• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA ANIMASI FLASH DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK STATIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA ANIMASI FLASH DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK STATIS."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA ANIMASI FLASH

DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA

MATERI LISTRIK STATIS

TESIS

LISBET VERA R SITINJAK

NIM :8106175009

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Fisika

PROGRAM STUDI FISIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA

MATERI LISTRIK STATIS

TESIS

LISBET VERA R SITINJAK

NIM :8106175009

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Fisika

PROGRAM STUDI FISIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

Media Animasi Flash dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA pada Materi Listrik Statis. Tesis Medan. Program Stusi Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan,2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Adanya perbedaan prestasi belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif memanfaatkan media animasi flash dibandingkan pembelajaran kooperatif tanpa memanfaatkan media aimasi flash (2). Perbedaan prestasi belajar pada kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi dan kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah (3) Interaksi antara pembelajaran kooperatif memanfaatkan media animasi flash dengan motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini bersifat eksperimen semu (quasi experiment ). Populasi penelitian adalah siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Hamparan Perak Tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampel ( sampel bertujuan ) yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah sampel seluruhnya 76 siswa. Instrumen peneltian berupa tes prestasi belajar dan kuisioner motivasi belajar siswa. Adapun tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah berbentuk pilihan berganda. Data dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS 17 dengan ANAVA dua jalur.. Hasil uji ANOVA diperoleh: 1. Prestasi belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif memanfaatkan media animasi flash lebih tinggi dari pada prestasi belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tanpa memanfaatkan media aimasi flash. 2. Prestasi belajar fisika siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih tinggi dari pada prestasi belajar fisika siswa yang yang memiliki motivasi rendah. 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan menmanfaatkan media animasi flash dan motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar.

(7)

ABSTRACT

Lisbeth Vera R. Sitinjak. The Effect of Cooperative Learning Model with Animation Using Flash Media Achievement and Motivation Toward Student in High School Studying Physics at Static Content. Thesis Medan. Physics Graduate Program Study Medan State University, 2013.

This study aimed to determine: (1) The difference in learning achievement physics students with cooperative learning model utilizing flash animation media without the use of cooperative learning compared animation flash media (2). The difference in learning achievement in a group of motivated students and groups of students who have low motivation (3) The interaction between using of cooperative learning flash media animation with the motivation to improve academic achievement. This research is a quasi-experimental (quasi experiment). The study population was a class XII science student of SMAN 1 Hamparan Perak lesson Year 2012/2013. The Sampling technique using a purposive sample (sample aims) which consists of two classes with 76 students total sample entirely. Other research instruments such as questionnaires and achievement tests students' motivation. The test is used to obtain the data is in the form of multiple choice. The data was analized by

using SPSS 17 Data in the study were analyzed using ANOVA two lines. . Achievement of

students learning physics with cooperative learning model utilizing flash animation media is higher than the achievement of students learning physics dibelajarkan with cooperative learning model without the use of flash media aimasi. 2). Learning achievement of students who have high motivation higher than student achievement that have a low motivation. 3). There is interaction between cooperative learning model by using flash animation media in raising achievement and motivation to learn.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan pertolongangan-Nya tesis yang berjudul “ Efek Model

Pembelajaran Kooperatif dengan Memanfaatkan Media Animsi Flash dan

Motivasi terhadap Prestasi belajar Fisika SMA pada Materi Listrik Statis” dapat

selesai ditulis. Penulis menyadari tesis inin dapat selesai berkat adanya bantuan

moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis

ingin mengucapkan terina kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Motlan Sirati, P.hD dan Bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si

selaku PEMBIMBING I DAN PEMBIMBING II yang selalu setia memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, MS. MM selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Pascasarjana dan nara sumber yang selalu memberi masukan dan

motivasi kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

3. Bapak Pof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.Sc selaku nara sumber yang

memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini

4. Bapak Dr. Nurdin Bukit, M. Si selaku nara sumber yang juga memberikan

masukan guna kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak Drs. Adi Rusdianto selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Hamparan

(9)

iv

6. Seluruh pegawai Perpustakaan Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan

kemudahan dan bantuan kepada penulis dalam pembacaan dan peminjaman

buku-buku.

