• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membali di Lampung Studi Kasus Identitas Kebalian di Desa Balinuraga, Lampung Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membali di Lampung Studi Kasus Identitas Kebalian di Desa Balinuraga, Lampung Selatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Program Pascasarjana

Universitas Kristen Satya Wacana

MEMBALI di LAMPUNG

STUDI KASUS IDENTITAS KEBALIAN di DESA

BALINURAGA, LAMPUNG SELATAN

(2)

MEMBALI di LAMPUNG

______________________________________________________

STUDI KASUS IDENTITAS KEBALIAN di DESA BALINURAGA, LAMPUNG SELATAN

(3)

ISBN : Setting / Layout : Desain Sampul :

(4)

Universitas Kristen Satya Wacana

MEMBALI di LAMPUNG

Studi Kasus Identitas Kebalian di Desa Balinuraga, Lampung Selatan

DISERTASI

Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor di Universitas Kristen Satya Wacana. Disertasi ini telah dipertahankan dalam Ujian

Terbuka Program Pascasarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya

Wacana, yang dipimpin oleh Rektor Magnificus Prof. John A. Titaley, Th.D pada

hari Jumat, 17 Juni 2011, jam 11.00 di Ruang Pertemuan Gedung G, lantai 5, Universitas

Kristen Satya Wacana,

Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga, Jawa Tengah

Oleh:

Yulianto

(5)

Promotor:

Prof. Dr. Kutut Suwondo

Ko Promotor:

Marthen L.nDoen, Ph.D. Marwata, Ph.D.

Penguji:

Dr. Soegeng Hardiyanto Dr. Pamerdi Giri Wiloso

(6)

KATA PENGANTAR

“Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan”

Pramoedya Ananta Toer

Dari berbagai kelompok pendatang di Lampung, etnis Bali memiliki ciri khas yang menonjol, yaitu kebaliannya. Mereka dapat membali atau menjadi Bali di Lampung. Menjadi Bali sekaligus menjadi Lampung. Ikatan sosial dengan tanah leluhur tetap dipertahankan demi kelestarian identitas kebaliannya. Dalam komunitasnya yang eksklusif (Kampung Bali) mereka menjadi negara satelit dengan Bali sebagai negara pusatnya. Hubungan ini

yang menyebabkan mengapa etnis Bali di Lampung dapat “Membali di Lampung” dengan ciri khasnya tersendiri. Bali Hindu yang

berasal dari Pulau Bali memiliki beberapa perbedaan dengan berbagai persamaan dengan Bali Hindu yang berasal dari Pulau Nusa Penida.

Membali di Lampung merupakan sebuah proses pembentukan identitas kebalian komunitas Bali Hindu di Lampung. Hal ini dapat dilihat dari studi kasus komunitas Bali Nusa di Desa Balinuraga, Lampung Selatan. Penulis sangat bersyukur mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran ketika

berkesempatan memahami arti “Membali di Lampung”. Karena

begitu berharganya pengalaman pembelajaran tersebut, pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang membuat penulis semakin mengerti arti menjadi seorang terpelajar menurut seorang Pramoedya.

(7)

bertanggungjawab dalam berpikir akademis. Dengan dedikasi dan tanggungjawabnya beliau terus memantau perkembangan proses penelitian dan penulisan dalam disertasi ini. Dedikasi dan tanggungjawab tersebut tidak luntur meskipun beliau menderita sakit keras. Dr. Marthen L. nDoen selaku ko-promotor dengan segala kesibukannya juga turut membantu penulis dalam proses penelitian dan penulisan disertasi ini. Beliau terus memantau dan telah mengikuti proses belajar yang telah penulis lalui sejak berada di jenjang Strata Satu. Begitu pula dengan Dr. Marwata yang cukup memberikan perhatian dalam proses penelitian dan penulisan disertasi ini. Rasa terima kasih juga penulis haturkan kepada Dr. Pamerdi Giri Wiloso yang telah mengorbankan waktu dan pemikirannya untuk membaca dan memberikan masukan bagi disertasi ini.

Dalam proses pembelajaran penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada Prof. Liek Wilardjo dan Dr. Soegeng Hardiyanto. Dengan gayanya yang cool Pak Liek banyak memberikan pembelajaran kepada penulis di bangku kuliah. Sama halnya dengan Pak Soegeng dengan gayanya yang nyentrik telah memberikan banyak pembelajaran. Beliau tidak segan-segan

“memarahi” penulis jika melakukan keteledoran.

