• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SENI RUPA ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DENGAN TEKNIK KOLASE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SENI RUPA ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DENGAN TEKNIK KOLASE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN TEKNIK KOLASE

Ina Martina, Yunus Abidin1, AiSutini2 yunusdwiabidin@yahoo.co.id

aisutini74@yahoo.com Jurusan Pedagogik, Kampus Cibiru,

Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik kolase dalam kegiatan menggambar sejalan dengan dengan rencana pembelajaran kreativitas seni rupa di Kelompok B Kober Bintang CendikiaAl-Muhyidin. Hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa anak terlihat lancar berpikir dalam menuangkan ide ke dalam bentuk gambar. Selain itu juga anak terlihat luwes dalam memakai teknik dalam menggambar. Indikator proses yang lebih dikuasai anak dalam penelitian ini adalah kelancaran anak dalam menuangkan ide ke dalam bentuk gambar, dengan perolehan persentase akhir 50%. Indikator yang paling rendah dikuasai anak adalah indikator keluwesan anak dalam proses mencampur media dan bahan untuk menggambar, dengan perolehan akhir persentase sebanyak 30%. Hasil kreativitas seni rupa anak melalui kegiatan menggambar dengan teknik kolase pun mengalami peningkatan.

Anak mampu menghasilkan gambar yang benar-benar berbeda dari teman-teman lainnya, dan anak menggambar dengan kemampuannya sendiri tanpa bantuan orang di sekitarnya. Hasil akhir menunjukkan bahwa 60% anak mampu menghasilkan gambar yang benar-benar berbeda dari teman lainnya dan 50% anak dapat menghasilkan gambar dengan kemampuannya sendiri.

Kata kunci : Kreativitas, Seni Rupa Anak, Menggambar, Teknik Kolase.

ABSTRACT

The results showed that the use of collage techniques in drawing activities with lesson plans in line with the art creativity in Group B Kober Stars Wise Al - Muhyidin. This is indicated by the fact that the child looks well thought in expressing ideas into images. In addition, the child looks flexibility in using the technique in drawing.

Indicators of child processes are more controlled in this study is the smoothness of the child in the pouring ideas into images, with the acquisition of the final percentage of 50%. Lowest indicator is controlled by the children in the child flexibility indicator mixing process for drawing media and materials, with the acquisition of the final percentage of 30%. The creativity of children's art through drawing with collage techniques also increased. Children are capable of producing images that are completely different from other friends, and children draw on their own without the help of those around him. The final results showed that 60 % of children were able to produce an image that is completely different from other friends and 50 % of children can produce images on their own.

1Penulis Penanggung Jawab

2Penulis Penanggung Jawab

(2)

Kreativitas merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap anak.

Supriadi (Rahmawati dan Kurniati:

2010:13) mengemukakan bahwa kreativitas mencakup melahirkan sesuatu yang baru, kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Sehingga dapat menopang kesuksesan bagi seseorang. Chaplin (Rahmawati dan Kurniati: 2010:14) mengutarakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang dapat menghasilkan bentuk baru dalam konteks seni, atau bahkan dalam teknologi, dan dapat memecahkan masalah-masalah dengan pemecahan menggunakan metode- metode baru. Semiawan,et.al (2010:60)

“Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tak mungkin dirumuskan secara tuntas”

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting. Namun pada kenyataannya, kreativitas anak dalam kegiatan karya rupa sangatlah kurang.Hal ini tercermin pada anak-anak kelompok B di Kober Bintang CendikiaAl-Muhyidin yang memiliki kemampuan daya kreatif membuat bentuk tertentu yang masih rendah. Hal ini terlihat pada saat kegiatan pada membuat karya seni rupa anak. Bahkan ada sebagian anak yang enggan melakukan kegiatan tersebut.

