• Tidak ada hasil yang ditemukan

PermataBank Investment Edge

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PermataBank Investment Edge"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PermataBank Investment Edge

PermataBank.com | PermataTel 1500-111 PermataBank terdaftar dan diawasi oleh OJK dan merupakan peserta penjaminan LPS

01

April 2022

(2)

dengan PermataMobile X

Time to Invest Seamlessly from Anywhere with PermataMobile X

Satu Aplikasi untuk Seluruh Kebutuhan Perbankan Anda One Application for All Your Banking Needs

Menampilkan semua akun dan portfolio investasi Anda

Display all your accounts and investments portfolio

Bertransaksi day-to-day banking sekaligus bertransaksi di berbagai produk unggulan

Perform day-to-day banking transactions while investing in various exclusive products

Pembayaran Kode Billing SBN Ritel SBN Retail Billing Code Payment

Dapat melakukan pembayaran secara online khususnya Kode Billing setelah melakukan pemesanan SBN Ritel Perform online payments as well as Billing Codes shortly after ordering/booking SBN Retail Online Melakukan pendaftaran

SID Reksa Dana & Obligasi secara online

Online SID registration from Mutual Fund and Bonds

Pendaftaran SID Online Online SID registration

Reksa Dana Mutual Fund

Menampilkan portfolio Reksa Dana yang Anda miliki Display your Mutual Fund portfolio Melakukan transaksi

Reksa Dana secara online

Perform online Mutual Fund transactions

Obligasi Bonds

Menampilkan portfolio Obligasi yang dimiliki

Display your Bonds portfolios Melakukan transaksi Obligasi secara online

Perform online Bond transactions

PermataBank.com | PermataTel 1500-111

Syarat & Ketentuan Berlaku. PermataBank terdaftar dan diawasi oleh OJK dan merupakan peserta penjaminan LPS

(3)

Mayoritas indeks saham utama global dikuartal pertama tahun ini mengalami penurunan walaupun ada sedikit perbaikan di bulan Maret, Indeks MSCI All Country World Index yang merupakan indeks saham yang menjadi tolok ukur bursa saham dunia terkoreksi sebesar 5.73%.

Kekhawatiran seputar konflik Rusia-Ukraina terhadap perekonomian dunia dan implikasi dari rencana pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve membayangi pergerakan pasar finansial global.

Negosiasi damai antar Rusia-Ukraina bisa dibilang hampir tidak ada kemajuan yang berarti hingga akhir Maret lalu, konflik kedua negara telah berimbas pada volatilitas harga berbagai komoditas energi mengingat Rusia merupakan salah satu negara produsen minyak dan gas bumi terbesar dunia.

Sesuai ekspektasi pasar, The Federal Reserve untuk pertama kalinya sejak awal pandemi menaikkan suku bunga acuan sebesar 25bps pada rapat FOMC di pertengahan Maret lalu, The Fed juga mengindikasikan adanya kenaik- kan suku bunga lebih lanjut sebanyak 6 kali hingga akhir tahun dan 4 kali di tahun 2023 mendatang.

The majority of global major stock indices in the first quarter of this year experienced a decline, although there was a slight improvements in March, the MSCI All Country World Index, which is considered as a benchmark for world stock exchanges, fell by 5.73%.

Concerns about the effects of the Russia-Ukraine conflict on the world economy and the implications of the Federal Reserve's plan of more strict monetary policies loom over movement of global financial markets.

Peace negotiations between Russia and Ukraine have made practically insignificant progress at least until the end of March, the conflict between the two countries had impacted the price volatility of various energy commodities, given that Russia is one of the world's largest oil and gas producing countries.

In line with market expectations, the Federal Reserve for the first time since the start of the pandemic raised its benchmark interest rate by 25bps at the FOMC meeting in mid-March, the Fed also indicated the possibility of a further hike in interest rates 6 times until the end of the year and 4 times in 2023.

MARKET SUMMARY

April

A month in-review

(4)

Bursa saham China di bulan Maret kemarin mengalami tekanan yang cukup kuat akibat melonjaknya kasus varian Omicron yang memicu lockdown di kota besar seperti Shanghai, Shenzen dan beberapa wilayah di China lainnya. Hal tersebut membuat aktivitas manufaktur dan belanja konsumen di China mengalami kontraksi.

