• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan data subjektif pada tinjauan kasus dari pengkajian klien didapatkan keluhan tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri semenjak pasien jatuh satu hari yang lalu. Pasien mengalami kelemahan gerak pada anggota gerak sebelah kiri.

Berdasarkan hasil dari pengkajian, didapatkan pasien mengalami kelemahan gerak pada anggota gerak sebelah kiri. Pada pemeriksaan kekuatan tonus otot didapatkan pada ektremitas bagian kiri menurun dengan kekuatan tangan kiri (1), kaki kiri (1), tangan kanan (5), kaki kanan(5). Kemudian diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan hasil dari data pengkajian tersebut yaitu Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular.

Intervensi yang dilakukan seperti Observasi identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan, fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu, fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu, libatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan.

Pada hari pertama pelaksanaan intervensi pasien masih tidak bisa menggerakkan tangannya dengan kekuatan otot pada tangan kiri (1), ADL klien ditempat tidur dibantu perawat, klien tida mampu mengikuti gerakan yang dicontohkan, keluarga klien membantu menggerkkan bagian tubuh klien yang lemah. Pada hari kedua, klien mengatakan bisa menggeser tanganya,

(2)

klien mampu merubah posisi dengan bantuan pagar pembatas tempat tidur, kekuatan otot tangan kiri (1), pasien mulai terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien melatih tangan dan kakinya

Sedangkan pada hari ketiga, klien terlihat mampu menggeser dan mengangkat tanganya setinggi 25 derajat, ADL klien dibantu perawat, kekuatan otot tangan dan kaki kiri (3), tangan dan kaki kanan (5), terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan.

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S selama 3 x 24 jam, didapatkan hasil data subjektif klien mengatakan mampu menggeser dan mengangkat tanganya, data objektif klien terlihat mampu menggeser dan mengangkat tanganya setiggi 25 derajat, kekuatan otot pasien pada tangan kiri (3), tangan kanan (5), kaki kiri (3), kanan kanan (5), pasien terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan. Berdasarkan hasil data pengkajian, masalah pasien teratasi dan intervensi dihentikan.

4.1.1 Gambaran Lokasi pengambilan data

Peneliti melaksanakan penelitian pada Ruang B1 di RSPAL dr.Ramelan Surabaya. Alamat : Jl. Gadung No.1 Surabaya, Jawa Timur 60244.

(3)

4.2 Pengkajian

4.2.1 Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien

Identitas Klien Klien

Nama Pasien Umur

Jenis Kelamin Agama Alamat Pekerjaan No. RM Tanggal MRS Tanggal pengkajian Diagnosa Medis

Ny. S 65 tahun Perempuan Islam

Kalangan, Rt.13 Rw.02 Karang gandong Gresik

Ibu rumah tangga Xxxx

18-03-2022 20-03-2022 CVA INFARK

4.2.2 Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit

Riwayat

Penyakit Pasien

Keluhan Utama

Pasien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya sebelah kiri

Riwayat

Penyakit Sekarang

Keluarga pasien mengatakan, pasien setelah bangun tidur mendadak kesulitan menggerakkan tangan dan kakinya. Kemudian pasien tetap mencoba berdiri dan tiba – tiba jatuh di kamar mandi pada tanggal 17-03-2022. .

Keesokan harinya tanggal 18-03-2022 pasien juga Sulit Diajak Bicara. Keluarga Membawa Pasien Ke Igd Pada Jam 17.56. di IGD

Pasien hanya mampu menggerakkan tangan dan kaki sebelah kanan, sedangkan kaki kiri dan tangan kiri tidak mampu digaerakkan. Setelah itu pasien dianjurkan untuk mendapatkan perawatan lanjutan di ruang B1

Selama Diruang B1 Pasien Telah Mendapat Terapisesuai anjuran dokter.

Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarga Pasien Mengatakan Pasien Pernah Dirawat Di Rumah sakit Sebelumnya dengan keluhan yang sama tidak dapat menggerakkan

(4)

anggota gerak sebelah kiri kelurga pasien juga mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit kadar kolesterol tinggi. Setelah dirawat beberapa hari ada kemajuan pasien dapat menggerakkan kembali tangan dan kaki sebelah kirinya

Riwayat Keluarga Keluarga Pasien Mengatakan Tidak Ada Riwayat Diabetes Mellitus, Hipertensi, Dan Penyakit Jantung.

