• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kartasura.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kartasura."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM

PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH

KARTASURA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

Sigit Eko Prasetio

J210100028

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jln. A. Yani, Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Telp.(0271) 717417 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertandatangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :

Pembimbing I

Nama : Arif Widodo, A.Kep, M.Kes

Pembimbing II

Nama : Agustaria Budinugroho, S.Kep. Ns

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : SIGIT EKO PRASETIO

NIM: : J 210.100.028

Program Studi : S1 – Keperawatan

Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Lansia dalam Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kartasura

Naskah artikel tersebut layak dan dapat di setujui untuk di publikasikan. Demikian

persetujuan ini dibuat, semoga dapat di pergunakan seperlunya.

Pembimbing I

Arif Widodo, A.Kep, M.Kes

Surakarta, 1 April 2015 Pembimbing II

Agustaria Budinugroho, S.Kep. Ns   

(3)

 

NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM

PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH

KARTASURA

Sigit Eko Prasetio

Kegiatan posyandu lansia yang seiap bulannya diadakan secara rutin, pada kenyataanya masih banyak lansia dan pra lansia tidak selalu mengikuti kegiatan posyandu. Hal ini dapat disebabkan kurangnya pengetahuan dan sikap tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil studi pendahuluan diketahui masih banyak pra lansia mempunyai pengetahuan yang kurang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan dan namun sikap yang cukup baik. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap lansia dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Wilayah Kartasura. Jenis penelitian adalah quasi experimental Design, dengan rancangan dengan rancangan pretest dan posttest with control groub design. Sempel penelitian adalah kelompok usia yang memiliki umur 49-59 tahun sebanyak 34 kelompok perlakuan dan 31 kelompok kontrol. Instrument penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan,sikap,SAP dan leaflet. Analisis data menggunakan uji komparatif paried sample test dan independent sempel test. Hasil penelitian mennjukkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap pra lansia tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan p < 0,05. Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap pada kelompok kontrol dengan p < 0,05.

(4)

TEXT PUBLICATION

ABSTRACT

EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON THE LEVEL OF

KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF ELDERLY IN THE USE

OF HEALTH SERVICES IN KARTASURA

Sigit Eko Prasetio *, Arif Widodo **, Agustaria Budinugroho ***

(5)

LATAR BELAKANG

Beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami ledakan penduduk lansia (lanjut usia) pada 2010 hingga 2020. Jumlah lansia diperkirakan naik mencapai 11,34% dari jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2007, jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,96 juta orang.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di Kabupaten Sukoharjo komposisi lansia pada tahun 2004 berjumlah 120,2 ribu jiwa. Pada tahun 2005 sejumlah 121,6 ribu jiwa dan pada tahun 2006 jumlah lansia sebanyak 124,5 ribu jiwa (Herawati,2009).

Pada tahap ini individu akan mengalami banyak perubahan secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya selama ia muda (Hidayati, 2009).

Menurut Sudaryanto dan Irdawati (2008) ada beberapa faktor yang menjadikan lansia kurang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang beberpa hal tersebut ialah keterbatasan waktu, dana dan tenaga. Terdapat factor lain seperti kurangnya pengetahuan, sikap, tindakan partisipasi lansia, jarak rumah dengan posyandu, pengalaman pemanfaatan pelayanan, biaya yang dikeluarkan dan efektifitas pelayanan yang diberikan di Posyandu Lansia

Hasil observasi di Desa Pabelan masih banyak lansia yang tidak paham dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal tersebut disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan lansia yang belum memahami dan mengetahui akan

pemanfaatan posyandu lansia serta tujuan dari kegiatan tersebut.

Bedasarkan hasil wawancara peneliti dengan 5 lansia di daerah pabelan pada 7 januari 2014 bahwasanya dari 5 lansia tersebut tidak paham tentang pemanfaatan posyandu lansia itu yang seperti apa serta belum pernah ikut dalam kegiatan posyandu lansia.

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehata terhadap tingkat pengetahuan dan sikap lansia dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah Kartasura.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

quasi eksperimental Design, dengan rancagan pretest and posttest with control group design.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura pada bulan November 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelompok usia yang telah memiliki umur 45-59 tahun di desa Pabelan sebanyak 189 orang (Data demografi, kelurahan Pabelan, 2014).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

Proportional Random Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi.

