• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk meningkatkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk meningkatkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar serta terencana yang memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, akhlak mulia, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, baik di lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Pelaksanaan pendidikan bertujuan tidak hanya bertumpu pada pengembangan kemampuan intelektual akan tetapi juga kemampuan keterampilan dan sikap (Undang-undang No 20 Tahun 2003).

Sebagai bentuk penunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan diperlukan pula sistem penilaian yang dapat mengukur keseluruhan aspek kemampuan. Penilaian yaitu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Penilaian juga termasuk serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis serta menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar yang harus menganut prinsip menyeluruh, sehingga dalam pelaksanaan penilaian dituntut untuk mengevaluasi kemampuan siswa baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik (Widihastrini, 2018).

Penilaian afektif sangatlah penting, akan tetapi implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan karena merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor (Djemari

(2)

Mardapi,2011;184). Oleh karena itu merancang kegiatan pembelajaran yang tepat supaya tujuan pembelajaran ranah afektif dapat dicapai oleh siswa.

Teknik penilaian diri (Self Assessment) dan penilaian teman sejawat (Peer Assessment) merupakan salah satu bentuk penilaian autentik yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap siswa (Majid, 2014). Penilaian diri atau Self Assessment dipilih sebagai salah satu bentuk dalam melakukan penilaian sikap

dikarenakan teknik ini terbukti efektif dalam mempengaruhi sikap positif siswa di dalam pembelajaran (Basnet, 2011). Pengimplementasian Self Assessment pada siswa memiliki tujuan memberikan tanggapan kepada siswa

agar dapat memperbaiki sikap serta cara belajarnya (Ardiana Sudarmin, 2015).

Sedangkan Cheung (2011), memberikan pendapat bahwa melalui teknik penilaian Self Assessment dan Peer Assessment siswa dapat memberikan umpan balik dari dalam diri siswa untuk meningkatkan sikap kearah yang lebih positif.

Penilaian diri atau Self Assessment adalah metode penilaian yang bisa meringankan tugas Guru untuk menilai proses penilaian. Sedangkan Penilaia teman sejawat atau Peer Assessment adalah penilaian yang memberi tanggung jawab lebih kepada siswa dan merangsang siswa untuk lebih bisa bekerjasama dalam mendiskusikan suatu permasalahan yang terdapat dalam kelompok.

King (dalam Kollar& Fischer, 2010) menyebutkan, komunikasi atau pertukaran informasi yang interaktif akan lebih bermanfaat karena dapat memicu proses kognitif serta elaborasi, sehingga menyebabkan siswa dapat belajar yang lebih baik. Self Assessment memiliki tujuan yaitu melatih siswa

(3)

untuk menilai kemampuan dirinya sendiri dalam penguasaan kompetensi tertentu sehingga siswa dapat memonitor perkembangan kemampuannya dan termotivasi untuk menjadi yang lebih baik (Thomas,dkk, 2011).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal pada tanggal 22 Oktober 2019 yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Manunggal, memberikan hasil bahwa di sekolah tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran sudah mewujudkan pendidikan karakter bagi siswa, akan tetapi pihak sekolah belum dapat menemukan metode dan instrumen yang tepat untuk menilai sikap. Pada pelaksanaan penilaian sikap hanya ditujukan pada nilai kognitif, apabila nilai kognitifnya baik maka nilai sikap siswa juga dianggap baik, instrumen khusus untuk menilai sikap siswa juga belum dimiliki, serta siswa belum diikutsertakan pada proses penilaian. Guru mengaku pelaksanaan penilaian sikap belum maksimal dikarenakan beberapa kendala diantara minimnya panduan yang digunakan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan instrument penilaian, kesulitan dalam pelaksanaan pengamatan karena jumlah siswa terlalu banyak, serta belum adanya inisiatif untuk mengembangkan instrument penilaian afektif dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Berbasis Self Assessment dan Peer Assessment Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

(4)

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat disusun yaitu:

1. Bagaimana proses pengembangan instrument penilaian afektif berbasis peer assessment dan self assessment?

2. Bagaimana instrument penilaian ranah afektif berbasis peer assessment dan self assessment yang dikembangkan layak dan memenuhi kriteria valid serta reliabel?

