• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MEMBANGUN SKILL GURU AGAMA DALAM BUKU KETERAMPILAN SOFT SKILL GURU AGAMA KARYA MUDASIR DKK OLEH GUSTIAN HADI PRABOWO NIM. 11711102358

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI MEMBANGUN SKILL GURU AGAMA DALAM BUKU KETERAMPILAN SOFT SKILL GURU AGAMA KARYA MUDASIR DKK OLEH GUSTIAN HADI PRABOWO NIM. 11711102358"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MEMBANGUN SKILL GURU AGAMA DALAM BUKU KETERAMPILAN SOFT SKILL GURU AGAMA

KARYA MUDASIR DKK

OLEH

GUSTIAN HADI PRABOWO NIM. 11711102358

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H / 2023 M

(2)

STRATEGI MEMBANGUN SKILL GURU AGAMA DALAM BUKU KETERAMPILAN SOFT SKILL GURU AGAMA

KARYA MUDASIR DKK

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

GUSTIAN HADI PRABOWO NIM. 11711102358

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(3)

i

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul Strategi Membangun Skill Guru Agama dalam Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama karya Mudasir dkk, yang ditulis oleh Gustian Hadi Prabowo NIM.11711102358 dapat diterima dan disetujui untuk diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru, 08 Jumadil Akhir 1443 H

12 Januari 2022

Menyetujui

Ketua Jurusan

Pendidikan Agama Islam Pembimbing

Dr. Idris, M.Ed. Dr. H. Amri Darwis, M.Ag.

NIP. 19760504 200501 1 005 NIP. 19580331 198603 1 002

(4)

ii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Strategi Membangun Skill Guru Agama dalam Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama Karya Mudasir dkk, yang ditulis oleh Gustian Hadi Prabowo NIM. 11711102358 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 18 Jumadil Akhir 1444 H./ 11 Januari 2023 M.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada jurusan Pendidikan Agama Islam, konsentrasi PAI SLTP/SLTA.

H 4 144 8 Jumadil Akhir 1

Pekanbaru,

11 Januari 2023 M

Mengesahkan Sidang Munaqasyah

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Asmal May, M.A. Drs, Marwan, M.Pd.

Penguji III Penguji IV

Dr. Mirawati, M.Ag. Adam Malik Indra, Lc., M.A.

Dekan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. H. Kadar, M.Ag.

NIP. 19650521 199402 1 001

(5)
(6)

iv

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirabbil „aalamiin, segalapuji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SubhanahuwaTa‟ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, petunjuk dan pertolongan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu‟alaihiwasallam yang telah memberikan kita pedoman kepada jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta. Atas ridha Allah SubhanahuwaTa‟ala penulisan skripsi dengan judul “Strategi Membangun Skill Guru Agama dalam Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama karya Mudasir dkk” yang disusun dalam rangka melengkapi dan memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Agama Islam konsentrasi SLTP/SLTA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Terutama dan teristimewa kepada kedua orang tua yang penulis cintai, sayangi dan hormati, yaitu Ayahanda Sukirno dan Ibunda Supaten yang tiada henti-hentinya memberikan do’a dan dukungan. Dan kepada abang-abang dan adik yang begitu berharga dan yang saya sayangi, yaitu Nofriyaldi, Alfianuari dan Zulfan Andani terimakasih atas dukungan dan semangat, diberikan kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pada kesempatan ini. Penulis juga ingin menyatakan dengan penuh hormat ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hairunas, M.Ag., Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, beserta Dr. Hj. Helmiati, M.Ag, Wakil Rektor I Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd, Wakil Rektor II, dan Edi Erwan, S.Pt, M.Sc, Ph.D, Wakil Rektor

(7)

v

III yang telah memberikan kesempatan dan kebijakan selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

2. Dr. H. Kadar, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H.

Zarkasih, M.Ag., Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, M. Z.,M.Pd.,Wakil Dekan II,dan Dr. Amirah Diniaty, M. Pd. Kons., Wakil Dekan III yang telah memfasilitasi penulis dalam proses perkuliahan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Dr. Idris, M. Ed.,ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan Dr. Nasrul HS, M.A.,sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. H. Amri Darwis, M.Ag. Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan saran, bimbingan, dan petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir.

5. Dr. H Mudasir, M. Pd, penasihat akademik yang telah membimbing, memotivasi dan memberikan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau khususnya dosen Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca, dan semoga penelitian ini ada manfaatnya bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal „Aalamiin.

Pekanbaru, 12 Januari 2022 Penulis,

Gustian Hadi Prabowo NIM. 11711102358

(8)

vi

PERSEMBAHAN

“Mahasuci Engkau, Tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami: sesungguhnya Engkaulah

Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”

(Al- BaqarahAyat 32) Alhamdulillahirrobbil‟alamin..

Alhamdulillaah..Alhamdulillaah..Alhamdulillaahirabbil‟aalamin Sujud syukurku ku persembahkan kepadaMu Yaa Allah

Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Tinggi.

Atas takdir Mu aku bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman, dan bersabar.

Dengan limpahan Rahmat dan kasih sayang Mu

Aku bisa terus melangkah hingga pada suatu titik awal pencapaian dalam hidupku Semua atas pertolongan Mu ya Allah

Kedua Orang Tuaku:

Ayahanda Sukirno

Terimakasih atas segala perjuangan dan pengorbananmu Titik peluh perjuanganmu akan menjadi saksi kelak dihadapan Allah

Ibunda Supaten

Terimakasih atas cinta dan kasih sayangmu yang tak pernah padam Untaian doa yang selalu terucap oleh mu membawaku sampai titik ini

Abang, kakak dan Adik-adikku

Novriyaldi, Yesi, Alfianuari, Dita, Sintya Dewi Anggraini dan Zulfan Andani Kepedulian kalian terhadapku menunjukkan kasih sayang yang begitu dalam.Terimakasih selalu menyemangati, membantu, mendukung dan menasehatiku kearah yang lebih baik Terimakasih banyak telah mengajarkan arti

kesabaran, keikhlasan dan kekuatan

(9)

vii

ABSTRAK

Gustian Hadi Prabowo, (2022) : Strategi Membangun Skill Guru Agama dalam Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama Karya Mudasir dkk

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja Strategi yang dapat dilakukan untuk membangun skill Guru Agama dalam Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama karya Mudasir dkk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan buku-buku, jurnal dan laporan penelitian. Analisis data menggunakan analisis isi (Content Analysis) yang berhubungan dengan isi yang terdapat dalam buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dapat dilakukan untuk membangun skill guru agama dalam buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk adalah guru harus mampu membangun kekuatan kesadaran, kekuatan tujuan, keyakinan, kekuatan cinta, kekuatan energy positif, konsentrasi, dan kekuatan keputusan.

