Pengaruh Ownership Retention, Investasi dari Proceeds, Reputasi Auditor, Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional,sebagai
variabel Pemoderasian
Rina Febriani, DwiFitri Puspa1, Fivi Anggraini2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
E-mail: RinaFebriani439@ymail.com
ABSTRAK
The purpose of study was to investiqate the influence of the ownership retention, investasi of proceeds, auditor reputasion on value of the firm with ownership manajerial and ownership institusional as moderating variable.There are five hypothesis tested in this study the sampel covers intial public offeriny companies Indonesia stock exchange during 2005-2010 purposive sampling is used to select the sampel.The resul of this study snow that the auditor reputation have influence on the value of the company where ownership retention, investasi of proceeds do not impact on value of company this study found that hypothesis 4,5 are not supported. It means that managerial and institusional ownership fail to moderating the relationship between ownership retention, investment of proceeds and auditor and the value of company.
A.
Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak cara yangdapat dilakukan perusahaan dalam rangka pengembangan atau penambahan modal mulai berkembang dengan baik dan mampu bersaing dengan para competitor
yang semakin banyak. Pasar modal
seringkali dijadikan alternatif pendanaan utama dengan biaya yang relatif rendah daripada utang (Hartono, 2007 dalam
Widarjo, 2010).Transaksi penawaran umum
pertama kali yang dilakukan oleh pemilik perusahaan terjadi di pasar perdana, dimana kegiatan ini disebut dengan penawaran
umum penjualan perdana saham atau IPO(Initial Public Offering).
Pada saat sebuah perusahaan
menawarkan saham perdana / IPO(Initial
Public Offering) inilah pemilik lama atau
pemilik perusahaan akan memperoleh
kekayaan yang lebih tinggi dari para investor potensialnya oleh karena itu pemilik lama harus menyampaikan sinyal tentang prospek perusahan yang ditawarkan kepada investor karena dengan menganalisis sinyal yang disampaikan oleh pemilik lama maka investor dapat mengetahui prospek perusahaan kedepan.
Leland dan Pyle (1977) dalam (Sundjaja, 2010) retensi kepemilikan sebagai sinyal arus kas dimasa yang akan datang.
Hasil penelitian tersebut mengandung
makna bahwa semakin tinggi proporsi saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama atau semakin kecil proporsi saham yang dijual kepada masyarakat maka peluang terciptanya return saham setelah
IPO akan semakin besar. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi kepemilikan saham oleh pemilik lama maka pemilik lama
akan berhati-hati dalam mengelola
perusahaan, baik dalam hal kebijakan
operasional, investasi dan pendanaan.
Dengan adanya kehati-hatian pemilik lama dalam mengelola perusahaan maka akan
meningkatkan kinerja perusahaan dan
mengurangi resiko perusahaan yang
selanjutnya akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Trueman (2001) melakukan
pengujian tentang pengaruh proporsi
kepemilikan saham yang masih
dipertahankan oleh pemilik lama dan investasi dana yang diperoleh dari penjualan saham perdana terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana. Hasil dari
penelitian tersebut adalah proporsi
kepemilikan saham yang masih
dipertahankan oleh pemilik lama (OR) dan
investasi dana dari penjualan saham perdana
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Keasey dan McGuinness (1992) dalam (susanti, 2000) melakukan pengujian terhadap penelitian Trueman (2001). Hasil dari penelitian ini adalah kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dan dana yang digunakan untuk investasi dari hasil penawaran umum saham perdana
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Hartono (2006) dalam Widarjo (2010) menguji teori sinyal Leland dan Pyle
dengan beberapa pengembangan,yaitu
menguji retensi kepemilikan saham oleh pemilik lama, kepemilikan saham oleh
institusional,kepemilikan saham oleh
manajemen dan underpricing sebagai
variable yang memperkuat sinyal positif nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah retensi kepemilikan,proceeds dan
underpricing merupakan sinyal positif nilai
perusahaan setelah IPO. Berdasarkan
analisis regresi moderasian diperoleh hasil
bahwa kepemilikan institusional
memperkuat sinyal positif nilai perusahaan sedangkan kepemilikan manajerial tidak memperkuat sinyal positif nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian
yang telah disebutkan di atas maka penelitian termotifasi untuk melakukan
pengujian kembali terhadap teori sinyal Leland dan Pyle (1977), karena hasil yang
diperoleh dari penelitian-penelitian
terdahulu masih tidak konsisten. Penelitian ini akan menguji kembali prediksi teori sinyal Hartono (2006) dikarenakan dalam penelitian ini kepemilikan institusional telah terbukti secara empiris memoderasikan hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian Widarjo
(2010) penelitian ini tidak menggunakan seluruh dana dari penawaran umum saham perdana tetapi menggunakan jumlah dana yang digunakan untuk saham perdana. Hal ini dilakukan karena tidak semua perusahaan menggunakan proceeds untuk investasi dan pengembangan usaha,tapi ada juga yang menggunakan sebagai dana tersebut untuk membayar hutang. Pengujian terhadap prediksi teori sinyal Leland dan Pyle (1977) masih terdapat hasil yang tidak konsisten. Perbedaan sampel penelitian dan metode
penelitian menjadi factor penyebab
terjadinya perbedaan hasil dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah
menguraikan tentang nilai perusahaan
setelah penawaran umun perdana, dengan demikian perlu untuk melakukan penelitian
mengenai tentang “Pengaruh Ownership
Retention, Investasi dari Proceeds, dan Reputasi Auditor Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi”.
Dari latar belakang diatas ,maka
rumus masalah yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Apakah proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (ownership retention) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana?
2. Apakah dana yang digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha
dari penawaran umum saham
perdana berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana?
3. Apakah reputasi auditor berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana?
4. Apakah kepemilikan manajerial
memoderasi hubungan antara
proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah
melakukan penawaran umum
5. Apakah kepemilikan institusional
memoderasi hubungan antara
proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah
melakukan penawaran umum
perdana?
TINJAUAN PUSTAKA Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan didefinisikan
sebagai nilai pasar, menurut Keown, dkk (2006) dalam (Zuraedah, 2010) nilai pasar adalah nilai yang berlaku dipasar, nilai ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar, Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningakat,semakin tinggi
harga saham, semakin tinggi kemakmuran pemegang saham.
Ownership Retention
Ownership Retention merupakan besar proporsi saham yang dipertahankan oleh perusahaan setelah dilakukannya IPO. Dalam penelitian ini, proporsi saham tersebut dipandang sebagai suatu sinyal bagi para investor yang diungkapkan dalam prospektus. Menurut Certo, et al. (2001), terdapat dua prinsip utama mengenai teori sinyal yaitu harus diketahui dan diamati sebelum dilakukannya IPO serta sulit ditiru
oleh perusahaan lain yang memiliki kualitas IPO lebih rendah. Perusahaan dengan kualitas IPO yang lebih rendah cenderung berupayamenjual sebanyak mungkin saham IPO untuk memperkecil risiko yang ada Downes dan Heinkel (1982).
Pemilik perusahaan yang mengambil keputusan untuk memiliki saham lebih banyak dalam perusahaannya akan menjadi sinyal bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik Leland dan Pyle (1977) dalam Gumanti 2007 . Pemilik akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi tetapi hal tersebut akan memberi pengaruh yang baik di masa depan bagi perusahaannya. Jika investor memperoleh sinyal yang baik, maka para investor akan bersedia untuk ikut berinvestasi sehingga memberi keuntungan jangka panjang. Oleh karena itu, pemilik perusahaan harus mengamati keadaan pasar dan keadaan internal perusahaannya dalam mengambil keputusan mengenai proporsi saham yang tetap dipertahankan.
Hal Ini berarti penelitian ini
mendukung teori sinyal Leland dan Pyle (1977), artinya semakin tinggi proporsi kepemilikan saham yang dipertahankan oleh pemilik lama maka semakin tinggi nilai
perusahaan setelah penawaran umum
tersebut maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Proporsi kepemilikan saham yang masih
dipertahankan oleh pemilik lama
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan setelah penawaran umum
perdana.
