• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Covid-19

2.1.1 Definisi Covid-19

Covid-19 merupakan virus dari jenis beta coronavirus yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan ringan hingga berat. Virus Covid-19 memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan SAR-CoV ataupun MERS. Jalur penulran antar manusia yang paling aktif adalah melalui kontak dekat doplet dan aerosol, meski demikian virus juga terdapat pada tinja, air mata dan urin. Masa inkubasi virus adalah 0-24 hari dengan rata-rata dari gejala pertama hingga kematian adalah 3-14 hari.

Namun masa ini bervariasi dan akan semakin cepat apabila usia penderita semakin tua (Atmojo, 2020).

Berdasarkan fitur klinis dari 1.099 Covid-19 Pasien, periode inkubasi rata-rata adalah 3 hari (kisaran, 0 hingga 24 hari), waktu rata-rata dari gejala pertama hingga kematian adalah 14 hari. Dari periode median inkubasi, Covid-19 lebih pendek dari SARS dan MERS. Namun, latensi maksimal SARS-CoV-2 yang saat ini diamati adalah setinggi 24 hari, yang dapat menimbulkan resiko penularan virus (Wang, Tang, & Wei, 2020) 2.1.2 Etiologi dan Patogenesis Covid-19

Patogenesis belun diketahui seutuhnya. Pada awalnya diketahui virus ini mungkin memiliki kesamaan dengan SARS dan MERS CoV, tetapi dari hasil evaluasi genomic isolasi dari 10 pasien, didapatkan kesamaan mencapai 99% yang menunjukkan suatu virus baru, dan menunjukkan kesamaan (identik 88%) dengan batderived severe acute respiratory syndrome (SARS) seperti coronaviruses, bat-SL-CoVZC45 dan bat- SLCoVZXC21, yang diambil pada tahun 2018 di Zhoushan, Cina bagian Timur, kedekatan dengan SARS-CoV adalah 79% dan lebih jauh lagi dengan MERS-CoV (50%) (PDPI, 2020).

(2)

6 2.1.3 Pencegahan Covid-19

Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi : melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu pada tempatnya, pakailah masker medis jika memiliki gejala pernafasan dan melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker, menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernafasan (Kemenkes RI, 2020).

2.1.3 Dampak Covid-19

Dampak-dampak dari pendemi Covid-19 yaitu sebagai berikut : a. Proses Pembelajaran

Menteri Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) maka kegiatan belajar dilakukan secara daring (online) dalam rangka pencegahan penyebaran coronavirus disease (COVID-19) (Menteri Pendidikan, 2020).

Dampak wabah covid 19 bagi dunia pendidikan saat ini terjadi secara menyeluruh yang mengakibatkan pendidikan kurang berjalan secara maksimal. Pendidikan hanya berjalan jika dekungan oleh fasilitas memadai. Terdapat lebih dari 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolah dan hal ini terjadi diseluruh dunia bukan hanya di Indonesia saja. Secara global banyak anak didik yang tidak siap dengan harus belajar dari rumah atau daring. Hal ini juga di alami oleh guru dan peserta didik diman seseorang pendidik susah menemukan aplikasi yang mudah untuk dipelajari serta murah dalam menemukan sumber dan alat untuk belajar yang sesuai (Emiyati & Harming, 2020).

(3)

7

Sekolah–sekolah di Indonesia telah berusaha menjalankan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Guru dan siswa menggunakan media pembelajaran daring seperti WhatsApp group, zoom cloud meeting, google classroom, google classroom, google from, dan email dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa menggunakan berbagai media tersebut sesuai kondisi dan kemampuan masing-masing, perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh sekolah untuk menyiasati keadan yang tak diduga yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, termasuk pandemi covid 19 (Wahyono, Husamah, & Budi, 2020).

b. Perekonomian Menurun

Wabah covid 19 atau virus corona ini tidak hanya berdampak terhadap dunia pendidikan sajatetapi juga sudah pasti berdampak bagi perekonomian bangsa. Hal ini dirasakan oleh semua orang baik orang yang kaya maupun yang miskin. Mentri keuangan Sri Mulyani mengonfirmasikan kembali tentang pernyataan IMF (Internasional Monetary Fund) tersebut dalam rapat kerja komisi XI DPR pada hari senin 6 April 2020 menjelaskan bahwa akibat dari covid 19 ini perekonomian nasional mengalami situasi yang terburuk dimana hanya bisa tumbuh 2,3%

dari prediksi awal tahun 2020 yaitu 5 %. Dalam penurunan ekonomi di Indonesia ini juga berdampak pada nilai tukar rupiah kepada dollar sehingga mengalami penurunan juga akibat dari wabah covid 19 dan hal ini bisa menjadi suatu ancaman bagi nilai rupiah di pasar keuangan.