Besarnya sampel pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

n=

Keterangan :

(6)

n : Besar sampel

: Tingkat ketepatan

Perhitungan sebagai berikut

n =

n = 65 atau sama dengan 65 responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3. Distribusi responden menurut kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan

Karakteristik Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

Jumlah (%) Jumlah (%)

Umur

44 – 48 tahun 4 11,8 1 3,2

49 – 53 tahun 2 5,9 2 6,5

54 – 59 tahun 28 82,4 28 90,3

Jenis Kelamin :

Laki-laki 11 32,4 11 35,5

Perempuan 23 67,6 20 64,5

Pendidikan

Sekolah Dasar 20 58,8 17 54,8

Sekolah Menengah Pertama 3 8,8 5 16,1

Sekolah Menengah Atas 6 17,6 6 19,4

Diploma 5 14,7 3 9,7

Pekerjaan

Pensiun 15 44,1 8 25,8

IRT 5 14,7 11 35,5

Tidak Bekerja 8 23,5 1 3,2

Buruh 3 8,8 8 25,8

Guru/Wiraswasta 3 8,8 3 9,7

Jumlah 34 100,0 31 100,0

diperoleh distribusi umur responden pada kelompok eksperimen maupun kontrol lebih banyak pada rentang usia antara 54-59 tahun yaitu maisng-masing 82,2% dan 90,3%. Jenis kelamin pada masing-masing kelompok mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 67,6% dan 64,5%. Sekolah Dasar (SD) yaitu

(7)

Pengetahuan Lansia Terhadap Pemanfatan Pelayanan Kesehatan

Tabel 5. Hasil Pre Test dan Post Test Pengetahuan tentang Pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Desa Pabelan

Pengetahuan

Kelompok Pre Test

Perlakuan Kontrol

N % N %

Tinggi 16 47,1 13 41,9

Rendah 18 52,9 18 58,1

Total 34 100.0 31 100.0

Kelompok Post Test

Perlakuan Kontrol

N % N %

19 55,9 15 48,4

15 44,1 16 51,6

34 100.0 31 100.0

diperoleh hasil pre test pengetahuan pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mayoritas rendah yaitu masing-masing 52,9% pada kelompok perlakuan dan 58,1% pada kelompok kontrol. Hasil post test pengetahuan responden kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mayoritas pada kategori tinggi dan rendah yaitu masing-masing sebesar 55,9% pada kelompok perlakuan dan 51,6% pada kelompok konrol.

Sikap Lansia terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Table sikap lansia terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Tabel 7. Hasil Pre Test dan Post Test Sikap Responden tentang Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Desa Pabelan

Sikap

Kelompok Pre Test

Perlakuan Kontrol

N % N %

Baik 20 58,8 14 45,2

Buruk 14 41,2 17 54,8

(8)

Kelompok Post Test

Perlakuan Kontrol

N % N %

26 76,5 19 61,3 8 23,5 12 38,7

34 100.0 31 100.0

diperoleh bahwa hasil pre test untuk sikap responden sebelum adanya pendidikan kesehatan pada kedua kelompok mayoritas pada kategori baik masing-masing 58,8% pada kelompok perlakuan dan 45,2% pada kelompok kontrol. Hasil

post test sikap kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mayoritas masih dalam kategori baik masing-masing 76,5% pada kelompok perlakuan dan 61,3% pada kelompok kontrol. 

Rata-rata

Pre Test

dan

Post

Test

Pengetahuan kelompok

Perlakuan dan Kontrol

Untuk mengetahui nilai rata-rata pre test dan post test pengetahuan kelompok perlakuan dan kontrol menggunakan uji statistik paired sample t-test ditampilkan dalam tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata antara pre test dan posttest pengetahuan kelompok perlakuan dan kontrol.

Pengetahuan Mean

t-test p-value Keputus

an

Pre test – Perlakuan 12,59

7,275 0.001 Ho ditolak

Post test – Perlakuan 15,32

Pre test – Kontrol 11,87

4,951 0.001 Ho ditolak

Post test – Kontrol 13,65

Tabel 10 diperoleh hasil uji paired simple t-test pada kelompok perlakuan nilai p-value = 0,001 < 0,05, hal ini menunjukkan Ho ditolak, sehingga disimpulkan ada perbedaan rata-rata pengetahuan responden pada kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil uji paired simple t-test pada kelompok kontrol diperoleh nilai p-value = 0,001 < 0,05, sehingga Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata

(9)

 

Rata-rata

pre test-post test

sikap kelompok perlakuan dan kontrol

Tabel 11.Rata-rata sikap responden kelompok perlakuan dan kontrol antara

pretest dan posttest pendidikan kesehatan di Desa Pabelan Sikap  Mean  t‐test  p‐value Keputusan  Pre test – Perlakuan  62,66  3,687 0.001  Ho ditolak  Post test – Perlakuan 66,35 

Pre test – Kontrol 58,29

3,870 0,001  Ho ditolak  Post test – Kontrol  61,77 

Tabel 11. Diperoleh hasil uji

paired simple t-test pada kelompok perlakuan nilai p-value = 0,001 < 0,05 , hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata sikap kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah mendapat pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Desa Pabelan Kartasura. Sedangkan hasil paired simple t-test pada kelompok kontrol diperoleh nilai p-value = 0.001 < 0,05, berarti Ho ditolak artinya terdapat perbedaan rata-rata sikap responden kelompok kontrol antara pre test dan

post test tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Sukoharjo.  Perubahan sikap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ditampilkan dalam gambar 2

.

Pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan tentang

pemanfaatan pelayanan

kesehatan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok

kontrol

(10)

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Tabel 12.Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol di Desa Pabelan

Posttest pengetahuan Mean t-test p-value

Kelompok eksperimen

Kelompok kontrol

15,32

13,65 3,094 0.003

diperoleh nilai p-value = 0,003 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan pralansia tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.

Pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap sikap

pemanfaatan pelayanan

kesehatan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok

kontrol

Tabel 13. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang sikap pemanfaatan pelayanan kesehatan antara kelompok perlakuan dengan kelompok di Desa Pabelan.

Post test sikap Mean t-test p-value

Kelompok perlakuan Kelompok kontrol

66,35

61,77

3,212 0.002

(11)

PEMBAHASAN

Pengaruh Pendidikan

Kesehatan terhadap

Pengetahuan Responden

tentang Pemanfaatan

pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan. Bedasarkan hasil penelitian pengetahuan responden dari kedua kelompok memiliki tingkat pengetahuan sedang pada penilaiain

pretest yaitu 47,1 % pada kelompok eksperimen dan 41,9 % pada kelompok kontrol

.

Pengetahuan responden kedua kelompok mengalami peningkatan (tinggi) pada penilaian post test yaitu 55,9 % pada kelompok eksperimen dan 48,4% pada kelompok kontrol.

Pada kelompok eksperimen peningkatan pengetahuan dapat dinilai setelah perolehan informasi melalui pendidikan kesehatan yang diberikan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sedangkan peningkatan pengetahuan pada kelompok kontrol dapat terjadi karena perolehan informasi dari media lain, seperti media cetak, media elektronik, dari keluarga dan orang lain serta informasi dari petugas kesehatan setempat. Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2012) yang meneliti tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi lansia, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang posyandu lansia dimulai dari sumber informasi, sasaran, pengertian, pelayanan, status lansia, manfaat posyandu lansia, orang

yang bertugas di posyandu, dan peranan lansia sehingga mempengaruhi keaktifan lansia dalam pemanfaatan posyandu.

Perubahan rata-rata pada tingkat pengetahuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disebabkan oleh banyak faktor namun latar belakang pendidikan setiap responden juga mempengaruhi hal perubahan rata-rata pengetahuan karakteristik responden bedasarkan pendidikan responden dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagian besar adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu masing-masing 58,8% dan 54,8% dan pada Diploma 14,7% pada kelompok eksperimen dan 9,7% pada kelompok kontrol.

Tetapi hal ini berbanding dengan apa yang dikemukakan oleh Ganda (2011) melalui penelitiannya tentang pengaruh budaya dan sosial ekonomi keluarga lansia terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara

pengetahuan, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan

terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.

Pengaruh Pendidikan

Kesehatan terhadap Sikap

responden tentang

Pemanfaatan pelayanan

kesehatan

(12)

kelompok memiliki sikap baik pada penilaiain pretest didapat hasil pada kelompok eksperimen 58,8% dan pada kelompok kontrol 45,2 % . Sikap responden kedua kelompok mengalami peningkatan pada penilaian post test

yaitu 76,5% pada kelompok eksperimen dan 61,3% pada kelompok kontrol.

Perubahan sikap pada kelompok eksperimen dapat dinilai setelah responden mendapat pendidikan kesehatan yang disampaikan oleh peneliti, sehingga terjadi peningkatan sikap dalam melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sehingga responden dapat membandingkan materi pendidikan kesehatan yang diperoleh dengan kondisi dan kebiasaan-kebiasaan responden selama ini sebelum mendapatkan tambahan informasi melalui pendidikan kesehan. Sedangkan sikap pada kelompok kontrol, dimana pendidikan kesehatan yang diberikan dilakukan setelah post test, hal ini menjadikan responden tidak banyak mendapat informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan maksimal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudaryanto dan Irdawati (2008), yang menjelaskan bahwa pemanfaatan posyandu Lansia dipengaruhi antara lain oleh pengetahuan, sikap, tindakan partisipasi lansia, jarak rumah dengan posyandu, pengalaman pemanfaatan pelayanan, biaya yang dikeluarkan dan efektifitas

pelayanan yang

diberikan di Posyandu Lansia

tersebut.

Berbeda dengan apa yang diteliti oleh Musfira Nur (2011) mengenai permintaan jasa pelayanan kesehatan pada rumah sakit bersalin di kota Makassar pendapatan keluarga

dan biaya atau harga obat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan pelayanan kesehatan.

