• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN: Teknik Sipil dan Perencanaan. PRODI: Teknik Sipil KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURUSAN: Teknik Sipil dan Perencanaan. PRODI: Teknik Sipil KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN TANAH Dosen: Pramudya Kurniawan,ST

Disusun Oleh : Nashrullah Shalihin

NIM.3201301013

SEMESTER/KELAS : III/3B

JURUSAN: Teknik Sipil dan Perencanaan PRODI: Teknik Sipil

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnyalah sehingga penyusunan laporan kegiatan praktikum pengujian tanah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum pengujian tanah, dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada para pembaca.

Laporan ini berisi tentang praktek-praktek yang telah penulis lakukan, yang disusun berdasarkan job-job yang diberikan oleh dosen bersangkutan . Saya menyadari dalam upaya penyelesaian laporan ini terdapat beberapa kesulitan, sehingga banyak terdapat kesalahan dan kekurangan .

Namun berkat petunjuk dan bimbingan dari dosen pengajar sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu saya sebagai penulis menyampaikan terimakasih kepada dosen pembimping dan saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan kelompok atas kerja samanya dilapangan serta pihak-pihak yang lain yang membantu suksesnya pekerjaan kami dilapangan.

Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu sumbangan saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada umumnya

.

1 Laporan Praktikum Pengujian Tanah Lapangan

(3)

Pontianak, 10 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan Praktikum...2

1.3 Waktu dan Tenpat Praktikum...2

1.4 Materi Praktikum...2

BAB 2 DASAR TEORI...3

2.1 Pengertian Tanah...3

2.2 Pembentukan Tanah...3

2.2 Klasifikasi Tanah...4

BAB 3 PEMBAHASAN...5

3.1 PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN KERUCUT PASIR (SAND CONE)....5

3.1.1 Dasar Teori...5

3.1.2 Tujuan...5

3.1.3 Peralatan dan Bahan...6

3.1.4 Langkah Kerja...7

3.1.5 Keselamatan Kerja...9

3.1.6 Perawatan...9

(4)

3.2.1 Dasar Teori...11

3.2.2 Tujuan...11

3.2.3 Peralatan dan Bahan...11

3.2.4 Langkah Kerja...12

3.2.5 Keselamatan Kerja...13

3.2.6 Perawatan...13

3.2.7 Kesimpulan...13

3.2.8 Dokumentasi...14

3.3 PENGUJIAN TANAH DENGAN ALAT SONDIR (DUTCH CONE PENETROMETER). . .15

3.3.1 Dasar Teori...15

3.3.2 Tujuan...15

3.3.3 Peralatan dan Bahan...15

3.3.4 Langkah Kerja...16

3.3.5 Data Percobaan dan Perhitungan...20

3.3.6 Keselamatan Kerja...20

3.3.7 Perawatan...21

3.3.8 Kesimpulan...21

3.3.9 Dokumentasi...22

3.4 PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL TANAH DENGAN BOR TANGAN (HAND BOR)...23

3.4.1 Dasar Teori...23

3.4.2 Tujuan...23

3.4.3 Peralatan dan Bahan...23

3.4.4 Langkah Kerja...25

3.4.5 Keselamatan Kerja...26

3.4.6 Perawatan...26

3.4.7 Kesimpulan...26

3.4.8 Dokumentasi...27

BAB 4 PENUTUP...28

4.1 Kesimpulan...28

4.2 Saran...28

DAFTAR PUSTAKA...29

3 Laporan Praktikum Pengujian Tanah Lapangan

(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya dunia ketekniksipilan, menuntut mahasiswa teknik sipil untuk terus bersaing sehingga mampu menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif. Hal ini mendorong mahasiswa untuk mendalami bidang teknik sipil. Bukan hanya teori, tetapi juga praktek dan penerapan dari ilmu tersebut. Kegiatan praktikum pun menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mampu menerapkan teori yang telah diberikan di dalam kuliah ( tatap muka ). Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mendalami materi perkuliahan yang ada.

Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu konstruksi bangunan gedung, konstruksi jalan, maupun konstruksi yang lainnya. Dalam pengertian teknik, tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain yang terbentuk karena pelapukan dari batuan.

Sifat-sifat tanah yang kurang baik, tidak menguntungkan bagi berdirinya suatu struktur. Sifat-sifat tersebut antara lain plastisitas yang tinggi, kekuatan geser yang rendah, kemampuan atau perubahan volume yang besar potensi kembang susut yang besar, yang terdapat pada tanah berbutir halus seperti lempung.

Mengingat sifat tanah lempung sangat dipengaruhi lingkungan, untuk dapat berfungsi sebagai perletakan bangunan yang aman, juga jalan maka secara keseluruhan perlu dilakukan stabilisasi tanahnya.

(6)

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari Praktikum Pengujian Tanah ( dilapangan ) yang utama adalah agar mahasiswa mempunyai kompetensi dasar dalam hal pengujian tanah yang akan berguna didunia kerja nantinya.

1. Tujuan umum.

 Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan metode Sand Cone.

 Melakukan pengujian dengan alat DCP.

 Melakukan pengujian dengan alat sondir.

 Melakukan pengujian dan pengambilan sampel tanah dengan alat Hand Bor.

2. Tujuan Khusus

 Terampil dalam menggunakan peralatan yang akan digunakan.

 Dapat melakukan praktikum pengujian tanah dengan prosedur yang baik dan benar.

 Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian tanah lapangan.

 Dapat menentukan klasifikasi tanah.

1.3 Waktu dan Tenpat Praktikum

Praktikum pengujian tanah ( dilapangan ) ini dilaksanakan pada tanggal 23 februari 2015 – 25 februari 2015, pada pukul 07.00 – 14.00 WIB di areal

Laboratorium Politeknik Negeri Pontianak.

1.4 Materi Praktikum

Adapun materi yang dipraktekkan adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan kepadatan lapangan (Kerucut Pasir/SAND CONE)

Laporan Praktikum Pengujian Tanah Lapangan 2

(7)

2. Pengujian nilai CBR lapangan dengan system DPC 3. Uji Penetrasi Conus

4. LOG-Bor Dangkal

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Tanah

Definisi tanah yang dipergunakan oleh seorang insinyur teknik sipil bersifat kesepakatan dan berbeda degan definisi yang digunakan oleh seorang ahli geologi, maupun ahli ilmu tanah. Seorang insinyur teknik sipil menganggap tanah termasuk semua bahan organik dan anorganik, yang ada di atas lapisan batuan tetap (Dunn dkk., 1980).

Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relative lepas (loose), yang terletak di batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang relative lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic, atau oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara partikel-partikel dapat berisi air, udara ataupun keduanya.

Tanah adalah kumpulan butiran mineral alami yang bias dipisahkan oleh suatu cara mekanik bila agregat termaksud diaduk didalam air. Sedangkan batuan

merupakan agregat mineral yang satu sama lainnya di ikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan kuat.

2.2 Pembentukan Tanah

(8)

terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu.

Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

2.2 Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah digunakan untuk mengelompokan tanah-tanah sesuai dengan perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu. Berikut ini adalah system klasifikasi tanah yang sering digunakan didalam bidang teknik sipil.

1 Sistem klasifikasi tanah Unified.

Sistem klasifikasi tanah yang paling terkenal dikalangan ahli teknik sipil, adalah klasifikasi tanah sistem unified. Sistem unified membagi tanah dalam 3 kelompok utama, yaitu :

a Tanah berbutir kasar.

Tanah berbutir kasar adalah tanah yang lebih dari 50% bahannya tertahan pada ayakan no. 200 (0,075 mm). Tanah berbutir kasar dibagi atas kerikil (G) dan pasir (S).

b Tanah berbutir halus.

