• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEKNIS PENJADWALAN PEMELIHARAAN KOLAM PENGENDAPAN (TAILING POND) PT. PERSADA PRATAMA CEMERLANG (PT. PPC) SITE MELIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN TEKNIS PENJADWALAN PEMELIHARAAN KOLAM PENGENDAPAN (TAILING POND) PT. PERSADA PRATAMA CEMERLANG (PT. PPC) SITE MELIAU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TEKNIS PENJADWALAN PEMELIHARAAN KOLAM PENGENDAPAN (TAILING POND)

PT. PERSADA PRATAMA CEMERLANG (PT. PPC) SITE MELIAU

Sinar

1)

, Marsudi

2)

, Yoga Herlambang

3)

,

1)Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak.

2,3)Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak.

Sinarx95@gmail.com

ABSTRAK

P.T Persada Pratama Cemerlang (P.T PPC) merupakan unit bisnis pertambangan bauksit yang berlokasi di Desa Meliau Hulu, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Metode penambangan yang digunakan adalah open cast. Penambangan batu kotor dari pit dibawa ke washing palant untuk dilakukan pencucian. Lumpur dari pencucian bauksit di washing plant dialirkan ke kolam satu dan mengalami pengendapan sebanyak 4.461,71 m3/hari, kemudian menuju kolam kedua sebanyak 3.537,14 m3/hari dan menuju kolam ketiga sebanyak 2.979,24 m3/hari. Kualitas pengendapan dapat dilihat dari persentase pengendapan dimasing – masing kolam pegendapan, didapat persentase pegendapan pada kolam satu sebanyak 99,76 %, persentase pengendapan pada kolam kedua sebanyak 99,90 %, dan persentase pengendapan pada kolam ketiga sebanyak 99,92 %. Pemeliharaan kolam pengendapan perlu dilakukan supaya volume kolam pengendapan tetap ideal untuk menampung material yang masuk. Pemeliharaan terhadap kolam pengendapan pada kolam satu adalah per 11 hari sekali, kolam kedua adalah per 32 hari sekali, dan kolam ketiga adalah per 109 hari sekali. Pengendapan yang terdapat pada masing – masing kolam pengendapan harus dikeruk supaya volume kolam tetap stabil dengan waktu pengerukan pada kolam satu selama 10 hari, kolam dua selama 22 hari, kolam ketiga selama 63 hari degan produktivitas dua buah excavator sebanyak 5.122,24 m3/hari

Kata kunci : kolam pengendapan, bauksit, tailing

ABSTRACT

P.T Persada Pratama Cemerlang (P.T PPC) is a bauxite mining business unit located in Meliau Hulu, Meliau District, Sanggau Regency, West Kalimantan Province. The mining method used is open cast. Mining dirty stone from pit is taken to the washing palant for washing. Sludge from bauxite washing in the washing plant is channeled into pool one and has a sedimentation of 4,461.71 m3/ day, then to the second pool of 3,537.14 m3/ day and to the third pool of 2,979.24 m3 / day. The quality of deposition can be seen from the percentage of deposition in each tailing pond, the percentage of settling in pool one was 99.76%, the percentage of settling in the second pool was 99.90%, and the percentage of deposition in the third pool was 99.92%. Maintenance of stailing pond need to be done so that the volume of tailing pond remains ideal to accommodate incoming material. Maintenance of tailing pond in pond one is once every 11 days, second pond is once every 32 days, and the third pool is once every 109 days. The sedimentation in each tailing pond must be dredged so that the pool volume remains stable with dredging time in pool one for 10 days, pool two for 22 days, third pool for 63 days with productivity of two excavators of 5,122.24 m3 / day

Keywords: sedimentation pond, bauxite, tailing

I. PENDAHULUAN

PT. Persada Pratama Cemerlang (PT. PPC) merupakan unit bisnis pertambangan bauksit yang berada di Desa Meliau Hulu, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau

Provinsi Kalimantan Barat dengan luas izin usaha pertambangan (IUP) seluas 10.090 Ha.

Metode penambangan yang digunakan adalah metode tambang terbuka (open cast). Dalam rangka meningkatkan kualitas bauksit yang ditambang, maka PT. Persada Pratama Cemerlang (PT.PPC) melakukan pencucian bijih bauksit untuk memisahkan pengotor yang ada di bijih

bauksit tersebut. Pencucian bauksit di washing plant membutuhkan air yang sangat banyak sehingga dalam pemanfaatan air sangat dimaksimalkan. Selain itu, pencucian bauksit di washing plant juga dapat menghasilkan pengotor (tailing) dari kegiatan pencucian yang dilakukan.

Maka dari itu PT.PPC membuat kolam pengendapan (tailing pond) untuk menampung air limbah bauksit dari hasil pencucian sehingga air tersebut dapat digunakan kembali. Tujuan dari pembuatan kolam pengendapan adalah untuk memastikan bahwa air limbah dari hasil pencucian bauksit dapat digunakan kembali

(2)

2 sehingga tidak memanfaatkan air dari badan

sungai.

Bijih bauksit mengandung banyak partikel pengotor seperti pasir dan lempung yang bisa menyebabkan pendangkalan terhadap kolam pengendapan yang ada dan mengakibatkan kolam pengendapan tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga perlu dilakukan penjadwalan pemeliharaan terhadap kolam pengendapan tersebut.

Pihak perusahaan menyadari bahwa belum ada pihak terkait yang melakukan kajian terhadap penjadwalan pemeliharaan kolam pengendapan (tailing pond) yang ada.

Maka dari permasalah yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan kajian teknis penjadwalan pemeliharaan kolam pengendapan (Tailing Pond) PT. Persada Pratama Cemerlang (PT.PPC) site Meliau

II. METODOLOGI DAN PUSTAKA Potensi yang Masuk

Ada beberapa parameter yang diperhitungkan dalam mengkaji besarnya potensi yang akan mengisi kolam pengendapan antara lain debit lipasan, debit air yang lansung masuk ke kolam pengendapan, debit pompa yang digunakan untuk mencuci bauksit di washing plant yang masuk ke kolam pengendapan, debit tailing, dan debit erosi tanah disekitar kolam pengendapan.

Debit Curah Hujan

Analisis curah hujan dilakuakan dengan menggunakan metode Gumbel. Persamaan Gumbel adalah sebagai berikut:

̅

( - ) ̅ (1) Dengan:

Xr = Curah Hujan Rencana Maksimum (mm/hari)

X = Curah Hujan rata – rata (mm/hari) Sd = standard deviation

Sn = Reduced Standard Deviation Yr = Reduced Variate

Yn = Reduced Mean

Intensitas Curah Hujan

Perhitungan curah hujan menggunakan rumus monobe sebagai berikut:

(2) Dengan:

It = curah hujan dalam t jam (mm/jam) R24 = Curah Hujan yang diprediksi (mm) M = Konstanta, dengan nilai m = 2/3

Luas Tangkapan Hujan

Dengan mengamati garis kontur serta situasi aktual dilapangan dan membuat luasan yang

membentuk poligon menggunakan aplikasi Arc Map 1.3

Limpasan Air

Besarnya debit limpasan dapat diprediksi dengan persamaan matematis sebagai berikut:

(3) Dengan:

Q = Potensi limpasan air (m3/detik) C = Faktor limpasan air

I = Banyaknya curah hujan dalam t jam (mm/jam)

Debit Air yang Lansung Masuk

Air hujan yang lansung masuk kebukaan kolam pengendapan dapat diprediksi dengan persamaan sebagai berikut:

(4) Dengan:

Q = Potensi limpasan air yang langsung Masuk Kolam (m3/detik)

I = Banyaknya curah hujan dalam t jam (mm/jam)

A = Luas bukaan kolam ( km2)

Debit Pompa

Debit air dari pompa yang digunakan untuk mencuci bauksit di washing plant yang masuk ke kolam pengendapan (tailing pond)

(5) Dengan :

Kp = kapasitas pompa (liter/detik) ρa = massa jenis air (1000kg/m3) keterangan 1 liter air beratnya = 1 kg

