• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KONTROL DIRI (SELF CONTROL) DALAM PERGAULAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KONTROL DIRI (SELF CONTROL) DALAM PERGAULAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KONTROL DIRI (SELF CONTROL)

DALAM PERGAULAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA T.A 2013/2014

SKRIPSI

Oleh :

DEVIANA NIM : 1103151013

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KONTROL DIRI (SELF CONTROL)

DALAM PERGAULAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA T.A 2013/2014

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh :

DEVIANA NIM : 1103151013

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik

ALLAH SWT, Pencipta dan Pengendali alam semesta, atas segala nikmat dan

hidayah yang tak terkira, yang menciptakan manusia sebagai makhluk yang

sempurna. Dia-Lah yang melengkapi manusia dengan akal sehingga manusia

dapat berpikir dan mempunyai hasrat untuk senantiasa mencari kebenaran,

senantiasa belajar sepanjang hayatnya, senantiasa berpikir sepanjang rentang

kehidupannya agar menjadi pribadi yang bermakna serta mampu menyelesaikan

masalah yang dihadapinya. Atas berkat, rahmat dan anugrah yang diberika-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Tiknik Diskusi Terhadap Kontrol Diri (Self Control) Dalam Pergaulan Remaja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014”. Shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat serta seluruh generasi

setelahnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan FIP, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS

selaku Pembantu Dekan 1, Bapak Drs. Aman Simare-mare, MS selaku

Pembantu dekan II, dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku

(8)

vii 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan, serta Sekretaris

Jurusan ibu Dra. Nurarjani, M.Pd.

4. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan juga selaku

dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan,

bantuan dan kesediaannya untuk meluangkan waktu dalam memberikan

saran bimbingan yang sangat berguna dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd. Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd Kons. Bapak

Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran dan kritik kepada penulis sebagai masukan agar skripsi

ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, dukungan, saran

dan motivasi kepada penulis selama berada di dalam maupun di luar

perkuliahan.

7. Seluruh Staff dan pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan, pegawai

perpustakaan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan

kepada penulis terutama dalam usaha surat-menyurat dan pinjaman

buku-bukunya.

8. Bapak Drs. Saniyo selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tanjung Pura.

Bapak Drs Muslim selaku guru BK/koordinator Bk di SMP Negeri 2

Tanjung Pura. Bapak Arifin Munthe S.Pd selaku kepala staf tata usaha

(9)

viii atas izin, bantuan dan kerjasama kepada penulis untuk penelitian di

sekolah tersebut.

9. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta: Ayahanda M Yusuf M

dan Ibunda Yusmawati beserta seluruh keluarga besar penulis, terima

kasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat dan bantuan materi yang telah

membantu penulis selama mengikuti pendidikan dibangku perkuliahan

Universitas Negeri Medan. Melalui merekalah saya temukan dan rasakan

nikmatnya Cinta-Mu. Ayah dan Ibu adalah inspirasi dan penopang

semangat ananda dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Tak lupa

buat kakakku Tersayang Maria Ulfa, abangku yang selalu memberi

semangat M Rahmad Hidayat, Andryansyah, adikku terkasih Ilham

Iskandar, serta keponakan yang sangat penulis cintai M Afrieza Al Iqram

dan M Alfahmi Baihaqi. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama

ini, senyum dan kasih sayang kalian semua yang mampu membuat penulis

tetap semangat untuk menyelesaikan study ini.

10.Sahabatku tersayang para gembel cantik yang pertama Dwi Putri Sari,

yang pertama Sri Wahyuni Dewi, dan yang pertama Dwi Anastasya

Sitanggang, penulis menyebut semuanya yang pertama karena semuanya

berpesan agar ditulis yang pertama. Terima kasih sebanyak-banyaknya

penulis ucapkan karena kalian selalu mengingatkan untuk mengerjakan

skripsi ini, kalian selalu memberikan semangat disaat terpuruk dan kalian

yang tak pernah bosan memahami keleletan penulis. Semoga persahabatan

(10)

ix seterusnya, dan semoga tuhan mempertemukan kita dalam kesuksesan.

