commit to user
PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH
MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Disusun oleh: Yudi Nugroho
K 3205029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
i
PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH
MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
oleh: Yudi Nugroho
K 3205029
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
iv
ABSTRAK
Yudi Nugroho. PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010,Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat memberi masukan tentang menggambar sketsa wajah manusia, yang sesuai dengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia Bagi Guru, dapat memberikan masukan untuk menerapkan metode melihat obyek langsung dalam menggambar sketsa wajah manusia upaya meningkatkan kemampuang menggambar sketsa wajah manusia.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian ini adalah siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 20 siswa dan Bapak Agus Sasmito , Ibu Hanung Rosifa serta Bapak Anang Syahroni selaku guru seni di SMK N 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 sebagai kolaborator dengan peneliti.Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai November dengan pretes dan 2 kali siklus, tiap siklus mencakup empat tindakan yaitu, perencanaan, pelaksanaan , observasi analisis refleksi.Teknik pengunpulan data yang di gunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah observasi, wawancara, test, dokumentasi dan kajian dokumen. Peneltian ini menggunakan analisis data deskriptif komparatif dan analisis kritis yaitu berkaitan dengan kegiatan dalam proses belajar mengajar.
commit to user
v
ABSTRACT
Yudi Nugroho. THE IMPLEMENTATION OF DIRECT OBSERVATION
METHOD TO IMPROVE HUMAN FACIAL SKETCH DRAWING ON 1ST GRADE STUDENTS MAJORING IN FINE ARTS, STATE VOCATIONAL SCHOOL OF SMK NEGERI 9 SURAKARTA YEAR OF 2009/2010. A Minithesis. Surakarta: Pedagogic and Educational Science Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, 2010.
The objective of this research is to improve the ability to draw human face sketch on 1st Grade Students Majoring in Fine Arts, State Vocational School of SMK Negeri 9 Surakarta year of 2009/2010. For the students, the result of this research can provide inputs about how to draw human facial sketch according to proportion aspect, sketch drawing technique and human facial expression. For teachers, it can provide inputs to impement direct observational method in drawing human facial sketch in efforts to improve competence in drawing human facial sketch.
This research is a class action research with the subject the 1st Grade Students of State Vocational School of SMK Negeri 9 Surakarta year of 2009/2010 amount of 20 students and Mr. Agus Sasmito, Mrs. Hanung Rosifa and Mr. Anang Syahroni as the fine arts subject teacher in SMK N 9 Surakarta year of 2009/2010 as the collaborator of the researcher. This action class research held in March to November using pretest and 2 times cycle from which each cycle covers four actions, they are planning, implementation, observation, analysis and reflection. Data collection method used in this Class Action Research is observation, interview, test, documentation and documentary analysis. This research uses comparative descriptive data analysis and critical analysi that related with the activities in learning process.
Based on the results of this research, there can be concluded that the
implementation of direct observation method can improve the students’
commit to user
vi
MOTTO
Kalau kita sudah mengikhlaskan diri untuk beriman, percayalah tidak ada yang
mampu mencegah kekuasaan Tuhan untuk memuliakan kita bila Tuhan sudah
berkehendak
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
- Ayahku ( almarhum) dan Ibuku tercinta yang aku hormati, tanpa Bapak dan Ibu aku tidak akan bisa seperti ini.
- Kakak-kakakku tercinta yang aku hormati
- Keponakanku (Nadia, Brigita, dan Evan) yang aku cintai
- Teman–teman dan Almamater Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan
petunjuk, kemudahan serta rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, Penulis sampaikan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, sebagai Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
2. Drs. Suparno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FKIP UNS Surakarta.
3. Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn, selaku Ketua Program Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta.
4. Drs. Yant Mujianto, M.Pd. selaku koordinator skripsi program Studi
Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS
Surakarta.
5. Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi I, yang selalu
memberi bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
6. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku pembimbing skripsi II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga dapat memperlancar
penulisan skripsi ini.
7. Drs. Tatuk Heryanto, MM, selaku Kepala sekolah SMK N 9 Surakarta
8. Drs. Agus Sasmito, Anang Sya’roni, S.Pd dan Hanung Rosifah, S.Sn, selaku
Guru mata pelajaran menggambar sketsa di SMK N 9 Surakarta.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat tersusun.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna,
maka kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan.Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca, dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.
Amin.
Surakarta, Desember 2010
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL………
HALAMAN PERSETUJUAN………..………...
HALAMAN PENGESAHAN...
ABSTRAK ...
MOTTO...
PERSEMBAHAN...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI ………
DAFTAR TABEL...
DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR LAMPIRAN...
BAB I PENDAHULUAN………....
A. Latar Belakang Masalah……….
B. Rumusan Masalah………..
C. Tujuan Penelitian dan Indikator Penelitian ………
D. Manfaat Penelitian……….
BAB II LANDASAN TEORI...
A. Kajian Pustaka...………
1. Menggambar Sketsa………...
a. Pengertian Menggambar………
b. Pengertian Sketsa………...
2. Metode Melihat Obyek Langsung……....…………...
Pengertian Metode Obyek Langsung……...
3. Penilaian………...
a. Pengertian Skor Dan Nilai……….
b. Pengolahan Dan Pengubahan Skor Hasil Belajar
Menjadi Nilai Standar………
B. Kerangka Pikir……….……...
C. Hipotesis Tindakan……….……..
commit to user
x
BAB III METODEPENELITIAN………...
A. Tempat dan WaktuPenelitian……….
1. TempatPenelitian ……….………
2. Waktu Penelitian……….………
B. Subjek Penelitian ...
C. Sumber Data……….…...
D. Teknik Pengumpulan Data….……….…...
E. Teknik Analisis Data….………...
F. Prosedur Penelitian….………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……….
B. Melakukan Pretes ………
C. Deskripsi Tiap Siklus………. ………
1. Siklus 1………..
2. Siklus 2……….
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………..
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ………
A. Simpulan ………..
B. Implikasi ………
C. Saran.……….
DAFTAR PUSTAKA………...
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Hasil Observasi dan Penilaian Pretes………..
Tabel 2 : Prosentase Penilaian Pretes ...
Tabel 3 : Hasil Observasi Penilaian Siklus 1...
Tabel 4 : Prosentase Penilaian Siklus 1...
Tabel 5 : Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 2...
Tabel 6 : Prosentase Penilaian Siklus 2 ...
Tabel 7 : Analisis struktur Kurikulum ...
Tabel 8 : Presensi Siswa Pre test...
Tabel 9 : Presensi Siswa Siklus 1...
Tabel 10: Presensi Siswa Siklus 2...
31
32
40
41
49
50
67
74
82
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar
1. Proporsi Wajah Manusia 1...………...
2. Proporsi Wajah Manusia 2 ...
3. Alur Kerangka Pikir...
4. Prosedur Penelitian………..
5.Karya PretesLutvand………
6. Grafik Penilaian Pretes... ...………
7. Proses menggambar Sketsa Wajah Manusia Pertemuan 1 Siklus 1...
8. Proses Menggambar Sketsa Wajah Manusia Pertemuan 2Siklus 1…..
9. Karya Lutvand Siklus 1………
10. Grafik Penilaian Siklus 1...………...
11. Proses Menggambar Sketsa Siklus 2...………...
12. Peneliti Mengobservasi Siswa Siklus 2. ………….………...
13.Karya Lutvand Siklus 2 ...…………...
