• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RIWAYAT HIDUP PENGARANG DAN SYNOPSIS NOVEL THE SCARLET LETTER. pertama menjelaskan tentang riwayat hidup Nathaniel Hawthorne.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II RIWAYAT HIDUP PENGARANG DAN SYNOPSIS NOVEL THE SCARLET LETTER. pertama menjelaskan tentang riwayat hidup Nathaniel Hawthorne."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

THE SCARLET LETTER

Pada bab ini penulis sengaja mengetengahkan tentang dua bagian. Bagian pertama menjelaskan tentang riwayat hidup Nathaniel Hawthorne. Sedangkan bagian kedua mencakup tentang synopsis novel The Scarlet Letter yang dijelaskan secara singkat dan jelas. Adapun sumber yang menjadi acuan antara lain dari Kesusastraan Amerika yang diterbitkan oleh Lembaga Penerangan Amerika Serikat dan dari novel The Scarlet Letter Wordwrth Editions 1999.

A. Riwayat Hidup Pengarang

Nathaniel Hawthorne, lahir pada tanggal 4 Juli 1803 di Salem, Massachusetts sebuah kota pelabuhan di utara Boston yang mengkhususkan diri di bidang perdagangan India Timur, ia lahir dari keluarga yang kaya dan keluarganya hidup pada zaman kolonial. Pada umur 4 tahun ayahnya meninggal dunia dalam perjalanan ke Suriname. Namun kejadian tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk melanjutkan keinginannya sebagai sastrawan. Selain itu salah satu nenek moyangnya adalah seorang hakim pada abad sebelumnya, pada masa persidangan di Salem atas para wanita yang dituduh sebagai penyihir. Nathaniel Hawthorne sangat serius menekuni dunianya hingga pada tahun 1828 ia mampu membuat cerita pendek yang dibantu oleh Sir Walter Scott.

10

(2)

Banyak cerita karya Hawthorne terjadi di New England yang Puritan, dan novelnya yang paling hebat, The Scarlet Letter (1850) menjadi potret klasik Puritan Amerika. Novel itu menceritakan percintaan yang penuh kasih dan terlarang antara pendeta Arthur Dimmesdale, lelaki muda yang sensitif dan religius, dengan Hester Prynne, orang kota yang sensual dan cantik. Terjadi di Boston sekitar tahun 1650 pada masa awal pendudukan Puritan, novel ini mengutamakan obsesi kaum Kalvinis atas moral, tekanan seksual, kesalahan dan pengakuan, dan pertolongan spiritual.

Untuk masanya, The Scarlet Letter adalah buku yang berani. Gaya Hawthorne yang sopan, lokasi kejadian yang historis dan terpencil, ambiguitas melunakkan tema-temanya yang keras dan memuaskan masyarakat umum, tetapi penulis yang sangat maju seperti Ralph Waldo Emerson dan Herman Melville mengenali kekuatan ‘setan’ buku tersebut. Buku itu mengetengahkan isu-isu yang biasanya ditutup-tutupi di Amerika pada abad ke-19, seperti dampak pengalaman demokratis yang baru dan membebaskan pada tingkah laku seseorang, khususnya dalam kebebasan seksual dan keagamaan.

Buku itu tersusun dengan sangat baik dan ditulis dengan indah. Dengan cara yang benar, buku itu mengunakan alegori, suatu teknik yang dipraktekkan oleh penduduk Puritan awal. Reputasi Hawthorne juga ada pada novel-novel dan cerita-cerita fiksinya yang lain. Dalam The House of the Sveen Gables (1851), lagi-lagi dia kembali pada sejarah New England. Retaknya “rumah” itu tertuju pada sebuah keluarga di Salem seperti juga pada struktur yang sebenarnya. Dua novel Hawthorne terakhir kurang sukses. The Blithedale Romance (1852)

(3)

merupakan potret komunitas brook Farm yang sosialis dan utopis. Dalam buku tersebut, Hawthorne mengkritik para pembaharu sosial yang egois dan haus kekuasaan yang pada dasarnya bukan demokrat sejati.