Secara khusus penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada (almarhum) Pramoedya Ananta Toer. Karya-karya besarnya memberikan inspirasi bagi penulis. Tidak berlebihan bila kata pengantar ini diawali dengan kutipan dari salah satu karya besar beliau.

(8)

memiliki tradisi wiraswasta. Terima kasih atas segala pengertian dan perngorbanannya. Begitu pula dengan Venny Santosa yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, meskipun saat ini sedang menyelesaikan program doktornya di Jepang, terutama di masa-masa akhir studi ini yang penuh dengan kefrustasian dan rasa lelah yang mendalam.

Kepada “Pak Pendeta” (Pendeta Setiyadi) penulis mengucapkan banyak terima kasih. Beliau telah mengorbankan waktunya untuk membaca disertasi penulis, mengoreksi penulisan, serta memberikan masukan-masukan. Terima kasih telah hadir pada saat penulis benar-benar terpuruk, frustasi, dan mandek. Ketika mau mendengarkan curahan hati penulis yang kacau balau menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Untuk Keluarga Besar Balinuraga penulis menghaturkan rasa terima kasih yang besar. Terima kasih karena telah memberikan penulis semangat Balinuraga, Bali masih ada. Terima kasih untuk sebuah “ruang” dalam penulis memahami dinamika “Membali di

Lampung”. Ini semakin mengesankan karena keluarga besar di Balinuraga terus memantau perkembangan penelitian penulis. Banyak informasi yang telah mereka berikan dalam proses penelitian ini. Termasuk menghubungi penulis untuk menghadiri upacara-upacara penting di Balinuraga. Secara khusus penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada keluarga Bapak I Wayan Gambar. Terima kasih karena telah menerima penulis sebagai bagian dari keluarga besar Balinuraga, bantuan dan kerjasamanya selama proses penelitian ini. Kepada keluarga besar Paulus Kristianto dan Bapak I Made Warnadja yang telah membuka akses bagi penulis ke Desa Balinuraga.

(9)

memanfaatkan perpustakaan serta layanan internet di Percik. Secara khusus penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada Om Sam (Drs. I Made Samiana) dengan segala perhatian dan motivasinya. Begitu pula dengan kawan-kawan Office Boy Percik yang dengan setia dan guyonan segarnya menemani penulis selama proses menulis yang sebagian dilakukan di Percik. Terima kasih kepada kawan-kawan Percik: Mas Tono, Mas Dwi, Mas Slamet “Kancil”, Mas Wagiman, Mas Mul, Mas Hendrat, Mas “Bro” Ahihi (Wachidy), Bang Madun, dan lain-lain. Penulis juga berterima kasih kepada kawan di UKSW Pak Panto dan Pak Budi. Terima kasih kawan-kawan atas “secangkir kopi dan teh panasnya”.

Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan atas kerja sama, dukungan dan perhatiannya: Suster Helena dan Suster Susan, Mas Didit, Pak Ruspendi, Pak Damayana, Bu Woro, Pak Tontje, Pak Pieter, Pak Bele, Bu Eka, dan lain-lain. Secara khusus penulis berterima kasih kepada Mas Didit dan Keluarga Besar Pak Ayub atas bantuannya selama penulis melakukan penelitian di Bali. Terima kasih juga kepada kakak-kakak tercinta: Om Roy, Om Piet, Om Wilson, Om Yulius, Bung Rama, dan lain-lain.

Penghargaan dan terima kasih juga penulis haturkan kepada kamrade-kamrade di Bogor dan Jakarta: Kamrade Daddy Heryono Gunawan (Mas Didit), Arie “Vodka” Herdiyanto, Yustinus “Timor”

Emau, Bayu Yulianto, Robie “Nyoto” Kurniawan, Kang Doddy, dan

lain-lain. Terima kasih atas perhatian, dukungan, dan perkenalannya

dengan “yang politis”.