Amin.

11.Sahabat-sahabat satu kostku Anita, Lidya, Godek, dan Diyot. Untuk ulfe,

dan Pangat terima kasih untuk semangatnya, untuk kasih sayangnya, untuk

candaan kita. untuk bantuannya selama menyusun skripsi ini. Godek dan

diyot terima kasih sudah mau mendengarkan semua ceritaku, terima kasih

sudah menjadi teman sekamar yang sangat baik selama ini. Untuk

teman-teman ku Kartika, Ruby, Inur, Mamas, Yamin, Kasful dan hardinal

(SevenPower) terima kasih atas bantuan, semangatnya, kebersamaannya,

semoga kita semua menjadi orang yang sukses dan tidak melupakan

kebersamaan kita dan tidak menjadi orang yang tidak kenal jika sukses

kelak.

12.Teman-temanku Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 2010

lainnya Kelas Reguler A, Reguler B, Reguler C dan Ekstensi yang tidak

dapat penulis sebutkan namanya satu persatu semoga kita mendapat gelar

yang bukan hanya sekedar gelar, tetapi gelar yang disertai dengan ilmu

yang bermanfaat yang nantinya dapat kita terapkan dilapangan dan

berguna untuk kemajuan dunia pendidikan ke depannya, HIDUP

KONSELOR.

13.Juga untuk teman-teman PPLT 2013 SMP Negeri 2 Tanjung Pura Meva,

Tiwi, Ara, Icek, buk Tari, Silvy, Lili, Kiki, Ayu, buk Rini, Yasmin, pak

Fadlin, Ivan, Ikhsan, Elza, Rey, Jo, Soleh dan Imanuel selamat penulis

ucapkan untuk yang sudah sidang semoga bertemu saat bulan 10 nanti dan

(11)

x Allah untuk kelulusan kita semua. Serta semua pihak yang tidak

tersebutkan oleh penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata

bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca

terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya dalam bidang

bimbingan dan konseling.

Medan, Agustus 2014 Penulis

DEVIANA

(12)

v

ABSTRAK

DEVIANA. NIM. 1103151013. “Pengaruh Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Kontrol Diri (Self Control) Dalam Pergaulan Remaja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura

Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2014.

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kontrol diri (Self Control) dalam pergaulan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kontrol diri (self control) dalam pergaulan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-6 berjumlah 9 yang terdiri dari 6 orang siswa yang memiliki kontrol diri rendah, 3 orang yang memiliki kontrol diri sedang ditentukan dari hasil pre-test. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang kontrol diri siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi. Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi diperoleh nilai rata-rata pre-test xA = 58,8 dan Standart

Deviasi (SD) = 13,2 sedangkan sesudah dilaksanakan bimbingan kelompok teknik diskusi diperoleh nilai rata-rata Nilai rata-rata post-test Xb = 93,4 dan Standart

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Mengontrol Diri ... 14

Tabel 2.2 Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok ... 28

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Kontrol Diri (Self Control) Sebelum Uji Coba ... 39

Tabel 3.3 Skala Likert ... 40

Tabel 4.1 Kisi-kisi Angket Kontrol Diri (Self Control) Setelah Divalidkan ... 46

Tabel 4.2 Hasil Pre-Test ... 48

Tabel 4.3 Hasil Post-Test ... 50

Tabel 4.4 Perbandingan Pre-test dan Post-Test ... 50

Tabel . 1. Perhitungan Validitas Angket Kontrol Diri (Self Control) dalam Pergaulan ... 63

Tabel . 2. Perhitungan Reliabilitas Angket Kontrol Diri (Self Control) dalam Pergaulan ... 67

Tabel. 3. Data Skor Pre-Test dan Post-Test Angket Kontrol Diri (Self Control) ... 80

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Coba Angket Kontrol Diri (Self Control) ... 57

Lampiran 2. Tabel Sebaran Data Perhitungan Uji Coba Angket Kontrol Diri (Self Control) ... 60