Tema-tema ini, dan karakteristik latar belakang kejadian masa kolonial New England yang puritan, adalah ciri-ciri cerita pendek Hawthorne: “The Minister’s Balck Veil,” “Young Goodman Brown,” dan “ My Kisman, Major Molinoux.” Dalam cerita yang terakhir, seorang laki-laki muda datang dari desa ke kota- bisa dilakukan pada masa urbanisasi Amerika dari abad ke-19 untuk mendapatkan bantuan dari saudara-saudara yang berkuasa, yang tak pernah ditemuinya. Robin mendapat kesulitan untuk bertemu dengan walikota, dan akhirnya bergabung dalam kerusuhan aneh di malam hari dimana seorang pria kelihatannya seorang kriminal yang melakukan trusir dari kota dengan cara yang komikal dan kejam. Robin tertawa paling keras sehingga dia sadar bahwa

“kriminal” itulah yang ia cari-mewakili orang Inggris yang terusir karena kelompok Amerika yang revolusioner.

B. Synopsis Novel The Scarlet Letter

Novel Scarlet Letter ditulis oleh Nahtaniel Hawthorne yang mana novel ini dibuat sekitar tahun 1850-an. Novel ini menceritakan tentang sebuah pasangan muda yang pindah dari Inggris ke Amerika tepatnya di Boston. Pasangan tersebut bernama Hester Prynne dan Roger Chillingworth karena ada kepentingan yang tidak dapat ditinggalkan maka Hester Prynne berangkat lebih awal.

(4)

Di Boston Hester Prynne menempati pondok kecil yang berada di dekat hutan dan pantai, ia adalah seorang wanita yang rajin beribadah hingga akhirnya ia berkenalan dengan Pendeta Althur Dimmesdale yang saat itu sebagai pendeta di gereja itu dan Hester Prynne sebagai anggota jema’at gerejanya. Seiring berjalannya sang waktu ternyata Hester Prynne menaruh hati pada Pendeta Dimmesdale demikian juga dengan Pendeta Dimmesdale, hingga suatu hari terdengar kabar kalau ada sebuah kapal dibajak dan semua penumpang kapal tersebut tak ada yang selamat termasuk suami Hester Prynne. Mendengar berita tersebut Hester Prynne merasa sangat sedih dan setelah beberapa waktu berlalu akhirnya hubungan Hester Prynne dengan Pendeta Dimmesdale semakin berlanjut dan terjadilah perbuatan asusila diantara mereka.

Setelah beberapa minggu ada sebagian masyarakat mengetahui kalau Hester Prynne hamil. Hal tersebut membuat semua masyarakat gempar dan akhirnya Hester Prynne diundang ke tempat Gubernur dan selanjutnya ia diperiksa dan apa yang dibicarakan masyarakat ternyata benar adanya. Mengetahui hal tersebut akhirnya ia diadili oleh masyarakat di atas panggung pengadilan dan disuruh mengakui siapa yang telah menghamilinya, namun Hester Prynne hanya diam dan karena keras kepalanya itu, maka pihak pemerintah menjatuhkan hukuman penjara dan harus memakai huruf Scarlet A di dadanya. Hester Prynne tidak mau mengatakan siapa teman pendosanya karena ia tahu kalau ia mengatakan siapa teman pendosanya maka Pendeta Dimmesdale akan digantung dan nama baiknya akan hancur.

(5)

Di dalam penjara Hester Prynne melahirkan anaknya yang ia beri nama Pearl, anaknya tersebut sangat cantik. Hester Prynne sangat terkejut melihat kedatangan suaminya yang bernama Roger Chillingworth. Ditempat tersebut mereka saling bercakap-cakap dan tanpa disengaja terjadilah pertengkaran di antara mereka dan Roger Chillingworth mengancam akan mengungkap rahasia yang disembunyikan oleh Hester Prynne. Setelah keluar dari penjara, Hester Prynne berhasil hasil-hasil kerajinan tangan yang bagus hingga hampir semua elemen masyarakat menggunakan buah karya manis dari seorang pendosa.

Dengan hasil yang ia peroleh ia mampu menghidupi keluarganya bahkan ia juga membantu orang yang lebih menderita darinya dari segi ekonomi.