Berlawanan dengan mayoritas indeks saham dunia, indeks saham domestik justru mencatatkan penguatan sekaligus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada bulan Maret lalu. Investor asing menjadi kontributor penguatan IHSG dengan aksi beli bersihnya yang mencapai +Rp 32 triliun secara year-to-date.

The Chinese stock market in March was under considerable pressure due to soar- ing cases of the Omicron variant that triggered a lockdown in big cities such as Shanghai, Shenzhen and several other regions in China.

This has made manufacturing activity and consumer spending in China are contracted.

In contrast to the majority of world stock indi- ces, the domestic stock index actually rallied and scored an all-time high in March. Foreign investors contributed to the rallying of the JCI with a net purchase of +Rp 32 trillion year-to-date.

Outlook Pasar

Keuangan Global dan Domestik

Global and Domestic Financial Market

Outlook

Pasar Saham Indonesia: Overweight Pasar Saham Luar Negeri:

∙ Pasar Asia-Pasifik: Neutral

∙ Pasar Negara Maju: Neutral Pasar Obligasi Domestik: Neutral

Indonesian Equity: Overweight Off-shore Equity Market:

∙ Asia-Pacific Markets: Neutral

∙ Developed Markets: Neutral Domestic Bonds Market: Neutral

Source: Bloomberg, Refinitive JP Morgan, PIMCO

(5)

MARKET PERFORMANCE

Indeks Saham Dunia World Equity Indices

Indeks Saham Domestik

Domestic Equity Indices Imbal Hasil Obligasi Bond Yield

Dow Jones 34,678.35 2.32% 1m -4.57% ytd

S&P 500 4,530.41 3.58% 1m -4.95% ytd

Nasdaq 14,220.52 3.41% 1m -9.10% ytd

Source: Bloomberg, Refinitive

Semua data diatas per penutupan pasar tanggal 31 Maret 2022

*IBPA INDOBeX Government Total Return Index

EUROSTOXX 50 3,902.52 -0.55% 1m -9.21% ytd

DAX 4,530.41 -0.32% 1m -9.25% ytd

CAC 40 3,902.52 0.02% 1m -6.89% ytd

Shanghai Comp 3,252.20 -6.07% 1m -10.65% ytd

CSI 300 4,222.60 -7.84% 1m -14.53% ytd

Hang Seng 21,996.85 -3.15% 1m -5.99% ytd

Nikkei 22 27,821.43 4.88% 1m -3.37% ytd

SE Thailand 1,695.24 0.60% 1m 2.27% ytd

IHSG 7,071.44 2.66% 1m 7.44% ytd

LQ 45 1,022.99 3.80% 1m 9.83% ytd

SRI-KEHATI 403.12 3.31% 1m 10.31% ytd

IDR 10 year 6.728

US Treasury 10 year 2.341

IDR 20 year 7.214

Indon USD 10 year 3.079

(6)

Inflasi Yang Persisten Memicu Pengetatan Moneter Oleh The Fed Persistent Inflation Triggers More Strict Monetary Policies by the Fed

The Fed telah memulai normalisasi kebijakan moneter untuk menurunkan tingkat inflasi yang tertinggi secara historis.

The Fed juga mengisyaratkan bahwa siklus pengetatan moneter ini akan lebih cepat dari krisis keuangan global di tahun 2008 lalu.

Kombinasi dari menghentikan Quantitative Easing, menaikkan suku bunga dan memperkecil Balance Sheet merupakan langkah-langkah yang dipilih The Fed untuk melakukan pengetatan moneter.

Pembuat kebijakan Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC meeting bulan Maret kemarin, tidak hanya menaikkan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat tersebut juga memberikan isyarat enam kenaikan lagi pada tahun 2022 dan empat lainnya pada tahun 2023.

Hal ini menandakan bahwa ini akan menjadi siklus pengetatan yang jauh lebih cepat sejak krisis Global Financial Crisis di tahun 2008, arah yang lebih hawkish daripada yang diekspektasikan banyak pelaku pasar.