Debit Tailing

Debit pengotor dari bijih bauksit yang akan masuk ke kolam pengendapan akibat pencucian bijih bauksit di washing plant

(7)

(8)

Debit Erosi Sekitar Tailing Pond

Dihitung dengan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) bahwa:

(9) Dengan:

A = Banyaknya erosi yang di perkirakan (ton/ha/tahun)

R = Faktor erosivitas hujan (Kj/ha/tahun) K = Pengaruh erodibilitas tanah (ton/Kj) LS = Pengaruh panjang dan kemiringan lereng (m dan %)

(3)

3 C = Pengaruh tanaman penutup lahan

P = Pengaruh tindakan konservasi praktis

Sistem Pengendapan dalam Tailing pond

Bererapa parameter yang perlu diperhitungkan dalam mengkaji sistem pengendapan yang ada pada kolam pengendapan antaralain

Kecepatan Pengendapan

Kecepatan pengendapan dihitung menggunakan Persamaan Stokes dan Persamaan Newton.

persamaan stokes digunakan apabila padatan kurang dari 40%, sedangkan bila padatan lebih dari 40% berlaku Persamaan Newton.

a). Persamaan Stokes

ρ -ρ

(10) Dengan:

Vt = Laju pengendapan slurry secara vertikal kebawah (m/detik)

g = Gravitasi (m/detik2) ρ = Density padatan (kg/m3) ρ = Density air (1000 kg/m3)

𝜇 = Kekentalan dinamik air (kg/m.detik) D = Diameter partikel (meter)

b). Persamaan Newton { (ρ -ρ )

ρ } (11) Dengan :

Vt = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)

g = Kecepatan gravitasi (m/detik2) ρ = Berat jenis partikel padatan (kg/m3) ρ = Berat jenis air (1000 kg/m3) D = Diameter partikel (meter)

Waktu Pengendapan Partikel

Besarnya waktu tempuh partikel yang akan mengendap dikolam pengendapan secara vertikal ke bawah.

(12) Dengan :

tv = Lamanya pengendapan slurry secara vertikal kebawah (menit)

H = Kedalaman saluran (meter) Vt = kecepatan slurry (m/detik)

Kecepatan Mendatar Partikel

Besarnya kecepatan slurry untuk keluar dari kolam pengendapan secara horizontal dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

(13) Dengan:

Vh = Waktu tempuh slurry secara horizontal (m/detik)

Qtotal = banyaknya slurry yang masuk ke kolam pengendapan (m3/detik)

A = Luas bukaan kolam tailing pond (m2)

Waktu Partikel Keluar

Besarnya waktu yang dibutuhkan slurry untuk kelaur secara horizontal dapat dihitung sebagai berikut:

(14) Dengan:

th = lamanya waktu tempuh slurry keluar dari setiap segmen kolam ( detik)

P = Panjang tanggul setiap tailing pond (meter)

Vh = Kecepatan mendatar slurry secara horizontal untuk keluar dari setiap segmen kolam (m/detik)

Persentase Pengendapan Partikel

Besarnya persen pengendapan dapat dihitung dengan persamaan matematis sebagai berikut:

Volume Padatan

Adalah besarnya volume slurry yang masuk ke tailing pond dan secara matematis digunakan persamaan sebagai berikut:

(16)

Volume Pengendapan

Secara matematis dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

. (17)

Waktu Pemeliharaan Tailing Pond

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data – data yang dikumpul dipelajari untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan dengan mempelajari referensi yang berkaitan dengan penelitian sebagai dasar untuk melakukan kajian

a. Studi Pustaka

Penulis akan meninjau berbagai sumber pustaka dan referensi yang berhubungan dengan penelitian ini seperti data BPS, dan jurnal terkait dengan kolam pengendapan (tailing pond) b. Pengamatan Lapangan

Penulis akan melakukan pengamatan di lapangan untuk melihat situasi dan kondisi dilapangan seperti topografi wilayah penelitian, letak kolam pengendapan, dan layout tambang

(4)

4 c. Pengambilan data

Pengambilan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer akan diperoleh dari hasil analisis lumpur di lokasi penambangan, analisis lumpur akan di lakukan di lab mekanika tanah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat.

