• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Merek Apple Pada Mahasiswa Di Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Merek Apple Pada Mahasiswa Di Yogyakarta"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI MEREK APPLE PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

Senna Putra Wijaya1, Nina Fitriana2 Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta

18081159@student.mercubuana-yogya.ac.id1, nina.fitriana@mercubuana-yogya.ac.id2 +6289671738872

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan produk dan citra merek secara simultan terhadap minat beli pada merek Apple pada Mahasiswa di Yogyakarta dan pengaruh pengetahuan produk dan citra merek secara parsial terhadap minat beli merek Apple pada Mahasiswa di Yogyakarta. Hipotesis penelitian ini adalah : 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan produk dan citra merek terhadap minat beli, 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan produk terhadap minat beli, dan 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek terhadap minat beli.

Subjek penelitian berjumlah 150 orang dengan kriteria mahasiswa aktif yang melakukan studi di Yogyakarta. Alat pengumpulan data menggunakan skala likert dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode probabilty sampling jenis random sampling dan menggunakan skala minat beli, pengetahuan produk, serta citra merek. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil analisis data diperoleh 1) Nilai signifikansi untuk pengaruh pengetahuan produk dan citra merek terhadap minat beli adalah 0,004 dan nilai F hitung 5,621. Hal ini menunjukkan pengetahuan produk dan citra merek berpengaruh terhadap minat beli. Berdasarkan nilai Adjusted R Square diketahui minat beli sebesar 5,8% dipengaruhi oleh pengetahuan produk dan citra merek. Sedangkan 94,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya, 2) Nilai signifikansi pengaruh pengetahuan produk terhadap minat beli adalah 0,002 dan nilai F hitung 10,011. Hal ini menunjukkan pengetahuan produk berpengaruh terhadap minat beli, 3) Nilai signifikansi untuk pengaruh citra merek terhadap minat beli adalah 0,012 dan nilai F hitung 6,462. Hal ini menunjukkan citra merek berpengaruh terhadap minat beli.

Kata Kunci: Minat Beli, Pengetahuan Produk, Citra Merek

The effect of Product Knowledge and Brand Image towards Purchase Intention of Brand Apple among College Students in Yogyakarta

Senna Putra Wijaya1, Nina Fitriana2

Faculty of Psychology, University of Mercu Buana Yogyakarta

18081159@student.mercubuana-yogya.ac.id1, nina.fitriana@mercubuana-yogya.ac.id2 +6289671738872

Abstract

This study aims to determine the effect of product knowledge and brand image simultaneously on buying interest in the Apple brand among college students in Yogyakarta and the effect of product knowledge and brand image partially on buying interest in the Apple brand among college students in Yogyakarta. The hypotheses of this research are: 1) there is a positive and significant effect between product knowledge and brand image on buying interest, 2) there is a positive and significant influence between product knowledge and purchase intention, and 3) there is a positive and significant influence between brand image on buying interest. The research subjects were 150 people with the criteria of active college students who were studying in Yogyakarta. Data collection tool using Likert scale with sampling technique using probability sampling method random sampling type and using a buying interest scale, product knowledge, and brand image.

The data analysis technique used simple linear regression analysis and multiple linear regression.

The results of data analysis obtained 1) The significance value for the effect of product knowledge and brand image on buying interest is 0.004 and the calculated F value is 5.621. This shows that product knowledge and brand image affect buying interest. Based on the value of Adjusted R Square, it is known that buying interest of 5.8% is influenced by product knowledge and brand image. While 94.2% is influenced by other variables, 2) The significance value of the influence of

(2)

product knowledge on buying interest is 0.002 and the calculated F value is 10.011. This shows that product knowledge has an effect on buying interest, 3) The significance value for the influence of brand image on buying interest is 0.012 and the calculated F value is 6.462. This shows that brand image has an effect on buying interest.

Keywords: Purchase Intention, Product Knowledge, Brand Image

PENDAHULUAN

Revolusi industri 4.0 yang berkembang di seluruh penjuru dunia mengakibatkan terciptanya efektifitas dan efisiensi dengan berbagai sistematika yang terjadi dan segala dampaknya (Purba, Yahya, & Nurbaiti, 2021). Dampak dari era revolusi industri 4.0 di bidang pendidikan yaitu semakin banyaknya pemanfaatan teknologi dalam media pembelajaran (Firmadani, 2020). Adapun media pembelajaran yang digunakan di era industri 4.0 yaitu gadget (Silfiyah, 2021). Gadget adalah sebuah perangkat elektronik yang berukuran kecil yang masing- masing jenisnya memiliki fungsi khusus sehingga dapat memudahkan pekerjaan ataupun kebutuhan agar lebih praktis dan efisien (Putra, 2017). Melalui gadget beragam informasi dapat diakses, gadget sendiri berupa smartphone, komputer, laptop, tablet, dan e-reader yang menggunakan fitur internet (Marpaung, 2018).

Saat ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat dalam hal ini gadget, berbagai macam jenis gadget dengan mudah ditemui dengan berbagai macam jenis dan merek. Kini, semua perusahaan yang memproduksi barang elektronik berlomba-lomba memproduksi gadget untuk memenuhi permintaan pasar para konsumen di Indonesia (Noormiyanto, 2018). Berbagai merek dari setiap perusahaan bersaing satu sama lain untuk menjadi market leader. Salah satunya merek yang menjadi market leader dalam bidang komunikasi ialah Apple (Chrisandi, 2014).

Apple merupakan salah satu merek yang memproduksi berbagai jenis produk elektronik seperti Mac, Ipad, Ipod, dan Iphone (Darmono, 2020). Apple.inc merupakan salah satu perusahaan terbesar di bidang teknologi yang berkantor pusat di Cupertino, California yang didirikan oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne (Krismajayanti & Darma, 2021).

Meski identik dengan harga tinggi, namun banyak orang tetap mencari produk merek Apple karena memiliki keyakinan terhadap kualitas dan ekosistem yang membedakannya dengan gadget lainnya (Gozali, 2015). Melihat trend masa kini, produk dari merek Apple dikesankan sebagai barang mewah dan konsumen dari merek Apple akan merasa kekinian serta merasa mampu secara ekonomi (Mulyati & Hariyanto, 2021).

Apple memiliki citra elit yang sejak awal pembuatannya tidak hanya dikhususkan sebagai perangkat teknologi melainkan memiliki nilai artistik sendiri (Rezza, 2016). Keunggulan produk yang dikeluarkan oleh merek Apple yaitu meskipun memiliki nilai jual yang tinggi, tetapi memiliki kualitas yang baik, desain yang elegan, tipis, mudah dibawa kemana-mana, serta

(3)

fasilitas keamanan dan kemudahan dalam penggunaan (Gozali, 2015). Berdasarkan pada argumen tersebut maka objek penelitian yang dipilih adalah gadget dengan merek Apple.

Pengguna produk Apple tidak hanya memanfaatkan nilai guna, tetapi juga mencari nilai tanda yang dapat meningkatkan status sosial dan prestis penggunannya (Rezza, 2016). Saat ini kebutuhan konsumen dikelompokkan ke dalam satu kategori, yaitu kebutuhan akan diferensiasi atau posisi tertentu yang dapat dicapai seseorang melalui konsumsi suatu produk (Kushendrawati, 2011). Konsumen saat ini merupakan masyarakat yang keberadaannya dapat dilihat dari perbedaan barang yang dikonsumsi dan keberadaannya dipertahankan hanya dengan terus mengkonsumsi berbagai simbol dan status sosial di balik barang tersebut (Kushendrawati, 2011). Oleh karena itu, produk dibeli semata-mata untuk menunjukkan jati dirinya kepada orang lain (Rezza, 2016).

