• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRODI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2022"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BEST PRACTICES

Nama Mahasiswa PPG : INDAN PRATWI, S.Pd.

Nomer Peserta PPG : 201500332032

Rombel : 007

Kelompok : 3

PRODI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022

(2)

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SDN PERIGI 03

Lingkup Pendidikan SEKOLAH DASAR

Tujuan yang ingin dicapai 1. Meningkatkan pemahaman peserta didik tehadap teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi K-W-L dan model pembelajaran PjBL berbasis TPACK di kelas IV SDN Perigi 03.

2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal yang berbentuk HOTS pada pelajaran IPA melalui model pembelajaran PBL dan metode diskusi berbasis TPACK di kelas IV SDN Perigi 03.

Penulis INDAN PRATIWI, S.Pd.

Tanggal 23 – 27 September 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar. Membaca merupakan salah satu aspek dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Solchan T.W., dkk. (2014) kemampuan membaca merupakan kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara tertulis oleh orang pihak lain. Kemampuan ini tidak hanya berkaitan dengan pemahaman simbol-simbol tertulis, tetapi juga memahami pesan atau makna yang disampaikan oeh penulis. Pelajaran Bahasa Indonesia sering dianggap mudah karena ini adalah bahasa Nasional kita yang digunakan setiap hari dan materi yang diajarkan berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.

Namun demikian pada kenyataannya minat baca yang rendah, kurangnya kemampuan peserta didik dalam membaca pemahaman serta penyajian pembelajaran baik dari strategi, model, metode, dan media yang kurang tepat dan menarik dalam pembelajaran menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap teks bacaan. Hal ini terlihat pada beberapa peserta didik di kelas IV SDN Perigi 03 yang belum mampu menjawab soal berdasarkan teks bacaan dan menceritakan serta menuliskan kembali isi teks bacaan dengan tepat. Sehingga hasil pembelajaran Bahasa Indonesia pada membaca pemahaman masih ada yang di bawah KKM.

(3)

Linane (2014) dalam Vina Anggia Nastitie Ariawan, Niken Tri Utami, Rahman (2018)

Menemukan setidaknya enam penyebab rendahnya penguasaan membaca pemahaman siswa yang terdiri dari (1) Penggunaan bahasa wacana yang terlalu rumit, (2) topik wacana yang tidak sesuai karakteristik siswa, (3) teks wacana yang terlalu panjang, (4) soal evaluasi yang tidak sesuai dengan wacana atau tidak berkaitan dengan wacana, (5) rendahnya kemampuan guru memberi umpan balik pada siswa sehingga terjadi kesalahpahaman makna, (6) penyajian pembelajaran yang hanya menekankan pada konsep baca kemudian jawab pertanyaan.

Dalam pembuatan soal selain soal berbentuk LOTS (Low Order thinking Skill), MOTS (Middle Order Thinking Skill) maka soal berbentuk HOTS (High Order Thinking Skill) juga penting di berikan di Sekolah Dasar untuk mengembangkan kemampuan bernalar kritis peserta didik.

Menurut Yee et al, 2015 dalam Lailatun Najahah, Mochamad Ahied, Irsad Rosidi, Fatimatul Munawaroh, (2022) Soal HOTS merupakan suatu soal dengan level tertinggi dalam proses kognitif. Hal ini dikarenakan soal HOTS dapat melatih siswa dalam memecahkan suatu masalah dengan memproses suatu informasi baru dengan cermat serta menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah ada untuk menghasilkan informasi yang relevan.

Akan tetapi kurangnya kemampuan peserta didik kelas IV SDN Perigi 03 dan kurangnya pembiasaan kepada peserta didik untuk menjawab soal-soal berbentuk HOTS menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan untuk menjawab soal - soal berbentuk HOTS khususnya pada pelajaran IPA.

Menurut Rudyanto et al, 2020 dala Fida Rahmatika Hadi, (2011) Tidak terbiasanya siswa dalam menyelesaikan soal pada tingkat berpikir tinggi menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam berpikir

Dalam praktik ini peran guru adalah merancang perangkat pembelajaran yang mampu memecahkan masalah yang teridentifikasi. Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Perigi 03. Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia guru merancang RPP pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi K-W-L dan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dengan menggunakan media powerpoint.