a). Data Primer

1. Ukuran partikel yang masuk ke kolam pengendapan

2. Luas daerah tangkapan hujan 3. Panjang tanggul kolam pengendapan 4. Lebar tanggul kolam pengendapan 5. Luas kolam pengendapan

6. Spesifikasi aktual alat muat di lapangan b). Data Sekunder

1. Peta topografi, layout tambang 2. Data curah hujan 10 tahun terakhir 3. Target produksi wbx ton/tahun ( wash

bauxsit ton/tahun)

4. Berat jenis tailing bauksit ρp) 5. Kapasitas pompa yang digunakan 6. Nilai CF bauksit

7. Kedalaman Kolam pengendapan d. Pengolahan dan Analisis Data

Untuk melakukan pengolahan data dan perhitungan, didasari pada literatur - literatur dan beberapa software yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. Adapun alurnya adalah sebagai berikut.

1. Perhitungan persentase padatan 2. Perhitungan kecepatan pengendapan 3. Perhitungan waktu yang dibutuhkan

partikel untuk mengendap

4. Perhitungan kecepatan air dalam kolam 5. Perhitungan waktu air keluar

6. Perhitungan persentase pengendapan 7. Perhitungan volume padatan

8. Perhitungan volume pengendapan 9. Perhitungan waktu pemeliharaan kolam

pengendapan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Debit yang Masuk

Debit Air Hujan

Berdasarkan pengolahan data curah hujan didapatkan nilai rata – rata hujan sebanyak 55,87 mm/hari dengan intensitas hujan terbanyak terjadi pada bulan Agustus – Oktober sebanyak 173,56 mm/jam. Berdasarkan debit hujan rata – rata tersebut degan periode ulang hujan selama dua tahun maka didapatkan R24 adalah sebesar 51,68 mm/hari dengan demikian maka besarnya intensitas hujan adalah sebanyak 9,51 mm/jam.

Debit Limpasan

Berdasarkan besarnya intensitas hujan sebesar 9,51 dan luas tangkapan hujan sebesar 0,14 km2

dan lokasi kolam pengendapan berada pada lokasi rawa dengan nilai koefisien limpasan sebesar 0,2 maka didapat untuk besarnya debit limpasan adalah sebesar 0,07 m3/detik

Debit Air yang Lansung Masuk Tailing

Pond

Dengan besarnya luasan kolam secara keseluruhan adalah 0,11 km2 maka didapat untuk besarnaya debit air yang lansung masuk ke kolam pengendapan adalah sebear 0,29 m2/detik

Debit Pompa

Dengan persamaan matematis

(18) Dengan:

Kp = 250 L/detik (digunakan 2 buah pompa) Kptotal = 500 L/detik

ρ = massa jenis air (1000 kg/m3) maka didapat:

Q =

ρ

Q =

Q =

Q = 0,5 m3/detik

Maka besarnya debit pompa yang digunakan adalah sebesar 0,5 m3/detik

Debit Tailing

Besarnya material batu kotor yang akan dicuci di washing plant dengan target batu bersih 3000 ton/hari adalah sebesar:

Jumlah batu kotor =

= 4.724,40 ton/hari

Degan besarnya nilai cf adalah 63,5 % maka debit tailing yang masuk adalah sebesar:

Qtailing = (cbx ton/hari) – wbx (ton/hari)

= 4.724,40 ton/hari – 3000 ton/hari

= 1.724,40 ton/hari

Degan jam kerja selama 8 jam dan massa jenis bauksit adalah 1,6 ton/m3

Maka besarnya debit tailing yang masuk per detik adalah:

Qtailing =

= 0,05 ton/detik

=

= 0.031 m3/detik

Maka besar debit tailing yang akan masuk ke kolam pengendapan adalah sebesar 0,031 m3/detik

Debit erosi Disekitar Tailing pond

Besrnya dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

(19) Deketahui:

(5)

5

TP

Luas TP (m2)

Q total (m3/detik)

Vh

(m/detik)