14.Grafik Penilaian Siklus 2...
15.Karya Lutvand (Pretes, Siklus , Siklus 2)...
16.Grafik Perbandingan Penilaian (Pretes, Siklus 1, Siklus2)...
17. Wawancara Dengan Bapak Agus Sasmito....………...
18. Wawancara Dengan Bapak Anang Sya’roni………...
19. Wawancara Dengan Ibu Hanung Rosifah ………...
20. Bapak Agus Sasmito dan Bapak Anang Sya’roni Sedang menjelaskan
menggambar sketsa wajah dan Tugas (Pretes)...
21. Siswa Mendengarkan Sebelum Pretes Dimulai………...
22.Siswa Sedang Menggambar Sketsa Wajah Manusia Dengan metode
Melihat Objek Langsung Siklus 1………...
23. Siswa Sedang Diwawanarai...………...
24.Siswa Sedang Menggambar Dengan Metode Melihat Objek Langsung
commit to user
xiii
25. Siswa Diwawancarai………...
26. Peneliti Sedang Konsultasi Dengan Bapak Agus Sasmito ………. 27.Karya Catur. P (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………. 28. Karya Andri Prasetyo (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ……….. 29. Karya Dwi Safitri (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………
30.Karya Darmono (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………..
31. Karya Aditya Wahyu (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………...… 32. Karya Andreas Eko Ady (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)…………..……… 33. Karya Okti (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………..…
34. Karya Ratih Purwanti (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………...
35. Karya Muhamad Lutvand(Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………. 36. Karya Agus Dwi P (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)……….. 37. Karya Andrian Bagus H (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ……….
102
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Kurikulum……….... Lampiran 2. Analisis Struktur Kurikulum………...
Lampiran 3. Silabus ...
Lampiran 4. HasilWawancara Guru Prasiklus ………...
Lampiran 5. Presensi Siswa Pretes...………...
Lampiran 6. RPP Siklus 1...………
Lampiran 7. Presensi Siswa Siklus 1...………...
Lampiran 8. Hasil Wawancara Siswa Siklus 1………...
Lampiran 9. Hasil Wawancara Guru Siklus 1………...
Lampiran 10. RPP Siklus 2………...
Lampiran 11. Presensi Siswa Siklus 2………...
Lampiran 12. Hasil Wawancara Guru Siklus 2………...
Lampiran 13. Hasil Wawancara Siswa Siklus 2………...
Lampiran 14. Foto Wawancara Guru Observasi Awal….………
Lampiran 15. Foto Pretes………….….………...
Lampiran16. Foto Siklus 1………….………...
Lampiran 17. Foto Siklus 2………...
Lampiran 18. Hasil Karya Siswa (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)...
Lampiran 19 Hasil Observasi dan Penilaian Penilaian Pretes ...
Lampiran 20 Hasil Observasi Penilaian Siklus 1 ...
Lampiran 21 Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 2 ...
commit to user
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan menjadikan
manusia dapat mengembangkan potensi dalam dirinya, serta pendidikan membuat
manusia dapat memiliki budi pekerti yang luhur, serta moral yang baik. Menurut
UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar, dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Di samping itu Redja Mudyahardjo (2001: 45-46),”Pendidikan adalah
keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya, karena
pendidikan adalah pengalaman belajar”. Oleh karena itu pendidikan sangatlah
penting seperti yang telah didefinisikan atau diartikan di atas.
Begitu juga dalam pendidikan seni, karena menurut pendapat Jazuli (2008)
menyatakan bahwa pendidikan seni adalah upaya sadar untuk menyiapkan siswa
melalui kegiatan pembimbingan, pembelajaran, dan pelatihan agar siswa memiliki
kemampuan berkesenian. Dalam konteks ini salah satunya adalah Pendidikan Seni
di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta yang mempunyai tujuan
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
kejuruannya.
Salah satu kejuruan tersebut adalah kejuruan seni rupa. Di dalam kejuruan
seni rupa terdapat mata pelajaran menggambar sketsa yang di berikan di kelas 1
SMK N 9 Surakarta. Pengertian menggambar sketsa itu sendiri adalah
menggambar hanya dengan menggunakan garis dengan segala variasinya (Agung
Suryahadi, 2008 : 284).
Berdasarkan observasi awal di dalam kelas saat siswa menggambar sketsa
wajah, dan wawancara dengan Bapak Anang Sya’roni, Bapak Agus Sasmito, serta
commit to user
Ibu Hanung Rosifah selaku Guru mata pelajaran menggambar sketsa, dapat
diidentifikasi bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa
kelas 1 seni rupa lemah. Hal ini disebabkan oleh: Sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam menggambarkan proporsi, teknik menggambar sketsa, dan
ekspresi wajah manusia.
Berdasarkan permasalahan tersebut Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang
Syaroni, dan Ibu Hanung Rosifah selaku Guru mata pelajaran menggambar sketsa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta melakukan tindakan. Tindakan
tersebut adalah dengan memberikan metode drill pada siswa, yakni siswa di beri
pekerjaan rumah minimal 10 lembar HVS untuk melatih kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia.
Tapi dalam kenyataannya metode drill yang di gunakan oleh Bapak dan
Ibu Guru belum menunjukan hasil yang maksimal. Hal ini karena dalam metode
drill siswa tidak melihat obyeknya secara langsung, sehingga siswa belum dapat
dapat memaksimalkan kemampuannya dalam menggambar sketsa wajah manusia.
Maka di perlukan solusi untuk meningkatkan kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 9 Surakarta, yaitu : dengan metode melihat obyek langsung. Mengapa
menggunakan metode melihat obyek langsung dirasa penting, sebab siswa akan
terus menerus melihat obyek ( wajah manusia ) dan berulang-ulang secara
langsung sehingga mengasah motorik siswa.
Selain itu Francis D.K. Ching (2010) dengan melihat akan memberikan
bahan dasar berupa persepsi pada siswa yang akhirnya akan digunakannya dalam
menggambar. Hal ini akan memudahkan siswa dalam berlatih menggambar sketsa
wajah manusia, sehingga dalam proporsi, teknik menggambar sketsa, dan
ekspresi wajah manusia hasilnya menjadi lebih baik. Selain itu dengan metode
melihat obyek langsung memberikan kesempatan siswa untuk melihat dan
mengalami langsung obyek yang digambarnya (wajah manusia), dan bukan
berimajinasi tentang obyek yang digambarnya (wajah manusia), maka dalam
commit to user
Berdasarkan uraian tersebut diharapkan kemampuan menggambar sketsa
wajah manusia pada siswa dapat ditingkatkan, dan bukan hanya beberapa siswa,
tetapi seluruh siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9
Surakarta.
Adapun fokus permasalahan penelitian ini di batasi dengan judul :
Penerapan Metode Melihat Obyek Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menggambar Sketsa Wajah Manusia Pada Siswa Kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 ?”
C. Tujuan dan Indikator Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Guna memberikan arah dalam penelitian, maka perlu adanya tujuan yang
hendak di capai. Tujuan dalam penelitian ini adalah:
Meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas I
Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran
2009/2010.