Mahasiswa merupakan objek yang menarik untuk diteliti oleh para ahli pemasaran karena mahasiswa pada umumnya mudah dibujuk oleh iklan, suka mengikuti teman, mengutamakan gengsi dalam membeli barang-barang bermerek untuk menjadi trend center di kampus agar tidak dianggap ketinggalan zaman (Kurniawan, 2017). Pada masa ini juga mahasiswa rentan dipengaruhi oleh hal-hal yang dianggap dapat menarik perhatian orang lain. Di sisi lain perubahan gaya hidup yang ditunjukkan oleh mahasiswa adalah keinginan untuk tampil terlihat bagus didepan orang lain, maka dari itu mahasiswa ingin keberadaannya diakui oleh lingkungannya (Dharma & Prahara, 2020). Seperti halnya seorang mahasiswa yang ingin bisa membeli alat komunikasi dengan harga tinggi seperti gadget merek Apple, padahal jika dipertimbangkan berdasarkan kepentingan kebutuhannya tersebut cukup dengan menggunakan smartphone merek lain. Namun, karena pengaruh globalisasi dan pergaulan yang konsumtif mahasiswa tersebut tetap berkeinginan untuk dapat memiliki gadget merek Apple tersebut (Gozali, 2015).

Yogyakarta merupakan salah satu kota multietnis di Indonesia, dimana para pendatang yang berasal dari berbagai macam suku menjadikan Yogyakarta sebagai tempat untuk menimba ilmu (Nugroho, Lestari, & Wiendijarti, 2012). Beragam mahasiswa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan latar belakang dan budaya yang beragam membentuk sebuah kesatuan dan menciptakan sebuah akulturasi (Khakim, Nugraha, Sukanti & Sarwedi, 2020).

Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia dikarenakan banyaknya pendatang dari berbagai macam suku bangsa yang tinggal di kota ini. Hal ini menyebabkan tingginya akulturasi budaya yang memiliki dampak positif dan negatif (Indriharta, Suharjana & Marzuki, 2016). Salah satunya secara implisit mendorong masyarakat untuk menjadi konsumtif, daya beli yang ada di masyarakat bertambah, serta mengubah kebiasaan dan gaya hidup menjadi lebih mewah dan berlebihan dalam waktu yang relatif singkat (Rasyid, 2019). Hal ini sesuai dengan karakteristik

(4)

pengguna merek Apple yaitu konsumen yang menggunakan merek Apple akan memiliki kesan menggunakan barang mewah dan konsumen akan merasa mengikuti perkembangan zaman dan mampu secara finansial (Mulyati & Hariyanto, 2021). Berdasarkan uraian diatas, subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Apple.inc adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar. Perusahaan tersebut berjuang dan bertahan agar usaha yang mereka lakukan tidak mengalami penurunan bahkan kebangkrutan pada masa pandemi covid-19 (Oktavia & Suharsono, 2022). Adanya pandemi covid-19 tidak bisa dipungkiri berdampak pada segala aspek, tentunya juga pada aspek ekonomi dan perilaku konsumen (Ramadayanti & Kurriwati, 2021). Perilaku konsumen dapat diperkirakan dengan menggunakan suatu indikator penting yaitu minat beli (Ruhamak &

Rahayu, 2017). Selaras dengan hal tersebut Maulana dan Alisha (2020), menjelaskan bahwa minat beli juga dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen. Dunia dalam skala global mengalami covid-19 yang menyebabkan minat beli masyarakat ikut menurun, karena pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan pembatasan sosial untuk memutuskan rantai penyebaran virus covid-19 (Pariama & Takwim, 2021). Penurunan minat beli terjadi pada beberapa jenis barang, berdasarkan hasil riset yang dilakukan GfK menyatakan bahwa perdagangan ritel produk – produk elektronik merupakan jenis yang memiliki dampak paling besar akibat adanya pandemi covid-19. Selain itu, terdapat beberapa produk dengan kategori lainnya yang memiliki dampak dari covid-19 diantaranya yaitu TV, tablet, serta handphone (Threestayanti, 2020).

Virus covid-19 berdampak besar bagi kehidupan manusia karena selain menyerang imunitas masyarakat seluruh dunia, covid-19 juga menyebabkan ketidakstabilan perekonomian dunia dan struktur sosial (Saputra & Budiarti, 2021). Apple adalah salah satu perusahaan yang terdampak kerugian akibat wabah Corona ini, dimana dilaporkan saham Apple Inc. turun dua persen pada Februari 2020 dan menyeret saham pemasoknya di seluruh dunia lebih rendah serta Apple tidak memenuhi target pendapatannya pada kuartal Maret 2020 (Nursanti, 2020).

Berdasarkan riset Pariama dan Takwim (2021) menyatakan pandemi covid-19 berpengaruh terhadap minat beli masyarakat. Oleh karenanya, perusahaan perlu mencari strategi lain untuk meningkatkan agar minat beli yang dimiliki oleh konsumen mengalami peningkatan kembali ditengah kondisi pandemi yang belum sepenuhnya hilang (Saputra & Budiarti, 2021).

Ferdinand (2014) mengungkapkan pengertian minat beli merupakan rencana pembelian dari dalam diri konsumen terhadap sejumlah produk dari suatu merek tertentu. Minat beli merupakan konsumen yang memiliki keinginan untuk membeli suatu barang atau jasa pada kurun waktu tertentu (Naszariah dkk., 2021). Senada dengan pendapat tersebut, Prasojo (2019)

(5)

mendefinisikan minat beli sebagai konsumen yang memiliki rencana untuk melakukan pembelian suatu barang tertentu atau beberapa barang yang diperlukan dalam periode waktu tertentu.

Ferdinand (2014) memaparkan minat beli memiliki empat aspek diantaranya yaitu minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Minat transaksional adalah keinginan individu untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu atau sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan. Minat referensial adalah keinginan individu untuk merekomendasikan suatu produk pada individu lainnya. Minat preferensial adalah keinginan yang mencerminkan perilaku individu yang mempunyai preferensi utama terhadap suatu produk tertentu. Minat eksploratif adalah perilaku individu yang mencerminkan minat pada suatu produk dengan selalu mencari informasi tentang suatu produk yang diminati untuk memberikan makna positif pada produk tertentu.

Perusahaan seharusnya mempunyai rencana untuk mampu membuat konsumen memiliki minat beli pada sebuah produk tertentu (Swastha & Irawan, 2013). Konsumen dengan minat beli yang tinggi akan berpeluang melakukan pembelian suatu produk tertentu. Hal ini merupakan kondisi yang diharapkan oleh perusahaan karena akan memberikan profit kepada perusahaan (Gunawan, Semuel, & Dharmayanti, 2013). Selaras dengan hal tersebut, Suryana dan Dasuki (2013) menyatakan bahwa konsumen dengan minat beli tinggi dapat menyebabkan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tertentu.

Konsumen yang memiliki minat beli akan menciptakan sebuah motivasi yang selanjutnya tersimpan dalam benak konsumen dan menjadi tindakan yang sangat kuat, sehingga ketika seorang konsumen harus memuaskan kebutuhannya akan merealisasikan apa yang ada di dalam benaknya (Sari, 2020). Namun, pada kenyataannya adakalanya para konsumen tidak memiliki minat beli (Ramadhani, Budimansyah, & Sanjaya, 2021). Selain itu, minat beli konsumen di kalangan mahasiswa juga menurun terhadap berbelanja secara online (Kamaluddin &

Muhajirin, 2018).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nanda dan Ikawati (2020) menunjukkan bahwa minat beli pada mahasiswa terhadap suatu produk tertentu 41,9% berada di level rendah dan 58,1% berada di level tinggi. Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa minat beli pada mahasiswa tergolong rendah. Hasil penelitian lainnya oleh Lestari dan Rahmidani (2019) menunjukkan bahwa presentase minat beli mahasiswa terhadap gadget pada suatu merek tertentu sangat rendah, yaitu hanya 21,7% mahasiswa yang memiliki minat beli dan 78,3% lainnya tidak memiliki minat beli. Hasil dari penelitian yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki minat beli tergolong rendah.

