• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESTIMASI PARAMETER MODEL SURVIVAL DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PRIOR UNIFORM DENGAN METODE BAYESIAN ABSOLUTE ERROR LOSS FUNCTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ESTIMASI PARAMETER MODEL SURVIVAL DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PRIOR UNIFORM DENGAN METODE BAYESIAN ABSOLUTE ERROR LOSS FUNCTION"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 09, No. 3 (2020), hal 387 – 394.

387

ESTIMASI PARAMETER MODEL SURVIVAL DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PRIOR UNIFORM DENGAN METODE

BAYESIAN ABSOLUTE ERROR LOSS FUNCTION Bagus Setiadi, Setyo Wira Rizki, Nurfitri Imro’ah

INTISARI

Data survival adalah data yang menunjukkan waktu suatu individu atau objek dapat bertahan hidup hingga terjadinya suatu kegagalan atau kejadian tertentu. Pada penelitian ini dibahas mengenai estimasi parameter model survival distribusi eksponensial prior Uniform dengan menggunakan Bayesian absolute error loss function (AELF) dan diterapkan pada kasus penderita kanker paru-paru. Estimasi parameter model survival dimulai dengan mencari fungsi distribusi kumulatif, fungsi survival, kemudian menentukan fungsi likelihood, distribusi prior, dan posterior untuk metode Bayesian. Dari metode Bayesian AELF diperoleh 𝜃̂𝐵𝐴= 0,008262 dan fungsi survival 𝑆̂𝐵𝐴= 𝑒−0,008262𝑡𝑖 kemudian diterapkan pada data pasien penderita kanker paru-paru untuk mengetahui peluang individu dapat bertahan hidup. Berdasarkan hasil estimasi metode Bayesian AELF untuk studi kasus penderita kanker paru-paru dapat diketahui bahwa peluang hidup pasien yang mengidap penyakit kanker paru-paru semakin lama akan semakin kecil (mendekati nol). Nilai mean absolute persentage error (MAPE) yang diperoleh dari fungsi survival dengan menggunakan metode Bayesian AELF adalah sebesar 0,485%. Hal ini berarti bahwa metode Bayesian AELF memiliki kemampuan estimasi yang sangat baik dalam mengestimasi peluang bertahan hidup pasien penderita kanker paru-paru.

Kata kunci: Loss Function, Prior Uniform, Absolute Error

PENDAHULUAN

Analisis survival adalah sekumpulan prosedur statistika untuk menganalisis data dengan variabel yang memperhatikan waktu sampai terjadinya suatu kejadian [1]. Pada umumnya analisis ini digunakan pada bidang medis yaitu untuk menganalisis peristiwa kematian. Analisis ini juga dapat digunakan dalam beberapa peristiwa kegagalan mesin, perceraian, dan lamanya masa studi seseorang pada sebuah sekolah atau universitas. Analisis survival bertujuan untuk menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwa-peristiwa lainnya sampai pada periode waktu tertentu.

Terdapat dua model yang digunakan untuk menganalisis data survival yaitu model parametrik dan model nonparametrik. Model parametrik adalah suatu model survival yang mengikuti asumsi distribusi tertentu. Model parametrik terdiri dari distribusi eksponensial, distribusi Weibull, distribusi log-normal, distribusi log-logistik, dan distribusi gamma. Jika distribusi yang mendasari data survival tidak diketahui, artinya data tidak mengikuti suatu distribusi tertentu yang sudah ada maka digunakan model nonparametrik. Pada model nonparametrik terdapat dua metode yaitu metode Kaplan-Meier dan metode Nelson-Aalen [2].

Selain itu, dalam analisis survival terdapat dua metode untuk mengestimasi parameter yaitu metode klasik dan metode Bayesian. Metode Bayesian memiliki parameter populasi yang berasal dari suatu distribusi, sehingga nilainya tidak tunggal (merupakan variabel random). Dalam metode Bayesian, ketika suatu populasi mengikuti distribusi tertentu dengan suatu parameter didalamnya, maka parameter tersebut mengikuti suatu distribusi peluang yang disebut distribusi prior [3].