2. Indikator Penelitian
Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dapat dirumuskan
indikator keberhasilan peningkatan kemampuan menggambar sketsa wajah
manusia adalah jika siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang memperoleh nilai 80 ke atas
(kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70% . Dengan satuan
commit to user
• 70% siswa mampu menerapkan teknik menggambar sketsa, dan dapat
menggambarkan wajah manusia secara proporsional serta dapat
mengambarkan ekspresi wajah manusia.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan, dan
pengajaran agar dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam Program
Pendidikan Seni Rupa di kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9
Surakarta.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis:
Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis sebagai langkah awal
penerapan ilmu pengetahuan yang penulis terima dari bangku kuliah yang berupa
teori, terutama masalah yang berkaitan dengan pendidikan seni dalam hal ini
adalah menggambar sketsa.
b) Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam pelajaran Seni Rupa
sebagai metode dalam mengatasi masalah dalam pelajaran menggambar sketsa.
c) Bagi siswa kelas I Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta
Penelitian ini diharapkan dapat memberi hal yang positif terhadap siswa
kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa dalam pelajaran
menggambar sketsa.
d) Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta
Penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi sekolah, dalam hal
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Menggambar Sketsa
a. Pengertian Menggambar
Menurut Harry Sulastianto ( 2006 : 64 ) “Menggambar adalah salah satu kegiatan Seni Rupa yang paling dikenal”. Oleh karena itu banyak orang tidak
asing dengan kata menggambar.
Selain itu menggambar merupakan unsur seni rupa yang paling mendasar
serta merupakan bahasa yang paling universal. Menggambar juga bagian dari seni
rupa yang sudah ada bahkan sebelum manusia menemukan tulisan (Veri
Apriyatno, 2001). Oleh sebab itu menggambar tidak dapat dilepaskan dari
pendidikan seni terutama pendidikan seni rupa.
Di dalam pengertian yang lain Andrian Hill (2000 ) berpendapat bahwa
dalam menggambar, penggambar harus bisa menggambarkan hasil gambarnya
sampai menyerupai sesuatu yang dibuat dengan garis hitam dan putih. Mengacu
pada pendapat tersebut penyajian kemiripan dengan obyek gambarnya adalah hal
yang penting.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Francis D.K. Ching (2002) yang
berpendapat bahwa menggambar adalah sarana ekspresi yang sangat penting atau
vital, dan merupakan suatu reaksi alami terhadap apa yang kita lihat dan kita
visualisasikan melalui suatu guratan-guratan yang di guratkan di atas sebuah
permukaan. Guratan guratan yang diguratkan di atas sebuah permukaan tersebut
harus menyajikan suatu kemiripan dengan sesuatu. Sesuatu dalam hal ini adalah
obyek yang digambar yakni wajah manusia. Jadi siswa harus menyajikan
kemiripan antara gambar dan obyek yang digambarnya.
Untuk menghasilkan kemiripan dalam menggambar obyek yang
digambarnya seorang penggambar harus mempunyai kemampuan yang bagus
untuk melihat obyek yang digambarnya. Karena menggambar tidak dapat
commit to user
Dengan meningkatnya aktivitas melihat obyek yang digambar secara
langsung, maka kemampuan menggambar siswa akan semakin meningkat. Karena
dengan melihat langsung obyek yang digambar, siswa akan mudah untuk meniru
obyek yang digambarnya sehingga siswa akan dapat menyajikan suatu kemiripan.
Pengertian menggambar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
gambar yang berarti tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat
dengan coretan pada kertas. Selain itu menggambar dengan melihat obyek
gambarnya langsung sangat dianjurkan karena dapat membiasakan mata untuk
menggambar obyek yang digambar (Heryanto dalam http: //khanzaku
.wordpress.com /2010/02/27/belajar-menggambar-cara-menggambar-wajah/).
Berdasarkan pendapat yang telah diutarakan di atas menggambar adalah
sesuatu yang sangat mendasar dalam seni rupa yang menyajikan suatu kemiripan
dalam kertas melalui suatu guratan-guratan, dan melihat obyek secara langsung
menjadi bagian yang sangat penting terhadap hasil menggambar.
b. Pengertian Sketsa
1) Pengertian Sketsa
Menurut Henri Nurcahyo sketsa adalah suatu gambar rancangan yang akan
diwujudkan menjadi karya akhir, baik berupa lukisan atau karya tiga dimensi
(Henri Nurcahyo dalam
http://henrinurcahyo.wordpress.com/2009/08/31/lukisan-sketsa-setelah-lim-keng-tiada/). Menurut Dedi Nurhadiat (2004) sketsa merupakan
suatu coretan-coretan kasar yang dimunculkan dalam goresan yang diulang-ulang
pada sebuah permukaan.
Lebih lanjut pengertian sketsa secara etimologi adalah berasal dari kata
etch yang berarti goresan yang selalu terkenang-kenang. Sketsa dibuat pada
permukaan kertas atau kanvas atau benda lainnya dengan unsur garis sebagai
elemen gambarnya. Unsur garis menjadi hal yang penting dalam sketsa karena
garis menjadi suatu karakter dalam sketsa. Hal ini dikarenakan karena di dalam
sketsa garis dibuat spontan, mengalir lancar, efektif, dan efisien serta
mendiskripsikan obyek secara garis besar (Agus Priyatno dalam http://ismanadi
commit to user
2) Fungsi sketsaMenurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching & Drawing “ (2005 : 4 )
ada tiga kategori :
- Gambar sebagai karya catatan, di sebut juga sketsa :
Gambar demikian kehadirannya di karenakan penciptaannya ingin merekam
kejadian atau obyek-obyek yang di lihatnya sebagai momen yang menarik.
- Gambar sebagai karya lengkap atau karya jadi :
Gambar tipe ini kehadiranya merupakan tujuan pribadi penciptanya, bukan
tujuan lain di luar gambar itu sendiri.
- Gambar sebagai karya studi :
Gambar jenis ini lebih merupakan eksplorasi masalah teknis atau bentuk.
Sketsa dibuat dengan di awali dari memilih titik fokus atau pusat
perhatian. Titik fokus atau pusat perhatian tersebut dapat ditekankan dengan
memperkuat, dan mendramatiskan kontras (Jackie Simmonds, 2006 : 27 ). Dalam
pengertian tersebut sketsa sangat baik bila di awali dengan memilih titik fokus
atau pusat perhatian.
Dalam memilih titik fokus siswa harus melihat obyek yang digambar.
Karena melihat obyeknya langsung adalah cara yang terbaik dalam membuat
sketsa. Hal ini karena di dalam menggambar sketsa dibutuhkan kemampuan
melihat yang baik dan cermat (Riyanto dalam
http://ksupointer.com/2010/seni-menggambar-sketsa-wajah). Oleh karena itu di dalam membuat sketsa siswa harus
meluangkan waktu untuk melihat obyek yang digambarnya secara langsung.
Karena dengan melihat obyek yang digambarnya secara langsung siswa dapat
memperdalam dan mempertajam pengamatannya. Selain itu dengan melihat
obyek yang digambarnya secara langsung, pembuat sketsa dapat menafsirkan
secara benar obyek yang di sketsa untuk dapat disajikan dalam suatu karya
sketsa.
