ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ilmu Ekonomi
Oleh :
SISKA KRISDIANA 0811010022 / FE / IE
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama peneliti panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT serta sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang
peneliti susun dengan judul “ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA” ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini peneliti susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini sering kali
menghadapi hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih tak terhingga kepada Ibu Dra.
Ec. Niniek Imaningsih, MP, selaku dosen pembimbing utama telah banyak
meluangkan waktunya dalam memberikan suatu bimbingan, pengarahan,
dorongan, masukan-masukan, dan saran dengan tidak bosan-bosannya kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu peneliti juga menyampaikan
rasa hormatdan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.
3. Ayahanda, Ibunda, beserta keluarga tercinta yang telah memberikan
motivasi, do’a, semangat dan dorongan moral serta spiritualnya yang telah
tulus kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya.
4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur yang telah
dengan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa
perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu staf instansi Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Surabaya, dan Badan Pusat Statistik cabang Surabaya, yang
telah memberikan banyak informasi dan data-data yang dibutuhkan untuk
mengadakan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh mahasiswa dari Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu yang selalu memotivasi, membantu, dan mendukung
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan balasan, limpahan rahmat,
Akhir kata, besar harapan bagi peneliti semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu
sumber informasi dan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Wassalamu’ alaikum Wr. Wb
Surabaya, Pebruari 2012
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR TABEL... x
LAMPIRAN... xi
ABSTRAKSI... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 5
2.1.1. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 7
2.2.1. Pengertian Perdagangan ... 7
2.2.1.2. Kebijakan Perdagangan Internasional ... 8
2.2.2. Pengertian Permintaan ... 10
2.2.2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 10
2.2.2.2. Teori Permintaan ... 12
2.2.2.3. Fungsi Permintaan Dan Kurva Permintaan ... 14
2.2.2.4. Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan ... 16
2.2.2.5. Elastisitas Permintaan ... 19
2.2.2.6. Faktor Penentu Elastisitas Permintaan ... 22
2.2.3. Impor ... 23
2.2.3.1. Pengertian Impor ... 23
2.2.3.2. Jenis Quota Impor ... 24
2.2.4. Jumlah Penduduk ... 25
2.2.4.1. Pengertian Jumlah Penduduk ... 25
2.2.4.2. Teori Pertumbuhan Penduduk Ekonomi Menurut Adam Smith ... 27
2.2.4.3. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 28
2.2.5. Produksi Beras ... 29
2.2.5.1. Pengertian Produksi ... 29
2.2.5.2. Faktor-Faktor Produksi ... 29
2.2.6. Harga Beras lokal ... 31
2.2.6.1. Pengertian Teori Harga ... 31
2.2.6.3. Perilaku Konsumen Terhadap Harga ... 34
2.2.6.4. Teori Harga ( Bertil Ohlin Theory ) Heckscher – Ohlin ... 34
2.2.7. Kurs Rupiah Terhadap Dollar ... 36
2.2.7.1. Pengertian Kurs ... 36
2.2.7.2. Permintaan dan Penawaran Valuta Asing ... 37
2.2.7.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Mata Uang ... 38
2.2.7.4. Fungsi Pasar Valuta Asing ... 39
2.2.8. Produk Domestik Bruto ( PDB ) ... 40
2.2.8.1. Pengertian PDB ... 40
2.2.8.2. Beberapa Pendekatan Produk Domestik Bruto ... 40
2.3. Kerangka Pikir ... 43
2.4. Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 48
3.2. Teknik Penentuan Data ... 49
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 49
3.3.1. Jenis Data ... 49
3.3.2. Sumber Data ... 49
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50
3.5.1. Teknik Analisis ... 50
3.6. Uji Asumsi Klasik ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 61
4.1.1. Kondisi Perberasan Di Jawa Timur... 61
4.1.2. Peran Bulog Dalam Kebijakan Perberasan Nasional... … 63
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 65
4.2.1. Perkembangan Impor Beras... 65
4.2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk... 66
4.2.3. Perkembangan Produksi Beras... 67
4.2.4. Perkembangan Harga Beras Lokal... 68
4.2.5. Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dollar... 69
4.2.6. Perkembangan Produk Domestik Bruto... 70
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimate)…….………..… 70
4.3.1. Analisis Dan Penguian Hipotesis ... 74
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan... 75
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial... 77
4.3.4. Pembahasan... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 88
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Permintaan Dan Penawaran Dengan Harga Tetap
Pada Musim Paceklik... 13
Gambar 2 : Kurva Permintaan...……... 15
Gambar 3 : Kurva Permintaan... 16
Gambar 4 : Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan... 17
Gambar 5 : Pergeseran Kurva Permintaan... 18
Gambar 6 : Teori Proporsi Faktor Produksi……… 31
Gambar 7 : Permintaan Dan Penawaran Dengan Harga Tetap Pada Musim Paceklik... 33
Gambar 8 : Permintaan agregat dan penawaran agregat didalam Posisi Ekonomi Waktu Yang Seimbang……….. 43
Gambar 9 : Kerangka Pikir Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras Di Indonesia………. 46
Gambar 10 : Kurva Distribusi Penolakan / Penerimaan Hipotesis Secara Simultan... 53
Gambar 11 : Kurva Distribusi Penolakan / Penerimaan Hipotesis Secara parsial... 55
Gambar 12 : Kurva Durbin-Watson... 57
Gambar 13 : Kurva Statistik Durbin-Watson... 72
Gambar 15 : Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor
Jumlah Penduduk (X1) Terhadap Impor Beras (Y)...
78
Gambar 16 :
... 79
Gambar 17 :
...
ambar 18 :
Kurs Valas (X5) Terhadap Impor Beras (Y)……….………
1
Gambar 19 : Kurva Distribusi Hasil An lisis Secara Parsial
Produk Domestik Bruto (X5) Terhadap Impor Beras (Y)...
82
Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Produksi Beras (X2) Terhadap Impor Beras (Y)...
Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Harga Beras (X3) Terhadap Impor Beras (Y)...
80
G Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial
8
Halaman
Tabel 1 : Autokorelasi Durbin Watson... 58
Tabel 2 :
Tahun 2001 - 2010... 65
Tabel 3 :
Tahun 2001 - 2010... 66
Tahun 2001 - 2010... 68
abel 5
Tahun 2001 - 2010... 69
abel :
... 70
:
abel 9
:
AnalisisVarian (ANOVA)... 75abel 10 : Hasil Analisis Variabel Jumlah Penduduk (X1),
Produksi Beras (X2), Harga Beras (X3), Kurs Valas (X4)
DAFTAR TABEL
Perkembangan Impor BerasDi Indonesia
Perkembangan Jumlah Penduduk Di Indonesia
Tabel 4 : Perkembangan Produksi Beras Di Indonesia
T : Perkembangan Harga Beras Di Indonesia
T 6 Perkembangan Kurs Valuta Asing Di Indonesia
Tahun 2001 - 2010... 69
Tabel 7 : Perkembangan Produk Domestik Bruto Di Indonesia Tahun 2001 - 2010...