7. Bapak Pend. Dj. Sitinjak B.A dan Ibu L br Gultom sebagai orang tua atas

segala doa, dan bimbingan kepada penulis, juga terimakasih buat kakak dan

adik-adik serta keponakan yang banyak membantu penulis.

8. Rekan-rekan Guru dan Pegawai di SMA Negeri 1 Hamparan Perak, juga

rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Fisika kelas A regular

(angkatan 19 ).

9. Hamba-hamba Tuhan dan Jemaat Gereja Penta Kosta Indonesia. Sid SM Raja

Medan atas segala doa dan bimbingan kepada penulis, juga kepada yang lain

yang tak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang selalu memberikan

motivasi dan dorongan kepada penulis.

Doa dan harapan penulis Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih Dan

Penyayang membalas kebaikan dan bantuan yang telah saudara berikan kepada

penulis .

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada

para pembacanya.

Medan, Januari 2013 Penulis,

(10)
(11)

v

2.1.1. Hakekat Media Pembelajaran --- 12

2.1.2. Media Komputer Dalam Pembelajaran --- 14

2.1.3. Animasi Flash --- 16

2.1.3.1 Pengertian Animasi --- 16

2.1.3.2 Cara Membuat Animasi Flash --- 17

2.1.4. Hakekat Pembelajaran Kooperatif --- 18

2.1.4.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif --- 18

2.1.4.2. Tujuan pembelajaran Kooperati --- 19

2.1.4.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif --- 19

2.1.4.4. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dalam Pembelajaran Fisika --- 21

2.1.5. Hakekat Motivasi Belajar --- 21

2.1.5.1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa --- 21

2.1.5.2. Fungsi Motivasi --- 23

2.1.5.3. Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa --- 24

(12)

2.1.6.1. Hakekat Belajar --- 25

2.1.6.2. Hakekat Prestasi Belajar --- 26

2.1.6.3. Prestasi Belajar Fisika Listrik Statis --- 27

2.1.7. Penelitian yang relevan --- 27

2.2. Kerangka Berpikir --- 30

2.3. Hipotesis Penelitian ---33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian --- 34

3.2. Populasi dan Sampel --- 34

3.3. Metode Penelitian --- 34

3.4. Variabel dan Defenisi Operasional --- 35

3.4.1. Variabel Penelitian --- 35

3.4.2. Defenisi Operasional --- 36

3.5. Prosedur Penelitian --- 37

3.6. Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian --- 39

3.7. Uji Coba Instrumen --- 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Data --- 47

4.1.1. Uji Validitas dan Reabilitas Test --- 47

4.1.2. Tingkat Kesukaran Test --- 49

(13)

vii

4.1.4. Analisis statistik Data Hasil Penelitian --- 49

4.2.1. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian --- 49

4.2.2. Uji Asumsi --- 52

4.2.2.1. Uji Normalitas Test Hasil Belajar--- 52

4.2.2.2. Uji Homogenitas --- 54

4.2.2.3. Uji T Pritest --- 55

4.2.2.4. Uji Normalitas Motivasi --- 55

4.1.5. Pengujian Hipotesis --- 56

4.1.5.1. Uji Hipotesis Pertama --- 57

4.1.5.2. Uji Hipotesis Kedua --- 58

4.5.5.3. Uji Hipotesis Ketiga --- 59

4.1.6. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar --- 63

4.1.7. Pembahasan--- 64

4.1.7.1. Perbedaan Prestasi Belajar Listrik statis Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Memanfaatkan Media Animasi Flash Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tanpa Animasi --- 64

4.1.7.2. Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Siswa Yang Memiliki Motivasi Rendah --- 66

4.1.7.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Memanfaatkan Media Animasi Flash Dengan Motivasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar --- 68

4.1.8. Keterbatasan Penelitian --- 71

(14)

