47 BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan data subjektif pada tinjauan kasus dari pengkajian klien didapatkan keluhan tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri semenjak pasien jatuh satu hari yang lalu. Pasien mengalami kelemahan gerak pada anggota gerak sebelah kiri.
Berdasarkan hasil dari pengkajian, didapatkan pasien mengalami kelemahan gerak pada anggota gerak sebelah kiri. Pada pemeriksaan kekuatan tonus otot didapatkan pada ektremitas bagian kiri menurun dengan kekuatan tangan kiri (1), kaki kiri (1), tangan kanan (5), kaki kanan(5). Kemudian diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan hasil dari data pengkajian tersebut yaitu Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
Intervensi yang dilakukan seperti Observasi identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan, fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu, fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu, libatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan.
Pada hari pertama pelaksanaan intervensi pasien masih tidak bisa menggerakkan tangannya dengan kekuatan otot pada tangan kiri (1), ADL klien ditempat tidur dibantu perawat, klien tida mampu mengikuti gerakan yang dicontohkan, keluarga klien membantu menggerkkan bagian tubuh klien yang lemah. Pada hari kedua, klien mengatakan bisa menggeser tanganya,
klien mampu merubah posisi dengan bantuan pagar pembatas tempat tidur, kekuatan otot tangan kiri (1), pasien mulai terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien melatih tangan dan kakinya
Sedangkan pada hari ketiga, klien terlihat mampu menggeser dan mengangkat tanganya setinggi 25 derajat, ADL klien dibantu perawat, kekuatan otot tangan dan kaki kiri (3), tangan dan kaki kanan (5), terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan.
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S selama 3 x 24 jam, didapatkan hasil data subjektif klien mengatakan mampu menggeser dan mengangkat tanganya, data objektif klien terlihat mampu menggeser dan mengangkat tanganya setiggi 25 derajat, kekuatan otot pasien pada tangan kiri (3), tangan kanan (5), kaki kiri (3), kanan kanan (5), pasien terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan. Berdasarkan hasil data pengkajian, masalah pasien teratasi dan intervensi dihentikan.
4.1.1 Gambaran Lokasi pengambilan data
Peneliti melaksanakan penelitian pada Ruang B1 di RSPAL dr.Ramelan Surabaya. Alamat : Jl. Gadung No.1 Surabaya, Jawa Timur 60244.
4.2 Pengkajian
4.2.1 Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas Klien
Identitas Klien Klien
Nama Pasien Umur
Jenis Kelamin Agama Alamat Pekerjaan No. RM Tanggal MRS Tanggal pengkajian Diagnosa Medis
Ny. S 65 tahun Perempuan Islam
Kalangan, Rt.13 Rw.02 Karang gandong Gresik
Ibu rumah tangga Xxxx
18-03-2022 20-03-2022 CVA INFARK
4.2.2 Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
Riwayat
Penyakit Pasien
Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya sebelah kiri
Riwayat
Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan, pasien setelah bangun tidur mendadak kesulitan menggerakkan tangan dan kakinya. Kemudian pasien tetap mencoba berdiri dan tiba – tiba jatuh di kamar mandi pada tanggal 17-03-2022. .
Keesokan harinya tanggal 18-03-2022 pasien juga Sulit Diajak Bicara. Keluarga Membawa Pasien Ke Igd Pada Jam 17.56. di IGD
Pasien hanya mampu menggerakkan tangan dan kaki sebelah kanan, sedangkan kaki kiri dan tangan kiri tidak mampu digaerakkan. Setelah itu pasien dianjurkan untuk mendapatkan perawatan lanjutan di ruang B1
Selama Diruang B1 Pasien Telah Mendapat Terapisesuai anjuran dokter.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga Pasien Mengatakan Pasien Pernah Dirawat Di Rumah sakit Sebelumnya dengan keluhan yang sama tidak dapat menggerakkan
anggota gerak sebelah kiri kelurga pasien juga mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit kadar kolesterol tinggi. Setelah dirawat beberapa hari ada kemajuan pasien dapat menggerakkan kembali tangan dan kaki sebelah kirinya
Riwayat Keluarga Keluarga Pasien Mengatakan Tidak Ada Riwayat Diabetes Mellitus, Hipertensi, Dan Penyakit Jantung.
4.2.3 Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Klien
Keadaan Umum Lemah
Kesadaran Composmetis
GCS 451
Tanda-Tanda Vital Td : 150/99 mMhg
N : 139x/mnt S : 36,7 C RR : 19x/mnt
BB dan TB 66kg dan 158cm
1.BBREATHING (B1) Inspeksi : Bentuk dada simetris ,tidak ada otot bantu nafas,irama nafas teratur,kedalaman nafas dalam.
Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi :vesikuler
RR : 19x/mnt
2. BLOOD ( B2) Inspeksi : ictus cordis tidak
tampak,konjungtiva anemis
Perkusi : 1) Batas atas : ICS II line sternal dekstra 2) Batas bawah : ICS V line midclavicula sinistra 3) Batas kanan : ICS III line sternal dekstra 4) Batas kiri : ICS III linesternal sinistra
Palpasi : akral hangat crt<2dtk
Auskultasi :s1-s2 reguler lup dup
TD :150/99mM hg
3.BRAIN (B3) Keadaan Umum: Lemah
Kesadaran : composmetis
Gcs : 451
Kelumpuhan : ya
Pengkajian reflek patologis - Babinskiy :kanan (+),kiri (-) - Chaddok : kanan (+),kiri(-)
Pemeriksaan reflek fisioligis tendon - Bisep :kanan (+) kiri (-)
- Pattela :kanan (+) kiri (-) - Archiles : kanan (+) kiri (-)
4.BLADDER (B4) Pasien tidak Bak spontan, pola Bak pasien rutin, pasien selama di rumah sakit Bak menggunakan kateter, produksi urine yang tercatat 1300cc selama 24 jam, warna urine pasien terlihat kuning, tidak ada distensi dan nyeri pinggang yang dirasa pasien saat Bak.
5.BOWEL (B5) Pola Bab pasien rutin, pasien BAB sehari 2x dengan kosistensi lunak berwarna kuning kecoklatan, tidak ada kembung pada pasien, tidak ada nyeri tekan dan pasien dianjurkan diit rendah protein, pasien tidak terpasang NGT.
Balance Cairan: 1630 – 1337,5 = 292,5
Intake Output
Infus 0
1000 cc
Urin 1
1300 cc
Injeksi 3
30 cc
Muntah -
-
Makan -
-
B BAB
- -
Minum 6
600 cc
N NGT
- - Total
1630 cc
I IWL
3 7,5 Total 1337,5
6.BONE (B6) Turgor kulit pada pasien ketika di periksa menurun, tidak terdapat luka pada tubuh pasien, pasien juga tidak mengalami fraktur serta pasien tidak ada edema pada anggota gerak, pasien mengeluh sulit menggerakkan anggota gerak sebelah kiri, pasien tidak mapu menggerakan tangan kiri saat diajak bersalaman, kekuatan otot yang didapatkan saat pengkjian .
5 1 5 1
4.3 Analisa Data
Tabel 4.4 Analisa Data
No. Data Pengkajian Etiologi Diagnosa Keperawatan
1. DS :
Klien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya sebelah kiri
DO :
- GCS : 451
Pasien melakukan Pasien terliht mengalami kelemahan fisik sebelah kiri
Kekuatan otot 5 1 5 1
- Pengkajian reflek patologis Babinskiy :kanan (+),kiri (-) Chaddok : kanan (+),kiri(
- Pemeriksaan reflek fisioligis tendon
Bisep :kanan (+) kiri (-)