(6)

Apple dalam laporan keuangannya mempublikasikan bahwa saham perusahaan Apple mengalami penurunan sebesar 3,4% dimana pendapatan dan keuntungan pada kuartal IV tahun fiskal 2021 sebesar US$83,4 milyar dan US$1,24 per saham, atau turun sedikit dari para prediksi analis sebesar US$84,8 milyar dan US$1,24 per saham. Hasil dari penjualan produk Iphone sendiri mengalami penurunan sebesar US$41,5 milyar ke US$38,9 milyar (Apple inc., 2022). Sedangkan pada kuartal I tahun fiskal 2022 Sedangkan produk Apple lainnya, dalam hal ini Ipad menjadi satu-satunya produk yang mengalami penurunan penjualan. Hal ini terlihat dari pendapatan iPad yang menurun sebesar 14% dari periode sebelumnya, dengan total pencapaian pendapatan sebesar US$75 milyar atau setara dengan 104 triliun rupiah (Riyanto, 2022).

Dari data diatas terlihat bahwa penurunan penjualan produk dari merek Apple pada skala internasional menjelaskan bahwa tingkat minat beli bermasalah. Berdasarkan salah satu aspek minat beli yaitu minat transaksional menunjukkan bahwa minat beli terhadap merek Apple bermasalah. Hal ini dibuktikan dengan konsumen yang tidak memiliki kecenderungan untuk membeli produk atau sesuatu yang berhubungan dengan merek Apple. Data diatas menunjukkan bahwa minat beli pada merek Apple bermasalah.

Minat beli masyarakat juga dapat diamati melalui Google Trendsanalysis (Nurbaiti, 2019). Google Trends adalah situs web publik milik Google Inc. dan menawarkan data berdasarkan penelusuran Google yang menunjukkan seberapa sering istilah penelusuran tertentu dimasukkan dibandingkan dengan semua istilah penelusuran lain di wilayah dan bahasa yang berbeda (Google, 2017). Salah satu fasilitas Google yang sering dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian adalah Google Trends (Widyarsi dkk., 2021). Mengingat bahwa seluruh kata kunci dari hasil pencarian yang telah digunakan oleh pengguna menjadi refleksi dari atensi masyarakat terhadap suatu topik, maka dari itu hal tersebut dapat dikatakan bahwa Google Trend menjadi salah satu penyedia data yang cukup untuk mendukung penelitian-penelitian (Widyarsi dkk., 2021).

Data yang disajikan dalam Google menjadi format relative search volume (RSV) dengan nilai antara 0 hingga 100. Porsi tertinggi dalam skala adalah skala 100, sementara porsi setengahnya adalah skala 50 yang berarti 50% dari porsi pencarian yang tertinggi, dan porsi terendah adalah skala 0 pada volume pencarian kata kunci. Dalam penelitian ini, pemilihan kata kunci yang ditentukan berdasarkan dengan minat masyarakat terhadap produk dari merek Apple adalah dengan menggunakan kata kunci “Apple”. Pilihan rentang waktu yang ditetapkan adalah 12 bulan terakhir, dari September 2021 hingga Agustus 2022 dengan pilihan tempat adalah Indonesia dan secara khusus D.I Yogyakarta.

Hasil analisa dari data Google Trends (2022) menunjukkan adanya penurunan trend pencarian kata kunci. Proporsi pencarian kata kunci “Apple” dengan skala pencarian wilayah di

(7)

Indonesia menujukkan antusias masyarakat terhadap produk dari merek Apple mengalami penurunan dari 100% menjadi 69% pada bulan September 2021 hingga Oktober 2021. Pada tahun berikutnya terjadi hal yang sama, yaitu pada bulan Juni 2022 hingga bulan Juli 2022 dari 94% menjadi 79%. Dari data Google Trends terlihat bahwa penurunan minat masyarakat terkait produk dari merek Apple berskala nasional menjelaskan bahwa tingkat minat beli masyarakat masih minim.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Google Trends (2022) dengan cangkupan wilayah D.I Yogyakarta menampilkan adanya penurunan pencarian kata kunci “Apple”. Antusias masyarakat terhadap produk dari merek Apple mengalami penurunan dari 89% menjadi 40%

dari bulan Oktober 2021 hingga November 2021. Data lainnya juga memperlihatkan adanya penurunan yang signifikan yaitu pada bulan April 2022 hingga Mei 2022 dari 100% menjadi 57%, serta pada bulan Agustus 2022 sebesar 97% hingga September 2022 menjadi 80%. Dari data Google Trends terlihat bahwa penurunan minat masyarakat terkait produk dari merek Apple dengan ruang lingkup D.I Yogyakarta menjelaskan bahwa tingkat minat beli masyarakat masih minim. Data diatas berdasarkan salah satu aspek minat beli yaitu minat eksploratif menunjukkan bahwa minat beli merek Apple bermasalah. Hal ini dibuktikan dengan minimnya minat dalam pencarian informasi mengenai produk dari merek Apple dalam skala nasional maupun regional. Melalui data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat beli pada masyarakat terhadap merek Apple bermasalah.

Untuk dapat menarik minat beli konsumen, perusahaan harus mengetahui faktor yang mempengaruhi minat beli (Azifah & Dewi, 2016). Ujianto dan Abdurachman (2004) mengungkapkan bahwa minat beli dipengaruhi oleh beberapa faktor, diataranya produk yang tersedia, kualitas, packaging, merek, nilai jual, dan preferensi. Selaras dengan hal diatas, Sanita, Kusniawati dan Lestari (2019) menjelaskan terdapat dua faktor yang memiliki pengaruh pada minat beli yang meliputi pengetahuan produk dan citra merek. Berdasarkan faktor-faktor diatas peneliti memilih dua faktor yang mempengaruhi minat beli yaitu faktor pengetahuan produk dan citra merek.

Pengetahuan produk menjadi suatu faktor yang berpengaruh terhadap minat beli, karena melalui strategi memperkenalkan produk kepada konsumen akan memberikan kemudahan konsumen untuk dapat mengetahui, dan memiliki ingatan khusus terhadap produk tersebut (Ridwan, Solihat, & Trijumansyah, 2018). Minat beli dapat ditumbukan dengan adanya pengetahuan produk karena pengetahuan produk yang dipunyai oleh konsumen mampu memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen (Marini, 2020). Peter dan Olson (2010) mendefinisikan pengetahuan produk merupakan beragam jenis pengetahuan, makna, serta keyakinan mengenai produk yang tersimpan di dalam memori ingatan individu yang meliputi

(8)

pengetahuan tentang karakteristik produk, hasil penggunaan produk, kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan penting, tujuan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan konsumen.

Peter dan Olson (2010) menguraikan bahwa pengetahuan produk terdiri dari empat dimensi diantaranya atribut produk, manfaat fisik, manfaat psikologis, dan nilai-nilai yang diperoleh konsumen setelah menggunakan produk atau jasa. Atribut produk merupakan berbagai karakteristik fisik pada sebuah produk atau jasa yang mampu dilihat, dirasakan, dan dinilai secara subjektif. Manfaat fisik adalah konsekuensi langsung dan nyata dari penggunaan produk. Manfaat psikologis adalah konsekuensi psikologis dan sosial yang dirasakan dari penggunaan produk. Nilai-nilai yang diperoleh setelah konsumen menggunakan produk atau jasa adalah hasil akhir yang disukai oleh konsumen sesuai dengan kecenderungan perilakunya.

Pengetahuan produk menjadi hal yang penting dalam diri seorang konsumen untuk memutuskan minat beli (Gharnaditya, Saputra, Felicia, & Vivian, 2020). Pengetahuan produk merupakan dasar pertimbangan awal dalam menentukan tindakan berikutnya (Resmawa, 2017).

Ketika konsumen terlibat pada proses pembelian suatu produk tertentu, konsumen yang memiliki pengetahuan tentang produk akan mempengaruhi pengolahan informasi yang sesuai, perilaku untuk mencari suatu produk, pengambilan keputusan, dan pada akhirnya menimbulkan minat beli (Kusuma, Haribowo, & Prasetya, 2020).