4.2.3 Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.3 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Klien

Keadaan Umum Lemah

Kesadaran Composmetis

GCS 451

Tanda-Tanda Vital Td : 150/99 mMhg

N : 139x/mnt S : 36,7 C RR : 19x/mnt

BB dan TB 66kg dan 158cm

1.BBREATHING (B1)  Inspeksi : Bentuk dada simetris ,tidak ada otot bantu nafas,irama nafas teratur,kedalaman nafas dalam.

 Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama

 Perkusi : terdengar sonor

 Auskultasi :vesikuler

 RR : 19x/mnt

2. BLOOD ( B2)  Inspeksi : ictus cordis tidak

tampak,konjungtiva anemis

 Perkusi : 1) Batas atas : ICS II line sternal dekstra 2) Batas bawah : ICS V line midclavicula sinistra 3) Batas kanan : ICS III line sternal dekstra 4) Batas kiri : ICS III linesternal sinistra

(5)

 Palpasi : akral hangat crt<2dtk

 Auskultasi :s1-s2 reguler lup dup

 TD :150/99mM hg

3.BRAIN (B3)  Keadaan Umum: Lemah

Kesadaran : composmetis

Gcs : 451

Kelumpuhan : ya

Pengkajian reflek patologis - Babinskiy :kanan (+),kiri (-) - Chaddok : kanan (+),kiri(-)

Pemeriksaan reflek fisioligis tendon - Bisep :kanan (+) kiri (-)

- Pattela :kanan (+) kiri (-) - Archiles : kanan (+) kiri (-)

4.BLADDER (B4) Pasien tidak Bak spontan, pola Bak pasien rutin, pasien selama di rumah sakit Bak menggunakan kateter, produksi urine yang tercatat 1300cc selama 24 jam, warna urine pasien terlihat kuning, tidak ada distensi dan nyeri pinggang yang dirasa pasien saat Bak.

5.BOWEL (B5) Pola Bab pasien rutin, pasien BAB sehari 2x dengan kosistensi lunak berwarna kuning kecoklatan, tidak ada kembung pada pasien, tidak ada nyeri tekan dan pasien dianjurkan diit rendah protein, pasien tidak terpasang NGT.

Balance Cairan: 1630 – 1337,5 = 292,5

Intake Output

Infus 0

1000 cc

Urin 1

1300 cc

Injeksi 3

30 cc

Muntah -

-

Makan -

-

B BAB

- -

Minum 6

600 cc

N NGT

- - Total

1630 cc

I IWL

3 7,5 Total 1337,5

(6)

6.BONE (B6) Turgor kulit pada pasien ketika di periksa menurun, tidak terdapat luka pada tubuh pasien, pasien juga tidak mengalami fraktur serta pasien tidak ada edema pada anggota gerak, pasien mengeluh sulit menggerakkan anggota gerak sebelah kiri, pasien tidak mapu menggerakan tangan kiri saat diajak bersalaman, kekuatan otot yang didapatkan saat pengkjian .

5 1 5 1

4.3 Analisa Data

Tabel 4.4 Analisa Data

No. Data Pengkajian Etiologi Diagnosa Keperawatan

1.  DS :

Klien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya sebelah kiri

 DO :

- GCS : 451

 Pasien melakukan Pasien terliht mengalami kelemahan fisik sebelah kiri

 Kekuatan otot 5 1 5 1

- Pengkajian reflek patologis Babinskiy :kanan (+),kiri (-) Chaddok : kanan (+),kiri(

- Pemeriksaan reflek fisioligis tendon

Bisep :kanan (+) kiri (-)

Aterossklerosis

Elastisitas dinding pembulu darah berkurang

Trombosis cerebri

Eritrosis menggumpal endotel rusak

Terlepas gumpalan darah mejadi emboli

Proses metabolisme otak terganggu penurunan O2

Disfungsi N.XI Assesoris

Hemiparase dan Hemiplegia

Gangguan Mobilisasi Fisik

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan penurunan keukatan otot

5 1 5 1

(7)

4.4 Diagnosa Keperawatan

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan keluarga ,kekuatan otot menurun dan kelemahan fisik.

