• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang yang masyarakatnya terbagi ke dalam berbagai macam suku, dan budaya. Berdasarkan hasil sensus penduduk Balai Pusat Statistik Pulau Jawa dihuni oleh kurang lebihnya 57,5%

penduduk di Indonesia, dengan banyaknya jumlah penduduk tersebut Pulau Jawa menjadi pulau yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia.

Pulau Jawa kemudian dibagi menjadi 6 provinsi, yaitu, Provinsi Banten, DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Provinsi Jawa timur. Dengan tingginya jumlah penduduk di Pulau Jawa tersebut, muncul karakteristik masyarakat yang beragam pula.

(https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/23/183000269/persebaran- penduduk-indonesia?page=all diakses 26 juni 2020)

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang menempati suatu wilayah. Manusia tunggal adalah manusia pribadi yang pada dasarnya mempunyai hak atau kebebasan yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Hak atau kebebasan itu tidak dapat dicapai jika manusia hidup sendiri dengan interaksi dan kerjasama antar manusia lainya. Interaksi merupakan suatu kebutuhan untuk mendapatkan suatu tujuan hidup dan kepentingan, sehingga manusia disebut sebagai makhluk sosial. Mengingat jumlah penduduk yang di Pulau Jawa yang terbanyak di Indonesia akan banyak kepentingan tidak mustahil terjadi konflik atau bentrokan antar sesama manusia, karena kepentingan saling bertentangan. Salah satu konflik yang muncul adalah kejahatan.

Salah satu bagian dalam masyarakat adalah anak. Anak merupakan akar, potensi dan harapan penerus cita cita bangsa untuk tetap memperjuangkan apa yang diharapkan para pendiri bangsa. Anak dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Anak mempunyai banyak pengertian dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem commit to user

(2)

Peradilan Pidana Anak yaitu terdapat dalam angka dua Anak yang behadapan dengan Hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana dan anak yang menjadi saksi tindak pidana.

Angka tiga Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas),tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Angka empat Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak yang berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana. Angka lima Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana yang selanjutnya disebut sebagai Anak Saksi adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang siatuasi perkara pidana yang didengar dilihat, dan/atau dialamainya sendiri. Agar setiap anak mampu untuk meneruskan cita-cita yang diharapkan pendiri bangsa Indonesia anak perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang dengan baik fisik, mental, dan berakhlak mulia, sehingga perlu menjamin hak-haknya tanpa ada diskiriminasi apapun. Anak dengan mudah melakukan berbagai penyimpangan sosial yang disebabkan berbagai faktor. Salah satu faktor adalah lingkungan atas keadaan sekitar.

Kejahatan menurut aturan yuridis formal adalah orang yang terkena norma hukum pidana, dalam artian memenuhi arti unsur delik, mereka dianggap melakukan tindakan yang dapat dihukum. Menurut KUHP sendiri tidak mendefinisikan kejahatan secara jelas tapi mengatur delik kejahatan yang terdapat dalam Pasal 104 hingga Pasal 488 KUHP. Dalam terjadinya kejahatan terdapat pelaku kejahatan dan juga korban kejahatan. Pelaku kejahatan tidak akan menghiraukan lagi tempat dan kondisi dengan adanya kesempatan baik sendiri maupun bersama-sama kejahatan akan meningkat secara kuantitas maupun kualitas.

Salah satu provinsi di Indonesia adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari empat kabupaten dan satu kotamadya. commit to user

(3)

Kota Yogyakarta, sekaligus menjadi ibukota provinsi juga memiliki banyak predikat, seperti kota pelajar dan kota wisata. Predikat kota pelajar diberikan kepada Kota Yogyakarta, karena perguruan tinggi pertama di Indonesia didirikan di Yogyakarta. Selain itu banyaknya universitas yang ada di Yogyakarta, juga memperkuat predikat Kota pelajar yang disematkan pada Yogyakarta tadi. Banyaknya universitas dan tempat wisata di Yogyakarta menjadi salah satu faktor penarik bagi masyarkat dari daerah di luar Yogyakarta untuk berdatangan ke Yogyakarta. Para mahasiswa dan wisatawan juga berdampak kepada akulturasi budaya dari daerah mereka masing masing.

Sebagaimana dengan kota-kota besar di Indonesia, Yogyakarta tidak lepas dari kejahatan namun ada yang menjadi kejahatan mungkin tidak ada di kota lain.

Kejahatan yang dimaksud adalah kejahatan jalanan klitih di mana sebagian besar pelaku kejahatan ini anak di bawah umur menurut Undang-Undang No.

11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yaitu 12 Tahun sampai dengan 18 Tahun.

Kejahatan anak atau yang bisa disebut juvenile delinquency yang berasal dari Bahasa Inggris juvenile yang mempunyai arti anak sedangkan delinquency berarti kejahatan. Anak adalah masa depan suatu keluarga, bangsa dan dunia. Kenakalan pada anak dapat menyebabkan runtuhnya suatu keluarga, bangsa bahkan dunia. Kenakalan Anak tidak timbul spontan seperti dengan peluru yang keluar dari pistolnya, namun timbul dari berbagai macam faktor.

Anak yang memiliki perilaku delinquent memang sangat merisaukan bahkan memperhatikan, namun demikian mereka tidak bisa dibiarkan begitu saja, sebaliknya mereka harus diberi perhatian yang khusus, karena bagaimanapun dia adalah manusia yang sebenarnya dapat dididik untuk menjadi baik. Para ahli di Indonesia pun telah memberi banyak gagasan tentang juvenile delinquency untuk kepentingan masa depan bangsa Indonesia. Thung Tjip Nio merupakan hakim khusus Pengadilan Negeri Di Jakarta untuk perkara anak mengemukakan pendapat tentang juvenile delinquency adalah seorang anak yang melakukan suatu kejahatan atau non-adult offender. Tim proyek juvenile delinquency Fakultas hukum UNPAD berpendapat suatu tindakan atau commit to user

(4)

perbuatan yang bertentangan dengan masyarakat atau ketentuan hukum disuatu negara dilakukan oleh seorang anak. Juvenile delinquency mempunyai 2 bentuk yaitu secara individu dan kelompok. Kenakalan anak secara kelompok adalah berbentuk geng. Geng dalam dapat mengatasnamakan apa saja seperti geng sekolah, geng motor, geng kampung. Geng merupakan sekelompok remaja yang ingin menunjukan jati dirinya dengan cara yang berbeda contohnya seperti tawuran antar geng, berkelahi dengan geng lainya.

(Abintoro, 2016 :216)

Kenakalan anak di Yogyakarta merupakan juvenile delinquency yang berkelompok dengan membentuk geng mengatasnamakan geng sekolah.

Belum ada yang tau kapan pertama kali geng geng ini lahir di sebuah sekolah bahkan anggota anggotanya pun banyak yang tidak mengetahui asal mula nama, kapan terbentuk, siapa yang pertama kali mendirikan. Anggota geng yang saya wawancari berinisial Y berumur 23 tahun sebagai mantan coordinator pada tahun 2016 salah satu geng di Yogyakarta mengungkapkan masa lalu pada saat SMA. Pertama kali geng sekolah beliau hadir pada tahun 1999 pada salah satu sekolah negeri di Yogyakarta. Pada tahun 1999 hanya sekolah negeri tingkat atas yang biasa di SMA di Yogyakarta saja yang mempunyai geng. Sekolah negeri di Yogyakarta berjumlah 11 dan hanya dua sekolah yang tidak memiliki geng sekolah. Semakin berjalanya waktu geng- geng yang mengatasnamakan sekolah bertambah dan merambah sekolah swasta di Yogyakarta. Kejahatan jalanan yang biasanya dilakukan geng sekolah adalah tawuran antar sekolah, mengambil kartu pelajar sekolah lain, minum-minuman beralkohol. Mereka melakukanya untuk menujukan rasa bangga, solidaritas, kekeluargaan dan persahabatan.

Kejahatan klitih sekarang sendiri sudah sangat meresahkan masyarakat di Yogyakarta dalam beberapa tahun ini. Kapolda DIY Inspektur Jendral Polisi Asep Suhendar memaparkan yang dikutip dari tirto.id “total dari Januari 2019 hingga Januari 2020 terdapat 40 kasus”. Dari banyaknya kasus klitih di Yogyakarta para pelaku klitih adalah pelajar di mana pelajar tersebut adalah anak dibawah umur”. (https://tirto.id/pelajar-di-jogja-jadi-pelaku-klitih-salah-commit to user

(5)

keluarga-atau-sekolah-exgu di akses pada 6 Feburari 2020) Klitih berasal dari Bahasa jawa yang mempunyai arti berjalan jalan atau cari angin. Namun definisi klitih di Yogyakarta sudah mulai berganti dengan sesuatu kegiatan yang negative sangat meresahkan di masyarakat Yogyakarta. Kejahatan jalanan klitih sekarang sudah banyak mengakibatkan luka berat hingga kematian.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul Tinjauan Kriminologi Kejahatan Jalan oleh Anak di Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, serta agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan penelitian hukum mencapai tujuan yang diinginkan, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kejahatan jalan (klitih) oleh anak di Yogyakarta ?

