat/menghalangi tercapainya hasil kerja pada tingkat yang diharapkan, berarti telah terjadi kesenjangan antara tingkat kemampuan yang diharapkan dan tingkat kapasitas yang dimiliki. Kesenjangan ini menyebabkan timbulnya kegagalan dalam kinerja (performance failures). Hal inilah yang mendasari pentingnya pemahaman dan pengukuran yang lebih dalam mengenai beban kerja.

Apabila keterbatasan yang dimiliki individu tersebut menghambat/menghalangi tercapainya hasil kerja pada tingkat yang diharapkan, berarti telah terjadi kesenjangan antara tingkat kemampuan yang diharapkan dan tingkat kapasitas yang dimiliki. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda.

(Gibson dalam Chandra, 2017), menyatakan bahwa beban kerja adalah keharusan mengerjakan terlalu banyak tugas atau penyediaan waktu yang tidak cukup untuk menyelesaikan tugas. Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Chandra, 2017).

(8)

Tabel I

Klasifikasi Beban Kerja Work

Load

Oxygen Consumption

Energy Expenditure

Heart Rate During Work

Light 0,5 – 1,0 2,5 – 5,0 60 – 100

Moderate 1,0 – 1,5 5,0 – 7,5 100 – 125

Heavy 1,5 – 2,0 7,5 – 10,0 125 – 150

Very Heavy 2,0 -2,5 10,0 – 12,5 150 – 175

Tabel II

Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Denyut Jantung Kategori Beban Kerja Denyut Nadi (denyut/menit)

Ringan 75 – 100

Sedang 100 – 125

Berat 125 – 150

Sangat Berat 150 – 175

Sangat Berat Sekali > 175

Pengukuran Dengan Metode CVL

Tabel III Klasifikasi CVL

%CVL Klasifikasi CVL

< 30 % Tidak terjadi kelelahan 30 s.d 60% Diperlukan perbaikan 60 s.d 80% Kerja dalam waktu singkat 80 s.d 100% Diperlukan tindakan segera

> 100% Tidak diperbolehkan melakukan aktivitas

Pengukuran denyut nadi selama kerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovascular strain. Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan. Selain mudah, cepat, murah, juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya cukup reliabel. Perhitungan dengan menggunakan Cardiovascular Load (CVL) merupakan metode analisis beban kerja fisik yang mebandingkan denyut nadi maksimal dengan denyut nadi kerja (Andriyanto dalam Diniaty dan Muliyadi, 2016). Perhitungan dengan metode ini dapat digunakan rumus sebagai berikut. Dapat diketahui seperti dibawah ini, bahwa:

(9)

a. Denyut nadi maksimum untuk jenis kelamin perempuan adalah (200 – umur) b. Denyut nadi maksimum untuk jenis kelamin laki-laki sebesar (220 – umur)

Pengukuran Dengan Metode Bourdon Wiersma

Metode penilaian terhadap tingkat ketelitian kecepatan maupun konstansi kerja dengan “Bourdon Wiersma Test”. Test Bourdon Wiersma ini merupakan pengukuran yang sederhana untuk mengetahui tingkat pembebanan secara mental pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian, kecepatan dan konstansi yang tinggi maupun untuk pekerjaan yang bersifat monotoni atau membosankan.

III. Metodologi Penelitian

Di dalam suatu penelitian, harus dilakukan langkah untuk memecahkan masalah tersebut, berikut adalah langkah untuk memecahkan masalah menggunakan metode Cardiovascular Load (CVL) yang meneliti beban kerja fisik dan metode Bourdon Wiersma yang meneliti beban kerja mental

Mulai

Survei Lapangan Tinjauan Pustaka

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Identifikasi Variabel

A

(10)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data

Sebelum dilakukan pengolahan data maka dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu yang berkaitan dengan faktor kelelahan kerja yang dirasakan pekerja. Berdasarkan hasil observasi dilakukan di lapangan dengan mengambil data dari 30 responden. Data yang dikumpulkan yaitu usia pekerja, jumlah pekerja, denyut nadi, dan data waktu pekerjaan tes.