Kata Kunci: Membangun, Kompetensi Guru Agama, Keterampilan Soft Skill

(10)

viii

ABSTRACT

Gustian Hadi Prabowo, (2022): The Strategy of Building Religious Teacher Competences on Mudasir et al Perspectives in the Book Keterampilan Soft Skill Guru Agama

This research aimed at describing what the strategies that could be conducted in building the religious teacher competences on Mudasir et al perspectives in the book Keterampilan Soft Skill Guru Agama. It was a library research.

Documentation technique by collecting books, journals and research reports was used for collecting the data. Content analysis related to content containing in the book Keterampilan Soft Skill Guru Agama was used for analyzing the data. The findings of this research showed that the strategies that could be conducted in building the religious teacher competences on Mudasir et al perspectives in the book Keterampilan Soft Skill Guru Agama was that the teachers must be able to build the powers of awareness, purpose, faith, love, positive energy, concentration, and decision.

Keywords: Building, Religious Teacher Competence, Soft Skill

(11)

ix

لم صخ

( ،ووبارب يداه نايتسوغ ٢

. ٢٢ تايجيتارتسا :) ل

ملعم ةءافك ءانب ي

روظنم نم نيدلا

دم ث رخآو ر ي

تاراهملا باتك يف ن ةمعانلا

ملعمل ي نيدلا

ي ذه فده ا

لا ثحب تايجيتاترسا فصو لىإ ل

ملعم ةءافك ءانب ي

نم نيدلا

دم روظنم ث

رخآو ر ي تاراهلما باتك في ن ةمعانلا

ملعلم ي وه ثحبلا نم عونلا اذه .نيدلا

ينقت .ةبتكلما ثبح ة

ينقت مادختساب تانايبلا عجم ة

بتكلا عجم قيرط نع يأ ،قيثوتلا

ىوتلمحاب قلعتي يذلا ىوتلمحا ليلتح مادختساب تانايبلا ليلتح .ةيثحبلا ريراقتلاو تلالمجاو تاراهلما باتك في دوجولما ةمعانلا

ملعلم ي ذه جئاتن يرشت .نيدلا ا

لا ثحب نأ لىإ

يجيتاترسلاا تا

في نيرخآو رثدم روظنم نم نيدلا يملعم ةءافك ءانبل ابه مايقلا نكيم تيلا

تاراهلما باتك ةمعانلا

ملعلم ي ملعلما نأ يه نيدلا ين

نوكي نأ بيج او

رداق ني ءانب ىلع

،يعولا ةوق و

فدلها ةوق

، نايملإاو

، بلحا ةوقو

، ةيبايجلإا ةقاطلا ةوقو

، زيكترلاو

، قو ةو

.رارقلا تاملكلا ةيساسلأا

ملعم ةءافك ،ءانب : ي

تاراهملا ،نيدلا

ةمعانلا

(12)

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 7

C. Fokus Penelitian ... 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Prinsip-prinsip Dasar PAI Tentang Keterampilan ... 10

1. Tanggung Jawab ... 10

2. Semangat / Etos Kerja Tinggi ... 12

3. Adil dan Tidak Diskriminatif ... 12

B. Konsep Teoritis ... 13

1. Hard Skill ... 15

2. Soft Skill ... 16

3. Urgensi Skill Bagi Guru ... 17

C. Strategi Membangun Kompetensi Guru Agama ... 18

D. Penelitian Relevan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tujuan dan Waktu Penelitian ... 23

C. Sumber Data ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambaran Umum Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama ... 29

B. Analisis Strategi Membangun Keterampilan dalam Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama ... 32

C. Data Wawancara dengan Penulis Buku ... 51

(13)

xi

BAB V PENUTUP ... 53 A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 54 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampul depan Buku Bukan Keterampilan Soft Skill Guru Agama Lampirab 2 Lembar Identitas Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama Lampiran 3 Daftar Isi Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama

Lampiran 4 Sampul Belakang Buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama Lampiran 5 Lembar Pengajuan Pembimbing

Lampiran 6 Lembar Kegiatan Bimbingan Proposal Lampiran 7 Lembar Perbaikan Ujian Proposal Lampiran 8 Lembar Kegiatan Bimbingan Skripsi

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan seorang yang memiliki peran sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini karena, sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik generasi bangsa, guru dituntut untuk memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas profesinya. Selain itu, guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki posisi sangat menentukan hasil pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dituntut untuk mengaplikasikan empat kompetensi guru yang dimilikinya, yakni pedagogik, personal, sosial dan profesional.

Setiap kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Setiap kompetensi harus dimiliki guru agar proses pendidikan dapat tersampaikan dan berjalan dengan baik. Baik itu proses pembelajaran didalam kelas maupun dilingkungan sekolah. Sehingga dengan segala kompetensi yang harus dimiliki guru menjadikan setiap perbuatan dan tingkahlaku seorang guru menjadi sumber belajar bagi anak muidnya.

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

(16)

2

mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.1

Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bisa dijadikan sebagai bukti bahwa guru dinyatakan sebagai profesi bermartabat dan dianggap sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Selain itu, membenahi kompetensi guru sebagai bentuk langsung peningkatan kualitas seorang guru sebagaimana dijelaskan Undang- Undang Guru dan Dosen Tahun 2005, seorang guru harus memiliki kualifikasi S1 atau D4. Ditetapkannya standar kompetensi kelulusan bagi guru yang bersifat operasional dapat dijadikan sebagai standar penilaian terhadap kompetensi seorang guru.2

Guru tidak hanya mengajar akan tetapi juga membimbing, mengarahkan, menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Seorang guru harus memiliki kompetensi dalam mengajar agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal dan menghasilkan peserta didik yang baik, santun serta memiliki kecerdasan intelektual yang baik. Oleh sebab itu, persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D4 dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi

1 Iskandar Agung, 2014, mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta: Bee Media Pustaka.

h.18

2 Syamsul Ma’arif, 2011, Guru Profesional: Harapan dan Kenyataan, Semarang: Need’s Press, h.

8-9

(17)

3

kepribadian, kompetensi pedagogis, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.3

Dengan demikian penting bagi para calon pendidik, atau para pendidik yang bukan berlatar belakang pendidikan untuk mampu menguasa empat kompetensi yang sesuai dengan standar undang-undang sertifikasi guru, sehingga nantinya akan menjadi guru professional dalam melaksankan proses belajar mengajar, sehingga menjadi sangat penting skill tersebut dikuasai oleh para pendidik.