Dengan adanya wabah virus corona pemerintah menganjurkan untuk tetap di rumah dan hal ini berdampak kepada pemasaran perekonomian Negara.

Penurunan ekonomi yang terjadi mengakibatkan banyak pengangguran yang terjadi. Dampak dari pengangguran ini akan berpengaruh pada perekonomian dalam keluarga. Kebutuhan keluarga harus dipenuhi dengan berbagai cara tetapi tidak ada solusi dari masalah yang dihadapi itu (Emiyati & Harming, 2020).

(4)

8

c. Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Kekerasan terhadap anak saat pandemi Covid 19 terjadi saat pemerintah melakukan pembatasan social berskala besar (PSBB). Data dari LBH APK menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah kasus kekerasan pada anak dan perempuan. LBH APK telah menerima laporan sebanyak 97 kasus kekerasan. Selama pandemi Covid 19 terjadi peningkatan kasus kekerasan pada anak dan perempuan sekitar 50 persen.

Dari 97 jumlah pengaduan, terlihat bahwa jumlah peristiwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah kasus yang paling mendominasi, dengan jumlah sebanyak 33 kasus. Kekerasan gender berbasis online (KGBO) sebanyak 30 kasus, pelecehan seksual sebanyak 8 kasus, dan kekerasan dalam pacaran (KDP) sebanyak 7 kasus (Kandedes, 2020).

2.2 Konsep Orang Tua 2.2.1 Definisi orang tua

Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat perkawinan dan siap untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari keturunannya (anak) yang akan dilahirkannya. Orang tua juga mempunyai pern atau tanggung jawab atas pembentukkan kepribadian serta karakteristik seorang anak atas perkembangannya dengan kasih saying atara orang tua dan anak.

2.2.2 Peran orang tua

Peran orang tua yang diatur dalam pelaksanaan kewajiban serta pemberian pemberian haknya kepada anak seperti, sejak dalam kandungan sampai menjelang dewasa memiliki hak perawatan dan pemeliharaan yang wajib dilaksanakan oleh orang tuanya (A’yun, 2020). Pada masa pandemi, peran orang tua sangat di perlukan untuk proses pembelajaran. Peran orang tua di perlukan untuk mengeduksi kepada anak-anaknya yang masih belum bisa memahami pandemi yang sedang mewabah (Cahyati & Kusumah, 2020).

(5)

9 2.3 Konsep Anak

2.3.1 Definisi Anak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Menurut WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun. Berdasarkan konvensi hak-hak anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 20 November 1989 dan diratifikasi Indonesia pada tagun 1990, bagisan 1 pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang berusia dibawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa anak usia dewasa dicapai lebih awal (Kemenkes RI, 2014).

G. Stanley Hall seorang professor psikologi pernah mempelajari teori mengenai perkembangan anak, ditinjau dari bermain dan rekapitulasi akhirnya memunculkan gagasan tentabg anak, anak merupakan rantai evolusi dari binatang samapai menjadi manusia, artinya anak menjalankan tahap evolusi, mulai dari otozoa (hewan ber sel satu) sampai menjadi janin. Sejak konsepsi atau bertemunya sel telur dengan sperma sampai anak lahir, melampaui beberapa tahap perkembangan yang serupa dengan urutan perkembangan dari spesies ikan menjadi spesies manusia (Suryana, 2019).

2.3.2 Kebutuhan Dasar Anak

Abraham Maslow mendeskripsikan mengenai kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari phsicological, safety, belongingnes dan esteem (Ndari, Vinayastri, & Masykuroh, 2018):

a. Phsicological yang terdiri dari kebutuhan makanan, minum, dan rasa aman. Jika anak lapar akan sulit berkonsentrasi dalam pembelajaran.

Banyak program pra sekolah yang menyediakan kebutuhan makanan anak. Sama halnya dengan anak yang membutuhkan perhatian atau

(6)

10

ketidakmampuan fisik perlu didukung dan mendapat perhatian lebih demi tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran

b. Safety anak perlu mendapat perlindungan dan terbebas dari bahaya ketika anak merasa aman anak mampu mencari informasi dan mengeksplor kemampuannya.

c. Belongingnes berbicara mengenai rasa nyaman diterima, dihormati, dan dicintai oleh lingkungan sekitarnya walaupun perasaan tersebut sulit dirasakan oleh seorang anak, orangtua harus membantu membangun rasa tersebut kepada anak sehingga anak merasa diterima dan dicintai.

d. Esteem anak perlu merasa dihargai oleh satu sama lain. Harga diri anak dapat muncul melalui pengalaman sehari-harinya yang didapat melalui interaksi dengan anak-anak lain. Selain itu anak memiliki kesempatan untuk mencari pengetahuannya sendiri dan dapat tumbuh sebagai anak yang capable learnes. Jika pengalaman yang didapat anak berpengaruh positif, maka selfesteem anak terbentuk dengan baik begitupun sebaliknya.

2.4 Konsep Belajar

2.4.1 Definisi Belajar dan pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas yang terencana untuk mencapai suatu tujuan tertebtu yabg dicirikan dengan keterlibatan sejumlah komponen yang saling terkait satu sama lain. Komponen – komponen dalam belajar dan pembelajaran yang dimaksud disebut perangkat pembelajaran yang terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran, alat pembelajaran yang mencakup metode, media, dan sumber belajar, serta alat evaluasi, baik berupa tes maupun non-tes (Hanafy, 2014).

2.4.2 Pembelajaran Langsung (Luring) dan Online (Daring)

Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa

(7)

11

melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom (Ivanova, 2020).

Sedangkan pembelajaran luring merupakan singkatan dari pembelajaran di luar jaringan atau dengan istilah offline, artinya pembelajaran ini tidak lain merupakan pembelajaran konvesional yang sering digunakan oleh guru sebelum adanya pandemi covid 19 akan tetapi ada perubahan tertentu seperti jam belajarnya lebih singkat dan materinya sedikit. Pembelajaran dengan metode Luring atau offline merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar tatap muka oleh guru dan peserta didik, namun dilakukan secara offline yang berarti guru memberikan materi berupa tugas hardcopy kepada peserta didik kemudian dilaksanakan di luar sekolah (Pratama & Mulyati, 2020).

2.4.4 Pendampingan Orang Tua Dalam Pembelajaran

Pendampingan orang tua dalam proses belajar anak adalah upaya orang tua untuk menemani, memberikan bantuan dalam mengatasi masalah anak dalam belajar, memberikan dorongan, motivasi, dukungan, pengawasan, dan memberikan fasilirtas pada anak agar semangat belajar (Cahyati & Kusumah, 2020).

Beberapa aspek-aspek pendampingan yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membantu belajar anak yaitu : menyediakan fasilitas belajar, mengawasi kegiatan belajar anak, mengawasi penggunaan waktu belajar anak dirumah, mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, menolong atau membantu anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar (Prasetyo, 2018).

Peristiwa Covid-19 yang terjadi hampir diseluruh belahan dunia ini menunjukkan bahwa semakin pentingnya peran orang tua dalam membimbing anak belajar dirumah menggantikan tugas guru disekolah.

(8)

12

Hal ini tentu saja menimbulkan masalah atau kendala baru yang dialami orang tua, seperti kurangnya pemahaman materi oleh orang tua, kesulitan orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak, tidak memiliki cukup waktu untuk mendampingi anak karena harus bekerja, orang tua tidak sabar dalam mendampingi anak saat belajar dirumah, kesulitan orang tua dalam mengoperasikan gadget, dan kendala terkait jangkauan layanan internet, oleh karena itu perubahan membutuhkan waktu untuk bisa berjalan optimal (Wardani & Ayriza, 2020).

2.5 Konsep Stress 2.5.1 Definisi Stress

Stress adalah perasaan terbebani ketika suatu masalah tidak bisa ditanggung oleh seseorang. Setiap orang mengalami sesuatu yang di sebut stress dalam hidupnya. Masalah stress sering dihubungkan dengan kehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam gangguan stress (Ulfa & Fahriza, 2020).

2.5.2 Jenis-Jenis Stress

Stress dapat terjadi dari berbagai macam sumber atau penyebab.

Stress juga memiliki jenis-jenis berdasarkan penyebabnya, seperti (Musradinur, 2016) :

a. Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperature yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.

b. Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basah kuat, obat–obat, zat beracun, hormon, atau gas. Stress mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasite yang menimbulkan penyakit.

c. Stress fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistematik sehingga menimbukan fungsi tubuh tidak normal. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.

(9)

13 2.5.3 Faktor Penyebab Stress

Faktor yang dapat menimbulkan stress disebut stressor. Stressor dibedakan menjadi 3 golongan (Ulfa & Fahriza, 2020) :

a. Stressor fisikoniologis. Misalnya, penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal.

b. Stressor psikologis. Misalnya, berburuk sangka, frustasi karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan, hasud, sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan keinginan di luar keampuan.

c. Stressor social. Misalnya, hubungan antar anggota keluarga yang tidak harmonis, perceraian, pengangguran, kematian, pemutusan hubungan kerja, dan lain-lain.

Seperti yang telah diungkapkan stress dipicu oleh stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu (Musradinur, 2016) :

a. Lingkungan

Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu memiliki nilai negatif dan positif terhadap perilaku masing – masing individu sesuai pemahaman kelompok atau masyarakat tersebut.

Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut harus selalu berperilaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkugan tersebut. Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang sesui dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan kuliah, perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan keinginan dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut.