YA YA TIDAK

TIDAK

Weighted Scores < 14 Persentase > 30%

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Pengumpulan Data:

1. Jumlah Pekerja 2. Usia Pekerja 3. Denyut Nadi

4. Waktu Pengerjaan Tes

Klasifikasi hasil Bourdon Wiersma Test

Usulan perbaikan

Hasil dan Pembahasan Perhitungan Bourdon Wiersma Test

1. Perhitungan Kecepatan 2. Perhitungan Ketelitian 3. Perhitungan Konstansi

Beban Kerja Fisik Beban Kerja Mental

A

Beban Kerja Fisik

Perhitungan Denyut Nadi

Perhitungan Prosentase CVL

Hasil Prosentase CVL

(11)

Pengumpulan data usia pekerja pada bagian pencetakan dan packaging digunakan untuk mencari denyut nadi maksimum pada pekerja.

Data Usia Pekerja

Pengumpulan data usia pekerja pada bagian pencetakan dan packaging digunakan untuk mencari denyut nadi maksimum pada pekerja.

Tabel IV. Data Usia Pekerja

No Nama Pekerja Usia Pekerja (Tahun)

1 Bpk. Waskito 39

2 Bpk. Suparmin 39

3 Bpk. Agus 25

4 Bpk. Asep 30

5 Bpk. Deva 32

6 Bpk. Harwito 33

7 Bpk. Nofa 33

8 Bpk. Ahmad 36

9 Bpk. Rosyidi 37

10 Bpk. Hasan 37

11 Bpk. Haris 38

12 Bpk. Rohman 26

13 Bpk. Sholih 29

14 Bpk. Ali 30

15 Bpk. Nofa 32

16 Bpk. Toni 33

17 Bpk. Fauzi 35

18 Bpk. Rafi 35

19 Bpk. Wawan 36

20 Bpk. Safiudin 39

21 Bpk. Zidan 27

22 Bpk. Ebit 26

23 Bpk. Harwito 30

24 Bpk. Joko 26

25 Bpk. Doni 27

26 Bpk. Taufan 29

27 Bpk. Badri 32

28 Bpk. Ipul 32

29 Bpk. Rosi 36

30 Bpk. Dito 38

Data Jumlah Pekerja

Tabel V . Data Jumlah Pekerja Setiap Shift No Bagian Shift Kerja Jumlah Pekerja

1 Pencetakan I 6 Orang

2 Pencetakan II 6 Orang 3 Pencetakan III 6 Orang

4 Packaging I 4 Orang

5 Packaging II 4 Orang

6 Packaging III 4 Orang

Jumlah 30 Orang

(12)

Data Denyut Nadi Pekerja

Pengumpulan data denyut nadi Cardiovascular Load (CVL) dengan cara pengukuran denyut nadi istirahat, denyut nadi kerja yang dilakukan sebanyak 4 kali.

Berdasarkan hasil pengukuran denyut nadi yang telah di lakukan, adapun hasil pengukuran denyut nadi seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel VI

Data Denyut Nadi Pekerja Pencetakan (Denyut/Menit) No Nama Pekerja Shift

Denyut Nadi Istirahat (DNI)

Denyut Nadi Kerja (DNK)

I II Rata-Rata I II Rata-Rata 1 Bpk. Waskito

I

69 75 72 105 117 111

2 Bpk. Suparmin 71 80 75,5 100 118 109

3 Bpk. Agus 66 73 69,5 103 111 107

4 Bpk. Asep 64 77 70,5 106 118 112

5 Bpk. Deva 66 84 75 112 120 116

6 Bpk. Harwito 78 89 83,5 115 124 119,5

7 Bpk. Nofa

II

70 86 78 113 125 119

8 Bpk. Ahmad 72 88 80 117 120 118.5

9 Bpk. Rosyidi 75 82 78,5 119 123 121

10 Bpk. Hasan 72 80 76 116 124 120

11 Bpk. Haris 68 74 71 112 126 119

12 Bpk. Rohman 71 88 79,5 122 128 125

13 Bpk. Sholih

III

62 98 80 94 116 105

14 Bpk. Ali 70 96 83 98 123 110,5

15 Bpk. Nofa 66 74 70 100 117 108,5

16 Bpk. Toni 72 92 82 115 121 118

17 Bpk. Fauzi 68 81 74,5 109 118 113,5

18 Bpk. Rafi 70 88 79 112 120 116

Data Waktu Pengerjaan Test

Tabel VII

Pencatatan Waktu Bourdon Wiersma Test Bpk. Waskito Nomer Baris Waktu Tiap Baris (detik) Waktu Kumulatif