Aterossklerosis
Elastisitas dinding pembulu darah berkurang
Trombosis cerebri
Eritrosis menggumpal endotel rusak
Terlepas gumpalan darah mejadi emboli
Proses metabolisme otak terganggu penurunan O2
Disfungsi N.XI Assesoris
Hemiparase dan Hemiplegia
Gangguan Mobilisasi Fisik
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan penurunan keukatan otot
5 1 5 1
4.4 Diagnosa Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan keluarga ,kekuatan otot menurun dan kelemahan fisik.
4.5 Rencana Keperawatan
Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan
No. SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular (D.0054) Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri Penyebab : Gangguan Neuromuskular Kondisi klinis terkait :
Stroke
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perfusi Mobilitas fisik pasien normal dengan kriteria hasil sebagai berikut :
Mobilitas Fisik (L.02014) 1) Pergerakan ekstremit
meningkat
2) Kekuatan otot menigkat 3) Rentang gerak
meningkat
4) Kaku sendi menurun 5) Kelemahan fisik
menurun 6) Gerakan terbatas
menurun
Dukungan mobilisasi (I.05173)
Observasi
1. Identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan
Terapeutik 2. Fasilitasi aktifitas
mobilisasi dengan alat bantu 3. Fasilitasi
memlakukan pergerakan jika perlu 4. Libatkan keluarga
pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi Pattela: kanan (+)
kiri(-)
Archiles : kanan (+) kiri(-)
4.6 Implementasi
Tabel 4.6 Implementasi
Diagnosa Keperawatan
Data
Implementasi Implemensi Implementasi
21.03.2022 22.03.2022 23.03.2022
Gangguan mobilisasi fisik behubungan dengan keruskan neuromuskular ditantai dengan kelemahan fisik kekuatan otot menurun
07.00
07.15
07.30
08.00
1 Observasi
- Mengidentifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan
Hasil :
Klien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya 2. Terapeutik
- Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu Hasil :
Alat bantu pinggiran tempat tidur - Memberikan ROM pasif
kepada klien Hasil :
Pasien tidak mampu mengikuti gerakkan yang dicontohkan
- Melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalm meningkatkan pergerakan Hasil :
keluarga pasien mampu membantu menggerakkan bagian tubuh pasien yang lemah
08.30
08.40
08.55
09.10
1.Observasi
- Mengidentifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan Hasil :
Klien mengatakan bisa menggeser tanganya
2. Terapeutik
- Memfasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
Hasil :
Pasien mampu merubah posisi dengan berpegang pembatas tempat tidur
- Memberikan ROM pasif kepada klien
Hasil :
Terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan
- Melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalm
meningkatkan pergerakan Hasil :
Keluarga psien kooperatif membantu pasien menggerakkan
14.30
14.45
15.00
1.Observasi
- Mengidentifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan Hasil :
Klien mengatakan mampu menggeser mengangkat tangan 25 derajat
2. Terapeutik
- Memberikan ROM aktif kepada klien
Hasil :
Terlihat pasien perlahan mampu mengikuti geakan yang dicontohkan
- Melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalm meningkatkan pergerakan Hasil :
Keluarga psien kooperatif membantu pasien menggerakkan
4.7 Evaluasi
Tabel 4.7 Evaluasi
Diagnosa Tgl 21 Maret 2022
Tgl 22 Maret 2022
Tgl 23 Maret 2022
Gangguan mobilisasi fisik behubungan dengan keruskan neuromuskular ditantai dengan kelemahan fisik kekuatan otot menurun
Pukul 12.00 S:
Klien mengatakan tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya
O :
- Kekuatan otot 5 1 5 1
- Klien tida mampu mengikuti gerakan yang dicontohkan - Keluarga klien
membantu
menggerkkan bagian tubuh klien yang lemah
A :
Masalah gangguan mobilisasi fisik belum teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4
Pukul 12.00 S:
Klien mengatakan bisa menggeser tanganya
O :
- Klien mampu merubah posisi dengan bantuan pagar pembatas tempat tidur - Kekuatan otot 5 1 5 1
- Terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan - Keluarga klien
membantu klien melatih tangan dan kakinya
A :
Masalah gangguan mobbilisasi fisik belum teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4
Pukul 18.00 S:
Klien mengatakan mampu
mengangkat dan
menggeser tanganya
O :
- Kekuatan otot 5 1 5 1
- Terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan - Terlihat klien
mampu mengeser dan mengangkat tangan kiri setingi 25 derajat
- Keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan
A :
Masalah gangguan mobilisasi fisik teratasi P :
Intervensi dihentikan
4.8 Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian terkecil yang berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, sehingga dari kesenjangan itu dapat dicari pemecahan masalah untuk memperbaiki dan meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat memberikan pelayanan yang komprehensif bagi klien untuk memuahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut :
4.8.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian pada studi kasus ini diperoleh data subjektif Ny. S mengatakan, pasien setelah bangun tidur mendadak kesulitan menggerakkan tangan dan kakinya. Kemudian pasien tetap mencoba berdiri dan tiba – tiba jatuh di kamar mandi. Sedangkan pada data objektif pada pemeriksaan fisik didapatkan pemeriksan fisik dengan tanda gejala kekuatan tonus otot pada ektremitas bagian kiri menurun tangan kiri (1), kaki kiri (1), tangan kanan (5), kaki kanan(5)
Menurut Mansjoer (2009) menjelaskan tanda terjadi stroke yakni perubahan status mental, kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak, gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan, afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau ataksia anggota badan, vertigo, mual, muntah dan nyeri kepala.
Menurut peneliti, berdasarkan fakta di atas data pada Ny.S yang mengalami CVA Infark dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik ditandai dengan penurunan kekuatan otot. Klien mengatakan setelah bangun
tidur mendadak kesulitan menggerakkan tangan dan kakinya dan mengalami kelemahan otot. .Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa hasil pengkajian dengan teori sudah sesuai sehingga tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori yang ada..
4.8.2 Diagnosis
Berdasarkan hasil dari pengkajian, didapatkan pasien mengatakan sulit mengerakkan tangan dan kaki sebelah kiri , pada saat dilakukan pemeriksaan kekuatan tonus otot didapatkan pada ektremitas bagian kiri menurun dengan kekuatan tangan kiri (1), kaki kiri (1), tangan kanan (5), kaki kanan(5), rentang gerak menurun (ROM) .Kemudian diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan hasil dari data pengkajian tersebut yaitu Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular (D.0054).