Ini disebabkan oleh metode-metode yang disajikan guru kurang tepat dan fasilitas yang tidak memadai atau bahkan tidak tepat. Fasilitas- fasilitas atau media ajar yang diberikan kepada anak kurang variatif dan hanya itu-itu saja. Oleh sebab itu teknik kolase diterapkan guna memecahkan masalah tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses kegiatan seni rupa dengan menggunakan teknik kolase di Kelompok B Kober Bintang CendikiaAl- Muhyidin Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil kreativitas seni rupa anak setelah

menggunakan teknik kolase di Kelompok B Kober Bintang CendikiaAl-Muhyidin Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

Kreativitas merupakan suatu kemampuan atau potensi yang alami yang dimiliki oleh setiap anak. Pada dasarnya setiap anak telah memiliki kreativitasnya masing-masing yang membutuhkan stimulasi yang tepat agar potensi kreatif tersebut dapat berkembang. Selanjutnya menurut James J. Gallagher pada tahun 1985 (Rahmawati dan Kurniati:2011:13) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan aktivitas mental yang dapat, menghasilkan produk baru. Bahkan menghasilkan gagasan baru. Kemudian mengombinasikan keduanya dan pada akhirnya melekat dalam diri individu itu sendiri.

Maslow (Damajanti:2006:86) mengemukakan bahwa “Kreativitas adalah akibat dari motivasi aktualisasi diri sebab individu-individu kreatif berciri khas dengan kebutuhan mereka untuk mengaitkan diri dengan alam di sekitar mereka. Mengaktualkan diri berarti mengaktualkan potensi-potensi pribadi pada suatu kerja konkret”. Kemudian Damajanti (2006:21) mengemukakan bahwa “Kreativitas sebagai dari sesuatu yang artistik, agung, cerdas, di luar kebiasaan. Kreativitas adalah kemampuan yang efektif untuk mencipta”. Selain itu juga kreativitas adalah aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi informasi dari pengalaman- pengalaman sebelumnya yang kemudian menjadi sesuatu yang baru atau berarti, dan bermanfaat. (Wiyani&Barnawi:2012:98).

Secara jelas berarti kreativitas merupakan sesuatu hal yang baru yang merupakan hasil dari penggabungan keduanya.

Parnes ( Rachmawati dan Kurniati :2011;14) mengemukakan bahwa proses kreatif dibangkitkan melalui perilaku kreatif yaitu :

(3)

a) Fuency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa terhadap suatu masalah

b) Flexibility (keluesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori biasa c) Originality (kebaruan), yaitu

kemampuan merespon yang unik dan luar biasa

d) Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan

e) Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan mengungkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap situasi

Berdasarkan keempat perilaku kreatif yang dapat mengarahkan pada proses kreatif tersebut, dalam penelitian ini menggunakan sebagian dari perilaku kreatif sebagai indikator dalam penelitian ini. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah fluency, plexibility, dan originality yang digunakan serta ditambah indikator keaslian dalam menilai hasil kreativitas anak.

Seni rupa bagi anak usia dini merupakan keterampilan yang biasanya dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran dalam menciptakan suatu karya. Pada kegiatan itu anak mengungkapkan ide atau perasaan melalui objek yang mereka buat.

Pamadhidan Sukardi (2011:1.8) menyebutkan terdapat beberapa hakikat seni bagi anak di antaranya adalah seni sebagai media bermain, seni sebagai media berkomunikasi, dan seni sebagai ungkapan rasa.

Hakikat seni rupa bagi anak maka pada dasarnya merupakan keterampilan yang biasanya dilakukan anak pada saat pembelajaran dan merupakan media untuk mengembangkan aspek perkembangan anak selain hanya aspek seni anak, tetapi berkarya rupa lebih kepada media yang berintegrasi dengan aspek perkembangan lain untuk pengembangan yang optimal.

Moeslichatoen (2004:32) melalui kegiatan bermain seni anak dapat mengembangkan kreativitasnya, melalui kegiatan-kegiatan kelenturan, ekspresi diri dan imajinasi, kegiatan pemecahan masalah, dan mencari cara baru sehingga secara tidak sadar anak sedang belajar dan distimulasi melalui media seni rupa.