(10)

dalam disertasi ini. Harapannya, proses “Membali di Lampung”

(11)

MEMBALI di LAMPUNG

(Studi Kasus Identitas Kebalian di Desa Balinuraga, Lampung Selatan)

_______________________________________________________

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN ... 7

BAB II. IDENTITAS dan KEBALIAN ... 15

Tentang Identitas ... 15

Kebalian ... 34

BAB III. PERJALANAN MIGRASI BALI NUSA ... 45

Pulau Nusa Penida ... 46

Sejarah Migrasi Bali Nusa ... 56

Migrasi Terpaksa Orang Bali ke Pulau Nusa Penida Pra-Kolonial ... 57

Proyek Politik Etis Pemerintah Kolonial: Kolonisasi (Transmigrasi) ... 60

Migrasi Masa Kolonial: Transmigrasi Lokal dari Nusa Penida ke Jembarana... 64

Migrasi Pasca Kolonial: Bertransmigrasi ke Sumatera ... 68

Balinuraga ... 77

Dari Nusa Penida ke Lampung ... 77

Bertransmigrasi ke Lampung ... 79

Masa-Masa Awal yang Sulit dan Melelahkan (1963-1966) .... 86

Lahirnya Desa Balinuraga ... 89

Balinuraga sebagai Desa Administratif ... 93

BAB IV. PROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS ... 97

Aktor ... 97

Sri Mpu Suci: The Powerfull Pandé ... 100

Warga-Warga di Balinuraga ... 117

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) ... 161

Perjalanan Identitas Bali Nusa ... 184

(12)

Masa Kemapanan Identitas Semu: Internal Conversion

(Identitas Warga Dan Agama) ... 193

Masa Politik Identitas ... 204

Faktor-Faktor Pembentuk Identitas ... 219

Faktor Patronase terhadap Pusat: Identitas Warga (Kawitan) 220 Faktor Kekuasaan atau Otoritas: Identitas Hindu Dharma (Hindu Bali) ... 222

Faktor Ekonomi ... 224

Faktor Ancaman Eksternal... 226

Faktor Pendidikan ... 229

Model Pembentukan Identitas ... 232

Model 1: Konstruksi Identitas ... 233

Model 2: Pusat sebagai Acuan Pembentukan Identitas ... 237

Model 3: Perkembangan dan Pembentukan Identitas Berdasarkan Waktu ... 238

Model 4: Bonding Berbasis Identitas dan Pembangunan ... 240

Model 5: Model Pembentukan Identitas ... 243

Kesimpulan ... 245

BAB V. DESKRIPSI IDENTITAS KEBALIAN ... 247

Sistem Sosial - Kemasyarakatan Komunitas Bali Nusa ... 247

Pura Kahyangan Tiga dan Pura Kawitan ... 249

Banjar, Desa Adat, dan Seka ... 258

Subak ... 271

Sistem Warga ... 276

Bahasa Bali Nusa ... 280

Kompleks Perkampungan Bali ... 283

Kehidupan Sosial-Keagamaan: Tradisionalisasi versus Modernisasi ... 302

Bonding dan Bridging Komunitas Bali Nusa ... 309

Pembangunan Berbasis Identitas ... 318

Sistem Sosial dan Ekonomi ... 319

Sistem Sosial sebagai Modal Sosial ... 327

Kasus Upacara Ngaben di Balinuraga ... 340

Mengapa Ngaben Pribadi? ... 344

Persiapan dan Pelaksanaan Upacara Ngaben Pribadi: Khas Nusa Penida ... 347

Hujan Deras Saat Upacara Pembakaran Pitra ... 365

Bade dan Patulangan versi Kreasi Balinuraga ... 371

(13)

Sulinggih Warga (Pendeta Warga, Pendeta Jaba) sebagai

Pemuput Upacara ... 390

Ketidak-berlakuan Dominasi Triwangsa: Pembebasan Kaum Jaba dan Eksistensi Sudra Wangsa ... 391

Kesimpulan ... 393

BAB VI. BENTENG PELESTARI IDENTITAS ... 397

Benteng Identitas Kebalian di Luar Bali ... 397

Tantangan dan Ancaman, Peluang dan Kekuatan ... 399

Tantangan dan Ancaman terhadap Kelestarian Identitas Kebalian ... 400

Peluang dan Keunggulan terhadap Kelestarian Identitas Kebalian ... 415

Pelestarian Identitas ... 424

Adaptasi ... 426

Memperkuat Benteng Identitas ... 429

Masyarakat sebagai Agen Pelestari Identitas sekaligus Agen Yang Terstruktur ... 432