Tabel 8 Tes Heterokedastisitas Dengan Korelasi
Rank Spearman Korelasi... 73
T
Dan Produk Dom Impor Beras... 77
ier Berganda (Variables Entered /
ary, dan ANOVA)
cs
mpiran 4 : Residuals Statistics dan Nonparametric Correlations
bel Pengujian Nilai F
ampiran 6 : Tabel Pengujian Nilai t
ampiran 7 : Tabel Pengujian Nilai Durbin-Watson
estik Bruto (X5) Terhadap
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Input Indonesia
Lampiran 2 : Hasil Analisis Regresi Lin
Removed, Model Summ
Lampiran 3 : Coefficients dan Collinearity Diagnosti
La
Lampiran 5 : Ta
L
L
A
sarnya kebutuhan beras di Indonesia cukup besar, hal ini dikarena
eras Di Indonesia (Y). Variabel Harga Beras Lokal (X3) berpengaruh secara nyata positif terhadap Permintaan Impor Beras Di Indonesia (Y). Variabel Kurs Rupiah Terhadap Dollar (X4) berpengaruh
Produk Dome Permintaan
B D ndonesia (Y). Dari ke lima variabel tersebut yang mempunyai
NALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA
Oleh : Siska Krisdiana
ABSTRAKSI
Pada da
kan besarnya jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Indonesia dan selain itu beras juga sebagai makanan pokok sehari-sehari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan beras di Indonesia juga sangat besar. Kelangkaan beras yang terjadi di Indonesia di sebabkan langkahnya lahan-lahan di Indonesia dan mahalnya harga pupuk. Selain itu juga masih hanya mengandalkan pulau Jawa sebagai pemasok kebutuhan beras di Indonesia, oleh sebab itu pemerintah mewajibkan untuk impor beras agar kebutuhan akan beras dapat tercukupi.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) cabang Kota Surabaya dan Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) cabang Kota Surabaya yang diambil selama kurun waktu 10 tahun mulai dari tahun 2001-2010. Untuk analisis data menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS (Statistic Program For Social Science) versi 13.0. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji F dan uji t statistik.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis secara simultan variabel bebas, yaitu Jumlah Penduduk (X1), Produksi Beras (X2), Harga Beras Lokal (X3), Kurs Rupiah Terhadap Dollar (X4),dan Pendapatan Domestik Bruto (X5) berpengaruh secara simltan terhadap variabel terikat, yaitu Permintaan Impor Beras Di Indonesia (Y). Sedangkan pengujian secara parsial variabel Jumlah Penduduk (X1) tidak berpengaruh secara nyata positif terhadap Permintaan Impor Beras Di Indonesia (Y). Variabel Produksi Beras (X2) tidak berpengaruh secara nyata positif terhadap Permintaan Impor B
secara nyata negatif terhadap Permintaan Impor Beras Di Indonesia (Y). Variabel
stik Bruto (X5) berpengaruh secara nyata terhadap
pengaruh paling dominan terhadap variabel Permintaan Impor Beras Di Indonesia
(Y) adalah variabel Harga Beras Lokal (X3), Kurs Rupiah Terhadap Dollar
(X4),dan Pendapatan Domestik
Kata Kunci : Jumlah Penduduk, Produksi Beras, Harga Beras Lokal, Kurs rhadap Dollar, dan Produk Domestik Bruto.
1.1.
ndonesia di
sebabk
ang
dibutuh
Bruto (X5).
Rupiah Te
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya kebutuhan beras di Indonesia cukup besar, hal ini
dikarenakan besarnya jumlah penduduk yang bertempat tinggal di
Indonesia dan selain itu beras juga sebagai makanan pokok sehari-sehari
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan beras di
Indonesia juga sangat besar. Kelangkaan beras yang terjadi di I
an langkahnya lahan-lahan di Indonesia dan mahalnya harga pupuk.
Selain itu juga masih hanya mengandalkan pulau Jawa sebagai pemasok
kebutuhan beras di Indonesia, oleh sebab itu pemerintah mewajibkan
untuk impor beras agar kebutuhan akan beras dapat tercukupi.
Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari
kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang y
kan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. Salah satunya
yaitu beras merupakan makanan pokok yang harus dipenuhi karena
kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya
Permasalahan beras di Indonesia adalah tiba-tiba harga melonjak
tanpa bisa dikendalikan. Situasi ini mendorong pemerintah Indonesia
melalui Perusahaan Umum Badan Logistik (perum bulog) menggelar
operasi
tor inflasi untuk mengendalikan harga pangan,
dengan
pendapatan dari penduduk kota kepada penduduk di desa, dan (3)
pasar terbuka (OP) di seluruh Indonesia. Rendahnya cadangan
beras karena Bulog tak melakukan fungsinya dengan baik. Di antaranya
tak membeli langsung gabah dari petani dan membiarkan peran ini diambil
para tengkulak.
Berbagai kebijakan dalam usaha tani padi yang telah ditempuh
pemerintah pada dasarnya kurang berpihak pada kepentingan petani. Hal
ini terlihat dari : (1) Kebijakan tarif impor beras yang rendah, sehingga
mendorong membanjirnya beras impor yang melebihi kebutuhan di dalam
negeri; (2) Pembukaan lahan-lahan baru; (3) Pemerintah masih
menggunakan indika
menekan harga beras di tingkat perdagangan besar; dan (4)
Teknologi pasca panen di tingkat petani sudah jauh tertinggal, sehingga
tingkat rendemen dan kualitas beras yang dihasikan terus menurun.
(Surono, 2001 : 15).
Setiap kenaikan harga beras sebesar 10 persen akan menyebabkan
pertambahan penduduk miskin sebesar satu persen,atau lebih dari dua juta
orang. Disamping itu,kenaikan harga beras mengandung tiga dimensi
distribusi yang tidak diinginkan, yaitu : (1) Terjadinya transfer pendapatan
Terjadinya transfer pendapatan dari penduduk di provinsi miskin kepada
penduduk di provinsi kaya.atau dari penduduk miskin kepada penduduk
kaya. S
rlukan. Stabilisasi harga tersebut tidak hanya ditujukan
terhada
ntuk tetap bergairah menanam padi. (Harianto,
1999 :
terhadap jumlah permintaan impor beras di Indonesia ?
ebaliknya, penurunan harga gabah dan beras ternyata menimbulkan
dilema bagi pemerintah, karena kenaikan harga pupuk telah meningkatkan
biaya produksi ditingkat petani. (Ikhsan, 2001 : 31).
Aspek lain yang akan terpengaruh oleh perubahan harga beras
adalah tingkat inflasi dan pengeluaran rumah tangga. Sampai saat ini
pangsa rata rata pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi beras
mencapai 27,6 %, sehingga kenaikan harga beras akan mempengaruhi
konsumsi rumah tangga. dampak terhadap pengeluaran konsumsi tersebut
akan makin besar, karena terjadinya disparitas harga antar musim dan
antar daerah. Dengan demikian, stabilitas harga beras di pasar domestik
sangat dipe
p konsumen dan pengendalian inflasi, tetapi juga sebagai
pendorong produsen u
11).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas maka
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah jumlah penduduk, produksi beras, harga beras lokal, kurs
uk domestik bruto,
manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
impor beras di Indonesia ?
1.3.
belakang dan perumusan masalah yang telah di
lokal, kurs rupiah terhadap dollar, dan produk
uk
domestik bruto, manakah yang mempunyai pengaruh paling
jumlah permintaan impor beras di Indonesia.
1.4.
ilnya diharapkan dapat diambil
manfaa
a.
jumlah permintaan
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar
kemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah variabel jumlah penduduk, produksi
beras, harga beras
domestik bruto, berpengaruh terhadap jumlah permintaan impor
beras di Indonesia.
b. Untuk mengetahui diantara variabel jumlah penduduk, produksi
beras, harga beras lokal, kurs rupiah terhadap dollar, dan prod
dominan terhadap
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, maka has
t sebagai berikut :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sesuatu
yang berharga bagi pihak universitas khususnya Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sekaligus sebagai
leksi pembendaharaan referensi dan tambahan wacana
k perpustakaan Universitas Pembangunan
Na
b.
beras di Indonesia
ahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
c.
berikan tambahan
engalaman dan pengetahuan tentang cara penulisan karya ilmiah
ang baik khususnya peneliti dan dapat dipakai sebagai bekal jika
antinya terjun langsung ke dalam masyarakat. ko
pengetahuan untu
sional “VETERAN” Jawa Timur.
Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau
masukan terhadap jumlah permintaan impor
serta sebagai b
perkembangan perekonomian dalam serta berpengaruh terhadap
jumlah permintaan impor beras di Indonesia.
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mem
p
y
BAB II
2.1.
hulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
i analisa uji F disimpulkan
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Penelitian terda
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang
berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras di
Indonesia, antara lain:
a. Pribadiono (2003 : 4), dengan judul penelitian “Beberapa Faktor
Yang Mempengaruhi Upaya Pengadaan Beras di Jawa Timur”
Dengan varibel X1 = Produksi Beras, X2 = Harga Beras, X3 =
Harga Pupuk, X4= Jumlah Penduduk. Hasil yang di dapatkan
adalah produksi beras, harga beras, harga pupuk, dan jumlah
penduduk secara simultan mempengaruhi secara nyata terhadap
pengadaan beras di Jawa Timur. Dar
bahwa variabel Produksi Beras (X1), Harga Beras (X2), Harga
Pupuk (X3) dan Jumlah Penduduk (X4) berpengaruh secara nyata
terhadap penyerapan tenaga kerja (Y)
b. Tianti (1999 : 15), dengan judul penelitian “Beberapa Faktor Yang
Dengan variabel X1 = Jumlah Penduduk, X2 = Pendapatan
Perkapita, X3 = Harga Jagung. Hasil yang di dapatkan adalah :
bahwa jumlah penduduk, pendapatan perkapita, harga jagung
secara simultan mempengaruhi secara nyata terhadap konsumsi
beras di Jawa Timur, hal tersebut tampak dengan uji F dimana F
hitung > F tabel. Sedangkan secara parsial jumlah penduduk,
pendapatan perkapita dan harga beras berpengaruh secara nyata
terhadap konsumsi beras di Jawa Timur. Karena t hitung dari variabel
Jumlah Penduduk. Dari analisa uji F disimpulkan bahwa harga jagung lebih kecil dari t tabel sehingga variabel harga jagung
secara parsial tidak berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi
beras di Jawa Timur.
c. Yusnita (1999 : 13), dengan judul penelitian “Analisa Tentang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengadaan Beras Di Jawa
Timur” Dengan variabel X1 = Harga Beras, X2 = Produksi Beras,
X3 =
variabel Harga Beras (X1), Produksi Beras (X2), Jumlah Penduduk
(X3), berpengaruh secara nyata terhadap penyerapan tenaga kerja
(Y).
d. Husein (2001 : 6), dengan judul penelitian “Harga Dasar Gabah dan
Subsidi” Tujuan penelitian ini masih dianggap berperan penting
dalam menjaga agar harga padi tidak melorot tajam di musim
panen raya, serta mengurangi resiko dalam berusaha tani padi
untuk sejumlah komoditas lain seperti gula dan tepung
erkapita berpengaruh secara berarti
terhadap permintaan beras impor. Dari keempat variabel harga dasar
terhadap permintaan beras
im
2.1.1.
terigu. Tetapi cara tersebut mudah menimbulkan salah urus
sehingga telah menyulitkan dalam melindungi kejatuhan harga
dasar.
e. Hartini (2006:11), dengan judul “Analisis Beberapa Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Permintaan Beras Impor di Jawa Timur”
Dengan variabel X1 = Jumlah Penduduk, X2 = Produksi Beras, X3 =
Harga Dasar Gabah, X4 = Pendapatan Perkapita. Dari hasil penelitian
ini didapatkan bahwa jumlah penduduk,produksi beras,harga dasar
gabah,pendapatan perkapita secara simultan mempengaruhi secara
nyata terhadap permintaan beras impor.hal ini dikarenakan F hitung > F
tabel, sedangkan secara parsial jumlah penduduk,produksi beras,harga
dasar gabah,pendapatan p
gabahtidak berpengaruh secara parsial
por dimana t hitung < t tabel.
Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kesempatan kali ini
berbeda dengan penelitian–penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian
Impor Beras di
Indonesia (Y), sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian
enduduk (X1), Produksi Beras (X2), Harga Beras Lokal
Dollar (X4), dan PDB (X5).
2.2.
2.2.1.
, 2001 : 10). Perdagangan Internasional adalah transaksi
dagan
mua pihak,
tukaran timbul karena adanya :
onsumen-konsumen tersebut. ini adalah Jumlah P
(X3), Kurs Rupiah Terhadap
Landasan Teori
Pengertian Perdagangan
Perdagangan diartikan sebagai proses tukar menukar yang
didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak.
(Boediono
g diantara para subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek
ekonomi negara lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. (Sobri,
1999 : 2).
Pertukaran bisa memberikan keuntungan kepada se
meskipun jumlah barang-barang yang tersedia secara keseluruhan sama
sekali tidak berubah. Keuntungan dari per
b.
2.2.1.1.
Negara lain. Hubungan ini meliputi transaksi ekonomi
berup
etapi barang tersebut tidak dapat dihasilkan di negara-negara
merek
diri beberapa hasil Industri modern, seperti pesawat
mesin-mesin industri. Maka
negar
2.2.1.2.
Perbedaan dalam jumlah awal dari barang-barang yang dimiliki
oleh masing-masing (endowment). Perdagangan Internasional
Perekonomian suatu negara berhubungan dan dipengaruhi oleh
perekonomian
a perdagangan barang-barang, jasa-jasa dan sumber-sumber serta
transaksi investasi. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi
dalam negeri.
Setiap negara tidak dapat menghasilkan semua barang-barang yang
dibutuhkannya, untuk itu diperlukan perdagangan antar negara yang satu
dengan negara yang lain. Misalnya, negara-negara maju memerlukan
hasil alam t
a. Maka mereka terpaksa mengimpor barang-barang tersebut dari
negara-negara di Asia Tenggara terutama dari Indonesia, Thailand, dan
Malaysia.
Sebaliknya negara-negara di Asia Tenggara belum dapat
memproduksi sen
terbang, kapal pengangkut minyak dan
a-negara itu harus mengimpor barang-barang tersebut dari negara
maju.
Kebijakan Perdagangan Internasional
Meskipun jelas dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan
berupa output lebih besar, tetapi untuk mencapai tujuan tertentu berbagai
kebijakan perdagangan telah membatasi serta merupakan penghalang
spesia
bahwa dengan
meng
l serta teknologi yang
berbe
Dengan pembatasan ini maka sumber-sumber tak dapat dimanfaatkan lisasi dan perdagangan internasional hingga tidak diperoleh
manfaat sepenuhnya. Kebijakan yang merintangi perdagangan
internasional biasanya berupa tarif bea masuk dan atau kuota.
Selanjutnya akan dibahas konsekuensi ekonomi serta argument
yang menyokong dan menentang. Misalnya perlukah suatu negara
melindungi industri yang baru didirikan dengan mengenakan tarif, kuota
atau berbagai rintangan perdagangan internasional. Pembela dan
penyokong perdagangan bebas menyatakan secara singkat
adakan erdagangan bebas berdasarkan prinsip keunggulan
komparatif maka perekonomian dunia akan mencapai alokasi sumber
secara optimal yang memberikan taraf hidup lebih tinggi.
Hal ini karena masing-masing negara memiliki anugerah
sumber-sumber alam, tenaga kerja, akumulasi kapita
da baik kuantitas maupun kualitas dan mereka harus berspesialisasi
pada komoditi di mana biaya produksinya relatif lebih rendah daripada
negara-negara lain dan kemudian menukarkan.
