• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Pajang IV yang beralamatkan di Blag-Bligan RT 02 RW XII Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta sebagai tempat penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Di SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta khususnya kelas II, keterampilan berbicara peserta didik masih rendah.

b. Di SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta khususnya kelas II, dalam pembelajaran berbicara belum memanfaatkan media pembelajaran.

c. Di SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta sudah tersedia peralatan media video tetapi belum digunakan secara maksimal.

d. SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 selama waktu 6 bulan, yaitu bulan Desember-Mei 2014. Waktu penelitian diuraikan secara rinci sesuai jadwal kegiatan penelitian (Lampiran 1 hal. 104).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik dan guru kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Peserta didik kelas II berjumlah 27 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 14 peserta didik laki-laki. Sebanyak 27 peserta didik tersebut merupakan anak yang normal atau tidak berkebutuhan khusus.

(2)

commit to user

C. Data dan Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka, sedangkan sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek darimana data suatu penelitian diperoleh (Arikunto 2010: 172). Sugiyono (2010: 308) berpendapat bahwa pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersumber dari peserta didik, guru dan hasil pengamatan dengan rincian sebagai berikut:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari sumber langsung, yaitu berupa hasil wawancara dengan guru kelas II tentang pembelajaran berbicara, nilai keterampilan berbicara peserta didik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan, hasil pengamatan kinerja guru ketika pembelajaran dengan menggunakan media video, dan hasil pengamatan aktivitas peserta didik kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi berupa arsip atau dokumen.

Data sekunder penelitian ini berupa Silabus tema lingkungan kelas II semester II, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto dan video hasil dokumentasi selama proses pembelajaran menggunakan media video di kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta.

D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara diantaranya observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Adapun penjelasan dari berbagai teknik pengumpulan data tersebut, antara lain

1. Observasi

Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Satori dan Komariah (2013: 105) berpendapat

(3)

commit to user

bahwa observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.

Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap guru dan peserta didik kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap guru dilakukan untuk mengetahui kinerja guru ketika mengajar dengan menggunakan media video. Sedangkan pengamatan terhadap peserta didik dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik ketika pembelajaran dengan menggunakan media video. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media video dalam pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviever) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004: 186). Dalam proses wawancara yang dilakukan terjadi suatu kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara dan terwawancara, sehingga pewawancara mendapatkan sebuah informasi dari terwawancara.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara dan guru kelas II sebagai terwawancara. Tujuan dari kegiatan wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran berbicara di kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta, kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan ketika pembelajaran berbicara dan kelemahan-kelemahan yang ada ketika pelaksanaan pembelajaran berbicara. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan pedoman wawancara yang berisi beberapa pertanyaan. Hasil dari wawancara ini digunakan sebagai pedoman dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang menyebabkan keterampilan berbicara pada peserta didik kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta rendah.

(4)

commit to user 3. Tes

Untuk mengetahui tingkat keterampilan berbicara peserta didik, dilakukan sebuah tes unjuk kerja keterampilan berbicara. Menurut Arikunto (2010: 193), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Teknik pengumpulan data berupa tes bertujuan untuk untuk mengukur keterampilan berbicara peserta didik sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran. Pemberian tes sebelum tindakan bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan peserta didik dalam berbicara dan pemberian tes di akhir siklus bertujuan untuk mengetahui peningkatan yang diperoleh peserta didik setelah dilakukan tindakan, yaitu dengan penggunaan media video dalam pembelajaran.

Tes yang digunakan untuk memperoleh nilai keterampilan berbicara adalah tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja keterampilan berbicara dilaksanakan di setiap siklus baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Penilaian tes pada kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta dilakukan secara lisan.

Bentuk tes unjuk kerja dilaksanakan dengan membagikan kerja peserta didik yang berisi tugas untuk berbicara di depan kelas baik secara individu maupun kelompok.

4. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa Latin yaitu docere dan dalam bahasa Inggris disebut document yang menurut A.S Hornby, 1987: 276 adalah “something written or printed, to be used as a record or evidence” atau sesuatu tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai catatan atau bukti (Satori dan Komariah, 2013: 146).

Dokumen-dokumen yang dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya silabus pembelajaran tematik tema lingkungan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tematik tema lingkungan, nilai tes keterampilan

(5)

commit to user

berbicara sebelum tindakan, siklus I, siklus II dan siklus III, dokumentasi selama proses pembelajaran berupa foto dan video. Data berupa dokumentasi berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan guru sebelum mengajar. Data dokumentasi berupa foto dan video digunakan untuk mengetahui gambaran secara konkrit keadaan di kelas saat penggunaan media video. Hasil tes peserta didik digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran berbicara sebelum menggunakan media video dan setelah menggunakan media video.

E. Uji Validitas Data

Sebelum suatu informasi digunakan sebagai data penelitian, informasi tersebut harus diuji validitasnya agar data tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah teknik triangulasi. Moleong (2004:

330) berpendapat bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsaahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Adapun yang dimaksud kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber adalah cara menguji kredibilitas data dari berbagai sumber.

Melalui teknik ini, data yang diperoleh dari berbagai sumber dibandingkan seperti membandingkan hasil observasi terhadap guru dan peserta didik kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta.

2. Triangulasi Teknik.

Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data yang sama. Melalui teknik ini, data yang diperoleh dari sumber yang sama dibandingkan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi dan wawancara kepada guru kelas II. Sedangkan sumber data yang berasal dari

(6)

commit to user

peserta didik kelas II diperoleh dengan teknik yang berbeda berupa tes dan observasi.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010: 338) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus.

Langkah-langkah analis data secara interaktif dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1. Analisis Data Model Interaktif

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010: 338)

Berdasarkan alur langkah-langkah analisis data model interaktif Miles dan Huberman di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkahnya secara lebih rinci sebagai berikut:

Pengumpulan Data (Data Collection)

Reduksi Data (Data Reduction)

Penarikan kesimpulan/verifikasi

Penyajian data (Data Display)

(7)

commit to user 1. Reduksi Data

Pada tahap reduksi data, peneliti mengumpulkan semua instrumen pengumpulan data dan mengelompokkannya berdasarkan fokus masalah. Data yang diperoleh tersebut kemudian dipilih dan dikelompokkan berdasarkan fokus permasalahannya. Reduksi data pada penelitian di kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta dilakukan dengan cara mengumpukan data berupa data hasil observasi, wawancara, tes serta dokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video.

2. Penyajian data

Cara penyajian data dalam penelitian ini berupa paparan dan dalam bentuk tabel hasil observasi maupun tes keterampilan berbicara. Penyusunan dan penyajian data yang diperoleh tersebut yang dijadikan sebagai pedoman penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan selanjutnya.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ini dilakukan setelah membandingkan data yang sebelumnya telah disajikan yaitu berupa hasil tes keterampilan berbicara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan serta hasil pengamatan kinerja guru dan aktivitas peserta didik. Penarikan kesimpulan pada penelitian peserta didik kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta dilakukan bekerja sama dengan guru kelas II, yaitu membahas perkembangan keterampilan berbicara dan aktivitas peserta didik yang dicapainya di setiap siklus. Setelah tahapan setiap siklus terlaksana, nilai keterampilan berbicara peserta didik sebelum tindakan, dan setelah tindakan akan dibandingkan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah keterampilan berbicara peserta didik mengalami peningkatan atau tidak mengalami peningkatan.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan berbicara

(8)

commit to user

pada peserta didik kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta dengan menggunakan media video mencapai 80%. Indikator penelitian ini bersumber dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan pihak sekolah yaitu ≥70.

Dengan demikian penelitian ini dapat diakhiri jika 80% atau 21 peserta didik mencapai nilai KKM yang telah ditentukan atau memperoleh nilai ≥70.