Langkah utama dalam metode Bayesian adalah menentukan prior, karena distribusi prior merupakan tingkat kepercayaan peneliti terhadap setiap nilai parameter yang mungkin. Setelah menentukan prior, informasi distribusi prior dikombinasikan dengan fungsi likelihood menghasilkan suatu distribusi yang

(2)

disebut distribusi posterior. Ada beberapa pendekatan dalam metode Bayesian yang dapat digunakan untuk mengestimasi parameter antara lain general non-informatif prior [4], Lindley aproximation [5], general entroppy loss function (GELF) [6], square error loss function (SELF) [2], dan linear exponential loss function (LINEX loss function) [7] serta absolute error loss function (AELF).

Adapun data yang digunakan adalah data penderita penyakit kanker paru-paru. Kanker paru-paru merupakan tumor ganas yang berkembang di sistem pernapasan bagian bawah, termasuk sel-sel di dinding bronkus dan bronkiolus. Sebesar 90% dari kasus kanker paru-paru berkaitan dengan kegiatan merokok. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, dalam 10 peringkat utama penyakit neoplasma ganas menurut daftar tabulasi dasar (DTD) pasien rawat inap di rumah sakit Indonesia tahun 2006, kanker paru-paru menduduki peringkat ke-6 dengan proporsi sebesar 5,66%. Berdasarkan distribusi penyakit kanker sistem pernafasan dan alat rongga dalam lainnya pada pasien rawat inap tahun 2006, kanker paru-paru menduduki peringkat ke-3 dari 5 peringkat utama denga Case Fatality Rate (CFR) sebesar 14,03% [8].

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan estimasi parameter model survival berdistribusi eksponensial dengan metode Bayesian AELF menggunakan prior Uniform kemudian diterapkan pada kasus penderita kanker paru-paru. Data penderita penyakit kanker paru-paru diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data berdistribusi eksponensial. Langkah pertama penelitian ini adalah menentukan fungsi distribusi kumulatif dan fungsi survival dari distribusi eksponensial. Langkah kedua yaitu menentukan fungsi likelihood, distribusi prior, dan distribusi posterior dari metode Bayesian. Langkah ketiga yaitu menentukan estimator Bayesian AELF kemudian mendapatkan model survival Bayesian AELF yang akan diterapkan pada kasus penderita penyakit paru-paru. Selanjutnya, mencari nilai mean absolute persentage error (MAPE) kemudian menginterpretasikan nilai MAPE pada data penderita kanker paru-paru.

WAKTU SURVIVAL

Waktu survival dapat didefinisikan sebagai suatu variabel yang mengukur waktu dari suatu titik awal (start point) tertentu sampai dengan titik akhir (end point) yang ditetapkan. Terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menentukan waktu survival, yaitu: [1]

a. Waktu awal (time origin), yaitu waktu saat terjadi kejadian awal. Seperti waktu kelahiran, waktu pemberian perlakuan atau kejadian-kejadian lain.

b. Waktu akhir (failure event), yaitu waktu pada saat terjadinya peristiwa (event) akhir. Seperti waktu kematian, waktu berkembangnya suatu penyakit tertentu, atau kejadian-kejadian lain.

c. Skala waktu sebagai satuan pengukuran waktu.

DISTRIBUSI WAKTU SURVIVAL

Waktu survival T merupakan variabel random non-negatif yang mewakili waktu survival dari individu-individu dalam populasi yang merupakan variabel random kontinu dalam interval [0, ∞)[9].

Untuk mengestimasi waktu survival dari suatu individu dapat diperoleh dengan mengestimasi distribusi waktu survival. Distribusi waktu survival dapat dinyatakan dalam dua fungsi yaitu fungsi kepadatan peluang 𝑓(𝑡) dan fungsi survival 𝑆(𝑡).