Kreativitas ... 434

Perkawinan... 435

Konflik Identitas ... 437

Menjadi Bali Lampung ... 441

Kesimpulan ... 450

Bab VII. KESIMPULAN ... 453

Daftar Pustaka ... 465

Lampiran 1: Metode Penelitian... 477

Mendamaikan Pusat dan Satelit ... 477

Narasi Singkat Proses Penelitian ... 477

Berawal dari Sebuah Ketertarikan ... 477

Menuju Lokasi Penelitian ... 480

Terbukanya Relasi ... 481

Kesederhanaan ... 481

Membangun Kepercayaan ... 482

Tanpa Sponsor ... 484

Pengumpulan Data Lapangan ... 485

Penelitian Singkat di Nusa Penida, Bali ... 486

Etika ... 487

Penutup ... 487

Lampiran 2: Bagan Silsilah Warga ... 491

(14)

Silsilah Leluhur Pandé di Bali ... 493

Lampiran 3: Lampung ... 495

Sejarah Singkat Lampung ... 496

Gambaran Singkat Masyarakat Lampung... 507

Lampiran 4: Kronologis Sejarah Singkat... 513

Daftar Gambar

Gambar 1. Jukung dan Perahu Nelayan di Nusa Penida ... 50

Gambar 2. Pelabuhan Kusamba, Klungkung ... 53

Gambar 3. Proses Pengiriman Sapi Bali dari Nusa Penida ke Kusamba, Klungkung; dan Proses Penurunan Penumpang dari Kusamba ke Nusa Penida ... 54

Gambar 4. Pasar Mentigi dan Jalan Utama Pelabuhan Mentigi Nusa Penida ... 55

Gambar 5. Gereja Katolik dan Patung Yesus Kristus di Desa Tetangga Balinuraga ... 150

Gambar 6. Salah Satu Pura Keluarga di Balinuraga ... 155

Gambar 7. Sekolah Dasar dan Menengah Pertama di Balinuraga ... 175

Gambar 8. Contoh Buku Pelajaran Agama yang Digunakan Murid SD di Balinuraga ... 177

Gambar 9. Upacara Melasti Komunitas Bali Hindu di Lampung Selatan180 Gambar 10. Persiapan Upacara Melasti ... 181

Gambar 11. Karya Ukiran Seniman Balinuraga ... 200

Gambar 12. Seka Gong (seka gong sedang mentas). ... 201

Gambar 13. Pentas Tari Bali di Acara Formal ... 202

Gambar 14. Salah Satu Kantor Pimpinan Partai Politik Tingkat Kecamatan di Balinuraga ... 207

Gambar 15. Kalender Bali di Lampung ... 208

Gambar 16. Pesan Sponsor di Bawah Kalender Bali ... 209

Gambar 17. Keterlibatan Bupati Incumbent (Putra Daerah) dalam Upacara Melasti sebagai Media Kampanye Kepala Daerah ... 211

Gambar 18. Pecalang Bertugas Menjaga Keamanan Upacara Melasti dan Seragam Resmi Pecalang ... 215

Gambar 19. Pemuda dan Pemudi dengan Sepeda Motornya ... 232

Gambar 20. Pura Desa dan Pura Puseh I ... 252

Gambar 21. Pura Desa dan Pura Puseh II ... 253

Gambar 22. Pura Dalem ... 254

Gambar 23. Pura Kawitan Warga ... 255

Gambar 24. Warga Banjar Bersembahyang di Pura Kawitan Warga saat Upacara Galungan ... 257

(15)

