ANALISA KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
(Studi kasus pada PT Kalbe Farma Tbk Cikarang) Syahrul Saprudin1,Bamban Tri Cahyono2
1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Pemasaran Unversitas Pelita Bangsa
Email: [email protected]
2)Profesor,Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pelita Bangsa
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) analysis of company performance using a financial perspective (2) company performance analysis using customer perspektive (3) company performance analysis using internal business perspective (4) company performance analysis using growth and learning perspective, quantitative research on PT Kalbe Farma Tbk, the population of this study was 100 employees customer with data collection technique using questionnaires and company data processed using formulas.
The risearch shows that the financial pespective was an average value 4,73 for curent rasio and 3 for quick rasio,and rasio solvabilitas average 0,17 and total debt to asset 0,21 and total debt to equity for an average profit margin of 0.53 and an average return on assets of 0.12 for revenue growth, it increased in 2019 by 0.88 and in 2020 by 0.89. Customer perspective for the customer satusfaction index is at 4328 points categorized as very satisfied which is in the interval 4201 to 5000, internal business perspective using te AETR formula with an average of 0,56, the perspective of growth and learning customer satisfaction index is at 3728 categorized as satisfied which falls in the interval from 3061 to 3780 and employee produktivity increases every year, in 2018 by 0.14, in 2019 by 0.15 and in 2020 by 0.17, the result of performance measurement can the be used as a benchmark for the company’s strategy in the future.
Keyword: Balanced scorecard;Performance measurement;PT Kalbe Farma Tbk
PENDAHULUAN
Pada saat ini perkembangan dunia bisnis semakin kompetitif, tantangan yang di hadapi di masa depan oleh organisasi yang berorientasi pada laba maupun non laba menjadi semakin rumit dan komplek, tantangan yang di
hadapi berasal dari dalam perusahaan dan juga dari luar perusahaan, tantangan dari dalam perusahaan biasanya berasal dari terpenuhinya sumber daya manusia yang kurang terampil, terbatas modal dan turunnya produktifitas.tantangan yang berasal
dari luar perusahaan adalah semakin tingginya tingkat persaingan yang di hadapi oleh perusahaan serta perkembangan teknologi yang pesat. Dengan adanya tantangan tersebut perusahaan harus di tuntut untuk harus mengikuti perkembangan zaman dan harus lebih efisien dan profesional dalam mengelola bisnisnya dan lebih menigkatkan kinerja dalam persaingan bisnis dengan perbaikan kualitas kerja, perusahaan harus memiliki strategi-strategi bisnis yang tepat agar tetap eksis serta memenangkan persaingan Apabila memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif dapat dimiliki oleh perusahaan dengan sumber daya yang handal baik dari sisi
financial ataupun non-financial untuk
terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses bisnis internalnya sebagai upaya menghasilkan produk atau jasa
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. sistem pengukuran kinerja kebanyakan masih menggunakan sistem tradisional, yaitu hanya mengukur kinerja berdasarkan aspek keuangan (financial).
Balanced scorecard adalah alat bantu dalam melakukan penilaian kinerja yang konsepnya berupa keseimbangan antara perspektif keuangan dan non keuangan sebagai bagian dari strategi organisasi dimasa yang akan datang,penerapan balanced scorecard membantu para manajer untuk menilai kesuksesan unit bisnis mereka dalam melakukan aktifitas penciptaan value pada masa kini dengan selalu memperhatikan kepentingandi periode selanjutnya.(Budiarti,2009;Wistawan 2012).
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian kinerja perusahaan (Mulyadi,2007:328)
menjelaskan pengertian kinerja perusahaan sebagai keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dalam mencapai sasaran-sasaran strategik yang telah di tetapkan melalui inisiatif strategik pilihan.
(Muhammad,2008:14)
menjelaskan kinerja perusahaan sebagai kemampuan perusahaan untuk meraih tujuan melalui pemakaian sumber daya secara efisien dan efektif dan menggambarkan seberapa jauh
suatu perusahaan mencapai hasilnya setelah di bandingkan dengan kinerja terdahulu previous performance dan kinerja organisasi lain benchmarking serta sampai seberapa jauh meraih tujuan dan target yang telah di tetapkan Perspektif balanced scorecard
(Kaplan dan Norton,2011)
balanced scorecard merupakan suatu
metode penilaian yang mencakup empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perspektif keuangan
Kinerja keuangan harus di pantau dan di ukur perusahaan dan merupakan elemen penting dalam sebagian besar perusahaan. Pemantauan kinerja keuangan tersebut merupakan kunci utama yang di jelaskan pada perspektif keuangan balanced scorecard. Perlu di ingat bahwa pentinganya perspektif keuangan bukan berarti mengabaikan perspektif lainnya karena perlua adanya penyelarasan dari setiap perspektif untuk mencapai tujuan perusahaan di masa depan.
Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Menurut (Kaplan dan Norton,2000:23) tujuan keuangan berhubungan dengan profitabilitas yang di ukur.
Perspektif pelanggan
Istilah manajemen pada saat ini telah menunjukan peningkatan atas indikator. Jadi jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan kesesuaian, dan dana para pelanggan. Kinerja yang buruk dari perspektif pelanggan akan menurunkan jumlah pelanggan di masa yang akan datang meskipun pada saat ini kinerja keuangan terlihat baik.
Menurut (Dewi aulia dan Andri ikhwana,7:2012) salah satu faktor keberhasilan dalam sebuah pemasaran
produk adalah dengan diterimanya produk ke konsumen, pemasaran dapat dilakukan bila adanya pelanggan yang membutuhkan produk lain, dalam perspektif pelanggan ini tentunya ada tujuan yang ingin dicapai perusahaan yaitu memuaskan dan menyenagkan pelanggan.
Perspektif internal bisnis
Analisis proses bisnis internal perusahaan di lakukan menggunakan dengan analisis value chain, menurut porter dalam (mcleod,2007)perusahaan akan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan rantai nilai (value chain) perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan aktifitas nilai (value activities).
Value chain atau rantai nilai adalah suatu serangakain kegiatan bisnis yang mana pada setiap tahapan atau langkahnya mamapu meningkatkan nilai atau pemanfaatan pada barang dan jasa yang di produksi, dimana serangkaian ini di ciptakan oleh Michael E. Porter yang dimana terdapat kumpulan kegiatan bisnis yang bertujuan demi membuat dan membangun suatu nilai agar mampu menghasilkan margin nilai tambah untuk perusahaan.
Disini manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis harus di unggulkan perusahaan, scorecard perspektif ini untuk mengetahui manajer seberapa baik bisnis yang di
jalankan dan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Proses ini mengidentifikasi dan membangun infrastruktur perusahaan demi meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang, proses ini bersumber dari faktor sumber daya manusia dan prosedur organisasi yang terdapat di dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berkaitannya dengan perbaikan individu serta perusahaan.
Pembelajaran dan pertumbuhan tujuan baik keterpaduan orang atau individu, sistem organisasi perusahaan, dan organisasi yang menciptakan pertumbuhan dan perbaikan untuk perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut (Atkinson,2012:123-124) pembelajaran dan pertumbuhan menekankan pada keahlian dan kemampuan karyawan, teknologi, dan keterpaduan organisasi yang akan memicu perbaikan di sejumlah proses penentu keberhasilan dalam pembelajaran dan pertumbuhan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, studi kasus adalah suatu pendekatan untuk meneliti fenomena sosial melalui analisis kasus individual secara lengkap dan teliti serta memberikan analisis intensif, dan menggunakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, (Mulyanto dan Wulandari,2010:23) penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan yang bersifat objektif, menekankan pada pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang lebih banyak menggunakan kualitas objek, penelitian
ini di lakukan secara intensif dan teliti serta mendalam terhadap perusahaan dengan cara melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisa data dan pelaporan hasil dari penelitian tersebut.
Metode analisi data 1.perspektif keuangan
perspektif keuangan menunjukan apakah strategi, implementasi,dan pelaksanaan yang dilakukan perusahaan telah berkontribusi secara efektif pada peningkatan laba perusahaan (Bhagwat dan Sharma,2007),beberapa metode pengukuran yang dilakukan yaitu:
Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya (Riyanto,2001) menghitung rasio likuiditas perusahaan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Current ratio
Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar
Current ratio=𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟x100% Quick ratio
Merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan.
Quickratio=
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x100% Rasio solvabilitas
Menurut (Kasmir,2014) rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan hutang, menurut (Husna,2002) menghitung rasio solvabilitas
perusahaan sebagai berikut:
Total debt to asset
Membadningkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjanng dengan jumlah aktiva.