1 10 10

2 10 20

3 7 27

4 7 34

5 8 42

6 7 49

7 8 57

8 7 64

9 7 71

10 7 78

11 8 86

12 8 94

13 9 103

14 7 110

(13)

15 8 118

16 8 126

17 7 133

18 8 141

19 8 149

20 7 156

21 8 164

22 7 171

23 7 178

24 7 185

25 8 193

26 8 201

27 9 210

28 8 218

29 8 226

30 9 235

Pengolahan Data

Proses Pengolahan data menggunakan perhitungan berdasarkan langkah-langkah dari masing-masing metode.

1. CVL

Adapun perhitungan denyut nadi pada pekerja sebagai berikut:

Berdasarkan data pada Tabel VI maka perhitungan denyut nadi pada bagian pencetakan yaitu sebagai berikut :

Bpk. Waskito

Perhitungan Denyut Nadi Maksimum Denyut Nadi Maksimum = Pria – Usia

= 220 – 39 = 181 Denyut/Menit

Nadi Kerja = (Denyut Nadi Kerja – Denyut Nadi Istirahat)

= (111 – 72) = 39 Denyut/Menit

%CVL = (100 x (Denyut Nadi Kerja-Denyut Nadi Istirahat) (Denyut Nadi Maksimum-Denyut Nadi Istirahat)

= (100 x (111 – 7 2) )/(181-72)

= (100 x (39) )/109

= (3900 )/109 = 35,78 %

(14)

2. Bourdon Wiersma Perhitungan Kecepatan

Tabel VII

Tabel Perhitungan Kecepatan Waktu Tiap

Baris (x)

Frekuensi (f) fx

7 12 84

8 11 88

9 2 18

Jumlah (n) 25 190

Kecepatan =

=

= 7,6 detik

Perhitungan Ketelitian

Berdasarkan lembaran tes jumlah kesalahan Bpk. Waskito sebanyak 10 Perhitungan Konstansi

Tabel VIII Perhitungan Konstansi Waktu

Tiap Baris (x)

Frekuensi (f) fx

Selisih antara waktu tiap baris dengan waktu rata-rata atau

deviasi (X)

Frekuensi kali deviasi (fX)

fX kali X (fX2)

7 12 84 -0,6 -7,2 4,32

8 11 88 0,4 4,4 1,76

9 2 18 1,4 2,8 3,92

Jumlah (n) 25 190 10

Konstansi =

=

= 1,3 detik

Format Penilaian Hasil Interpretasi :

Berdasarkan tabel interpretasi kuantitatif pada Tabel 2.4 maka penilaian Bpk.

Waskito sebagai berikut:

Tabel X

Hasil Penilaian Interpretasi No Variabel Nilai Weighted

Score (WS) Golongan

1. Kecepatan 9 14 Baik (B)

2. Ketelitian 6 9 Cukup (C)

3. Konstansi 9 14 Baik (B)

(15)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Beban kerja pada pekerja bagian percetakan dengan prosentase Cardiovascular Load (%CVL) sebesar 34,89% menunjukkan klasifikasi diperlukan perbaikan karena dinilai ada kelelahan kerja yang terjadi pada pekerja di bagian tersebut, dan berdasarkan hasil perhitungan Bourdon Wiersma Test pada kecepatan diperoleh waktu yaitu sebesar 10,2 detik yang termasuk ke dalam golongan Cukup Baik, kemudian ketelitian sebesar 14,7 masuk dalam golongan Ragu-Ragu, dan konstansi sebesar 5,9 detik termasuk kedalam golongan Cukup. Pada pekerja bagian packaging produk memiliki prosentase Cardiovascular Load (%CVL) sebesar 35,45% menunjukkan klasifikasi diperlukan perbaikan karena dinilai ada kelelahan kerja yang terjadi pada pekerja di bagian tersebut, dan berdasarkan hasil perhitungan Bourdon Wiersma Test pada kecepatan sebesar 12,1 detik termasuk ke dalam golongan Cukup, ketelitian 20,75 termasuk kedalam golongan Ragu-Ragu, konstansi sebesar 8,4 detik termasuk kedalam golongan Ragu-Ragu.