5.2. Saran --- 73

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian --- 38

Gambar 4.1. Grafik antara Kooperatif tanpa menggunakan Animasi

(kontrol) dengan Kooperatif dengan menggunakan

Animasi (Eksperimen) terhadap Motivasi --- 64

Gambar 4.2. Pola Garis Interaksi Antara Model Pembelajaran

Kooperatif Memanfaatkan Animasi Flash Dengan Motivasi

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus --- 79

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran --- 80

Lampiran 3. Instrumen Penelitian Test Prestasi Belajar ---126

Lampiran 4. Instrumen Penelitian Kuisioner Angket Motivasi Belajar Fisika ---136

Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Test Hasil Belajar ---138

Lampiran 6. Uji Validitas Test ---139

Lampiran 7. Tingkat Kesukakaran dan Daya Beda Test Hasil Belajar ---141

Lampiran 8. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ---142

Lampiran 9. Distribusi Hasil Postest Kelas Eksperimen ---143

Lampiran 10. Distribusi Hasil Pretest Kelas Kontrol ---144

Lampiran 11. Distribusi Hasil Postest Kelas Kontrol ---145

Lampiran 12. Distribusi Data Penelitian ---146

Lampiran 13. Data Untuk ANOVA 2 x 2 ---147

Lampiran 14. Deskriptif Statistik Data Penelitian ---148

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian ---151

Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Penelitian ---152

Lampiran 17. Uji T Pretest Penelitian ---153

Lampiran 18. Uji Normalitas Motivasi ---154

Lampiran 19. Uji ANOVA ---155

Lampiran 20. Diagram Batang Pretest dan Postest ---159

Lampiran 20. Gambar Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran

(17)

xii

Flash dan Model Pembelajaran Kooperatif Tanpa Animasi

Flash Terhadap Prestasi Belajar ---161

Lampiran 21. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar ---162

Lampiran 22. Validitas Test ---163

Lampiran 23. Validitas Angket ---164

Lampiran 24 Surat Keterangan ---165

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya membangun budaya dan

peradaban bangsa.Oleh karena itu, UUD 1945 secara tegas mengamanatkan bahwa

setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia tahun 1991 pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu

untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai

obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang

telah diperolehnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, dirumuskan bahwa pendidikan berfungsi

untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berorientasi pada fungsi dan tujuan pendidikan Nasional tersebut, maka

sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan (formal), mempunyai misi dan tugas

yang cukup berat. Selanjutnya dikatakan bahwa sekolah berperan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam arti menumbuhkan, memotivasi dan

mengembangkan nilai-nilai budaya yang mencakup etika, logika, estetika, dan

praktika, sehingga tercipta manusia yang utuh dan berakar pada budaya bangsa

(Sumidjo, 1999 : 71).

(19)

2

Tercapainya tujuan pendidikan tadi, akan ditentukan oleh berbagai unsur yang

menunjangnya. Makmun (1996 : 3-4) menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat

dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) yaitu :”(1) Siswa, dengan segala

karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin

melalui kegiatan belajar, (2) tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya

kegiatan belajar mengajar, (3) guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang

tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses belajar.”

Begitu pula dalam proses belajar mengajar fisika, menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2008, ), fisika adalah ilmu zat dan energi(seperti panas, cahaya dan

bunyi). Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan

teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam.Perkembangan pesat di

bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang

fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat

banyak informasi dengan ukuran sangat kecil.Sebagai ilmu yang mempelajari

fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk

hidup selaras berdasarkan hukum alam.

Kemampuan kompetensi siswa Indonesia berdasarkan hasil penelitian

Program for International Student Assesment (PISA) tahun 2011 menduduki

peringkat ke 10 terbawah dari 65 negara dan menunjukkan bahwa kelemahan siswa

terutama terletak pada lemahnya kompetensi yang luas yang dimiliki siswa.

Kenyataan yang sama juga terjadi di kebanyakan SMA di tanah air, banyak peserta

didik yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi akademik. Salah satu contoh

tercermin dari rata-rata nilai ujian mata pelajaran Fisika sementer ganjil kelas XII IPA

SMA Negeri 1 Hamparan Perak seperti terlihat pada tabel 1.1

(20)

dengan 2011/2012

Tahun Pelajaran Nilai rata-rata K K M

2009/2010 58 65

2010/2011 60 65

2011/2012 63 65

Sumber : Data pada Tata Usaha SMA Negeri 1 Hamparan Perak

Hal ini menunjukkan bahwa nilai ini belum memenuhi kreteria ketuntasan

minimum yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Menurut guru bidang studi fisika

tersebut, dalam pembelajaran sebenarnya metode yang digunakan sudah divariasikan

seperti memberikan demonstrasi diawal pembelajaran, ceramah dan tanya jawab,

namun pendekatan yang dilakukan guru masih merupakan pendekatan klasikal. Hal

ini menyebabkan interaksi yang terjadi menjadi satu arah saja dan kurang interaktif,

dan kadang-kadang siswa menyibukkan diri sendiri dengan aktivitas lain pada saat

pembelajaran berlangsung.