1. Fungsi Kepadatan Peluang

Fungsi kepadatan peluang adalah peluang suatu individu mati atau mengalami kejadian sesaat dalam interval waktu t sampai 𝑡 + ∆𝑡 [10]. Fungsi kepadatan peluang 𝑓(𝑡) dirumuskan sebagai berikut:

𝑓(𝑡) = 𝑙𝑖𝑚

𝛥𝑡→0[𝑃(𝑡<𝑇<(𝑡+𝛥𝑡)

𝛥𝑡 ] = 𝑙𝑖𝑚

𝛥𝑡→0[𝐹(𝑡+𝛥𝑡)−𝐹(𝑡) 𝛥𝑡 ] 

Jika T merupakan variabel random non-negatif pada interval [0, ∞), maka 𝐹(𝑡) merupakan fungsi distribusi kumulatif kontinu dari T. Fungsi kumulatif variabel random kontinu T yaitu sebagai berikut:

𝐹(𝑡) = 𝑃(𝑇 ≤ 𝑡) = ∫ 𝑓(𝑡)

𝑡 0

𝑑𝑡

(1)

(2)

(3)

2. Fungsi Survival

Fungsi survival 𝑆(𝑡) didefinisikan sebagai peluang hidup suatu individu yang dapat bertahan hidup dari waktu survival sampai waktu t dengan 𝑡 > 0 [1]. Fungsi survival dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑆(𝑡) = 1 − 𝑃(𝑇 ≤ 𝑡) = 1 − 𝐹(𝑡) Fungsi survival memiliki karakteristik sebagai berikut:[1]

1. Fungsi survival adalah fungsi monoton tak naik (non-increasing).

2. Ketika 𝑡 = 0, maka 𝑆(𝑡) = 𝑆(0) = 1. Hal ini karena pada waktu awal pengamatan belum ada individu yang mengalami kejadian (event) sehingga probabilitas survival pada saat itu adalah 1.

3. Ketika 𝑡 → ∞, maka 𝑆(𝑡) → 0. Hal ini karena jika waktu pengamatan yang berlangsung tanpa batas (limit), maka tidak ada satupun yang akan bertahan hidup sehingga kurva survival akan mendekati nol.

Secara teori, fungsi survival dapat digambarkan sebagai kurva survival yang mengggambarkan probabilitas survival suatu objek pada titik-titik waktu t antara 0 sampai ∞. Kurva fungsi survival dapat digambarkan sebagai berikut:[1]

Gambar 1 Kurva fungsi survival DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

Distribusi eksponensial adalah distribusi yang sering digunakan dalam penelitian tentang ketahanan hidup. Distribusi eksponensial dinotasikan 𝑇~𝐸𝑥𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 (𝜃) dimana T merupakan variabel random yang mengikuti distribusi eksponensial dengan parameter 𝜃 [9]. Ciri dari distribusi ini adalah kurvanya mempunyai ekor disebelah kanan dan nilai t dimulai dari 0 sampai ∞. Kurva distribusi eksponensial dapat digambarkan sebagai berikut:[9]

Gambar 2 Kurva distribusi eksponensial

Jika t adalah waktu survival dari variabel random kontinu T yang mengikuti distribusi eksponensial dengan parameter 𝜃, fungsi kepadatan peluang dari distribusi eksponensial ialah:[10]

𝑓(𝑡) = {𝜃𝑒−𝜃𝑡, 𝑡 ≥ 0,  𝜃 > 0 0, 𝑡 < 0 dengan 𝐸(𝑇) =1

𝜃 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑎𝑟(𝑇) = 1

𝜃2.

Dengan mensubstitusikan Persamaan (3) pada Persamaan (2), maka fungsi distribusi kumulatif untuk distribusi eksponensial ialah:

(3)

(4)

𝐹(𝑡; 𝜃) = ∫ 𝜃𝑒−𝜃𝑡𝑑𝑡

𝑡

0

= 1 − 𝑒−𝜃𝑡

Sehingga fungsi survival dari distribusi eksponensial yang diperoleh ialah:

𝑆(𝑡; 𝜃) = 𝑒−𝜃𝑡 METODE BAYESIAN

Metode Bayesian merupakan metode estimasi yang menggabungkan distribusi prior dan fungsi likelihood. Distribusi prior adalah distribusi awal yang memberi informasi tentang suatu parameter.

Fungsi likelihood yang digabung dengan distribusi prior akan menghasilkan suatu distribusi baru yaitu distribusi posterior yang menyatakan tingkat keyakinan mengenai suatu parameter setelah sampel diamati. Sehingga dalam metode Bayesian ini diperlukan fungsi likelihood, distribusi prior, dan distribusi posterior untuk mendapatkan parameter.