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Dony dan Asri Dwi Puspita. 2019. “Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kinerja Melalui Variabel Kelelahan Dan Beban Kerja Sebagai Variabel Intervening Di PT M.I”. JISO: Journal Of Industrial And Systems Optimization Volume 2, Nomor 1, Juni 2019, 23-28. Sidoarjo: Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Maarif Hasyim Latif.

Chandra, Riny. 2017. “Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Mega Auto Central Finance Cabang di Langsa”. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, VOL.6, NO.1, MEI 2017. Aceh: Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra.

Diniaty, Dewi dan Zukri Muliyadi. 2016. “Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental Karyawan Pada Lantai Produksi Dipt Pesona Laut Kuning”, Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No. 2, Juni 2016, pp.203 – 210. Pekanbaru:

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

Fithri, Prima dan Windi Fitri Anisa. 2017. “Pengukuran Beban Kerja Psikologis dan Fisiologis Pekerja di Industri Tekstil”. Jurnal Optimasi Sistem Industri - VOL. 16 NO. 2 (2017) 120-130. Padang: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas.

(16)

Hutabarat, Yulianus. 2017. Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi. Malang: Media Nusa Creative.

Irawati, Rusda dan Dini Arimbi Carollina. 2017. “Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Operator Pada PT Giken Precision Indonesia”. Jurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1, Juni 2017, hlm. 53-58. Batam: Politeknik Negeri Batam.

Iridiastadi, Hardianto dan Yassierli. 2017. Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lubis, Risa Ferina dan Nurhamida Sari Siregar. 2017. “Pengaruh Pemberian Semangka Terhadap Denyut Nadi Pemulihan Setelah Melakukan Aktivitas Fisik”. ISSN 2580- 5150. Medan: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

Mesra, Trisna, Lusi Susanti dan Hilma Raimona Zadry. 2016. “Evaluasi Shift Kerja Dan Penentuan Waktu Standar PT X Berdasarkan Beban Kerja”. Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 15 No. 1, April 2016:16-32. Padang: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas.

Mustika, Pande Wayan dan I Made Sutajaya. 2016. “Ergonomi Dalam Pembelajaran Menunjang Profesionalisme Guru Di Era Global”. ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016. Bali: Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia.

Nofirza dan Dedy Syahputra. 2012. “Perancangan Alat Pemotong Nenas Yang Ergonomis Untuk Meningkatkan Produktivitas”. JITI, 11 1 ,Juni 2012, pp. 41-50). Riau:

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska.

Sari, Tri Novita. 2019. “Model Penjadwalan Calon Tenaga Dokter Dokter Muda/Koas Mempertimbangkan Faktor Ergonomi di RS Pendidikan”. Tesis TI 185401.

Surabaya: Program Magister, Bidang Keahlian Ergonomi dan Keselamatan Industri, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopermber.

Tarwaka, 2015. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Werner, David, Carol Thuman dan Jane Maxwell. 2010. Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter (Where There is No Doctor). Yogyakarta: CV Andi Offset.

Zetli, Sri. 2018. “Pengukuran Kelelahan Kerja Pada Sopir Angkutan Umum Dalam Upaya Mengetahui Faktor Kecelakaan Transportasi Umum Di Kota Batam”. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Volume 4 No. 1 November 2018. Batam: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Putera Batam.

Gambar

Tabel IV. Data Usia Pekerja
Tabel VI
Tabel VII

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah pada setiap ciptaan-Nya. Tak lupa

Penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Karena sistem akuntansi pemerintahan merupakan

Hal ini sesuai dengan temuan Demetrovics, Szeredi, dan Rozsa (2008) yang menyebutkan bahwa penggunaan internet dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan

Air susu ibu (ASI) perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperah dengan tangan atau alat pompa khusus (breast pump), kemudian disimpan dalam lemari pendingin dengan

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa variabel kunci atau variabel penggerak yang menjadi pemicu daya saing daerah berkelanjutan yaitu terdiri dari dua

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan

Masyarakat Batak merupakan salah satu kelompok etnis yang masih kuat mempertahankan tradisi ritual adat dalam berbagai tahapan peristiwa, termasuk dalam peristiwa

Untuk proses pengemasan botol 1500 ml didapatkan rekomendasi jumlah tenaga kerja yang efisien , produktifitas tertinggi, biaya produksi tenaga kerja yang murah adalah