Menurut Thomas C.Wang (2002 ) di dalam menggambar sketsa ada
beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni: (1) tahap melihat obyek yang di
sketsa; (2) tahap mengidentifikasi; (3) tahap mengucilkan obyek, (4) tahap
commit to user
sketsa tersebut melihat obyek yang digambarnya secara langsung merupakan
tahapan yang pertama dan terpenting karena dengan melihat siswa baru dapat
mengidentifikasi, mengucilkan gambar, dan menyederhanakannya serta
menerjemahkan obyek menjadi sebuah karya sketsa. Hal ini sangat penting karena
tujuan dari sketsa adalah menafsirkan secara grafis suatu gambar dengan benar.
Walaupun cara penyajiannya tiap individu berbeda akan tetapi sketsa harus
mempunyai tingkat realisme yang tinggi, karena di dalam karya sketsa obyek
yang digambarnya harus bisa dikenali orang lain.
Adapun pengertian dari aspek – aspek tersebut dapat di jelaskan lebih
lanjut, sebagai berikut :
a. Proporsi :
Proporsi yaitu perbandingan antara benda satu dengan yang lain (Hanung Rosifah,
2007 : 5). Menurut Soepratno ( 1985 : 100) proporsi merupakan suatu ukuran
perbandingan antara bagian-bagian yang satu dengan yang lain pada benda
tersebut. Jadi perbandingan ukuran antara mata dengan bagian yang lain, hidung
dengan bagian yang lain, mulut dengan bagian yang lain, telinga dengan bagian
yang lain, dll. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar1. Proporsi Wajah Manusia 1
commit to user
Secara proporsi wajah dibagi menjadi 2 bagian sama ukurannya, bagian– bagian
wajah terdiri dari dahi yang ukurannya 1/3 dari muka, mata yang ukurannya 1/3
dari muka, hidung ukurannya 1/3 dari muka, mulut ukurannya 1/3 dari ukuran
ujung hidung kedagu, telinga ukurannya 1/4 dari muka.
Menurut Abdulhadi ( tt : 48) proporsi wajah manusia terbagi menjadi beberapa
bagian, seperti yang terlihat di bawah ini:
Gambar 2. Proporsi wajah manusia 2
(Sumber. Pendidikan Seni Rupa “Menggambar” Drs. Abdulhadi )
Dari gambar 2 tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa (1) mata manusia
commit to user
sama besar; (2) mulut dibagi menjadi 1/3 panjang ukuran sama besar, dan lebar
1/2 ukuran sama besar; (3) telinga terbagi menjadi 1/4 ukuran wajah.
b. Teknik menggambar sketsa
Teknik menggambar sketsa meliputi :
1) Komposisi :
- Kesatuan : Diperlukan pengaturan obyek utama dan obyek penunjang.
Obyek utama harus menempati bagian terbesar dari sketsa tersebut, sehingga
tempat sebagai bagian terpenting dan memerlukan perhatian khusus.
- Tekanan : Pemberian rendering yang cermat dan kontras yang baik
dengan memperhatikan arah sinar merupakan cara tepat untuk menghasilkan
tekanan.
- Keseimbangan : Pengaturan obyek utama gambar dan penunjangnya
dengan memberikan penekanan yang sesuai (http: //agung dwie .blog .undip
.ac.id/2010/03/)
2) Rendering :
Menurut Tytton Sishertanto ( http/tytton.Wordpress.com ) Rendering
adalah proses akhir dari keseluruhan proses menggambar dengan
model.Teknik rendering merupakan teknik yang dapat di katakan sempurna
dengan aslinya, di mana obyek atau benda yang di gambarnya sangat sesuai
dengan obyek aslinya.
Dalam rendering akan muncul dua karakter pencahayaan dan bahan atau
tekstur obyek. Semua teknik rendering memunculkan pencahayaan dan
pengaruhnya pada keadaan pada gambar. Setiap goresan yang di bentuk oleh
bolpoin/pena merupakan hasil pertemuan antara cahaya dan sebuah obyek.
Pada saat membuat rendering/pemekatan/tekstur gambar, genggaman
bolpoin/pena lebih jauh ke atas, dengan posisi ujung telunjuk dari ibu jari
berjauhan .Sehingga tangan lebih bebas bergerak dari ujung bolpoin lebih
banyak mengenai kertas karena kemiringan bolpoin/pena. Ayunkan telunjuk
dan ibu jari ke atas dan kebawah untuk membuat garis dengan jangkauan yang
commit to user
berdekatan. Bergeraklah dengan menggunakan poros bahan, untuk
meminimalkan bergeraknya jari dan telapak tangan. Pada saat kita
menggambar garis yang lebih detail, genggaman bolpoin/pena mirip pada saat
kita menulis. Bolpoin/pena di pegang lebih kebawah telunjuk dan ibu jari
berdekatan, untuk menghasilkan garis yang pendek-pendek.
3) Garis spontan :
Menurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching & Drawing “
( 2005 : 5 ), Garis adalah rentetan ( rangkaian ) titik yang mempunyai dimensi
memanjang dan punya arah tertentu. Berdasarkan arahnya, garis mempunyai
sifat dasar yaitu garis lurus dan garis lengkung.
c. Ekspresi Mimik Wajah :
Menurut Very Apriyatno dalam bukunya “ Cara mudah menggambar dengan pensil “( 2004 : 71 ), Ekspresi wajah adalah pancaran dari emosi. Memahami ekspresi mimik muka sangat penting dalam menggambar manusia.
Dalam penggambaranya, kita harus memahami posisi alis, mata, hidung,
mulut, pipi dan kening.
Oleh sebab itu pembuat sketsa atau sketser yang baik adalah sketser yang
mampu melihat obyek sketsanya dengan jeli ( Tonggo Simangunsong dalam
http://tonggo
Wordpress.com/2007/08/13-sketsa-kesederhanaan-sang-maestro-ipema’aro ef/). Sketsa ada beberapa jenis ( dikutip dari
http://www.kebun-angan.com ), yakni:
1. Quick Skecthadalah salah satu jenis sketsa yang paling kasar, paling cepat dibuat, dan karenanya paling sedikit menyita waktu, biaya dan konsentrasi. 2. Detailed Sketch adalah salah satu jenis sketsa dalam penggambaran segi
bentuk lebih detail dari padaquick skecth.
3. Computer Sketch adalah salah satu jenis sketsa paling mudah dicerna karena penggambarannya sangat jelas.
Sedangkan pengertian wajah adalah muka (dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2001 : 1266). Dalam pengertian tersebut berarti wajah manusia dapat
diartikan sebagai bentuk atau wujud muka manusia. Berdasarkan uraian tersebut,
commit to user
yang bertujuan untuk mengabadikan bentuk atau wujud muka manusia ke dalam
media kanvas atau kertas.
Berdasarkan uraian yang telah diutarakan di atas melihat obyek langsung
merupakan unsur yang penting dalam pembuatan sketsa. Dengan melihat siswa
dapat mempertajam dan mendalami obyek yang di gambarnya, sehingga karya
sketsanya menjadi baik.