Dengan demikian maka penduduk dunia bisa memperoleh
pendapatan riel lebih tinggi dengan menggunakan sumber-sumber yang
ada dan dimilikinya. Proteksi atau rintangan perdagangan akan
untuk penggunaan paling efisien. Para pembela perdagangan bebas akan
mencegah terbentuknya proteksi monopoli di dalam negeri. Tanpa
persaingan dari luar negeri yang diakibatkan oleh pembatasan
an muncul.
2.2.2.
ng didasarkan
oleh
eh daya beli disebut permintaan efektif.
seper
a. dalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta
b.
mintaan yaitu harga barang itu sendiri dengan asumsi
pendapatan konsumen (fixed income) dan harga barang lain adalah tetap
2.2.2.1.
perdagangan, monopoli ak
Pengertian Permintaan
Permintaan terhadap suatu barang dibedakan menjadi dua yaitu
permintaan potensial dan permintaan efektif. Permintaan ya
keinginan saja disebut permintaan potensial, sedangkan permintaan
yang didukung ol
Pengertian permintaan diantaranya terdapat beberapa definisi
ti berikut :
Permintaan a
kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi,
2000 : 239).
Permintaan adalah keinginan yang didukung oleh daya beli (uang)
atau kesediaan untuk membeli (Kadariah, 1999 : 1).
Definisi di atas adalah faktor yang dianggap penting dalam
mempengaruhi per
(Ceteris paribus).
Seperti yang dinyatakan Sadono Sukirno bahwa permintaan
seseorang atau masyarakat terhadap sesuatu barang ditentuka oleh n
or-faktor tersebut yang terpenting adalah
seper
a. H
ng menyebabkan pendapatan riil
onsumen berkurang. Berkurangnya pendapatan akan mengurangi
b.
subsitusi.
an
c.
but juga
interior, naiknya
pendapatan akan mengurangi permintaan barang tersebut. banyak faktor. Diantara fakt
ti yang dinyatakan di bawah ini :
arga barang itu sendiri.
Sesuai dengan tingkat permintaan maka makin rendah harga suatu
barang, makin banyak permintaan akan barang tersebut demikian
juga sebaliknya naiknya harga bara
k
pembelian terhadap suatu barang.
Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
Suatu harga dikatakan mempunyai kaitan yang erat dengan barang
lain apabila barang tersebut dapat menggantikan fungsi daripada
barang tersebut, atau yang lebih dikenal dengan barang
Bila harga barang subsitusi bertambah murah, maka perminta
akan barang yang, dapat digantikannya akan berkurang.
Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan permintaan suatu barang untuk barang normal, apabila
pendapatan bertambah maka permintaan akan barang terse
d.
ta maka jenis-jenis barang yang
h lebih luas.
e.
ngkat harga tertentu maka dikatakan terjadi kenaikan permintaan.
f.
akan menyebabkan
g.
an lebih besar di
gan permintaan yang akan datang.
2.2.2.2. Teori Permintaan
Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
Distribusi pendapatan mempunyai pengaruh terhadap pola
permintaan. Jika distribusi pendapatan masyarakat sangat timpang
sebagaian masyarakat orang-orang kaya cenderung menginginkan
barang-barang mewah dimana hanya sebagaian kecil dari
masyarakat yang lain yang mampu membelinya. Tetapi kalau
pendapatan penduduk tersebut mera
diminta akan bertamba
Cita rasa masyarakat.
Cita rasa mempunyai pengaruh yang cukup besar atas keinginan
masyarakat untuk membeli barang-barang. Jika cita rasa berubah
sehingga orang ingin membeli suatu barang lebih banyak pada
ti
Jumlah penduduk.
Jumlah penduduk yang bertambah besar
kenaikan permintaan beberapa jenis barang.
Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Harapan tentang masa depan dapat mengubah permintaan terhadap
suatu barang tertentu, sebagai contoh apabila di masa depan akan
terjadi paceklik maka permintaan beras saat ini ak
Dalam menganalisis pengaruh berbagai faktor permintaan terhadap
suatu barang adalah sangat sukar. Oleh sebab itu dalam analisis ekonomi
dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh
tingkat harganya, sehingga dalam teori permintaan yang terutama di
analisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan
harga tersebut. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan : makin rendah harga suatu barang makin
banyak permintaan terhadap barang tersebut dengan asumsi Ceteris Paribus (faktor- faktor lain tidak mengalami perubahan).
Hukum permintaan di atas dapat dilihat (i) adanya sifat yang saling
berkaitan yang disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para
pembeli barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap
barang yang mengalami kenaikan harga tersebut. Sebaliknya apabila
harga turun maka mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama
jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami
penurunan harga. (ii) kenaikan menyebabkan pendapat riil para pembeli
berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa konsumen untuk
mengurangi pembeliannya ke berbagai jenis barang dan terutama atas
Gambar 1 : Permintaan Dan Penawaran Dengan Harga Tetap Pada
Musim Paceklik
Kuantitas Q2
Q0 Q
PC
D S D
0 Pm Harga
Sumber : Soekartawi, 1999, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Halaman 173.
Situasi paceklik adalah situasi saat jumlah produksi yang tersedia
sangat terbatas, sementara jumlah konsumen tetap atau bahkan terus
bertambah. Dalam keadaan seperti ini harga pasar cenderung tinggi atau
lebih tinggi atau lebih tinggi dari harga keseimbangan bila saja tidak
diberlakukan harga atap. Pada gambar 0 Q0 adalah jumlah produksi yang
dijual dan akan dibeli oleh konsumen bila tidak diberlakukan harga atap
(Pc). Disini terlihat bahwa Pc lebih tinggi dari pada Pm bila tidak
diberlakukan harga atap, maka perbedaan Pc dan Pf akan semakin tinggi.
Bila diberlakukan harga atap, maka jumlah produksi yang dijual adalah
sebesar 0 Q1, pada saat itu harga pasar (Pm) melebihi harga dasar. Agar
harga atap tersebut berfungsi posisi Pm, maka pemerintah perlu menjual
stok sebesar Q1 Q2. dengan demikian situasinya adalah komoditi
harga pasar) yang terdiri dari produksi yang dijual produsen sebesar 0 Q1
dan yang disuplay pemerintah sebesar Q1 Q2.
1. Mengisolasi pasar beras domestik dari pengaruh pasar beras dunia
melalui monopoli impor beras hanya oleh Bulog,
2. Mendistribusikan beras ke berbagai daerah dan menetapkan harga
jual beras yang berbeda antar daerah untuk merangsang
perdagangan swasta. Dari segi pembiayaan, operasi Bulog juga
didukung oleh kredit murah yang berasal dari kredit likuiditas.
Keberhasilan Bulog dalam melaksanakan tugas yang diberikan
pemerintah tersebut sangat erat hubungannya dengan paket
instrumen kebijakan yang bersifat terintegrasi. Untuk setiap tujuan
yang akan dicapai dalam kebijakan perberasan, pemerintah
menyediakan satu atau beberapa instrumen kebijakan yang saling
terkait. Konflik antar tujuan kebijakan perberasan yang akan
dicapai juga diantisipasi dengan memberikan instrumen
pendukungnya. Secara tegas pemerintah menugaskan Bulog untuk
melakukan pembelian hasil panen petani.
2.2.2.3. Fungsi Permintaan dan Kurva Permintaan
Fungsi permintaan (demand function) adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan sesuatu barang
dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya. Fungsi permintaan
(demand curve) adalah gambar dari fungsi permintaan yang disederhanakan yaitu dengan menganggap faktor-faktor lain sehingga
harga barang itu sendiri tidak berubah. (Boediono, 2000 : 25).
Fungsi permintaan yang benar adalah Q = f (P) dan bukan P = f (Q)
karena P yang bergerak lebih dahulu yang kemudian diikuti oleh gerakan
Q dan bukan sebaliknya, jika Q bergerak maka P pun akan bergerak pula
dalam arah yang berlawanan. Kurva permintaan adalah gambar yang
terbentuk dari hubungan erat yang ada antara harga dan jumlah barang
(output) yang diminta. (Rosyidi, 2004 : 240).
Gambar 2 : Kurva Permintaan
Q
D
Q’ P
P’
P
P”
0
Q
Q
Sumber : Rosyidi, 2004, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Teori Jakarta, hal : 242.
Terlihat bahwa jika harga naik dari OP menjadi OP’, maka jumlah
barang yang diminta turun dari OQ menjadi OQ’. Demikian juga, jika
harga turun dari OP menjadi OP”, maka jumlah barang yang diminta naik
dari OQ menjadi OQ”. P dan Q memang bergerak dengan arah yang
berlawan satu sama lain karena berlaku the law of diminishing demand
sesuatu barang dinaikkan maka semakin berkurang jumlah barang yang
diminta.
Gambar 3 : Kurva Permintaan
Px
D1
D
X
Sumber : Boediono, 2000, Ekonomi Mikro, Perilaku Konsumen dan Permintaan Pasar, BPFE, Yogyakarta, Halaman 26.
Keterangan :
Kurva permintaan D : X = f (Px/ Py, Pz, M, S)
Kurva permintaan D1 : X = f (Px/ P1y1, P1z, M1, S1)
Dimana :
Px = harga barang x
Py = Harga barang y
Pz = Harga barang z
M = Pendapatan
S = Selera
Kurva permintaan bergeser dari D menjadi D1 karena adanya
perubahan dari faktor-faktor lain. (Py, Pz, M, S) yang semula dianggap
2.2.2.4. Pergerakan Dan Pergeseran Kurva Permintaan
Apabila satu atau beberapa kondisi dari ceteris paribus (keadaan lain tetap sama) berubah maka kurva permintaan akan bergeser ( kecuali
apabila perubahan beberapa kondisi itu paling mengimbangi, tetapi hal itu
tidak mugkin terjadi ). Ini dinamakan perubahan permintaan (Change in demand) atau pergeseran permintaan (shift in demand). (Bilas, 1992 : 11).
Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga
barang yang diminta menjadi lebih tinggi atau makin menurun. Pada
gambar, DD adalah kurva permintaan terhadap jumlah barang dan pada
harga awal P dan jumlah barang yang diminta adalah Q. keadaan ini
ditunjukkan oleh titik R.
Gambar 4 : Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan
Kuantitas Q’
Q Q P”
P
P’
D
T Harga (Rp.Ribu)
R
S
S D
0
Sumber : Sukirno, 2004, Pengantar teori Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, Halaman 84.
Pada saat harga turun P’ maka perubahan harga tersebut
oleh titik R kepada titik S. ini berarti penurunan harga P menjadi P’ telah
menambah jumlah yang diminta dari Q menjadi Q’. Sedangkan kenaikan
harga juga mengurangi jumlah yang diminta. Akibat dari kenaikan harga
dapat diikuti sepanjang kurva DD menjadi berubah dari R menjadi T,
yang menggambarkan bahwa kenaikan harga itu telah mengurangi
jumlah barang yang diminta dari Q menjadi Q”.
Kurva permintaan akan bergerak ke kanan atau ke kiri hal ini
terjadi apabila terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang
ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga. Sekiranya harga barang lain,
pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga barang lain,
pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya
mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva
permintaan bergeser ke kanan atau ke kiri. Apabila faktor-faktor lain
(pendapatan) tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapatan ini akan
menaikkan permintaan yaitu pada setiap tingkat harga jumlah yang
diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan ini digambarkan oleh
perpindahan kurva permintaan, perubahan itu adalah dari kurva DD
Gambar 5 : Pergeseran Kurva Permintaan
D D2 P
0 Harga
D2
A2 A A1
D1 D1
D
Kuantitas Q 0Q1
Sumber : Sukirno, 2004, Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, Halaman 85.
Titik A menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang diminta
adalah Q sedangkan titik A1 menggambarkan bahwa pada harga P jumlah
yang diminta adalah Q1. dapat dilihat bahwa Q1 > Q berarti kenaikan
pendapatan menyebabkan pada harga P permintaan bertambah sebesar
QQ1. Gambar ini menunjukkan bahwa apabila kurva permintaan bergerak
ke sebelah kanan, maka perpindahan itu menunjukkan pertambahan
dalam permintaan, sebaliknya pergeseran kurva permintaan kesebelah
kiri, misalnya D1 D2, berarti bahwa permintaan telah berkurang sebagai
akibat dari perubahan ini pada harga P, jumlah barang yang diminta
adalah Q2, keadaan ini ditunjukkan oleh titik A2.
2.2.2.5. Elastisitas Permintaan
Salah satu karakteristik penting darikurva atau fungsi permintaan
salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran derajat kepekaan ini
disebut Elastisitas. Ada tiga macam konsep Elastisitas permintaan yaitu :
1. Elastisitas Harga
a. Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah
yang diminta konsumen, akibat adanya perubahan proporsional
dari sejumlah barang yangdiminta dibagi dengan perubahan
proporsional dari harga. (Sudarman, 1992).
b. Elastisitas harga adalah persentase perubahan jumlah yang
diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut
dengan satu persen atau secara umum :
Eh =
tersebut barang
harga perubahan Persentase
diminta yang
jumlah perubahan
Persentase
……(Boediono, 2000 : 31).
Bila Eh > 1 dikatakan bahwa permintaan elastis
Bila Eh < 1 dikatakan bahwa permintaan inelastis
Bila Eh = 1 dikatakan bahwa permintaan (unitary Elasticity)
Adapun tolak ukur yang dipakai untuk hal ini adalah sebagai
berikut. Jika koefisien Elastisitas permintaan itu menunjukkan
angka. (Rosyidi, 2004 : 268).
Tak terhingga (), maka Elastisitas permintaannya adalah elastis
Lebih besar dari pada satu (>1), maka Elastisitas permintaannya
adalah elastis (elastic atau relatively elastic). Adalah jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh perubahan harga.
Sama dengan satu (=1), maka Elastisitas permintaannya adalah
unit (= satu). Atau disebut juga unitary elastic. Adalah untuk barang-barang yang perubahan jumlah yang diminta sebanding
(proporsional) dengan perubahan harga.
Lebih kecil dari pada satu (<1), maka Elastisitas permintaannya
adalah inelastis (inelastic). Adalah perubahan jumlah yang diminta sedikit saja terpengaruh oleh perubahan harganya..
Sama dengan nol (=0), maka Elastisitas permintaannya adalah
inelastis sempurna (perfect inelastic). Jumlah yang tertentu akan tetap diminta orang sekalipun harganya berubah-ubah.
2. Elastisitas Silang
a. Elastisitas silang adalah pengukuran tentang derajat kepekaan
relatif dari jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan tingkat harga barang yang lain. Dengan kata lain,
Elastisitas silang adalah perubahan proporsional dari jumlah
barang X yang diminta konsumen dibagi dengan perubahan
b. Elastisitas silang adalah persentase perubahan jumlah yang
diminta akan sesuatu barang yang diakibatkan oleh perubahan
harga barang lain (yang mempunyai “hubungan”) dengan satu
persen atau secara umum :
Es =
y barang harga
perubahan Persentase
x barang akan permintaan perubahan
Persentase
…(Boediono, 2000 : 31).
Berdasarkan koefisien Elastisitas silang, maka hubungan
antara dua jenis barang dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu :
Bila Es >0, maka kedua barang tersebut mempunyai
hubungan saling menggantikan (substitusi).
Bila Es < 0, maka kedua barang tersebut mempunyai
hubungan saling melengkapi (komplementer).
c. Elastisitas silang adalah koefisien yang menunjukkan sampai
dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang
apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain.
(Sukirno, 2003 : 115).
3. Elastisitas Pendapatan
a. Elastisitas pendapatan adalah tingkat perubahan relatif dari
jumlah barang yang diminta konsumen karena adanya
perubahan penghasilan atau pendapatan. Dengan kata lain,
b. Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan permintaan
akan suatu barang yang diakibatkan oleh kenaikan pendapatan
(income) riil konsumen dengan satu persen atau secara umum :
Ep =
riil pendapatan perubahan
Persentase
x barang akan permintaan perubahan
Persentase
..(Boediono, 2000 : 32).
untuk barang “normal” Ep positif dan untuk barang “inferior” Ep negatif. Barang-barang kebutuhan pokok biasanya mempunyai Ep
< 1 (tidak elastis), sedangkan untuk barang tidak pokok (barang
mewah ) Ep > 1 (elastis).
c. Elastisitas pendapatan terhadap suatu barang adalah perubahan
persentase jumlah barang yang dikonsumsi sebagai reaksi
terhadap suatu kenaikan pendapatan sebesar 1 persen.
(Nicholson, 1997 : 167).
2.2.2.6. Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
a. Banyaknya barang pengganti yang tersedia dalam perekonomian
terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan
barang-barang lain sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukar mencari
penggantinya. Perbedaan elastis diantara berbagai barang.
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaannya cenderung untuk bersifat elastis, maksudnya
yang besar terhadap permintaan. Permintaan adalah bersifat tidak
elastis karena :
b. Kalau hanya naik para pembeli sukar memperoleh barang
pengganti oleh karena itu harus tetap membeli barang tersebut
sebab permintaannya tidak banyak berkurang.
c. Kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena
tidak banyak tambahan yang pindah dari membeli barang yang
bersaing dengannya.
d. Persentasi pendapatan yang dibelanjakan
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli
sesuatu barang dapat mempengaruhi Elastisitas permintaan
terhadap barang tersebut.. Tetapi untuk permintaan barang-barang
yang agak mahal kenaikan harga dapat menyebabkan pembeli
melakukan pilihan dalam membeli sesuatu barang mahal tersebut.
e. Jangka waktu analisis
Semakin lama jangka waktu dimana permintaan itu dianalisis
semakin Elastisitas sifat permintaan suatu barang karena konsumen
dapat mencari berang yang harganya naik sehingga permintaannya
mengalami perubahan. Apabila permintaannya mengalami
perubahan. Apabila permintaan dianalisa dalam jangka waktu yang
relatif singkat maka permintaannya bersifat lebih tidak elastis
karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam pasar belum
2.2.3. Impor
2.2.3.1. Pengertian Impor
Impor adalah memasukkan barang-barang dari luar negeri yang
sesuai dengan ketentuan pemerintah ke dalam peredaran dalam
masyarakat yang dibayar dengan mempergunakan valuta asing. (Amir,
2000 : 183).
Impor adalah aliran masuk barang dan jasa ke pasar sebuah negara
untuk dipakai. Negara meningkatkan kesejahteraannya dengan
mengimpor aneka ragam barang dan jasa yang bermutu dengan harga
yang lebih rendah dari pada yang dapat dihasilkannya didalam negeri.
(Smith dan Blakeslee, 1999 : 112).
Impor adalah kegiatan untuk memasukkan barang kedalam wilayah
kedaulatan RI dan atau tempat-tempat tertentu yang merupakan Wilayah
Yuridiksi
Nasional RI mengimpor barang yang artinya membeli barang- barang
dagangan atau
Komoditi dari luar negeri (Anonim ,2005)
2.2.3.2. Jenis Quota Impor
Jenisnya quota impor adalah : absolute atau unilateral quota,
negotiated atau bilateral quota, tarif quota, dan mixing quota.
negara tanpa persetujuan negara lain. Quota semacam ini sering
menimbulkan tindakan balasan oleh negara lain.
2. Negotiated atau bilateral quota adalah quota yang besar atau kecilnya ditentukan berdasarkan perjanjian antara dua negara atau
lebih.
3. Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan quota. Untuk sejumlah
barang diijinkan masuk (impor) dengan tarif tertentu, tambahan
impor masih diijinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih tinggi.
4. Mixing quota yakni membatasi penggunaan bahan mentah yang di impor dalam proposi tertentu dalam produksi barang akhir
Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industri di dalam
negeri. (Nopirin, 1999 : 65).
2.2.4. Jumlah Penduduk
2.2.4.1. Pengertian Jumlah Penduduk
Penduduk adalah manusia yang memegang peranan penting dalam
kegiatan ekonomi, karena penduduk merupakan tenaga kerja, tenaga ahli,
pimpinan perusahaan dan tenaga usahawan. Penduduk merupakan unsur
penting dalam kegiatan ekonomi dan dalam usaha untuk membangun
suatu perekonomian. Dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan
mengembangkan kegiatan ekonomi, penduduk memegang peranan
penting karena penduduk menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli,
Sebagai subjek ekonomi maka penduduklah yang akan dapat
menentukan perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah menjadi
lebih baik atau lebih buruk. Jumlah serta mutu penduduk suatu daerah
merupakan unsur penentu yang paling penting bagi kemampuan
memproduksi serta standar hidup suatu negara atau daerah. Namun
demikian, yang paling utama mengapa masalah penduduk ini sangat
menarik perhatian para pakar ekonomi adalah karena penduduk itu
merupakan sumber tenaga kerja, human resource, disamping sumber faktor produksi skill. (Rosyidi, 2002 : 87).
Dengan peranan penduduk sebagai sumber tenaga kerja dan faktor
produksi skill maka dengan jumlah yang besar dengan kualitas yang baik pada suatu daerah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah
penduduk yang besar, produksi suatu dalam GBHN tahun 1993,
disebutkan bahwa penduduk yang besar jumlahnya merupakan sumber
daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan.
Apabila suatu negara mempunyai jumlah penduduk yang sedikit
maka penduduk itu akan mampu memanfaatkan sumber-sumbernya
dengan seefesien mungkin sebagaimana yang mungkin dihasilkan jika
saja jumlah penduduknya besar. Dalam keadaan seperti ini, usaha untuk
mewujudkan produksi secara besar-besaran sangatlah tidak mungkin.
mungkin, namun dengan demikian karena penduduk terlalu banyak maka
hasil yang diterima setiap orang pun akan menjadi sangat kecil.
(Rosyidi, 1999 : 92).
Untuk menanggulangi masalah tingginya jumlah penduduk maka
pemerintah mempunyai suatu kebijakan yaitu program transmigrasi dan
penyaluran tenaga kerja ke luar negeri.
Penduduk adalah suatu negara memiliki penduduk yang terlalu
sedikit, maka mungkin sekali itu tidak akan mampu untuk memanfaatkan
sumber-sumbernya dengan seefesien mungkin, sebagaimana yang
mungkin akan dihasilkan jika saja jumlah penduduknya lebih besar.
(Rosyidi, 2001 : 85).
Penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu tempat atau
wilayah tertentu. Dalam hal ini penduduk adalah manusia yaitu yang
memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi karena penduduk
merupakan tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan dan tenaga
usahawan. (Anonim 2000 : 11).
Jadi penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu tempat
atau wilayah tertentu. Dalam hal ini manusia yaitu yang memegang
peranan penting dalam kegiatan ekonomi, antara lain yaitu :
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang sangat besar, apabila dapat dibina dan
modal pembangunan yang besar dan sangat menguntungkan bagi
usaha pembangunan di segala bidang, jika tidak demikian, maka
akan timbul pengangguran dan problem sosial yang dapat
melemahkan ketahanan nasional.