Kolase merupakan salah satu karya dalam seni rupa. Kolase juga dapat merupakan teknik dalam sebuah gambar.

Kolase merupakan penggunaan media- media yang lain yang dapat dipakai sebagai unsur seni rupa. Kaitannya dengan menggambar, kolase dapat digunakan sebagai salah satu teknik dalam membuatkarya gambar.

Pada teknik kolase unsur gambar yang dapat dibuat yakni unsur gambar dekoratif, dalam kolase yang paling menonjol adalah unsur menghiasnya.

Seperti halnya menggambar sisi-sisi dengan garis-garis dari rotan atau dari kerikil-kerikil kecil sehingga unsur menghias dari karya kolase ini tergolong kedalam gambar dekoratif. Kolase dapat dikatakan menjadi teknik yang memungkinkan anak untuk dapat kreatif.

Teknik ini memungkinkan anak untuk dapat mengoptimalkan seluruh media agar menjadi sebuah karya yang utuh. Media- media yang dipakai dalam kreasi kolase memungkinkan anak untuk berpikir kemungkinan-kemungkinan penyesuaian gambarnya. Kolase juga membiasakan wahana berpikir yang luas bagi anak.

Dalam pembuatan karya seni melalui teknik kolase ini maka terdapat beberapa manfaat yang dapat dimiliki oleh pembuatnya. Begitu pula dengan anak pada saat melakukan pembelajaran kolase ini, anak dapat merasakan berbagai fungsi di atas dalam proses kegiatan pembuatan karya kolase.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian ini dilakukan untuk

(4)

memecahkan masalah atau memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya sehingga kualitas pembelajaran menjadi meningkat.

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sebelumnya sehingga pembelajaran selanjutnya meningkat kualitasnya dimasa yang akan datang.Pada penelitian ini desain yang akan digunakan melalui 3 siklus dan masing-masing siklus memiliki 3 tindakan, model yang akan dipakai yakni model dari Elliot. Prosedur dari penelitian ini terdiri dari beberapa bagian inti yaitu, perencanaan umum, implementasi, dan refleksi untuk ketiga tindakan.

Subjek penelitian ini adalah siswa Koberatau kelompok bermain yakni Kelompok Bermain Bintang CendikiaAl- Muhyidin yang beralamatkan di Kp. Jati RT 05 RT 06 Kelurahan Pasirbiru Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

Kelompok yang akan diteliti yakni kelompok B (umur 5-6 tahun atau kelompok bulan). Kelompok B tersebut berjumlah 10 anak yang terdiri dari 4 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian produk, instrumen penilaian proses, observasi, wawancara, dan dokumentasi.Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data penelitian seperti observasi, penugasan, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif yakni analisis data statistika deskriptif. Data kualitatif dianalisis secara kualitatif melalui penarasiandata yang telah terkumpul, pemaknaan data, dan pembuatan simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada siklus ke-1 diketahui bahwa anak terlihat mulai mengenal kegiatan menggambar dengan teknik kolase. Proses kreativitas seni rupa anak dengan menggunakan teknik kolase menunjukkan kemajuan anak pada

keempat indikator yang diteliti. Hasil siklus satu ini dapat disajikan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 1

Proses Kreativitas Seni Rupa Anak Menggunakan Teknik Kolase

Siklus 1

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian pada siklus ke-1 pada indikator pertama yakni kelancaran anak menuangkan ide kedalam bentuk gambar mengalami peningkatan.

Pada tindakan pertama kelancaran anak untuk indikator pertama mencapai 20%, tindakan kedua 20% dan tindakan ketiga 30%. Indikator kedua yakni kelancaran anak dalam menuangkan gambar berdasarkan prinsip dan unsur seni rupa.