Pengetahuan produk mampu memberikan manfaat ketika konsumen menentukan pilihan pada produk semaksimal mungkin (Ariestania & Dwiarta, 2020). Informasi tentang suatu produk akan sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada sebuah produk (Kusuma, Haribowo, & Prasetya, 2020). Konsumen yang sadar terhadap suatu hal yang dibutuhkan dan diinginkan serta harus dipenuhi, pada umumnya akan melakukan pencarian informasi dengan cara meriset dahulu mengenai produk tertentu apakah dapat mencukupi hal yang dibutuhkannya serta melakukan evaluasi terhadap produk-produk serupa untuk membandingkan produk antar merek yang berbeda, sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian (Resmawa, 2017).

Tingginya tingkat pengetahuan produk yang dimiliki konsumen mampu memberikan perbandingan kelebihan serta kekurangan diantara produk-produk sejenis sehingga mampu menetapkan keputusan produk terbaik antara produk dari merek lainnya. Pengetahuan produk dapat memberikan bantuan kepada konsumen untuk mampu melakukan penyesuaian terhadap daya beli yang dimiliki agar pada daya beli tertentu konsumen dapat menentukan produk terbaik (Christianto & Harjanti, 2020). Pentingnya tingkat pengetahuan produk dari seorang konsumen akan berpengaruh pada minat beli yang dimiliki konsumen terhadap suatu produk (Gharnaditya, Saputra, Felicia, & Vivian, 2020). Dengan demikian, pengetahuan produk dapat berpengaruh

(9)

positif dan signifikan terhadap minat beli (Ulmaghfiroh, Giningroem, Vikaliana, & Setyawati, 2021).

Pernyataan diatas mendapat dukungan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pengetahuan produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawan dan Indriani (2018) menjelaskan bahwa pengetahuan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Selaras dengan hasil riset tersebut, penelitian lainnya yang mendukung teori tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Ariestania dan Dwiarta (2020) yang menyatakan bahwa pengetahuan produk mempengaruhi minat beli. Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian (Irvanto & Sujana, 2020) yang menjelaskan bahwa pengetahuan produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Salah satu faktor lain yang juga mempengaruhi minat beli adalah citra merek (Wahyuni &

Suparna, 2014). Cho, Fiore, dan Russell (2015) mendefinisikan bahwa citra merek sebagai pemikiran yang dipunyai konsumen terkait dengan atribut dan manfaat yang dihasilkan berdasarkan pengalaman saat menggunakan merek tertentu.

Cho, Fiore, dan Russell (2015) menyatakan bahwa citra merek terdiri dari tiga dimensi yaitu cognitive associations : mystery, sensory associations : sensuality, dan affective associations : intimacy. Cognitive associations : mystery adalah konseptualisasi berdasarkan dimensi citra merek yang berfokus kepada kognisi, yang mencerminkan keyakinan, pemikiran, dan evaluasi pribadi konsumen terhadap suatu merek tertentu dalam kaitannya dengan atribut produk serta layanan, kinerja, dan makna merek berdasarkan suatu merek. Sensory associations : sensuality adalah konseptualisasi berdasarkan dimensi citra merek yang berfokus pada sensorik konsumen yang kebanyakan dibentuk berdasarkan pengalaman konsumen secara langsung yang berkaitan pada produk dan atribut tentang lingkungan usaha suatu merek yang mengarah pada kepuasan indera serta berkontribusi pada manfaat pengalaman (misalnya kenikmatan sensorik). Affective associations : intimacy adalah konseptualisasi berdasarkan dimensi citra merek yang berfokus pada aspek emosional berdasarkan citra merek yang sebagian besar dibentuk oleh perasaan subjektif seperti kegembiraan, kebahagiaan dan kesenangan.

Citra merek menggambarkan citra baik yang dimiliki perusahaan sehingga citra merek yang diciptakan oleh perusahaan dapat tercipta didalam ingatan konsumen (Sidharta, Sari, &

Suwandha, 2018). Citra merek bisa menjadi sebuah daya saing perusahaan, berdasarkan hal tersebut maka citra merek pada suatu produk perusahaan wajib meninggatkan kesan yang khusus sehingga produk tertentu mampu berkesan dan mudah dimengerti oleh konsumen serta menumbuhkan niat konsumen dalam memakai produk yang dipromosikan tersebut (Thompson,

(10)

Rindfleisc, & Arsel, 2006). Perilaku konsumen pada merek terutama dipengaruhi oleh citra merek yang mewakili kebutuhan akan merek tersebut (Yuliani & Fahkrudin, 2022).

Citra merek mampu menginspirasi perusahaan untuk berinovasi, karena citra merek menjadi dasar pertama yang dipikirkan oleh konsumen. Sebuah perusahaan yang telah memproduksi produk dan laku dipasaran, namun produk tersebut tidak mempunyai citra merek maka produk itu tidak memiliki kelekatan didalam ingatan konsumen. Keadaan diatas akan memberikan posisi yang sulit bagi perusahaan untuk menjual produk-produknya yang lain (Sidharta, Sari, & Suwandha, 2018).

Konsumen akan menentukan pilihan pada sebuah merek yang memiliki ketenaran atau memiliki citra merek (Miati, 2020). Citra merek positif yang dipunyai konsumen terhadap suatu merek mempunyai kecenderungan konsumen untuk membeli (Firmansyah, 2019). Citra merek yang baik akan menciptakan emotional value yang dimiliki konsumen, maka dari itu meningkatkan citra merek diperlukan oleh perusahaan untuk menarik terjadinya penilaian positif terhadap produk (Moksaoka & Rahyuda, 2016). Merek yang baik menjadi dasar penilaian dalam menciptakan image perusahaan yang positif (Firmansyah, 2019).

Citra merek ialah sebuah hal yang bisa memberikan perbedaan diantara satu produk dengan produk dari merek lainnya. Saat citra merek pada sebuah produk tertentu dinilai memiliki citra yang baik sehingga konsumen mampu dengan segera menghubungkan produk dari merek tertentu dengan kebutuhannya (Sidharta, Sari, & Suwandha, 2018). Citra merek menciptakan suatu hal yang menjanjikan untuk konsumen terhadap produk tertentu sehingga minat beli yang dimiliki konsumen pada merek akan mengalami peningkatan disebabkan tidak adanya kekhawatiran yang dimiliki konsumen pada produk dengan merek tertentu (Moksaoka &

Rahyuda, 2016). Citra merek yang dibentuk dengan terencana akan dapat menimbulkan daya tarik pada konsumen serta akan berdampak pada minat beli. Kondisi diatas menjelaskan bahwa citra merek yang baik akan akan menumbuhkan minat beli (Sidharta, Sari, & Suwandha, 2018).

Pernyataan diatas mendapat dukungan berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, yang membuktikan terdapat pengaruh antara citra merek terhadap minat beli. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil penelitian Ariestania dan Dwiarta (2020) yang menyatakan citra merek memiliki pengaruh terhadap minat beli. Riset lainnya, tentang minat beli juga dilakukan oleh Yuliani dan Fahkrudin (2022) mengungkapkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel citra merek terhadap variabel minat beli. Selaras dengan penjelasan diatas, Ardana dan Rastini (2018) yang menyebutkan bahwa citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

Berdasarkan penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli, penelitian terdahulu mengungkapkan jika pengetahuan produk dan citra merek memiliki pengaruh yang signifikan

(11)

terhadap minat beli. Pendapat tersebut sesuai dengan hasil penelitian Sanita, Kusniawati dan Lestari (2019) penelitian tersebut menunjukan terdapat pengaruh secara simultan antara pengetahuan produk dan citra merek terhadap minat beli. Penelitian tersebut juga didukung oleh riset penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Heriyanto (2021) yang menyatakan bahwa citra merek dan pengetahuan produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Sehingga dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan produk dan citra merek memiliki pengaruh terhadap minat beli.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan “Pengaruh Pengetahuan produk dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Merek Apple Pada Mahasiswa Di Yogyakarta”. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti memiliki ketertarikan dengan memfokuskan riset yang berkaitan dengan minat beli. Hal ini karena sesuai dengan minat peneliti. Selain itu, alasan kedua peneliti melakukan studi ini adalah adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian yang dilakukan oleh studi sebelumnya dengan semua data dan teori yang mendukung. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari, Sadeli, Pardian, dan Fatimah (2021) menyatakan bahwa pengetahuan produk secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli.