Gangguan Mobilitas Fisik definisinya adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. Sedangkan penyebab yang disesuaikan dengan hasil pengkajian yaitu Gangguan Neuromuskular yang ditunjang dengan kondisi klinis terkait yaitu Stroke. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
Diagnosa tersebut dipilih oleh peneliti dikarenakan sesuai dengan definisi, penyebab serta tanda dan gejala mayor pasien yang tercantum dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), dikarenakan pasien mengalami gangguan pergerakan ekstremitas dan ditunjang dengan diagnose medis CVA Infark.
4.8.3 Perencanaan
Intervensi yang dilakukan seperti Observasi : identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan, Terapeutik : fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu, fasilitasi memlakukan pergerakan jika perlu, libatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan.
Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Dukungan mobilisasi (I.05173) telah disesuaikan dengan kebutuhan pasien yaitu dengan pasien dengan kelemahan otot bagian kiri, dengan dilakukan intervensi tersebut diharapkan dapat memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktifitas pergerakan fisik pasien / Range of motion (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Latihan peningkatan mobilitas fisik dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan aktivitas dari kimiawi neuromuskuler dan muskuler.
Rangsangan melalui neuromuskuler akan meningkatkan rangsangan pada serat saraf otot ekstremitas terutama saraf parasimpatis yang merangsang untuk produksi asetilcholin, sehingga mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus terutama otot polos ekstremitas akan meningkatkan metabolism pada metakonderia untuk menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot ekstremitas sebagai energi untuk kontraksi dan meningkatan tonus otot polos ekstremita (Rhestifujiayani, Emil & Muharriza, 2015).
Menurut penulis latihan mobilisasi fisik dapat meningkatkan kekuatan otot pada pasien yang mengalami kelemahan otot karena dengan latihan yang berulang-ulang dapat menimbulkan rangsangan yang meningkatkan aktivitas kimia, neuromuscular dan aktivitas pada otot sehingga terjadi peningkatan
kontraksi pada kelompok otot tertentu. Latihan ini dapat meningkatkan kekuatan otot pasien selama dilakukan dengan teknik yang tepat dan dilakukan secara terprogram minimal dua kali/hari. Sehingga berdasarkan penyusunan perencanaan keperawatan tersebut, peneliti tidak menemukan kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori yang didapatkan.
4.8.4 Pelaksanaan
Dalam proses implementasi keperawatan pada Ny. S, dilaksanakan dalam waktu 3 x 24 jam sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan untuk menangani pasien.
Pada hari pertama pelaksanaan intervensi pasien masih tidak bisa menggerakkan tangannya dengan kekuatan otot pada tangan kiri (1),, klien tida mampu mengikuti gerakan yang dicontohkan, keluarga klien membantu menggerkkan bagian tubuh klien yang lemah. Pada hari kedua, klien mengatakan bisa menggeser tanganya, klien mampu merubah posisi dengan bantuan pagar pembatas tempat tidur, kekuatan otot tangan kiri (1), pasien mulai terlihat pasien berusaha menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien melatih tangan dan kakinya
Sedangkan pada hari ketiga, klien terlihat mampu menggeser dan mengangkat tanganya setinggi 25 derajat, kekuatan otot tangan dan kaki kiri (3), tangan dan kaki kanan (5), terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan.
Menurut peneliti implementasi yang dilakukan sudah disesuaikan dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik diantaranya memfasilitasi
aktifitas mobilisasi dengan alat bantu, memfasilitasi pasien melakukan pergerakan , melibatkan keluarga pasien untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan atara teori dan fakta yang terjadi.
4.8.5 Evaluasi
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S selama 3 x 24 jam, didapatkan hasil data objektif klien mampu mengangkat tanganya setinggi 25 derajat, kekuatan otot pasien pada tangan kiri (3), tangan kanan (5), kaki kiri (3), kanan kanan (5), pasien terlihat klien mampu menirukan gerakan yang dicontohkan dan keluarga klien membantu klien mengangkat kaki dan tangan. Berdasarkan hasil data pengkajian, masalah pasien teratasi dan intervensi dihentikan.
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
Menurut peneliti berdasarkan tindakan yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi. Dilakukan implementasi keperawatan dukungan mobilisasi. Masalah pasien teatasi terbukti dari semua kriteria hasil mobillisasi fisik pasien meningkat, pada evaluasi pertama pasien menunjukkn kekuatan otot tangan dan kaki kiri (1) dan setelah dlakukan implementasi keperwatan hari ke 3 pasien menunjukkan kekuatan otot tangan dan kaki kiri (3).