1 14.500 0,89 0,000061

2 26.200 0,89 0,000034

3 42.100 0,89 0,000021

TP P

(meter) Vh

(m/detik) th

(detik)

th

(menit) 1 102,70 0,000061 1.683.606,56 28.060,11 2 150,00 0,000034 4.411.764,71 73.529,41 3 210,68 0,000021 10.032.380,95 167.206,35

TP tv

(menit)

tv

(menit) %

1 66,67 28.060,11 99,76

2 83,33 80.645,16 99,90

3 150,00 184.807,02 99,92 TP Volume padatan

(m3/hari)

Volume pengendapan (m3/hari)

1 4.472,44 4.461,71

2 3.540,68 3.537,14

3 2.981,63 2.979,24

R = 16,15 KJ/ha K = 0,01 ton/KJ LS = 0,94

C = 1

P = 1

Maka besarnya erosi disekitar kolam adalah sebesar:

= 0,15 ton/ha/tahun 10,88 ha = 1,63 ton/tahun : 12 bulan

= 0,13 ton/bulan : 0,00268 ton/m3 = 48,50 m3/bulan : 30 hari

= 1,61 m3/hari : 24 jam = 0,067 m3/jam : 3.600 detik = 0,000018 m3/detik

Jadi besarnya erosi tanggul adalah 0,000018 m3/detik

Sistem Pengendapan dalam Kolam

Persen Padatan

Untuk mendapatkan persen padatan dilakukan uji terhadap sampel tailing dari lokasi penelitian dibawa ke lab mekanika tanah dengan cara mengukur volume carawan ukur, mengisi cawan ukur sampai penuh kemudian di oven dengan ◦ tersebut untuk mendapatkan persen padatan pada masing – masing segmen kolam pengendapan yang ada.

Tabel 1. Persen Padatan

Kecepatan Pengendapan

Apabila persen solid kurang dari 40%, digunakan rumus Hukum Stokes dan apabila persen padatan lebih dari 40% digunakan Hukum Newton.

Berdasarkan pengambilan sampel dan perhitungan didapatkan persen padatan kurang dari 40% maka kita menggunakan persamaan Hukum Stokes dalam hal ini digunakan Hukum Stokes dengan besar berat jenis bauksit 1.6 ton/m3, diameter partikel 0,000002 mm dan viskositas air 0,00000131 kg/m.s maka kecepatan pengendapan adalah sebesar 0,001 m/detik.

Waktu Pengendapan Partikel

Besarnya waktu pengendapan partikel dalam kolam adalah perbandingan antara kedalaman kolam dengan besarnya kecepatan kolam pengendapan.

Tabel 2. Waktu pengendapan partikel

Kecepatan Mendatar Partikel

Besarnya waktu pengendapan partikel adalah perbandingan antara debit total air yang masuk dengan luasan masing – masing segmen kolam pengendapan

Tabel 3. Kecepatan mendatar partikel

Waktu Partikel Keluar

Besarnya nilai waktu untuk partikel keluar dari kolam pengendapan adalah perbandingan antara panjang kolam dengan kecepatan patikel untuk keluar kolam pengendapan.

Tabel 4. waktu partikel keluar kolam

Persentase Pegendapan Partikel

Untuk menghitung persamaan persentase pengendapan parameter yang kita gunakan adalah waktu yang dibutuhkan air untuk keluar (th), dan waktu pengendapan partikel (tv)

Tabel 5. Persentase pengendapan

Volume Pengendapan

Untuk menghitung volume padatan, parameter yang diperhitungkan terlebih dahulu adalah persentase padatan pada masing – masing segmen kolam pengendapan dan volume total air dan padatan. Dari perhitungan debit limpasan, debit yang langsung masuk ke kolam pengendapan dengan jam hujan sebanyak 2,6 jam/hari sama dengan 0,36 m3/detik serta debit pencucian bijih bauksit dan material tailing dengan jam kerja selama 8 jam/hari sama dengan 0,53 m3/detik dan besar erosi di sekitar kolam pengendapan 0,000018 m3/detik dengan jumlah 24 jam maka didapat volume total air dan padatan sebanyak:

Vtotal = (0,53 m3/detik 3.600 detik/jam 8 jam/hari) + (0,36 m3/detik 3.600 detik/jam 2,6 jam/hari) + (0,000018 m3/hari 3.600 detik/jam 24 jam/hari)

= (15.264 m3/hari) + (3.369,60 m3/hari) + (1,56 m3/hari)

= 18.635,16 m3/hari.

