• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. : Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. : Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Kelas Rumah Sakit : Type A

Jumlah Tempat Tidur : 293 TT

Status Kepemilikan : Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantoro No. 80, Jebres

Surakarta, Jawa Tengah

Telepon : (0271) 641442, Fax. (0271) 648920 Hotline Service : (0271) 7997777

Website :http://rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

E-mail :rsjd_surakarta@yahoo.com

2. Sejarah Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Sebelum diintegrasi ke dalam binaan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah seperti saat ini, letak semula RS Jiwa Daerah Surakarta berada

50 Surakarta. Pada awalnya rumah sakit ini didirikan pada tahun 1918 dan

diresmikan terpakai tangg ganghuis voor

dan dikenal pula dengan nama Rumah Sakit Jiwa

(2)

kapasitas tamping sebanyak 216 tempat tidur (TT).

Atas dasar kesepakatan bersama pada tahun 1986 dalam bentuk or RS Jiwa Pusat Surakarta akan di pergunakan sebagai kantor KONI Kodia Surakarta, maka dalam proses pembangunan fisik lebih lanjut pada tanggal 3 Pebruari 1986 Rumah Sakit Jiwa Surakarta menepati lokasi yang baru di tepian sungai Bengawan Solo, tepatnya jalan Ki Hajar Dewantoro No. 80 Surakarta dengan luas area 10 ha lebih dengan luas bangunan 10.067 m2.

Pada saat ini luas bangunan telah mencapai 20.995 m2 dan daya tamping yang tersedia 293 tempat tidur (TT) dengan wilayah kerja mencakup Eks Karesidenan Surakarta, Wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur bagian barat dan sebagian wilayah DIY.

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka RS Jiwa Pusat Surakarta berubah menjadi RS Jiwa Daerah Surakarta dibawah Pemda Provinsi Jawa Tengah. RS Jiwa Pusat Surakarta diserahkan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah pada tahun 2001 berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 1079/Menkes/SK/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001. Adapun penetapan RS Jiwa Pusat menjadi RS Jiwa Daerah Surakarta telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Provinsi Jawa Tengah.

(3)

3. Visi

Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa Pilihan yang Profesional, Berbudaya dan Bertaraf Internasional.

4. Misi

a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Jiwa Profesional dan Paripurna yang terjangkau Masyarakat

b. Meningkatkan Mutu Pelayanan Sesuai dengan Standar Internasional secara Berkelanjutan

c. Menerapkan Nilai-Nilai Budaya Kerja Aparatur dalam Memberikan Pelayanan kepada Pelanggan

d. Meningkatkan Peran serta dan Kemandirian Masyarakat untuk Mencapai Derajat Kesehatan Jiwa yang Optimal

5. Nilai-Nilai

P Profesional dalam pelayanan;

R Ramah dalam bersikap terhadap pelanggan;

O Obyektif dalam penyampaian informasi;

A Antusias dalam semangat kerja;

K kooperatif dalam kerjasama terpadu;

T Target dalam pencapaian program;

I Intensif dalam pelaksanaan tugas;

F Favorit dalam kinerja unggulan rumah sakit 6. Motto

(4)

7. Pejabat Struktural

Direktur : dr.Endro Suprayitno, Sp.KJ

Wadir Pelayanan Medik : dr. Rukma Astuti, MPH a. Kabid Penunjang Medis : dr. Ita

Kasi Penunjang Diagnostik : Sri Wiyani, SKM, MM Kasi Penunjang Non Diagnostik : Woro Kamarina,SKM, Msc b. Kabid Perawatan : Sukardi, S.Kep, MM

Kasi KeprwtnRI&Rujukan : Warno, S.Kep

Kasi Keprwtn RJ, Rehab, & Kes : Endang Setyaningsih, AMK c. Kabid Pelayanan Medis :dr.Agustini Christiawati

KasiPelay Rawat Inap & Rujukan : Ruth Herawati, S.Kep

Kasi Pelay RJ, Rehab, dan Kes :Ida Bagus Alit Putra, SKM, MM Wadir Administrasi : Dra. ME. Kusdyah SW., MM

a. Kabag Umum : Sumina, SIP, MH

Ka. Subag Kepeg TU & Hukum : Dra. Dwi Faridayanti Ka. Subag RT & Umum : Drs. Sarjana

b. Kabag Perencanaan & Diklitbang : Yuliati, SH, MM

Ka. Subag Perncnaan & Monitoring : Dra. Ch. Anik Irawati, MM Ka. Subag Diklitbang : Dra. Sri Karmini, Psi

c. Kabag Keuangan :Drs. Slamet Budi Prasetya, MH Ka. Subag Akuntansi : Setyo Budi Harsana, SE Ka. Subag Perbndhraan & Verifikasi : Sri Handayani, SE

(5)

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Berdasarkan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 tahun 2008 DIREKTUR WADIR ADMINISTRASI KAKABAG KEU

WADIR PELAYANAN MEDIR KABAG Perencanaa n & LitbangKABID Penunjang Medis

KABID Keperawatan

KABID Pelayanan Medis K K Ta K Ru

KASUBAG Akuntansi KASUBAG Perbendaharaan & Veridikasi

KASUBAG Perencanaan Monitoring & Evaluasi KASUBAG Pendidikan, Penelitian & Pengembangan

KASI Penunjang Diagnostik KASI Penunjang Non Diagnostik

KASI Keperawatan R.Inap&Rujukan KASI Keperawatan R.Jalan &Kes. Jiwa Masyarakat

KASI Pelayanan R.Inap&Rujukan KASI Pelayanan R.Jalan, Rehab &Kes. Jiwa Masyarakat

Kelompok Jabatan Fungsional

(6)

8. Tugas pokok dan fungsi a. Direktur

Direktur memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Adapun tugas pokok dan fungsi RSJD Surakarta yaitu:

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan khususnya usaha Pelayanan Kesehatan Jiwa dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, RSJD Surakarta mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa.

2) Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa.

3) Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa.

4) Pelayanan medis kesehatan jiwa.

5) Pelayanan penunjang medis dan non medis.

6) Pelayanan keperawatan.

7) Pelayanan rujukan.

8) Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan khusunya Kesehatan Jiwa.

(7)

9) Penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

10) Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum.

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis

Wakil Direktur Pelayanan Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang medis. Untuk menyelenggarakan tugas, Wakil Direktur Pelayanan Medis mempunyai fungsi:

1) Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan medis.

2) Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan keperawatan.

3) Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan penunjang medis.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Wakil Direktur Pelayanan Medis, membawahi:

1) Bidang Pelayanan Medis 2) Bidang Keperawatan

(8)

3) Bidang Penunjang Medis c. Wakil Direktur Administrasi

Wakil Direktur Administrasi mempunyai tugas mengkoordinasikan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan, pendidikan, penelitian dan pengembangan, keuangan dan umum. Untuk menyelenggarakan tugas, Wakil Direktur Administrasi mempunyai fungsi :

1) Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan, pendidikan, penelitian dan pengembangan.

2) Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang keuangan.

3) Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang umum.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Wakil Direktur Administrasi, membawahi :

1) Bagian Perencanaan, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan.

2) Bagian Keuangan.

3) Bagian Umum.

d. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

(9)

undangan yang berlaku. Kelompok jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga professional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

9. Instalasi-instalasi di RS Jiwa Daerah Surakarta a. Instalasi Rawat Jalan

Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dilaksanakan setiap hari kerja ( Senin s/d Sabtu) dengan ketentuan jam sebagai berikut: Hari Senin s/d

08 s/d 12.00.