Pada risalah rapat FOMC terakhir Federal Reserve menunjukkan tekad yang jelas dalam komitmennya untuk meredam inflasi yang telah mencapai level tertingginya sejak empat dekade terakhir, The Fed melihat bahwa pasar tenaga kerja yang solid memberikan indikasi bahwa perekonomian AS saat ini cukup kuat untuk menghadapi pengetatan moneter.

Federal Reserve (Fed) policymakers increased interest rates by 25 basis points at the FOMC meeting in March, not only increasing interest rates, the United States Central Bank also signaled six more increases in 2022 and another four in 2023.

This indicates that this will be a much faster tightening cycles since the 2008 Global Financial Crisis, a more hawkish direction than many market participants had expected.

In the minutes of the last FOMC meeting, the Federal Reserve showed clear determination in its commitment to curb inflation, which has reached its highest level in four decades, The Fed sees that the solid labor market provides an indication that the US economy is currently strong enough to face monetary tightening.

RANGKUMAN:

IN SUMMARY:

The Fed has begun normalizing monetary policy to bring down the historically high inflation rate.

The Fed also indicated that this monetary tightening cycle would be faster than the global financial crisis in 2008.

The combination of stopping Quantitative Easing, increasing interest rates and reducing their Balance Sheet are the steps chosen by the Fed to tighten monetary policies.

(7)

Komite FOMC menyimpulkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi perekonomian AS, tetapi telah menambah tekanan inflasi terutama terhadap harga energi yang lebih tinggi dan harga pangan.

Pada FOMC meeting minutes tersebut terlihat bahwa The Fed berencana muntuk mulai mereduksi Balance Sheet-nya yang sekarang senilai US$9,0 triliun pada pertemuan berikutnya di bulan Mei mendatang, The Fed mengisyaratkan akan mengurangi kepemilikan mereka di obligasi US Treasury sebesar US$ 95 miliar per bulannya.

Selain itu, juga pada meeting berikutnya The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga Fed Rate sebesar 50 basis poin, lebih banyak dari yang diekspektasikan para investor sebelumnya.

The FOMC Committee concluded that Russia's invasion into Ukraine had not had a significant impact on the US economy, although it had added to inflationary pressures, especially higher energy and food prices.

In the minutes of FOMC meeting it was seen that The Fed plans to start reducing its their current balance sheet of US$9.0 trillion at its their next meeting in May, The Fed signaled it would reduce their holdings in US Treasury bonds by US$95 billion per month.

In addition, at the next meeting, The Fed is predicted to increase The Fed Rate by 50 basis points, more than investors had previously expected.

In general, an increase in interest rates will result in higher loan for consumers and com- panies. This means each household will have less money to spend and corporations will tend to delay expansion plans.

Therefore, although monetary tightening can put pressure on a country's economy, it may, on the other hand decrease the inflation rate due to the reduced supplty of money in circulation.

Higher interest rates also mean investing in the equity market are less attractive because the issuer's earnings expectations tend to fall and investors have the option of getting more attractive returns in other instruments or other stock markets elsewhere.

Apa Yang Terjadi Pada Pasar Saham AS Pada Periode Pengetatan Moneter

Sebelumnya ?

What Happened To The US Stock Market In The Previous Period Of Monetary

Tightening?

Pada umumnya, kenaikkan suku bunga akan membuat bunga pinjaman yang lebih tinggi bagi konsumen dan perusahaan. Ini berarti setiap rumah tangga akan memiliki lebih sedikit dana untuk dibelanjakan dan korporasi akan cenderung menunda rencana ekspansi.

Oleh karena itu pengetatan moneter dapat memberikan tekanan pada perekonomian suatu negara walaupun disisi lain bisa menurunkan tingkat inflasi karena berkurangnya perputaran uang yang beredar.

Suku bunga yang lebih tinggi juga membuat investasi di pasar saham menjadi kurang menarik karena ekspektasi pendapatan emiten cenderung turun dan investor memiliki pilihan untuk mendapatkan pengembalian yang lebih atraktif di instrumen atau pasar saham negara lain.

