• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

tutur direktif dan kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMKN I Kefamenanu, implikasi penelitian bagi pembelajaran Bahasa Indonesia dan saran yang berkaitan dengan tindak tutur direktif, kesantunan berbahasa dan pemanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan dalam proses pembelajaran.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tindak tutur direktif yang terdapat dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMKN 1 Kefamenanu meliputi: 1) memaksa, 2) mengajak, 3) meminta, 4) menyuruh, 5) menagih, 6) mendesak, 7) memohon, 8) menyarankan, 9) memerintah, 10) menantang. Tindak tutur memaksa terdapat 10 tuturan, tuturan mengajak 8, tuturan meminta 4, tuturan menyuruh 3, tuturan menagih 1, tuturan mendesak 2, tuturan memohon 1, tuturan menyarankan 6, tuturan memerintah 4, tuturan menantang 1.

2. Kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMKN 1 Kefamenanu meliputi: maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, maksim kesimpatian. Kesantunan berbahasa berbentuk maksim kebijaksanaan terdapat 8 tuturan, kesantunan berbahasa berbentuk maksim kedermawanan 1, kesantunan berbahasa berbentuk maksim penghargaan 2, kesantunan berbahasa berbentuk maksim kesederhanaan 2, kesantunan berbahasa berbentuk maksim permufakatan 1, kesantunan berbahasa berbentuk maksim kesimpatian 2.

3. Pemanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dalam pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia di tingkatan SMA/SMK.

(2)

Tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan dengan Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah. Pemanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa terbentuk dalam sebuah bahan ajar berupa modul.

B. Implikasi

Implikasi dalam penelitian ini adalah implikasi teoretis dan implikasi prakttis. Implikasi teoretis berhubungan dengan kontribusi penelitian ini bagi pengebangan teori-teori tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa, sedangkan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi penelitian ini terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan. Adapun rumusan implikasi penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Implikasi teori dalam penelitian ini yaitu tindak tutur direktif yang meliputi: 1) memaksa, 2) mengajak, 3) meminta, 4) menyuruh, 5) menagih, 6) mendesak, 7) memohon, 8) menyarankan, 9) memerintah, 10) menantang.

Dan kesantunan berbahasa terdiri atas maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, maksim kesimpatian. Serta pemanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMKN I Kefamenanu. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam teori tindak tutur dan kesantunan berbahasa. Pada dasarnya penggunaan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dimaksudkan oleh penutur untuk membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan suatu tindak verbal yang menandai suatu tuturan. Suatu tuturan di sampaikan oleh penutut dengan kata-kata yang sopan akan menimbulkan respon yang baik dari lawan tutur.

Tindak tutur merupakan suatu ujaran sebagai suatu fungsional dalam komunikasi. Artinya ujaran atau tuturan mengandung maksud. Maksud tuturan sebenarnya harus didefinisikan dengan melihat konteks atau situasi

(3)

tutur yang melatar belakanginya. Tindak tutur memiliki fungsi dalam berkomunikasi antar sesama. Salah satu fungsi tuturan yang dimaksud adalah untuk membangun hubungan sosial antar penutur dan lawan tutur. Fungsi sosial itu dapat diungkapkan oleh penutur dengan berbagai cara. Ada penutur yang membangun hubungan sosial dengan cara menggunakan kata atau ungkapan yang singkat dan jelas. Dan juga dengan cara menggunakan bentuk-bentuk yang panjang tidak langsung dan tidak jelas.

Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang digunakan penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Jenis tindak tutur direktif meliputi: memaksa, mengajak,meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, menantang. Memaksa merupakan kata yang mengandung maksud mengerjakan sesuatu yang diharuskan walaupun tidak mau. Mengajak merupakan kata yang mengandung maksud meminta atau menyilakan, dan menyuruh. Meminta merupakan kata yang memiliki makna berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu. Menyuruh merupakan kata yang memiliki makna perintah supaya melakukan sesuatu.

Menagih merupakan meminta atau memperingatkan, mendesak. Mendesak merupakan tindak untuk segera melakukan, dipenuhi, diselesaikan karena ada dalam keadaan darurat, genting dan sebagainya. Memohon merupakan kata yang memiliki makna meminta dengan hormat. Menyarankan adalah kata yang memiliki makna memberikan saran, atau anjuran. Memerintah merupakan kata yang memiliki makna memberikan perintah, menyuruh melakukan sesuatu. Menantang merupakan kata yang memiliki makna mengajak berkelahi atau bertanding.

Kesantunan merupakan hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan mitra tutur karena berkaitan dengan kesopanan, rasa hormat, sikap yang baik, atau perilaku yang pantas. Kesantunan berbahasa yang digunakan penutur mengekspresikan kemampuan berbahasa dan kebudayaan yang dimiliki. Faktor kebahasaan bertumpu pada kemampuan memilih kata dalam berkomunikasi.

(4)

Maksim kebijaksanaan merupakan maksim berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Orang bertutur yang berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat dikatakan sebagai orang santun.

Maksim kedermawanan adalah maksim yang keuntungan diri sendiri sekecil mungkin; buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati, para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain. Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.

Maksism penghargaan adalah maksim orang akan dianggap santun apabila dalam bertutur selalu memberikan penghargaan kepada orang lain. Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain.

Maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Dalam masyarakat bahasa dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian kesantunan seseorang.

Maksim permufakatan atau sering disebut dengan maksim kecocokan.