Standar kompetensi dan sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan seorang guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Dengan adanya seorang guru yang profesional baik dalam ijazah maupun dalam proses pembelajaran, maka tujuan pendidikan akan terwujud.4

Partisipan utama dalam interaksi pendidikan adalah guru dan para peserta didik yang saling berinteraksi dalam situasi pendidikan. Keberhasilan proses pendidikan banyak tergantung pada keefektifan prilaku individu yang terlibat di dalamnya yaitu perilaku guru, para peserta didik, situasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Seorang guru yang baik adalah mereka yang memenuhi persyaratan kemampuan profesional baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar.Guru sebagai pengajar hendaknya mampu mewujudkan perilaku

3 Syamsul Bachri Thalib, 2013, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, Jakarta:

Kencana, h. 273

4 Syaiful Sagala, 2009, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung:

Alfabeta, h. 21

(18)

4

mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan perilaku belajar peserta didik melalui interaksi belajar mengajar yang efektif dalam situasi yang kondusif.5 Seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dalam kegiatan belajar mengajar, maka memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar mengajar. Seorang guru juga harus mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses mengajar itu terjadi, serta langkah-langkah apa yang diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.6

Guru bukanlah suatu pekerjaan yang mudah seperti yang dibayangkan, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional. Hal tersebut dikarenakan mereka harus memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya. Dalam rangka menciptakan kondisi profesional bagi seorang guru, maka harus dilakukan beberapa hal yang berhubungan dengan keprofesionalitasan seorang guru.7

Menjadi seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi yang sudah ditetapkan dalam undang-undang, kompetensi yang dimaksud terdiri dari empat kompetensi yaitu kepribadian, sosial, paedagogik, dan profesional. Keempat

5 Mohamad Surya, 2003, Percikan Perjuangan Guru, Semarang: Aneka Ilmu, h. 261

6 Annisatul Mufarrokah, 2009, Setrategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Teras, h. 1

7 Khoiron Rosyadi, 2004, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 175-176

(19)

5

kompetensi ini digolongkan menjadi dua yaitu soft skill dan hard skill. Soft skill mencakup kompetensi kepribadian dan sosial, dan hard skill mencakup kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional.8

Secara umum soft skill dimaknai sebagai keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (Interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Dikaitkan dengan kompetensi guru, kompetensi kepribadian merupakan bentuk dari intrapersonal skill, sementara kompetensi sosial merupakan wujud dari interpersonal sklill. Diantara contoh Intrapersonal skill adalah jujur, tanggung jawab, toleransi, menghargai orang lain, kemampuan bekerja sama. Diantara wujud Interpersonal skills adalah keterampilan bernegosisi, presentasi, melakukan mediasi, kepemimpinan, berkomunikasi dengan pihak lain, dan berempati dengan pihak lain.9

Kebanyakan orang mampu menguasai bagaimana hard skill yaitu yang berkaitan dengan penguasaan mengenai keilmuan terkait bidang pekerjaan sesorang, yaitu yang tergolong dengan kompetensi paedagogik dan kompetensi professional sehingga secara individu dalam bekerja merka sudah sangat baik.

Akan tetapi selahin hard skill ternyata keterampilan soft skill tak kalah penting dalam dunia kerja, banyak orang yang tidak memiliki kemampuan soft skill yang baik. Karena mereka terfokus dengan menguasai hard skill. Padahal di dunia kerja interaksi dengan orang lain sangat di butuhkan dimana semua yang berkaitan

8 Mudasir, dkk, 2020, Ketermpilan Soft Skill Guru Agama, Pekanbaru: Cahaya Firdaus Publishing and Printing, h. 2

9 Ibid Keterampilan Soft Skill Guru Agama h. 20

(20)

6

dengan berkomunikasi dengan baik kepada orang lain tergolong kepada kompetensi soft skil yaitu kompetensi kepribadian dan sosial.

Terlebih lagi bagi sorang guru, selain diharuskannya menguasi kompetensi hard skill berupa kompetensi paedagogig dan kompetensi profesional, seorang guru diwajibkan menguasai bagaimana kompetensi soft skil melebihi kompetensi hard skil yaitu kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Namun pada kenyataannya banyak di jumpai para guru yang masih kurang mengaplikasikan kompetensi sosial dan kepribadian. Hal ini di tandai dengan berbagai hal, seperti:

guru masih kurang komunikasi baik dengan sesama guru, peserta didik, orang tua murid, dan dengan elemen pendidikan. guru juga terlihat masih kurang disiplin, tanggung jawab, kurang bekerja sama.

Selain mengacu pada kode etik keguruan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial juga dapat diproleh dari berbagai macam buku. Salah satu buku yang dapat menambah wawasan kompetensi ini adalah buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk. Buku tersebut berisi tentang bagaimana pentingnya memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang perwujudan dari soft skill yang harus dimiliki seorang guru, sehingga dengan memiliki kompetensi tersebut sebagai calon seorang guru bisa menjadi guru profesional yang mengajar peserta didik dengan baik.

Adapun alasan penulis memilih buku ini untuk diteliti adalah sebagai berikut:

1. Mudasir adalah dosen tetap di Fakultas Tarbiyah UIN SUSKA RIAU

(21)

7

2. Penelitian ini selaras dengan mata kuliah yang ada di Pendidikan Agama Islam yaitu micro teaching yang di pelajari disemester 6 sehingga penelitian ini berkontribusi menambah wawasan mengenai kompetensi guru khusnya kompetensi soft skill.

3. Materi ini juga dipelajari disemester dua pada mata kuliah profesi dan etika keguruan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk menjadikannya sebuh penelitian dengan sebuah judul Strategi Membangun Skill Guru dalam buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama karya Mudasir dkk

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah, adapun penelitian ini berkenaan dengan istilah:

1. Strategi, Dalam militer strategi digunakan untuk memenangkan suatu peperangan, sedang taktik digunakan untuk memenangkan pertempuran10. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “Strategi merupakan sebuah cara atau sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan11. Jadi strategi yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu cara, kiat-kiat yang di perlukan oleh para pembaca untuk membangun skill guru agama

10 Noeng Muhajir, 2000, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, h.138-139.

11 Syaiful Bahri Djamaroh, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. h.5.

(22)

8

2. Membangun adalah mendirikan sesuatu yang dibangun seperti gedung, rumah tinggal dan yang lainya. Pengembangan dari kata membangun adalah Membangunkan yang berarti Membangkitkan kemauan atau semangat seseorang, membuat seseorang yang tidur menjadi terjaga.

Membangun yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah bagaimana cara penulis dalam buku membangkitkan kemauan serta semangat seorang guru untuk terus meningkatkan kemampuan soft skill agar menjadi guru yang professional dan mampu bersikap baik di dunia pendidikan serta lingkungan selayaknya seorang guru agama, karena guru akan menjadi panutan bagi muridnya baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

3. Kompetensi guru, adalah perpaduan antara personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan professional.12 Kompetensi yang penulis maksud disini adalah kompetensi yang seharusnya dimilki oleh para guru yang telah menyelesaikan pendidikan keguruan sesuai dengan tingkat kompetensi dan sertifikasi guru.