(8)

Dapat disimpulkan bahwa kenaikan suku bunga dapat menjadi sentimen negatif untuk saham, tetapi hal tersebut hanya salah satu dari sekian banyak faktor yang menentukan kinerja pasar saham AS. Kondisi fundamental perekonomian, likuiditas yang tersedia di pasar, faktor eksternal dan valuasi saham juga memainkan peranan yang penting dalam menentukan kinerja pasar saham.

In conclusion, an increase in interest rates can be a negative sentiment for stocks, but it is only one of the many factors that determine the performance of the US stock market. Econom- ic fundamentals, liquidities available in the market, external factors and stock valuations also play an important role in determining the performance of the stock market.

Namun, yang menarik adalah secara historis selama siklus pengetatan moneter yang dilakukan oleh The Fed pasar saham Amerika Serikat ternyata memiliki kinerja yang cukup baik walaupun volatilitas pasar saham juga menunjukan peningkatan.

Menurut riset yang dilakukan oleh Bloomberg dan LPL Financial, dalam delapan siklus kenaikan suku bunga Fed Rate terakhir, indeks S&P 500 mengalami kenaikan dalam rentang satu tahun sejak kenaikan pertama.

(Lihat Tabel 1 dibawah ini)

However, the interesting part is that historically during the monetary tightening cycle carried out by the Fed, the United States stock market performed surprisingly well despite the increased in volatility.

According to research conducted by Bloomberg and LPL Financial, in the last eight cycles of increasing Fed Rate, the S&P 500 index gener- ated positive returns within one year after the first rate hike. increase.

(See Table 1 below)

Tabel 1 / Table 1

(9)

Setidaknya ada dua risiko yang dapat timbul sebagai dampak dari pengetatan moneter.

Pertama, ekonomi AS mengalami hard-landing.

Banyak pelaku pasar yang menganggap The Fed saat ini dalam kondisi behind-the-curve alias sedikit telat dalam mengendalikan inflasi sehingga kondisi inflasi saat ini memaksa The Fed untuk melakukan Quantitative Tightening (QT) lebih cepat dan lebih besar dengan konsekuensi adanya kontraksi pada perkenomian.

Kedua, inflasi tinggi tetapi ekonomi stagnan (Stagflasi)

Pasar tenaga kerja yang solid, harga energi yang melonjak akibat konflik di Eropa Timur dan permintaan konsumen yang tinggi dapat mendorong inflasi tumbuh lebih signifikan, jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi maka risiko terjadinya Stagflasi semakin besar.

Mempertimbangkan risiko diatas The Fed dipastikan akan lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneter dan cenderung akan mengambil keputusan berbasis data faktual yang lebih konkrit kedepannya.

There are at least two risks that may arise as a result of monetary tightening.

First, the US Economy can experience hard-landing.

Many market players believe that The Fed are currently behind-the-curve in controlling infla- tion, which in turn forces them to conduct Quantitative Tightening (QT) even faster and on a greater scale than usual with the conse- quence of potential economic contraction.

Second, stagnant economy in the midst of high inflation (stagflation)

A solid labor market, skyrocketing energy prices due to conflict in Eastern Europe, along with high consumer demands may push infla- tion more significantly if it is not matched with economic growth, which opens up the risk to Stagflation even more.

Considering the above risks, the FED will certainly be more careful in determining mone- tary policy and will tend to be more data-driven before taking every decisions going forward.

Risiko Yang Dapat Timbul Dari Pengetatan Moneter Yang Dilakukan

The Fed

Potential Risks That May Arise From The Fed's Monetary Tightening

Source: Bloomberg

(10)

FAKTOR YANG AKAN MENJADI PENGGERAK PASAR FINANSIAL BULAN INI

FACTORS THAT WILL DRIVE THE FINANCIAL MARKET THIS MONTH

Valuasi pasar dan potensi pendapatan lebih menarik

Penurunan pasar saham AS di awal tahun telah membuat valuasi saham menjadi lebih menarik, tapi disisi lain ekspektasi corporate earnings masih relatif stabil. Aktivitas perekonomian yang semakin pulih dan adanya sektor-sektor yang diuntungkan dari normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan harga komoditas dapat menjadi penopang untuk kinerja pasar saham AS secara keseluruhan.