Instalasi ini melayani pasien baru maupun lama yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa di RS Jiwa Daerah Surakarta, pelayanan dilakukan oleh tenaga-tenaga professional yang terdiri dari, Psikiater, Dokter umum dan Psikolog.

Pasien yang dilayani ini mencakup pasien yang pembiayaannya dibayar sendri, ASKES, JAMKESMAS, JAMKESDA/JAMKESDATIM, PKMS untuk wilayah Solo.

b. Instalasi Gawat Darurat

Berdasarkan PERMENKES Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Jiwa, IGD Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta melayani kegawat daruratan psikiatri khususnya dan juga melayani kegawat daruratan umum yang bersifat sederhana.

(10)

Instalasi Gawat Darurat RSJD Surakarta merupakan pelayanan unggulan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang sudah terakreditasi A dan berstandar ISO 9001:2008

Tim Kerja yang tersedia di IGD RSJD Surakarta: Konsultan Psikiater, Dokter umum, Perawat yang terlatih, Petugas Farmasi, Petugas Laboratorium, Petugas Radiologi, Petugas Administrasi dan pembayaran serta Driver Ambulance.

Jenis pelayanan di IGD RSJD Surakarta: Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam, Pelayanan pasien tidak akut dan tidak gawat diluar jam kerja, Pelayanan bencana, Ambulance, Farmasi, Radiologi, Laboratorium serta pendaftaran dan pembayaran.

c. Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap RSJD Surakarta berkapasitas 293 tempat tidur yang terbagi dalam 13 ruang perawatan. Ruang perawatan meliputi Ruang VIP; Ruang Kelas I; Ruang Kelas II dan Ruang Kelas III.

Pasien yang memerlukan perawatan khusus dirawat di ruang khusus seperti, seperti pasien lanjut usia dirawat di Ruang Dewi Kunti, Penderita adiksi & NAPZA serta pasien Psikiatri yang disertai penyakit fisik dirawat di Ruang Wisanggeni, sedangkan pasien gaduh gelisah dirawat di Ruang Intensif.Pasien laki-laki dan perempuan dirawat dalam ruang terpisah.

(11)

d. Instalasi Gangguan Mental Organik(GMO) & NAPZA

Instalasi ini mempunyai tugas melaksanakan pelayanan diagnosis, pengobatan, dan perawatan untuk penderita gangguan mental organik, epilepsy, dan penyalahgunaan NAPZA.

Perawatan untuk gangguan mental organik terdapat dua bangsal.

Untuk bangsal NAPZA ini para petugas telah dibekali keterampilan khusus untuk penanganan pasien ketergantungan NAPZA.

e. Instalasi Psikogeriatri

Instalasi Psikogeriatri RS Jiwa Daerah Surakarta merupakan instalasi pelayanan terpadu psikogeriatri yang memberikan pelayanan rawat inap maupun rawat jalan bagi para geriatri (usia lanjut) yang mengalami masalah kejiwaan dan memerlukan penanganan khusus.

Untuk pelayanan rawat inap psikogeriatri menempati gedung sendiri yang terpisah dengan pelayanan pasien jiwa umumnya yaitu Bangsal Dewi Kunti, diperuntukkan untuk merawat pasien pria dan wanita, dengan fasilitas pelayanan meliputi:

1) Ruang perawatan kelas I, II, dan III dengan desain khusus untuk lanjut usia

2) Ruang makan pasien

3) Ruang terapi kelompok dan fisioterapi 4) Ruang perpustakaan

Petugas kesehatan yang tersedia di Instalasi Psikogeriatri terdiri dari: Dokter spesialis kesehatan jiwa(psikiater), dokter umum, perawat,

(12)

psikolog, fisioterapis, petugas rehabilitasi, pekerja sosial, nutrisionis(ahli gizi), radiologi dan petugas administrasi.

f. Instalasi Kesehatan Anak & Remaja

Instalasi Keswa Arema RSJD Surakarta memberikan pelayanan dalam menentukan diagnose dan memberikan terapi serta perawatan bagi penderita gangguan mental pada anak dan remaja.Pelayanan Rawat Inap tersedia di ruang VIP, atau bangsal kelas yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Pelayanan Rawat Jalan Klinik Tumnuh Kembang Anak siap melayani masyarakat setiap hari pada jam kerja, dengan gedung yang representative dan terpisah dari poliklinik Rawat Jalan umum.

Pelayanan yang tersedia antara lain:

1) Pemeriksaan oleh Dokter spesialis jiwa anak/ Dokter spesialis anak/

Dokter umum/ Psikolog.

2) Konsultasi Psikolog/ Okupulasi Terapi/ Terapi wicara 3) Assesmen gangguan tumbuh kembang anak

4) Deteksi dini gangguan tumbuh kembang anak 5) Test IQ

6) Test kesiapan masuk sekolah 7) Terapi wicara

8) Terapi Okupasi 9) Terapi perilaku 10) Terapi bermain, dsb

(13)

g. Instalasi Elektromedik

Instalasi Elektromedik RS Jiwa Daerah Surakarta adalah Instalasi yang bertugas memberikan pelayanan dengan menggunakan peralatan elektro medis dengan tujuan untuk diagnosa dan pengobatan. Pelayanan di instalasi ini merupakan salah satu pelayanan unggulan Rumah Sakit. Jenis pelayanan di instalasi Elektrodiagnostik dibedakan dalam dua kelompok:

Elektro Diagnostik terdiri dari:

1) Pemeriksaan Electro Cardio Graphie (ECG) 2) Pemeriksaan Electro Enchepalo Graphie (EEG) 3) Pemeriksaan Brain Maping

4) Stess Analyzer Elektro Terapi terdiri dari:

1) Tindakan Electro Convulsive Therapy (ETC) atau terapi kejang listrik dengan metode konvensional.

2) Tindakan Monitoring Electo Consulve Therapy Apparatus (MECTA) adalah terapi kejang listrik dengan persiapan khusus pra medikasi dan anaesthesie.

3) Stubi Sleep Therapy atau terapi tidur.

h. Instalasi Psikologi

Instalasi Psikologi RSJD Surakarta sebagai Pusat Layanan Psikologi untuk umum, memiliki berbagai layanan, mulai dari pemeriksaan psikologi, konsultasi, terapi psikologi dan training.Pelayanan

(14)

dibuka setiap hari Senin s/d Sabtu, pada jam kerja, dan dilayani oleh 6 orang Psikolog.

Jenis Pelayanan:

1) Pemeriksaan Psikologi untuk berbagai tujuan, antara lain:

a) Pekerjaan b) Bakat minat c) Kenal diri d) Klinis

2) Konsultasi, antara lain:

a) Pribadi

b) Sekolah/ pekerjaan c) Keluarga

3) Terapi, antara lain:

a) Couple Therapy b) Relaksasi c) Hipnoterapi 4) Training, antara lain:

a) Keterampilan Psikologi b) Motivasi

i. Instalasi Rehabilitasi

Instalasi Rehabilitasi mempunyai tugas membantu rehabilitasi (pasien) agar hidup mandiri, berfungsi dalam keluarga atau masyarakat, mengembangkan keterampilan, dan memperoleh dukungan dalam

(15)

hidupnya. Instalasi ini melibatkan tim kerja yang terdiri dari dokter spesialis jiwa, dokter umum, psikolog, okupasi terapis, pekerja sosial, petugas agama, istruktur seni dan olah raga, serta tenaga administrasi.