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Kontrol Diri (Self Control) ... 61

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Kontrol Diri (Self Conrol) ... 65

Lampiran 5. Angket Kontrol Diri (Self Control) ... 70

Lampiran 6. Hasil Pre-Test Angket (XA) ... 73

Lampiran 7. Hasil Post-Test Angket (XB) ... 74

Lampiran 8. Hasil Rata-rata (M), Dan Standart Deviasi (SD) Untuk Data Pre-Test ... 75

Lampiran 9. Hasil Rata-rata (M), Dan Standart Deviasi (SD) Untuk Data Post-Test ... 77

Lampiran 10. Hasil Uji Hipotesis ... 81

Lampiran 11.Perhitungan Perubahan Kontrol Diri ... 83

Lampiran 12 Rencana Program Layanan BK ... 84

Lampiran 13 Daftar Hadir Siswa BKP ... 100

Lampiran 14 Bagan Anggota Bimbingan Kelompok ... 104

Lampiran 15 Lembar APKK ... 108

Lampiran 16 Permainan dan Do’a... 132

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja

awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http://

renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html, diakses 25 Januari 2014).

mengemukakan usia remaja merupakan masa yang penting dalam perkembangan,

dimana siswa dihadapkan dengan kontradiksi antara konsep moral yang telah di

terima dengan apa yang telah di alami di luar lingkungan keluarga dan tetangga.

Menurut Hurlock (1980:209) “salah satu tugas perkembangan pada masa

remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak”. Hal penting

yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh

kelompok dan kemudian membentuk prilaku agar sesuai dengan harapan sosial

tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong dan diancam hukuman seperti yang

dialami waktu anak-anak.

Pada masa remaja kerekteristik yang menonjol adalah mulai memasuki

hubungan teman sebaya (peer gruop), dalam arti sudah mengembangkan interaksi

yang lebih luas dengan teman sebaya. Remaja sudah memiliki kesanggupan

menyesuaikan diri dan mau memperhatikan kepentingan orang lain. Minat remaja

bertambah pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh teman sebaya dan

keinginan untuk diterima menjadi anggota kelompok semangkin meningkat.

Remaja akan senang jika diterima dalam kelompoknya. Hal inilah yang membuat

(16)

2

Remaja yang memiliki kemampuan berhubungan sosial dengan teman

sebaya cenderung lebih mudah untuk bergaul dan menyesuaikan diri. Sebaliknya,

remaja yang tidak memiliki kemampuan berhubungan sosial cenderung

mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan teman sebaya serta orang lain

dilingkungannya dan banyak individu yang gagal dalam kehidupannya.

Mematangkan kemampuan berhubungan sosial, bekerja dalam kelompok

teman sebaya, mampu berkomunikasi secara efektif, menghargai diri sendiri dan

orang lain, memberi atau menerima saran dan kritik, bertindak sesuai norma dan

aturan yang berlaku, dan menjadi pribadi yang mendiri merupakan beberapa tugas

perkembangan yang harus dicapai oleh remaja (Harlock, 1980: 10).

Setiap remaja pada hakikatnya akan mengalami perkembangan fisik dan

perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek kognitif, emosi, sosial, nilai

dan moral, kepribadian, perilaku, dan kesadaran beragama. Perkembangan fisik

yang terjadi pada masa remaja sangat pesat dibandingkan dengan masa pranatal

dan bayi. Menurut Yusuf (2002:193) “masa yang pertama terjadi pada fase

pranatal dan bayi, bagian-bagian tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan

secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya

menjadi terlalu besar karena terlebih dahulu mencapai kematangan dari

bagian-bagian yang lain”. Perkembangan nonfisik yang dialami siswa usia remaja

meliputi perkembangan kemampuan dalam berpikir. Menurut ahli-ahli psikologi

asosiasi (dalam Suryabrata, 2010:54) ”mengganggap bahwa berpikir adalah

kelangsungan tanggapan-tanggapan dimana subjek yang bersifat pasif”.