More attractive market valuation and potential revenue

The decline in the US stock market at the beginning of the year has made stock valua- tions more attractive, but on the other hand, expectations of corporate earnings are still relatively stable. Recovering economic activity and sectors benefiting from normalization of monetary policy and rising commodity prices could underpin the overall performance of the US stock market.

Tingkat inflasi di AS pada bulan April diprediksi masih akan meningkat, faktor inflasi tetap akan menjadi penentu arah kebijakan The Fed kedepannya.

Perkembangan situasi perang di Ukraina menambah ketidakpastian perekonomian Global. Eskalasi ketegangan dan sanksi yang dikenakan negara-negara barat kepada Rusia dapat terus memberikan tekanan ke atas pada harga energi dan komoditas lain sekaligus memperburuk tingkat inflasi dan kendala rantai pasokan yang telah muncul sejak akhir tahun lalu.

Inflation rate in the US in April is pre- dicted to continue to increase, the infla- tion factor will still determine the direc- tion of the Fed's policy going forward.

The development of the war situation in Ukraine adds to the uncertainty of the global economy. Escalating tensions and sanctions imposed by western countries on Russia could continue to put upward pressure on energy and other commodi- ty prices while exacerbating inflation rates and supply chain constraints that have emerged since late last year.

Source: Bloomberg, Refinitive JP Morgan, PIMCO, BNP Paribas

(11)

Penyebaran kasus varian Omicron di China yang memicu lockdown di beberapa wilayah berpotensi untuk menambah tekanan bagi pasar Asia Pasifik diluar dari krisis hutang di sektor properti dan regulatory crackdown terhadap perusahaan teknologi China oleh pemerintah.

Earnings seasons akan dimulai pertengahan April ini baik dari global dan juga domestik, laporan kinerja keuangan perusahaan di kuartal pertama akan menentukan ekspektasi pertumbuhan laba emiten hingga akhir tahun ini.

Pasar obligasi menunjukkan sinyal kemungkinan adanya resesi karena kurva imbal hasil Treasury 2-tahun dan 10-tahun telah terbalik (Inverted Yield Curve) untuk pertama kalinya sejak 2019. Kurva imbal hasil terbalik terjadi ketika suku bunga untuk obligasi jangka pendek lebih tinggi daripada obligasi jangka panjang yang merupakan salah satu indikator yang utama dalam memprediksi terjadinya resesi ekonomi.

The spread of cases of the Omicron vari- ant in China that triggered lockdowns in several regions has the potential to add pressure to the Asia Pacific market apart from the debt crisis in the proper- ty sector and the regulatory crackdown on Chinese technology companies by the government.

Earnings season will start in mid-April both globally and domestically, the com- pany's financial performance report in the first quarter will determine the issu- er's profit growth expectations until the end of this year.

The bond market is signaling a possible recession as the 2-year and 10-year Treasury yield curves have inverted (Inverted Yield Curve) for the first time since 2019. An inverted yield curve occurs when interest rates for short-term bonds are higher than for long-term bonds, which is one of the main indicators in predicting the occur- rence of an economic recession.

Source: Bloomberg, Refinitive, JP Morgan, Mirae, CNBC.

(12)

Sebagai negara eksportir berbagai komoditas, Indonesia menjadi salah satu negara yang diuntungkan dengan naiknya harga komoditas dunia terutama Nickel, CPO dan batu bara dalam hal pertumbuhan pendapatan negara dan pendapatan emiten yang terkait.

Kenaikan harga ekspor komoditas dan meningkatnya bobot emiten Indonesia dalam indeks MSCI akan memicu aliran dana investor asing ke pasar finansial Indonesia sekaligus menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah

Indonesia akan memasuki fase recovery dari pandemi menuju Endemi dalam waktu dekat, seiring dengan tingkat vaksinasi yang terus meningkat, pelonggaran aktivitas dan mobilitas masyarakat akan mendorong pertumbuhan ekonomi .