2. Metode Melihat Obyek Langsung
a. Pengertian Metode Melihat Obyek Langsung
Kata metode berasal dari kata Yunanimethodos, yang terdiri dari dua kata , yakni sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti) dan sambungan
kata benda hodos (jalan, cara, arah). Kata methodos sendiri berarti adalah penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem
aturan tertentu. Melihat dari pengertiannya tersebut metode bisa dirumuskan suatu
proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang
dipakai oleh disiplin ilmu untuk mencapai suatu tujuan ( dalam
http://semangatbelajar.com/tag/pengertian-metode/)
Menurut Rosady Ruslan (2004) metode adalah suatu jalan cara atau upaya
untuk menemukan suatu jawaban tentang suatu masalah. Dalam pengertian yang
lain Wina Senjaya (2008) berpendapat bahwa metode diartikan sebagai “a way in achieving something”. Mengacu pada pengertian tersebut metode dapat diartikan
sebagai sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Jadi dalam metode melihat obyek langsung guru menunjukan obyek yang
di gambar oleh siswa, dalam hal ini wajah manusia. Dengan melihat wajah
manusia secara langsung, siswa dapat mempunyai gambaran secara langsung
tentang proporsi wajah mansuia secara benar. Dan mampu untuk menggunakan
bahan, dan alat gambar yang berbeda-beda dalam mengaambar sketsa, karena
commit to user
Selain itu dengan metode melihat obyek langsung siswa akan semakin
memahami obyek yang di gambarnya, karena dengan metode melihat obyek
langsung gambar obyeknya akan cepat ditangkap oleh siswa. Dengan metode
melihat obyek langsung siswa tidak akan tertipu akan pikirannya atau
imajinasinya, sehingga di dalam menggambar sketsa wajah manusia siswa akan
dapat menggambar sketsa wajah manusia dengan baik. Hal ini karena siswa dalam
menggambar sketsa wajah manusia dengan obyek langsung yang berada di
depannya, bukan yang dipikirannya. Lebih lanjut dengan metode ini mereka akan
dapat melihat obyek gambarnya dan langsung meniru obyeknya, karena
menggambar merupakan aktivitas melihat dan meniru. (Robins dalam
http://putra-manut.blogspot.com/2010/07/ptk-seni-budaya-penggunaan-metode-drill.html ).
Dengan penerapan metode melihat obyek langsung ini, siswa kelas I
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta dapat meningkatkan kemampuan
menggambar sketsanya. Karena dalam proses menggambar dengan cara melihat
obyeknya secara langsung mempunyai banyak keuntungan bagi siswa dan siswi
serta mempunyai dampak yang positif ( dalam http: //jauhariefendy. mul tiply
.com /jo urnal/item/11) yang meliputi :
1). Memotivasi anak untuk mengkolaborasi hasil karyanya dengan pertanyaan terbuka yang membawa idenya dengan pengalaman yang dimiliki
2). Memberi masukan tentang hasil karyanya, memberi keuntungan pada anak menjadi percaya diri.
3). Melatih motorik halus, otak kanan dan otak kiri anak.
Dari penjelasan tersebut metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa, dan meningkatkan pengamatan. Selain itu menurut Veri
Apriyatno (2004), menjelaskan bahwa metode yang paling efektif dalam
menggambar anatomi adalah dengan melihat secara langsung obyeknya.
Lebih lanjut dengan metode melihat obyek langsung ini dapat
memungkinkan siswa dalam meningkatkan pengamatan terhadap obyek gambar,
dan memungkinkan siswa dapat melihat langsung bentuk proporsi wajah manusia,
Selain itu kepercayaan diri menggunakan bahan dan alat apapun yang digunakan
untuk menggambar sketsa wajah manusia tidak akan memberikan masalah lagi
commit to user
merasakan keberadaan benda-benda atau obyek-obyek tersebut, sehingga siswa
mudah dalam menangkap karakter dari suatu obyek .
Berdasarkan uraian di atas metode melihat obyek langsung di harapkan
mampu meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia sesuai
aspek-aspek menggambar sketsa. Metode melihat obyek langsung memungkinkan
siswa mengalami proses melihat secara detail dan terus menerus melihat obyek
gambar.
3. Penilaian
a. Pengertian antara skor dan nilai
Menurut Anas Sudijono dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan
(1996 : 309-318) bahwa teknik pengolahan dan pengubahan ( konversi )skor
hasil tes hasil belajar menjadi nilai standar, perlu di jelaskan terlebih dahulu
tentang perbedaan antara skor dan nilai. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan
bahwa kadang-kadang orang mengganggap bahwa skor itu mempunyai pengertian
yang sama dengan nilai, padahal pengertian seperti itu belum tentu benar.
Skor adalah hasil pekerjaan menyekor ( memberikan angka ) yang di
peroleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh
test telah di jawab dengan benar, dengan memperhitungkan bobot jawaban
betulnya.
Adapun yang di maksud dengan nilai adalah : angka ( bisa juga huruf )
yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah di jadikan dengan skor-skor
lainya, serta di sesuaikan pengaturanya dengan standar tertentu. Nilai pada
dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan, seberapa jauh atau
seberapa besar kemampuan ynag telah di tunjukan oleh tes terhadap materi atau
bahan yang di teskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah di
tentukan.Artinya : makin banyak jumlah kriteria yang dapat di gambarkan dengan
betul maka penghargaan yang di berikan oleh guru kepada murid semakin
tinggi.Sebaliknya jika jumlah kriteria gambar dapat di gambar dengan betul itu
commit to user
b. Pengolahan dan pengubahan skor hasil belajar menjadi nilai standar ( standar
skor ).
Ada dua hal penting yang perlu di pahami terlebih dahulu dalam pengolahan dan
pengubahan skor menjadi skor standar atau nilai , yaitu :
1. Bahwa dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu ada dua
cara yang dapat ditempuh, yaitu:
a. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dilakukan
dengan mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium. Cara pertama ini
sering dikenal dengan istilah criterion referenced evaluation, yang dalam
dunia pendidikan di tanah air kita sering dikenal dengan istilah penilaian
ber-Acuan Patokan (disingkat PAP).
b. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dengan
mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau atau kelompok . Cara
kedua ini sering dikenal dengan istilah Penilaian ber Acuan Norma
(disingkat PAN), atau Penilaian ber Acuan Kelompok (disingkat PAK).
2. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dapat menggunakan
berbagai macam skala, seperti: skala lima.
Rumus:
Nilai = Skor x 100
Skor Maksimum (8)
B. Kerangka Pikir
Keberhasilan menggambar sketsa wajah manusia yang dilakukan siswa
kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta di tentukan
oleh kemampuan siswa tersebut menerapkan aspek proporsi, teknik menggambar
sketsa dan ekspresi dalam menggambar sketsa wajah manusia yang telah di
ajarkan, di samping itu perlu di lakukan latihan secara intensif dengan bimbingan
dari para guru. Berdasarkan observasi serta wawancara dengan bapak/ ibu guru ,
ditemukan bahwa pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan
commit to user
lemah, dalam penerapan aspek proporsi, teknik menggambar serta ekspresi . Serta
ditambah alokasi waktu pembelajaran menggambar sketsa hanya 2 jam. Sehingga
siswa selama ini untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menggambar
sketsa wajah manusia kurang maksimal.
