• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS KOMPUTER DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Studi Korelasional pada Kelas XI Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan

Oleh

Ali Topan

1009202

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS KOMPUTER DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Studi Korelasional pada Kelas XI Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur)

Oleh: ALI TOPAN

Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Ali Topan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta Dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

ALI TOPAN

1009202

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS KOMPUTER DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Studi Korelasional pada Kelas XI Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I,

Dr. Rusman, M.Pd

NIP. 19720505 199802 1 001

Pembimbing II,

Dr. Hj. Riche Cynthia Johan, M.Si

NIP. 19761115 200112 2 001

Mengetahui,

(5)

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd

(6)

ABSTRAK

Ali Topan (1009202). Hubungan Antara Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas (Studi Korelasional pada Kelas XI Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur).

Skripsi. Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2014.

Penelitian ini bertitik tolak pada suatu rumusan masalah umum, yaitu: “Apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur?”. Rumusan masalah khusus pada penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa aspek perhatian (attention), kesesuaian (relevance), percaya diri (confidence), kepuasan (satisfaction) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur?. Tempat pada penelitian ini yaitu SMA Negeri 1 Kandanghaur Kabupaten Indramayu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa angket. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Kandaghaur dan Sampel yang digunakan adalah kelas XI IPA dan IPS sebanyak 33 orang siswa dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji hipotesis pada α = 0,05 menunjukan adanya korelasi sebesar 0.580, maka H1 diterima. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur. Adapun secara khusus untuk tingkat keeratan hubungan antar variabel pada setiap aspek motivasi yang terdiri dari aspek perhatian (attention), kesesuaian (relevance), percaya diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) secara keseluruhan termasuk dalam kategori hubungan yang cukup kuat. Penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill merupakan salah satu pilihan alternatif proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan variatif pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk itu harus lebih ditingkatkan kembali penggunaan media pembelajaran berbasis komputer, agar pemanfaatan waktu dalam proses belajar dapat lebih efektif Sehingga tujuan instruksional dapat lebih tercapai dengan baik dan siswa perlu diberikan perhatian serta arahan supaya memiliki motivasi belajar yang tinggi.

(7)

ABSTRACT

Ali Topan (1009202). The Relationship of Computer Based Learning Use With Students’ Learning Motivation At a Senior High School (a Correlation Study to Grade XI Students in Information and Communication Technology Course at SMAN 1 Kandanghaur).

A Research Paper of Technology Education Study Program, Curriculum and Technology Education Major, Faculty of Education, Indonesia University of Education, 2014.

This research is begun with a general research question, that is: “is there any

relationship between computer based learning drill model with students’ learning

motivation of grade XI students in Information and Communication Technology course at SMAN 1 Kandanghaur? Then, the specific research question of this

study is “is there any relationship between computer based learning drill model

with students’ learning motivation in terms of attention, relevance, confidence,

and satisfaction aspect on grade XI students in Information and Communication Technology course at SMAN 1 Kandanghaur?” SMAN 1 Kandanghaur is located in Indramayu regency as the place where this research was conducted. Furthermore, this research uses correlation descriptive method as the research method and questionnaire as an instrument in gathering the data. Moreover, population of this research is all of SMAN 1 Kandanghaur students and 33 students of grade XI IPA and XI IPS act as the sample by using simple random sampling technique. Data analysis of this research is Rank Spearman. The result

of α = 0,05 hypothesis test shows 0.580 correlation, it means that the H1 is accepted. In general, it could be concluded that there is a significant relationship

between computer based learning drill model with students’ learning motivation

on grade XI students in Information and Communication Technology course at SMAN 1 Kandanghaur. In specific, it found that the rank relationship of variables: attention; relevance; confidence; and satisfaction are considered as variables which have an enough powerful relationship. Also, the use of computer based learning drill model could be considered as active, creative, and various learning process alternative in Information and Communication Technology

course to improve students’ learning motivation. Therefore, the computer based

learning use should be increased in order the learning process can be effective in term of time which will affect to better instructional achievement. In addition, the students should be given attention and direction so that they have a high motivation in learning.