OVERWEIGHT

Pada kelas aset saham Indonesia (jangka menengah dan panjang) On the Indonesian equities (medium and long term)

NEUTRAL

Pada kelas aset saham off-shore dengan eksposur pasar saham negara maju On investment in off-shore equities with exposure to developed market

As an exporter of various commodities, Indone- sia is one of the countries that has benefited from rising world commodity prices, especially Nickel, CPO and Coal in terms of growth in state revenues and corporate earnings.

The increase in commodity export prices and the increasinvg weight of Indonesian issuers in the MSCI index will trigger the flow of foreign investor funds to the Indonesian financial market whilst maintaining the stability of the Rupiah exchange rate.

Indonesia will enter the recovery phase from the pandemic to endemic in the near future, as vaccination rates continue to increase, relax- ation of activities and community mobility will encourage economic growth.

Expectations of higher interest rates will trigger an increase in US government bond yields and will put pressure on stocks, but investors will tend to switch to stocks that have the potential to benefit from these conditions, such as the banking sector.

REKOMENDASI INVESTASI

INVESTMENT RECOMMENDATION

Ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi memicu kenaikan yield obligasi pemerintah AS dan akan memberikan tekanan pada saham, namun investor akan cenderung beralih pada saham yang berpotensi diuntungkan dari kondisi tersebut seperti sektor perbankan.

(13)

Potensi kenaikan Fed Rate dan peningkatan inflasi domestik memperbesar kemungkinan Bank Indonesia melakukan penyesuaian BI7DRRR dalam jangka menengah. Hal tersebut dapat memberikan tekanan untuk pasar obligasi domestik.

Disisi lain, supply yang lebih terbatas dan real yield yang lebih attraktif dibandingkan peers dapat memicu aliran dana investor asing kembali masuk ke pasar obligasi domestik ditambah dengan tingginya minat investor lokal terhadap obligasi pemerintah akan menopang kinerja pasar obligasi

NEUTRAL

Pada kelas aset obligasi Indonesia (jangka menengah dan panjang) On the Indonesian bonds asset class (medium and long term)

The potential for an increase in the Fed Rate and an increase in domestic inflation increases the likelihood that Bank Indonesia will adjust the BI7DRRR in the medium term. This could put pressure on the domestic bond market.

On the other hand, more limited supply and more attractive real yields compared to peers can trigger foreign investors' funds to flow back into the domestic bond market, coupled with the high interest of local investors in govern- ment bonds, which will support bond market performance.

REKOMENDASI INVESTASI

INVESTMENT RECOMMENDATION

Source: Bloomberg, Refinitive, Various Research.

market such as the US in the first quarter of last year has made valuations more attractive, besides historically the US stock market in April has tended to strengthen in line with the financial report release season in the first quarter.

seperti AS pada kuartal pertama tahun lalu telah membuat valuasi lebih menarik, selain itu secara historis pasar saham AS pada bulan April cenderung menguat seiring dengan musim rilis laporan keuangan di kuartal pertama.

EQUITY BONDS

Indonesian Equities

Large Cap

NEUTRAL

OVER- WEIGHT UNDER-

WEIGHT

NEUTRAL

OVER- WEIGHT UNDER-

WEIGHT

NEUTRAL

OVER- WEIGHT UNDER-

WEIGHT

NEUTRAL

OVER- WEIGHT UNDER-

WEIGHT

NEUTRAL

OVER- WEIGHT UNDER-

WEIGHT

NEUTRAL

OVER- WEIGHT UNDER-

WEIGHT

Small & Mid Cap

US, Europe, UK, Japan

Asia Pacific

Indonesian Equities

Developed Market Equities USD BONDS

IDR BONDS Emerging Market Equities

(14)

ALOKASI PORTFOLIO PORTFOLIO ALLOCATION

RISK AVERSE CONSERVATIVE

AGGRESSIVE

MODERATE AGGRESSIVE

Money Market 100%

Fixed Income

30%

Fixed Income

30%

Money Market 60%

Money Market Money 15%

Market 30%

Equity 10%

Equity 35%

MODERATE

Fixed Income

30% Money

Market 50%

Equity 20%

Fixed Income

35%

Equity 55%

(15)

Selama di bulan Maret, USDIDR tercatat berada di level 14,415 (level tertinggi) dan 14,275 (level terendah) untuk spot market.