Penelitian yang dilakukan oleh Manuarang dan Mawardi (2018) juga menyatakan bahwa pengetahuan produk berpengaruh positif terhadap minat beli¸ namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli. Hal tersebut terjadi dikarenakan apabila hanya dimiliki pengetahuan produk saja tanpa didukung atau ditunjang oleh variabel lain, hal tersebut belum cukup untuk mempengaruhi minat beli konsumen pada produk (Saputra & Widagda, 2020).

Terkait pernyataan tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel lain yang dianggap dapat menunjang minat beli yaitu citra merek.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tsabitah dan Anggraeni (2021) yang menyatakan bahwa citra merek tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli. Serta, penelitian yang dilakukan oleh Demante dan Dwiyanto (2019) yang menyatakan bahwa citra merek tidak memilki pengaruh terhadap minat beli. Sehingga peneliti melakukan penelitian kembali dengan melakukan perbandingan terdahulu pada penelitian yang ada sebelumnya dan didukung menggunakan teori yang sesuai. Alasan ketiga didasarkan pada temuan literatur bahwa di Indonesia masih minim sekali studi yang meneliti tentang minat beli. Hal ini mungkin dikarenakan masih terbatasnya pemahaman tentang minat beli (Nugroho, Gunawan, &

Sugihartanto, 2022).

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan produk dan citra merek terhadap minat beli Merek Apple pada mahasiswa di Yogyakarta.

(12)

METODE

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat beli sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan produk dan citra merek. Subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan atau kriteria yang telah ditentukan. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 150 subjek. Karakteristik subjek dari penelitian ini yaitu mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur psikologi berupa skala Likert dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode probabilty sampling jenis random sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Peneliti menggunakan teknik tersebut untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh antara pengetahuan produk dan citra merek terhadap minat beli, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan produk terhadap minat beli, serta terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek terhadap minat beli. Keseluruhan data dianalisis dengan menggunakan program SPSS v.25.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh dari skala minat beli, skala pengetahuan produk, dan skala citra merek akan digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis dengan menggunakan skor hipotetik dan empirik. Data skor hipotetik dan skor empirik yang dideskripsikan adalah nilai minimum, maksimum, jarak sebaran (range), standar deviasi dan rata-rata (mean).

Hasil analisis skala minat beli diperoleh data hipotetik dengan skor minimal subjek yaitu 1x15 = 15 dan skor maksimal adalah 4x15 = 60, rerata hipotetik (60+15) : 2 = 37,5 dengan standar deviasi (60-15) : 6 = 7,5. Sedangkan hasil dari analisis data empirik didapatkan bahwa skor terendah adalah 29 dan skor tertinggi adalah 59 dengan rerata 45,48 serta standar deviasi 6,508. Hasil analisis skala pengetahuan produk diperoleh data hipotetik dengan skor minimal subjek yaitu 1x8 = 8 dan skor maksimal adalah 4x8 = 32, rerata hipotetik (32+8) : 2 = 20 dengan standar deviasi (32-8) : 6 = 4. Sedangkan hasil dari analisis data empirik didapatkan bahwa skor terendah adalah 15 dan skor tertinggi adalah 32 dengan rerata 24,44 serta standar deviasi 4,348. Hasil analisis skala citra merek diperoleh data hipotetik dengan skor minimal subjek yaitu 1x22 = 22 dan skor maksimal adalah 4x22 = 88, rerata hipotetik (88+22) : 2 = 55 dengan standar deviasi (88-22) : 6 = 11. Sedangkan hasil dari analisis data empirik didapatkan bahwa skor terendah adalah 34 dan skor tertinggi adalah 87 dengan rerata 61,17 serta standar deviasi 11,200.

Berdasarkan hasil kategorisasi skor pada skala minat beli terdapat 72 orang atau 48%

mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat minat

(13)

beli yang tinggi dan terdapat 77 atau 51% memiliki tingkat minat beli yang sedang, serta 1 atau 1% lainnya memiliki tingkat minat beli yang rendah. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui jika subjek yang digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat minat beli yang tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil kategorisasi skor pada skala pengetahuan produk terdapat 71 orang atau 47% mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat pengetahuan produk yang tinggi dan terdapat 68 atau 46%

memiliki tingkat pengetahuan produk yang sedang, serta 11 atau 7% lainnya memiliki tingkat pengetahuan produk yang rendah. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui jika subjek yang digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan produk yang tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil kategorisasi data pada skala citra merek dapat diketahui bahwa terdapat 54 orang atau 36% mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat citra merek yang tinggi dan terdapat 84 atau 56% memiliki tingkat citra merek yang sedang, serta 12 atau 8% lainnya memiliki tingkat citra merek yang rendah.

Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui jika subjek yang digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat citra merek yang tinggi, sedang, dan rendah.

Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan bahwa sebaran data minat beli menunjukkan nilai KS-Z sebesar 0,049 dengan taraf signifikansi sebesar 0,200 (p>0,050). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data minat beli pada mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti sebaran data normal. Hasil uji normalitas sebaran data pengetahuan produk menunjukkan nilai KS-Z sebesar 0,067 dengan taraf signifikansi sebesar 0,097 (p>0,050). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pengetahuan produk pada mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti sebaran data normal. Hasil uji normalitas sebaran data citra merek menunjukkan nilai KS-Z sebesar 0,059 dengan taraf signifikansi sebesar 0,200 (p>0,050). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data citra merek pada mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti sebaran data normal.

Adapun hasil uji linearitas variabel minat beli dengan variabel pengetahuan produk diperoleh F sebesar 12,027 dengan taraf signifikansi 0,001 (p<0,050). Hal ini menunjukkan bahwa variabel minat beli dengan variabel pengetahuan produk pada mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan hubungan yang linier. Sedangkan hasil uji linearitas variabel minat beli dengan variabel citra merek diperoleh F sebesar 7,668 dengan taraf signifikansi 0,007 (p<0,050). Hal ini menunjukkan bahwa variabel minat beli dengan variabel citra merek pada mahasiswa yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan hubungan yang linier.

(14)

Setelah dilakukan uji normalitas dan linieritas sehingga semua prasyarat terpenuhi, tahap selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik regresi linier berganda dan uji regresi linier sederhana. Uji regresi linear berganda yaitu digunakan untuk menganalisis lebih berdasarkan satu variabel independent dengan satu variabel dependent (Kurniawan &

Yuniarti, 2016). Uji regresi linear berganda merupakan pengujian terhadap derajat signifikansi hubungan, dan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Pandjaitan, 2019).

Sedangkan, uji regresi linier sederhana yaitu suatu model persamaan yang menganalisis satu variabel independent dengan satu variabel dependent.