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah susunan penduduk berdasarkan suatu
pendekatan tertentu. Masalah-masalah yang muncul dari komposisi
penduduk yang tidak seimbang jika tidak teratasi maka akan timbul
kegoncangan sosial.
3. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk yang ideal adalah persebaran yang sekaligus
dapat memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan yaitu
persebaran yang proposional.
4. Kualitas Penduduk
Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk ialah faktor fisik
meliputi kesehatan, gizi, dan kebugaran dan faktor non fisik
meliputi mentalitas dan intelektualitas. (Anonim, 1999 : 12).
2.2.4.2. Teori Pertumbuhan Penduduk Ekonomi Menurut Adam Smith
Menurut Smith penduduk meningkat apabila tingkat upah yang
berlaku lebih tinggi daripada tingkat upah subsistensi yaitu tingkat upah
yang pas-pasan untuk seseorang agar dapat mempertahankan hidupnya
akan kawin pada usia lebih muda, kematian anak-anak berkurang dan
jumlahkelahiranbertambah. Sebaliknya jumlah penduduk akan berkurang
apabila tingkat upah yang berlaku jauh di bawah tingkat upah subsistensi.
Dalam hal ini kematian anak-anak meningkat dan banyak
perkawinan ditunda, terlihat jelas di peranan sentral dari tingkat upah
sebagai pengatur pertumbuhan penduduk.
Menurut Smith yang menentukan tingkat upah adalah tarik
menarik antara kekuatan permintaan dan penawarannya. Smith
mengatakan bahwa tingkat upah tinggi dan meningkat apabila
permintaan akan tenaga kerja tumbuh lebih cepat daripada penawaran
akan tenaga kerja. Reaksi pertumbuhan penduduk karena peningkatan
permintaan akan tenaga kerja memerlukan waktu, sehingga apabila
permintaan tumbuh dengan cepat maka tingkat upah akan bertahan pada
tingkat upah yang tinggi atau beberapa waktu sungguh meningkat,
menurut smith yang menentukan permintaan tenaga kerja adalah stok
kapital yang tersedia dan tingkat output masyarakat, sebab tenaga kerja diminta karena dibutuhkan dalam proses produksi. (Boediono, 2001 :
13).
2.2.4.3. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan
usaha untuk membangun suatu perekonomian, dalam usaha untuk
meningkatkan produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi,
tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan dan tenaga usahawan
yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi.
(Sukirno, 1999 : 75).
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu akan memperbesar
jumlah tenaga kerja dan pertambahan tersebut kemungkinan untuk
menambah produksi. Di samping itu sebagai akibat pendidikan, latihan
dan pengalaman kerja yang menyebabkan kemahiran penduduk akan
bertambah lagi, maka produktifitas akan bertambah ini selanjutnya
menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada
pertambahan tenaga kerja, apabila penduduk bertambah dengan
sendirinya luas pasar akan bertambah pula, karena peranannya ini muka
perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada
pertambahan produksi dan tingkat kegiatan ekonomi (Sukirno, 2001 :
426).
2.2.5. Produksi Beras
2.2.5.1. Pengertian Produksi
Produksi bisa mempunyai pengertian tekhnis dan ekonomis.
Secara teknis produksi berarti proses mengkombinasikan
barang-barang dan tenaga yang ada. Secara ekonomis, produksi berarti suatu
proses yang menciptakan atau menambah nilai, guna, atau manfaat
2.2.5.2. Faktor-Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi bisa dikelompokkan ke dalam empat
kelompok yaitu :
a. Alam (Tanah)
Hal yang harus diperhatikan dalam tanah adalah kedudukan
tanah dan sifat tanah. Dalam usaha industri dan kerajinan
kedudukan tanah agak berlebihan dengan pertanian, karena
pelaksanaan usaha produksi dilapangan industri kurang
tergantung pada kedudukan tanah. Sedangkan sifat tanah
terdapat beberapa perbedaan, pertama; luas tanah yang
digunakan untuk pertanian pada hakekatnya terbatas, kedua;
sebagai faktor produksi tanah sehingga tanah lebih tahan lama,
ketiga; tanah tidak bisa digerakkan atau dipindahkan.
b. Tenaga Kerja
Di Indonesia kebutuhan akan tenaga kerja didalam pertanian
dibedakan menjadi dua yaitu, kebutuhan akan tenaga kerja dalam
usaha tani pertanian rakyat dan kebutuhan akan tenaga kerja dalam
perusahaan pertanian yang besar, seperti : perkebunan, kehutanan,
dll
c. Modal (Capital)
Modal dilihat dari segi pemilikan bisa dibagi dua yaitu, modal
sendiri dan modal pinjaman. Modal yang merupakan pemberian
ditambahkan dari luar tapi tidak menimbulkan
kewajiban-kewajiban tertentu dari yang menerimanya. Modal sendiri dan
modal pinjaman tidak berbeda dalam proses produksi, karena
masing-masing menyumbang langsung pada proses produksi.
d. Kemampuan mengelola
Manajemen menjadi semakin penting kalau dikaitkan dengan
efisiensi, artinya walaupun faktor produksi tanah, pupuk, tenaga
kerja dll dirasa cukup. Tetapi jika tidak dikelola dengan baik maka
produksi yang dihasilkan tidak akan optimal. (Soeratno , 1999 :
23).
Gambar 6 : Teori Proporsi Faktor Produksi
Sumber : Tambunan. 2004, Globalisasi dan Perdagangan Internasional.
Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, halaman : 67
Gambar di atas menjelaskan bahwa suatu produk dengan proporsi faktornya.
Ada dua jenis produk yaitu A dan B, serta dua macam faktor produksi yaitu
tenaga kerja (TK) dan modal (K). Untuk membuat 1 unit barang A membutuhkan
itu, A membutuhkan lebih banyak TK per satu unit K relatif terhadap B. A dapat
diklasifikasikan sebagai barang padat karya dan B sebagai barang padat modal.
Proporsi faktor adalah suatu ukuran relatif dan hanya ditentukan pada basis dari
apa yang dibutuhkan oleh A relatif terhadap B, bukan terhadap jumlah spesifik
dari TK dan K. Harga dari faktor produksi yang menentukan perbedaan biaya
produksi, dan harga dari faktor produksi ditentukan oleh ketersediaan dari faktor
tersebut. Dalam teori ini TK dan K adalah dua faktor produksi yang independen.
Artinya, sifat dan relasi antara TK dan K adalah subtitusi.
2.2.6. Harga Beras lokal
2.2.6.1. Pengertian Teori Harga
Harga adalah hasil akhir bekerjanya sistem pasar, yaitu bertemunya gaya-gaya
permintaan dan penawaran antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen).
(Soeratno, 1999 : 21).
Pengertian harga suatu barang atau jasa adalah suatu tingkat
penelitian yang pada tingkat itu barang yang bersangkutan ditukarkan
dengan barang yang lain apapun bentuknya. Suatu barang yang dikatakan
berharga bila barang tersebut :
a. Mempunyai kegunaan
Artinya adalah kegunaan suatu barang akan menimbulkan
keinginan dan keinginan tersebut akan menimbulkan permintaan
terhadap barang tersebut.
Artinya kelangkaan suatu barang akan mendorong beberapa orang
untuk memanfaatkan kelangkaan dengan menjualnya, dengan kata
lain akan menimbulkan penawaran pada suatu barang tersebut.
Kesimpulan kelangkaan akan menimbulkan penawaran dan
kegunaan menimbulkan permintaan sehingga harga ditentukan oleh
bertemunya dua kekuatan yaitu permintaan dan penawaran.