During March, USDIDR was recorded at 14,415 (highest level) and 14,275 (lowest level) for the spot market.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI per April 2022 memutus- kan untuk mempertahankan BI7RR di level 3,5% mem- pertimbangkan terjaganya inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil.

BI Governor Meeting in April 2022 decided to maintain BI7RR at 3.5% considering manageable inflation and stable Rupiah exchange rate.

Diperkirakan USDIDR akan bergerak di dalam rentang;

14,258-14,420 di bulan April 2022

It is estimated that USDIDR will move within the range;

14,258-14,420 in April 2022

Mata uang EURUSD cukup tertekan, imbas terjadinya krisis Rusia-Ukraina. EURUSD tercatat menyentuh level 1.0806 (terendah) dan mencapai 1.1185 (tertinggi).

The EURUSD currency was quite depressed, as a result of the Russian-Ukrainian crisis. EURUSD was recorded to touch the level of 1.0806 (lowest) and reached 1.1185 (highest).

ECB juga masih bersifat dovish jika dibandingkan dengan The FED, yang membuat pairing ini semakin tertekan.

Inflasi di FEB meningkat menjadi 5.9% di FEB, dari 5.1% di JAN 2022.

The ECB is also still dovish compared to the FED, which makes this pair even more depressed. Inflation in FEB increased to 5.9% in FEB, from 5.1% in JAN 2022.

Jika trend pelemahan EURUSD berlanjut, diperkirakan menuju level 1.0608

If the weakening trend of EURUSD continues, it is expected to reach a level of 1.0608

GBPUSD mengalami tekanan cukup dalam semenjak bulan February. Mencapai level terendah Maret; 1.3000 dan tertinggi di level 1.3298.

GBPUSD has been under considerable pressure since Febru- ary. Hits March lows; 1.3000 and the highest at the level of 1.3298.

BOE menaikkan suku bunga menjadi 0.75% (dari 0.50%) untuk menjaga kenaikan inflasi. Adapun inflasi Inggris mencapai 6.2% YOY di bulan FEB 2022, dari 5.5% di bulan JANUARI

The BOE raised interest rates to 0.75% (from 0.50%) to keep inflation from rising. Meanwhile, UK inflation reached 6.2%

YOY in FEB 2022, from 5.5% in January

Jika di bulan April ini GBPUSD kembali tertekan, besar kemungkinan akan mencoba testing ke teritori 1.2946 If in April GBPUSD is under pressure again, most likely will try testing the 1.2946 territory

GBP/USD EUR/USD

(16)

Volatilitas dari pairing AUDUSD cukup tinggi di bulan maret dengan level terendah 0.7165 dan tertinggi 0.7540.

The volatility of the AUDUSD pair was quite high in March with a low of 0.7165 and a high of 0.7540.

RBA mempertahankan bunga acuan sebesar 0.10%.

Tingkat pengangguran di Australia juga menurun menjadi 4.0% dari sebelumnya 4.2%

The RBA kept the benchmark interest rate at 0.10%. The unemployment rate in Australia also decreased to 4.0% from the previous 4.2%

Diperkirakan AUDUSD akan bergerak di dalam rentang;

0.7333-0.7678 di bulan April 2022

It is estimated that AUDUSD will move within the range;

0.7333-0.7678 in April 2022

JPY menjadi mata uang yang mengalami pelemahan cukup dalam di bulan Maret; dari level terendah 114.65 dan menyentuh level 125.09.

JPY became the currency that greatly deteriorated in March;

from the low of 114.65 and touched the level of 125.09.

Jepang merilis data export tumbuh 19.1% YOY dan import 34% YOY pada FEB. Tingkat pengangguran tercatat di 2.7% untuk bulan FEB. Sikap bernada dovish dari BOJ juga turut membuat JPY tertekan.

Japan released data that exports grew 19.1% YOY and imports 34% YOY on FEB. The unemployment rate was recorded at 2.7% for the FEB month. The dovish tone of the BOJ also contributed to the pressure on the JPY.