Menurut Asrori, 2007:229 dalam Garin Nugraha, Asri Susetyo Rukmi (2014) K-W-L (Know – Want – Learn)

(4)

berguna untuk penjelajahan sebuah topik dan isi bacaan secara cepat. Keistimewaan strategi K-W-L ialah memungkinkan pembaca menjajaki sebuah topik melalui multiple perspektif. Sebagai sarana pendukung proses belajar mengajar, karena mengandung tiga tahap proses kognitif dasar yaitu tentang “Apa yang saya ketahui”

(What We Know (K); (2) menentukan tentang “ Apa yang Saya Ingin Ketahui” (What We Want to learn (W); dan (3)

“ Apa yang Telah Saya Pelajari “ (What We Learn (L) Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik Dalam menjawab soal-soal berbentuk HOTS pada pelajaran IPA guru merancang RPP dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dan metode diskusi dengan media powerpoint, video pembelajaran dan alat peraga nyata.

Menurut Oktavia, Wahyu Ariyani, Tego Prasetyo (2021) Salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Dari 2 rancangan perangkat pembelajaran tersebut, maka guru akan bertanggung jawab untuk melaksanakannya agar dapat memperoleh solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

Best Practice ini penting untuk dibagikan karena dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi bagi guru yang mengalami permasalahan seperti di atas.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Ada beberapa tantangan yang guru hadapi untuk mencapai tujuan di atas. Tantangan ini berasal dari peserta didik, guru, dan orang tua. Tantangan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia diantaranya adalah kurangnya kemampuan peserta didik dalam membaca pemahaman, kurangnya minat baca peserta didik, pembiasaan membaca kepada peserta didik masih kurang, penguasaan guru dalam penggunaan strategi, model, dan metode masih kurang, penguasaan guru dalam pembelajaran berbasis TPACK kurang optimal, serta bimbingan belajar orang tua di rumah kurang maksimal.

Beberapa tantangan yang guru hadapi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menjawab soal-soal yang berbentuk HOTS pada pelajaran IPA, diantaranya adalah kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik, kurangnya keberanian peserta didik dalam mengeluarkan pendapat, guru kurang membiasakan

(5)

memberikan latihan soal-soal berbentuk HOTS kepada peserta didik, guru kurang menguasai dalam membuat soal berbentuk HOTS, kurangnya penguasaan guru dalam penggunaan model dan metode pembelajaran, penguasaan guru terhadap pembelajaran berbasis TPACK kurang optimal, serta bimbingan belajar orang tua kepada peserta didik di rumah kurang maksimal..

Dalam pelaksanaan aksi 1 dan 2 pihak yang terlibat adalah peserta didik, guru, teman sejawat, dan kepala sekolah selaku penanggung jawab kegiatan.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang guru lakukan untuk menghadapi tantangan dalam upaya meningkatkan pemahaman membaca peserta didik terhadap teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal yang berbentuk HOTS pada pelajaran IPA adalah melaksanakan pembelajaran aksi 1 dan 2. Setiap aksi dilakukan dengan dua pertemuan.

Pelaksanaan Aksi 1

Pada aksi 1 untuk meningkatkan pemahaman membaca peserta didik terhadap teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia, pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan strategi K-W-L dengan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning). Persiapan yang dilakukan guru untuk pelaksanaan aksi 1 ini diantaranya adalah membuat RPP, bahan ajar teks bacaan tentang sumber daya alam dan cara membuat kamus kata melalui KBBI daring, lembar observasi sikap, lembar observasi penilaian pengetahuan dan keterampilan, kisi-kisi soal, rubrik penilaian, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), lembar refleksi siswa dan guru, lembar wawancara kepala sekolah serta lembar survei peserta didik dan guru. Guru juga menyiapkan media pembelajaran yang bebasis TPACK yang digunakan dalam pembelajaran diantaranya adalah laptop dan proyektor untuk menampilkan bahan ajar yang berupa PPT. Selain itu agar suara penjelasan guru dan presentasi peserta didik terdengar dengan jelas guru juga menggunakan speaker dan mikrofon. Untuk membuat kamus kata peserta didik juga menyiapkan karton, gunting, penggaris dan spidol.

Sumber belajar yang digunakan pada aksi 1 adalah sebagai berikut:

1. Buku Siswa SD Kelas IV Tema 2, Kementrian

(6)

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2. Buku Guru SD Kelas IV Tema 2, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 3. Link KBBI, .kemendikbud.go.id

Aksi 1 pertemuan ke-1

Pembelajaran aksi 1 pertemuan ke-1 dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu guru mengucapkan salam dan menyapa peserta didik, berdo’a, menyanyikan lagu wajib Nasional “Hari Merdeka”, yel-yel tepuk semangat, mengingatkan peserta didik untuk menjaga kesehatan, mengecek kehadiran pesera didik, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang gagasan pokok dan gagasan pendukung.

Pada kegiatan inti guru menggunakan strategi pembelajaran K-W-L, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah: (1) Langkah K (What we “Know”) melakukan brainstorming (curah pendapat) mengenai apa yang telah diketahui oleh para peserta didik berkenaan dengan topik atau teks yang akan dibacanya. (2) Langkah W (What we “Want’ to learn?) membuat pertanyaan tentang apa yang mereka ingin ketahui dari teks yang akan dibaca, (3) Langkah L (What We “Learn”) menyimpulkan isi bacaan yang sudah mereka baca sebelumnya menggunakan bahasanya sendiri. Setelah itu peserta didik mengerjakan LKPD dengan menuliskan gagasan pokok dan pendukung yang didapat dari teks bacaan Sumber Daya Alam melalui strategi K-W-L dalam bentuk peta pikiran (Mind Mapping)

Pertemuan ini ditutup dengan kegiatan membuat kesimpulan pembelajaran bersama dengan peserta didik, melakukan refleksi, mengingatkan kembali kepada peserta didik untuk menjaga kesehatan, yel-yel tepuk semangat dan diakhiri dengan do’a.

Aksi 1 pertemuan ke-2

Pembelajaran aksi 2 pertemuan ke-2 dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu guru mengucapkan salam dan menyapa peserta didik, berdo’a, menyanyikan lagu wajib Nasional “Garuda Pancasila”, yel-yel tepuk semangat, mengingatkan peserta didik untuk menjaga kesehatan, mengecek kehadiran pesera didik, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang cara membuat kamus kata.

Pada kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran PjBL, langkah-langkah

(7)

yang dilakukan adalah (1) Penentuan pertanyaan mendasar, pada tahap ini guru menanyakan kepada peserta didik tentang manfaat kamus. (2) Menyusun perencanaan proyek, pada tahap ini guru menjelaskan bahan-bahan yang disiapkan untuk membuat kamus dan cara membuatnya. (3) Menyusun jadwal, pada tahap ini guru dan peserta didik membuat kesepakatan untuk menentukan waktu pembuatan kamus. (4) Memantau peserta didik dan kemajuan proyek, pada tahap ini peserta mulai mengerjakan proyek dan guru memantau kegiatan peserta didik. (5) Penilaian hasil, pada tahap ini peserta didik mempresentasikan hasil karyanya dan guru bersama siswa memberi tanggapan. (6) Evaluasi pengalaman, pada tahap ini guru bersama siswa mengevaluasi semua proses pembuatan proyek yang sudah dilaksanakan.

Pertemuan ini ditutup dengan kegiatan membuat kesimpulan pembelajaran bersama dengan peserta didik, melakukan refleksi, mengingatkan kembali kepada peserta didik untuk menjaga kesehatan, yel-yel tepuk semangat dan diakhiri dengan do’a.

Pelaksanaan Aksi 2

Pada aksi 2 untuk meningkatakan kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal berbentuk HOTS pada pelajaran IPA, pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Persiapan yang dilakukan guru untuk pelaksanaan aksi 2 ini diantaranya adalah membuat RPP, bahan ajar tentang perubahan energi dan cara aman menggunakan energi listrik, lembar observasi sikap, lembar observasi penilaian pengetahuan dan keterampilan, kisi-kisi soal, rubrik penilaian, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), lembar refleksi siswa dan guru, lembar wawancara kepala sekolah serta lembar survei peserta didik dan guru. Guru juga menyiapkan media pembelajaran yang bebasis TPACK yang digunakan dalam pembelajaran diantaranya adalah laptop dan proyektor untuk menampilkan bahan ajar yang berupa PPT dan video pembelajaran. Selain itu guru juga menyiapkan alat peraga nyata diantaranya: setrika listrik, blender, kipas angin, sakelar,steker dan stop kontak. Agar suara penjelasan guru dan presentasi peserta didik terdengar dengan jelas guru juga menggunakan speaker dan mikrofon.

Sumber belajar yang digunakan pada aksi 2 adalah sebagai berikut:

1. Buku Siswa SD Kelas IV Kurikulum 2013 Tema

(8)

2 Selalu Berhemat Energi. 2018.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Jakarta

2. Buku Guru SD Kelas IV Kurikulum 2013 Tema 2 Selalu Berhemat Energi. 2018. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Jakarta

3. Buku Sains untuk SD/MI kelas IV. 2017.

Erlangga. Jakarta

4. Buku Penilaian BUPENA jilid 4A. 2016.

Erlangga. Jakarta

5. Buku Sasebi (Saya Senang Berbahasa Indonesia) jilid 4. 2016. Erlangga. Jakarta

6. Youtube

https://www.youtube.com/watch?v=8DBaylk9HC M (Video Perubahan Energi))

https://www.youtube.com/watch?v=8DBaylk9HC M (Video Cara Aman Menggunakan Energi Listrik)

Aksi 2 Pertemuan ke-1

Aksi 2 pertemuan ke -1 dilaksanakan dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning). Pada pertemuan pembelajaran yang dimulai dengan kegiatan pendahuluan: yaitu mengucapkan salam dan menyapa pesera didik, berdo’a, menyanyikan lagu wajib Nasional

“Satu Nusa Satu Bangsa”, yel-yel tepuk semangat, mengingatkan peserta didik untuk menjaga kesehatan, mengecek kehadiran pesera didik, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang perubahan energi.

Pada kegiatan inti guru menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), langkah- langkahnya adalah (1) Orientasi, pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pembuka kepada peserta didik berdasarkan gambar-gambar pada PPT dan menyajikan materi serta memberikan penguatan melalui video pembelajaran tentang perubahan energi. (2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, pada tahap ini guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, memberikan LKPD dan menjelaskan langkah- langkah mengerjakan LKPD tentang energi yang digunakan dan perubahannya pada kegiatan sehari-hari. (3) Membimbing penyelidikan secara individu atau kelompok, pada tahap ini peserta didik secara berkelompok mengerjakan LKPD dan guru membimbing peserta didik

(9)

dalam memahami LKPD. (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya, guru bersama peserta didik memberi tanggapan. (5) Menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada tahap ini guru memberikan apresiasi dan penguatan terhadap hasil presentasi dan peserta didik mengerjakan soal evaluasi

Pertemuan ini ditutup dengan kegiatan membuat kesimpulan pembelajaran bersama dengan peserta didik, melakukan refleksi, mengingatkan kembali kepada peserta didik untuk menjaga kesehatan, yel-yel tepuk semangat dan diakhiri dengan do’a.

Aksi 2 pertemuan ke -2

Aksi 2 pertemuan ke -2 dilaksanakan dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning). Pada pertemuan pembelajaran yang dimulai dengan kegiatan pendahuluan: yaitu mengucapkan salam dan menyapa pesera didik, berdo’a, menyanyikan lagu wajib Nasional

“Dari Sabang Sampai Merauke”, yel-yel tepuk semangat, mengingatkan peserta didik untuk menjaga kesehatan, mengecek kehadiran pesera didik, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang cara aman menggunakan energi listrik.