Kemampuan menggambar sketsa wajah manusia yang di lakukan siswa
tersebut dapat di tingkatkan dengan melaksanakan metode melihat obyek
langsung. Di dalam metode tersebut melalui tahapan pretes di lanjutkan dengan
tindakan siklus I dan siklus II yang berisi perencanaan, pelaksanaan, kegiatan
observasi, analisis dan refleksi. Maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
[image:31.612.127.509.199.561.2]di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Alur Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat di rumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“ Penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia yang memenuhi aspek proporsi , teknik
menggambar sketsa dan ekspresi pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 “. Masalah:
Kemampuan siswa menggambar sketsa wajah manusia lemah
Tujuan
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia
PTK
Penerapan metode melihat obyek langsung Pretes, siklus 1 dan
siklus 2
Hasil
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian di laksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9
Surakarta , Jl Tarumanegara, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada bulan Maret – November 2010. Pelaksanaan
penelitian di bagi menjadi tiga tahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya dapat di
jelaskan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi survei awal,identifikasi masalah dan perumusan
masalah,pengajuan proposal dan perijinan penelitian. Tahap ini di lakukan
pada bulan Maret-April 2010.
b. Tahap Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data. Tahap ini di
laksanakan pada bulan April–Mei 2010.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan skripsi. Tahap
ini di laksanakan pada bulan Juni–November 2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 9 Surakarta kelas 1 Seni Rupa tahun ajaran 2009/2010.
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan siswa
dalam menggambar sketsa, dan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggambar sketsa di kelas.
commit to user
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan atau nara sumber, yaitu guru, dan siswa kelas 1 Seni Rupa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.
2. Tempat,dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran menggambar
sketsa, dan aktivitas lain yang bertalian
3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, dan hasil karya
menggambar sketsa wajah manusia siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes, yang masing-masing diuraikan
secara singkat berikut ini:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui
proses belajar mengajar di kelas (Suharsimi, 2006:229). Pengamatan itu antara
lain: sikap siswa, pengamatan siswa terhadap obyek sketsa, anatomi obyek
[image:33.612.132.509.131.545.2]sketsa, kepercayaan diri siswa saat menggambar dan menggunakan alat
gambar serta hasil akhir. Observasi yang dilakukan adalah dengan observasi
partisipan aktif, yakni peneliti ikut serta dan bukan hanya duduk di belakang
sehingga dapat melihat, mendengarkan, dan merasakan.
2. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang informan, caranya adalah
dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Wawancara dilakukan dengan
guru, dan siswa mengenai hal-hal yang terkait dengan menggambar
commit to user
3. TesPemberian tes diberikan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh oleh siswa setelah pemberian tindakan. Tes diberikan sebelum
dilakukan perbaikan berupa siklus, dan setiap akhir siklus.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah berbagai catatan atau berbgai dokumen tertulis
yang terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap suatu peristiwa yang di
tulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan
mengenai poeristiwa tersebut.
5. Kajian dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap dokumen atau arsip yang ada, seperti
kurikulum, dan hasil pelajaran menggambar sketsa, yakni hasil karya
menggambar sketsa wajah manusia.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sarwiji Suwandi ( 2008: 70) Teknik analisis yang di
gunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil di kumpulkan antara
lain dengan teknik deskriptif ( statistik deskriptif komparatif ) dan teknik
analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif di gunakan untuk data
kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus Peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir tiap siklus .
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kinerja siswa dan guru
dalam proses pembelajaran berdasarkan dari kriteria normatif yang diturunkan
dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut
dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya
sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan atau
commit to user
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah prosedur penelitian tindakan kelas yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni
Rupa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus (gambar
rancangan siklus menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006:16)):
Keterangan:
A. Pretes : Tes awal kemampuan siswa sebelum di beri teori proporsi dan
ketepatanbentuk.
B. Siklus I : terdiri dari :
1. Perencanaan: Merumuskan tujuan, membuat instrument dan kelengkapan
penelitian.
2. Pelaksanaan: melaksanakan tindakan berdasarkan skenario yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan SIKLUS 1
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS 2
Pengamatan Refleksi
[image:35.612.145.476.208.488.2]?
commit to user
3. Pengamatan: Melihat proses pembuatan gambar yang di lakukan siswa,
serta melihat pelaksanaan metode melihat obyek langsung yang di
terapkan.
4. Refleksi: kegiatan untuk menganalisis tindakan yang telah dilakukan pada
siklus I, dan tindakan yang akan dillakukan selanjutnya.
C. Siklus II terdiri dari :
1. Perencanaan: Merumuskan tujuan, membuat instrument dan kelengkapan
penelitian.
2. Pelaksanaan: melaksanakan tindakan berdasarkan skenario yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan
3. Pengamatan: Melihat proses pembuatan gambar yang di lakukan siswa,
serta melihat pelaksanaan metode melihat obyek langsung yang di
terapkan.
4. Refleksi: kegiatan untuk menganalisis tindakan yang telah dilakukan pada
siklus I, dan tindakan yang akan dillakukan selanjutnya.
Adapun pretes dan kedua siklus dalam pembelajaran menggambar sketsa wajah
manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pretes
Pada tahap ini di lakukan tes awal sebelum di berikan teori proporsi ,
teknik menggambar sketsa dan ekspresi yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia. Dengan
memberikan tugas menggambar sketsa wajah manusia.
Kemudian di ketahui permasalahan-permasalahan penyebab kurangnya
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta seperti yang telah dikemukakan
dalam latar belakang pada bab 1, yakni kurangnya
* Kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia, yaitu :proporsi,
commit to user
B. Siklus Ia. Perencanaan Tindakan Siklus I
Dari masalah-masalah yang sudah diketahui, maka siklus pertama
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni pertemuan 1 yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua
yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 dengan diterapkannya
metode melihat obyek langsung. Tahap perencanaan pada siklus I di lakukan
berbagai persiapan dan perencanaan yng meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar
yaitu materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan
Rencana Pembelajaran RPP; 3 )Skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari pretes;
4) Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/
refleksi.
b. Pelaksanan Tindakan Siklus I
Menerapkan metode melihat obyek langsung sesuai dengan skenario
pembelajaran, perangkat pembelajaran, media pembelajaran dan waktu
pelaksanaan pembelajaran yang sudah di susun pada tahap perencanaan untuk
meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1)Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan
sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat
pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus I. Setelah jam
pelajaran dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi
kehadiran siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran ( 5 menit).
2) Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah
yang meliputi proporsi , teknik menggambar sektsa dan ekspresi wajah
manusia kepada siswa (15 menit).
3) Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan
commit to user
untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian
kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi
ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di
buat sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar
sketsa wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di
hadapannya masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi
obyek gambar. Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia
tersebut terjadi proses melihat dan menggambar sebagai penerapan dari
metode melihat obyek langsung. Guru memperhatikan dan mencermati
setiap proses yang terjadi dalam kelas tersebut untuk memastikan
penerapan metode malihat obyek langsung itu dapat berjalan sesuai
rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan melihat, tiap-tiap kelompok
yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan arahan pada siswa, jika siswa
mengalami kesulitan dalam menggambar.(+ 65 ) .Setelah siswa selesai
dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka siswa mengumpulkan
hasil karyanya kepada Guru (5 menit).
c. Observasi Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan untuk memantau tindakan yang dilakukan
siswa, dan siswi saat menerapkan metode melihat obyek langsung. Dalam
melakukan observasi peneliti dibantu oleh guru pendamping, yakni Bapak Agus
Sasmito, Bapak Anang Sya’roni, dan Bu Hanung Rosifah. Setelah data terkumpul,
data diolah hingga dapat disajikan sebagai bahan masukan untuk mencari solusi
dari berbagai permasalahan yang mungkin muncul.
d. Analisis dan Refleksi siklus I
Tahap ini, data yang telah terkumpul dianalisis, kemudian didiskusikan
dengan guru pendamping, yakni Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang Sya’roni,
commit to user
pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan simpulan ini diketahui apakah
penerapan metode melihat obyek langsung ini berhasil atau tidak (sesuai indikator
yang diinginkan yakni siswa mendapat nilai 80 ke atas ( kategori baik sekali di
tambah kategori baik ) mencapai 70%, sehingga dapat ditentukan langkah
berikutnya.