Definisi 1 [11] Fungsi likelihood adalah fungsi densitas bersama dari n variabel random 𝑡1, 𝑡2, . . . , 𝑡𝑛

dan dinyatakan dalam bentuk 𝑓(𝑡1, 𝑡2, . . . , 𝑡𝑛; 𝜃). Jika 𝑡1, 𝑡2, . . . , 𝑡𝑛 ditetapkan, maka fungsi likelihood adalah fungsi dari parameter 𝜃 dan dinotasikan dengan 𝐿(𝑡𝑖; 𝜃). Jika 𝑇1, 𝑇2, . . . , 𝑇𝑛 menyatakan suatu sampel random dari 𝑓(𝑡𝑖; 𝜃), maka:

𝐿(𝑡𝑖; 𝜃) = 𝑓(𝑡1; 𝜃)𝑓(𝑡2; 𝜃). . . 𝑓(𝑡𝑛; 𝜃)

= ∏ 𝑓(𝑡𝑖; 𝜃)

𝑛

𝑖=1

= ∏ 𝜃𝑒−𝜃𝑡𝑖

𝑛

𝑖=1

= 𝜃𝑛𝑒−𝜃(∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖)

Pada metode Bayesian, ketika suatu populasi mengikuti distribusi tertentu dengan suatu parameter didalamnya (misalkan dalam hal ini 𝜃), maka parameter 𝜃 mengikuti suatu distribusi peluang tertentu yang disebut sebagai distribusi prior. Dalam kasus ini distribusi prior yang digunakan adalah distribusi prior Uniform. Fungsi kepadatan peluang dari distribusi Uniform dengan interval (a,b), dapat dinyatakan sebagai berikut [11]:

𝑓(𝜃) = 1

𝑏−𝑎 dengan 𝑎 < 𝜃 < 𝑏

Setelah informasi sampel diambil dan prior telah ditentukan, maka distribusi posterior dicari dengan menggabungkan prior dan informasi sampel yang diperoleh dari fungsi likelihood. Distribusi posterior dapat dinyatakan sebagai berikut [11]:

𝑓𝜃|𝑡(𝜃) = 𝑓(𝜃)𝐿(𝑡𝑖; 𝜃)

∫ 𝑓(𝜃)𝐿(𝑡0 𝑖; 𝜃)𝑑𝜃

Fungsi kepadatan peluang 𝑓𝜃|𝑡(𝜃) menunjukkan distribusi posterior, 𝑓(𝜃) adalah distribusi prior, dan 𝐿(𝑡𝑖; 𝜃) menunjukkan fungsi likelihood. Dengan mensubstitusikan Persamaan (4) dan Persamaan (5) pada Persamaan (6), maka diperoleh fungsi kepadatan peluang distribusi posterior dengan prior Uniform sebagai berikut:

𝑓𝜃|𝑡(𝜃) =(∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖)𝑛+1(𝜃𝑛𝑒−𝜃(∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖)) 𝛤(𝑛 + 1)

METODE BAYESIAN AELF

Estimasi parameter yang digunakan dalam kasus ini yaitu menggunakan metode Bayesian AELF.

Berikut diberikan teorema yang berkaitan dengan metode Bayesian AELF.

Teorema 1 [11] Estimator Bayesian 𝜃̑𝐵𝐴 dari 𝜃 dengan pendekatan absolute error loss function (4)

(5)

(6)

(5)

ℒ(𝜃̑𝐵𝐴, 𝜃) = |𝜃̑𝐵𝐴− 𝜃|

merupakan median distribusi posterior dari 𝑓𝜃|𝑡(𝜃).

Berdasarkan Teorema 1 yang menyatakan bahwa 𝜃̑𝐵𝐴 merupakan median distribusi posterior dari 𝑓𝜃|𝑡(𝜃), maka estimator Bayesian AELF menggunakan prior Uniform adalah:

∫ 𝑓𝜃|𝑡(𝜃)

𝜃̑𝐵𝐴 0

𝑑𝜃 =1 2

⟺ ∫ (∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖)𝑛+1(𝜃𝑛𝑒−𝜃(∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖))

𝛤(𝑛 + 1) 𝑑𝜃

𝜃̑𝐵𝐴 0

=1 2

⟺(∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖)𝑛+1

𝛤(𝑛 + 1) ∫ (𝜃𝑛𝑒−𝜃(∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖))𝑑𝜃

𝜃̑𝐵𝐴 0

=1 2 Dimana

𝜃̑𝐵𝐴 : Estimator Bayesian AELF 𝑓𝜃|𝑡(𝜃) : Distribusi Posterior STUDI KASUS

Studi kasus yang dilakukan menggunakan data waktu survival 137 pasien penderita kanker paru- paru. Data tersebut merupakan data sekunder yang berasal dari North Central Cancer Treatment Group.