Pada kegiatan inti guru menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), langkah- langkahnya adalah (1) Orientasi, pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pembuka kepada peserta didik berdasarkan gambar – gambar pada PPT dan menyajikan serta memberikan penguatan tentang cara aman menggunakan energi listrik melalui video pembelajaran.

(2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, pada tahap ini guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, memberikan LKPD dan menjelaskan langkah- langkah mengerjakan LKPD. (3) Membimbing penyelidikan secara individu atau kelompok, pada tahap ini peserta didik secara berkelompok mengerjakan LKPD dan guru membimbing peserta didik dalam memahami LKPD.

(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya, guru bersama peserta didik memberi tanggapan.

(5) menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada tahap ini guru memberikan apresiasi dan penguatan terhadap hasil presentasi.

Pertemuan ini ditutup dengan kegiatan membuat kesimpulan pembelajaran bersama dengan peserta didik,

(10)

melakukan refleksi, mengingatkan kembali kepada peserta didik untuk menjaga kesehatan, yel-yel tepuk semangat dan diakhiri dengan do’a.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran aksi 1 dan 2 tersebut guru melibatkan kepala sekolah dan teman sejawat untuk mengobservasi pembelajaran yang guru laksanakan.

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Berdasarkan Aksi 1 yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pemahaman membaca siswa terhadap teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia dan aksi 2 dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal berbentuk HOTS pada pelajaran IPA memberikan dampak yang positif dan efektif baik bagi peserta didik, guru maupun sekolah.

Bagi peserta didik hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi peserta didik yang mengalami peningkatan dalam pemahaman teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia dan menjawab soal-soal berbentuk HOTS pada pelajaran IPA. Model dan metode pembelajaran yang digunakan juga mampu meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian peserta didik. Dengan penggunaan media pembelajaran berbasis TPACK peserta didik juga merasa senang dan lebih memahami materi pelajaran yang disajikan

Bagi guru kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan pada pada aksi 1 dan aksi 2 dapat dijadikan acuan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik dan antusias serta hasil evaluasi belajar peserta didik menigkat.

Bagi sekolah dapat meningkatkan kemampuan output peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca pemahaman dan pelajaran IPA dalam menjawab soal-soal berbentuk HOTS.

Selain itu hasil wawancara kepada kepala sekolah dan juga survei kepada teman sejawat memberikan respon yang baik terhadap aksi yang sudah guru lakukan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan strategi untuk mencapai tujuan, diantaranya adalah rancangan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, antusias belajar siswa, penggunaan media pembelajaran yang berbasis TPACK dapat berupa PPT dan video pembelajaran, dan bimbingan orang tua ketika belajar di rumah.

Dari keseluruhan proses pembelajaran tersebut dapat diambil dampak positifnya bahwa strategi K-W-L

(11)

dengan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) berbasis TPACK dapat meningkatkan pemahaman membaca peserta didik terhadap teks bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan metode diskusi berbasis TPACK dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal berbentuk HOTS pada pelajaran IPA.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah guru bahasa Arab dalam meningkatkan minat belajar bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTs DDI Kanang

 Setelah membaca teks, peserta didik peserta didik mampu menjelaskan gerak langkah biasa, langkah rapat, langkah depan, langkah samping, dan langkah keseimbangan dalam

Pembelajaran yang bisa di ambil dari proses dan kegiatan yang sudah dilakukan adalah seyogyanya guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model dan media

Nama : KANDUNG SAPTO NUGROHO S.SOS,

Dari kerangka pikir diatas dapat diinterpretasikan bahwa untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja bank umum konvensional dan bank umum syariah, peneliti membandingkan

Dalam pendekatan sistem, identifikasi sistem pengolahan gula dilakukan dengan evaluasi aspek yaitu aspek lingkungan dan aspek sosio-teknik.. Aspek lingkungan mengevaluasi

Seluruh pegawai Museum Manusia Purba Gilimanuk yang telah menerima penulis dengan baik serta memberikan izin pengambilan sampel terhadap kapak perunggu tipe jantung koleksi