Kemampuan berpikir dan mengingat dapat disebut dengan intelektual.

(17)

3

karena itu remaja akan mengalami perkembangan kemampuan berpikirnya

diawali dengan kemampuan mengenal. Perkembangan lebih lanjut tentang

perkembangan ini ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak dan

memilih sesuatu.

Memilih dan menolak sesuatu merupakan kemampuan dalam mengambil

keputusan yang juga termasuk dalam perkembangan kognitif pada masa remaja.

Menurut Syafaruddin (2004:47) “pengambilan keputusan ialah proses pemecahan

masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternative untuk menetapkan

suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan”.

Siswa pada usia ini biasanya sudah mampu mempertimbangkan hal-hal

yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil

biasanya akan mempengaruhi perasaan siswa. Jika keputusan tepat, perasaan akan

cenderung kearah positif seperti senang, gembira, maupun bahagia. Sebaliknya

jika keputusan yang telah diambil salah perasaan yang muncul cenderung kearah

negatif yaitu marah, sedih, dan kecewa.

Menurut Suryabrata, (2010:66) “perasaan biasanya didefenisikan sebagai

gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan

gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam

berbagai taraf”.

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas dimana siswa memiliki

perkembangan emosi yang tinggi. Perkembangan emosi biasanya menunjukan

perasaan-perasaan negatif seperti mudah tersinggung, cepat marah, mudah sedih,

(18)

4

Keadaan siswa usia remaja yang tidak mampu mengendalikan emosi dari perasaan-perasaan negatif ditunjukan melalui tingkah laku salasuai. Reaksinya itu tampil dalam tingkah laku salasuai (maladjustment), seperti 1) agresif: melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi dan senang mengganggu; 2) melarikan diri dari kenyataan: melamun, pendiam, senang menyendiri, dan meminum minuman keras atau obat-obat terlarang (Yusuf, 2002:197).

Berdasarkan perubahan fisik dan nonfisik yang dialami pada masa remaja,

siswa usia remaja seharusnya mulai dapat mengendalikan dirinya, dapat

bertanggung jawab atas perbuatannya, mengontrol diri (self control), menerima

perubahan fisik yang terjadi dalam dirinya, dapat lebih mandiri dan mampu

mencapai kemandirian secara emosional.

Kenyataannya banyak siswa usia remaja belum bisa mengontrol dirinya

sendiri ketika menghadapi suatu permasalahan seringkali mengandalkan orang

dewasa karena cenderung belum mampu mengatur dirinya. Banyak juga diantara

siswa usia remaja yang belum mampu mengontrol tingkah laku sehingga kurang

rasa tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan.

Tidak semua siswa usia remaja dapat melakukan tugas-tugas

perkembangan yang ada dan tidak sedikit juga siswa usia remaja yang mampu

melakukan tugas perkembangan seperti kemampuan mengontrol diri dan emosi

ketika hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan, bertanggung jawab atas

perbuatan yang dilakukan dan mampu mengontrol tingkah laku malasuai. Siswa

usia remaja dengan tingkat pendidikan yang sama tidak selalu berada pada

tingkat kesiapan yang sama dalam menerima perubahan maupun menerima

pengaruh dari luar yang lebih luas.

Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku siswa usia

(19)

5

memiliki potensi dasar secara esensial yaitu pikiran, perasaan dan kehendak.

Potensi dasar yang dimiliki itu tidaklah sama bagi masing-masing remaja.

Sebagian remaja menjadi lebih atau kurang dapat menyesuaikan diri dalam

pergaulannya dibandingkan dengan remaja lainnya.

Kemampuan siswa usia remaja dalam menyesuaikan diri dalam

pergaulannya dapat diihat dari seberapa jauh siswa tersebut dapat diterima oleh

teman-teman dalam pergaulannya. Masalah dalam pergaulan menjadi masalah

yang penting bagi siswa, dimana terdapat penerimaan dan penolakan dari

kelompok dalam pergaulan tersebut. Penolakan dalam pergaulan dapat disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain faktor dari luar dan dari dalam diri siswa. faktor

dari luar seperti tingkat ekonomi, dan latar belakang keluarga, sedangkan faktor

dari dalam diri seperti sikap, prilaku, penampilan dan kecerdasan siswa.