Investasi Dari Proceeds
(Wihardjadinata, 2006) mengatakan : “Investasi adalah setiap wahana dimana
ditempatkan dengan memelihara atau
menaikkan nilai dan memberikan hasil (return) yang positif dimasa yang akan datang”. Dan menurut (Suad Husnan, 2000, hal 5), mengatakan “Investasi adalah penanaman sumber daya untuk mendapatkan hasil dimasa yang akan datang.Usulan Investasi dan Pemilihan Alternatif.Investasi atau pemahaman tentang manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan deviasa
ataupun penambahan devisa, dalam
menggunakan pengertian proyek investasi
sebagai suatu rencana untuk
menginvestasikan sumber-sumber data yang bisa dinilai secara cukup independent.
Investasi dari proceeds adalah
jumlah dana yang akan digunakan oleh perusahaan untuk investasi, pengembangan usaha dan memperkuat modal kerja yang di
peroleh dari penawaran umum saham perdana. Secara sederhana investasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan
menempatkan dana pada suatu ataulebih dari asset selama periode tertentu dengan
harapan daapat memperoleh atau
meningkatkan nilai investasi (Harianto, 2001).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Widarjo dkk (2010), yang memperoleh hasil bahwah investasi dana dari hasil penawaran umum saham perdana berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2: Investasi dari proceeds hasil penawaran umum saham perdana berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.
Reputasi Auditor
Auditor yang bereputasi
diasosiasikan dengan auditor profesional dan berkualitas. Bagi perusahaan, informasi yang diperoleh dari laporan auditor yang profesional akan memberikan kepastian
yang lebih memadai sehingga dapat
memberikan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi terhadap laporan keuangan yang akan diterbitkan. Laporan keuangan auditan yang berkualitas, relevan dan reliabel dihasilkan dari audit yang dilakukan secara efektif oleh
auditor yang berkualitas. Pemakai laporan keuangan lebih percaya pada laporan keuangan auditan yang diaudit oleh auditor yang dianggap berkualitas tinggi dibanding auditor yang kurang berkualitas, karena
mereka menganggap bahwa untuk
mempertahankan kredibilitasnya, auditor akan lebih berhati-hati dalam melakukan proses audit untuk mendeteksi salah saji atau kecurangan.
Menurut Niemi (2002) kualitas audit dapat diukur dengan melihat reputasiauditor, pengalaman kerja, jumlah klien, total pendapatan KAP .Francis et.al.(1999) dalam Zhou dan Elder, (2001) menyatakan bahwa resputasiauditor merupakan variabel yang
mempengaruhi manajemen untuk
melaporkan discretionary accrual.
Widyaningdyah (2001) menyebutkan
terdapat dugaan bahwa auditor
bereputasibaik dapat mendeteksi
kemungkinan adanya earning management
secara lebih dini,sehingga dapat
memperkecil kemungkinan bagi manajer untuk melakukan manajemenlaba.
Dengan memakai advier yang
profisional dan berkualitas akan mengurangi kecepatan untuk melakukan curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Pengorbanan untuk memakai auditor yang berkualitas akan diinterpretasikan oleh
investor bahwa informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya dimasa mendatang (Daijojo, 2000).
Tingginya tingkat independensi dan
kompetensi dari auditor maka akan
meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan, dengan meningkatnya kerdibilitas dari laporan keuangan maka diharapkan akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
H3: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah
merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan
(Wahidahwati,2001). Saham dalam suatu
perusahaanpublik yang dimiliki oleh
individu-individu ataupun kelompok elit yang berasal dari dalam perusahaan yang mempunyai kepentingan langsung terhadap
perusahaan (komisaris,direktur,dan
manajer).Menurut Sartono (2004) manajerial
ownership (kepemilikan manajerial) didefinisikan sebagai persentase, suara yang berkaitan dangan saham dan opion yang dimiliki oleh manajerial dan direksis suatu perusahaan.Secara matematik nilai Insider
Ownership (IO) di peroleh dari persentase
saham perusahaan yang dimikili direksi dan komisaris.