4.5 Rencana Keperawatan

Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan

No. SDKI SLKI SIKI

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular (D.0054) Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri Penyebab : Gangguan Neuromuskular Kondisi klinis terkait :

Stroke

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perfusi Mobilitas fisik pasien normal dengan kriteria hasil sebagai berikut :

 Mobilitas Fisik (L.02014) 1) Pergerakan ekstremit

meningkat

2) Kekuatan otot menigkat 3) Rentang gerak

meningkat

4) Kaku sendi menurun 5) Kelemahan fisik

menurun 6) Gerakan terbatas

menurun

 Dukungan mobilisasi (I.05173)

 Observasi

1. Identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan

 Terapeutik 2. Fasilitasi aktifitas

mobilisasi dengan alat bantu 3. Fasilitasi

memlakukan pergerakan jika perlu 4. Libatkan keluarga

pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan

 Edukasi

5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi Pattela: kanan (+)

kiri(-)

Archiles : kanan (+) kiri(-)

(8)

4.6 Implementasi

Tabel 4.6 Implementasi

Diagnosa Keperawatan

Data

Implementasi Implemensi Implementasi

21.03.2022 22.03.2022 23.03.2022

Gangguan mobilisasi fisik behubungan dengan keruskan neuromuskular ditantai dengan kelemahan fisik kekuatan otot menurun

07.00

07.15

07.30

08.00

1 Observasi

- Mengidentifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan

Hasil :

Klien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya 2. Terapeutik

- Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu Hasil :

Alat bantu pinggiran tempat tidur - Memberikan ROM pasif

kepada klien Hasil :

Pasien tidak mampu mengikuti gerakkan yang dicontohkan

- Melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalm meningkatkan pergerakan Hasil :

keluarga pasien mampu membantu menggerakkan bagian tubuh pasien yang lemah

08.30

08.40

08.55

09.10

1.Observasi

- Mengidentifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan Hasil :

Klien mengatakan bisa menggeser tanganya

2. Terapeutik

- Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu

Hasil :

Pasien mampu merubah posisi dengan berpegang pembatas tempat tidur

- Memberikan ROM pasif kepada klien

Hasil :

Terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan

- Melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalm

meningkatkan pergerakan Hasil :

Keluarga psien kooperatif membantu pasien menggerakkan

14.30

14.45

15.00

1.Observasi

- Mengidentifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan Hasil :

Klien mengatakan mampu menggeser mengangkat tangan 25 derajat

2. Terapeutik

- Memberikan ROM aktif kepada klien

Hasil :

Terlihat pasien perlahan mampu mengikuti geakan yang dicontohkan

- Melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalm meningkatkan pergerakan Hasil :

Keluarga psien kooperatif membantu pasien menggerakkan

(9)
(10)

4.7 Evaluasi

Tabel 4.7 Evaluasi

Diagnosa Tgl 21 Maret 2022

Tgl 22 Maret 2022

Tgl 23 Maret 2022

Gangguan mobilisasi fisik behubungan dengan keruskan neuromuskular ditantai dengan kelemahan fisik kekuatan otot menurun

Pukul 12.00 S:

Klien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya

O :

- Kekuatan otot 5 1 5 1

- Klien tida mampu mengikuti gerakan yang dicontohkan - Keluarga klien

membantu

menggerkkan bagian tubuh klien yang lemah

A :

Masalah gangguan mobilisasi fisik belum teratasi

P :

Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4

Pukul 12.00 S:

Klien mengatakan bisa menggeser tanganya

O :

- Klien mampu merubah posisi dengan bantuan pagar pembatas tempat tidur - Kekuatan otot 5 1 5 1

- Terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan - Keluarga klien

membantu klien melatih tangan dan kakinya

A :

Masalah gangguan mobbilisasi fisik belum teratasi

P :

Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4

Pukul 18.00 S:

Klien mengatakan mampu

mengangkat dan

menggeser tanganya

O :

- Kekuatan otot 5 1 5 1

- Terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan - Terlihat klien

mampu mengeser dan mengangkat tangan kiri setingi 25 derajat

- Keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan

A :

Masalah gangguan mobilisasi fisik teratasi P :

Intervensi dihentikan

(11)

4.8 Pembahasan

Pembahasan merupakan bagian terkecil yang berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, sehingga dari kesenjangan itu dapat dicari pemecahan masalah untuk memperbaiki dan meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat memberikan pelayanan yang komprehensif bagi klien untuk memuahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut :

4.8.1 Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian pada studi kasus ini diperoleh data subjektif Ny. S mengatakan, pasien setelah bangun tidur mendadak kesulitan menggerakkan tangan dan kakinya. Kemudian pasien tetap mencoba berdiri dan tiba – tiba jatuh di kamar mandi. Sedangkan pada data objektif pada pemeriksaan fisik didapatkan pemeriksan fisik dengan tanda gejala kekuatan tonus otot pada ektremitas bagian kiri menurun tangan kiri (1), kaki kiri (1), tangan kanan (5), kaki kanan(5)

Menurut Mansjoer (2009) menjelaskan tanda terjadi stroke yakni perubahan status mental, kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak, gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan, afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau ataksia anggota badan, vertigo, mual, muntah dan nyeri kepala.

Menurut peneliti, berdasarkan fakta di atas data pada Ny.S yang mengalami CVA Infark dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik ditandai dengan penurunan kekuatan otot. Klien mengatakan setelah bangun

(12)

tidur mendadak kesulitan menggerakkan tangan dan kakinya dan mengalami kelemahan otot. .Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa hasil pengkajian dengan teori sudah sesuai sehingga tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori yang ada..

4.8.2 Diagnosis

Berdasarkan hasil dari pengkajian, didapatkan pasien mengatakan sulit mengerakkan tangan dan kaki sebelah kiri , pada saat dilakukan pemeriksaan kekuatan tonus otot didapatkan pada ektremitas bagian kiri menurun dengan kekuatan tangan kiri (1), kaki kiri (1), tangan kanan (5), kaki kanan(5), rentang gerak menurun (ROM) .Kemudian diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan hasil dari data pengkajian tersebut yaitu Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular (D.0054).

Gangguan Mobilitas Fisik definisinya adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. Sedangkan penyebab yang disesuaikan dengan hasil pengkajian yaitu Gangguan Neuromuskular yang ditunjang dengan kondisi klinis terkait yaitu Stroke. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

Diagnosa tersebut dipilih oleh peneliti dikarenakan sesuai dengan definisi, penyebab serta tanda dan gejala mayor pasien yang tercantum dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), dikarenakan pasien mengalami gangguan pergerakan ekstremitas dan ditunjang dengan diagnose medis CVA Infark.

(13)

4.8.3 Perencanaan

Intervensi yang dilakukan seperti Observasi : identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan, Terapeutik : fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu, fasilitasi memlakukan pergerakan jika perlu, libatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan.

Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Dukungan mobilisasi (I.05173) telah disesuaikan dengan kebutuhan pasien yaitu dengan pasien dengan kelemahan otot bagian kiri, dengan dilakukan intervensi tersebut diharapkan dapat memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktifitas pergerakan fisik pasien / Range of motion (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Latihan peningkatan mobilitas fisik dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan aktivitas dari kimiawi neuromuskuler dan muskuler.

Rangsangan melalui neuromuskuler akan meningkatkan rangsangan pada serat saraf otot ekstremitas terutama saraf parasimpatis yang merangsang untuk produksi asetilcholin, sehingga mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus terutama otot polos ekstremitas akan meningkatkan metabolism pada metakonderia untuk menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot ekstremitas sebagai energi untuk kontraksi dan meningkatan tonus otot polos ekstremita (Rhestifujiayani, Emil & Muharriza, 2015).