Rendahnya hasil belajar peserta didik dapat disebabkan oleh kerumitan materi

ajar itu sendiri karena fisika tergolong abstrak. Selain itu karena penyajian ilmu fisika

yang kurang menarik dan membosankan.Hal ini berkaitan dengan masalah kualitas

rancangan pengajaran fisika yang disajikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran,

seperti yang dikemukakan oleh Gagne dalam Sanjaya (2005 ) bahwa :

“Mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran, dimana guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengarasemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh siswa dalam mempelajari sesuatu”.

Umumnya para guru hanya menekankan penggunaan belajar

konvensional,jarang menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran

(21)

4

interaksi dalam pembelajaran (Yamin,2004). Faktor lain yang menyebabkan

rendahnya hasil belajar fisika menurut Subrata (2009) antara laian, yaitu :

“Metode pembelajaran yang digunakan guru sangat monoton sehingga kurang mampu meningkatkan aktivitas dan motivasi dalam mempelajari fisika, guru jarang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berinteraksi dengan temannya, dan sebagainya.: Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya.’’

Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan

sebaik-baiknya. Djamarah (2006) mengatakan bahwa untuk dapat mencapai tujuan

pengajaran yang diharapkan, guru harus pandai memilih metode serta media

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik, supaya anak didik

merasa senang dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Terkait dengan kehadiran media, Dimyati (2006) menjelaskan bahwa suatu

media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis

lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga-lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka.Uraian

tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek

kehidupan, termasuk sistem pendidikan, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda

sehingga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Media yang digunakan pada waktu menjelaskan materi pelajaran di SMAN 1

Hamparan Perak umumnya masih menggunakan chart .Untuk praktikum dilakukan

juga tetapi tidak sering karena keterbatasan alat dan tempat.Penggunaan media

komputer sudah ada pada mata pelajaran TIK dengan perangkat komputer yang

tersedia pada laboratorium. Penggunaan in focus dapat dilakukan tetapi alat ini hanya

1 buah sehingga tidak memadai untuk dipakai para guru dalam mengajar.

Dari observasi penulis kepada siswa XII IPA diketahui bahwa sebagian besar

(22)

yang digunakan (Rumus atau persamaan dalam mata pelajaran fisika, pada umumnya

dipakai sebagai pernyataan ringkas suatu konsep). Apalagi konsep materi fisika yang

abstrak seperti materi Listrik Statis membuat siswa kurang mengerti dalam

mempelajari fisika. Siswa sudah mengenal listrik karena di tempat tinggal siswa

sudah banyak memakai listrik, tetapi pengetahuan siswa tentang listrik hanya sebatas

akibat yang ditimbulkannya, seperti listrik dapat membuat lampu menyala, membuat

peralatan elektronik dapat difungsikan.

Pembutan media pembelajaran yang tepat menurut Sadiman (1993) akan dapat

mengatasi sikap pasif siswa, yang pada akhirnya menimbulkan kegairahan dalam

belajar dan memungkinkan anak untuk belajar sendiri menurut kemampuan dan

minatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan media animasi flash.

Flash merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru dalam

mengoptimalkan proses belajar mengajar. Selain menghemat kata-kata, menghemat

waktu, penjelasan akan mudah dimengertioleh murid, menarik, menghilangkan

kesalah pahaman, serta informasi yang disampaikan menjadi konsisten. Penerapan

animasi flash pada proses belajar mengajar di kelas membantu siswa memahami

materi karena tampilannya yang menarik berupa animasi.