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai pada penlitian ini yaitu:

1. Menghasilkan proses pengembangan instrument penilaian afektif berbasis peer assessment dan self assessment.

2. Menghasilkan kelayakan instrument penilaian ranah afektif berbasis peer assessment dan self assessment yang dikembangkan memenuhi kriteria valid dan reliabel.

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, penelitian ini memiliki spesifikasi produk berupa instrument penilaian pembelajaran yang nantinya akan dikembangkan dan memiliki kriteria sebagai berikut:

(5)

1. Menurut Konten

Produk yang dikembangkan dalam peneltian ini berupa lembar penilaian aspek afektif berbasis self assessment dan peer assessment yang digunakan sebagai instrument oleh guru dalam melaksanakan proses penilaian dalam pembelajaran, konten yang terdapat di dalam instrument tersebut akan disusun sesuai dengan kriteria dan indikator self assessment dan peer assessment.

2. Menurut Kontruk

Pengembangan instrument yang disusunakan disesuaikan dengan panduan strandar penilaian berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini (Kurikulum 2013) serta kriteria dimensi sikap berdasarkan teori yang sesuai (Taksonomi Bloom) yang disertai dengan petunjuk pengisian instrument penilaian karena nantinya lembar instrument akan diberikan kepada siswa untuk melakukan proses self assessment dan peer assessment.

E. Pentingnya Penelitian Pengembangan

Pengembangan ini penting dilakukan untuk memudahkan proses pelaksanaan penilaian aspek afektif yang jujur, komprehensif dan demokratis.

Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran terutama pada saat pelaksanaan penilaian aspek afektif menyangkut minat dan sikap akan memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya karena didalam proses penilaian tersebut siswa melakukan intropeksi diri terhadap

(6)

penilaian ini mempermudah guru dalam pelaksanaan penilaian aspek afektif yang selama ini pelaksanaannya guru mengalami kesulitan pada saat observasi terhadap siswa yang jumlahnya terlampau banyak.

F. Asumsi Dan KeterbatasanPengembangan

1. Asumsi

Berdasarkan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif berbasis Self Assessment dan Peer Assessment Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri

Manunggal” dapat diasumsikan bahwa instrument penilaian dapat digunakan untuk semua mata pelajaran.

2. Batasan

Adapun batasan dalam pengembangan instumen penilaian aspek afektif ini, yaitu:

a. Pengembangan instrument penilaian aspek afektif diperuntukkan untuk Sekolah Dasar Negeri Manunggal Kelas V.

b. Uji coba kelayakan instrument penilaian aspek afektif dilakukan kepada siswa kelas V sejumlah 37 orang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan perempuan 26 siswa.

G. Definisi Oprasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah–istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah yang perlu didefinisikan adalah sebagai berikut:

(7)

1. Pengembangan merupakan suatu kegiatan dalam memanfaatkan sebuah teori yang sudah diuji kebenarannya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan atau hal-hal baru dengan cara mengadaptasi dan memodifikasi dari suatu pengembangan dan teori yang sudah ada.

2. Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes, dan skala sikap.

3. Afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya.

4. Self Assessment merupakan bentuk penilaian dengan meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.

5. Peer Assessment merupakan bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terhadap sikap dan perilasku keseharian antar teman.

Referensi

Dokumen terkait

Peran Guru sebagai motivator di SDI Bayanul Azhar mengenai karakter religius dalam pendidikan karakter yaitu guru memotivasi siswa dengan pemberian tugas kepada siswa

informasi kearsipan di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2016 sebesar 53%. meningkat daripada tahun 2015 sebesar

[r]

Konsultasi dengan dosen pembimbing (selama/setelah ujian/sebelum liburan semester. Bawa KHS & transkrip sementara jika diperlukan). Konsultasi dilakukan sebelum liburan jika

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2014 di SDA Sei sirah, Besitang Hilir, Besitang Hulu dan Besitang Tengah, dengan menggunakan metode purposive sampling

Mobile Learning Sebagai Model Pembelajaran Alternatif Bagi Pemulihan Pendidikan Di Daerah Bencana Alam Gempa.

tentang Pilpres 2014 di harian Kompas terhadap partisipasi politik pembaca,. terutama pembaca

Robbins dan Mary Coulter (2012), McClelland dalam Don Hellriegeldan John W. Menyelesaikantu gasdenganbaikm eskipunbanyakk endala b. Menyukaipersai ngan yang sehat