Hasil penelitian ditemukan bahwa pengetahuan produk memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Pengaruh positif dan signifikan ditunjukkan dengan semakin tinggi pengetahuan produk yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta maka akan semakin tinggi pula minat beli yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta, begitu pula sebaliknya jika pengetahuan produk yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta rendah maka akan semakin rendah pula minat beli yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, citra merek memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Pengaruh positif dan signifikan ditunjukkan dengan semakin tinggi citra merek memiliki yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta maka akan semakin tinggi pula minat beli yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta, begitu pula sebaliknya jika citra merek memiliki yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta rendah maka akan semakin rendah pula minat beli yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengetahuan produk dan citra merek memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Pengaruh positif dan signifikan ditunjukkan dengan semakin tinggi pengetahuan produk dan citra merek memiliki yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta maka akan semakin tinggi pula minat beli yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta, begitu pula sebaliknya jika pengetahuan produk dan citra merek yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta rendah maka akan semakin rendah pula minat beli yang dimiliki mahasiswa aktif yang melakukan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil koefisien determinasi yang diperoleh Adjusted R Square antara pengetahuan produk

(15)

dengan minat beli sebesar 0,058. Hal ini dapat diartikan bahwa pengetahuan produk berkontribusi terhadap minat beli sebesar 5,8%, sedangkan 94,2% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli merek Apple pada mahasiwa di Yogyakarta. Pengaruh positif dan signifikan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan produk dan citra merek yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta maka akan semakin tinggi pula minat beli yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta, begitu pula sebaliknya jika pengetahuan produk dan citra merek yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta rendah maka akan semakin rendah pula minat beli yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta. Selain itu, pengetahuan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli merek Apple pada mahasiswa di Yogyakarta. Pengaruh positif dan signifikan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan produk yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta maka akan semakin tinggi pula minat beli yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta, begitu pula sebaliknya jika pengetahuan produk yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta rendah maka akan semakin rendah pula purchase intention yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta. Penelitian ini juga membuktikan bahwa, citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli merek Apple pada mahasiswa di Yogyakarta. Pengaruh positif dan signifikan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi citra merek yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta maka akan semakin tinggi pula minat beli yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta, begitu pula sebaliknya jika citra merek yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta rendah maka akan semakin rendah pula minat beli yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa pengetahuan produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli merek Apple pada mahasiwa di Yogyakarta. Pengaruh positif dan signifikan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan produk dan citra merek yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta maka akan semakin tinggi pula minat beli yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta, begitu pula sebaliknya jika pengetahuan produk dan citra merek yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta rendah maka akan semakin rendah pula minat beli yang dimiliki mahasiswa di Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran kepada perusahaan agar dapat dimanfaatkan dalam mempertahankan maupun meningkatkan minat beli pada konsumen khususnya mahasiswa. Minat beli dapat ditingkatkan dengan beberapa cara salah satunya meningkatkan pengetahuan produk yang baik dan citra merek yang positif pada konsumen.

(16)

Pihak perusahaan dalam meningkatkan pengetahuan produk pada konsumen dapat dilakukan dengan meningkatkan karakteristik fisik yang nyata dari produk yang diproduksi, meningkatkan hasil nyata dari pemanfaatan produk yang akan dirasakan oleh konsumen secara langsung, meningkatkan manfaat psikologis dan sosial yang didapatkan konsumen saat menggunakan produk, dan meningkatkan nilai-nilai yang diperoleh konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan produk yang baik akan mengetahui atribut produk, manfaat fisik, manfaat psikologis, dan nilai-nilai yang diperoleh saat menggunakan produk dari merek Apple dengan cara perusahaan perlu untuk memprioritaskan konsumen mengenai kebutuhan dan keinginan yang ingin dipenuhi oleh konsumen, karena konsumen akan mencari informasi sebelum membeli suatu produk dari sebuah merek dengan cara membandingkan produk antar merek yang berbeda sehingga dapat meningkatkan minat membeli sebelum nantinya memutuskan untuk melakukan sebuah pembelian. Selanjutnya dengan meningkatkan citra merek dengan melakukan mewujudkan mimpi individu, aspirasi, semangat inspirasional, meningkatkan pengelaman konsumen secara langsung yang berhubungan dengan produk dan atribut lingkungan, serta meningkatkan pengalaman dari aspek emosional melalui atribut pada produk dan non-produk yang dicerminkan melalui perasaan yang dirasakan konsumen. Citra merek yang positif dimata konsumen, akan menyebabkan konsumen memiliki pengalaman, kenangan, aspirasi masa depan, dan kesesuaian dengan dirinya.

Selain itu, bagi peneliti selanjutnya yang memiliki minat untuk melakukan penelitian serupa atau melakukan pengembangan penelitian secara komprehensif terutama berkaitan dengan bidang perilaku konsumen diharapkan memperhatikan faktor lain seperti kriteria subjek, kondisi psikis maupun emosional subjek yang diperkirakan dapat menyebabkan bias pada penelitian, metode pengumpulan data dapat menggunakan kuesioner yang dibagikan secara luring melalui tatap muka pada subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan mengadakan sosialisasi secara detail mengenai tata cara pengisian kuesioner sebelum mengisi kuesioner, sehingga peneliti bisa melihat proses pengisian kuesioner secara langsung yang dilakukan oleh subjek dan mempermudah subjek untuk melakukan pengisian pada aitem skala yang sudah disediakan dan kriteria dalam pemilihan lokasi untuk penelitian diperluas, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih representatif.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Y. A., & Rastini, N. M. (2018). Peran Citra Merek Memediasi Pengaruh E-Wom Terhadap Minat Beli Smartphone Samsung Di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 7(11), 5901. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v07.i11.p04 Ariestania, V. R., & Dwiarta, I. M. B. (2020). Pengaruh Brand Image, Product Quality, Dan

Product Knowledge Terhadap Purchase Intention Pengguna Vans Sidoarjo. Majalah Ekonomi, 25(1), 12–18. https://doi.org/10.36456/majeko.vol25.no1.a2446

(17)

Azifah, N., & Dewi, C. K. (2016). Pengaruh Shopping Orientation, Online Trust Dan Prior Online Purchase Experience Terhadap Online Purchase Intention (Studi Pada Online Shop Hijabi House). Pengaruh Shopping Orientation, Online Trust Dan Prior Online Purchase Experience Terhadap Online Purchase Intention (Studi Pada Online Shop Hijabi House), 20(2), 115–126.

Cho, E., Fiore, A. M., & Russell, D. W. (2015). Validation of a Fashion Brand Image Scale Capturing Cognitive, Sensory, and Affective Associations: Testing Its Role in an Extended Brand Equity Model. Psychology and Marketing, 32(1), 28–48.

https://doi.org/10.1002/mar.20762

Chrisandi, N. P. (2014). Hubungan citra merek dan kualitas pelanggan dengan loyalitas pelanggan produk Apple. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3(1), 1–11.

Christianto, K., & Harjanti, D. (2020). Pengaruh Product Knowledge Terhadap Purchase Decision Dengan Brand Awareness Sebagai Variabel Intervening Pada Produk Tepung Bumbu Krispi Merek Si Buyung. Agora, 8(2).

Darmono, S. B. (2020). Pengaruh Product Quality Terhadap Customer Loyalty Dengan Customer Satisfaction Sebagai Variabel Intervening Pada Pengguna Iphone Di Surabaya.

Jurnal Strategi Pemasaran, 7(1), 9.

Demante, K., & Dwiyanto, B. M. (2019). Analisis Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Brand Image Dan Perceived Quality Serta Dampaknya Pada Purchase Intention (Studi pada Lipstik Sariayu Martha Tilaar di Kota Semarang). Diponegoro Journal of Management, 8(4), 97–105.

Dharma, H. W., & Prahara, S. A. (2020). Pada Amahasiswa Di Yogyakarta Relationship Between Self-Control With Hedonism Lifestyle in Students in Yogyakarta.

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen (Edisi 5). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Firmadani, F. (2020). Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Sebagai Inovasi Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Konferensi Pendidikan Nasional, 2(1), 93–97.

http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/Prosiding_KoPeN/article/view/1084/660 Firmansyah, A. (2019). Pemasaran Produk dan Merek (Planning dan Staregy). In Manajemen

Pemasaran. Penerbit Qiara Media.

Gharnaditya, D., Saputra, D., Felicia, J., & Vivian, V. (2020). Pengaruh Product Knowledge, Sales Promotion dan Brand Image terhadap Purchase Intention Studi Kasus: Bridestory Pay. Jurnal Ilmu Manajemen, 9(2), 135. https://doi.org/10.32502/jimn.v9i2.2508

Google Trends. (2022). https://trends.google.co.id/trends/explore?geo=ID&q=%2Fm%2F0k8z Gozali, A. (2015). Pengaruh Risk Aversion, Brand Trust, Dan Brand Affect Terhadap Brand

Loyalty Gadget Merek Apple Di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), 1–16.