H. Prosedur Penelitian

Indikator yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan berbicara peserta didik kelas II SD Negeri Pajang IV Laweyan Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, perlu dilakukan prosedur penelitian ini mencangkup beberapa tindakan. Setiap tindakan pada penelitian ini dirancang dalam sebuah siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: 1) perencanaan (planning, 2) pelaksanaan tindakan (action), 3) observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation), dan 4) refleksi tindakan (reflecting). Arikunto (2007: 16) menyatakan bahwa prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2007 :16) Siklus I

Perencanaan

Perencanaan Siklus II Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Siklus III

Refleksi

Tercapai

(9)

commit to user

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan 2 kali pertemuan di setiap siklusnya. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

Adapun langkah-langkah pada tahap perencanaan ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan media video.

2) Menentukan pokok materi berbicara yaitu mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan dan hewan yang sebelumnya yang ditonton dari video.

3) Menyusun instrumen, meliputi:

a) Tugas unjuk kerja keterampilan berbicara b) Kriteria penilaian keterampilan berbicara c) Lembar pengamatan peserta didik d) Lembar pengamatan kinerja guru.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang masing-masing pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran (3×35 menit).

Tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

Pertemuan 1

1) Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang macam- macam tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar.

2) Guru menyiapkan media video berupa laptop dan LCD proyektor yang digunakan dalam pembelajaran dan memperkenalkannya kepada peserta didik.

3) Guru menjelaskan peraturan yang harus dilaksanakan ketika menggunakan media video.

(10)

commit to user

4) Guru mengawali melaksanakan pembelajaran tematik semester II tema lingkunganku dengan menunjukkan sebuah video pembelajaran tentang pohon pisang.

5) Guru mengajak peserta didik untuk mengamati dan melihat suatu peristiwa yang ditayangkan.

6) Peserta didik mengamati dan memperhatikan tayangan video yang sedang ditampilkan.

7) Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan video 8) Peserta didik diminta untuk mendeskripsikan tumbuhan dan hewan

yang sebelumnya ditayangkan dalam video secara lisan.

9)

Guru memberikan penilaian dan penguatan.

Pertemuan 2

1) Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang macam- macam hewan yang ada di lingkungan sekitar.

2) Guru menyiapkan media video berupa laptop dan LCD proyektor yang digunakan dalam pembelajaran dan memperkenalkannya kepada peserta didik.

3) Guru memberikan penjelasan tentang peraturan yang harus dilakukan ketika menggunakan media video.

4) Guru mengawali melaksanakan pembelajaran tematik semester II tema lingkunganku dengan menunjukkan sebuah video pembelajaran tentang ciri-ciri kuda.

5) Guru mengadakan tanya jawab tentang ciri-ciri hewan kuda sesuai dengan apa yang dilihat di dalam video.

6) Peserta didik diminta kembali untuk mengamati video tentang jerapah.

7) Guru memberikan lembar kerja kepada peserta didik yang berisi ciri- ciri jerapah.

8) Peserta didik yang sudah selesai mengerjakan lembar kerja bergiliran maju mendeskripsikan ciri-ciri jerapah dengan kalimat mereka sendiri.

9)

Guru memberikan penilaian dan penguatan.

(11)

commit to user c. Pengamatan atau observasi

Pada kegiatan ini, pengamatan dilakukan oleh peneliti. Pengamatan dilakukan terhadap guru kelas II ketika melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media video. Pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas peserta didik ketika pembelajaran dengan menggunakan video berlangsung. Data yang diperoleh dari kegiatan pengamatan ini dijadikan sebagai data penelitian sekaligus bahan refleksi untuk pembelajaran selanjutnya.

d. Refleksi

Pada tahapan ini guru bersama peneliti membuat refleksi berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan. Peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan media video. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk menemukan permasalahan dalam pembelajaran yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dalam pelaksanaan siklus II. Hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I yaitu sebanyak 51,85% atau 14 peserta didik tuntas, sedangkan sebanyak 13 peserta didik lainnya yang belum tuntas memenuhi batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu ≥ 70 dengan rata-rata nilai 67,11.