Pada tindakan 1 untuk indikator kedua ini anak mencapai 10% tindakan kedua 20%

dan ketiga 30%. Indikator ketiga pada variabel proses adalah keluwesan anak dalam proses kreativitas seni rupa anak.

Tampak bahwa pada tindakan 1 anak yang mencapai nilai tertinggi berjumlah 0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa keseluruhan anak tidak sesuai dengan indikator pada proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

Indikator keempat adalah indikator keluwesan anak menggunakan teknik untuk membuat berbagai bentuk gambar. Terlihat jumlah anak yang mendapatkan nilai tertinggi pada tindakan 1 dan tindakan 2 belum terlihat pencapaian anak.

Kemunculan peningkatan proses keluwesannya baru terjadi pada tindakan 3 yang mencapai 20%.

Hasil siklus kedua dapat disajikan dalam gambar di bawah ini.

0%

10%

20%

30%

40%

tindakan 1 tindakan 2 tindakan 3

(5)

Gambar 2

Proses Kreativitas Seni Rupa Anak Menggunakan Teknik Kolase

Siklus 2

Berdasarkan grafik perolehan kemampuan proses kreativitas yang dicapai oleh anak pada siklus 2 terlihat adanya peningkatan. Peningkatan tersebut ditujukan diperolehnya persentase yang meningkat dari proses kreativitas anak yang mendapatkan bintang tiga berdasarkan indikator yang diuji.

Pada siklus 3, proses kreativitas anak semakin meningkat. Hal ini tergambar padan visualisasi sebagaiberikut.

Gambar 3

Proses Kreativitas Seni Rupa Anak Menggunakan Teknik Kolase

Siklus 3

Berdasarkan proses penelitian dapat dikemukakan bahwa kreativitas berproses seni rupa anak meningkat dengan menggunakan teknik kolase.Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan anak yang telah menunjukkan proses kreativitas. Anak terlihat lancar berpikir dalam menuangkan ide ke dalam bentuk gambar. Selain itu juga anak terlihat luwes dalam memakai teknik dalam menggambar. Proses tersebut didukung oleh aktivitas-aktivitas yang dapat menstimulasi perkembangan proses kreatif anak, misalnya dengan pengondisian lingkungan, pemberian penguatan, apresiasi, pengemasan kegiatan, dan lain-lain. Indikator proses yang lebih dikuasai anak dalam penelitian ini adalah kelancaran anak dalam menuangkan ide ke dalam bentuk gambar, dengan perolehan persentase akhir 50% hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap proses kreativitas dalam menggambar menggunakan teknik kolase. Indikator yang paling rendah dikuasai anak adalah indikator keluwesan anak dalam proses mencampur media dan bahan untuk menggambar, dengan perolehan akhir persentase sebanyak 30%.

Hasil kreativitas seni rupa anak setelah menggunakan teknik kolase dapat terlihat dari dua indikator yang menjadi acuan. Indikator pertama yakni indikator kebaruan gambar yang dihasilkan anak berbeda dengan yang lain. Indikator kedua yaitu keaslian gambar yang dihasilkan benar-benar karya sendiri. Berdasarkan kedua indikator tersebut dapat dijadikan acuan untuk melihat sejauh mana hasil karya seni rupa anak khususnya menggambar dapat menjadi sebuah produk kreativitas yang sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya.

Hasil kreativitas seni rupa ini dihasilkan melalui 3 siklus dan 9 tindakan.

Berikut secara terperinci hasil persentase

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

tindakan 1 tindakan 2 tindakan 3

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

tindakan 1 tindakan 2 tindakan 3

(6)

kreativitas seni rupa anak dengan menggunakan teknik kolase.