Kegiatan yang dilakukan di Instalasi Rehabilitasi adalah:

1) Terapi kelompok (Problem solving) 2) Terapi aktivitas sehari hari

3) Terapi gerak/olahraga

4) Terapi rekreasi (Terapi musik) 5) Terapi okupasi

6) Terapi keterampilan 7) Terapi religius 8) Day care

9) Home visit (kunjungan rumah) j. Instalasi Fisioterapi

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektropentis dan mekanik), pelatihan fungsi dan komunikasi

Instalasi Fisioterapi RS Jiwa Daerah Surakarta melayani pasien rawat inap maupun rawat jalan pada jam kerja. Pelayanan fisioterapi ini ditunjang dengan peralatan yang lengkap, antara lain:

1) Short Wave Diathermy

(16)

2) Infra red 3) Cryotheraphy 4) Static Bycircle 5) Shoulder Wheel 6) Paralel Bar

7) Traksi elektrik untuk cervical dan lumbal 8) Micro Wave Diathermy

9) Ultra Sonic Theraphy 10) Electrical Stimulation 11) TENS

12) Quadriceps Band 13) Treadmill

Selain itu juga melayani berbagai senam seperti: Senam osteoporosis, senam otak, senam rematik, senam lansia,senam DM, dll k. Instalasi Gigi & Mulut

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilaksanakan setiap hari kerja Senin-Sabtu jam 08.00 14.00 WIB

Instalasi ini melayani pasien dari Rumah Sakit maupun pasien dari luar Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut, antara lain:

1) Pencabutan gigi 2) Penambalan gigi

3) Pengobatan radang gigi dan lain-lain

(17)

l. Instalasi Laboratorium

Instalasi Laboratorium merupakan tempat dilakukannya pemeriksaan yang berguna untuk membantu diagnose dalam menentukan suatu penyakit. Instalasi laboratorium RS Jiwa Daerah Surakarta juga menjadi pusat rujukan dilakukannya pemeriksaan narkoba dengan parameter yang sangat lengkap.

Jenis Pelayanan yang tersedia:

1) Pemeriksaan Hematologi

2) Pemeriksaan Kimia klinik, meliputi a) Pemeriksaan Fungsi hati b) Test Fungsi ginjal c) Test Gula darah sewaktu d) Test Gula darah puasa e) Test Gula darah 2 jam PP

f) Test lemak (Kolesterol total, Trigliseride, HDL Kolesterol, LDL Kolesterol)

3) Mikrobiologi: malaria 4) Serologi: Widal

5) Pemeriksaan urine, meliputi:

a) Pemeriksaan urine lengkap b) Pemeriksaan kehamilan c) Pemeriksaan Narkoba 6) Pemeriksaan fases rutin.

(18)

Fasilitas yang tersedia antara lain:

a) Cell Dyn 1700 alat yang digunakan untuk pemeriksaan Hematologi

b) Photometer 5010 alat yang digunakan untuk pemeriksaan Kimia Klinik

c) Stardust MC 15

d) ESR alat yang digunakan untuk pemeriksaan laju endap darah.

m. Instalasi Radiologi

Aplikasi teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, salah satunya dalam bidang kesehatan atau medic di bagian radiology. Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit. Keberadaan instalasi radiology ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu menegakkan diagnose.

Radiologi memberikan gambaran anatomi tubuh yang ditampilkan dalam film radiografi. Pelayanan Radiologi meliputi tindakan radiodiagnostik, radioterapi dan kedokteran nuklir

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mempunyai instalasi Radiologi dalam membantu penegakan diagnosis khususnya radiodiagnostik. Instalasi ini didukung oleh Dokter Radiologi dan Dokter Umum serta Radiographer yang professional dan mumpuni di bidangnya.

Instalasi Radiologi RSJD Surakarta memberikan pelayanan 24 jam dengan mengedepankan kecepatan dan ketepatan.

(19)

Jenis Pelayanan:

a) General x-ray tanpa kontras b) General x-ray dengan kontras c) Panoramic

d) USG n. Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi RS Jiwa Daerah Surakarta adalah instalasi yang melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Instalasi ini memberikan pelayanan setiap jam dinas antara jam 08.00 14.00 WIB kepada pasien rawat inap maupun rawat jalan.

Sedangkan untuk pasien diluar jam dinas dilayani oleh petugas farmasi yang berjaga di instalasi Gawat Darurat (IGD) yaitu antara jam 14.00- 21.00 WIB. Pelayanan obat dilakukan dengan system Once Daily Dose(ODD)

Pelayanan yang ada di Farmasi RS Jiwa Daerah Surakarta antara lain:

1) Pelayanan Farmasi Rawat Jalan 2) Pelayanan Farmasi Rawat inap 3) Pelayanan Farmasi Integrasi 4) Pelayanan Informasi Obat

(20)

o. Instalasi Gizi

Instalasi Gizi RS Jiwa Daerah Surakarta merupakan tempat kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Rumah Sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolism tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi kelainan metabolism, dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitative, dan promotif

Kegiatan di Instalasi Gizi RS Jiwa Daerah Surakarta adalah:

1) Pelayanan gizi di ruang Rawat Inap, meliputi kegiatan:

a) Pelayanan makan biasa dan khusus/ diet b) Screening gizi

c) Pengkajian status gizi

2) Konsultasi gizi di ruang Rawat Jalan (poliklinik) dan ruang rawat inap.

3) Kegiatan produksi dan distribusi makanan, meliputi kegiatan perencanaan menu, pengolahan makanan biasa dan makanan khusus/

diet sampai dengan kegiatan penyaluran makanan ke ruang rawat inap.

p. Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat

Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat (Keswamas) adalah unit kerja yang melaksanakan kegiatan pelayanan dalam upaya peningkatan dan pencegahan terhadap masalah kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.

Jenis pelayanan yang dilaksanakan di instalasi Keswamas, antara lain:

(21)

1) Promosi kesehatan jiwa dengan kegiatan ceramah di masyarakat, penggunaan media massa dan elektronik, pameran kesehatan jiwa, family gathering dll.

2) Integrasi Kesehatan Jiwa di Puskesmas dan Panti Sosial.

3) Mengembangkan kemitraan Kesehatan Jiwa dengan Pemerintah Daerah, LSM, swasta dan lintas sector lain.

4) Memberikan dukungan psikososial pada kondisi kedaruratan di lokasi bencana.

q. Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit

Instalasi Rekam Medis mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan medik. Instalasi ini terdiri dari: pengisian status pasien baru, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa dan pelaporan, pengisian DIPAM (Daftar Isian Pasien Mental) dan pengarsipan. Pencatatan data pasien sudah melalui sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelacakan data yang dibutuhkan.

r. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah Instalasi yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam hal pemeliharaan Sarana Rumah Sakit yang meliputi: instalasi listrik, instalasi air, jaringan komunikasi, peralatan elektronika, peralatan laundry, peralatan dapur, peralatan kedokteran, peralatan kesehatan, sertifikasi dan kalibrasi sarana Rumah Sakit

(22)

Instalasi ini dibagi menjadi beberapa Sub Instalasi antara lain: Sub Instalasi Listrik dan Air, Sub Instalasi Elektronika dan komunikasi, Sub Instalasi Peralatan Laundry & Kitchen dan Sub Instalasi Elektromedik.

s. Instalasi Pengelolaan Arsip & Perpustakaan Rumah Sakit

Kegiatan yang dilakukan Instalasi Pengelolaan Arsip dan Perpustakaan adalah:

1) Pengelolaan dan penataan arsip dinamis aktif serta dinamis inaktif di semua unit kerja

2) Pengelolaan arsip dinamis inaktif di Gudang Arsip 3) Pengelolaan dan penataan perpustakaan

4) Berkoordinasi dengan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi t. Instalasi Humas & Pemasaran Rumah Sakit

Peran Humas di RS Jiwa Daerah Surakarta adalah untuk menggalang hubungan yang sehat dan produktif antara RS dengan public (Group of People), baik public internal maupun eksternal Rumah Sakit.

Instalasi Humas dan pemasaran timbul karena adanya tuntutan kebutuhan membangun dan menjaga citra Rumah Sakit dan memberikan upaya Customer Service Satisfaction kepada klien/ pelanggan.

Tugas Instalasi Humas dan pemasaran, antara lain: Mengkoordinasi kegiatan protokoler Rumah Sakit, melaksanakan kegiatan promosi untuk mengenalkan pelayanan yang ada di Rumah Sakit kepada masyarakat/

konsumen, agar mereka mau memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa yang ada di RS Jiwa Daerah Surakarta. Selain itu juga secara

(23)

berkesinambungan menjalin kerjasama dengan media massa untuk keperluan Rumah Sakit.

Instalasi Humas & Pemasaran membawahi:

1) Bidang kehumasan & Protokoler 2) Pemasaran RS

3) Customer Service

u. Instalasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit

Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) adalah system komputerisasi yang memproses dan mengintegrasi seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat

Sistem Informasi Manajamen (SIM) berbasis computer merupkana saran pendukung yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk operasional Rumah Sakit

Kegiatan SIM-RS yang telah dilaksanakan di RS Jiwa Daerah Surakarta meliputi pemeliharaan dan perbaikan perangkat computer, jaringan Billing System, Pengelolaan Website RSJD Surakarta, Pengelolaan Jaringan Wireless, dan mendukung program pemerintah Jawa Tengah untuk menggunakan Operating System (OS) dan aplikasi office yang legal ataupun open source.

(24)

v. Instalasi Sanitasi

Instalasi Sanitasi adalah Instalasi yang menangani kegiatan- kegiatan sanitasi Rumah Sakit yang meliputi: Pemantauan Kualitas Lingkungan, Pengelolaan Limbah dan Penyehatan Air, Sanitasi Ruang, Lingkungan dan Pengendalian Vektor

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan, instalasi Sanitasi dilengkapi dengan berbagi sarana, Antara lain: Incinerator (penghancur limbah), thermohygrometer, multiparameter, PH meter, Fogger, Bacteriological analysis kit, Chlorin meter, dll

w. Instalasi Laundry

Instalasi Laundry Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merupakan salah satu instalasi Penunjang Pelayanan yang berperan dalam pengelolaan linen di Rumah Sakit, adapun kegiatan di instalasi laundry dimulai dari:

1) Perencanaan kebutuhan linen

2) Pencucian linen, pengeringan linen dan penyetrikaan linen 3) Penyimpanan linen

4) Pendistribusian linen 5) Inventarisasi linen

6) Pengendalian mutu pelayanan linen

Tujuan utama dari pengelolaan linen adalah kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal, untuk itu instalasi laundry berupaya untuk selalu meningkatkan pelayanan dibidang linen yang didukung dengan peralatan yang modern.

(25)

10. Fasilitas Umum di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Ada beberapa fasilitas di RS Jiwa Daerah Surakarta yang dipergunakan oleh masyarakat umum antara lain:

a. Auditorium b. Halaman Parkir c. Asrama

d. Lapangan Tenis e. Gedung Badminton f. Masjid

g. Koperasi

B. Analisis Dan Pembahasan

1. Sistem Akuntansi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Sistem akuntansi yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta berbeda dengan sistem akuntasi yang digunakan pada perusahaan swasta, ataupun pada perusahaan manufaktur. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merupakan organisasi milik pemerintah yang bergerak dibidang pelayanan kepada masyarakat, tujuan pokok organisasi tidak pada pencapaian keuntungan yang maksimal, namun pada pemenuhan jasa yang diberikan kepada masyarakat.Sistem pencatatan akuntansi pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta saat ini masih menggunakan metode cash basis dan untuk meningkatkan kinerja evaluasi

(26)

terhadap laporan keuangan rumah sakit daerah, pemerintah mulai menerapkan sistem pencatatan accrual basis pada tahun 2014.

Sumber pendapatan pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdiri dari beberapa sumber pendapatan, diantaranya pendapatan instalasi, non instalasi, jaminan, pendapatan kekayaan daerah, jasa daerah, dan pendapatan lain-lain. Seperti perusahaan milik Negara pada umumnya, selain sumber dana yang telah disebutkan diatas, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta juga memperoleh dana dari APBD dan BLUD (badan layanan umum daerah). BLUD di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mulai diberlakukan sejak tahun 2008, BLUD merupakan hasil pendapatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dari bidang pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan jasa pelayanan kesehatan.

Penerimaan kas pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sebagian besar berasal dari tarif yang dibebankan kepada pasien rawat jalan maupun paisen rawat inap. Pasien yang mempunyai kartu jaminan kesehatan seperti JAMKESMAS, JAMKESDA/PKMS, dan ASKES berhak mendapatkan keringanan biaya pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan terlebih dahulu memenuhi verifikasi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

2. Penerimaan kas pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Penerimaan kas pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdiri dari dua bagian, yaitu penerimaan kas tunai dan penerimaan kas dari jaminan.

(27)

a. Penerimaan kas tunai

Penerimaan kas tunai merupakan penerimaan kas langsung pada bagian UPER (unit pembayaran).Penerimaan kas tunai ini berasal dari pelayanan rawat jalan dan rawat inap non jaminan. Kas yang didapat kemudian dilakukan pembukuan setiap hari setelah jam kerja, kas kemudian disetorkan ke bagian bendahara penerimaan, lalu bendahara penerimaan menyetorkan ke Bank BPD Cabang Surakarta.

b. Penerimaan kas dari jaminan

Penerimaan kas dari jaminan merupakan penerimaan kas yang melalui beberapa prosedur seperti proses pengajuan klaim terlebih dahulu untuk mendapatkan kas. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta menerapkan tiga kartu jaminan kesehatan dalam proses pelayanan kesehatan, diantaranya JAMKESDA/PKMS, JAMKESMAS, dan ASKES. Setiap jaminan memiliki prosedur pengajuan klaim dengan syarat yang berbeda sesuai dengan ketentuan pihak kantor pusat pelayanan dari masing-masing kartu jaminan.

Proses pengajuan klaim terhadap masing-masing kartu jaminan dilakukan setiap satu bulan sekali sesuai perjanjian, dengan terlebih dahulu melakukan verifikasi dokumen serta pengecekan faktur pengajuan klaim. Kas kemudian akan diterima oleh pihak rumah sakit melalui sistem transfer antar bank dengan tenggang

(28)

waktu berkisar antara 7 sampai 14 hari setelah pengiriman berkas pengajuan klaim ke kantor pusat masing-masing kartu jaminan. Kas yang telah diterima kemudian diambil oleh bendahara penerimaan rumah sakit, selanjutnya dilakukan pembukuan atas kas yang diterima oleh pihak bendahara penerimaan dan pihak akuntansi rumah sakit.

3. Sistem penerimaan kas pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Ruang lingkup penjelasan dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi penjelasan pada sistem penerimaan kas yang bersumber dari penerimaan kas dari pembayaran tunai dan penerimaan kas dari jaminan.