Menurut penulis latihan mobilisasi fisik dapat meningkatkan kekuatan otot pada pasien yang mengalami kelemahan otot karena dengan latihan yang berulang-ulang dapat menimbulkan rangsangan yang meningkatkan aktivitas kimia, neuromuscular dan aktivitas pada otot sehingga terjadi peningkatan

(14)

kontraksi pada kelompok otot tertentu. Latihan ini dapat meningkatkan kekuatan otot pasien selama dilakukan dengan teknik yang tepat dan dilakukan secara terprogram minimal dua kali/hari. Sehingga berdasarkan penyusunan perencanaan keperawatan tersebut, peneliti tidak menemukan kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori yang didapatkan.

4.8.4 Pelaksanaan

Dalam proses implementasi keperawatan pada Ny. S, dilaksanakan dalam waktu 3 x 24 jam sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan untuk menangani pasien.

Pada hari pertama pelaksanaan intervensi pasien masih tidak bisa menggerakkan tangannya dengan kekuatan otot pada tangan kiri (1),, klien tida mampu mengikuti gerakan yang dicontohkan, keluarga klien membantu menggerkkan bagian tubuh klien yang lemah. Pada hari kedua, klien mengatakan bisa menggeser tanganya, klien mampu merubah posisi dengan bantuan pagar pembatas tempat tidur, kekuatan otot tangan kiri (1), pasien mulai terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien melatih tangan dan kakinya

Sedangkan pada hari ketiga, klien terlihat mampu menggeser dan mengangkat tanganya setinggi 25 derajat, kekuatan otot tangan dan kaki kiri (3), tangan dan kaki kanan (5), terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan.

Menurut peneliti implementasi yang dilakukan sudah disesuaikan dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik diantaranya memfasilitasi

(15)

aktifitas mobilisasi dengan alat bantu, memfasilitasi pasien melakukan pergerakan , melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan atara teori dan fakta yang terjadi.

4.8.5 Evaluasi

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S selama 3 x 24 jam, didapatkan hasil data objektif klien mampu mengangkat tanganya setinggi 25 derajat, kekuatan otot pasien pada tangan kiri (3), tangan kanan (5), kaki kiri (3), kanan kanan (5), pasien terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan. Berdasarkan hasil data pengkajian, masalah pasien teratasi dan intervensi dihentikan.

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).

Menurut peneliti berdasarkan tindakan yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi. Dilakukan implementasi keperawatan dukungan mobilisasi. Masalah pasien teatasi terbukti dari semua kriteria hasil mobillisasi fisik pasien meningkat, pada evaluasi pertama pasien menunjukkn kekuatan otot tangan dan kaki kiri (1) dan setelah dlakukan implementasi keperwatan hari ke 3 pasien menunjukkan kekuatan otot tangan dan kaki kiri (3).

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa dimensi dari indikator kualitas lingkungan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar adalah: kualitas udara, kualitas air,

Depo Farmasi Rawat Jalan melayani pasien poliklinik, jaminan kantor, asuransi perusahaan, juga resep pegawai yang obatnya tidak diberikan di Depo Farmasi Pegawai. Alur pelayanan

Perilaku tidak menggunakan kondom pada pria pelanggan pekerja seks lebih banyak pada pria tidak kawin, berumur ≥ 41 tahun, berpendidikan SD, bekerja sebagai buruh

Universitas Teuku Umar (UTU) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di provinsi Aceh dituntut untuk dapat meningkatkan kompetensi dosennya, dengan melihat pada peran

Pengujian kinerja traktor tangan Huanghai DF-12L dengan berbagai campuran bahan bakar dalam mengolah tanah pada penelitian ini dilakukan di lahan kering (lahan

Dari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa beberapa responden masih memiliki motivasi yang kurang terhadap perawatan diabetes disebabkan oleh kurangnya pendidikan

Hal tersebut dikarenakan pada saat mengolah makanan tidak dilakukan dengan baik dan hygiene, tidak menggunakan celemek dan penutup kepala, pencucian bahan makanan tidak

a) Memberikan informasi tentang pengaruh jenis format dan genre game yang berbeda terhadap munculnya gejala cybersickness. b) Mendorong pengguna dan konsumen video game