Harga suatu komoditi biasanya menunjukkan jumlah uang yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan suatu unit komoditi. Ini
disebut harga absolute (absolute price) atau harga dalam uang (money price), suatu harga relatif adalah perbandingan antara dua harga absolute, harga ini menyatakan harga satu barang dalam ukuran barang lain.
2.2.6.2. Kebijakan Harga Dasar (Floor Price) Dan Harga Tertinggi (Ceiling
Price)
Kebijakan harga yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini
adalah berupa harga dasar (Floor price) dan harga tertinggi (ceiling price). Harga dasar diperlukan untuk menjaga agar harga pasar pada saat panen tidak menurun jauh di bawah harga dasar, minimal sama dengan
harga dasar. Sebaliknya harga atap tetap diperlukan saat musim paceklik.
Kebijaksanaan harga disebut efektif apabila harga pasar berada diantara
Pada saat panen raya produksi padi sangat melimpah hingga harga
dasar di bawah semestinya ( harga keseimbangan ). Karena itu diperlukan
kebijaksanaan harga dasar yang lebih tinggi dari pada harga pasar
tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bahwa OQ0 adalah besarnya
produksi yang diminta masyarakat pada harga pasar Pm yang tersedia di
bawah harga dasar Pf. Bila harga dasar diperlakukan, maka jumlah
permintaan adalah sebesar OQ1, agar harga dapat berfungsi dengan baik
maka pemerintah harus membeli kelebihan produksi (penawaran) sebesar
Q1 Q2. dalam situasi seperti ini jumlah produksi seharusnya dijual
produsen adalah sebesar OQ2.
Gambar 7 : Permintaan Dan Penawaran Dengan Harga Tetap Pada
Musim Paceklik
Harga
Sumber : Soekartawi, 1999, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, Halaman 173.
Pm
PC
Q2 Q0
Q1 0
D S D
Kuantitas
Situasi paceklik adalah situasi saat jumlah produksi yang tersedia
bertambah. Dalam keadaan seperti ini harga pasar cenderung tinggi atau
lebih tinggi atau lebih tinggi dari harga keseimbangan bila saja tidak
diberlakukan harga atap. Pada gambar 0 Q0 adalah jumlah produksi yang
dijual dan akan dibeli oleh konsumen bila tidak diberlakukan harga atap
(Pc). Disini terlihat bahwa Pc lebih tinggi dari pada Pm bila tidak
diberlakukan harga atap, maka perbedaan Pc dan Pf akan semakin tinggi.
Bila diberlakukan harga atap, maka jumlah produksi yang dijual adalah
sebesar 0 Q1, pada saat itu harga pasar (Pm) melebihi harga dasar. Agar
harga atap tersebut berfungsi posisi Pm, maka pemerintah perlu menjual
stok sebesar Q1 2 dengan demikian situasinya adalah komoditi pertanian yang berada dipasar adalah Sebesar 0 Q2 yang terbeli pada harga pasar
yang terdiri dari produksi yang dijual produsen sebesar 01 dan yang
disuplay pemerintah sebesar Q1 Q2.
2.2.6.3. Perilaku Konsumen Terhadap Harga
Dalam menjelaskan tentang perilaku konsumen, kita bersandar
pada dasar pemikiran pokok bahwa orang cenderung memilih
barang-barang dan jasa yang nilainya paling tinggi. Guna menjelaskan cara
konsumen melakukan pilihan diantara berbagai kemungkinan, seabad
yang lalu para pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai
utilitas. Dari konsep utilitas tersebut, kita dapat menurunkan kurva
permintaan dan menjelaskan ciri-cirinya. Utilitas berarti kepuasan. Atau
subjektif yang di rasakan oleh seseorang dari mengkonsumsi suatu
barang atau jasa.
2.2.6.4. Teori Harga (Bertil Ohlin Theory) Heckscher - Ohlin
Pengertian harga suatu barang atau jasa adalah suatu tingkatan
penilaian yang pada tingkat itu barang yang bersangkutan dapat
dipertukarkan dengan barang lain, apapun bentuknya.
Sedang Bertil Ohlin berpendapat bahwa perdagangan internasional
itu sebenarnya adalah masalah harga jelasnya, perbedaan hargalah yang
menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan internasional oleh karena
itu Bertil Ohlin membahas perdagangan internasional mengikuti jalur
proses mekanisme. Pembentukan harga yang sudah sendirinya harus
menyelidiki faktor-faktor yang menentukan atau yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran, karena harga suatu barang itu terjadi karena
adanya permintaan dan penawaran atas barang tersebut. Perbedaan harga
barang tersebut yang menjadi dasar dari timbulnya perdagangan
internasional. Menurut Ohlin adalah disebabkan oleh perbedaan
komposisi dan proporsi faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
negara-negara di dunia ini.
Jadi dapat juga dikatakan bahwa pertukaran atau perdagangan
barang atau jasa antar negara dapat terjadi oleh karena beberapa
perbedaan faktor-faktor produksi dan kemungkinan-kemungkinan
mengkombinasikannya dan perbedaan tersebutlah yang merupakan sebab
perdagangan interregional ataupun internasional. Akan tetapi
perdagangan internasional itu pun akan berpengaruh pada tingkat harga.
Perdagangan internasional mempunyai tendensi bahwa tingkat-tingkat
harga itu kemudian akan menjadi sama proses penyamaan tingkat harga
ini akan berlangsung dengan lebih cepat lagi bilamana dalam
perdagangan internasional tidak terdapat rintangan-rintangan yang
membatasi perdagangan internasional seperti adanya biaya dan cukai
serta ongkos transportasi. Jadi perdagangan bukan saja bertendensi untuk
mempersamakan harga barang melainkan juga mempersamakan harga
faktor produksi. (Sobri, 2001 : 42).
Analisis teori H – O dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh
jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing
negara.
2. Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan
oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk
4. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang
tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
(Hamdy H, 2000 : 42).
2.2.7. Kurs Rupiah Terhadap Dollar
2.2.7.1. Pengertian Kurs
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga
atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang
negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah
uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. (Sukirno,
2006 : 397).
Kurs adalah jumlah atau harga mata uang domestik dari mata uang
luar negeri (asing) atau rasio antara satu unit satuan mata uang dengan
jumlah mata uang yang lain pada waktu tertentu. (Salvatore, 1999 :
140).
Valuta asing adalah mata uang asing yang diperlukan untuk
melaksanakan transaksi internasional. Sedangkan kurs adalah harga mata
uang suatu negara diukur dengan mata uang negara lain.
(Mc Eachern, 2001: 436).
digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi
keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada
bank sentral. (Hamdy, 1999 : 16).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurs merupakan
perbandingan nilai mata uang sehingga untuk mendapatkan mata uang
maka harus menukarkan mata uang tersebut dengan mata uang negara
lain agar memperoleh satu unit mata uang asing.
2.2.7.2. Permintaan dan Penawaran Valuta Asing
a. Permintaan Valuta Asing
Permintaan valuta asing merupakan keingginan dari penduduk suatu
negara untuk memperoleh suatu jenis mata uang asing. Permintaan
tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu valuta
asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. Dengan
tujuan digunakan untuk membayar atau membiayai pembelian
barang-barang dari luar negeri dan asset-aset di luar negeri.
Keingginan penduduk yang bertambah besar untuk memperoleh
barang dari suatu negara akan menurunkan permintaan valuta asing.
(Sukirno, 2000 : 292).
b. Penawaran Valuta Asing
Merupakan keingginan dari penduduk suatu negara untuk membeli
mata uang asing atau negara lain. Keingginan tersebut menunjukkan
banyaknya (jumlah) mata uang suatu negara yang akan digunakan