C. Siklus II
Pada siklus II didasarkan atas simpulan atau hasil yang didapat dari siklus
I dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan, dan
memantapkan hasil penelitian, sehingga tujuan dari penelitian tindakan kelas
tersebut benar-benar tercapai. Tahap-tahap pada siklus II secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Dalam perencanaan tindakan siklus ke II lebih menekankan pada
perbaikan dari siklus I. Tindakan pada siklus kedua di rencanakan dalam dua
pertemuan, yakni pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei
2010, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010
dalam waktu 2 x 45 menit. Tahap perencanaan pada siklus II di lakukan berbagai
persiapan dan perencanaan yng meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar yaitu
materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan
Rencana Pembelajaran RPP; 3 )Skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari siklus I; 4)
Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/
refleksi.
b. Pelaksanan Tindakan Siklus II
Menerapkan metode melihat obyek langsung sesuai dengan skenario
pembelajaran, perangkat pembelajaran, media pembelajaran dan waktu
pelaksanaan pembelajaran yang sudah di susun pada tahap perencanaan untuk
commit to user
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Pelaksanaan tindakan siklus II dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1). Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti
berperan sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat
pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus 2. Setelah jam pelajaran
dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran
siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran (5 menit). 2). Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah
yang meliputi proporsi , teknik mengambar sketsa dan ekspresi wajah
manusia kepada siswa (15 menit).
3). Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan
membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan
untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian
kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi ke
dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan siswa
untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat
sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar sketsa
wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya
masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi obyek gambar.
Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia tersebut terjadi proses
melihat dan menggambar sebagai penerapan dari metode melihat obyek
langsung. Guru memperhatikan dan mencermati setiap proses yang terjadi
dalam kelas tersebut untuk memastikan penerapan metode malihat obyek
langsung itu dapat berjalan sesuai rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan
melihat, tiap-tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan
arahan pada siswa, jika siswa mengalami kesulitan dalam menggambar.(+ 65
4) Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka
commit to user
c. Observasi Siklus IIKegiatan observasi dilakukan untuk memantau tindakan yang dilakukan siswa,
dan siswi saat menerapkan pendekatan melihat obyek langsung. Pada tahap
peneliti melihat apakah ada peningkatan dalam kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia setelah dilakukan siklus yang kedua, yakni dalam hal
[image:41.612.147.510.164.472.2]proprosi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi terhadap obyek yang di
gambar.
d. Analisis dan Refleksi siklus II
Pada tahap analisis dan refleksi, data yang telah terkumpul dianalisis,
kemudian didiskusikan dengan guru pendamping, yakni Bapak Agus Sasmito,
Bapak Anang Sya’roni, dan Ibu Hanung Rosifahuntuk diambil suatu simpulan
berupa hasil dari pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan simpulan ini
diketahui apakah penerapan metode melihat obyek langsung ini berhasil atau
tidak (sesuai indikator yang diinginkan yakni siswa yang mendapatkan nilai
80 ke atas ( kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70%,
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan SMK Negeri 9 Surakarta
SMK Negeri 9 Surakarta merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang
dulunya bernama S.M.S.R (Sekolah Menengah Seni rupa). Sekolah ini didirikan
pada tanggal 11 Juni 1990, dan diresmikan oleh Mendikbud R.I. dengan Surat
Keputusan nomer SK 0389/0/1992. Perintis berdirinya SMK Negeri 9 Surakarta
ini yakni Wiranto, Niken Laras, dan Nur Sulaiman dengan kelompok sekolah
akreditasi SMK Seni, dan Kebudayaan.
Kemudian pada bulan Juli 1993 S.M.S.R (Sekolah Menengah Seni rupa)
yang sekarang SMK Negeri 9 Surakarta menempati gedung baru yang berada di
jalan Taruma Negara Banyuanyar Banjarsari Surakarta. Dalam perkembangannya
SMK Negeri 9 Surakarta menjadi Sekolah Berstandar Internasional (S.B.I) oleh
badanInternational Organization for Standartization (I..S.O) dengan memiliki 9 bidang keahlian. Bidang-bidang keahlian itu antara lain: Seni Murni, Desain
Produk Tekstil, Desain Produk Kayu, Desain Komunikasi Visual (DKV), Tata
Busana, Animasi, Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Desain Produk Logam,
Multimedia.
2. Visi Dan Misi SMK Negeri 9 Surakarta
a. Visi Sekolah
Mewujudkan SMK Negeri 9 Surakarta sebagai pencetak sumber daya
manusia profesional dalam bidang seni kerajinan dan teknologi yang mampu
menghadapi era globalisasi.
b. Misi Sekolah
1. Mengembangkan proses pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan
kria/bidang keahlian yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia
industri (DU/DI) yang adaptif, fleksibel dan berwawasan global.
commit to user
2. Mengintegrasikan sistem pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan
kria/bidang keahlian lain yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia
industri (DU/DI) yang berwawasan mutu dengan keunggulan, profesional
dan berorientasi masa depan sebagai upaya mewujudkan layanan prima
kepada masyarakat dan pemberdayaan sekolah dengan masyarakat.
3. Melaksanakan proses pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan
kria/bidang keahlian lain yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia
industri (DU/DI) dengan pendekatan compention based training (CBT) dan product based training (PBT) serta menciptakan iklim belajar yang berakar pada norma dan nilai budaya bangsa Indonesia.
3. Tujuan SMK Negeri 9 Surakarta
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian yang dipilihnya.
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi di dalam lingkungan kerja, dan
mengembangan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
commit to user
B. Melakukan Pretes
Sebelum melakukan siklus, telah di lakukan observasi atau pengamatan
pra siklus yang di lakukan dengan pengamatan langsung pada siswa mengenai
kondisi berlajar siswa yang di perkuat dengan wawancara para guru kelas.
Kemudian di ketahui permasalahan penyebab lemahnya kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta
seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang pada bab 1, yakni:
* Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan proporsi,
teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.
Berdasarkan masalah tersebut lalu dilakukan pretes sebagai langkah awal
sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas terhadap siswa. Pretes tersebut
sangat berguna untuk memastikan, dan memperkuat tentang masalah penyebab
lemahnya kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa, seperti
yang ditemukan peneliti saat dilakukan survei awal atau observasi awal. Pretes
dilakukan pada tanggal 15 April 2010 terhadap siswa.
Dalam pretes tersebut siswa diberi penjelasan secara umum tentang sketsa,
siswa terlihat memperhatikan. Lalu guru memerintahkan siswa untuk menyiapkan
alat gambar (bolpoint) dan bahan ( kertas hvs ukuran A4), setelah itu siswa
diminta menggambar sketsa wajah manusia dengan alokasi waktu 90 menit.