Animasi-animasi gerak akan membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan

aktivitas dalam kelas. Belajar tentunya akan lebih menyenangkan apabila setiap guru

dapat membuat perangkat ajarnya sendiri dengan menggunakan flash. Sehingga siswa

dapat mencerna dan memahami pelajaran dengan lebih cepat dan yang paling penting

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan media pembelajaran dalam animasi flash dapat meningkatkan

(23)

6

(2009), Istiana (2008) dengan hasil penelitian media flash dapat meningkatkan

keaktifan ,motivasi, dan prestasi belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru dituntut memilih model

pembelajaran yang tepat, sesuai dan efesien untuk merangsang siswa aktif dan kreatif

belajar dan mempunyai motivasi. Proses pembelajaran suatu topik dapat dikemas

dalam suatu bentuk model pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil (1996) model

pembelajaran dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu model interaksi sosial, model

pemrosesan informasi, model pengembangan kepribadian, dan model modifikasi

perilaku. Model pemrosesan informasi menekankan pada peningkatan kemampuan

siswa dalam memproses informasi, dalam arti bagaimana siswa menangkap stimulus

yang ada dan menyimpannya sebagai informasi yang bermakna bagi dirinya dalam

memori jangka pendek dan jangka panjang, serta kemampuan menggunakan kembali

informasi tersebut untuk kepentingan penyelesaian masalah.Persoalan tersebut dapat

diperbaiki dengan salah satunya, yaitu dengan model cooperative learning.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar

kognitif-konstruktivis.Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang

penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran.Vygotsky yakin bahwa

fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau

kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke

dalam individu tersebut.Implikasi dari teori Vygotsky ini dikehendakinya susunan

kelas berbentuk pembelajaran kooperatif.

Menurut Slavin (2005) Model cooperative learningdapat

menumbuhkan/melatih kerjasama yang baik, berpikir kritis, kemampuan membantu

teman dan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sulit. Kelompok yang

(24)

mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk

menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu

untuk mencapai suatu tujuan bersama lainnya (Suherman, 2003).

Selain itu, kelompok juga akan terbiasa dan mampu memahami apa saja yang

harus dilakukan dan bagaimana menyelesaikan secara bersama-sama guna

peningkatan prestasi belajar secara individu dan kelompok.Pembelajaran kooperatif

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif terhadap motivasi dan prestasi belajar

seperti yang telah diteliti oleh Birawan (2010), Septi (2009), Faiqotul (2009) dengan

hasil penelitian adanya pengaruh pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar bukan hanya semata-mata karena faktor kecerdasan

(intelegensia) siswa saja, tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud tersebut dibagi menjadi dua yakni

faktor intern dan faktor ekstern faktor-faktor yang dimaksud adalah seperti yang

dikemukakan oleh Hana Sujadna (PR.Cybermedia,2002)

a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain

adalah kemampuan yang dimiliki, minat dan motivasi serta faktor-faktor lainnya.

b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada diluar individu diantaranya lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, agar siswa dapat memperoleh prestasi

belajar yang seoptimal mungkin maka siswa perlu meningkatkan kemampuan minat

dan motivasi yang ada dalam dirinya.demikian pula halnya dengan faktor yang ada

diluar diri siswa.Motivasi merupakan motor penggerak manusia untuk berusaha dan

bekerja dalammencapai tujuan yang diinginkan istilah ini sebenarnya sama dengan

(25)

8

Dilihat dari alasan timbulnya motivasi, terdapat dua macam motivasi, yaitu

motivasi ekstrinsik timbul karena adanya stimulasi dari luar dan motivasi instrinsik

timbul dari dalam diri individual umumnya karena kesadaran akan pentinnya sesuatu

(Dalyono, :2005).Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam mempelajari

fisika akan melakukan kegiatan lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang kurang

termotivasi dalam mempelajari fisika. Siswa yang yang memiliki motivasi yang tinggi

dalam mempelajari fisika maka prestasi yang diraih juga akan lebih baik, demikian

pula pada mata pelajaran lainnya. Hal ini telah diteliti oleh Khosin (2011), Widiarti

(2009), Retno,M (2008) dengan hasil penelitian adanyan pengaruh motivasi terhadap

prestasi belajar siswa.Motivasi pada SMA Negeri 1 Hamparan Perak dari data

motivasi hasil penelitian (Widiastuti,I : 2011) menyimpulkan motivasi yang

rendah,juga dari hasil angket kuisioner peneliti juga masih rendah.