Gambar 4

Hasil Kreativitas Seni Rupa Anak Menggunakan Teknik Kolase Siklus 1

Hasil persentase kreativitas seni rupa anak menggunakan teknik kolase pada siklus 1 terlihat menunjukkan peningkatan dari tindakan sebelumnya ke tindakan selanjutnya. Pada indikator pertama yaitu indikator kebaruan di mana gambar yang dihasilkan berbeda dari yang lainnya. Pada tindakan 1 persentase anak yang mendapat nilai tertinggi mencapai 20%. Peningkatan terjadi pada tindakan 2 dan 3 hasil persentasenya mencapai 30%, meskipun pada tindakan 3 tidak mengalami peningkatan. Namun data tersebut menunjukkan adanya hasil yang meningkat pada kreativitas seni rupa anak dengan menggunakan teknik kolase.

Pada indikator kedua yaitu indikator keaslian, gambar yang dihasilkan benar- benar hasil karya anak sendiri tanpa bantuan siapapun. Pada tindakan 1 terlihat perolehan persentase anak yang mencapai nilai tertinggi berjumlah 10%. Peningkatan terjadi pada tindakan 2, perolehan hasil persentase anak yang mendapatkan nilai tertinggi berjumlah 20%. Peningkatan juga terjadi pada tindakan 3 perolehan persentase anak yang mendapatkan nilai tertinggi mencapai 30%. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil kreativitas seni rupa anak pada siklus 1.

Hasil penelitian pada siklus 2 dapat dinyatakan sebagai berikut.

Gambar 5

Hasil Kreativitas Seni Rupa Anak Menggunakan Teknik Kolase

Siklus 2

Berdasarkan persentase pada siklus 2 hasil kreativitas seni rupa anak menggunakan teknik kolase terlihat mengalami peningkatan. Pada indikator pertama yaitu indikator kebaruan gambar yang dihasilkan anak berbeda dengan yang lainnya. Pada tindakan 1 persentase menunjukkan kemampuan anak mencapai nilai tertinggi berjumlah 30%. Peningkatan terjadi pada tindakan 2 persentase anak yang mencapai nilai tertinggi berjumlah 40%. Peningkatan terjadi juga pada tindakan 3, anak yang mendapatkan nilai tertinggi mencapai jumlah 50%. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan mencapai setengahnya dari jumlah keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil kreativitas seni rupa anak meningkat setelah menggunakan teknik kolase.

Peningkatan pada indikator 2 indikator ini adalah indikator keaslian yang mana gambar yang dihasilkan benar-benar hasil karya anak sendiri. Pada tindakan 1 persentase menunjukkan 30 % anak yang mencapai nilai tertinggi. Angka tersebut masih bertahan hingga tindakan 2 berlangsung, anak yang mencapai nilai tertinggi masih 30%. Peningkatan terjadi pada tindakan 3 persentase menunjukkan hasil 40% anak yang mencapai nilai

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

indikator 1 indikator 2

tindakan 1 tindakan 2 tindakan 3

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

indikator 1 indikator 2

tindakan 1 tindakan 2 tindakan 3

(7)

tertinggi dari hasil karyanya. Data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil kreativitas untuk indikator keaslian terjadi secara perlahan-lahan. Peningkatan hasil kreativitas dialami anak sejalan dengan kemampuannya masing-masing.

Hasil penelitian pada siklus 3 dapat dinyatakan sebagai berikut.

Gambar 6

Hasil Kreativitas Seni Rupa Menggunakan Teknik Kolase

Siklus 3

Berdasarkan grafik diatas hasil kreativitas seni rupa anak menggunakan teknik kolase mengalami peningkatan.

Peningkatan tersebut terjadi pada indikator pertama yaitu indikator kebaruan yang mana gambar yang dihasilkan berbeda dengan yang lainnya. Pada tindakan 1 persentase menunjukkan angka 40% anak yang mampu mencapai nilai tertinggi.

Kemudian pada tindakan 2 persentase berjumlah 50% anak yang mampu mencapai nilai tertinggi. Peningkatan terjadi hingga pada siklus 3, jumlah persentase mencapai 60% dari jumlah keseluruhan. Data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil kreativitas seni rupa anak meningkat hingga angka 60%.