Penulis akan mencoba mengambil contoh jaminan yang berlaku di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yaitu Jaminan Kesehatan Daerah/

JAMKESDA dan ASKES. Dalam masalah ini akan dijelaskan mengenai fungsi yang terkait dalam sistem, dokumen, catatan akuntansi yang digunakan, jaringan prosedur yang membentuk sistem, gambar bagan alir (flowchart), dan elemen pengendalian intern.

4. Bagian yang terkait dalam fungsi penerimaan kas pada pembayaran tunai dan jaminan.

a. Fungsi Penerimaan Kas Pada Pembayaran Tunai Pembayaran tunai terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1) Bagian pendaftaran

Tugas bagian pendaftaran meliputi:

a) Mendaftar pasien dalam catatan medis,

(29)

b) Memberi karcis pendaftaran dan kuitansi biaya pelayanan pasien, baik pasien lama, pasien baru atau dari igd,

c) Memberi kuitansi biaya pemeriksaan atau perawatan.

2) Bagian Instalasi

Tugas bagian Instalasi meliputi:

a) Memasukkan rincian ke billing sistem, b) Membuat rincian tindakan,

c) Membuat rekap bukti pelayanan.

3) Bagian Pembayaran

Tugas bagian pembayaran meliputi:

a) Menerima uang dari semua pembayaran dari pasien

b) Membuat kuitansi pembayaran bagi pasien,meliputi: kuitansi biaya pelayanan pasien dan kuitansi pemeriksaan atau perawatan

c) Menyetorkan uang ke bank

d) Membuat bukti kas masuk setiap hari, sesudah jam kerja kemudian melaporkan ke bagian Bendahara

4) Bagian Penerimaan Kas

Tugas bagian penerimaan kas meliputi:

a) Melakukan proses rekapitulasi penerimaan kas

b) Mencocokkan kas yang diterima dengan catatan atas kas c) Menyetorkan kas ke bank

(30)

b. Fungsi penerimaan kas pada Pembayaran JAMKESDA

Pembayaran pada JAMKESDA terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1) Bagian pendaftaran

Tugas bagian pendaftaran meliputi:

a) mendaftar pasien dalam catatan medis,

b) memberi karcis pendaftaran dan kuitansi biaya pelayanan pasien, baik pasien lama, pasien baru atau dari IGD,

c) memberi kuitansi biaya pemeriksaan atau perawatan.

2) Bagian Instalasi

Tugas bagian instalasi meliputi:

a) Memasukkan rincian ke billing sistem, b) Membuat rincian tindakan,

c) Membuat rekap bukti pelayanan.

3) Bagian JAMKESDA Tugas bagian ini meliputi:

a) Membuat bukti rekap pelayanan,

b) Membuat formulir pengajuan klaim (FPK),

c) Mengirimkan formulir pengajuan klaim (FPK) ke bagian verifikasi.

4) Bagian verifikasi

Tugas bagian ini meliputi:

a) Mencocokkan dokumen persyaratan dengan formulir pengajuan klaim (FPK),

(31)

b) Melakukan otorisasi dokumen,

c) Mengirim formulir pengajuan klaim (FPK) dan dokumen persyaratanke dinas kesehatan daerah.

c. Fungsi Penerimaan Kas Pada Pembayaran ASKES

Pembayaran pada ASKES terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1) Bagian pendaftaran

Tugas bagian pendaftaran meliputi:

a) mendaftar pasien dalam catatan medis,

b) memberi karcis pendaftaran dan kuitansi biaya pelayanan pasien, baik pasien lama, pasien baru atau dari IGD,

c) memberi kuitansi biaya pemeriksaan atau perawatan.

2) Bagian Instalasi

Tugas bagian instalasi meliputi:

a) Memasukkan rincian ke billing sistem, b) Membuat rincian tindakan,

c) Membuat rekap bukti pelayanan.

3) Bagian ASKES

Tugas bagian ini meliputi:

a) Membuat bukti rekap pelayanan,

b) Membuat formulir pengajuan klaim (FPK),

c) Mengirimkan formulir pengajuan klaim (FPK) ke bagian verifikasi.

(32)

4) Bagian verifikasi

Tugas bagian ini meliputi:

a) Mencocokkan dokumen persyaratan dengan formulir pengajuan klaim (FPK),

b) Melakukan otorisasi dokumen,

c) Mengirim formulir pengajuan klaim (FPK) dan dokumen persyaratan ke kantor ASKES.

5. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas dari pembayaran tunai dan jaminan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

a. Pembayaran tunai

1) Surat Jaminan Pelayanan (SJP)

Dokumen ini berfungsi sebagai bukti bahwa pasien telah mendaftar dan membayar uang pendaftaran. Dokumen ini dibuat rangkap tiga, rangkap pertama untuk diserahkan ke pasien, rangkap ke dua untuk diserahkan ke instalasi yang bersangkutan, dan rangkap ke tiga untuk bukti penerimaan kas di bagian pendaftaran pasien selanjutnya di arsip berdasarkan nomer.

2) Rekap Bukti Pelayanan (RBP)

Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakanpasien yang mendapat pelayanan yang dibuat oleh instalasi yang bersangkutan. Rekap bukti pelayanan ini dibuat rangkap tiga, rangkap pertama untuk disimpan di instalasi dan diarsip

(33)

berdasarkan nomer, rangkap ke dua untuk status pasien, dan rangkap ke tiga diserahkan ke unit pembayaran (UPER) sebagai bukti rincian pelayanan.

3) Kuitansi pembayaran

Dokumen ini berfungsi sebagai bukti pembayaran untuk pasien, dokumen ini dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk disimpan sebagai bukti penerimaan kas, dan rangkap dua untuk diserahkan ke pasien beserta rekap bukti pelayanan.

4) Bukti Rekap Penerimaan Kas

Bukti rekap penerimaan kas ini merupakan bukti pembukuan yang berupa buku catatan atas penerimaan kas. Buku ini berisi catatan manual yang dilakukan oleh petugas penerimaan pembayaran (petugas UPER).

5) Bukti Setor Bank

Bukti ini merupakan bukti setor ke bank sebagai dokumen pertanggungjawaban bahwa uang telah disetor ke bank. Bukti ini kemudian diarsip untuk kemudian sebagai bahan untuk membuat laporan keuangan.

b. Pembayaran pada JAMKESDA 1) Dokumen persyaratan

Dokumen ini berisi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) mengetahui lurah dan camat setempat, rujukan puskesmas asli, fotocopi Kartu Keluarga (KK), fotocopi KTP,

(34)

dan kartu kontrol. Dokumen ini berfungsi sebagai persyaratan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui kartu JAMKESDA, dan untuk verifikasi keanggotaan JAMKESDA.

2) Surat Jaminan Pelayanan (SJP)

Lembar ini berfungsi sebagai bukti mendapatkan pelayanan kesehatan dari pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Surat Jaminan Pelayanan (SJP) diserahkan kepada pasien apabila sudah melalui tahap verifikasi keanggotaan kartu JAMKESDA.

3) Rekap Bukti Pelayanan (RBP)

Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan pasien yang mendapat pelayanan yang dibuat oleh instalasi yang bersangkutan. Rekap Bukti Pelayanan (RBP) ini dibuat rangkap tiga, rangkap pertama untuk disimpan di instalasi berdasarkan nomer, rangkap ke dua untuk status pasien, pada dasarnya status pasien merupakan kumpulan data yang merekam pelayanan yang telah diberikan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selama mengalami perawatan sebagai pasien. Catatan-catatan ini penting karena semua jasa pelayanan yang diberikan tidak dapat langsung diukur sebagai biaya yang harus dibayar oleh pasien.

Setelah status pasien ini sampai kepada kasir barulah dapat dilakukan perhitungan mengenai biaya yang harus dibayar oleh pasien. Dan rangkap ke tiga diserahkan ke bagian JAMKESDA

(35)

sebagai bukti untuk pengajuan klaim ke dinas kesehatan daerah setempat.

4) Formulir Pengajuan Klaim (FPK)

Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan yang sebelumnya sudah dirinci oleh petugas JAMKESDA sebagai proses untuk pengajuan klaim ke dinas kesehatan daerah setempat. Dokumen ini dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk pengajuan klaim beserta dokumen persyaratan, dan rangkap ke dua untuk disimpan berdasarkan nomer.

c. Pembayaran pada ASKES 1) Dokumen persyaratan

Dokumen ini berisi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) mengetahui lurah dan camat setempat, rujukan puskesmas asli, fotocopi Kartu ASKES PNS, surat pengantar dari PT ASKES setempat (bagi luar provinsi), dan kartu kontrol.

Dokumen ini berfungsi sebagai persyaratan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui kartu ASKES, dan untuk verifikasi keanggotaan ASKES.

2) Surat Jaminan Pelayanan (SJP)

Lembar ini berfungsi sebagai bukti mendapatkan pelayanan kesehatan dari pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Surat Jaminan Pelayanan (SJP) diserahkan kepada

(36)

pasien apabila sudah melalui tahap verifikasi keanggotaan kartu ASKES.

3) Rekap Bukti Pelayanan (RBP)

Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan pasien yang mendapat pelayanan yang dibuat oleh instalasi yang bersangkutan. Rekap Bukti Pelayanan (RBP) ini dibuat rangkap tiga, rangkap pertama untuk disimpan di instalasi berdasarkan nomer, rangkap ke dua untuk status pasien, pada dasarnya status pasien merupakan kumpulan data yang merekam pelayanan yang telah diberikan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selama mengalami perawatan sebagai pasien. Catatan-catatan ini penting karena semua jasa pelayanan yang diberikan tidak dapat langsung diukur sebagai biaya yang harus dibayar oleh pasien.

Setelah status pasien ini sampai kepada kasir barulah dapat dilakukan perhitungan mengenai biaya yang harus dibayar oleh pasien. Dan rangkap ke tiga diserahkan ke bagian ASKES sebagai bukti untuk pengajuan klaim ke kantor ASKES pusat.

4) Formulir Pengajuan Klaim (FPK)

Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan yang sebelumnya sudah dirinci oleh petugas ASKES sebagai proses untuk pengajuan klaim ke dinas kesehatan daerah setempat.

Dokumen ini dibuat rangkap empat, rangkap pertama untuk

(37)

pihak rumah sakit, rangkap kedua, ketiga, dan keempat sebagai dokumen persyaratan pengajuan klaim.

6. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas dari pembayaran tunai dan jaminan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut.

a. Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas berfungsi untuk mencatat penerimaan kas dari bagian Unit Pembayaran (UPER) yang terjadi secara tunai.

b. Bukti Kas Umum

Bukti ini berfungsi untuk mencatat setiap penerimaan uang dan mencatat setiap penyetoran uang ke kas Negara.

c. Buku Kas Masuk

Buku ini mencatat semua penerimaan uang yang berasal dari pembayaran tunai setiap hari. Buku ini dipegang oleh Unit Pembayaran (UPER). Pencatatannya akan dijumlah setiap hari sesudah jam kerja selanjutnya akan diserahkan kepada bendahara.

d. Laporan Keuangan Harian

Laporan keuangan harian mencatat total penerimaan selama sehari pada pembayaran tunai, dimana pencatatannya didasarkan pada bukti kas masuk.

(38)

7. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan proseduryang membentuk sistem penerimaan kas dari pembayaran tunai dan jaminan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut.

a. Prosedur Penerimaan Kas pada Pembayaran Tunai 1) Bagian pendaftaran

Dalam prosedur ini bagian pendaftaran mencatat pasien dalam catatan medis, kemudian member karcis pendaftaran rangkap tiga, rangkap pertama untuk diserahkan kepada pasien, rangkap ke dua untuk instalasi yang bersangkutan, dan rangkap ke tiga disimpan berdasarkan nomer.

2) Bagian Instalasi

Dalam prosedur ini bagian instalasi menerima pasien beserta karcis pendaftaran lembar ke dua, setelah pasien mendapatkan perawatan dari instalasi yang bersangkutan, maka bagian instalasi membuat Rekap Bukti Pelayanan (RBP) berdasarkan rincian-rincian tindakan.Rekap Bukti Pelayanan (RBP) dibuat rangkap tiga, rangkap pertama untuk diarsip berdasarkan nomer, rangkap ke dua untuk pasien, dan rangkap ke tiga diserahkan ke Unit Pembayaran (UPER) sebagai bukti pasien untuk membayar.

3) Unit Pembayaran (UPER)

Dalam prosedur bagian ini Unit Pembayaran (UPER) menerima rekap bukti pelayanan lembar ketiga dari instalasi yang

(39)

bersangkutan, kemudian membuatkan kuitansi pembayaran.

Kuitansi pembayaran dibuat rangkap dua, rangkap pertama untuk disimpan berdasarkan nomer dan dicatat sebagai bukti kas masuk, rangkap ke dua untuk diserahkan kepada pasienbeserta Rekap Bukti Pelayanan (RBP) lembar ketiga. Jika pasien Rawat Jalan, maka pembayaran langsung dilakukan di Unit Pembayaran (UPER), jika pasien Rawat Inap, maka petugas Instalasi menyerahkan status pasien ke Unit Pembayaran (UPER) untuk dilakukan perhitungan biaya dan mencocokkan ke dalam billing system. Kemudian keluarga pasien diminta untuk membayar di Unit Pembayaran (UPER).

Bagian Unit pembayaran (UPER) kemudian mencocokkan rekap bukti pembayaran dengan uang yang diterima lalu mencatat kas kedalam buku rekap penerimaan kas, setelah itu menyerahkan kas beserta uang ke bagian penerimaan kas.

4) Bagian Penerimaan Kas

Bagian penerimaan kas menerima uang beserta bukti rekap penerimaan kas lalu mencocokkannya, kemudian diakhir jam kerja uang disetorkan ke Bank BPD Cabang Surakarta, kemudian bukti setor Bank diarsip sebagai bukti untuk pertanggung jawaban.

(40)

b. Prosedur Penerimaan Kas pada JAMKESDA.

1) Bagian pendaftaran

Dalam prosedur ini pasien datang membawa bukti persyaratan, yaitu Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), rujukan Puskesmas asli, fotocopi Kartu Keluarga, fotocopi KTP, kartu kontrol dan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Daerah setempat.

2) Bagian JAMKESDA

Dalam prosedur bagian ini pasien membawa bukti persyaratan ke bagian JAMKESDA untuk diperiksa kesesuainnya.

Apabila berkas tersebut sudah sesuai maka petugas JAMKESDA membuatkan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) sebagai bukti bahwa pasien tersebut sudah melalui tahap verifikasi dan juga sebagai bukti mendapatkan jaminan pelayanan. Kemudian pasien menyerahkan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) kebagian pendaftaran untuk dilakukan rekap data ke komputer dan kemudian diotorisasi, selanjutnya Surat Jaminan Pelayanan (SJP) kembali diserahkan kepada pasien untuk kemudian mendapatkan pelayanan ke instalasi yang bersangkutan.