Gunawan, A., Hatane, S., & Dharmayanty, D. (2013). Analisis Pengaruh Store Name, Brand Name, dan Price Discounts terhadap Purchase Intentions Konsumen Infinite Tunjungan Plaza. Jurnal Strategi Pemasaran, 1(1), 1–7.

Inc, Apple. (2022). Apple Reports Fourth Quarter Results.

https://www.apple.com/newsroom/2021/10/apple-reports-fourth-quarter-results/

(18)

Indriharta, L., Suharjana, & Marzuki. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills Terpadu Dalam Pembelajaran Penjasorkes Pada Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 4(2), 130–125.

http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa

Irvanto, O., & Sujana, S. (2020). Pengaruh Desain Produk, Pengetahuan Produk, Dan Kesadaran Merek Terhadap Minat Beli Produk Eiger. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 8(2), 105–126. https://doi.org/10.37641/jimkes.v8i2.331

Kamaluddin, & Muhajirin. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Minat Beli Konsumen Dalam Berbelanja Online (Studi Kasus Pada Mahasiswa STIE BIMA). Jurnal AKRAB JUARA, 3(3), 113–122.

Khakim, M. S., Nugraha, A. F., Sukanti, & Sarwedi, A. R. (2020). Kontribusi Mahasiswa Daerah Dalam Penanganan Intoleransi Melalui Sinergi Perguruan Tinggi Di DIY. Jurnal

Pendidikan Kewarganegaraan, 10(1), 62.

https://doi.org/10.20527/kewarganegaraan.v10i1.8361

Krismajayanti, N. P. A., & Darma, G. S. (2021). Eksplorasi Loyalitas Millennial Terhadap Brand Apple. Prestige or Needs? Jurnal Manajemen Dan Bisnis Performa, 18(3), 32–44.

https://doi.org/10.29313/performa.v18i3.8051

Kurniawan, C. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ekonomi pada mahasiswa. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 13(4), 107–118.

Kurniawan, H. A., & Indriani, F. (2018). Pengaruh Product Knowledge, Perceived Quality, Perceived Risk, Dan Perceived Value Terhadap Purchase Intentionpada Motor Kawasaki Ninja 250 Fi Di Kota Semarang. Diponegoro Journal Of Management, 7(4), 1–13.

Kushendrawati, S. M. (2011). Hiperrealitas dan Ruang Publik: Sebuah Analisis Cultural Studies. Penaku.

Kusuma, A. I., Haribowo, P., & Prasetya, B. (2020). The Influence of Promotion, Product Innovation, and Product Knowledge on Purchase Intention to Bakpia Jenang Product at CVMubarokfood Cipta Delicia Kudus. Jurnal Admisi Dan Bisnis, 21(3), 189–200.

Lestari, G. S., Sadeli, A. H., Pardian, P., & Fatimah, S. (2021). Pengaruh Pengetahuan Produk, Label Organik Komunitas, Dan Perilaku Pencarian Informasi Terhadap Minat Beli Produk Organik Di Komunitas Organik Indonesia. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 7(2), 1211–1222. https://doi.org/10.25157/ma.v7i2.5200

Lestari, S. A., & Rahmidani, R. (2019). Pengaruh Harga Dan Word of Mouth (Wom) Terhadap Minat Beli Laptop Merek Toshiba Dikalangan Mahasiswa Universitas Negeri Padang.

Jurnal Ecogen, 2(3), 524. https://doi.org/10.24036/jmpe.v2i3.7444

Manuarang, R. N., & Mawardi, M. K. (2018). Pengaruh Product Knowledge Terhadap Purchase Intention (Survei pada Pengunjung Toko Buku UB Press, Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 55(3).

Marini, S. (2020). Analisis Minat Beli: Dampak Dari Pengetahuan Produk Edible Flower (Studi Kasus Pada Restoran- Restoran di Kota bandung). Tourism Scientific Journal, 6(1), 37–54.

https://doi.org/10.32659/tsj.v6i1.119

Marpaung, J. (2018). Pengaruh Penggunaan Gadget Dalam Kehidupan. Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling, 5(2), 55–64. https://doi.org/10.33373/kop.v5i2.1521

(19)

Maulana, Y. S., & Alisha, A. (2020). Inovasi Produk dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus pada Restoran Ichi Bento Cabang Kota Banjar). Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis, 8(1), 86. https://doi.org/10.35314/inovbiz.v8i1.1313

Miati, I. (2020). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian Kerudung Deenay (Studi pada Konsumen Gea Fashion Banjar). Abiwara : Jurnal Vokasi Administrasi Bisnis, 1(2), 71–83. https://doi.org/10.31334/abiwara.v1i2.795

Moksaoka, I., & Rahyuda, I. (2016). Peran Brand Image Dalam Memediasi Country of Origin Terhadap Purchase Intention. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(3), 253424.

Mulyati, V., & Hariyanto, D. (2021). Perception Of Students On The Apple Smartphone As A Lifestyle. Academia Open, 4, 1–14. https://doi.org/10.21070/acopen.4.2021.2029

Nanda, K. F., & Ikawati, R. (2020). Hubungan Persepsi Label Halal Mui Terhadap Minat Beli Produk Makanan Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Journal of Food and Culinary, 3(1), 1. https://doi.org/10.12928/jfc.v3i1.3597 Naszariah, R., Naseri, N., Mohd Esa, M., Abas, N., Zamratul, N., Ahmad, A., Azis, R. A., &

Norazmi Bin Nordin, M. (2021). An Overview Of Online Purchase Intention Of Halal Cosmetic Product: A Perspective From Malaysia. Turkish Journal of Computer and Mathematics Education, 12(10), 7674–7681.

Noormiyanto, F. (2018). Pengaruh Intensitas Anak Mengakses Gadget Dan Tingkat Kontrol Orangtua Anak Terhadap Interaksi Sosial Anak Sd Kelas Tinggi Di Sd 1 Pasuruhan Kidul Kudus Jawa Tengah. Biomass Chem Eng, 3(2).

Nugroho, A. B., Lestari, P., & Wiendijarti, I. (2012). Pola Komunikasi Antarbudaya Batak dan

Jawa di Yogyakarta. Jurnal ASPIKOM, 1(5), 403.

https://doi.org/10.24329/aspikom.v1i5.44

Nugroho, M. F., Gunawan, J., Sugihartanto, F., & Intention, A. P. (2022). Licensed Merchandise Klub Persebaya. 11(2).

Nurbaiti. (2019). Perkembangan Minat Masyarakat Pada Produk Halal Dan Label Halal Di Indonesia: Google Trends Analysis. Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan, 5(1), 1–8.

https://doi.org/doi.org/10.25105/semnas.v0i0.5721

Nursanti, A. (2020). Penjualan dan Saham Apple Jatuh karena COVID-19, Broker Wall Street:

Hambatan Jangka Pendek akan Terbantu Peluncuran 5G di Akhir Tahun.

Pikiranrakyat.com.

Oktavia, D. D., & Suharsono, R. S. (2022). Strategi bertahan brand “apple” dimasa pandemi covid19 dan penerapannya pada UMKM di Kota Malang sebagai upaya keberlangsungan usaha. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4(8), 3773–3779.

http://journal.ikopin.ac.id/index.php/fairvalue/article/view/1177%0Ahttps://journal.ikopin.

ac.id/index.php/fairvalue/article/download/1177/1395

Pariama, M., & Takwim. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Minat Beli Masyarakat di Kecamatan Lambuya Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 11(2), 260. https://doi.org/10.33087/dikdaya.v11i2.222

Peter, J. P., & Olson, J. C. (2010). Consumer Behavior & Marketing Strategy, Ninth Edition (Ninth Edit). Mc Graw-Hill.