Angka tersebut merupakan hasil akhir dari 9 tindakan dalam penelitian. Anak dapat menuangkan ide ke dalam bentuk gambar secara lancar, hal ini di tandai dengan proses kreativitas anak yang berbeda dari sebelumnya. Anak mampu menggambar

langsung setelah diberikannya stimulasi, motivasi serta kondisi yang membuat anak memiliki banyak ide untuk menggambar sesuai dengan keinginannya. Anak menggambar sesuai dengan pemahaman dan kemampuannya dalam mengartikan sebuah seni rupa, anak menanggap bahwa kegiatan tersebut dapat menyenangkan dan dilakukan dengan berbagai aktivitas yang menurut mereka dapat membuat perasaan mereka menjadi gembira, seperti kegiatan bermain.

Berbeda dengan indikator pertama , indikator kedua yaitu keaslian gambar yang dihasilkan merupakan hasil karyanya sendiri. Pada tindakan 1 persentase menunjukkan angka 40%, lalu peningkatan terjadi pada pada tindakan 2 yakni 50%, selain itu juga pada tindakan 3 mencapai 50%. Data tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan dari tindakan 1 ke tindakan selanjutnya hingga mencapai pada angka 50%. Namun hal tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan dari siklus sebelumnya yang hanya mencapai 10% pada siklus 1 kemudian pada siklus 3 mampu mencapai 50%. Berdasarkan data grafik dari siklus 1 hingga 3, maka terlihat bahwa indikator kedua ini merupakan indikator dengan jumlah hasil persentase terkecil jika dibandingkan dengan indikator pertama. Hasil dari kreativitas anak hanya setengahnya saja dari jumlah keseluruhan yang benar-benar karyanya sendiri. Anak masih ingin terlihat meminta bantuan guru maupun teman untuk hanya sekedar menanyakan ia harus memakai warna apa atau bahan apa saja. Kemandirian anak masih terlihat baru mencapai 50% dari hasil penelitian ini. Berdasarkan data observasi maupun catatan lapangan anak cenderung ingin meminta bantuan atau bekerja sama untuk membuat sebuah karya.

Namun anak mampu membuat gambar dengan kemampuannya sendiri tanpa bantuan orang disekitarnya.

Keberhasilan penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Tabrani(2006) bahwa terdapat dua tahapan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

indikator 1 indikator 2

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

(8)

proses kreativitas yaitu tahap ide dan pelaksanaan. Berdasarkan hasil dari persentase yang diperoleh 50% anak dapat lancar melakukan kedua tahapan tersebut.

Anak dapat berimajinasi yang ditandai dengan persiapan mental, konsentrasi, berpikir, merenung dengan dukungan lingkungan hingga dapat mengumpulkan bahan untuk digunakan pada saat proses kreatif berlangsung.

Anak menggambar sesuai dengan kemampuannya sendiri tanpa meminta bantuan. Anak menggambar dengan kelancaran ide ke dalam bentuk gambar.

Kaitannya dengan komponen pokok kreativitas person bahwa anak dapat memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan memadukan pengalam dan pengetahuan baru. Anak sudah dapat menciptakan komponen kreativitas yaitu product. Anak membuat gambar dengan kemampuannya sendiri dan menghasilkan gambar yang baru ( berbeda dengan anak lainnya).

KESIMPULAN

Proses kreativitas seni rupa anak meningkat dengan menggunakan teknik kolase, hal ini ditunjukkan dengan aktivitas anak dengan menunjukkan proses kreativitas. Anak terlihat lancar berpikir dalam menuangkan ide ke dalam bentuk gambar. Selain itu juga anak terlihat luwes dalam memakai teknik dalam menggambar.

Proses tersebut didukung oleh aktivitas- aktivitas yang dapat menstimulasi perkembangan proses kreatif anak, misalnya dengan pengondisian lingkungan, pemberian penguatan, apresiasi, pengemasan kegiatan, dan lain-lain.