Para pemegang saham yang
mempunyai kedudukan dimanajemen
perusahaan baik sebagai dewan komisaris atau sebagai direktur disebut kepemilikan manajemen (managerial ownership).Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen aka nada suatu pengawasan terhadap
kebijakan-kebijakan yang menggunakan
hutang. Pihak saham cenderung
berkeinginan untuk mengurangi penggunaan hutang, karena dengan banyaknya hutang akan menimbulkan resiko yang tinggi, resiko perusahaan sepenuhnya merupakan tanggungjawab para pemegang saham bukan tangungjawab manajer.
Penelitian yang dilakukan oleh
Wahyudi dan Pawestri (2006) tentang implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel pemoderasi memperoleh
hasil bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H4: Kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan
saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah
kepemilikan saham perusahaan yangdimiliki
oleh institusi atau lembaga seperti
perusahaan asuransi, bank,
perusahaaninvestasi dan kepemilikan
institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusionalmemiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanyakepemilikan oleh institusional akan
mendorong peningkatan pengawasan
yanglebih optimal. Monitoring tersebut
tentunya akan menjamin kemakmuran
untukpemegang saham, pengaruh
kepemilikan institusional sebagai agen pengawasditekan melalui investasi mereka
yang cukup besar dalam pasar
modal.Tingkat kepemilikan institusional
yang tinggi akan menimbulkan
usahapengawasan yang lebih besar oleh
pihak investor institusional sehingga
dapatmenghalangi perilaku opportunistic manajer.
Penelitian Slovin dan Suskha (1993)
menemukan bahwa perusahaan dapat
meningkat jika institusi yang memiliki saham pada perusahan tersebut dapat
efektif.Menurut Wahidahwati (2000)
Institusional Ownership (Kepemilikan Institusional) yaitu proporsi saham yang yang dimiliki institusional pada akhir tahun yang diukur dengan persentase (%).Hartono (2006) membuktikan secara empiris bahwa
kepemilikan institusional memoderasi
hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan
setelah penawaran umum perdana.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H5: Kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian Data dan Pengelola Data
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan yang melakukan
penawaran saham perdana dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005sampai dengan tahun 2010. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang
memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Singgih, 2001). Kriteria perusahaan yang dipakai sebagai sampel penelitian ini adalah:
1. Seluruh saham yang ditawarkan kepada publik merupakan saham perdana.
2. Perusahaan yang sebagian sahamnya masih dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan.
3. Perusahaan yang tidak menggunakan
dananya untuk investasi,
pengembangan usaha dan
memperkuat modal kerja yang
diperoleh dari IPO.
3.2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersumber dari data base BEI. Jenis data yang dikumpulkan adalah data prospektus perusahaan yang dipublikasikan dan data harga saham pada penutupan hari pertama di pasar sekunder, dengan cara menyalin data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yang sedang dilakukan atau kutipan langsung dari berbagai sumber.
Metode Analisis dan Prosedur Pengujian Statistik
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Ownersip Retention,Investasi dari
Proceeds, dan Reputasi Auditor sebagai
variable independen yang mempengaruhi Nilai Perusahaan sebagai variable dependen
dan Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional sebagai variable
pemoderasian dapat dinyatakan dalam
fungsi sebagai berikut:
Model regresi linier berganda
pengujian hipotesis 1, 2 dan 3
LnV = β0 + β1OR + β2LnINV + β3AUDIT + e
Model regresi moderasian dengan uji residual untuk pengujian hipotesis 4 dan 5 MG = β0 + β1OR + e
e = β0 + β1LnV INST = β0 + β1OR + e e = β0 + β1LnV Dimana:
LnV = logaritma natural nilai pasar saham setelah penawaran perdana,
OR = proporsi saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama,
LnINV = logaritma natural dana yang digunakan untuk investasi dari hasil penawaran saham perdana,
AUDIT = reputasi auditor
MG = kepemilikan manajerial,
INST = kepemilikan institusional,
e = disturbance.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif Data
Secara statistic tujuan pengukuran deviasi adalah untuk mengukur variansi nilai-nilai observasi dari suatu nilai
rata-ratanya.Pengukuran deviasi ini
menitikberatkan pada besar atau kecilnya deviasi itu sendiri dan bukan arah deviasinya (positif dan negative).Hal yang terpenting dari deviasi ini adalah seberapa jauh (besar) diviasi nilai-nilai ithu dari rata-ratanya. Mean dan standar devisiasi mengukur tingkat efisiensi data serta juga melihat maksimum dan minimum dari hasil olehan data sebagai berikut
Y = 2.22473 + 0.25122X1 +
18.06446X2 + 0.44289X3 + 0.41429X4 + 0.26854X5
Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 1,2 dan 3 ; Coefficientsa 15.798 2.820 5.603 .000 -1.471 1.023 -.166 -1.438 .156 .341 .145 .278 2.347 .022 1.236 .586 .246 2.109 .039 (Constant) OR LnINV Audit Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: LnV a.