Namun ada beberapa faktor lain yang dapat mengubah sikap lansia dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan hal yang dijumpai oleh peneliti ialah faktor pengalaman mereka terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan mereka beranggapan bahwa mengikuti pelayanan kesehatan posyandu lansia dapat memberikan pemahaman yang baik untuk memelihara kesehatan individu.

KETERBATASAN

1.

Terdapat beberapa responden yang berkeinginan untuk pulang terlebih dahulu, hal ini terjadi karena responden mempunyai pekerjaan yang belum bisa ditinggalkan.

2. Pada penelitian ini jeda yang diberikan antara penyuluhan dengan post test hanya 2 hari, sehingga responden kurang dapat mengaplikasikan informasi yang diperoleh secara maksimal, selain itu keterbatasan kemampuan masing-masing untuk mengingat dengan baik (short memory) materi pendidikan kesehatan yang di sampaikan sangat berpengaruh untuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh responden. 

 

(13)

disampaikan akan sulit untuk dipahami dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.

Tingkat pengetahuan pralansia dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan mayoritas sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan tergolong rendah.

2.

Sikap pralansia dalam

melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan mayoritas

sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan tergolong

buruk.

3.

Tingkat pengetahuan pralansia dalam melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan sebagian besar mengalami peningkatan, sehingga terdapat pengaruh

pemberian pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan pralansia dalam melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

4.

Sikap pralansia dalam

melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan sebagian besar tergolong baik dan mengalami peningkatan, sehingga terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap peningkatan sikap pralansia dalam melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota . 2003.

Dalam Angka Tahun 2003.

Pekalongan.

Depertemen Kesehatan RI. 2005.

Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut. Jakarta : Gramedia.

Ganda. Et al. 2011. Pengaruh Budaya Dan Sosial Ekonomi Keluarga Lansia Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan. Jurnal

Kesehatan. Vol 1.

http://jurnal.usu.ac.id/index.php./k pkb/123456789/719/706/. 10 Desember 2014. Surakarta.

Hidayati. 2009. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia di Kelurahan Daleman Tulung Klaten. Jurnal Kesehatan.

http://etd.eprints.ums.ac.id/6425/1 /j210050063.pdf. Surakarta.

Herawati. 2009. Hubungan Tingkat Activity Of Daily Living (ADL) Dengan Kejadian Insomnia pada Lansia di Desa Pucungan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Penerbit : Tidak Dipublikasikan. Tanggal akses : 05-01-2013.

Musfira N. 2011. Analisis Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Bersalin Di Kota Makassar. Jurnal Manajemen Kesehatan.

(14)

Sumiati. 2012. Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayayah Kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda. Jurnal Kesehatan. Edisi 21 : 730. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/123

456789. 13 Desember 2014. Surakarta.

Sudaryanto. A., & Irdawati. (2008). Persepsi Lansia terhadap Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lansia di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Prambanan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan,

Vol 1. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/h

endle/123456789/3420. Surakarta. 14 Maret 2014.

*Sigit Eko Prasetio Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura.

**Arif Widodo, A.Kep, M.Kes:

Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura.

Gambar

Tabel  3. Distribusi responden menurut kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan
Tabel 5. Hasil Pre Test dan Post Test Pengetahuan tentang Pemanfaatan
Tabel 10.  Rata-rata antara pre test dan post test pengetahuan kelompok perlakuan dan kontrol
Tabel 11.Rata-rata sikap responden kelompok perlakuan dan kontrol antara pretest dan posttest pendidikan kesehatan di Desa Pabelan
+2

Referensi

Dokumen terkait

sekitar site dan peta – peta blok plan eksisting. Langkah yang terakhir yaitu merancang sebuah desain yang baru dari objek penelitian. Pereancangan ini didasarkan pada

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) hasil analisis efisiensi teknis menunjukkan bahwa usahatani padi dilokasi Prima Tani dan bukan peserta Prima Tani

Berdasarkan penelitian dengan memasukkan data dari hasil kuisioner menyatakan bahwa secara simultan kepemimpinan, komitmen dari seluruh komponen organisasi, sumber

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL PRODI DIII TEKNIK

Hasil dari perancangan aplikasi yang dibuat adalah toko buku online dengan J2ME yang dapat membantu pelanggan untuk melakukan pembelian 24 jam dan membuat toko buku online

The chairperson of the committee has one more dollar than the vice chairperson, who sits on his right and has one more dollar than the member on her right, who has one more dollar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh Guru yang berisi uraian tentang:. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

Pada Pedon P2 (Segmen Lereng) memiliki solum tanah paling tipis karena bentuk wilayahnya tergolong terjal dengan kemiringan lereng 30-60 %, sehingga semakin memudahkan tanah