Jika pelemahan JPY berlanjut, level berikutnya yang akan di tuju adalah 126.31

If the JPY weakness continues, the next level to aim for is 126.31

USD/JPY

Lorem ipsum

1.0838 1.2946 0.7251 115.87

1.1035 1.3192 0.7396 120.48

1.1265 1.3383 0.7626 126.31

1.1462 1.3629 0.7771 130.92 CCY Support 2

1.0608 1.2755 0.7021 110.04

Support 1 Pivot Resistance 1 Resistance 2 EURUSD

GBPUSD AUDUSD JPYUSD

(17)

Informasi atau rangkuman yang tercantum pada data Wealth Management ini diperoleh dari sumber sebagaimana tercantum di bawah ini.

Informasi atau rangkuman dari Wealth Management ini akan selalu diperbaha- rui setiap bulannya. Informasi ini hanya dapat digunakan oleh internal PT Bank Permata Tbk., (“PermataBank”) sebagai salah satu sumber informasi dan tidak dapat dipergunakan oleh PermataBank sebagai rekomendasi untuk menawar- kan pembelian efek, komoditas atau produk investasi lainnya atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. PermataBank tidak ber- tanggung jawab dan tidak menjamin atas isi, keakuratan ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandal- kan dengan alasan apapun.

The information or summary contained in the Wealth Management data is obtained

from sources as listed below. This information or summary from Wealth Manage-

ment will always be updated every month. This information may only be used inter-

nally by PT Bank Permata Tbk., (“PermataBank”) as a source of information and

cannot be used by PermataBank as a recommendation to purchase securities, com-

modities or other investment products or to enter into an investment and/or foreign

exchange agreements. PermataBank is not responsible for and does not make any

warranty regarding the content, accuracy or completeness of the information as well

as the timing or represent that the information is reliable for any reason.

(18)

PT. Bank Permata adalah Bank yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

PT. Permata Bank is a bank registered and supervised by the Financial Services Authority. PT. Permata Bank is an Insurance Partichipant of IDIC.PT. Permata Bank is merupakan Peserta Penjaminan LPS.

Internet Banking

Akses melalui: www.permatanet.com Akses via: www.permatanet.com

Dapat diakses di lebih dari 100.00 ATM:

Can be accessed through more than 100,000 Atms:

VisaPlus | Visa Electron | Mastercard / Cirrus Alto | ATTM Bersama | Prima / BCA

www.permatanet.com [email protected]

Unduh PermataMobile X di:

Download PermataMobileX at:

Social Media

permatabank

PermataBank PermataBank PermataBank

PermataTel 1500 - 111

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh aitem dalam lembar observasi mendapatkan peroleh prosentase sebesar 86,3%, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa anak-anak dengan kriteria inklusi yang sama

Pemberdayaan Warga Melalui Usaha (Reni Dwi A.)| 302 Persoalan lain yang dihadapi warga adalah kondisi bambu yang lembab sehingga sangat mudah berjamur. Teknik yang

6 Saya akan menerima setiap jenis pekerjaan yang diberikan kepada saya, agar saya tetap dapat bekerja di KAP ini.. 7 Saya sangat peduli bagaimana kelanjutan KAP ini pada

Setelah dilakukan penelitian dalam perancangan antena log periodik mikrostrip pada frekuensi KU-Band untuk ESM (Electronic Support Measure) untuk tugas akhir ini,

caducous, glabrous; sheaths 7.0 – 8.5 cm long, margin with pale brown hairs especially when young; auricles 3 mm tall, curved outward at the edge and deflexed along the sheath

WicD` 7jiidc 7VX`8dadg HnhiZb/>cVXi^kZ8Vei^dc. WicD` 7jiidc

Herwasono Soedjito - Research Center for Biology - Indonesian Institute of Sciences, Bogor, Indonesia John Dransfield - Herbarium Kewense, Royal Botanic Gardens Kew,

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan persepsi anda tentang kepuasan kerja yang dirasakan dalam aktivitas pekerjaan anda cukup memilih salah satu alternatif