1. Hasil pengujian diperoleh dari nilai
koefisien regresi dari variabel
ownership retention (X1) adalah
sebesar -3.405 dan nilai signifikan untuk variabel ownership retention sebesar 0.589, dimana nilai sig besar dari α (0.589 > 0.05). berarti hipotesis pertama (H1) ditolak yaitu
ownership retention tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan setelah IPO.
2. Hasil pengujian diperoleh dari nilai
koefesien regresi dari variabel
investasi dari proceeds (X2) adalah sebesar 0.385 dan nilai signifikan untuk variabel invstasi dari proceeds sebaesar 0.017 , dimana sig besar dari α (0.017 < 0.05). Berarti hipotesis kedua (H2) diterima yaitu investasi dari proceeds berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan setelah IPO.
Hasil pengujian diperoleh dari nilai
koefisien regresi dari variabel
reputasi
3. Auditor (X3) adalah sebesar 1.303 dan nilai signifikan untuk variabel
reputasi auditor sebesar 0.035,
dimana sig kecil dari α (0.035 < 0.05). Berarti hipotesis ketiga (H3)
diterima yaitu reputasi auditor
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan setelah IPO.
Hasil Uji Hipotesis 4
Hasil Regresi Memoderasian
Hasil pengujian diperoleh dari nilai koefisien regresi dari variabel kepemilikan saham melalui kepemilikan managerial (X4) adalah sebesar 0.001 dan nilai signifikan untuk variabel reputasi auditor sebesar 0.963, dimana sig besar dari α (0.963< 0.05). Berarti hipotesis empat (H4) ditolak yaitu kepemilikan saham yang masih di pertahan kan pemilik lama melalui kepemilikan managerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil Uji Hepotesis 5
Hasil Regresi Memoderasian
Hasil pengujian diperoleh dari nilai koefisien regresi dari variabel kepemilikan saham melalui kepemilikan institusional (X5) adalah sebesar 0.018 dan nilai
Coefficientsa -.023 .491 -.046 .963 .001 .023 .006 .047 .963 (Constant) LnV Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: e a. Coefficientsa -.375 .318 -1.179 .243 .018 .015 .148 1.185 .240 (Constant) LnV Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: e a.
signifikan untuk variabel kepemilikan institusional sebesar 0.240, dimana sig besar dari α (0.240< 0.05). Berarti hipotesis kelima (H5) ditolak yaitu kepemilikan saham yang masih di pertahankan pemilik
lama memoderasikan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil pengolahan regresi
berganda nilai perusahaan dapat diketahui
bahwa koefisien determinasi Adjusted R2 =
0.214 artinya seluruh variabel independen (ownership retention (X1), investasi dari
proceeds (X2), reputasi auditor (X3),
kepemilikan managerial (X4) dan
kepemilikan institusional (X5) hanya
mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen (nilai perusahaan) adalah sebesar 0. 214 atau 21.4% sedangkan sisanya 78.6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak peneliti teliti.
Uji Persial (Uji t-test)
Berdasarkan variabel yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan yaitu
investasi dari proceeds (X2) dan reputasi auditor (X3) yang mana memiliki tingkat signifikan 0.022 dan 0.039 yaitu kecil dari 0.05 yaitu berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel ownership
retention (X1) memiliki tingkat signifikan
0.156 tidakberpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Uji Signifikan Parameter Simultan (Uji F-TEST)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapat nilai F-hitung sebesar 67.736 dengan nilai sig sebesar 0.002 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α (0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel independen yaitu ownership retention (X1), investasi
dari proceeds (X2), reputasi auditor
(X3),signifikan dan ada pengaruh secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu nilai perusahaan (Y).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini menguji tentang
pengaruh ownership retention, investasi dari
proceeds, dan reputasi auditor terhadap nilai
perusahaan dengan kepemilikan manajerial
dan istitusional sebagai variable
pemoderasian pada seluruh perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 perusahaan.
Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh hasil yang menyatakan bahwa
hipotesis 1 (H1) yaituownership retention tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan setelah IPO. sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak, yaitu ownership
retention tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan setelah IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krinky dan Rotenberg (1989) yang menyatakan bahwa resiko spesifik perusahaan ditentukan oleh interaksi antara nilai perusahaan dengan varians
return pasar.
Hipotesis 2 (H2) yaitu investasi dari
proceeds tidak terdapat pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan setelah IPO. Sehingga dapat dikatakan hipotesis kedua
(H2) ditolak yaitu investasi dari
proceedstidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan setelah IPO.
Hipotesis ketiga (H3), yaitu reputasi auditor terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan setelah
IPO.Sehingga dapat dikatakan bahwa
hipotesis ketiga (H3) diterima yaitu reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan setelah IPO.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2003) dan Widarjo dkk (2010) yang menyatakan bahwa reputasi
auditor berpengaruh positif terhadap
nilaiperusahaan setelah penawaran umum pedana.
Hipotesis keempat (H4) yaitu
pengaruh saham yang msih dipertahankan pemilik lama terhadap nilai perusahaan memoderasikan kepemilikan manajerial. Sehingga hipotesis keempat (H4) ditolak, maka kepemilikan manajerial bukan variable hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran saham perdana. Hasil pengujian ini berarti bahwa adanya kepemilikan dalam proporsi kepemilikan saham pemilik lama
perusahaan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan setelah penawaran umum
perdana.Hasil pengujian dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Widarjo (2010).
Pada hipotesis kelima (H5),yaitu pengaruh kepemilikn saham yang masih dipertahankan pemilik lama terhadap nilai perusahaan memoderasikan kepemilikan institusional maka hipotesis kelima (H5) ditolak. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ika
Permanasari (2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak perpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan kepada analisi dan pembahasan hasil pengujian hipotesis dapat diajukan beberapa implikasi yang tentunya bermanfaat bagi perusahaa yaitu sebagai berikut:
1. Implikasi praktek khususnya investor, dalam mengambil keputusan untuk
mempertahankan sahamnya harus
dengan melihat hasil penelitian ini hendaknya terfokus pada investasi dan
pemegang saham yang masih
mempertahankan sahamnya
perusahaan dalam menentukan nilai
perusahaan. Berdasarkan temuan
penelitian ini juga,hendaknya investor dalam menetukan nilai perusahaan lebih baik menggunakan investasi, karena tingkat signifikannya.
2. Implikasi akademisi masih perlu
melakukan penelitian lagi tentang nilai
perusahaan ini dengan
variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini ditambah dengan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan nilai perusahaan, karena masih dibutuhkan hasil penelitian yang lebih kuat tentang factor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yang apabila diatasi pada penelitian selanjutnya dapat memperbaiki hasil penelitian. Beberapa keterbatasan tersebut adalah:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada
variabel ownership retention, investasi dari proceeds, dan reputasi auditor yang menjelaskan nilai perusahaan hanya sebesar 8,2% sedangkan sisanya sebesar 91,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti stuktur kepemilikan.
2. Periode pengamatan yang digunakan
dalam penelitian ini hanya 5 tahun yang setiap tahunnya perusahaan yang IPO selalu berbeda, sehingga sampel dalam penelitian ini masih sedikit dan masih dibawah jumlah yang ideal yaitu 100-200.
Saran
1. Diharapkan untuk peneliti
selanjutnya untuk dapat menambah
variabel lain yang mungkin
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, misalnya:laba
perusahaan, underpricing, harga
perlembar saham dan reputasi
underwriter.
2. Perusahaan manufaktur di BEI
pengaturan persentase kepemilikan
saham pihak manajerial dan
institusional.