Maksim ini lebih menekankan pada peserta tutur agar saling membina kecocokan atau permufakatan dalam kegiatan bertutur. Maksim kecocokan ini diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim kecocokan menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.

Maksim kesimpatian ini diharapkan agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya.

(5)

Sikap antipati terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun. Orang yang bersikap antipati terhadap orang lain, apalagi sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat

Dengan adanya penelitian tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa ini, guru Bahasa Indonesia mengetahui tentang bidang kajian pragmatik yang dapat dimasukan dalam kurikulum pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan berbahasa. tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dimanfaatkan untuk pengembangan bahan ajar khususnya Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini memiliki implikasi praktis yaitu sebagai kontribusi nyata dan memberikan kebermanfaatan dalam bidang akademik maupun nonakademik.

Penelitian ini berimplikasi praktis pada tindak tutur dan kesantunan berbahasa antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

Kebermanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa sebagai bahan ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMKN I Kefamenanu sebagai pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pada bidang nonakademik, penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pemerintah khususnya menteri pendidikan untuk terus memperhatikan kualitas pendidikan dengan meningkatkan nilai karakter anak bangsa. Salah satu upaya untuk meningkatkan karakter anak bangsa dengan cara mengajarkan anak dengan bahasa yang santun. Penggunaan bahasa yang santun akan berdampak positif terhadap setiap orang yang dijumpai.

Tinndak tutur direktif dan kesantunan berbahasa diharapkan dijadikan pengembangan bahan ajar pada Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah. Dengan adanya hasil penelitian ini guru dan siswa diharapkan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan memperhatikan nilai kesopanan dalam berkomunikasi.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran adalah ketersediaan bahan ajar. Biasanya bahan ajar bersifat mandiri artinya dapat

(6)

dipelajari oleh siswa secara mandiri karena sistematis dan lengkap. bahan ajar yang dirancang dan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik akan dapat membantu siswa dalam proses belajar dan juga membantu guru untuk mengurangi waktu penyajian.disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan berpikir siswa. Guru dalam menentukan bahan ajar harus mempertimbangkan integensi serta bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Bahan ajar juga perlu disesuaikan dengan perkembangan sosial peserta didik.

Penyajian bahan ajar perlu memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Kriteria bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran mencapai kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar.

Bahan ajar yang disajikan dalam proses pembelajaran

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka hasil penelitian yang telah ditemukan memiliki manfaat berupa informasi, bahwa tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran difungsikan untuk kepentingan interaksi dan komunikasi. Dalam proses pembelajaran, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dapat diterapkan untuk mempermudah interaksi belajar mengajar.

C. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diuraikan peneliti sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik

Penelitian ini digunakan sebagai ilmu pengetahuan, karena mengandung berbagai isi yang bermanfaat bagi peserta didik. Salah satu manfaatnya adalah mengetahui tentang tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa. Pemanfaatan tindak tutur dan kesantunan berbahasa perlu ditingkatkan, baik dalam proses belajar mengajar di sekolah maupun interaksi dengan masyarakat. Dengan adanya pemanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa yang maksimal, maka akan

(7)

menciptakan interaksi yang lancar dan baik. Dan hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi sumber belajar bagi siswa.

Bagi mahasiswa khususnya para pembelajar Bahasa Indonesia, hendaknya melalui hasil penelitian ini lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa serta pemanfaatanya dalam pembelajaran bahasa indonesia pada Tingkatan Sekolah Menengah. Dan juga memperhatikan konteks dalam berbicara.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini tentang tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran bahasa indonesia di SMKN I Kefamenanu dijadikan bahan ajar untuk menciptakan interaksi belajar mengajar yang lebih efektif.

3. Bagi peneliti lain

Teori mengenai tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa, serta pemanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa hendaknya melakukan penelitian lebih baik dari peneliti sebelumnya. Dan hasil penelitian diharkan menjadi referensi bagi peneliti berikutnya berkaitan dengan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa serta pemanfaatan tindak tutur direktif dan kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran di tingkatan Sekolah Menengah.Atas atau Kejuruan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan komunikasi yang dijalankan oleh Humas Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah yaitu sosialisasi anti Golput pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009

Hasil uji paired sample t-test didapatkan nilai p value 0,000< 0,05 yang artinya ada pengaruh pemberian aroma terapi lavender terhadap pengurangan nyeri

Temuan bahwa model belajar konstruktivis lebih baik daripada model belajar konvensional dalam mengubah miskonsepsi siswa ditinjau dari penalaran formal siswa, memberikan

Sebanyak 0,4 gram agarosa dilarutkan dengan buffer TAE 1x sampai 40 mL lalu larutan tersebut dipanaskan dengan menggunakan microwave hingga larut dan homogen, selama ±

dalam melaksanakan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut diperlukan terobosan hukum, persepsi, pola pikir dan mengubah perilaku yang dilakukan dengan

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang selalu dilimpahkan kepada penulis, serta berkat doa restu kedua orang tua

Tujuan penilitian yaitu untuk menentukan dosis HCG yang dapat mempercepat waktu laten pemijahan, dan meningkatkan persentase telur yang menetas dan kelangsungan

Berdasarkan pengamalan industri takaful, syarikat merupakan wakil (al-Wakil) kepada peserta dan peserta sebagai pewakil (al-muwakkil), skim takaful atau dana yang diuruskan