Pada data penderita kanker paru-paru tersebut terdapat variabel time yang menunjukkan waktu bertahan hidup pasien dalam hari. Dalam penelitian ini, digunakan variabel time dengan lama waktu penelitian adalah selama 999 hari.

Uji yang digunakan untuk mengetahui bahwa data berdistribusi eksponensial adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan uji tipe uji kecocokan dimana dengan uji ini dapat ditentukan kesesuaian antara distribusi sampel dengan distribusi tertentu, seperti distribusi Uniform, distribusi Normal, distribusi eksponensial atau distribusi Poisson. Hipotesis untuk distribusi data pada penelitian ini:

𝐻0 : data mengikuti distribusi eksponensial 𝐻1 : data tidak mengikuti distribusi eksponensial

Taraf nyata 𝛼 = 0,05 digunakan dalam menentukan keputusan akhir untuk menerima atau menolak 𝐻0. Nilai p-value pada uji distribusi eksponensial adalah 0,158 artinya 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 > 0,05, maka 𝐻0 diterima dimana data berdistribusi eksponensial.

Dari data penderita kanker paru-paru diketahui bahwa ∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖 = 16.663 dan 𝑛 = 137. Persamaan (7) dapat diselesaikan dengan mensubstitusikan ∑𝑛𝑖=1𝑡𝑖 = 16.663 dan 𝑛 = 137, sehingga diperoleh estimator Bayesian AELF sebagai berikut:

𝜃̂𝐵𝐴 = 0,008262

Sedemikian sehingga diperoleh estimasi parameter fungsi survival dengan menggunakan metode Bayesian AELF sebagai berikut:

𝑆̂𝐵𝐴(𝑡𝑖; 𝜃̂𝐵𝐴) = 𝑒−𝜃̂𝐵𝐴𝑡𝑖= 𝑒−0,008262𝑡𝑖

Jika diambil sebarang nilai 𝑡𝑖 pada data penderita kanker paru-paru dengan 𝑡1= 1, 𝑡103 = 144, 𝑡122 = 278, 𝑡133= 467, dan 𝑡137= 999, maka dapat diketahui peluang individu dapat bertahan hidup sebagai berikut:

𝑆̂𝐵𝐴(𝑡1; 𝜃̂𝐵𝐴) = 𝑒−0,008262(1)= 0,991772 𝑆̂𝐵𝐴(𝑡103; 𝜃̂𝐵𝐴) = 𝑒−0,008262(144)= 0,304304 𝑆̂𝐵𝐴(𝑡122; 𝜃̂𝐵𝐴) = 𝑒−0,008262(278)= 0,100577 𝑆̂𝐵𝐴(𝑡133; 𝜃̂𝐵𝐴) = 𝑒−0,008262(467)= 0,021103 𝑆̂𝐵𝐴(𝑡137; 𝜃̂𝐵𝐴) = 𝑒−0,008262(999)= 0,00026

(7)

(8)

(6)

dengan

𝑆̂𝐵𝐴(𝑡𝑖; 𝜃̂𝐵𝐴) : Estimasi fungsi survival individu ke-i menggunakan metode Bayesian AELF Sehingga dapat diketahui bahwa peluang hidup pasien yang mengidap penyakit kanker paru-paru selama 1 hari adalah sebesar 0,991772, selama 144 hari adalah 0,304304, selama 278 hari adalah 0,100577, selama 467 hari adalah 0,021103, dan selama 999 hari adalah 0,00026.