Kemudian bagian JAMKESDA membuatkan Formulir Pengajuan Klaim (FPK), Formulir Pengajuan Klaim (FPK) ini

(41)

dibuat rangkap dua, rangkap pertama sebagai bukti pengajuan klaim dan rangkap ke dua disimpan berdasarkan nomer.

3) Bagian Instalasi

Dalam prosedur bagian ini apabila pasien sudah mendapatkan pelayanan di instalasi yang bersangkutan, maka petugas instalasi membuatkan Rekap Bukti Pelayanan (RBP), Rekap Bukti Pelayanan (RBP) ini berisi rincian-rincian tindakan yang didapatkan pasien selama mendapatkan pelayanan. Rekap Bukti Pelayanan (RBP) dibuat rangkap tiga, rangkap pertama untuk disimpan berdasarkan nomer, rangkap ke dua untuk status pasien, dan rangkap ke tiga untuk diserahkan kebagian JAMKESDA sebagai bukti untuk pengajuan klaim.

4) Bagian verifikasi

Dalam prosedur bagian ini dokumen persyaratan beserta Formulir Pengajuan Klaim (FPK) diperiksa kesesuainnya, apabila sudah melalui tahap verifikasi, maka dokumen persyaratan beserta Formulir Pengajuan Klaim (FPK) diserahkan ke Dinas Kesehatan Daerah setempat. Setelah pengajuan klaim kepada Dinas Kesehatan Daerah setempat, kas akan diterima oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan tenggang waktu tujuh haridengan sistem transfer ke rekening bank BPD Cabang Surakarta. Kemudian kas di bank akan diambil oleh bendahara penerimaan untuk kemudian dilakukan pembukuan atas kas yang diterima.

(42)

c. Prosedur Penerimaan Kas pada ASKES.

1) Bagian pendaftaran

Dalam prosedur bagian ini pasien datang membawa bukti persyaratan, yaitu rujukan puskesmas asli, fotocopi kartu ASKES PNS, pengantar dari PT ASKES setempat (bagi luar propinsi), dan kartu kontrol.

2) Bagian ASKES

Dalam prosedur bagian ini pasien membawa bukti persyaratan ke bagian ASKES untuk diperiksa kesesuainnya.

Apabila berkas tersebut sudah sesuai maka petugas membuatkan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) sebagai bukti bahwa pasien tersebut sudah melalui tahap verifikasi dan juga sebagai bukti mendapatkan jaminan pelayanan. Kemudian pasien menyerahkan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) kebagian pendaftaran untuk dilakukan rekap data ke komputer dan kemudian diotorisasi, selanjutnya Surat Jaminan Pelayanan (SJP) kembali diserahkan kepada pasien untuk kemudian mendapatkan pelayanan ke instalasi yang bersangkutan.

Kemudian petugas membuatkan Formulir Pengajuan Klaim (FPK), Formulir Pengajuan Klaim (FPK) ini dibuat rangkap empat, rangkap pertama untuk Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan

(43)

disimpan berdasarkan nomer,rangkap dua, tiga, dan empat untuk pihak ASKES sebagai bukti pengajuan klaim.

3) Bagian Instalasi

Dalam prosedur bagian ini apabila pasien sudah mendapatkan pelayanan di instalasi yang bersangkutan, maka petugas instalasi membuatkan Rekap Bukti Pelayanan (RBP), Rekap Bukti Pelayanan (RBP) ini berisi rincian-rincian tindakan yang didapatkan pasien selama mendapatkan pelayanan. Rekap Bukti Pelayanan (RBP) oleh petugas instalasi kemudian diserahkan ke bagian ASKES dan diinput ke komputer oleh petugas dan diverifikasi oleh bagian ASKES.

4) Bagian verifikasi

Dalam prosedur bagian ini petugas verifikasi mencocokkan dokumen persyaratan dengan Formulir Pengajuan Klaim (FPK), kemudian melakukan verifikasi dokumen dan otorisasi terhadap dokumen. Apabila sudah melalui tahap verifikasi maka dokumen persyaratan beserta Formulir Pengajuan Klaim (FPK) dikirim ke kantor ASKES pusat. Setalah proses pengajuan klaim kepada kantor ASKES pusat, kemudian kas akan diterima oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan tenggang waktu 7 hari sampai 2 minggu kemudian dengan sistem transfer bank ke rekening BPD cabang Surakarta. Kemudian kas di bank akan diambil oleh

(44)

bendahara penerimaan untuk kemudian dilakukan pembukuan atas kas yang diterima.

8. Elemen Sistem Pengendalian Intern Kas

Unsur-unsur sistem pengendalian intern penerimaan kas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta meliputi:

a. Organisasi

1) Struktur organisasi pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta telah memperlihatkan adanya pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi akuntansi sehingga memungkinkan adanya prosedur pengecekan internal. Fungsi penerimaan kas dipegang oleh bagian Unit Pembayaran (UPER), fungsi akuntansi yang dipegang oleh bendahara yang bertugas menyelenggarakan pencatatan penerimaan kas dalam jurnal penrimaan kas dan pembuatan laporan keuangan, 2) Bagian Unit Pembayaran (UPER) dan bagian bendahara telah

menggunakan sistem computer sebagai alat bantu dalam mengelola data yang diperoleh,

3) Pengawas intern lain kepala bagian masing-masing fungsi bertanggung jawab kepada manajemen puncak yaitu Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan kas

(45)

1) Penerimaan kas diotorisasi oleh bagian Unit Pembayaran (UPER)

pembayaran,dan

2) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi berdasarkan dokumen sumber yaitu resi pembayaran obat, nota biaya laboratorium dan dokumen pembantu yaitu kuitansi-kuitansi yang telah dicap

kepala bendahara penerimaan APBD/BLUD.

c. Evaluasi praktek

1) Karcis pendaftaran dan kuitansi pembayaran pasien telah bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh bagian pendaftaran pasien dan bagian Unit Pembayaran (UPER), 2) Jumlah kas yang diterima dari bagian Unit Pembayaran (UPER)

disetor seluruhnya ke bank yang ditunjuk yaitu BPD Cabang Surakarta. Penyetoran kas ini dilakukan setiap hari setelah jam kerja, apabila bertepatan dengan hari libur, maka penyetoran kas dilakukan pada hari kerja berikutnya sehingga dapat diuji ketelitian dan keandalan catatan akuntansi rumah sakit dengan rekening Koran,dan

3) Secara periodik diadakan pemeriksaan mendadak (surprised audit), dengan mengecek kesesuaian antara dokumen sumber dan dokumen pendukung dengan kas yang diterima, oleh satuan pengawas intern yaitu wakil direktur bidang Administrasi.

(46)

9. Analisis Sistem yang Diterapkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang analisis mengenai prosedur penerimaan kas dari pembayaran tunai dan jaminan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Batasan-batasan analisis yang diuraikan meliputi kebaikan dan kelemahan dari sistem yang diterapkan beserta aspek alternatif lain untuk menjadikan sistem tersebut menjadi lebih baik.

Obyek-obyek dari sistem yang dianalisis meliputi: fungsi yang terkait dalam sistem tersebut, dokumen, catatan akuntansi yang digunakan, jaringan prosedur yang membentuk sistem, bagan alir (flowchart), serta elemen sistem pengendalian intern.

a. Analisis penulis dari fungsi-fungsi terkait dalam prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut.

1) Secara garis besar, fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem tersebut telah terkoordinasi dengan baik, sehingga pengelolaan kas yang masuk serta pelayanan terhadap pasien dapat berjalan dengan lancar.

2) Bagian Unit Pembayaran (UPER) dan bagian bendahara telah menggunakan sistem komputer sebagai alat bantu dalam mengelola data yang diperoleh.