4. Guru agama adalah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai dengan ajaran Islam, ia juga bertanggungjawab kepada Allah SWT.

12 Jejen Musfah, 2011, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar (Jakarta : Kencana), h. 27

(23)

9

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka fokus penelitian ini pada bagaimana membangun skill guru agama dalam buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi membangun skill guru agama dalam buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk

2. Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:

a. Bagi pembaca, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat melihat bagaimana strategi membangun skill guru agama dalam buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk.

b. Bagi peneliti, untuk pengembangan wawasan dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan penelitian ilmiah dan sebagai sarana untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Univesitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan juga sebagai sumbangan pengetahuan bagi dunia pendidikan

(24)

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Prinsip-prinsip Dasar PAI Tentang Kompetensi.

Teori Soft Skill sendir telah ada jelaskan didalam Al-Qur’an maupun hadis.

Soft skill tergolong kepada interpersonal skill dan intrapersonal skill, maka nash yang berisi tentang keterampilan kepribadian dan sosial ini banyak disebutkan, diantaranya:

1. Tanggung Jawab

َلََو ۚبَهْيَهَع َّلَِا ٍسْفَو ُّمُك ُتِسْكَت َلََو ٍٍۗءْيَش ِّمُك ُّةَز َىُهَّو بًّّثَز ْيِغْثَا ِ هّاللّ َسْيَغَا ْمُق َن ْىُفِهَتْخَت ِهْيِف ْمُتْىُك بَمِث ْمُكُئِّجَىُيَف ْمُكُعِجْسَّم ْمُكِّثَز ًهنِا َّمُث ۚي هسْخُا َزْشِّو ٌحَزِشاَو ُزِصَت

Artinya: katakanlah (Muhammad), “apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal dialah tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab . Dan sesorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian pada tuhan mu lah kamu kembali, dan akan diberi tahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.13

Tanggung Jawab Guru adalah perbuatan yang merupakan perwujudan dari kewajiban guru. Guru dikatakan sempurna apabila mempunyai tanggung jawab yang dijalankan dengan baik. Guru adalah seorang pendidik yang juga merupakan pembimbing. Dalam bidang kemanusiaan di sekolah, guru harus bisa menjadi dirinya sebagai orangtua kedua bagi siswa

13 Q.S Al-An‟am : 164

(25)

11

Guru berkewajiban membantu perkembangan anak menuju kedewasaan yang sesuai dengan ajaran Islam, apalagi didalam tujuan pendidikan terkandung unsur tujuan yang bersifat agamis, yaitu agar terbentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang Maha Esa. Guru yang profesinoal akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.

Guru yang professional hendaknya mampu memikul tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara dan agamanya. Guru professional memiliki tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri, yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya serta menghargai dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dari lingkungan sosial serta kemampuan interaktif yang efektif.

Sedangkan tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk penunjang tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.14

14 Ahmad tafsir, 2004, Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, h 67

(26)

12

2. Semangat/Etos kerja tinggi

ۡتَصۡوبَف َت ۡغَسَف اَذِبَف

Artinya: “maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.15

Ada bebrapa defenisi yang disampaikan oleh para ahli mengenai etos kerja diantaranya: (1) menurut Mukhtar Bukhori, etos kerja artinya ialah sikap terhadap kerja, pandangan terhadap kerja, ciri-ciri atau sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan, atau suatu bangsa. (2) menurut Abdul Razak, etos kerja dalam Islammerupakan manifestasi kepercayaan seorang muslim bahwa kerja memiliki kaitan dengan tujuan hidup, yaitu memperoleh perkenaan dengan Allah. (3) menurut pandji Anoraga, etos kerja adalah suatu pendangan dan sikap bangsa atau satu umat terhadap kerja.

Jika dikaitkan dengan guru maka etos kerja dapat diartikan sebagai sikap terhadap kerja, pandangan terhadap kerja, dan ciri-ciri mengenai cara bekerja yang dimiliki oleh seorang guru.16

3. Adil dan tidak diskriminatif

ِسَكْىُمْناَو ِءۤبَشْحَفْنا ِهَع ًههْىَيَو ًهثْسُقْنا يِذ ِئۤبَتْيِاَو ِنبَسْحِ ْلَاَو ِلْدَعْنبِث ُسُمْأَي َ هّاللّ َّنِا َن ْوُسَّكَرَت ْمُكَّهَعَن ْمُكُظِعَي ِيْغَجْناَو

15 Q.S Al-insyirah :7

16 Syaifuddin, 2018, Membangun Etos Kerja Guru, Tangerang: STIT Al-Amin, Volume 1, no 12 h 215

(27)

13

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.17

Perilaku adil, yaitu perilaku yang proporsional dan selalu memihak atau berdasarkan pada kebenaran. Guru atau pendidik yang adil akan dirasakan menguntungkan semua siswanya karena siswa diperlakukan secara proporsional sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Dengan demikian guru atau pendidik yang adil tidak akan berbuat yang merugikan siswanya.

B. Konsep Teoritis

Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.18 Berdasarkan kompetensi seseorang dapat dikualifikasikan menjadi pekerja yang profesional dalam bidangnya masing- masing, sehingga penguasaan kompetensi yang kompeten akan sangat berpengaruh terhadap hasil kinerja para pekerja. Dengan kompetensi yang baik segala tindakan dan prilaku seseorang akan terarah sesuai dengan yang dibutuhkan pada bidang pekerjaannya. Seorang baru dikatakan memiliki kompetensi jika ia dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan baik.19

17 Q.S An-Nahal : 90

18 Syaiful Sagala, 2009, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung : Alfabeta), h. 29

19 Suyanto dan Jihad Asep, 2013, Menjadi Guru Profesional : Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas di Era Global, (Jakarta : Erlangga), h. 39

(28)

14

Skill adalah istilah yang mencakup pengetahuan, kompetensi, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas oprasional. Skill dapat dikembangkan melalui kehidupan, belajar, serta pengalaman kerja. Skill adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berasal dari training, pengalaman, dan latihan.

Skill membutuhkan pelatihan dan kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang agar dapat lebih menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai dengan lebih cepat.

Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pada tahun 2005 pemerintah telah memiliki paying hukum dalam peningkatan mutu pendidikan dengan mengeluarkan undang-undang No. 14 tentang Guru dan Dosen dan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Undang-undang No.14 Tahun 2005 menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru sebagai profesi.

Kompetensi terdiri dari Hard skill dan soft skill, hard skill terdiri dari keterampilan paedagogig dan keterampilan professional, sedangkan kompetensi soft skill terdiri dari keterampilan sosial dan kepribadian, yang mana keseluruhan kompetensi harus dikuasai dengan baik bagi para pendidik. Semua kompetensi akan menjadikan guru memiliki kompetensi yang baik dalam proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dibawa oleh guru akan mencapai tujuan yang diinginkan dalam pendidikan.

Kedua skill ini mndapat perhatian khusus dalam dunia pendidikan, dimana setiap pendidik harus memiliki kualifikasi kemampuan softs skill dan hard skill yang baik. Soft skill biasanya disebut dengan kecerdasan emosional, yaitu kompetensi untuk mengembangkan dan memaksimalkan kinerja terhadap peserta

(29)

15

didik, antara lain meliputi keterampilan psikologi, emosional dan spiritual.

Sementara itu Hard skill biasanya disebut juga dengan istilah kecerdasan intelektual, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk menjunjung dan melakukan suatu pekerjaan antara lain ilmu pengetahuan baik umum maupun khusus.20

1. Hard Skill

Hard skill dapat diartikan sebagai keahlian seseorang yang sesuai pada bidang pekerjaannya. Hard skill menjadikan seseorang mengetahui apa yang harus dilakukan dan diketahui terkait dengan bidang pekerjaannya. Hard skill menuntut penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya dengan baik.

Hard skill menggambarkan perilaku dan keterampilan yang dapat dilihat oleh mata. Hard skill adalah penguasaan ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan proses, alat, dan tekhnik.21 kemampuan tersebut biasanya dapat diproleh melalui pembelajaran. Hard Skill berkaitan dengan keterampilan teknis yang melekat pada profesi-profesi tertentu.

Hard skill yang harus dimiliki oleh guru yaitu:

a. Kompetensi Paedagogik.

Kompetensi paedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran, selain itu kompetensi paedagogik juga ditujukan dalam bimbingan kepada peserta didik. Seorang guru harus

20 Akhmad Muhaimin Azzer, 2010, Mengembangkan kecerdasan spiritual bagi anak, (Yogyakarta:Kata Hadist), h. 10

21 Heris Hendriana, 2017, Hard Skill dan Soft Skill Matematika Siswa (Bandung : PT Refika Aditama), h. 2

(30)

16

mampu memahami karakteristik peserta didik, menguasai teknologi informasi dalam pembelajaran dan menguasai teori belajar.22

b. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan luas yang mencakup substansi isi materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut.23

2. Soft Skill

kompetensi yang tidak kalah penting yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah soft skill. Seperti yang disampaikan Ramayulis, soft skill sebagai bentuk keterampilan individu membina hubungan dengan orang lain atau masyarakat dan keterampilan mengatur diri sendiri yang dapat mengembangkan unjuk kerja secara maksimal sehingga menunjukkan kualitas diri yang bersifat ke dalam dan keluar.24 Secara umum soft skill merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri, berkelompok atau bermasyarakat serta dengan sang pencipta. 25 Dengan soft skill seorang guru mampu memaksimalkan unjuk kerja dalam proses pembelajaran, sehingga soft skill menjadi kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru.

22 Imam Wahyudi, 2012, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya), h 22

23 Jamil Suprihatiningrum, 2014, Guru Profesional:Pedoman Kerja Kualifikasi dan Kompetensi Guru (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media), h. 113

24 Ramayulis, 2015, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, h. 235

25 Elfendi, dkk, 2011, soft Skill Untuk Pendidik, Yogyakarta : Boduose Media, h. 67

(31)

17

Menurut Elfindi dkk. Soft skill didefenisikan sebagai keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain atau masyarakat serta dengan sang pepencipta. Dengan adanya soft skill maka kehadiran sesorang akan sangat terasa di tengah masyarakat. Dengan keterampilan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan berkelompok, etika dan moral serta keterampilan seprititual yang di miliki oleh seseorang akan menjadikan proses interaksi bermasyarakat yang baik, sehingga terjalin komunikasi.

Secara garis besar, soft skill dapat digolongkan menjadi dua kata gori, yakni intrapersonal skill dan interpersonal skil. Yang di sebut dengan intrapersonal skil adalah kompetensi sosial yaitu kemampuan seseorang dalam mengatur diri sendiri, sedangkan interpersonal skil (kompetensi sosial) yaitu keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Contoh dari intrapersonal skill diantaranya adalah jujur, tanggung jawab, toleransi, menghargai orang lain, kemampun bekerjasama. Dan yang lainnya.

Sedangkan contoh interpersonal skill adalah keterampilan bernegosiasi, presentasi, melakukan mediasi, dan sebagainya

3. Urgensi Skill Bagi Guru

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.

(32)

18

Pentingnya penguasaan soft skill dibuktikan dengan penetapan pendidikan kecakapan hidup (life skill) dalam pelayanan konsep soft skill dan hard skill memiliki kesamaan dengan konsep pendidikan kecakapan hidup.

Dapat diartikan bahwa soft skill adalah kemampuan-kemampuan tak terlihat yang diperlukan untuk sukses, misalnya kemampuan bekerjasama, integritas dan lain-lain.26

Di luar negeri bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skills). Menurut salah satu penelitian dari Amerika, mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil di karenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skills dari pada hart skills.27

Soft skill terbagi menjadi dua yaitu intrapersonal skill dan interpersonal skill. Intrapersonal skills meliputi: Jujur, tanggung jawab, toleransi, menghargai orang lain, kemampuan bekerja sama, bersikap adil, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan mengelola perubahan, mengelola stress, mengelola waktu, kemampuan melakukan transformasi diri. Sementara wujud interpersonal skills di antaranya: Kemampuan bernegoisasi, presentasi, melakukan mediasi,

26 Ichan S. Putra dan Aryanti, 2005, sukses dengan soft skill, Bandung: ITS, h. 5

27 Zainal Aqib dan Sujak, 2011, Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: Yrama Widya, h. 2.

(33)

19

kepemimpinan, berkomunikasi dengan pihak lain dan berempati dengan pihak lain.28

C. Strategi Membangun Kompetensi Guru Agama

Target menguasa kompetensi soft skil dan hard skill yang kita harapkan adalah mampunya guru mengoreksi diri, mana yang telah diketahui dan dilakukan, menyadari, dan berangsur-angsur melaksanakannya. Adapun yang perlu mengalami peningkatan sehingga mampu membangun keterampilan Soft Skill guru yang baik diantaranya:

1. Membangun keterampilan komunikasi mendidik.

Komunikasi adalah tindakan untuk mengekspresikan ide, dan perasaan dan memberikan informasinkepada orang lain. Informasi dan komunikasi yang baik ditandai dengan mudahnya menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain sehingga pesan sampai kepada orang lain, tentu guru akan menjadi smart dalam keadaan apapun.

Selain itu guru juga merupakan seroang karyawan yang juga sarat dengan komunikasi dengan kostumer, teman dan atasan, maka melatih komunikasi yang baik tidak dapat dielakan. persoalnnya adalah kebanyakan kita tidak mengenal bagaimana kualitas komunikasi yang kita miliki. Suatu saat orang lain akan mengetahui, bahwa kita berkomunikasi dengan baik atau bahkan sebaliknya. Ketika kita tidak mengkomunikasikan dengan jelas, maka klien merasa tidak puas dan bertanya-tanya tentang prosedur sebuah pelayanan yang anda lakukan.

28 Agus Wibowo dan Hamrin, 2012, Menjadi Guru Berkarakter, Strategi Membangun kompetisi dan Karakte Guru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 134.

(34)

20

2. Membangun keterampilan bekerja sama (teamwork).

Apapun profesinya membutuhkan sebuat tim yang baik, karena kita tidak dapat bekerja sendiri. selain dari orang lain akan memberikan nilai-nilai tersendiri dalam bekerja, selain dari itu kita akan dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri sekaligus meminimumkan kelemahan yang kita miliki. Sebuah tim berbeda dengan kelompok. Dimana didalam tim biasanya memiliki sebuah sasaran yang ingin dituju, dengan dengan berupaya mencapainya secara bersama-sama. Sementara dalam kelompok bisa saja eksis atau tidak sesuai dengan kebutuhan dalam masyarakat. Oleh karenanya, dimensi tim lebih kepada orientasi aksi daripada sebuah pelayanan yang dapat diberikan kepada siapapun.

3. Membangun Kemampuan (leadership).

Selalu saja kepemimimpinan sangat diperlukan bisa kepemimpinan diri sendiri, rumah tangga, atau dalam suatu organisasi. kepemimpinan yang berhasil adalah, mampu menggunakan perangkatnya dalam mencapai tujuan.

Pemimpin yang baik juga memiliki berbagai aspek dan kriteria yang menyebabkan organisasinya jalan .

Para pekerja kantoran yang memiliki leadership yang baik, kemudian dia akan mampu memberikan layanan dengan sistem yang dibangun secara bersama. Kemudian tentunya dengan sistem yang dibangun mampu pula mengembangkan organisasi yang baik pula. Banyak contoh yang dapat dilihat, ketika kepemimpinan dalam suatu dalam unit pelayanan itu baik,

(35)

21

maka dengan demikian layanan yang diberikan juga memperoleh kepuasan yang juga baik. Demikian sebaliknya.

4. Membangun Hubungan dan Koneksi (relationships).

Apapun pekerjaan yang kita lakukan, kita tidak dapat memisahkan diri dari orang lain. kita pasti tidak dapat hidup sendiri. Kalaupun ada egoism dan bekerja sendiri, suatu saat kesendirian akan menyebabkan merasa ruang gerak semakin terbatas oleh karena itu agar selalu eksis dengan masyarakat, maka menjalin hubungan dengan pihak lain menjadi sangat berarti.29

D. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan berfungsi untuk membandingkan dan menghindari manipulasi terrhadap suatu karya ilmiah, selain itu penelitian yang relevan berguna untuk mengkonfirmasikan bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis belum ada yang meneliti sebelumnya.

Adapun penelitian yang relevan yang penulis gunakan dalam Penelitian Ini Adalah:

1. Analisis Soft Skill Guru Pada Mata Pelajaran Pendidikan Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kampar Timur. Penelitian ini dilakukan oleh Wirman Nuari seorang mahasiswa pendidikan Ekonomi Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau pada Tahun 2020. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana analisis soft skill guru mata pelajaran Ekonomi di sekolah Menengah Atas 1 kampar.30 Sedangkan penelitian yang penulis lakukan terfokus kepada strategi membangun kompetensi guru agama

29 Elfindri, dkk, 2010, Soft Skills untuk Pendidik, (Baduose Media), h. 125-133

30 Wirman Nuari, 2020, Analisis Soft Skill Guru Pada Mata Pelajaran Pendidikan Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kampar Timur, UIN SUSKA RIAU

(36)

22

yang didalam buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk.

Adapun persamaan pada penelitian yang penulis buat yaitu sama-sama mengandung pembahasan keterampilan soft skill terutama bagi pendidik.

2. Pengaruh Kompetensi Soft Skill Guru PAI Terhadap motivasi belajar Siswa SMP Islam Ruhamah, penelitian ini dilakukan oleh Nurul Hidayah seorang mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Syarif Hidyatullah Jakarta pada tahun 2015. Penelitian ini membahas tentang bagaimana pengaruh kemampuan soft skill yang dimiliki oleh guru PAI terhadap Motivasi belajar siswa.31 Sedangkan penelitian yang penulis lakukan terfokus kepada strategi membangun kompetensi guru agama yang didalam buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk. Adapun persamaan pada penelitian yang penulis buat yaitu sama-sama mengandung pembahasan keterampilan soft skill terutama bagi pendidik.

3. Menelusuri Kompetensi Guru Professional Dalam Novel Guru Aini Karya Andrea Hirata, penelitian ini dilakukan oleh Mya Malyssa seorang mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Syarif kasim Riau pada tahun 2021. Buku ini membahas tentang guru yang professional yang memerlukan berbagai dalam menjalankan tugasnya. Penulis berfokus pada pesan-pesan yang terdapat dalam novel tersebut yang berkaitan dengan kompetensi guru. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan terfokus kepada strategi membangun kompetensi guru agama yang didalam buku keterampilan soft skill guru agama karya Mudasir dkk. Adapun persamaan

31 Nurul Hidayah, 2015, Pengaruh Kompetensi Soft Skill Guru PAI Terhadap motivasi belajar Siswa SMP Islam Ruhamah, UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta.

(37)

23

pada penelitian yang penulis buat yaitu sama-sama mengandung pembahasan keterampilan soft skill terutama bagi pendidik

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Reseach). Dalam riset pustaka sumber perpustakaan dimanfaatkan untuk memperoleh data penelitiannya. Maksudnya, riset pustka membatasi kegiatannya hanya pada bahan- bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.32 Bahan koleksi yang dimaksud seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah.

B. Setting (Tempat dan Waktu Penelitian)

Penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (Library Reseach) melalui analisis dokumen berupa studi pustaka yang bersifat kualitatif. Penelitian ini tidak terbatas pada tempat dan waktu, sehingga pelaksanaan penelitian ini didalami setelah melewati proses seminar proposal yang diadakan oleh pihak Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yaitu pada bulan Juli 2021 sampai dengan Januari 2022.

C. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data ialah subyek dari mana data- data di peroleh.33 Maksudnya adalah dari mana peneliti mendapatkan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan. Adapun sumber data yang peneliti gunakan yaitu data sekunder dan data primer, data primer yaitu data yang langsung

32 Mestika Zed, 2008, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, h, 1-2.

33 Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 107.

(39)

25

memberikan data dengan pengumpulan data.34 Data skunder yaitu Data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti Sebagai penunjang dari sumber pertama.

Dapat juga data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.

1. Sumber data primer

Dalam penelitian ini, sumber data primernya adalah buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama kaya Mudasir dkk yang diterbitkan oleh Cahaya Firdaus pada tahun 2020 dan terdiri dari114 halaman.

2. Sumber data sekunder

Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah referensi- referensi yang relevan, sumber buku-buku ilmiah, dan jurnal yang relevan dengan penelitian yang pastinya berhubungan dengan penelitian yang dijelaskan. Adapun beberapa bahan koleksi yang penulis gunakan yaitu:

a. Buku Agus Wibowo dan Hamrin dengan judul Menjadi Guru Berkarakter diterbitkan di Yogyakarta oleh penerbit Pustaka Pelajar pada tahun 2012.

b. Buku Anthony Dio Martin dengan judul Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosional diterbitkan

di Jakarta oleh penerbit penerbit Arga pada tahun 2003

c. Buku J.P. Chaplin dengan judul Kamus Lengkap Psikologi, diterbitkan di Jakarta oleh penerbit PT Raja Grafindo Persada pada tahun 2002

d. Buku M. Arifin dengan judul Ilmu Pendidikan Islam diterbitkan di Jakarta oleh penerbit Bumi Aksara pada tahun 2011

e. Buku Freddy Faldi Syukur dengan judul Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat di terbitkan di Bandung oleh penerbit Simbiosa Rekatama Media 2011

34 Sugiono, 2014, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, h. 62

(40)

26

D. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara tertentu atau teknik-teknik tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya.35 Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik telaah dokumentasi atau sering dikenal dengan studi dokumentasi. Dokumen tersebut digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai gambaran strategi membangun kompetensi guru perspektif Mudasir dalam keterampilan soft skill Guru Agama.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

pertama, penulis membaca secara menyeluruh dan berulang buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama, di lanjutkan mengamati strategi membangun kompetensi soft Skill yang tersirat dan tersurat dalam buku Keterampilan soft Skill Guru Agama itu. Kedua, penulis mengumpulkan referensi-referensi yang berkaitan dengan penelitian penulis.

E. Teknik Analisis Data

Metode anslisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis atau content analysis. Analisis ini adalah metode yang digunakan untuk menganalisis teks, sifatnya terus terang dan mengandung makna yang tersurat.36 Dalam menganalisis data dari pengumpulan data yang telah dilakukan penulis menggunakan analisis data sebagai berikut:

35 Rochhajat Harun, 2007, Metode Penelitian Kualitatif untuk Pelatihan, Bandung: Mandar Maju, h 231

36 Samiaji Sarosa, 2012, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, Jakarta: PT . Indeks, h. 71.

(41)

27

1. Content Analysis

Metode ini digunakan untuk memperoleh pemahaman isi dan makna dari berbagai data dalam penelitian, analisis objektifitas, pendekatan sistematis, dan generalisasi, baik yang mengarah pada makna, terutama dalam penarikan kesimpulan.

Analisis isi menurut Burhan Bungin adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat di tiru dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Dalam data kualitatif, analisis isi ditekankan bagaimana peneliti memperhatikan keajekan isi komunikasi interaksi simbolik yang terjadi dalam komunikasi.37

Dengan demikian, penelitian ini hanya terfokus pada buku Keterampilan Soft Skill Guru Agama karya Mudasir dkk, dengan menggunakan teknik

analisis isi untuk mengungkap strategi membangun kompetensi guru agama.

Adapun langkah-langkah analisis isi (content analysis) yakni:

a. Penentuan materi yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

b. Analisis situasi sumber teks, yakni langkah untuk memahami dengan cara menandai paragraf-paragraf yang sesuai dengan fokus penelitian yang terdapat dalam buku keterampilan soft skill guru agama, yang kemudian didukung oleh buku-buku maupun jurnal-jurnal terkait lainnya.

37 Rizqi Miftakhuddin, 2016, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Shirazy, (UIN Maulana Malik Ibrahim,Malang)

(42)

28

c. Penentuan materi secara formal, setelah proses analisis paragraf selesai.

Paragraf-paragraf yang telah ditandai tersebut diklasifikasikan berdasarkan kelompok gagasan modernisasinya.

d. Penentuan arah analisis, setelah proses pengklasifikasian selesai. Langkah selanjutnya adalah menentukan arah analisis paragraf tadi dengan menggunakan analisis kualitatif. Pendekatan ini umumnya digunakan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan konsep maupun ide-ide tertentu. Dalam hal ini adalah untuk mendeskripsikan strategi membangun kompetensi guru agama menurut buku karya Mudasir dkk yang berjudul keterampilan soft skill guru agama

e. Menentukan diferensiasi berbagai pertanyaan yang harus dijawab sesuai dengan teori guna mendeskripsikan apa saja strategi membangun kompetensi guru agama dalam buku keterampilan soft skill guru agama.

f. Penyeleksian teknik-teknik analisis, dalam hal ini teknik analisis yang dipakai adalah teknik analisis isi (content analysis).

g. Pendefenisian unit-unit analisis, yakni menjelaskan makna dari teknik analisis isi (content analysis) yang digunakan untuk mendeskripsikan strategi membangun kompetensi guru agama dalam buku keterampilan soft skill guru agama.

h. Analisis materi, yakni menghubungkan paragraf-paragraf yang telah ditandai dengan pertanyaan penelitian dengan menggunakan teknik analisis isi dengan pendekatan kualitatif.

(43)

29

i. Interpretasi, yakni upaya memberikan penjelasan dari langkah analisis materi tadi dibantu oleh teori-teori terkait.38

38 Amir Hamzah, 2020, Metode Penelitian Kepustakaan (Malang: Literasi Nusantara), h. 75

(44)

54

54 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian yang dipaparkan pada bab sebelumnnya, maka dapat disimpulkan bahwa membangun kompetensi Guru agama Islam perspektif Mudasir dalam buku keterampilan soft skill guru agamau yaitu:

1. Kekuatan kesadaran, Dengan memiliki kesadaran yang tinggi, sesorang akan lebih menyadari tanggung jawabnya, sehingga mampu bertindak dan bersikap sesuai yang diharapkan, baik dalam interaksi sosial masyarakat maupun berinteraksi didalam dunia kerja.