TP

Kedalaman TP (meter)

Vt (m/s)

tv (detik)

tv (menit)

1 4 0,001 4.000 66,67

2 5 0,001 5.000 83,33

3 9 0,001 9.000 150,00

(6)

6 TP

Volume Total Kolam(m3)

Volume Pengendapan

(m3/hari)

Waktu Kolam Penuh (hari)

1 58.000 4.461,71 13

2 131.000 3.537,14 37

3 567.900 2.979,24 191

TP

Volume Kolam

(m3)

Volume pengendapan

(m3/hari)

Jadwal Pemeliharaan

kolam (hari)

1 49.714,29 4.461,71 11

2 112.285,71 3.537,14 32

3 324.771,43 2.979,24 109

TP Volume yang ditangani (m3)

Produktivitas alat (m3/hari)

Waktu pemeliharaan (hari) 1 49.714,29

5.122,24

10

2 112.285,71 22

3 324.771,43 63

Volume padatan adalah perkalian antara persen padatan pada masing – msing segmen kolam dengan volume total air dan padatan yang masuk ke kolam pengendapan. Sedangkan untuk volume pengendapan adalah perkalian antar persen pengendapan pada masing – masing segmen kolam dengan volume padatan yang masuk ke kolam pengendapan.

Tabel 6. Material mengendap

Perawatan Kolam Pengendapan

Alat Pengerukan

Dalam penentuan alat yang akan digunakan dalam perawatan kolam yang ada hal yang perlu diperhatikan adalah volume pengendapan dan besarnay produktivitas alat yang ada supaya dapat mengejar volume pengendapan pada masing – masing segmen kolam pengendapan. Dalam penelitian ini digunakan alat hydraulic excavator PC 200/200 LC-8Mo degan produktivitas 1 alat dengan jam kerja selama 8 jam adalah sebesar 2.561.12 m3/hari dan untuk mengenjar volume pengendapan yang ada digunakan 2 buah alat dengan total produktivitas adalah sebesar 5.122,24 m3/hari.

Waktu Kolam Penuh

Lamanya waktu kolam penuh merupakan perbandingan antara volume total kolam dengan besarnya volume pengendapan per hari

Tabel 7. Waktu kolam penuh

Jadwal pemeliharaan kolam

Penjadwalan pemeliharaan kolam dilakukan adalah selama perbandingan antar volume kolam

pada batas outlet dengan volume pengendapan disetiap segmen kolam pengendapan

Tabel 9. Jadwal pemeliharaan kolam

Waktu pemeliharaan kolam

Besarnya waktu untuk pemeliharaan kolam merupakan perbandingan antar volume material yang ditangani dengan besarnya produktivitas alat yang digunakan.

IV. KESIMPULAN

1. Persentase pengendapan pada segmen kolam satu sebanyak 99,76 %, persentase pengendapan pada segmen kolam kedua sebanyak 99,90 %, dan persentase pengendapan pada segmen kolam ketiga sebanyak 99,92 %.

2. Volume pengendapan yang berhasil diendapkan di segmen kolam satu sebanyak 4.461,71 m3/hari, pada segmen kolam kedua sebanyak 3.537,14 m3/hari dan pada segmen kolam ketiga sebanyak 2.979,24 m3/hari.

3. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan terhadap kolam pengendapan pada segmen satu adalah per 11 hari sekali, segmen kedua adalah per 32 hari sekali, dan segmen ketiga adalah per 109 hari sekali.

4. Produktivitas alat yang digunakan untuk menangani volume pengendapan pada masing - masing segmen kolam adalah sebanyak 320,14 m3/jam dengan jam kerja selama 8 jam adalah 2.561,12 m3/hari dan digunakan 2 unit alat pengeruk maka produktivitas total alat yang akan digunakan adalah 5.122,24 m3/hari

5. Lamanya waktu pengerukan pada segmen kolam 1 adalah 10 hari, pada segmen kolam 2 adalah 22 hari dan pada segmen kolam 3 adalah 63 hari.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis haturkan terimakasih yang sebesar – besarya kepada semua pihak yang sudah berperan dalam membantu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Business, O, & Brisbane, B. (2001). Sediment Basin Design , Construction Operation and Maintenance Contents

Ezer, E.,& Prasetyo, E.(2003), Rancangan Dimensi Settling Pond Berdasarkan Daerah Tangkapan Hujan Pada Pit B2a Pt . Sebuku Batubai Coal Pulau

Geomine, J. (2017). Kajian sistem penyaliran pada tambang terbuka kabupaten tanah bumbu provinsi kalimantan selatan Hanis, R. N.& Rauf, A, (2018). Rancangan TP

Tinggi Cawan (cm)

Tinggi Kering (cm)

Luas Cawan

(cm2) Volume Kering

(cm3)

Volume Basah

(cm3)

% Padatan 1 2,74 0,657 19,429 12,765 53,235 24 2 2,74 0,52 19,429 10,103 53,235 19 3 2,74 0,383 19,429 7,441 53,235 14

(7)

7 Teknis Kolam Pengendapan Pada Unit

“ ” Tambang (Persero) Tbk 2018(November) Dharmasraya, K., & Khusairi, A. R. (2013).

Kajian Teknis Sistem Penyaliran Tambang pada Tambang Terbuka Batubara PT . Nusa Alam Lestari , Kenagarian, 3(3), 1202–1212

Ridho, M., & Rosadi, P. E. (2018). Penanganan Kolam Sedimentasi Hasil Pencucian Bauksit

Saputra, W. F., Syamsul, I. H.,& Akib, I.

H.,(2014). Kajian Teknis Penanganan Lumpur ( Mud Handling ) Pada Main Sump Untuk Optimalisasi Pompa Pada Pit Darmo Pt Ulima Nitra Tanjung Enim Technical Study Of Mud Handling At Main Sump For Pump Optimization At Pit Darmo Ulima Nitra Company Tanjung Enim South Sumatra

Sepniko, & Anaperta, Y. M. (2004). Kajian Teknis Sistem Penyaliran Tambang Terbuka Pada Penambangan Batubara Blok B PT Minemex Indonesia Desa Talang Serdang Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi Talawi, K.,& Sawahlunto, K. (2003). Rancangan

Ulang Sistem Penyaliran Tambang Bawah Tanah pada Front Penambangan Batubara Tunnel THC-01 di CV . Tahiti

Sulistyana, Waterman.2015, Perencanaan tambang edisi keenam. Infonet Media

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 1) data tentang karakteristik reponden akan informasi tentang transportasi udang hidup sistem kering, 2) data tentang

pemahaman inti dari konsep yang di pelajari Komunikasi Hasil kegiatan disampaikan dengan jelas serta obyektif dengan pendukung data penunjang Hasil kegiatan

8 Dalam mencari pasiennya Smile Train bersama timnya langsung mendatangi para anak penderita sumbing di wilayah pedalaman Indonesia yang belum memiliki pengetahuan

mikroalga untuk melaksanakan fotosintesis yang lebih cepat, sehingga nutrisi yang ada di dalam medium masih ada dan dapat digunakan untuk pertumbuhan berikutnya

Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah pengamatan langsung terhadap kegiatan di industri kain Lurik Pedan “Yu Siti” tentang proses produksi serta upaya

Pemerintah Australia memutuskan untuk memberikan suaka politik kepada 42 imigran asal Papua Barat karena dipengaruhi oleh faktor Internal Setting, yaitu perilaku

Oleh karena itu diharapkan pada penelitian kali ini dengan pencitraan menggunakan tomografi kecepatan dan atenuasi seismik akan diperoleh gambaran yang memiliki anomali

Skripsi yang berjudul : “Status Praesen Sapi Bali pada Masa Kebuntingan Trimester Pertama (1-3 Bulan) di Sentra Pembibitan Sapi Bali, Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi,