BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini, peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukur perilaku agresif, pola asuh orang tua dan konsep diri. Bersamaan dengan itu, akan diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang akan digunakan.
3.1Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel independent yaitu : a. Pola asuh otoriter (X1). b. Konsep diri (X2).
2. Variabel dependent yaitu : Perilaku agresif (Y).
3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter
total semua aspek. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin menunjukkan pola asuh otoriter yang tinggi.
3.2.2 Konsep Diri
Fitts (1971) mengatakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam ia berinteraksi dengan lingkungannya. Fitts juga mengemukakan bahwa konsep diri mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, dengan mengetahui konsep diri seseorang maka akan lebih memudahkan untuk meramalkan dan memahami tingkah lakunya.
Konsep diri akan diukur dengan menggunakan enam aspek yang dikembangkan oleh Fitts (1971). Untuk menilai dari aspek tersebut, akan digunakan skor angka peringkat dari aspek-aspek konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini.
3.2.3 Perilaku Agresif
Buss dan Perry (1992) memberikan definisi perilaku agresif sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun non fisik.
Perilaku agresif akan diukur dengan menggunakan 4 aspek yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Untuk menilai dari aspek tersebut, akan digunakan skor angka peringkat dari aspek-aspek perilaku agresif yang digunakan dalam penelitian ini.
3.3Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 4 Ambon kelas I dan II yang berjumlah 612 siswa.
Sampel dalam penelitian ini adalah 150 siswa. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah sampling Purposif atau sampel pertimbangan. Dalam sampling pertimbangan atau purposif, pertimbangan peneliti memegang peranan, bahkan menentukan obyek mana yang dapat dianggap menjadi anggota sampel (Syarifudin, 2002). Kriteria dalam penelitian ini adalah kelas I dan II sesuai dengan nomor urut absen, dan per kelasnya akan diambil masing-masing 15 siswa.
Adapun ciri-ciri dari populasi penelitian ini dapat dikelompokan berdasarkan jenis kelamin dapat dibedakan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Populasi berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Populasi
1. Laki-laki 65 siswa
2. Perempuan 85 siswa
Total 150 siswa
Data lebih jauh diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan pengaruh pola asuh otoriter orang tua dan konsep diri terhadap perilaku agresif siswa SMA N 4 Ambon.
jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.
Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan skala likert dengan 5 alternatif jawaban, yakni: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
3.4 Skala
3.4.1 Skala Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter diukur dengan menggunakan skala pola asuh otoriter oleh Baumrind (1991). Item akan disusun melalui pernyataan favorable (pernyataan positif)dan unfavorable (pernyataan negatif).
Penjabaran dari aspek pola asuh otoriter, indikator, dan sebaran total item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Blue Print Skala Pola Asuh Otoriter
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Batasan perilaku
Mengikuti aturan-aturan yang diterapkan orang tua tanpa memiliki kebebasan
1,6, 14,
18 32 5
Pengontrolan orang tua yang bersifat diktator
3, 5, 22,
30 23 5
2.
Kualitas hubungan emosional orang
tua-anak
Mendapat hukuman
jika melanggar perintah 12, 13, 29 21, 28 5 Kurangnya komunikasi
dengan orang tua 24, 26, 31 19, 25 5
3. Perilaku
mendukung
Jarang mendapatkan hadiah dari orang tua jika memperoleh keberhasilan
7, 8, 9 17 5
Tidak adanya perhatian dari orang tua akan
kebutuhan-kebutuhannya
2, 4, 27 10 5
Jumlah Aitem 20 8 28
Untuk proses try out, jumlah aitem diperbanyak menjadi 32 aitem. Penjabaran dari aspek pola asuh otoriter, indikator dan sebaran total aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3
Sebaran Aitem Pola Asuh OtoriterUntuk Try Out
NO. ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Batasan perilaku
Mengikuti aturan-aturan yang
diterapkan orang tua tanpa memiliki kebebasan
1,6, 14,
18 11*, 32 6
Pengontrolan orang tua yang bersifat diktator
3, 5, 22,
30 20*, 23 6
2. Kualitas hubungan emosional orang tua-anak Mendapat hukuman jika melanggar perintah 12, 13,
29 21, 28 5
Kurangnya komunikasi dengan orang tua
24, 26,
31 19, 25 5
3. Perilaku
mendukung
Jarang mendapatkan hadiah dari orang tua jika memperoleh keberhasilan
7, 8, 9 16*, 17 5
Tidak adanya perhatian dari orang tua akan kebutuhan-kebutuhannya
2, 4, 27 10, 15* 5
Jumlah Aitem 20 12 32
TOTAL 32
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.4.2 Skala Konsep Diri
seseorang akan lebih mudahkan untuk meramalkan dan memahami perilakunya (Fitts, 1971). Item pernyataan akan disusun dalam pernyataan favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif).