Total debt to asset=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎x100% Total debt to equity
Membandingkan antara hutang dengan modal
Total debt to equity=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x100% Rasio profitabilitas
Menurut (Kasmir,2012) rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, forfitabilitas merupakan faktor yang mendapatkan perhatian khusus karena untuk dapat melangsungkan hidup suatu perusahaan maka perusahaan tersebut haruslah dalam keadaan yang menguntungkan,tanpa adanya keuntungan (profit) maka akan sulit perusahaan untuk menarik modal dari luar. Mengukur profitabilitas menurut (Harmono,2011) yaitu:
Net profit margin
Rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu
Net profit margin=𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100% Return on asset
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.
Return on asset= 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟x100%
Pertumbuhan pendapatan
Menurut (Harahap,2018) perumbuhan laba merupakan suatu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba bersih dibangdikan tahun lalu.
2.Perspektif pelanggan
dengan membagikan sejumlah kuesioner kepada konsumen PT Kalbe Farma Tbk. Data yang akan diperoleh dari teknik kuesioner ini untuk mencari tahu seberapa puas pelanggan terhadap layanan yang di berikan oleh karyawan perusahaan.
Serta menggunakan profitabilitas konsumen untuk mencari keuntungan kepada konsumen dengan rumus:
Customer
profitability=𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
x100%
3.perspektif internal bisnis
dengan proses operasi pelayanan untuk mengukur seberapa besar tingkat kualitas pelayanan PT Kalbe Farma Tbk dengan pengukuran
menggunakan rumus Administratif expense to total revenue.
AETR=𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛x100%
4.perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
dengan membagikan sejumlah kuesioner kepada karyawan PT Kalbe Farma Tbk. Data yang akan diperoleh dari teknik kuesioner ini untuk mencari tahu seberapa puas karyawan bekerja di PT Kalbe Farma Tbk yang di berikan oleh perusahaan.
Tingkat produktivitas karyawan digunakan untuk mengetahui produktifitas karyawan dalam periode tertentu Produktivitas karyawan= 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛x100% PEMBAHASAN Perspektif keuangan
Perhitungan pada perspektif keuangan dilakukan menggunakan data laporan laba rugi perusahaan pada tahun desember 2018 - desember 2020
sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Rasio likuiditas
Current ratio=𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Berdasarkan tebel tersebut di ketahui bahwa current ratio pada tahu 2018 sebesar 465.77%;Tahun 2019 435.46%; tahun 2020 411.59% current ratio menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya,semakin
rendah nilai dari current ratio maka akan mengidentifikasi ketidak mampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Pada tabel tersebut menunjukan current ratio nya mengalami penurunan setiap tahunnya.
Rasio Solvabilitas
Total Debt to Asset=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎x100%
Tahun Total Hutang Total aktiva
Debt
asset Standar Rasio hasil
2018 2,851,611,349,015 18,146,206,145,369 15.71% 15.79%-19.07% baik 2019 3,559,144,386,553 20,264,726,862,584 17.56% 15.79%-19.07% cukup baik 2020 4,288,218,173,294 22,564,300,317,374 19.00% 15.79%-19.07% cukup baik Rasio rata-rata 17.43% Interval 1.64% min-interval 15.79% max-interval 19.07%
Berdasarka tabel diatas diketahui bahwa total debt to asset pada tahun 2018 sebsar 15.71%; tahun 2019 sebesar 17.56%; tahun 2020 sebesar
19.00%, total debt to asset rasio yang di gunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset dan nilai rasio yang tinggi menunjukan Tahun aktiva lancar hutang lancar
current ratio Standar Rasio hasil 2018 10,648,288,386,726 2,286,167,471,594 465.77% 410.51%-464.69% baik 2019 11,222,490,978,402 2,577,108,805,851 435.46% 410.51%-464.69% cukup baik 2020 13,075,331,880,715 3,176,726,211,674 411.59% 410.51%-464.69% cukup baik Rasio rata-rata 437.60% Interval 27.09% min-interval 410.51% max-interval 464.69%
peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidak mampuan perusahaan dalam membayar semua
kewajiban.pada tabel diatas setiap tahun persentase mengalami kenaika
Rasio profitabilitas Profit margin=𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100%
Berdasrakan tabel diatas bahwa perolehan profit magin pada tahun 2018 sebesar 53.72%; tahun 2019 sebesar 51.94%; tahun 2020 sebesar 53.51%,
profit margin menggambarkan besarnya laba yang diperoleh perusahaan terhadap penjualan yang
telah dilakukan, semakin tinggi nilai profit margin maka perusahaan dinilai bekerja dengan baik dari sudut pandang financial, pada tabel diatas profit
margin mengalami turun naik setiap
tahunnya. Perspektif pelanggan Interval = (Ikmaks-Ikmin):5 Ikmaks = PP x R x EX maks = 10 x 100 x 5 = 5000 Ikmin = PP x R x EX min = 10 x 100 x 1 = 1000
tahun laba bersih penjualan
profit
margin Standar Rasio hasil 2018 2,497,261,964,757 4,648,059,167,594 53.72% 50.67%-55.43% cukup baik 2019 2,537,601,823,645 4,885,435,602,169 51.94% 50.67%-55.43% cukup baik 2020 2,799,622,515,814 5,231,909,615,110 53.51% 50.67%-55.43% cukup baik Rasio rata-rata 53.05% interval 2.38% min-interval 50.67% max-interval 55.43%
Interval = (5000-1000):5 = 800
Keterangan
Perceived Performance : Banyak Item Pertanyaan Responden : Jumlah Responden
EX maks : Skore maksimal yang bisa diperoleh EX min : Skore minimal yang bisa diperoleh
Customer profitability=𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ x100%
Perspektif internal bisnis Dalam internal bisnis ada proses operasi pelayanan untuk mengukur seberapa tingkat kualitas pelayanan yang diberikan kepada customer, pengukuran dapat dilakukan dengan
menggunakan Rasio Administrative
Expence to Total revenue
(AETR).rumus yang digunakan sebagau berikut:
AETR=𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛x100%
tahun biaya administrasi total pendapatan AETR 2018 1,191,705,459,131 2,497,261,964,757 47.72% 2019 1,575,212,529,131 2,537,601,823,645 62.07% 2020 1,676,663,014,928 2,799,622,515,814 59.88%
No Interval Kategori 1 1000-1800 Sangat Tidak Puas 2 1801-2600 Tidak Puas 3 2601-3400 Cukup Puas 4 3401-4200 Puas 5 4201-5000 Sangat Puas
tahun laba bersih belum pajak Penjualan bersih cust profitability 2018 3,306,399,669,021 4,648,059,167,594 71.13% 2019 3,402,616,834,533 4,885,435,602,619 69.65% 2020 3,672,632,574,744 5,231,909,165,110 70.19%
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Interval = (Ikmaks-Ikmin):5 Ikmaks = PP x R x EX maks = 9 x 100 x 5 = 4500 Ikmin = PP x R x EX min = 9 x 100 x 1 = 900 Interval = (4500-900):5 = 720 Keterangan
Perceived Performance : Banyak Item Pertanyaan Responden : Jumlah Responden
EX maks : Skore maksimal yang bisa diperoleh EX min : Skore minimal yang bisa diperoleh
Produktifitas karyawan, produktifitas didefinisikan (Handoko,2001:218) sebagai suatu ukuran atas penggunaa sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio
dari keluaran (output) yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Produktivitas karyawan
= 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛x100% tahun laba bersih total karyawan Produktivitas
2018 2,497,261,964,757 17,000 14.68%
2019 2,537,601,823,645 16,500 15.37%
2020 2,799,622,515,814 16,000 17,49%
No Interval Kategori 1 900-1620 Sangat Tidak Puas 2 1621-2340 Tidak Puas 3 2341-3060 Cukup Puas 4 3061-3780 Puas 5 3780-4500 Sangat Puas
Semakin tinggi tingkat produktivitas karyawan maka semakin baik,karena dianggap karyawan dalam perusahaan
tersebut cukup baik dalam bekerja dan mengerjakan tugasnya masing-masing.
Kesimpulan
Berdasarkan masalah dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa poin penting bahwa pengukuran kinerja pada perusahaan menggunakan metode
balanced scorecard dilihat dari empat
perspektif, sebagai berikut: 1.perspektif keuangan
Hasil analisa keuangan menunjukan bahwa kinerja pada PT Kalbe Farma Tbk dengan menggunakan rasio likuiditas dengan hasil yang cukup baik
nilai rata-rata 4,37 untuk current ratio dan 3 untuk quick ratio setiap tahun rasio likuiditas mengalami penurunan, kemudian untuk rasio solvabilitas dengan hasil yang cukup baik menghasikan nilai rata-rata 0,17 untuk
total debt to asset dan nilai rata-rata
0,21 untuk total debt to equity setiap tahun rasio solvabolitas mengalami kenaikan, kemudian untuk rasio profitabilitas dengan hasil cukup baik
menghasilkan nilai rata-rata 53.05% untuk profit margin mengalami naik turun setiap tahunnya dan 12,89% untuk return on asset mengalami penurunan setiap tahunnya, serta tingkat pertumbuhan pendapatan tahun 2020 sebesar 8.98% dan tahun 2019
sebesar 8.80% mengalami kenaikan setiap tahunnya.
2.Perspektif pelanggan
Hasil analisa pelangan pada PT Kalbe Farma Tbk indeks kepuasan pelanggan berada pada posisi sangat puas dengan nilai 4238 dengan elemen-elemen yang ada saat ini, serta pada customer profitabilitas pada tahun 2018 sebesar 71.13%;dan tahun 2019 sebesar 69.65%; dan tahun 2020 sebesar 70.19% mengalami turun naik setiap tahunnya.
3.Perspektif internal bisnis
Hasil analisa internal bisnis pada PT Kalbe Farma Tbk dengan rumus (AETR) Administrative Expence to
Total revenue mengalami naik turun
pada tahun 2018 sebesar 47.72% dan tahun 2019 naik sebesar 62.07% dan mengalami penurunan sebesar 59.88% 4.Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Hasil analisa pembelajaran dan pertumbuhan bahwa karyawan puas dengan nilai 3728,serta terjadi motivasi dan pemberdayaan sehingga terjadi kenaikan pada produktifitas karyawan pada tahun 2018 sebesar 14.68% dan tahun 2019 sebesar 15.37% tahun 2020 sebesar 17.49%.
Saran
Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka saran yang disampaikan sebagai berikut:
Bagi perusahaan
a.Berdsasarkan hasil dengan kesimpulan diatas perusahaa harusnya menerapkan balanced scorecard pada bisnisnya.
b.Ada beberapa bagian pada keuangan yang kurang baik sehingga perusahaan harus melakukan analisa dan improvement untuk melakukan perbaikan.
c.Improvemen yang dilakukan perusahaan sebainya berfokus pada minuman dan suplemen untuk daya tahan tubuh dengan kondisi corona seperti ini.
d.Setelah melakukan perbaikan pada keuangan sebaiknya perusahaan melakukan analisa pada bagian lain
guna untuk mendapatkan hasil yang lebih.
Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan:
a.Masih diperlukan konsep yang sama untuk meneliti konsistensi dari peneliti karena penelitian ini baru pertama kali diadakan.
b.Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan perbandingan dan refrensi untuk melakukan penelitian dengan metode lain agar mendapatkan perbandingan yang lebih baik serta memberikan hasil maksimal karena perkembangan zaman.
c.Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber atau refrensi lain terkait dengan metode balanced scorecard.
d.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam analisis ini, untuk penelitian selanjutnya agar memberikan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alimudin, A. (2019). Analisa pengaruh penerapan perspektif balanced scorecard terhadap peningkatan kinerja UMKM. vol.4, No.1, April 2019, 1-17.
Arsyifa, Y. H. (2019). Analisa pengukuran kinerja menggunakan metode balanced scorecard (studi kasus pada industri koran). seminar dan konferensi nasional IDEC 2019,
Surakarta 2-3 Mei 2019, 1-10.
Aulia, D. (2012). Perencanaan strategi pengembangan usaha kain tenun sutra dengan pendekatan metode balanced scorecard (studi kasus di pabrik sutra tiga putra).
Lufriansyah. (2020). Balanced scorecard dalam mengukur kinerja perusahaan PT Pertamina(PERSERO). vol.4, No.1 1 April 2020, 98-105.
Nugrahayu, E. R. (2015). penerapan metode balanced scorecard sebagai tolak ukur pengukuran kinerja perusahaan. vol.4 No.10 (2015), 1-16.
Rumintjap, M. L. (2013). penerapan balanced scorecardsebagai tolak ukur pengukuran kinerja di RSUD Noogan. Vol.1 no.3 September 2013, Hal.841-850, vol.1, 842-850. Setiawan, V. D. (2015). pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode
balanced scorecard. Vol.13,no.1,Desember 2015, 83-90.
Styaningrum, F. (2014). Analisi kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard pada Kusuma Sahid Prince Hotel Surakarta. Vol.3 No.1(2014), 32-43.
Sudana, N. P. (2013). penilaian kinerja pada PT Adi Karya dengan pendekatan balanced scorecard. Akuntansi Universitas Udayana 5.3 (2013), 516-529.
Tumelap, J. (2014). Analisis kinerja perusahaan jasa pelaksana konstruksi. Vol.04, No.2