Selanjutnya diberikan hasil perhitungan fungsi survival dan estimasi parameter fungsi survival dengan metode Bayesian AELF pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Hasil Perhitungan Fungsi Survival dan Estimasi Parameter Fungsi Survival dengan Metode Bayesian AELF

n 𝒕𝒊 𝑺𝒕𝒊 𝑺̂𝑩𝑨

1 1 0,991812 0,991772

2 1 0,991812 0,991772

3 2 0,983691 0,983612

⋮ ⋮ ⋮

136 991 0,000289 0,000278

137 999 0,000271 0,00026

Secara keseluruhan peluang bertahan hidup pasien penderita penyakit kanker paru-paru pada Tabel 1 dapat disajikan pada gambar berikut:

Gambar 3 Grafik Perbandingan Fungsi Survival dan Estimasi Parameter Fungsi Survival dengan Metode Bayesian AELF

Gambar 3 menunjukkan bahwa grafik fungsi survival dan estimasi parameter fungsi survival menggunakan metode Bayesian AELF saling berhimpitan, sehingga tidak terlihat perbedaan pada kedua garis tersebut. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa semakin lama individu mengidap penyakit kanker paru-paru, maka peluang bertahan hidup akan semakin kecil (mendekati nol).

Nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

MAPE merupakan pengukuran kesalahan yang menghitung ukuran persentase penyimpangan antara data aktual dengan data estimasi. MAPE dihitung dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian, merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Kriteria nilai MAPE jika dilihat pada Tabel 2 berikut:[7]

Tabel 2 Kriteria MAPE

MAPE Status

<10% Sangat baik

10%-20% Baik

20%-50% Cukup

>50% Buruk

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

0 200 400 600 800 1000 1200

Fungsi Survival

Waktu Survival

FSurvival FSurvival BA

(7)

Semakin kecil rata-rata persentase kesalahan, maka semakin besar nilai keakuratan estimasi.

Sebaliknya, semakin besar rata-rata persentase kesalahan, maka semakin kecil nilai keakuratan estimasi.

Nilai MAPE dapat dihitung dengan persamaan berikut [12]:

𝑀𝐴𝑃𝐸 =1

𝑛∑|𝑆𝑡𝑖− 𝑆̂𝐵𝐴| 𝑆𝑡𝑖

𝑛

𝑡𝑖=1

× 100%

Dimana

𝑛 : Jumlah penderita kanker paru-paru

𝑡𝑖 : Data waktu survival individu ke-i dengan 𝑖 = 1,2, . . . , 𝑛 𝑆𝑡𝑖 : Fungsi survival individu ke-i dengan 𝑖 = 1,2, . . . , 𝑛

Dengan mensubstitusikan hasil perhitungan fungsi survival pada Tabel 1 ke Persamaan (9), diperoleh nilai MAPE sebagai berikut:

𝑀𝐴𝑃𝐸 = 1

137(|0,991812 − 0,991772|

0,991812 +. . . +|0,000271 − 0,00026|

0,000271 ) × 100% = 0,485%

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai 𝑀𝐴𝑃𝐸 < 10%, maka dapat dikatakan bahwa metode Bayesian AELF memiliki kemampuan estimasi yang sangat baik dalam mengestimasi peluang hidup pasien penderita kanker paru-paru.

PENUTUP

Berdasarkan tujuan penulisan dan hasil yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil estimasi parameter model survival berdistribusi eksponensial dengan metode Bayesian absolute error loss function menggunakan prior Uniform adalah

𝑆̂𝐵𝐴(𝑡𝑖; 𝜃̂𝐵𝐴) = 𝑒−𝜃̂𝐵𝐴𝑡𝑖= 𝑒−0,008262𝑡𝑖

2. Berdasarkan hasil estimasi parameter model survival berdistribusi eksponensial dengan metode Bayesian AELF menggunakan prior Uniform untuk studi kasus kanker paru-paru dapat disimpulkan bahwa peluang hidup pasien yang mengidap penyakit kanker paru-paru semakin lama akan semakin kecil (mendekati nol).

3. Nilai MAPE yang diperoleh dari fungsi survival dengan menggunakan metode Bayesian AELF adalah sebesar 0,485%. Hal ini berarti bahwa metode Bayesian AELF memiliki kemampuan estimasi yang sangat baik dalam mengestimasi peluang hidup pasien penderita paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kleinbaum, D.G. & Klein, M. Survival Analysis: A Self-Learning Text. New York: A John Wiley

& Sons Inc; 2005.

[2] Fitria, S., Helmi & Rizki, S.W. Estimasi Parameter Model Survival Distribusi Eksponensial Data Tersensor dengan Metode Maksimum Likelihood dan Bayesian SELF. Buletin Ilmiah Math. Stat dan Terapannya (Bimaster). 2016; V(5), pp. 213-220.

[3] Bostald, W.M. Introduction to Bayesian Statistics. Amerika: John Wiley and Sons Inc; 2007.

[4] Surati, Helmi & Rizki, S. W. Estimasi Parameter Model Survival Distribusi Eksponensial Data Tersensor dengan Metode Bayesian GELF Menggunakan Prior Informatif dan Non-Informatif.

Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster). 2018; V(7), pp. 101-110.

[5] Preda, V., Panaitescu, E., & Constantinescu, A. Bayes Estimators of Modified-Weilbull Distribution Parameters using Lindley’s Approximation. WSEAS Transactions on Mathematics. 2010; V(9), pp.

539-549.

[6] Jelda, P., Rizki, S. W. & Imro'ah, N. Pendekatan Bayesian GELF untuk Estimasi Parameter Model Survival Rayleigh dengan Prior Uniform. Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster).

2019; V(8), pp. 515-522.

[7] Putri, M., Martha, S. & Rizki, S. W.. Estimasi Parameter Model Survival Distribusi Pareto-Gamma dengan Metode Bayesian Linex Loss Function. Buletin Ilmiah Math. Stat. Terapannya (Bimaster).

2019; V(8), pp. 349-356.

(9)

(8)

[8] Apdani, R., Salam, A. & Kahtan, M. I. Karakteristik Penderita Kanker Paru yang Dirawat Inap di Bangsal Paru Rumah Sakit Umum Dr. Soedarso Pontianak Periode 1 Januari-31 Desember 2010.

2013; pp. Vol. 01.

[9] Lawless, J.F. Statistical Models and Methods for Survival Data Analysis. Canada: John Wiley and Sons; 1982.

[10] Lee, E. & Wang, J. Statistical Methods for Survival Data Analysis. Canada: A John Wiley & Sons Inc; 2003.

[11] Bain, L.J. & Engelhardt, M. Introduction to Probability and Mathematical Statistics. California:

Duxbury on Wathfor Inc; 1992.

[12] Makridakis S, Wheelwright SC, McGee VE. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Binarupa Aksara; 1999.

BAGUS SETIADI : FMIPA UNTAN Pontianak, bagus.sriba@gmail.com

SETYO WIRA RIZKI : FMIPA UNTAN Pontianak, setyo.wirarizki@math.untan.ac.id NURFITRI IMRO’AH : FMIPA UNTAN Pontianak, nurfitriimroah@math.untan.ac.id

Gambar

Gambar 1 Kurva fungsi survival  DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
Tabel 1 Hasil Perhitungan Fungsi Survival dan Estimasi Parameter   Fungsi Survival dengan Metode Bayesian AELF

Referensi

Dokumen terkait

DOSEN PEMBIMBING TESIS DAN MAHASISWA YANG DIBIMBING TAHUN GENAP AKADEMIK 2014/2015. PROGRAM

Penerima manfaat langsung dari pembangunan pabrik es ini adalah nelayan, Penerima manfaat langsung dari pembangunan pabrik es ini adalah nelayan, pedagang ikan dan pengusaha

Menyatakan fakta berserta huraian yang ringkas 2m Menyatakan fakta berserta huraian yang jelas dan lengkap serta disokong

Setelah melakukan serangkaian pengujian dan pembahasanm mengenai Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja di Sulawesi Selatan peride 2002-2011 yaitu

Penelitian tentang estimasi parameter model survival distribusi Heligman- Pollard dengan menggunakan metode Bayes ini dilakukan dengan studi pustaka yang dilakukan dengan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT di atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menulis skripsi ini dengan judul &#34;Pengaruh Leverage Terhadap

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa problem posing dalam pembelajaran matematika pada materi segitiga dan segiempat merupakan

Interaksi perbandingan biji nangka dan air dan konsentrasi carboxy methyl cellulose memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap kadar protein dan