Melihat penderitaan yang dialami oleh Hester Prynne, Pendeta Dimmesdale merasa sangat bersalah dan dengan rasa bersalahnya yang sangat tinggi tersebut akhirnya kesehatan Pendeta Dimmesdale hari demi hari semakin memburuk. Melihat kondisi Pendeta Dimmesdale semakin memburuk Roger Chillingworth yang berhasil mencuri perhatian masyarakat dengan keahliannya mengobati orang sakit tersebut mengajak Pendeta Dimmesdale untuk tinggal bersama dengan alasan agar bisa merawat Pendeta tersebut, walaupun di sisi lain ada misi yang sangat jahat di dalam hatinya.

Waktu terus berlalu anak Hesterpun semakin beranjak dewasa dan suatu hari yang cerah di Boston ada sebuah acara yang besar, Hester mengajak naknya menghadiri acara posesi di gereja dimana Pendeta Dimmesdale sebagai pembicara dalam acara tersebut. Banyak masyarakat melihat Pendeta Dimmesdale tampak berwibawa dari sebelumnya dan ketika ia berbicara membuat hati masyarakat

(6)

tersentuh dan bergetar namun suaranya tidak begitu jelas dan hal itu membuat Hester segera mendekat di mana Pendeta menyampaikan pidatonya.

Setelah acara di gereja selesai, acara tersebut akan dilanjutkan ke gedung kota namun keadaan pada saat itu berubah, kondisi Pendeta Dimmesdale semakin memburuk dan ia tahu bahwa saat itulah yang ia tunggu-tunggu untuk mengakui dosanya dan akhirnya ia mengajak Hester Prynne dan Pearl naik di atas panggung dan di sanalah Pendeta mulai bercerita sedikit demi sedikit penderitaannya selama tujuh tahun dan di situlah Pendeta Dimmesdale mengakui semua kesalahannya.

Masyarakat yang mendengar pengakuan Pendeta Dimmesdale seakan-akan tidak percaya dengan apa yang mereka dengarkan. Pada saat itu juga setelah Pendeta Dimmesdale mengakui semua dosanya keadaan semakin memburuk dan akhirnya di tempat itu ia meninggal.

Setelah kejadian itu berlalu Roger Chillingworth dikabarkan meninggal karena ia telah merasa kehilangan semua apa yang ia miliki termasuk ilmu yang ia pelajari juga ikut menghilang semenjak ia berambisi untuk balas dendam. Hester Prynne juga menghilang entah kemana tak ada satu orangpun yang tahu kemana Hester Prynne dan anaknya pergi hanya pondok kecil di dekat pesisir yang menjadi saksi dari perjalanan dan lika-liku kehidupan Hester Prynne.

Akhir cerita dalam novel The Scarlet Letter ini merupakan bentuk cerita yang menonjolkan pesan moral yang terjadi di masyarakat pada waktu itu dimana sebuah tindakan asusila sangat ditentang dan mendapatkan hukuman yang berat.

Namun di sisi lain ada sebuah ketidakadilan yang tersirat mengenai kedudukan dan hak perempuan yang terabaikan dalam novel tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar, aplikasi V-Tronik ini telah dapat menjalankan semua fungsi fitur yang ada pada Bab 2, untuk melakukan login, mendaftarkan agen, voucher,

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan pengembangan kurikulum dan silabus, dilakukan oleh guru SD Negeri 2 Temurejo, Karangrayung Grobogan memuat identitas yang

Diagnosis IMA dapat dilakukan dengan cara, yaitu: nyeri dada tipikal >20 menit, abnormalitas elektrokardiogram (EKG), peningkatan creatinin kinase myocardial band (CKMB),

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Ujian Akhir Program Kompetensi Bidan Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Kedokteran. Universitas

The aims of the study were to find out the effectiveness of a text-based syllabus design in teaching writing a research paper abstract in academic writing classroom,

[r]

Tabel 4.4 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengutarakan Pendapat Kepada Orang Lain Siklus

PENGENDALIAN PROYEK DENGAN METODE EARNED VALUE PADA BENDUNG SUSUKAN KABUPATEN MAGELANG. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat