• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN HAK CIPTA TERHADAP KARYA MUSIK KEKE BUKAN BONEKA DI ERA DUNIA DIGITAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN HAK CIPTA TERHADAP KARYA MUSIK KEKE BUKAN BONEKA DI ERA DUNIA DIGITAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

154 Fakultas Hukum Universitas Suryakancana

E-mail: Fauziqizkullah6@gmail.com Nazma Afifah

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana E-mail: Nazmaafifah2500@gmail.com

Taufik Akbar

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana E-mail: Taufikakbar485@gmail.com

Seni Hastuti Mulyaningsih Fakultas Hukum Universitas Suryakancana

E-mail: Sennihm74302@gmail.com Nida Nabila

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana E-mail: nidanabil104@gmail.com

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana E-mail: Cindi.azzahra44@gmail.com

Miranti Indriani

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana E-mail: Miranegan23@gmail.com

Attansyah Rafli Rusaedi

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana E-mail: attansyahrusaedi@gmail.com

Fajri Salam

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana E-mail: Fajri1287@gmail.com

ABSTRAK

Hak cipta yang bekerja di bidang seni dalam bentuk lagu, musik, dan film adalah salah satu bagian dari hak cipta yang harus mendapat perlindungan hukum. Hak cipta, yaitu, sebagai bagian dari Hukum Kekayaan Intelektual memiliki karakter khusus, yaitu penghargaan, pengakuan, perlindungan hukum dan memiliki nilai ekonomi. Sebuah lagu yang telah diciptakan pada dasarnya adalah karya intelektual seorang pencipta, sebagai perwujudan rasa kualitas dan kemampuan penciptanya. Dalam paper ini, berjudul Kajian Hak Cipta Terhadap Karya Musik Keke Bukan Boneka di Era Dunia Digital akan membahas bagaimana peraturan hak cipta berdasarkan UU No. 19 tahun 2002, bagaimana Perlindungan Undang-Undang Hak Cipta bekerja dalam bentuk lagu dan musik di era digital khususnya media platform Youtube dan bagaimana perselisihan tentang pelanggaran lagu dan musik intelektual. Penelitian ini menggunakan yuridis normatif, yaitu, suatu metode yang mengkaji undang-undang, teori hukum, teori hukum dan yurisprudensi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Kata Kunci: Hak Cipta; Karya Musik; Perlindungan ABSTRACT

Copyright works in the field of art in the form of song, music, and film is one part of the copyright that should receive legal protection. Copyright, that is, as part of the Law of Intellectual Property has specific characters, namely the appreciation, recognition, legal protection and has economic value. A song that has been created is essentially intellectual work of a creator, as the embodiment of a sense of quality and the ability of its creator. In this thesis,

(2)

entitled Copyright Study Of Music Keke Is Not a Doll in The Digital World Era will discuss how copyright regulation pursuant to Act No. 19 of 2002, how Protection of Copyright Law works in the form of songs and music on the ringtone of cell phone, and how disputes over infringement of intellectual songs and music. This study uses normative juridical, that is, a method that examines legislation, legal theories, theories of law and jurisprudence relating to the issues discussed

Keywords: Copyright; Music; Protection

A. PENDAHULUAN

Teknologi sebagaimana digambarkan Mc Luhan dalam bukunya “Understanding Of Media, The Extention Of Man”, merupakan media yang mampu mengantarkan kecepatan arus informasi menembus batas negara. Ironis, karena kecanggihan teknologi tersebut tidak saja berguna untuk kemaslahatan manusia. Nyatanya, perkembangan teknologi juga seringkali dimanfaatkan oleh para pelaku tindak pidana untuk mempermudah perbuatannya.1

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi di masa sekarang ini, dunia seni yang berupa lagu, musik maupun film juga mengalami perkembangan yang signifikan.

Pada gilirannya, akan melahirkan konsepsi perlindungan hukum atas kekayaan intelektual (Intellectual Property). Salah satu ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta berdasar Pasal 12 UUHC (Undang-Undang Hak Cipta) adalah ciptaan lagu atau musik (huruf d). Karya lagu atau musik adalah ciptaan utuh yang terdiri dari unsur lagu atau melodi, syair atau lirik dan aransemen, termasuk notasinya, dalam arti bahwa lagu atau musik tersebut merupakan suatu kesatuan karya cipta. Tanpa disadari, perubahan tren menjadi tren digital merupakan salah satu ancaman penjualan single musik. Penemuan pemutar music format digital dan ponsel pemutar musik membuat perubahan perilaku konsumen. Tidak mau ketinggalan, produsen telepon genggam pun melakukan tranformasi teknologi, salah satunya dengan menyediakan fitur YouTube dalam aplikasinya. yang berupa musik dan Vidio ini, dapat diunggah secara bebas oleh masyarakat melalui internet dalam bentuk MP4 (MPEG-4 sub-bagian 14),WAV (Waveform Audio Format), WMA (Windows Media Audio), dan AAC (Advanced Audio Coding). Dan pada saat ini Negara Republik Indonesia telah mempunyai Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan telah diberlakukan sejak 29 Juli 2003, semestinya mampu membuat para pembajak jera melakukan tindak pidana tersebut, namun pada kenyataannya pelanggaran HKI (Hak Kekayaan Intelektual) masih saja terjadi bahkan cenderung ke arah yang semakin memprihatinkan.

1 Saptaning Ruju Paminto, 2017, Wawasan Yuridikia, Vol.1, No.2, hlm. 176.

(3)

Terkait dengan masalah perlindungan terhadap hasil karya seni termasuk seni musik dan lagu, negara memberikan perlindungan secara eksklusif melalui Undang-undang Hak Cipta.

Berkaitan dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (selanjutnya disingkat UU Hak Cipta) yang menjelaskan bahwa: “seorang pencipta lagu memiliki hak eksklusif untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya ataupun memberikan ijin kepada pihak lain untuk melakukan hal tersebut”. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Ayat (1) UU Hak Cipta di atas berarti bahwa orang lain atau pihak lain yang memiliki keinginan untuk menggunakan karya cipta (lagu) milik orang lain, maka ia harus terlebih dahulu meminta ijin dari si pencipta lagu atau orang yang memegang hak cipta atas lagu tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk paper dengan judul “Kajian Hak Cipta Terhadap Karya Musik Keke Bukan Boneka Di Era Dunia Digital”.

B. METODE PENELITIAN

Penulisan jurnal ini menggunakan metode penelitian hukum normatif (the statue approach)2, dengan pendekatan yang digunakan yaitu Peraturan Perundang-undangan serta pendekatan kasus yang terkait dengan lagu single Kekey Bukan Boneka.

C. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 1. Hak Cipta Secara Umum

Hak cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan objek hak milik. Hal ini dapat disimpulkan dari rumusan Pasal 2 UUHC (Undang-Undang Hak Cipta), yang berbunyi: hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan lain sebagainya tersebut dengan batasan waktu tertentu.

2. Pengertian Karya Cipta Lagu dan Musik

Penjelasan Pasal 12 ayat (1) huruf d UUHC terdapat rumusan pengertian lagu atau musik sebagai berikut: “lagu atau musik dalam undang- undang ini diartikan sebagai karya yang bersifat utuh sekalipun terdiri atas unsur lagu atau melodi, syair atau lirik, dan aransemennya

2 I Made Pasek Diantha, 2017, Metodologi Hukum Normatif dalam Justifikasi Teori Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, hlm. 156

(4)

termasuk notasi. Yang dimaksud dengan utuh adalah bahwa lagu atau musik tersebut merupakan satu kesatuan karya cipta”.

Adapun hal lain yang harus diperhatikan dalam penciptaan suatu karya musik adalah sebagai berikut:

a. Hak ekonomi dan hak eksklusif dalam karya cipta lagu dan musik b. Perjanjian lisensi karya cipta lagu dan musik

c. Royalti sebagai wujud penghargaan karya cipta lagu dan music d. Pendaftaran suatu karya music atau lagu

3. Karya Cipta Lagu dan Musik dalam Bentuk Single Video Youtube

Youtube merupakan situs web untuk berbagi video dalam jumlah tak terbatas. Situs web ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. YouTube saat ini telah menyediakan dua jenis lisensi di situsnya, yaitu perlindungan Hak Cipta dan Perlindungan Creative Commons BY (CC BY).3 Suatu konten di YouTube yang dilindungi oleh Hak Cipta, maka jika seseorang akan mendownload, mengedit dan mengkomersialisasikan isi konten di YouTube tersebut, maka seseorang harus terlebih dahulu meminta izin kepada pemilik konten tersebut.

4. Perlindungan Hukum atas Karya Cipta Lagu dan Musik dalam Bentuk Single Video Youtube

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta merupakan regulasi yang dimuat untuk melindungi pencipta dari pelanggaran hak cipta atau tindakan yang merugikan hak cipta yang dimilikinya. Untuk melindungi karya cipta lagu dan musik dari orang-orang selalu menjiplak dan tidak bertanggung jawab.

1. Pembahasan Kasus Hak Cipta Single Kekeyi “Keke Bukan Boneka”

Berawal dari Rahmawati Kekeyi Putri Cantika merilis single yang berjudul “Keke Bukan Boneka”, dan diupload di media platform Youtube. Akan tetapi beberapa hari kemudian muncul kontroversi karena lagu tersebut dianggap meniru lagu milik Rinni Wulandari yang berjudul 'Aku Bukan Boneka'. Dan lagu Kekeyi ini berpotensi masuk ke ranah hukum karena berkaitan dengan pelanggaran hak cipta. Pada bagian refrain dianggap sangat mirip dengan lagu milik Rinni Wulandari. Karena menuai permasalahan, video musik 'Keke Bukan Boneka' sempat dihapus dari YouTube.

3 Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/YouTube, diakses pada tanggal 1 Juli 2020,Pukul 14.15

(5)

D. PENUTUP KESIMPULAN

Kesimpulan dari analisis diatas yaitu dimana seorang Kekeyi yang telah menciptakan suatu karya musik yang berjudul “Keke Bukan Boneka” lalu di publikasikan di media platform Youtube, akan tetapi di dalam karya musik tersebut ada beberapa lirik maupun nada lagu yang sama dengan lagu milik Rinni Wulandari yang berjudul 'Aku Bukan Boneka', sehingga dari pihak pembuat lagu yang berjudul 'Aku Bukan Boneka' mengklaim atas pelanggaran Hak Cipta.

Adapun Pasal yang mengatur tentang Kepemilikan hak cipta suatu karya seperti Undang- Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, hak cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Dan perlu diketahui bahwa semua tindak pidana dalam UU Hak Cipta merupakan delik aduan. Maka dari itu dalam kasus ini Kekeyi dianggap memenuhi unsur plagiarisme dan bisa dibawa ke jalur hukum

SARAN

Apabila kita ingin membuat suatu karya musik, sebaiknya lebih dicermati lagi apakah ada unsur plagiarismenya atau tidak, apalagi jika ingin di publikasikan di media publik. Maka dari itu kita harus berhati-hati dalam membuat suatu karya baik musik maupun yang lainnya. Dan apabila kita ketika membuat suatu karya, dan ternyata di dalamnya terdapat unsur plagiarisme dari karya orang lain, sebaiknya kita meminta izin terlebih dahulu terhadap sang pemilik karya tersebut sebelum dipublikasikan.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Atmadya, Hendra Tanu, Hak Cipta Musik atau Lagu, Jakarta: Penerbit Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 2003.

Hidayah, Uning Kusuma, Penanggulangan Pelanggaran Hak Cipta Terhadap Pembajakan CD/VCD (Studi Kasus di Jawa Tengah), Semarang.

Hoeve Van, Ensiklopedia Indonesia Buku 4, Jakarta: Ichtiar Baru.

Linsey, Tim, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Bandung: PT. Alumni, 2006.

Margono, Suyud, Aspek Hukum Komersialisasi Asset Intelektual, Bandung: Nuansa Aulia, 2010.

Soemantri, Sri, Prospek dan Pelaksanaan Arbitrase di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001.

(6)

B. INTERNET

Anonim, Hak Cipta, Http://id.wikipedia.org/wiki/Hak+Cipta.html, diakses tanggal 1 Juli 2020.

Anonim, Seputar Hak Kekayaan Internasional, Http://www.dgip.go.id, diakses tanggal 1 Juli 2020.

Kamil Idris, Ekspresi Kreatif, Http://www.wipo.int/, diakses tanggal 1 Juli 2020

Referensi

Dokumen terkait

Dengan semakin banyaknya kombinasi yang digunakan, maka dengan 15 Ants Eksperimen itu diperoleh hasil optimal, namun dengan semakin banyaknya iterasi tidak berarti hasil

Metode Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda berdasarkan 38 kuesioner yang dapat dikumpulkan dengan Hasil penelitian menunjukan

tetapi bersifat aplikatif dan mampu menyelesaikan beberapa masalah yang dihadapi oleh para peternak dalam hal penyediaan pakan sepanjang tahun, pemberian pakan

Perkembangan dunia teknologi terutama dalam perkembangan computer, dimana komputer dapat berfungsi sebagai penyedia informasi bagi para pemakai komputer. Setiap pemakai

[r]

Dengan terpenuhinya kriteria ketuntasan belajar siswa sebagaimana yang telah ditetapkan pada indikator penelitian sebelumnya yaitu 75% untuk ketuntsan individu dan 85%

kesulitan yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Sebelum mengajar praktikan juga berkonsultasi dengan guru. pamong tentang materi dan metode yang akan digunakan.

Hampir semua sekolah menggunakan papan tulis, tetapi ada yang sudah ada menggunakan white board. Namun, bagaimana menggunakan papan tulis secara berdaya guna dan