2. Kekuatan tujuan, Dengan demikian ketika kita memiliki tujuan yang jelas maka jelas dan terarah lah apa yang akan kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Kekuatan keyakinan, keyakinan itu dimaknai sebagai kepercayaan penuh bahwa diri kita mampu menjalani, dan mengendalikan kehidupan kita dengan baik, serta terus berusaha menghadapai dan menyelesaikan berbagai rintangan hidup dengan baik pula.

4. Kekuatan cinta, Jika dikaitkan dengan konteks guru, cinta akan mendorong guru untuk tak ingin sejenak pun meninggalkan profesinya. Cinta akan mendorong guru melakukan apa saja agar yang dicintai itu tetap ada, bahagia, dan lestari. Maka ketika tuntutan cinta mengharuskan guru untuk profesional, cakap dan terampil, yang bersangkutan akan ringan menumpuh pendidikan atau pelatihan.

(45)

55

55

Dengan membangun kekuatan tersebut didalam diri, maka akan menghasilkan peningkatan kompetensi yang baik, sehingga dapat mewujudkan pendidikan yang baik bagi para peserta didik.

5. Kekuatan energi positif, Energi positif meliputi seluruh perbuatan baik, mulai dari niat baik, berprasangka baik, berpikir positif, sampai kepada amalan- amalan yang bermanfaat seperti ibadah. Dengan membangun energy positif di dalam diri kita akan menghasilkan hari-hari yang baik, dan akan memberikan kebeikan kepada sekitar kita, seperti berfikir positif dan sebagainya

6. Kekuatan konsentrasi, Kekuatan konsentrasi terletak pada focus persoalan yang sedang kita hadapi. Kegiatan apa pun jika kita jalani dengan penuh konsentrasi, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal

7. Kekuatan keputusan, Keputusan merupakan salah satu langkah menuju perubahan, yaitu perhatian, keputusan, belajar, menyadari kekurangan, latihan, dan berkelanjutan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Bagi sekolah, diharapkan mampu memberikan pengajar yang baik dalam menguasai kompetensi hard skill dan juga soft skill.

2. Bagi guru, penulis menyarankan agar guru selalu mengembangkan dan mengembangkan kompetensi soft skill sejalan dengan kompetensi hard skill 3. Bagi masyarakat, penulis menyarankan agar memberi dukungan dan dorongan

serta pengawasan atas perkembangan soft skill disekitar

(46)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abudin Nata, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana);

Agus Wibowo dan Hamrin, 2012, Menjadi Guru Berkarakter, Strategi Membangun kompetisi dan Karakte Guru, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar);

Ahmad tafsir, 2004, Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam, (Bandung:

Remaja Rosdakarya);

Akhmad Muhaimin Azzer, 2010, Mengembangkan kecerdasan spiritual bagi anak, (Yogyakarta:Kata Hadist);

Amir Hamzah, 2020, Metode Penelitian Kepustakaan, (Malang:Literasi Nusantara);

Annisatul Mufarrokah, 2009, Setrategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras);

Armain Arief, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Press);

Elfendi, dkk, 2011, soft Skill Untuk Pendidik, (Yogyakarta : Boduose Media);

Heris Hendriana, 2017, Hard Skill dan Soft Skill Matematika Siswa (Bandung : PT Refika Aditama);

Ichan S. Putra dan Aryanti, 2005, sukses dengan soft skill, (Bandung: ITS);

Imam Wahyudi, 2012, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya);

Iskandar Agung, 2014, mengembangkan profesionalisme guru, (Jakarta: Bee Media Pustaka);

Jamil Suprihatiningrum, 2014, Guru Profesional:Pedoman Kerja Kualifikasi dan Kompetensi Guru (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media);

(47)

Jejen Musfah, 2011, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar (Jakarta : Kencana);

Khoiron Rosyadi, 2004, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar);

M. Arifin, 2011, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara);

Mestika Zed, 2008, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia);

Mohamad Surya, 2003, Percikan Perjuangan Guru, (Semarang: Aneka Ilmu);

Mudasir, dkk, 2020, Ketermpilan Soft Skill Guru Agama, (Pekanbaru: Cahaya Firdaus Publishing and Printing);

Noeng Muhajir, 2000, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin);

Nurul Hidayah, 2015, Pengaruh Kompetensi Soft Skill Guru PAI Terhadap motivasi belajar Siswa SMP Islam Ruhamah, UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta;

Ramayulis, 2015, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia);

Rizqi Miftakhuddin, 2016, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Shirazy, (UIN Maulana Malik Ibrahim,Malang);

Rochhajat Harun, 2007, Metode Penelitian Kualitatif untuk Pelatihan, (Bandung:

Mandar Maju);

Samiaji Sarosa, 2012, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT . Indeks);

Sugiono, 2014, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta);

Sugiyono, 2019, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta);

(48)

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta);

Suyanto dan Jihad Asep, 2013, Menjadi Guru Profesional : Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas di Era Global, (Jakarta : Erlangga);

Syaifuddin, 2018, Membangun Etos Kerja Guru, Tangerang: STIT Al-Amin, Volume 1, no 12;

Syaiful Bahri Djamaroh, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar;

Syaiful Sagala, 2009, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta);

Syamsul Bachri Thalib, 2013, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana);

Syamsul Ma’arif, 2011, Guru Profesional: Harapan dan Kenyataan, (Semarang:

Need’s Press);

Wirman Nuari, 2020, Analisis Soft Skill Guru Pada Mata Pelajaran Pendidikan Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kampar Timur, UIN SUSKA RIAU;

Zainal Aqib dan Sujak, 2011, Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya).

(49)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampul depan Buku Bukan Keterampilan Soft Skill Guru Aga

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian risiko termasuk upaya mengidentifikasi bahaya yang ada pada usaha Anda (baik yang ditimbulkan oleh kegiatan kerja atau dari faktor lain, misalnya tata letak dalam

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1) Terdapat perbedaan pengaruh terhadap penggunaan model pembelajaran Group

atau kosong kemudian klik tombol simpan “Data Keterangan tidak boleh kosong !” 3 Nama pelajaran tidak diisi (kosong) dan keterangan diisi kemudian klik tombol simpan

80 Kunci Pipa Untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah dilonggarkan dengan kunci ring.

Potensi individu kreatif dengan aktivitas kera- jinan khas Palembang berupa tenun songket menjadi potensi pengembangan Tangga Bun- tung sebagai kawasan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa responden yang sering mengalami kekambuhan Asma ternyata memiliki riwayat penderita Asma dikeluarganya yakni

sudah ditetapkan; 2) komitmen berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian, makin tinggi komitmen karyawan, kinerja akan semakin baik; 3) pemenuhan

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pandangan perempuan dalam memaknai arti cantik lewat produk-produk iklan kecantikan dalam media sosial. Dalam penelitian ini,