Dengan memperhatikan hasil penelitian di atas maka penulis perlu tertarik

juga untuk melakukan penelitian apakah ada efek pembelajaran kooperatif

memanfaatkan media animasi flash dengan motivasi terhadap Prestasi Belajar Fisika

SiswaSMA pada materi Listrik statis.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Hasil Belajar fisika siswa masih rendah (tidak memenuhi KKM).

2. Siswa kurang menguasai konsep bahan pembelajaran yang bersifat abstrak

sehinggamenyebabkan prestasi belajar fisika siswa rendah.

3. Guru kurang menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kegiatan

(26)

1.3 PembatasanMasalah

Dengan luasnya masalah yang timbul dalam sistem pembelajaran di Sekolah

Mengah Atas (SMA), maka dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah

agar tidak terjadi perbedaan dalam penafsiran. Adapun pembatasan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan media animasi flash dalam pembelajaran.

2. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran fisika.

3. Prestasi belajar fisika siswa

1.4 Perumusan Masalah

Penelitian ini diarahkan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar fisika, baik media, model,danmotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

fisika maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif memanfaatkan media animasi flash dibandingkan

pembelajaran kooperatif tanpa memanfaatkan media aimasi flash?

2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar pada kelompok siswa yang memiliki

motivasi tinggi dan kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif memanfaatkan media

animasi flash dengan motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan :

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar fisika siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif memanfaatkan media

animasi flash dibandingkan pembelajaran kooperatif tanpa memanfaatkan

media aimasi flash

2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar pada kelompok siswa

yangmemiliki motivasi tinggi dan kelompok siswa yang memiliki motivasi

(27)

10

3. Untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran kooperatif

memanfaatkanmedia animasi flash dengan motivasi dalam meningkatkan

prestasi belajar.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis.

1. Manfaat Praktis :

a. Bagi Sekolah/Lembaga, sebagai petunjuk dalam penyediaan fasilitas media

pembelajaran yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk memperlancar

proses pembelajaran di SMA.

b. Bagi Guru, sebagai panduan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa.

c. Bagi siswa, untuk lebih meningkatkan motivasi dan prestasi belajarnya agar

dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Manfaat Teoritis

a. Pengujian manfaat berbagai macam media terhadap prestasi belajar khususnya

di SMA.

b. Untuk menambah dan mengembangk ilmu pengetahuan khususnya dalam hal

media pembelajaran.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut bagi peneliti

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2008). Metode dan Teknik Tesis. Bandung : Alfabeta

Andreas, S (2003). Menguasai Pembuatan Animasi dengan Flash MX. Jakarta,

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Butar-butar, R. (2007). Pengaruh Penggunaan Program Animasi Flash Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri di Kota Sibolga. Tesis Pascasarjana Unimed.

Depdiknas.(2006). Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/ Model Silabus SMA/MA.Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

Depdiknas.(2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA Pedoman Pembelajaran Tuntas.Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono (2006).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, B dan Zain, A. (1997).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta.

Franscus, A.dan Ibrahim L. Tunde. 2009. Effect Of Student Teams-Achievement Divisions Strategi and Mathematics Knowledge In Learning Outcomes in Chemical Kinetics. The Journal Of Internasional Sosial Research Volume 2 / 6 Winner.

Farida, H. (2008). Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Pokok Bahasan Eksresi Melalui Metode Pembelajaran Konstektual Di Madrasah Aliyah Ma’Ahid Tahun Ajaran 2007/2008), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammdiyah Surakarta.

Gultom, S. (2010).Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi.Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

(29)

76

Dan Komunikasi (TIK) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Hamparan Perak. Tesis Pascasarjana Unimed.

Hasrul, (2010). .Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis ADOBE FLASH CS3 PadaMata Kuliah Instalasi Listrik 2. E-mail: hasrulbakri,unm@yahoo.co.id

Hamalik,O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Irianto, Agus. 2006. Statistik : Kencana Prenada Media. Jakarta.