Indikator proses yang lebih dikuasai anak dalam penelitian ini adalah kelancaran anak dalam menuangkan ide ke dalam bentuk gambar, dengan perolehan persentase akhir 50% hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap proses kreativitas dalam menggambar menggunakan teknik kolase. Sedangkan indikator yang paling rendah dikuasai anak adalah indikator

keluwesan anak dalam proses mencampur media dan bahan untuk menggambar, dengan perolehan akhir persentase sebanyak 30%. Proses yang terlihat kreatif dapat terlihat dari bagaimana anak menunjukkan aktivitas kelancaran berpikir dan memiliki fluensitas dalam memecahkan masalah. Proses yang tidak terlihat kreatif adalah anak yang masih mengalami hambatan dalam menuangkan ide ke dalam bentuk gambar dan mengalami hambatan alam menggunakan teknik, bahan serta media dalam menggambar.

Hasil kreativitas seni rupa anak melalui kegiatan menggambar dengan teknik kolase mengalami peningkatan.

Anak dapat menghasilkan sesuai dengan indikator dalam penelitian ini. Anak mampu menghasilkan gambar yang benar- benar berbeda dari teman-teman lainnya, dan anak menggambar dengan kemampuannya sendiri tanpa bantuan orang disekitarnya, sehingga hasil menggambar anak dapat meningkat setelah menggunakan teknik kolase. Hasil akhir menunjukkan bahwa 60% anak mampu menghasilkan gambar yang benar-benar berbeda dari teman lainnya, sedangkan 50% anak yang menghasilkan gambar dengan kemampuannya sendiri.

Kekurangan dalam penelitian ini adalah mengenai pengumpulan dokumentasi yang kurang lengkap. Kemudian kekurangan pemahaman peneliti tentang unsur dan prinsip seni rupa sehingga penulis masih merasa kurang optimal dalam menganalisis hasil karya rupa anak.

DAFTAR PUSTAKA

Damajanti, I. ( 2006). Psikologi Seni.

Bandung : Kiblat Buku Utama Moeslichatoen .(2004). Metode Pengajaran

di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

(9)

Pamadhi dan Sukardi .(2011). Seni Keterampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka

Rachmawati, Y dan Kurniati, E ( 2011).

Strategi Pengembangan Kreativitas Anak Usia Tamn Kanak-Kanak. Jakarata : Kencana Prenanda Media Group

Semiawan, C, et.al. (2010). Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu.

Bandung : Remaja Rosdakarya Soegijo, GS . (1995). Gambar Sebagai

Kegiatan Berkesenian. Jakarta : The Jakarta Post

Suyanto, S. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Yogyakarta : Hikayat Publising Tabrani, P. ( 2006). Kreativitas dan

Humanitas. Yogyakarta : Jalasutra Tocharman, M.et.al. (2006) .Pendidikan

Seni Rupa. Bandung ; UPI Press Wiyani dan Barnawi (2012). Format

PAUD Konsep, Karakteristik dan Implementasi Pendidikan Anak

Usia Dini. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam karya ilmiah ini pola penjadwalan pekerja yang digunakan adalah pola penjadwalan tiga hari kerja dengan empat hari libur secara beturut-turut dalam seminggu atau

Tim Seleksi Pengadaan Jasa Pos Bantuan Hukum Pengadilan Agama Tangerang Kelas IB Tahun Anggaran 2017 akan melaksanakan SELEKSI SEDERHANA untuk Paket Pekerjaan Pengadaan jasa

Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas tahun 2019 pada ikan zebra ( Danio rerio ) fase juvenille yang dipapar malathion secara

[r]

Menurut Sastra Djatmika dan Marsono, 6 pengertian Pensiun adalah : Suatu penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai yang tidak dapat bekerja lagi

Abstra k: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di sekolah dasar (SD). Untuk mencapai

[r]

1. Membuat sesuatu yang baru, dirancang untuk membuat hal-hal yang familiar menjadi asing untuk membantu siswa melihat masalah-masalah, gagasan- gagasan dan