Kemudian siswa menggambar sketsa wajah manusia (tanpa melihat obyek
manusia secara langsung). Dalam proses menggambar sketsa tersebut peneliti
memperhatikan siswa dan mendokumentasikannya. Setelah siswa dan siswi
selesai menggambar sketsa wajah manusia. Hasil karya menggambar sketsa wajah
manusia dalam pretes tersebut dikumpulkan kepada Bapak Anang Sya’roni, dan
Bapak Agus Sasmito, selaku guru mata pelajaran menggambar sketsa. Dari hasil
karya menggambar sketsa wajah manusia siswa yang dilaksanakan pada pretes
tersebut di dapatkan hasil bahwa kemampuan menggambar sketsa pada siswa
[image:44.612.129.513.177.466.2]lemah. Seperti dalam contoh salah satu hasil karya siswa yang terlihat pada
commit to user
Gambar 5. Karya Pretes Lutvand
(Dok. Hasil Karya Pretes)
Pada gambar 5 yakni hasil karya menggambar sketsa wajah manusia
dalam pretes salah satu siswa kejuruan seni rupa yang bernama Lutvand. Dalam
karya sketsa wajah manusia di atas terlihat bahwa kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia lemah. Hal ini terlihat dari penggambaran proporsi obyek
wajah manusia yang kurang proporsional, baik dari penggambaran perbandingan
ukuran antara mata dengan wajah, perbandingan ukuran antara hidung dengan
wajah, perbandingan ukuran antara telinga dengan wajah, perbandingan ukuran
antara mulut dengan wajah. Dalam hal teknik menggambar sketsa belum
memenuhi kriteria tersebut ( garis spontan, rendering, komposisi ). Penggambaran
ekspresi wajah manusia belum nampak dengan jelas dalam hasil gambar siswa
tersebut. Lebih lanjut dari pretes tersebut di hasilkan data skoring siswa kelas 1
seni rupa. Data ini menggambarkan kemampuan siswa dalam menggambarkan
sketsa wajah manusia masih kurang. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil observasi
n
.u
n
s.
a
c.
id
d
ig
ilib
.u
n
s.
a
c.
id
c
o
m
m
it
t
o
u
ser
(Sumber :Hasil Observasi dan Penilaian Pretes )
(Ketuntasan 75) Keterangan:
√ = ya
- = tidak Rumus:
Nilai = skor
Skor Maksimum (8)
skor dengan wajah sesuai dengan wajah sesuai dengan wajah sesuai dengan wajah sesuai ekspresi wajah
1 Adelya C. √ - - √ √ √ - - 4 50
-2 Aditya W.P. - √ - √ √ - - √ 4 50
-3 Agus Dwi P. √ - - √ √ - - √ 4 50
-4 Andreas Eko √ √ - √ √ √ - √ 6 75 √
5 Andri P. √ √ - √ √ √ - - 5 63
-6 Andrian B.H √ - - - √ √ - √ 4 50
-7 Bayu Arya √ √ - √ √ √ - - 5 63
-8 Catur P. √ - - - √ √ - - 4 50
-9 Candraditya √ - √ √ √ - - - 4 50
-10 Darmono √ - - √ √ - - √ 4 50
-11 Dwi Safitri √ - - √ √ √ - √ 4 50
-12 Hery Dwi √ - √ - √ √ - √ 5 63
-13 Istiadi √ - √ - √ - - √ 4 50
-14 Lukman H. √ √ - - √ - - √ 4 50
-15 Minal Galih √ √ - - √ √ - - 4 50
-16 M. Lutfan - √ - √ √ √ - - 4 50
-17 Nofita Sari √ - - √ √ - - √ 4 50
-18 Nugroho √ - - √ √ √ - - 4 50
-19 Okti Sari √ - - √ √ - - - 4 50
-20 Ratih P. √ - - √ √ - - √ 4 50
-Jumlah 1064
Rata-rata kelas (1064 : 20) 53,2
Prosentase 5%
[image:46.612.77.726.100.468.2]commit to user
-Berdasarkan tabel hasil observasi dan penilaian pretes tersebut dapat
terlihat bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1
Seni Rupa SMK N 9 Surakarta lemah. Hal ini terlihat dari hasil penilaian pada
hasil gambar siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia yang meliputi
proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia. Untuk lebih
[image:47.612.128.519.196.455.2]jelasnya lihat tabel prosentase penilaian pretes di bawah ini:
Tabel 2. Prosentase Penilaian Pretes
( Sumber : Hasi Observasi dan Penilaian Pretes )
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat terlihat bahwa pada pretes nilai siswa
yang masuk dalam kategori baik sekali (90 – 100) sebesar 0%, dalam kategori
baik (80–89) sebesar 0%, dalam kategori cukup (70–79) hanya sebesar 5% atau
1 siswa. Sementara siswa yang masuk dalam kategori kurang (60– 69) mencapai
sebesar 15% atau 3 siswa, dan yang masuk dalam kategori kurang sekali (di
bawah 59) dalam penilaian sangat besar karena mencapai sebesar 80% dari
keseluruhan siswa atau 16 siswa dari 20 siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Seperti yang digambarkan pada grafik
penilaian pretes berikut ini:
No Nilai Jumlah siswa Prosentase (% )
1 90-100 (baik sekali) 0 0/20x100%=0%
2 80-89 (baik) 0 0/20x100%=0%
3 70-79 (cukup) 1 1/20x100%= 5%
4 60-69 (kurang) 3 3/20x100%= 15%
commit to user
Pada gambar 6 yakni grafik penilaian pretes terlihat lebih jelas bahwa
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa sangat lemah. Hal ini
terlihat dari nilai siswa yang masuk dalam kategori kurang yang digambarkan
dengan balok berwarna hijau dalam grafik yang mencapai sebesar 15%, dan yang
masuk dalam kategori kurang sekali yang digambarkan dengan balok berwarna
putih dalam grafik yang mencapai 80%. Sementara yang masuk dalam kategori
cukup yang digambarkan dengan balok berwarna biru dalam grafik hanya
mencapai sebesar 5%.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam menggambar sketsa wajah manusia masih lemah. Oleh karena itu maka
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode melihat
obyek langsung yang di harapkan dapat meningkatkan kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Negeri 9
Surakarta. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yakni: (1). Perencanaan; (2). Pelaksanaan Tindakan;
(3). Observasi; (4). Analisis dan Refleksi. 0%
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
[image:48.612.131.509.118.468.2]Penilaian Pretes
Gambar 6. Grafik Penilaian Pretes
Baik Sekali Baik
Cukup
Kurang
commit to user
C. DESKRIPSI TIAP SIKLUS
1. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Dari masalah-masalah yang sudah diketahui, maka siklus pertama
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni pertemuan 1 yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua
yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 dengan diterapkannya
metode melihat obyek langsung. Tahap perencanaan pada siklus I di lakukan
berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar
yaitu materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan
Rencana Pembelajaran RPP; 3) Skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari pretes;
4) Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/
refleksi.
Setiap pertemuan dalam penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 2
x 45 menit. Materi yang di gunakan dalam melaksanakan sikuls I yaitu
menggambar sketsa wajah manusia. Indikator yang ingin di capai dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas (kategori baik
sekali ditambah kategori baik) mencapai 70% dari total jumlah siswa.
Langkah-langkah yang di lakukan di rencanakan oleh peneliti dan guru di
jadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan. Proses pembelajaran di pusatkan
pada siswa. Pene