Penjabaran dari aspek konsep diri, indikator, dan sebaran total item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4
Blue Print Skala Konsep Diri
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Keluarga
Kepuasan dan kedekatan dengan keluarga
1, 2, 3, 4 5 5
2. Akademik
Mampu menilai diri sendiri dalam bidang akademik
6, 7, 8, 9 10 5
3. Fisik
Mampu menilai keadaan dirinya antara lain, kesehatan, penampilan, dan keadaan tubuh
11, 12,
13, 14 15 5
4. Moral
Mempresepsikan hubungan dengan Tuhan berdasarkan nilai-nilai moral agama
16, 17,
18, 19 20 5
5. Pribadi Kepuasan terhadap
dirinya
21, 22,
23, 24 25 5
6. Sosial
Interaksi dengan orang lain maupun
lingkungannya
26, 27,
28, 29 30 5
Jumlah Aitem 24 6 30
TOTAL 30
Tabel 3.5
Blue Print Konsep Diri Untuk Try Out
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Keluarga
Kepuasan dan kedekatan dengan keluarga
1, 2, 3, 4 5, 31* 6
2. Akademik
Mampu menilai diri sendiri dalam bidang akademik
6, 7, 8, 9 10, 32* 6
3. Fisik
Mampu menilai keadaan dirinya antara lain, kesehatan, penampilan, dan keadaan tubuh
11, 12,
13, 14 15, 33* 6
4. Moral
Mempresepsikan hubungan dengan Tuhan berdasarkan nilai-nilai moral agama
16, 17,
18, 19 20, 34* 6
5. Pribadi Kepuasan terhadap
dirinya
21, 22,
23, 24 25, 35* 6
6. Sosial
Interaksi dengan orang lain maupun
lingkungannya
26, 27,
28, 29 30, 36* 6
Jumlah Aitem 24 12 36
TOTAL 36
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.4.3 Skala Perilaku Agresif
Perilaku agresif diukur dengan menggunakan skala perilaku agresif yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Item disusun melalui pernyataan favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif).
Tabel 3.6
Blue Print Perilaku Agresif
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Agresi Fisik Melukai 2, 13, 34 8 4
Menyakiti 5, 22, 36 29 4
2. Agresi Verbal
Menghina 4, 33, 35 21 4
Mencaci maki 14, 30,
32 27, 4
3. Kemarahan
Marah 1, 23 9, 18 4
Benci 12, 25,
28 19 4
4. Permusuhan Merasa curiga 7, 10, 15,
20, 17 5
Jumlah Aitem 21 8 29
TOTAL 29
Seluruh aitem asli dari Buss dan Perry (1992) yang telah dimodifikasi oleh penulis digunakan dalam proses try out. Penjabaran dari aspek konsep diri, indikator dan sebaran aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Blue Print Perilaku Agresif Untuk Try Out
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Agresi Fisik Melukai 2, 13, 34 8, 16* 5
Menyakiti 5, 22, 36 11*, 29 5
2. Agresi Verbal Menghina 4, 33, 35 6*, 21 5
Mencaci maki 14, 30, 32 27, 4
3. Kemarahan Marah 1, 23, 31* 9, 18 5
Benci 12, 25, 28 19 4
4. Permusuhan Merasa curiga
3*, 7, 10, 15, 20,
24*,
17, 26* 8
Jumlah Aitem 24 12 36
TOTAL 36
3.5 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Alat Ukur 3.5.1 Uji Daya Diskriminasi Aitem
Azwar (2012) menyatakan bahwa daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan perilaku agresif, maka aitem yang berdaya beda tinggi adalah aitem yang mampu menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki agresivitas tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala iti sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total.
Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan rᵢₓ≥0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rᵢₓ kurang dari 0,30 dapat diiterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2012).
3.5.2 Reliabilitas
yang dianggap reliabel adalah jika memenuhi nilai minimal 0.60 (Ghozali, 2009).
3.6 Uji Asumsi Klasik
Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan bahwa sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu diuji agar memenuhi Criteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih.
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram, P-P Plot Test, dan uji one sample kolmogorov smirnov.
3.6.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Sebab jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10 (Ghosali, 2009).
3.6.3 Uji Heteroskedastisitas
ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka terjadi problem heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependenn ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).
3.6.4 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000). Hasil uji linieritas dengan p<0.05 maka dapat dikatakan adanya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3.7 Uji Hipotesis