2. Bagaimana metode yang dilakukan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakara dan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja dalam usaha pencegahan dalam kejahatan jalan klitih di Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Objektif

a. Mengetahui definisi kejahatan jalan klitih dan apa saja faktor yang mempengaruhi kejahatan jalanan klitih.

b. Mengetahui langkah aparat penegak hukum dan dinas dinas terkait pencegahan kejahatan jalan klitih

2. Tujuan Subjektif

a. Menambah dan memperluas wawasan dalam mengkaji permasalahan di bidang hukum pidana khususnya tentang sebab dari kejahatan jalan

commit to user

(6)

klitih di Yogyakarta dan bagaimana mencegah terjadinya kejahatan jalan klitih di Yogyakarta itu terjadi dikemudian hari.

b. Memperoleh informasi sebagai bahan hukum dalam menyusun karya ilmiah guna melengkapi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar sarjana di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan hukum ini ada 2 (dua), yakni manfaat teoritis yang bertalian dengan pengembangan ilmu hukum dan manfaat praktis yang bertalian dengan pemecahan masalah yang diteliti.

Adapun manfaat tersebut yakni:

1. Manfaat Teoretis

a. Memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan khususnya hukum pidana yang berkaitan kriminologi.

b. Menambah dan memperkaya bahan referensi di bidang karya ilmiah serta dapat menjadi bahan masukan dan acuan bagi penelitian- penelitian sejenis di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi jawaban atas permasalahan yang diteliti atau yang dikaji oleh penulis.

b. Mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

c. Menjadi masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti dan berbagai pihak yang berminat pada permasalahan yang sama.

d. Mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan

commit to user

(7)

ilmu yang diperoleh selama menempuh studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

e. Menjadi masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti dan berbagai pihak yang berminat pada permasalahan yang sama.

E. Metodelogi Penelitian

Metode mempunyai beberapa pengertian yaitu logika dari penelitian hukum, studi terhadap prosedur dan teknik penelitian, dan suatu sistem dari prosedur dan teknik penelitian. Sehingga, dapat diartikan bahwa metode penelitian pada hakikatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan yang dihadapi. Oleh karena itu, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan Analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metedologi sistematis dan konsisten.

Penelitian hukum akan berjalan baik sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, yang meliputi jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber bahan hukum penelitian, teknik pengumpulan bahan hukum, dan teknik analisis bahan hukum. Dalam penulisan hukum ini, metode penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian hukum adalah penelitian hukum empiris atau dikenal sebagai penelitian hukum non dokturnal yang dengan kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapan disebut dengan penelitian lapangan.

Penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala sosial tertentu dengan jalan menganalisisnya. Selanjutnya, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta sosial tersebut kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas suatu permasalahan yang timbul dari gejala yang bersangkutan. Pada commit to user

(8)

penelitian hukum empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder untuk kemudian dilanjutkan pada penelitian data primer di lapangan, atau masyarakat. (Soerjono, 2015: 52).

Berdasarkan pengertian diatas maka jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti langsung kelapangan sehingga didapat data nyata secara faktual.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian hukum ini tentunya sejalan dengan sifat Ilmu Hukum itu sendiri. Sifat penelitian yang digunakan penulis dalam Menyusun penelitian hukum ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya (Soerjono, 2015:10).

Penelitian hukum yang bersifat deskriptif ini bertujuan untuk memberika data yang akurat dan sejalas-jelasnya mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan Anak melakukan kejahatan klitih di Yogyakarta.

3. Pendekatan Penelitian

Penulis dalam menyusun penelitian hukum ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang digunakan penulis dengan berdasarkan data yang dinyatakan responden secara lisan maupun tulisan dan atau juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari suatu yang utuh. (Soerjono, 2010:5)Dalam hal ini penulis lebih menfokuskan pada wawancara di lapangan.

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum a. Jenis data

Secara umum jenis data dalam penelitian dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan Pustaka. Data yang diperoleh langsing dari masyarakat dinamakan data primer, sedangkan data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan ialah data sekunder (Soerjono, 2015:51). commit to user

(9)

1) Data primer adalah data atau fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, atau melalui penelitian di lapangan yaitu berupa wawancara dengan pihak yang berkompeten. (Soerjono, 2015:12)

2) Data sekunder adalah data atau fakta atau keterangan yang di syahkan oleh seseorang yang secara tidak langsung dari lapangan, antara lain melalui melalui studi kepustakaan, dokumen resmi, hasil penelitian yang berjudul laporan dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti (Soerjono, 2015:12)

b. Sumber data

Sumber data dalam penelitian merupakan subyek di mana data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan sumber data sebagai berikut:

1) Sumber Data Primer

“Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulan secara langsung dari lapangan yang menjadi objek penelitian atau yang diperoleh secara langsung dari responden berupa keterangan atau fakta-fakta” (Soerjono, 2015:12).

2) Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder adalah berupa bahan dokumen, peraturan perundang-undangan, laporan, arsip, literatur, dan hasil penelitian lainnya yang mendukung data primer. Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah norma atau kaidah dasar hukum, peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal ini kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti, penulis menggunakan sumber hukum primer berupa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang-Undang commit to user

(10)

Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Peraturan Kapolri (Perkap) No. 7 Tahun 2009 tentang Sistem Laporan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder merupakan bahan hukum yang diperoleh dari data tertulis yang diambil dari lokasi penelitian, buku-buku atau literatur-literatur buku, makalah, publikasi elektronik maupun bentuk-bentuk lain yang berkaitan dengan penelitian empiris.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah suatu teknik mengumpulkan data-data dengan turun langsung ke lapangan data yang dibutuhkan dalam fokus penelitian. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan percakapan dengan maksud tertentu dimana dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancara yang mana nantinya akan diberikan jawaban.

b. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan yang diperoleh melalui berbagai macam bahan hukum primer, sekunder, maupun tertier. Bahan- bahan tersebut dikalsifikasikan dengan menyesuaikan maslah yang dibahas.

6. Teknik Analisis Sumber Bahan Hukum

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan ini adalah Analisa data kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh, mengidentifikasi, menghubungkan dengan teori yang literaturnya mendukung maslah, kemudian menarik kesimpulan dengan analisa kualitaif. commit to user

(11)

Dari penelitian kualitatif ini, penulis menggunakan model analisis interaksi yaitu data yang dikumpulkan lalu dianalisis melalui tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Dalam model ini dilakukan proses siklus antar tahap-tahap, sehingga data yang terkumpul dengan satu sama lain dan benar benar data mendukung penyusun laporan penelitian. (HB. Sutopo, 1999:37). Tiga tahap tersebut adalah:

a. Reduksi data

Merupakan pemfokuskan, penyederhanaan dan proses seleksi data pada penelitian. Data yang teridentifikasikan tersebut lebih mudah dalam penyusunan.

b. Penyajian data

Sekumpulan informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilaksanakan.

c. Menarik kesimpulan

Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi pencatatan peraturan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, akhirnya penulis atau peneliti menarik kesimpulan (HB.Sutopo, 2002:91-95).

Untuk lebih memudahkan mempelajari konsep analisi interaksi penelitian ini dibuat bagan sebagai berikut:

(HB.Sutopo, 2002:91-95).

Dengan model analisis ini, maka penulis harus bergerak diantar empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bolak- balik diantar kegiatan reduksi, penyajian data, dan penarikan

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Kesimpulan

Sajian Data

commit to user

(12)

kesimpulan selama sisa waktu penelitia. Aktivitas yang dilakukan dengan proses ini komponen-koponen terseut akan didapat dan benar benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan jalan apa adanya sesuai dengan masalah yang di teliti dan data yang diperoleh. HB Sutopo dalam bukunya berpendapat setelah semua data dikumpulkan, kemudian diambil kesimpulan dan langkah tersebut harus urut tetapi berhubungan terus-menerus, sehingga membentuk siklus. (HB.Sutopo, 2002:91-95).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran secara sistematis dan menyeluruh secara garis besar mengenai sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan serta untuk mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini, maka penulis menjabarkan sistematika penulisan hukum ini sebaga berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini penulis akan membahas mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul serta permasalahan yang diteliti sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Bab ini juga menerangkan kerangka pemikiran dari penelitian penulis.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini merupakan bab inti dari penulisan hukum ini. Dalam penulisan hukum ini dalam bab ini akan membahas tentang

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai penelitian berdasarkan analisis yang diperoleh selama melakukan penelitian. Dalam kesimpulan ini merupakan uraian singkat dari hasil penelitian yang memuat dari latar belakang, perumusan masalah sampai landasan teori. Serta penulis juga akan commit to user

(13)

memberikan saran terhadap permasalahan yang di teliti dan diharapkan memberi manfaaat bagi pihak-pihak yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Maka hipotesa yang menyatakan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Mengingat potensi sumberdaya alam yang sangat mendukung, maka pemerintah desa Peninjoan Tembuku Bangli terus berupaya memfasilitasi dan membentuk kelembagaan

Aneuploidi adalah suatu keadaan ketika seseorang memiliki satu atau lebih kromosom lebih atau kurang dari komplemen 46 yang normal, yang dapat

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious

Mungkin semua nokia java yang punya Ovi Browser dan Nokia Xpress.Com - Aplikasi facebook terbaru for android, Blackberry, dan semua HP update 2016... untuk hp nokia,download

Dari hasil pengujian kuat tekan yang dilakukan (Tabel 4 dan Gambar 9) terlihat bahwa dengan substitusi nano semen dapat meningkatkan kuat tekan mortar pada

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