• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Stimulasi Senam Otak (Brain Gym) pada Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Studi Kasus pada Anak ADHD T1 462012084 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Stimulasi Senam Otak (Brain Gym) pada Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Studi Kasus pada Anak ADHD T1 462012084 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan manusia merupakan perubahan yang bersifat progresif dan berlangsung secara berkelanjutan. Keberhasilan dalam mencapai satu tahap perkembangan akan sangat menentukan keberhasilan pada tahap berikutnya. Proses tersebut bersifat dinamis dan menitikberatkan pada hubungan antara pertumbuhan, perkembangan, maturasi serta diferensiasi (Wong dkk, 2000). Apabila dalam proses diatas ada yang terganggu atau terhambat dan dibiarkan, maka pada tahap selanjutnya sulit untuk mencapai perkembangan yang optimal. Tidak semua anak memiliki perkembangan yang normal dan banyak di antara mereka mengalami gangguan atau hambatan dalam proses tersebut, salah satunya adalah anak berkebutuhan khusus (ABK).

(2)

anak berkebutuhan khusus (ABK) di Provinsi Jawa Tengah yaitu 15.206 anak yang terdaftar di sekolah-sekolah SLB (Sekolah Luar Biasa). Melihat jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, pemerintah memprediksi bahwa angka anak berkebutuhan khusus juga akan bertambah (Republika, 2013). ADHD merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus (BP-DIKSUS, 2012).

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas memiliki kelemahan memusatkan perhatian pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat singkat dibandingkan anak lain yang seusia. Biasanya anak ADHD juga disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. Anak ADHD relatif tidak mampu menahan diri untuk merespon situasi pada saat itu, sehingga mereka benar-benar tidak bisa menunggu (Martin G.L, 2008). Berdasarkan DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) edisi IV pada tahun 2004, prevalensi

(3)

anak Sekolah Dasar yaitu 16,3% (sekitar 3,5 juta) dari total populasi 25,85 juta anak. Berdasarkan jumlah tersebut, 30%-80% diagnosis menetap hingga usia remaja dan 65% hingga usia dewasa.

Penanganan kasus ADHD pada umumnya menggunakan terapi farmakologi sebagai terapi utama. Namun, terapi tersebut tidak disarankan sebagai terapi tunggal karena dalam jangka panjang dapat menyebabkan kecanduan bahkan ketergantungan obat sampai ia dewasa (Martin G.L, 2008). Pendekatan-pendekatan multidisiplin bersama pengobatan ADHD memiliki hasil yang lebih baik dalam jangka panjang daripada obat-obatan saja. Salah satu manfaat dari stimulan adalah untuk memaksimalkan (Martin G.L, 2008). Brain gym menjadi salah satu solusi baru bagi penanganan anak ADHD. Selain merupakan penanganan yang paling mudah dan murah dilakukan, brain gym juga dapat menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri (Nughareni K, 2015). Brain gym adalah serangkaian gerak tubuh yang sederhana untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak (Dennison PE & Dennison GE, 2002).

(4)

ADHD memiliki perilaku yang sulit dikontrol seperti suka mengamuk tiba-tiba, mengganggu anak lain yang berada didekatnya, perhatian yang mudah teralihkan dan sulit menerima pelajaran selama di sekolah. Hasil dari observasi tersebut juga didukung oleh pernyataan wali kelas bahwa selama disekolah anak dengan ADHD harus didampingi baik guru maupun orang tua selama proses belajar mengajar.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat lebih lanjut mengenai Stimulasi Senam Otak (Brain Gym) pada Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus penelitian, yaitu : Bagaimana Stimulasi Senam Otak (Brain Gym) pada anak Attantion Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ?

1.3 Signifikansi dan Keunikan Penelitian

Pentingnya dilakukan penelitian tentang Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus Pada anak ADHD)

(5)

oleh Nancy Jackson tahun 2003 bahwa terapi musik terbukti memiliki pengaruh terhadap penurunan kesulitan perilaku siswa sekolah dasar dengan gangguan ADHD. Selain itu dalam penelitian tersebut metode yang digunakan menggunakan metode kuantitatif, dimana peneliti menggunakan metode eksperimen. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian stimulasi brain gym pada anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yaitu kualitatif (studi kasus) dimana penelitian ini memerlukan keterlibatan aktif dalam mengidentifikasi stimulasi Brain Gym pada anak ADHD.

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran Stimulasi senam otak (Brain

Gym) pada Anak ADHD (Attention Deficit

Hyperactivity Disorder).

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Mendeskripsikan senam otak (brain gym) pada anak ADHD.

1.4.2.2 Mendeskripsikan respon anak ADHD saat diberikan stimulasi senam otak.

(6)

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu keperawatan pediatri tentang stimulasi brain gym pada anak ADHD (studi kasus pada anak ADHD) dan dapat dijadikan bahan penelitian berikutnya.

1.5.2 Praktis

1.5.2.1 Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang bermanfaat dalam pengembangan program studi ilmu keperawatan pediatri khususnya mengenai stimulasi brain gym pada anak ADHD (studi kasus pada anak ADHD).

1.5.2.2 Bagi Orang Tua anak ADHD

Hasil penelitian ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan tentang penerapan maupun

(7)

1.5.2.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian stimulasi brain gym pada anak ADHD (studi kasus pada anak ADHD).

1.5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui faktor-faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya waste atau pemborosan pada proyek konstruksi di Daerah Kabupaten

Sekarang saya ingin meninjau bersama Anda tiga ca- ra atau metode dasar mengenai memperoleh air hi- dup dari reservoir tulisan suci: (1) membaca tulisan suci dari awal hingga

Dengan kata lain, yang dimaksud persepsi seks bebas dalam penelitian ini yaitu menginterpretasikan informasi mengenai hubungan seksual yang dilakukan dengan banyak orang

Membolehkan penyertaan rakyat yang lebih fleksibel dan terbuka di Vietnam dan Laos supaya mereka boleh mengambil bahagian dalam sistem kerajaan tanpa sebarang sekatan sebagai

Jika dirinci per nilai indeks, terbaik pertama adalah indeks perilaku hidup sehat, berikutnya adalah perilaku pe- manfaatan air bersih, perilaku pemanfaatan bahan bakar,

Ambil larutan A secukupnya masukkan kedalam plat tetes kemudian uji larutan tersebut dengan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.. Lakukan pemeriksaan yang sama

Location of the brain lesions that are correlated with selective defcits in naming persons, animals, or,

Sampai dengan batas akhir Pembuktian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa tersebut tidak hadir sehingga POKJA menyatakan Paket Pekerjaan Pengadaan Generator Set (Genset,