Gambar 26. Calon Kepala Daerah Berkampanye di Banjar di dalam Pura

Kawitan Warga ... 265

Gambar 27. Salah Satu Bale Banjar ... 268

Gambar 28. Seka Gong sedang Mentas ... 270

Gambar 29. Anggota dan Logo Seka Gong ... 271

Gambar 30. Pura Tani ... 274

Gambar 31. Pura Subak / Empelan ... 275

Gambar 32. Sumur Bor Krama Subak ... 276

Gambar 33. Pura Keluarga di Pekarangan Rumah ... 285

Gambar 34. Pura Keluarga di Teras Lantai Atas Rumah ... 285

Gambar 35. Tugu Desa ... 286

Gambar 36. Padmasana / Pelinggih di Perempatan Jalan ... 287

Gambar 37. Masyarakat Berkumpul di Bale Bengong ... 289

Gambar 38. Babi yang Berkeliaran ... 291

Gambar 39. Perkampungan Balinuraga ... 293

Gambar 40. Perkampungan Balinuraga Tampak Atas ... 293

Gambar 41. Jalan Desa dan Plat Gang Desa ... 294

Gambar 42. Prasada ... 298

Gambar 43. Meru ... 299

Gambar 44. Padmasana ... 300

Gambar 45. Gedong ... 301

Gambar 46. Rong Tiga ... 302

Gambar 47. Spanduk Bertuliskan Om Swastiastu ... 304

Gambar 48. Krama Banjar Ngayah saat Persiapan Upacara Pitra Yadnya ... 343

Gambar 49. Tamu Undangan di Hari-H Upacara Pitra Yadnya ... 344

Gambar 50. Jenis Makan Siang ... 349

Gambar 51. Kaus Panita Bersponsor ... 352

Gambar 52. Jadwal Kegiatan Upacara ... 354

Gambar 53. Bale Semanggen ... 355

Gambar 54. Proses Ngangget Beringin / Ngaskara ... 357

Gambar 55. Pentas Tari Baris di Pura Kawitan saat Upacara Ngaskara .. 358

Gambar 56. Pihak Keluarga dan Massa Melakukan Pawai Desa setelah Upacara Ngaskara ... 359

Gambar 57. Arak-Arakan Massa Memberangkatkan Bade ke Setra ... 362

Gambar 58. Proses Pembakaran Jenasah di Tengah Guyuran Hujan Deras ... 369

Gambar 59. Bade... 376

Gambar 60. Lembu “Bang” Patulangan ... 378

Gambar 61. Dadong Brayut dan Gedong ... 382

Gambar 62. Setra ... 386

Gambar 63. Bale Bengong dan Plat Nama Desa Bersponsor ... 339

Gambar 64. Kartu Ceki ... 423

(16)

Gambar 66. Bangunan Capura Bercorak India dan Bale Bercorak

Tiongkok di bagian Jaba Pura Kawitan Warga ... 448

Gambar 67. Model Atap Tiongkok pada Bale di bagian Jero Pura Kawitan ... 448

Gambar 68. Bagian Jaba Pura ada Perpaduan India dan Tiongkok ... 449

Gambar 69. Atap Gedong Bercorak Tiongkok di bagian Jero Pura ... 449

Gambar 70. Keramik Tiongkok yang Disertakan bersama Simbol-Simbol Hindu ... 450

Gambar 71. Penulis di Pura Kawitan ... 488

Gambar 72. Berbusana Adat Sesaat Selesai Mengikuti Upacara Galungan 2009 ... 489

Gambar 73. Penulis Bersama Salah Satu Keluarga Tokoh Balinuraga saat Hari Raya Galungan 2009 ... 489

Gambar 74. Logo Provinsi Lampung ... 508

Daftar Peta

Peta 1. Peta Komprehensif Pulau Bali dan Nusa Penida ... 47

Peta 2. Peta Satelit Pulau Nusa Penida... 47

Peta 3. Kabupaten Jembrana ... 65

Peta 4. Peta Komprehensif Nusa Penida, Bali, Jawa dan Sumatera Bagian Selatan ... 70

Peta 5. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Selatan (Administrative Map of Lampung Selatan Regency). ... 94

Peta 6. Wilayah Administrasi Provinsi Lampung ... 506

Daftar Model

Model 1. Konstruksi Identitas ... 233

Model 2. Pusat (Bali) dan Peniruan (Copying) Identitas ... 238

Model 3. Perubahan Identitas, Waktu, Generasi, dan Tantangan ... 239

Model 4. Bonding Berbasis Identitas ... 240

Model 5. Pembentukan Identitas ... 244

Daftar Tabel

Tabel 1. Daftar Warga-Warga (Klan) di Bali ... 123

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun musik polifonik pada abad Pertengahan biasanya dinyanyikan oleh beberapa orang solois, namun pada periode Renaissans dinyanyikan oleh seluruh anggota paduan suara yang

berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan staff SAMSAT.. yang dapat diakses dari komputer manapun dan

Karena sistem pembelajaran yang murni bergantung pada observasi dan partisipasi, maka para musisi swadidik menempuh waktu pendidikan yang jauh lebih panjang dibandingkan

informasi yang berguna bagi pengguna sistem untuk suatu.

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama inkubasi yang berbeda terhadap karakteristik fisik (warna, kekentalan, kadar air), karakteristik fungsional

Sebuah karakter, baik itu berupa huruf atau angka dapat disimpan pada sebuah variabel yang memiliki tipe data char dan unsigned char. Besarnya data yang dapat disimpan pada

Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada tim penguji, yang telah berkenan memberikan waktu dan tenaga dalam proses