3. Untuk mengatasi kekurangan jumlah sampel, sebaiknya untuk peneliti
selanjutnya periode pengamatan
lebih dari 5 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. dan J. Hartono. 2003. Pengaruh
pemilikan Metode Akuntansi terhadap Tingkat Underpricing Saham Perdana. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol.6.
pp. 41-51.
Antonio,Edgna. 2008. Analisis Pengaruh
reputasi Auditor,Proporsi Dewan Komisaris
Independen,Leverage,Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen Terpengaruh Manajemen Laba. Tesis, Universitas di Pononegoro.
Semarang.
Downes, D. H dan R. Heikel. 1982.
Signalling and the Valuation of Umseasoned New Issues.The Journal of Finance. Vol. XXXII No.1 March 1-10.
Fama, E. 1978.The Effects Of a Firm’s
Investment and Financing on The
Welfare Of Is Security Holders,
American Ekonomic Review, Vol.65.
Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern :Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntasi Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII.966-978.
Firdaus,Agnar. 2011. Pengaruh Ownership
Retention Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital dengan Corporate sebagai variabel moderating.
Universitas Pononegoro. Semarang.
Gumanti, Tatang Ary. 2007. Ownership
Retention , Jumlah Faktor Resiko Tujuan Penggunaan Dana dan Underpricing dipasar Perdana Saham.
Universitas Jember.
Hartono.2005. Hubungan Teori Signalling
dengan Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. JurnalBisnis dan Manajemen, Vol.5, Nol, 2005:35-50.
Hartono. 2006. Analisis Retensi
Sinyal Nilai Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 6, No. 2, 2006:
141-162.
Ika,Wien Permana Sari. 2010. Pengaruh
Kepemilikan Manajerial,Kepemilikan Institusional,dan Corpotare Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Dipononegoro.
Semarang.
Keasey, K dan P, McGuinness. 1992. An
Empirical Investigation of the role of Signalling in the Valuation of Unseasoned Equity Issues. Journal Acconting and Business Research, Vol.
22,No. 86, pp.133-142,1992.
Keasey, K dan P, McGuinness. 1992. An
Empirical Investigation of the Role of Signalling in the Valuation of Unseasoned Equity Issues. Journal Accounting and Business Research,
Vol. 22, No. 86,pp. 133-142, 1992.
Keasey, K., dan H. Short. 1997. Equity
Retention and Initial Public Offering: The Influence of Singnalling and Entrenchmen Effect. Applied Financial Ecomonic 7:75-85.
Leland, H. E dan D. H. Pyle. 1977.
Informational Asymetries, Financial Structure, and Financial Intermediation. The Journal of Finance,
Vol. XXXII. No. 2:371-387.
McGuinness, P. 1993. The market voluation
of intial public offerings in Hong Kong. Applied Financial Economics, Vol,3
267-281.
Rezaee, Z. 2003. Consequences, and
Deterence of financial Statement Fraud,Critical perspective on Accounting,pp.1-22.
Manufaktur. Jurnal Akuntasi FE Unsil Vol
3,No 1,2008. Tasikmalaya.
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS
Non Parametrik.PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sulistio, H. 2005. Pengaruh Informasi
Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return: Studi Pada Perusahaan yang Melakukan IPO di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Sundjaja, S, Ridwan dan Berlian. 2010.
Manajemen Keuangan 2 Edisi 6.Bandung. Literata Lintas Media.
Susanti, Rita. 2008. Analisis Faktor-Faktor
yang berpengaruh Terhadap Nilai Peusahaan.Universitas dipononegoro. Semarang.
Trueman, R. 2001. The Relationship
between the Level of Capital Expenditures and Firm Value.Journal of Financial and Quantitative Analysis.Vol. 21, no 2,june 1986.
Varma, R. 2001. The Role of Institutional
Investors in Equity Financing and Corporate Monitoring.Journal of Business and Economic Studies.”7:39-53.
Wahyudi, U dan Pawestri.H.P.
2006.Implikasi Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntasi 9. Padang.
Widarjo,Wahyu, Bandi dan Sri Hartoko. 2010. Pengaruh Ownership Retention,
Investasi dari Proceeds,dan Reputasi Auditor Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi Ke-13 Purwokerto.