Perkembanagan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan untuk selalu update terhadap perkembangan zaman membuat sebagian individu berlomba untuk menjadi yang pertama tahu tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa malu yang tinggi jika disebut gaptek.

b. Diri Sendiri

(10)

14

Kebutuhan psikologi, yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin dicapai. Proses internalisasi diri, adalah tuntutan individu untuk terus- ,menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan perkembangan.

c. Pikiran

Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkunan dan pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap lingkungan.

Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuain yang bisa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

2.5.4 Managemen Stress

koping atau managemen stress merupakan suatu proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi penuh tekanan. Secara umum, stress dapat diatasi dengan melakukan transaksi dengan lingkungan di mana hubungan transaksi ini merupakan suatu proses yang dinamis. Ada delapan strategi koping yang berbeda yang secara umum dikenal dalam psikologi, yaitu:

konfrontasi, mencari dukungan sosial, merencanakan pemecahan masalah dikaitkan dengan problem-focused coping, kontrol diri, membuat jarak, penilaian kembali secara positif, menerima tanggung jawab, dan lari atau penghindaran (Muslim, 2020). Managemen stress menurut PMI (Palang Merah Indonesia, 2015), yaitu :

a. Mengenal diri sendiri. Mengetahui kekuatan, kelemahan, hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai dapat membantu kita memetakan ke arah mana kehidupan akan kita bawa. Dengan mengenal diri sendiri, akan lebih mudah untuk menentukan cara dan strategi apa yang tepat untuk meringankan stress.

b. Peduli diri sendiri. Setelah mengetahui diri secara mendalam, maka kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban juga akan tampak. Memenuhi kebutuhan diri sendiri merupakan salah satu cara untuk mengatur stres

(11)

15

yang dihadapi. Peduli akan diri sendiri dapat dimulai dengan mencoba pola hidup sehat, bersosialisasi dengan teman dan sanak saudara, merencanakan kegiatan yang realistis dan menjalani hobi.

c. Perhatikan keseimbangan. Sebagaimana manusia yang dianugerahi beberapa aspek dalam dirinya, maka kelima aspek ini harus dipelihara dan dipenuhi secara seimbang. Lima aspek pemeliharaan diri ini adalah:

Aspek Mental Emosional, Aspek Intelektual, Aspek Fisik, Aspek Spiritual dan Aspek Rekreasional Bersikap proaktif dalam mencegah gangguan stres dengan merawat kelima aspek di atas dengan baik dan rutin agar menjadi sosok yang resilien dan memiliki kemampuan dan kekuatan lebih dalam menghadapi stres.

d. Sinergi: Langkah-langkah sebelumnya ialah satuan proses yang perlu dilakukan secara berurutan dan terpadu dengan kehendak dan kesadaran penuh untuk bangkit dari keterpurukan dan stres.

Menurut (Alawiyah, 2020), ada tiga koping dalam manajemen stres yang bisa digunakan untuk mereduksi dampak stres tersebut yaitu:

a. Problem Focused Coping, koping ini memiliki lima dimensi yaitu active coping, planning, penekanan kegiatan lain, restraint coping, seeking support for instrumental reasons.

b. Emotional Focused Coping, memiliki lima dimensi: seeking support for emotional reasons, positive reinterpretation and growth, acception, turning to religion,denia.

c. Maladaptive Coping, dimensi dari maladaptive coping yaitu: focus and venting of emotion, behavioral disangement, mental disangement, penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

Menurut (Rustiana & Cahyati, 2012) ada dua jenis koping yang dilakukan oleh individu apabila menghadapi masalah atau stress yaitu strategi koping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dan strategi koping yang berfokus pada emosi. Strategi problem-focused coping terdiri dari: konfrontasi, mencari dukungan sosial, dan merencanakan pemecahan masalah. mengemukakan strategi koping berfokus emosi terdiri dari: kendali diri, membuat jarak; penilaian kembali secara positif, menerima tanggung jawab, lari atau penghindaran.

Referensi

Dokumen terkait

Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan, dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Kegiatan-kegiatan pokok RKP 2006: Dalam rangka pelaksanaan program ini

di Bali memiliki cara yang bersumber dari sastra agama dan kearifan lokal dalam menyikapi wabah dengan mengembalikan keseimbangan alam semesta secara niskala, antara

5 IAIN Imam Bonjol 1 Ilmu Peerpustakaan Dan informasi islam S1. 2

Dari hasil analisa data dapat diambil kesimpulan bahwa upaya guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlak peserta didik di SMP Negeri 4 Liwa Lampung Barat

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia

terjadi perubahan warna dari yang awalnya bening menjadi biru muda.Selain itu bisa juga saat kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna merah dengan serbuk belerang yang

4.9.2 Menyusun teks information report lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait topik yang tercakup dalam mata pelajaran lain di Kelas IX, dengan

[r]