Karena pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang ingin dicapai yaitu sebesar 80%, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan pembelajaran dan penyempurnaan penerapan penggunaan media video yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Adapun langkah-langkah pada tahap ini adalah:

(12)

commit to user

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah atau perbaikan pada siklus II.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan media video

3) Menentukan pokok materi berbicara yaitu menceritakan kembali cerita anak yang ditonton dari video.

4) Menyusun instrumen, meliputi:

a) Tugas unjuk kerja keterampilan berbicara b) Kriteria penilaian keterampilan berbicara c) Lembar pengamatan peserta didik d) Lembar pengamatan kinerja guru.

b. Tindakan

Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, yaitu pembelajaran menggunakan media video. Perbedaan terletak pada pokok bahasan atau materi. Pada siklus I peserta didik diminta untuk mendeskripsikan tumbuhan dan hewan yang ditayangkan dalam video, sedangkan pada siklus II peserta didik diminta untuk menceritakan kembali cerita yang ditayangkan dalam video.

Berikut langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan siklus II:

Pertemuan I

1) Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang cerita anak yang pernah mereka dengar.

2) Guru menyiapkan media video berupa laptop dan LCD proyektor yang digunakan dalam pembelajaran dan menyampaikan peraturan- peraturan yang harus dilakukan ketika video ditayangkan.

3) Peserta didik diminta untuk menonton sebuah video tentang si Kancil dan Rubah.

4) Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan video si Kancil dan Rubah yang telah ditayangkan.

(13)

commit to user

5) Peserta didik diberi sebuah lembar kerja peserta didik dan diminta untuk maju satu per satu atau berkelompok menceritakan kembali cerita Kancil dan Rubah yang telah mereka lihat dengan kalimat mereka sendiri.

6) Guru melakukan penilaian dan memberikan penguatan Pertemuan II

1) Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang cerita pada pertemuan sebelumnya.

2) Guru menyiapkan media video berupa laptop dan LCD proyektor yang digunakan dalam pembelajaran dan menyampaikan peraturan- peraturan yang harus dilakukan ketika video ditayangkan.

3) Peserta didik diminta untuk menonton sebuah video tentang si Kancil, Keledai dan Katak.

4) Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan video si Kancil, Keledai dan Katak yang telah ditayangkan.

5) Guru memberikan penjelasan tentang unsur-unsur cerita dalam video si Kancil, Keledai, dan Katak.

6) Peserta didik diberi sebuah lembar kerja peserta didik dan diminta untuk maju satu per satu atau berkelompok menceritakan kembali cerita Kancil, Keledai dan Katak yang telah mereka lihat dengan kalimat mereka sendiri.

7) Guru memberikan penilaian dan penguatan.

c. Pengamatan atau Observasi

Pada kegiatan ini, pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas II dalam pembelajaran dengan menggunakan media video.

Dalam tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, antara lain pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahapan ini guru bersama peneliti membuat refleksi berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan. Peneliti melakukan analisis

(14)

commit to user

terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus II dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan media video. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk menemukan permasalahan pembelajaran yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dalam pelaksanaan siklus II. Hasil nilai peserta didik diperoleh 70,37% peserta didik tuntas dari jumlah 27 peserta didik, yaitu terdiri dari 8 peserta didik yang belum tuntas dan 19 peserta didik tuntas atau memenuhi batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu ≥ 70 dengan rata-rata nilai sebesar 73,41. Karena pada siklus II belum mencapai indikator kinerja yaitu sebesar 80%, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III.

3. Siklus Ketiga a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus III meliputi rencana perbaikan pembelajaran dan penyempurnaan penerapan penggunaan media video yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus II. Rencana perbaikan pada siklus III ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Adapun langkah-langkah pada tahap ini adalah:

1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan masalah atau perbaikan pada siklus III.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan media video

3) Menentukan pokok materi berbicara yaitu menceritakan kembali cerita anak yang dilihat.