Prasojo, E. (2019). Pengaruh Celebrity Endorsement Terhadap Purchase Intention. Jurnal Riset

(20)

Manajemen Dan Bisnis. https://doi.org/doi.org/10.21460/jrmb.2019.142.338

Purba, N., Yahya, M., Nurbaiti. (2021). Revolusi Industri 4.0 : Peran Teknologi Dalam Eksistensi Penguasaan Bisnis Dan Implementasinya. Jurnal Perilaku Dan Strategi Bisnis, 9(2), 91–98. https://doi.org/10.26486/jpsb.v9i2.2103

Putra, C. A. (2017). Pemanfaatan Teknologi Gadget Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 7(1), 37–72. https://doi.org/10.33084/bitnet.v2i2.752 Rahmawati, F., & Heriyanto, Y. (2021). Pengaruh Brand Image dan Produk Knowledge

Terhadap Purchase Intention Produk Workshop From Home di Top Coach Indonesia.

Jurnal Administrasi Bisnis, 1(6), 432–443.

https://doi.org/doi.org/10.31334/jambis.v1i5.2331

Ramadayanti, F., & Kurriwati, N. (2021). Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial dan Saluran Distribusi Terhadap Minat Beli Konsumen di Era Pandemi (Studi Pada Ramio Cafe And Mart di Sumenep). 1(4), 470–478.

Ramadhani, T., Budimansyah, B., & Sanjaya, Vi. F. (2021). Pengaruh Rating Dan Online Consumer Review Terhadap Minat Beli Dengan Kepercayaan Sebagai Pemediasi Pada Marketplaceshopee Dalam Persfektif Ekonomi Islam (Studi pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung). Revenue: Jurnal Manajemen Bisnis Islam, 2(2), 143–162. https://doi.org/10.24042/revenue.v2i2.9623

Rasyid, A. (2019). Perilaku Konsumtif Dalam Perspektif Agama Islam. Jurnal Hukum Ekonomi, 5(2), 172–186.

Resmawa, I. N. (2017). Pengaruh Brand Image Dan Product Knowledge Terhadap Purchase Intention Dengan Green Price Sebagai Moderating Variabel Pada Produk the Body Shop.

Dinamika Ekonomi - Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 15(1), 69–88.

https://doi.org/10.53651/jdeb.v15i1.365

Rezza, M. (2016). Karena “Apple” Maka Aku Ada. Journal Social Change, 1(1), 1–23.

Ridwan, L. M., Solihat, A., & Trijumansyah, A. (2018). Pengaruh Product Knowledge dan Brand Association Terhadap Purchase Intention Kawasan Kampung Kreatif Dago Pojok.

Jurnal Pariwisata, 5(1), 68–82. https://doi.org/10.31311/par.v5i1.3060

Riyanto, P. G. (2022). Penjualan iPhone Naik, iPad Turun. Tekno.Kompas.Com.

https://tekno.kompas.com/read/2022/01/28/07430977/penjualan-iphone-naik-ipad-turun?

page=all

Ruhamak, M. D., & Rahayu, B. (2017). Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Purchase Intention Melalui Brand Image Pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris Dynamic English Course Pare. Ekonika : Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 1(2), 188–204.

https://doi.org/10.30737/ekonika.v1i2.14

Sanita, S., Kusniawati, A., & Lestari, M. N. (2019). Pengaruh Product Knowledge Dan Brand Image Terhadap Purchase Intention (Penelitian pada PT. Bahana Cahaya Sejati Ciamis).

Business Management Journal, 1(3), 169–184.

Saputra, F., & Budiarti, E. (2021). Pandemi Virus Corona Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Emas Pt Ubs Di Kota Surabaya. JEM17: Jurnal Ekonomi Manajemen, 5(2), 67–

82. https://doi.org/10.30996/jem17.v5i2.4609

Saputra, I. K. A., & Widagda K, I. G. N. J. A. (2020). Brand Image, Product Knowledge, Dan

(21)

Electronic Word of Mouth Berpengaruh Terhadap Purchase Intention. E-Jurnal

Manajemen Universitas Udayana, 9(3), 1129.

https://doi.org/10.24843/ejmunud.2020.v09.i03.p16

Sari, S. P. (2020). Hubungan Minat Beli Dengan Keputusan Pembelian Pada Konsumen.

Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(1), 147.

https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v8i1.4870

Sidharta, R. B. F. I., Sari, N. L. A., & Suwandha, W. (2018). Purchase Intention Pada Produk Bank Syariah Ditinjau Dari Brand Awareness Dan Brand Image Dengan Trust Sebagai Variabel Mediasi. Mix: Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(3), 562.

https://doi.org/10.22441/mix.2018.v8i3.007

Silfiyah, K. (2021). Transformasi Pendidikan Islam Anak Di Sekolah Dalam Perspektif Psikologi Di Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Early Childhood Islamic Education, 8(2), 120–128. https://doi.org/10.54069/atthiflah.v8i2.177

Suryana, P., & Dasuki, E. S. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan Implikasinya pada Minat Beli Ulang. Trikonomika, 12(2), 190.

https://doi.org/10.23969/trikonomika.v12i2.479

Swastha, B., & Irawan. (2013). Manajemen Pemasaran Modern.

Thompson, C. J., Rindfleisch, A., & Arsel, Z. (2006). Emotional Branding and the Strategic Value of the Doppelgänger Brand Image. Journal of Marketing, 70(1), 50–64.

https://doi.org/10.1509/jmkg.2006.70.1.50

Threestayanti, L. (2020). Begini Tren Perilaku & Minat Konsumen Pasca Krisis Menurut Survei Gfk. https://infokomputer.grid.id/read/122168800/begini-tren-perilaku-minat- konsumen-pasca-krisis-menurut-survei-gfk?page=all

Tsabitah, N., & Anggraeni, R. (2021). The Effect of Brand Image, Brand Personality and Brand Awareness on Purchase Intention of Local Fashion Brand “This Is April.” Kinerja, 25(2), 234–250. https://doi.org/10.24002/kinerja.v25i2.4701

Ujianto, & Abdurachman. (2004). Analisis Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur). Jurnal

Manajemen Dan Kewirausahaan, 6(1), pp.34-53.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/15648

Ulmaghfiroh, N., Woelandari, D. S., Vikaliana, R., & Setyawati, N. W. (2021). Peran Price Discount Dalam Memoderasi Pengaruh Social Media Marketing dan Product Knowledge Terhadap Purchase Intention Produk Visval Bags. Abiwara : Jurnal Vokasi Administrasi Bisnis, 2(2), 49–59. https://doi.org/10.31334/abiwara.v2i2.1407

Widyarsi, L., Siboro, I. Y. P., Sihotang, P. H. I., Dirgantara, S., Tarigan, Y. N., Risky, Y. P. A.,

& Nooraeni, R. (2021). Prediksi Kasus Covid-19 Melalui Analisis Data Google Trend Di Indonesia: Pendekatan Metode Long Short Term Memory (Lstm). Jurnal Saintika Unpam : Jurnal Sains Dan Matematika Unpam, 3(2), 161.

https://doi.org/10.32493/jsmu.v3i2.7786

Yuliani, & Fahkrudin, A. (2022). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Harga Terhadap Minat Beli Tiket Pada Maskapai Lion Air di Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 444–454.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi nilai-nilai amanah berdasarkan indikator ketiga yaitu transparansi, transparansi dilaksanakan agar tidak timbul kecuri- gaan diantaranya dan transparansi yang

Kesediaan untuk membayar barang atau jasa konsumen yang memiliki minat terhadap suatu barang atau jasa dapat dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu

Kalender Tanam Terpadu adalah pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular tentang prediksi musim, awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial,

Data yang diperoleh dari hasil uji karakteristik fisik dan hasil pelepasan obat dianalisa menggunakan SPSS dengan taraf kepercayaan 95%, untuk melihat adakah perbedaan hasil

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga dengan segala kemampuan serta kesungguhan hati, maka

Sebagai usaha sadar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seorang guru tentunya memerlukan strategi dan metode penyampaian materi yang tepat dalam mendisain

• Siswa dapat menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat mal dan fitrah dengan membaca dan mengartikan dalil naqli tentang orang-orang yang berhak menerima zakat Karakter

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Cibungbulang