• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatalaksanaan Nutrisi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penatalaksanaan Nutrisi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENATALAKSANAAN NUTRISI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Eko Fuji Ariyanto1,2, Dewi Marhaeni Diah Herawati1,2, Gaga Irawan Nugraha1,2 1

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran

2

Departemen Ilmu Gizi Medik, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Prevalensi kekurangan energi dan protein pada pasien penyakit ginjal kronik di dunia

adalah 30-40%, sedangkan prevalensi kekurangan energi dan protein pada pasien penyakit

ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto

Mangunkusumo adalah 10-70%. Terjadinya kekurangan energi dan protein pada pasien

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis disebabkan oleh penurunan jumlah

asupan berbagai zat gizi karena anoreksia yang dirasakan pasien dan peningkatan

katabolisme karena reaksi inflamasi yang berlangsung lama.

Penatalaksanaan nutrisi memiliki peranan yang sangat besar untuk mempertahankan

dan memperbaiki status gizi pasien. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi

sehingga kualitas hidup pasien meningkat. Jumlah asupan energi dan protein yang

direkomendasikan adalah 30-35 kkal/kg BB/hari dan 1,2-1,4 gram/kg BB/hari. Asupan

kalium yang dianjurkan adalah 2000-2500 mg/kg BB/hari, sedangkan natrium adalah 1,8-2,5

gram per hari. Selain itu, dilakukan juga pembatasan asupan cairan.

Penatalaksanaan nutrisi harus dilakukan secara komprehensif dengan meningkatkan

kolaborasi berbagai profesi yang terkait, seperti dokter, ahli gizi, dan perawat.

(2)

ABSTRACT

The prevalence of protein-energy malnutrition among chronic kidney disease patients

in the world is 30-40%, while the prevalence of protein-energy malnutrition among chronic

kidney disease patients undergoing hemodialysis in Cipto Mangunkusumo General Hospital

is 10-70%. The protein-energy malnutrition is caused by decreased nutritional intake due to

anorexia and increased catabolism due to chronic inflammation reaction.

Nutritional management plays important role in maintaining and improving patient’s

nutritional status. It is to prevent the complications in order to increase patient’s quality of

life. The recommended energy and protein intakes are 30-35 kcal/kg BW/day and 1,2-1,4

gram/kg BW/day, respectively. The recommended potassium intake is 2000-2500 mg/kg

BW/day, while the recommended sodium intake is 1,8-2,5 gram/day. Water restriction is

recommended as well.

Nutritional management should be applied comprehensively by strengthening the

collaboration among professionals, such as physicians, dietitians, and nurses.

Referensi

Dokumen terkait

Disimpulkan bahwa adanya perbedaan faal paru pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis reguler dengan hipertensi pulmonal dibandingkan tanpa

Apakah faal paru pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis reguler. dengan hipertensi pulmonal berbeda dibandingkan yang tanpa

Mengidentifikasi distribusi frekuensi pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis berdasarkan penyakit komorbid hipertensi, diabetes melitus, gagal

Variable bebas penelitan adalah terapi HD dan CAPD dengan variable terikat kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang diukur dengan kuesioner KDQOL-SF TM (Kidney

Item resiliensi yang dipilih responden terbanyak sangat setuju, ditemukan pada dua karakteristik yakni existential aloneness , pada item pernyataan melaksanakan

merencanakan penelitian untuk mengetahui “Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Penyakit Ginjal kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di

Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan dapat disimppulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara infeksi virus hepatitis C kronik dengan kualitas hidup pasien PGK

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ombuh dkk bahwa pasien dengan nilai saturasi transferin normal adalah yang terbanyak.Peningkatan saturasi