Tanah berbutir halus adalah tanah yang lebih 50% bahannya lewat ayakan no.

200 (0,075 mm). Tanah butir halus dibagi atas Lanau (M), Lempung (C), serta lanau dan lempung organik (O).

c Tanah sangat organis.

Tanah sangat organis (gambut) dapat diidentifikasi secara visual.

Laporan Praktikum Pengujian Tanah Lapangan 4

(9)

2 Sistem klasifikasi tanah AASHTO.

Sistem ini mengklasifikasi tanah kedalam 8 kelompok, A-1 sampai A-8, dan pada awalnya membutuhkan data – data sebagai berikut :

a Analisis ukuran butiran.

b Batas cair dan Batas Plastis c Batas susut

d Ekivalen kelembapan lapangan, kadar lembap maksimum dimana satu tetes air yang dijatuhkan pada suatu permukaan yang kecil tidak segera diserap oleh permukaan tanah itu.

e Ekivalen kelembapan sentrifungal, yaitu percobaan untuk mengukur kapasitas tanah dalam menahan air.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN KERUCUT PASIR (SAND CONE)

3.1.1 Dasar Teori

Percobaan kerucut pasir ( sand cone ) merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan dilapangan untuk menentukan berat isi kering ( kepadatan ) tanah asli ataupun hasil dari suatu pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah kohesif maupun maupun tanah non kohesif.

Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari percoaan ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjan pemadatan dilapangan ( degree of compaction ) yaitu perbandingan antara γd ( kerucut pasir ) dengan γdmax hasil percobaan pemadatan dilaboratorium.

(10)

kontrol pemadatan dilapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu proyek.

3.1.2 Tujuan

Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :

1 Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan metoda Sand Cone dengan baik dan benar.

2 Mengetahui tingkat kepadatan tanah dilapangan dari nilai berat volume kering tanahnya ( d).ᴕ

3.1.3 Peralatan dan Bahan

1. Botol pasir kapasitas + 4,5 kg

2. Corong pasir dengan diameter 16,5 cm

3. Plat dasar untuk corong pasir dengan ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan lubang di tengah berdiameter 16,5 cm

4. Timbangan kapasitas 10 kg ketelitian 1,0 gram 5. Timbangan kapasitas 500 gram ketelitian 0,1 gram 6. Mistar perata (Straight Edge)

7. Alat bantu lain seperti ; centong, talam/kaleng, paku, cawan buat pemeriksaan kadar air, kantong plastik, pahat, dan lain-lain.

8. Pasir ottawa/kwarsa yang bersih dan kering lolos saringan no.10 (2mm) dan tertahan saringan no. 200 (0,075 mm).

Laporan Praktikum Pengujian Tanah Lapangan 6

Referensi

Dokumen terkait

dan sebagian kecil ulama madzhab Mālikiyah, memperbolehkan pemanfaatan ESCs, karena sel yang digunakan dalam ESCs adalah sel yang berusia 4-5 hari setelah fertilisasi; masih

Sedangkan pada satu (1) dimensi lain yakni Empaty (-0,11) bernilai negatif yang artinya harapan responden (Pemustaka) tidak dapat dipenuhi oleh Perpustakaan STMIK

(4) dalam proses produksi tidak memerlukan keahlian khusus (5) dalam hal konsumen, didukung dengan banyaknya mahasiswa unnes dan masyarakat di sekitar Sekaran Gunungpati yang

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia.. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

30 Tahun 2004, berarti tidak tercipta notaris yang profesional dan sebagai salah satu pertimbangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menolak calon notaris menjadi

Metode yang akan digunakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat adalah dengan transfer ilmu sekaligus memberikan pelatihan mengenai pembuatan

partisi (banyak antrian untuk seluruh partisi) yaitu :Proses ditempatkan ke partisi paling kecil yang dapat memuatnya. Dan Satu antrian untuk seluruh partisi,

Batas daerah Kabupaten Bolaang Mongondow dengan Kota. Kotamobagu