Istarani, 2011.58 Model Pembelajaran Inovatif.Media Persada. Medan

Marzuki. (2009). Pengaruh Animasi Multimedia Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Type STad Terhadap Penguasaan Materi Belajar Biologi Siswa SMAN 5 Bandar Lampung. Tesis. Bandar Lampung: UNILA

Muslih, M. 2007. Inovasi Pembelajaran Dengan Bahan Ajaran Internet In CD dapat Meningkatkan Hasil Fisika Pada Materi Listrik Statis Bagi Peserta Didik di SMA Negeri 8 Surakarta. Di akses 10 Juni 2012.

Pernaa, J, dan Tallinn, M.A. (2008). Concept Maps As Meaningful Learning Tools in A Web Based, Estonia& Helsinki, Finland Chemistry Education Center, Departement of Chemistry, University of Helsinki, Finland.

Petersen, L. (2004). Bagaimana Memotivasi Anak Belajar, Jakarta : Gramedia Widiasarana.

Prabhakar, N. 1998.Media and Communications New Delhi : Efficient Offset Dress.

Prasodjo. B. 1993. Soal dan Penyelesaian Fisika SMA.Jakarta: Erlangga.

Salih, F dan Chiv Yue.Chiv 2001.Student Motivasi.New York : Kluver

Akademik.

Salim, A. d. 2011.Pembelajaran Media Pembelajaran (Macro Media Flash) Dengan Pendekatan Konstruktivitas dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Fisika Pada Konsep Gaya.Makalah Di Sajikan Dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: 14 Mei 2011.

Sani, R dan Sudiran. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Perdana Madya Sarana

Sardiman, A, M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta :

(30)

Situmorang , M dan Laora L.S (2009) Efektivitas Media Audiovisual Terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid.. Pascasarjana Unimed ; Jurnal Pendidikan Kimia Volume 1 nomor 1 Edisi April

Slavin., (1995). Cooperative Learning Theory.Second Edition.Massachusetts :

Allyn and Bacon.

Subana, Rahadi,M dan Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sudiran. (2011). Meningkatkan Pemahamaan Konsep Fisika Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 3 Satu atap Pangkalan Susu Melalui Penerapan Model Problem Based Learning.

Sudjana, N. 2002.Metode Statistik, Tarsito : Bandung.

Sudrajat, A. (2008). Pengertian PendekatanStrategi, Metode, Teknik, Taktik, dan

Model Pembelajaran , (online) (file////D:/Bahan%20tesis%20dari%220

internet /pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model

pembelajaran.htm. diakses 3 maret 2013).

Sukardi.(2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktinya.Yogyakarta : Bumi Aksara.

Sunardi dan Irawan, E. 2011.Fisika Bilingual.Bandung: Yrama Widya.

Sunyoto, D. (2010). Aplikasi SPSS Untuk Statistik Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : CAPS

Surya, Y. 1996. Olimpiade Fisika. Jakarta: PT. Primatika Cipta Ilmu.

Sry, K. (2010). Pemanfaatan Microsoft Power Point untuk Media Pembelajaran, (Online), http://pamongsakaba, wordpress.com/2009/09/29/pemanfaatan-microsoft-power-point-untuk-media-pembelajaran/diakses 2 Juni 2010).

Tri hendradi, C. (2005). Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik.

Yogyakarta : Penerbit Andi

(31)

78

Wahana Komputer. (2007). Panduan Praktis Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 17.0 Semarang : Andi

Gambar

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian -------------------------------------------------- 38

Referensi

Dokumen terkait

Kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan ketegori produk tertentu dan seberapa mudahnya

Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin akan melaksanakan pengadaan barang / jasa dengan rincian sebagai berikut :.. NO KEGIATAN/PAKET

Kegiatan periklanan merupakan media utama bagi perusahaan untuk menunjang kegiatan promosi di mana promosi memiliki tujuan utama untuk menarik konsumen agar mau

Departemen teknik Elektro Universitas Sumatera Utara USU

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Departemen Pendidikan Kimia.

Saat ini DI Baru pengelolaannya dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian

Jika jumlah yang direalisasi terhadap penjualan Kolateral atau mana-mana bahagian daripadanya atau sebaliknya selaras dengan peruntukan Fasal 10 tidak mencukupi

Marketing Research An Applied Orientation, Third Edition, Prentice Hall International, Inc.. Upper Saddle,