4) Menyusun instrumen, meliputi tugas unjuk kerja keterampilan berbicara, kriteria penilaian keterampilan berbicara, lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan aktivitas guru

(15)

commit to user b. Tindakan

Dengan berpedoman dari hasil refleksi siklus II, diadakan pelaksanaan tindakan siklus III. Pada siklus III terdiri dari dua pertemuan yang setiap pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran ( 3 x 35 menit).

Tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus III adalah sebagai berikut:

Pertemuan I

1) Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik mengenai cerita anak yang telah diceritakan pada pertemuan sebelumnya.

2) Guru menyiapkan media video berupa laptop dan LCD proyektor yang digunakan dalam pembelajaran dan menyampaikan peraturan- peraturan yang harus dilakukan ketika video ditayangkan.

3) Peserta didik diminta untuk menonton sebuah video tentang kerja Bakti Hijau.

4) Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan video Kerja Bakti Hijau yang telah ditayangkan.

5) Guru menjelaskan tentang sifat kerjasama yang terdapat pada video Kerja Bakti Hijau.

6) Peserta didik diberi sebuah lembar kerja peserta didik dan diminta untuk maju satu per satu atau berkelompok menceritakan kembali cerita kerja Bakti Hijau yang telah mereka lihat dengan kalimat mereka sendiri.

7) Guru melakukan penilaian dan memberikan penguatan Pertemuan II

1) Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang cerita pada pertemuan sebelumnya.

2) Guru menyiapkan media video berupa laptop dan LCD proyektor yang digunakan dalam pembelajaran dan menyampaikan peraturan- peraturan yang harus dilakukan ketika video ditayangkan.

(16)

commit to user

3) Peserta didik diminta untuk menonton sebuah video tentang Menolong Teman.

4) Guru memberikan pertanyaan dan pengetahuan yang berkaitan dengan video Menolong Teman

5) Guru memberikan penjelasan tentang unsur-unsur cerita dalam video Menolong Teman.

6) Peserta didik diberi sebuah lembar kerja peserta didik dan diminta untuk maju satu per satu atau berkelompok menceritakan kembali Menolong Teman yang telah mereka lihat dengan kalimat mereka sendiri.

7) Guru memberikan penilaian dan penguatan.

c. Pengamatan atau Observasi

Pada kegiatan ini, pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas II dalam pembelajaran dengan menggunakan media video.

Dalam tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, antara lain pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahapan ini guru bersama peneliti membuat refleksi berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan. Peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus II dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan media video. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk menemukan permasalahan pembelajaran yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dalam pelaksanaan siklus III. Hasil nilai peserta didik didapatkan 81,48% peserta didik tuntas dari jumlah 27 peserta didik, yaitu terdiri dari 5 peserta didik yang belum tuntas dan 22 peserta didik tuntas atau memenuhi batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 70 dengan rata-rata nilai 77,70. Karena pada siklus III sudah mencapai indikator kinerja yaitu lebih dari 80%, maka penelitian dihentikan pada siklus III.

Referensi

Dokumen terkait

Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya

Dari data yang diambil, kesalahan ejaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh media massa daring Detikcom sebagian besar adalah penggunaan huruf miring dalam

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penyusunan skripsi dalam rangka memenuhi persyaratan penyelesaian Jenjang Strata-1 di

Hulmansyah, Huda, dan Bayu, Analisis Pengaruh Kepemimpinan ... menunjukkan nilai koefisien estimasi standar antar variabel laten dan nilai t signifikansi setelah dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, kemauan membayar pajak dan tingkat pemahaman wajib pajak mempunyai nilai yang signifikan 0,079 dan 0,000, yang artinya nilai ini lebih kecil

Bila kemungkinan terbukti bahwa saya temyata malakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar

bahwa dalam rangka mewujudkan penegakan hukum dalam penyelenggaraan penataan ruang yang menyangkut tindak pidana bidang penataan ruang, telah ditetapkan Peraturan Menteri