Penolakan dalam pergaulan juga disebabkan karena kurangnya kontrol diri

(self control) siswa. Siswa yang dapat mengontrol dirinya dengan baik maka dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulannya. Siswa yang tidak memiliki

kontrol diri (self control) dalam pergaulan biasanya memiliki perilaku, emosi dan

pikiran yang tidak wajar. Perilaku yang tidak wajar ini dapat menimbulkan suatu

masalah, salah satunya dapat menimbulkan perkelahian antar siswa.

Masalah siswa dengan keadaan seperti ini merupakan salah satu tugas

semua pihak sekolah yang terkait seperti kepala sekolah, guru bidang studi dan

guru BK. Berdasarkan pengalaman Praktek Pengalaman Lapangan Terpadu

(PPLT) yang dilakukan selama tiga bulan mulai dari 19 Agustus sampai 25

November 2013 di SMP Negeri 2 Tanjung Pura menunjukan masih ada siswa

(20)

6

wawancara yang dilakukan oleh beberapa guru bidang studi, guru BK dan siswa

pada bulan November 2013 masih terdapat banyak siswa yang tidak dapat

mengontrol diri dalam pergaulannya sehingga mendapatkan penolakan dari siswa

lainnya. Siswa yang tidak dapat mengontrol diri dalam pergaulan biasanya

menunjukkan perilaku pendiam, pemurung, pemarah dan lain sebagainya.

Guru BK biasanya hanya memberikan arahan dan nasehat-nasehat.

Bantuan ini kurang efektif, sehingga siswa kurang menyadari sepenuhnya

tindakan yang harus dilakukan agar dapat mengontrol pegaulannya dengan lebih

baik. Guru BK dapat memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang

mengalami masalah dalam pergaulannya. Guru BK perlu memahami psikologis

siswa usia remaja yang tidak dapat mengontrol diri dalam pergaulannya sehingga

guru BK dapat memberikan bantuan yang tepat.

Salah satu bantuan yang dapat diberikan guru BK untuk mengubah kontrol

diri (self control) siswa dalam pergaulan adalah melalui layanan bimbingan

kelompok dengan tehnik diskusi. Pemahaman guru BK tentang upaya bantuan

melalui bimbingan kelompok akan memungkinkan terwujudnya interaksi dengan

siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di

hadapan siswanya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merasa penting

(21)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengindetifikasi

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Masih ada siswa yang tidak mampu mengontrol diri (self control) dalam

pergaulannya.

2) Masih ada siswa yang menjadi pendiam dan pemurung, merasa sedih, dan

marah ketika mendapat penolakan dalam pergaulan.

3) Masih ada siswa yang berkelahi dengan teman, atau mengancam teman.

4) Masih ada pikiran dan perasaan yang negatif dari siswa terhadap siswa lain

yang dapat berpengaruh dalam pergaulannya.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan diatas, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah dalam

penelitian ini agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah. Masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Teknik Diskusi Terhadap Kontrol Diri (Self Control) Dalam Pergaulan Remaja

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan

(22)

8

dalam pergaulan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun

Ajaran 2013/2014.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui pengaruh yang

signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi

terhadap kontrol diri (self control) dalam pergaulan remaja pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.6 Manfaat Penelitan

1)Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini sebagai alternatif terhadap pengembangan kontrol diri

(self control) dalam pergaulan remaja.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

pihak yang terkait dalam penelitian, sekaligus sebagai referensi bagi

peneliti lain yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama.