3) Pada bagian pendaftaran pasien rawat jalan atau rawat inap telah ada pemisahan dokumen antara keduanya.

(47)

4) Pada bagian pendaftaran dan kasir telah menggunakan sistem perekaman data dengan komputer sehingga memudahkan dalam pengelolaan kas.

b. Analisis penulis dari dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut.

1) Dokumen karcis pendaftaran dan kuitansi pembayaran telah bernomor urut tercetak dan mempunyai rangkap lebih dari satu, sehingga pengelolaan kas dapat terkendali oleh beberapa fungsi yang terkait.

2) Dokumen-dokumen tersebut mudah dipahami karena bentuk dan keterangannya yang lengkap.

3) Penggunaan dokumen-dokumen tersebut telah diatur sesuai dengan bagian yang terkait dalam pengelolaan data.

c. Analisis penulis terhadap catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut.

1) Catatan akuntansi tersebut telah dibentuk dengan pola yang lengkap sehingga mudah dimengerti bagi karyawan yang membuat dan pihak yang membutuhkan. Hal-hal yang diperhatikan yaitu, meliputi pemberian nomer halaman, tanggal dan keterangan serta kolom jurnalyang sesuai kebetuhan.

2) Faktor manusia yang kurang memperhatikan cara pengisian jurnal secara lengkap menyebabkan kurang valid-nya data yang dihasilkan.

(48)

3) Catatan akuntansi yang dibuat oleh bagian Unit Pembayaran (UPER) menggunakan sistem pencatatan yang manual, sehingga kemungkinan kesalahan pencatatan sering terjadi.

d. Analisis penulis terhadap prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut.

1) Keseluruhan prosedur yang dibentuk telah dapat memberikan pelayanan terhadap pasien secara optimal serta dapat memudahkan dalam mengelola dan mengatur pengendalian intern terhadap kas yang masuk.

2) Semua prosedur yang diterapkan telah terkoordinasi dengan baik, sehingga masing-masing bagian dapat saling memahami apa yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

e. Analisis penulis terhadap elemen sistem pengendalian intern pada prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut.

1) Struktur organisasi rumah sakit telah memperlihatkan adanya pemisahan fungsi penyimpanan kas (kasir) dan fungsi akuntansi (bendahara).

2) Satuan pengawas intern harus meningkatkan pengendalian terhadap posisi kas rumah sakit dan pemisahan kas di rumah sakit, sehingga resiko terhadap penyalahgunaan kas dapat dikurangi.

3) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi telah dilakukan oleh petugas yang diberi wewenang untuk mengubah catatan

(49)

akuntansi, sehingga tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan.

(50)
(51)
(52)
(53)

83 C. Temuan

Berdasarkan pembahasan mengenai sistem penerimaan kas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dapat ditemukan kebaikan dan kelemahan dari sistem yang diterapkan sebagai berikut:

1. Kelebihan Sistem Penerimaan Kas yang Diterapkan.

a. Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, fungsi penerimaan kas yang dilaksanakan oleh bagian Unit Pembayaran (UPER) telah terpisah dengan fungsi pencatatan yang dilakukan oleh bagian penerimaan kas.

Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut, maka terdapat pengendalian intern yang cukup baik antara satu unit dengan unit lainnya. Pemisahan fungsi ini juga dapat mendukung terciptanya catatan akuntansi yang andal dan setiap laporan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Perhitungan penerimaan uang kas yang masuk dilaksanakan setiap hari dan langsung disetorkan ke bank yaitu BPD cabang Surakarta yang telah ditentukan pada hari yang sama atau pada hari berikutnya, sehingga dapat diuji ketelitian dan keandalan catatan akuntansi rumah sakit dan rekening Koran.

c. Penerimaan kas yang diterima oleh bagian Unit Pembayaran (UPER) dilaporkan setiap hari ke bagian penerimaan kas dengan dilengkapi dokumen sumber dan dokumen pendukung, tindakan ini dilakukan untuk mencegah resiko tidak tercatatnya sejumlah uang kas.

d. Dokumen-dokumen yang digunakan seperti kuitansi-kuitansi, Resi Pembayaran Obat, dan Nota Biaya Laboratorium telah diotorisasi oleh

(54)

bagian yang mengeluarkan dokumen tersebut, sehingga mempermudah dalam memberikan pelayanan terhadap pasien.

e. Penggunaan dokumen telah bernomor urut tercetak dan dibuat rangkap sehingga tanggung jawab dalam mengelola dokumen tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh satu pihak, sehingga keandalan dokumen lebih terjamin dan relevan.

f. Dalam pengolahan data selain menggunakan sistem manual juga menggunakan sistem komputerisasi, sehingga keandalan dan keamanan datanya lebih terjamin.

2. Kelemahan dari sistem penerimaan kas yang diterapkan

a. Proses perhitungan biaya perawatan pasien rawat inap dilakukan pada saat pasien akan meninggalkan rumah sakit. Hal tersebut menyebabkan proses penghitungan total biaya perawatan oleh petugas menjadi lama karena petugas yang bersangkutan membutuhkan waktu yang lama dalam penghitungan total biaya tersebut.

b. Pemeriksaan terhadap catatan-catatan akuntansi belum dilakukan dengan baik, karena pemeriksaan tersebut belum terencana dan dilakukan hanya pada saat Satuan Pengawas Intern menginginkan saja.

c. Tidak adanya pemberitahuan mengenai pengiriman uang klaim dari masing-masing jaminan ke pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, sehingga kurang efisien dalam pelaksanaan prosedurnya.

(55)

d. Prosedur pendaftaran jaminan dan pemberkasan dokumen pendaftaran terlalu rumit, sehingga kurang efisen karena harus mengoper dokumen ke berbagi bagian sehingga memakan waktu yang cukup lama.

e. Dalam proses pengajuan klaim kepada pihak ASKES yang selama ini dilakukan dengan sistem online, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tidak melampirkan beberapa berkas dokumen pendukung yang seharusnya ikut dilampirkan bersamaan dengan softcopy tagihan sesuai prosedur pengajuan klaim. Dokumen pendukung yang tidak dilampirkan tersebut antara lain berupa: formulir pengajuan klaim (FPK) hasil print out dari aplikasi program, lampiran rekapitulasi pembayaran, surat jaminan pelayanan, dan bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Dari kerjasama yang akan dilakukan oleh Indonesia dengan Australia dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dapat dilihat bahwa gejolak politik internasional

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah yang dilakukan serta mengetahui rata-rata produksi sampah per hari di Lingkungan IX

Penduduk Sudan di bagian utara Afrika atau Mesir merupakan penduduk kulit hitam yang dikenal dengan nama masyarakat Nubia ini mayoritas memeluk agama islam sebesar 70%,

ASI juga dapat meningkatkan Intelligence Quotien (IQ) anak, penelitian pada tahun 1999 suatu analisis dari 11 penelitian menunjukkan bahwa bayi yang menyusu mempunyai IQ 3,2

(Carey, 1993) Ester memiliki sifat fisiko kimia sebagai berikut; Sifat kimia dari ester pada umumnya mempunyai baru yang harum, menyerupai bau buah-buahan, senyawa

Setelah melakukan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang pengaruh aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di SMP Negeri 3

Pencantuman nama narasumber sudah sesuai dengan kesepakatan dengan pihak yang terkait. Beberapa nama dicantumkan sebagai narasumber pada saat wawancara, namun

alternatif inovasi pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran think talk and write dapat