2)Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

Siswa mengetahui kerugian yang didapat dari kurangnya kontrol diri (self

control) dalam pergaulan remaja, maka hal ini sebagai masukan dalam

membantu siswa dalam mengembangkan kontrol diri (self control) dalam

(23)

9

b) Bagi Guru BK

Sebagai bahan masukan dalam membantu meningkatkan kontrol diri (self

control) dalam pergaulan remaja melalui layanan bimbingan kelompok

tehnik diskusi di sekolah.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru

BK dalam memberikan layanan bimbingan kelompok dengan tehnik

diskusi terhadap kontrol diri (self control) dalam pergaulan remaja,

sekaligus sebagai bekal dalam mengembangkan karir sebagai guru BK.

d) Bagi Sekolah

Memberikan gambaran umum perilaku siswa yang kurang memiliki

kontrol diri (self control) dalam pergaulan remaja dan sebagai bahan

masukan dalam membantu siswa untuk meningkatkan kontrol diri (self

control) dalam pergaulan remaja melalui bimbingan kelompok tehnik

(24)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemberian

layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi berpengaruh terhadap kontrol

diri (self control) dalam pergaulan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung

Pura Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t yang

diperoleh dari perhitungan dengan hasil thitung = 8,27 > ttabel = 1,860 , artinya

hipotesis yang diajukan yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan antara

pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terhadap kontrol

diri (self control) dalam pergaulan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung

Pura Tahun Ajaran 2013/2014, dapat diterima.

5.2.

Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka dapat diajukan beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi pengembangan

pelaksanaan bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1. Siswa diharapkan dapat mampu mengontrol diri (self control) dalam

pergaulannya agar siswa tersebut tidak mudah terjerumus dalam hal-hal yang

negatif. Seta siswa diharapkan dapat menerapkan cara-cara untuk

meningkatkan kontrol diri (self control) seperti mengontrol pikiran,

(25)

54

2. Diharapkan guru BK sekolah dapat melaksanaan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik diskusi, khususnya bagi siswa yang kontrol diri (self

control) dalam pergaulannya masih buruk.

3. Sekolah atau lembaga pendidikan perlu adanya kerja sama yang baik dengan

anggota keluarga sekolah (kepala sekolah, guru, dan karyawan) sehingga

mampu membantu siswa untuk membangun kontrol diri (self control) yang

baik dalam pergaulannnya.

4. Diharapkan sekolah lebih memberikan fasilitas, sarana dan prasarana

kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar tujuan yang

diharapkan dapat tercapai secara optimal.

5. Orang tua hendaknya tidak lepas tangan dalam membina, membimbing, serta

mengawasi siswa dalam kesehariannya baik dalam pergaulan diluar sekolah

(26)

55

DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen. 2005. Bimbingan Dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Dan Konseling. Yogyakarta: Araska

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Gunarsa, Singgih G. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Latipah. 22 Agustus 2011. Pengendalian Diri. (Online), dalam (http://duniaku-suka.blogspot.com/2010/01/pengendalian-diri.html, diakses pada tanggal 5 Januari 2014)

Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Kepengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nurihsan, Achmad Juntika. 2005. Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama

Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

(27)

56

Subagyo & Djarwanto. 2012. Statistika Induktif Edisi 5. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Syafaruddin & Anzizhan. 2004. System Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Grasindo

Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Yusuf, Webee Abd Mu’thi. 15 Maret 2013. Pengendalian Diri (Self Control).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk makanan jajanan (biskuit dan snack) dengan penambahan konsentrat protein

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika melalui pendekatan heuristik sampai 75%, meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan bagi Sentra Pasar Batik Danar Hadi Surakarta tentang apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

Untuk mengumpulkan data dari konsumen dan menilai persepsi dan perilaku mereka atas strategi yang diterapkan oleh Alfa Gudang Rabat, peneliti mendapatkan data tersebut dengan

transactions but have a slightly different semantic. Namely the unit of work does not need to be atomic. So, using the 100,000 feature insert examples again, the WFS would process

5.3 menunjukkan nilai bilangan kurva dan imperviousness pada tiap subDAS di DAS Ciliwung bagian hulu pada kondisi KAT I, II dan III. Dalam basin model , perlu disusun

[r]