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS A. Kajian Teori ... 10

1. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran ... 10

2. Model Pembelajaran ... 15

3. Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 17

4. Motivasi Belajar ... 28

5. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 36

B. Kerangka Pemikiran ... 39

C. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

1. Metode Penelitian ... 42

2. Variable Penelitian ... 44

3. Definisi Operasional ... 44

(9)
(10)

2. Subjek Penelitian ... 46

1) Populasi Penelitian ... 47

2) Sampel Penelitian ... 47

C. Instrumen Penelitian ... 49

D. Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 52

1. Uji Validitas ... 52

2. Uji Reliabilitas ... 55

E. Teknik Analisis Data ... 57

1. Method of Succesive Interval (MSI) ... 57

2. Menghitung Skor Penelitian ... 58

3. Uji Normalitas ... 59

4. Uji Hipotesis ... 59

F. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 63

1. Profil Lembaga ... 63

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Hubungan Antara Penggunaan Pembelajaran Berbasis Komputer Model Drill Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur ... 85

2. Hubungan Antara Penggunaan Pembelajaran Berbasis Komputer Model Drill Dengan Motivasi Belajar Aspek Perhatian (Attention). ... 89

(11)

4. Hubungan Antara Penggunaan Pembelajaran Berbasis Komputer Model Drill Dengan Motivasi Belajar Aspek Percaya Diri

(Confidence) ... 93

5. Hubungan Antara Penggunaan Pembelajaran Berbasis Komputer Model Drill Dengan Motivasi Belajar Aspek Kepuasan (Satisfaction) ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

1. Kesimpulan Umum ... 98

2. Kesimpulan Khusus ... 98

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran. Untuk bisa menciptakan kualitas pendidikan yang baik dan yang memenuhi persyaratan diatas diperlukan pengadaan teknologi yang tepat, dimana pendidikan yang tepat jatuh pada penggunaan alat pengolah data elektronik yang dalam kenyataan dan praktik berarti menggunakan komputer dengan semua sarana pendukungnya. Komputer merupakan pilihan yang paling tepat karena bisa menampilkan informasi dalam jumlah yang besar dan bervariasi, mempunyai cara kerja yang cepat dan aplikasi informasi yang dihasilkan sangat beraneka ragam.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan diantaranya menurut Deming (Uno B. Hamzah, 2008:86) adalah input mentah atau siswa itu sendiri. Senada dengan Deming tokoh pendidikan seperti Dicroly (Hamalik, 2006:157) juga berpandangan sama bahwa faktor siswa justru menjadi unsur penentu berhasil tidaknya pengajaran yang disampaikan oleh guru, sebab setiap siswa memiliki kondisi internal dimana kondisi tersebut sangat berperan dalam aktivitas belajar mereka sehari-hari, salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi.

(13)
(14)

yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi.”

Menurut Nasution (Djamarah, 2002:166) “motivasi dalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Karena motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Seringkali, peserta didik yang tergolong cerdas terlihat kurang menonjol karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin. Dalam proses pembelajaran, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seperti yang dikemukankan oleh Purwanto (2006:61) bahwa “banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat”. Motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.

Ada beberapa cara yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, baik itu secara internal siswanya sendiri maupun eksternal. Secara eksternal salah satunya adalah menyediakan kondisi belajar yang aman, nyaman, efektif dengan ditunjang oleh beberapa model pembelajaran yang bervariasi contohnya pembelajaran berbasis komputer.

(15)

(Steinberg,1991). Makna PBK sebagai pembelajaran individual, karena komputer memberikan layanan sebagai seorang tutor bagi seorang siswa dari pada sebagai seorang instruktor untuk suatu kelompok siswa. Dalam pembelajaran berbasis komputer terjadi komunikasi dua arah secara intensif antara siswa dengan sistem komputer. Ini dimaknai sebagai PBK interaktif. Selain ini, dengan PBK memungkinkan siswa dapat mengajukan pertanyaan, memberi respon dan sistem komputer menyajikan umpan balik secepat mungkin setelah siswa memberi respon. Umpan balik yang diberikan komputer diharapkan agar siswa selalu dapat mendorong dan meningkatkan kemampuan. Prosedur stimuli yang disajikan melalui layar monitor, respon siswa melalui papan ketik dan umpan balik yang berbentuk teks, suara atau gambar diarahkan berdasarkan struktur program yang dirancang oleh pengembang PBK.

Ditinjau dari peran apa yang diperankan program komputer, Merrill (1996) secara spesifik menyatakan bahwa PBK merupakan penggunaan komputer untuk membantu dalam aktivitas pembelajaran. Pada umumnya digunakan dengan mengacu penerapan tutor, seperti misalnya memberi drill and practice, tutorials, simulation, and games. Definisi ini selaras dengan Tailor (Merrill, 1996), yang

menyatakan bahwa semua aplikasi komputer dalam pendidikan dapat diklasifikasi sebagai tutor, tool atau tutee.

(16)

Dengan pembelajaran berbasis komputer diharapkan proses pembelajaran lebih efektif seperti yang diungkapkan oleh Dedi Mulyasa (2012:62) “efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kualitas materi, kemampuan dan kreativitas guru, kondisi dan persiapan peserta didik, iklim kelas, sumber dan sarana pembelajaran, serta waktu”.

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan salah satu dari mata pelajaran yang masih dipelajari di SMA Negeri 1 Kandanghaur, karena sekolah tersebut belum menerapkan kurikulum 2013. Ada beberapa materi yang pada umumnya sulit untuk dipelajari oleh siswa. Dengan demikian diperlukan berbagai inovasi dalam penyampaian materi seperti menggunakan berbagai model-model pembelajaran.

Sekolah atau suatu lembaga pendidikan dituntuk untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah ada dengan cepat dan tepat, sehingga menunjang proses pembelajaran semakin efektif. Untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, SMA Negeri 1 Kandanghaur merupakan salah satu sekolah yang sudah menerapkan model pembelajaran berbasis komputer untuk proses pembelajarannya. Hal ini dikarenakan SMA Negeri 1 Kandanghaur memiliki laboratorium komputer yang mampu untuk menampung satu rombongan kelas untuk proses pembelajaran dan berbagai fasilitas di laboratorium komputer sangat mendukung untuk menerapkan model pembelajaran berbasis komputer.

Data yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan oleh Mishadin yang berjudul “Efektifitas Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Di SMK 1 Sedayu Bantul” tahun 2012 adalah :

1. Efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran elektronika terbukti lebih efektif, yaitu dengan tercapainya prestasi belajar sesuai KKM yang ditetapkan.

(17)

pembelajaran konvensional pada mata pelajaran elektronika, dengan harga F untuk “kelompok” diperoleh 35,14, signifikansi 0,000<0,05. 3. Terdapat perbedaan prestasi belajar aspek psikomotor antara penggunaan

media pembelajaran berbasis komputer dengan penggunaan media pembelajaran konvensional pada mata pelajaran elektronika, dengan harga F untuk “kelompok” diperoleh 66,54, signifikansi 0,000<0,05. Berdasarkan pemaparan dan data penelitian tersebut, peneliti dapat menegaskan bahwa terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien yang pada intinya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah perlu di dukung oleh adanya pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan ketika menyampaikan materi dan bahan ajar selama proses pembelajaran.

Mengingat begitu pentingnya pembelajaran berbasis komputer model drill dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan, selanjutnya peneliti tertarik ingin meneliti permasalahan ini dengan judul yang ditetapkan :

“Hubungan Antara Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan

Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas” (Studi Korelasional pada Kelas XI Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian digunakan untuk merumuskan ke dalam suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabanya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011:35). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur?

(18)

(attention) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

di SMA Negeri 1 Kandanghaur?

3) Apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa aspek Kesesuaian (relevance) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur?

4) Apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa aspek Percaya diri (confidence) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur?

5) Apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa aspek Kepuasan (satisfaction) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah penelitian untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian untuk menghindari pengkajian masalah yang terlalu luas, tidak menyimpang dan tidak melebar kemana-mana. Batasannya adalah :

1) Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMA Negeri 1 Kandanghaur.

2) Pembelajaran berbasis komputer pada penelitian ini dibatasi hanya pada model drill.

3) Motivasi belajar siswa dilihat dari aspek Perhatian (attention), Kesesuaian (relevance), Percaya diri (confidence), Kepuasan (satisfaction). Diukur

menggunakan angket motivasi skala likert.

(19)

Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian yang telah dikemukakan maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur.

2) Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa aspek perhatian (attention) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

di SMA Negeri 1 Kandanghaur.

3. Untuk mengetahuiapakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa aspek kesesuaian (relevance) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar siswa aspek percaya diri (confidence) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur.

(20)

(satisfaction) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca, dan khususnya bagi para ahli untuk itu harapan penulis dari manfaat penelitian ini adalah:

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, wawasan dan informasi yang berguna bagi Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan, khususnya dalam bidang kajian pembelajaran berbasis komputer model drill di sekolah terhadap motivasi belajar siswa.

2) Manfaat Praktis

1. Lembaga yang diteliti (SMA Negeri 1 Kandanghaur) :

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembang dan kemajuan Sekolah khususnya meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi Guru :

Memberikan kontribusi yang positif agar proses pembelajaran semakin meningkat khususnya menarik motivasi belajar siswa dengan menggunakan berbagai model-model pembelajaran.

3. Bagi Siswa :

Dapat meningkatkan proses berfikir, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan lebih termotivasi dalam belajarnya.

4. Bagi Peneliti :

(21)
(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Setiap penelitian memerlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji. Keberhasilan dalam penelitian tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Maka setiap penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang digunakan dalam penelitian, hal ini perlu karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai. Hal ini diperkuat oleh pendapat ahli yaitu Surakhmad (1998:131) menjelaskan tentang metode, sebagai berikut:

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setalah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan”.

Sementara Sugiyono (2011:2) menjelaskan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dengan kata lain penggunaan metode harus dilihat dari sudut sejauh mana efektivitas, efisiensi dan relevansinya terhadap masalah yang diteliti. Penelitian juga merupakan salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan.

(23)
(24)

Tujuan adanya metode penelitian adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai langkah-langkah penelitian yang dilakukan, sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Arikunto (2002:136), menjelaskan “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan penggunaan model pembelajaran berbasis komputer dengan motivasi belajar siswa. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:64) yang dimaksud penelitian deskriptif adalah “penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sugiyono (2008:144) menjelaskan :

“Metode penelitian kuantitafi dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Studi korelasional adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti hubungan di antara variabel – variabel. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Musfiqon (2012:63) “ Penelitian korelasi adalah penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan mengukur koofisiensi atau signifikansi dengan menggunakan statistik”. Sedangkan Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:77) menjelaskan mengenai pengertian dari metode penelitian korelasional, “Studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam variabel lain”.

(25)

sesuai dengan masalah penelitian. Dengan menggunakan metode deskriptif ini peneliti beranggapan bahwa metode deskriptif korelasional sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian di SMA Negeri 1 Kandanghaur dengan melihat hubungan dua variabel tanpa coba mengubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.

2. Variabel Penelitian

Merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagaimana yang dituangkan oleh Sudjaman dan Ibrahim (2009:12):

“Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengarah atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) sering diberi notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas”.

Variabel yang diteliti dibedakan kedalam dua kategori, yaitu :

a. Variabel bebas (independent variabel) adalah penggunaan model pembelajaran berbasis komputer, kemudian disebut variabel X.

b. Variabel terikat (devendent variabel) adalah motivasi belajar siswa, kemudian disebut variabel Y.

3. Definisi Operasional

(26)

1) Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran Berbasis Komputer merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software komputer (CD pembelajaran) berupa program komputer yang berisi tentang judul, tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan model drill adalah suatu model dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Melalui model drill akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Dengan latihan terus menerus maka akan tertanam dan menjadi kebiasaan. Selain itu model ini pun menambah kecepatan, ketetapan, kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula dipakai sebagian suatu cara mengulangi bahan latihan.

2) Motivasi Belajar

Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Aspek dalam motivasi belajar yaitu aspek perhatian (attention), kesesuaian (relevance), percaya diri (self confidence), kepuasan (satisfaction).

3) Mata Pelajaran TIK di SMA

Pelajaran yang berkaitan dengan pengelolaan data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan dan akurat.

4. Desain Penelitian

(27)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dengan desain penelitian korelasional. Variabel bebas (X) Penggunaan model pembelajaran berbasis komputer. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah Motivasi Belajar Siswa. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel

Y

X

Motivasi Belajar Siswa (Y)

Attention (Y1)

Relevance (Y2)

Self Confidence

(Y3)

Satisfaction (Y4) Penggunaan Model

Pembelajaran Berbasis Komputer (X)

XY1 XY2 XY3 XY4

Keterangan :

XY1 : Hubungan antara pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar aspek perhatian (attention).

XY2 : Hubungan antara pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar aspek kesesuaian (relevance).

XY3 : Hubungan antara pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar aspek percaya diri (confidence).

XY4 : Hubungan antara pembelajaran berbasis komputer model drill dengan motivasi belajar aspek kepuasan (satisfaction).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

(28)

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kandanghaur yang tempatnya terletak di Jalan Raya Kandanghaur Nomor 286 Desa Karanganyar Kecamatan Kandanghaur Kode Pos 45254 Kabupaten Indramayu.

2. Subjek Penelitian

Dalam sebuah penelitian, proses pengumpulan data sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini, maka diperlukanlah sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah semua objek yang akan diteliti dan yang akan memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Arikunto (2010 : 173) menjelaskan populasi yaitu “Keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menetapkan populasi untuk penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI yang mengikuti mata pelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur Kabupaten Indramayu.

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Siswa Kelas XI Program Studi IPA dan Program Studi IPS

No Kelas Jumlah Siswa

1 2 3 4 5 6 7

XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 XI IPA 5 XI IPS 1 XI IPS 2

(29)

8

9

XI IPS 3 XI IPS 4

35 34

Jumlah Populasi 327

Sumber : Database Siswa dari Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 1 Kandanghaur

b. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah suatu bagian dari populasi. Senada dengan hal tersebut, menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:85) “sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Adakalanya pada saat melaksanakan penelitian, peneliti memiliki berbagai macam keterbatasan-keterbatasan seperti waktu, biaya, dan tenaga yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mempelajari seluruh populasi penelitian. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka pada penelitian ini digunakan sampel yang mana kesimpulan penelitiannya dapat menggambarkan populasi, dengan catatan sebagian populasi tersebut benar-benar merepresentasikan populasi yang ada.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Sugiyono (2012:118) mengemukakan, “teknik ini (simple random sampling) merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Penentuan jumlah sampel menurut Arikunto (2006:134) “apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

(30)

dibulatkan menjadi 33 orang siswa. Kemudian untuk mengetahui besarnya sampel tiap kelas, akan dibagi dengan teknik proportionate random sampling, yaitu menggunakan rumus Sari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan dan Kuncoro (2011: 46) sebagai berikut:

Dimana:

ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya

[image:30.595.125.501.406.728.2]

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel dari tiap-tiap kelas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Sampel Siswa Dari Masing-Masing Kelas

No Kelas Jumlah

Siswa Sampel Siswa

1 XI IPA 1 38 38/327 x 33 = 4

2 XI IPA 2 38 38/327 x 33 = 4

3 XI IPA 3 37 37/327 x 33 = 4

4 XI IPA 4 37 37/327 x 33 = 4

5 XI IPA 5 37 37/327 x 33 = 4

6 XI IPS 1 36 36/327 x 33 = 4

(31)

8 XI IPS 3 35 35/327 x 33 = 3

9 XI IPS 4 34 34/327 x 33 = 3

Jumlah 327 33

C. Instrumen Penelitian

Suatu penelitian tidak akan berjalan mulus bila tidak menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian atau alat ukur penelitian merupakan bagian integral dari suatu penelitian, berhasil atau tidaknya suatu penelitian bergantung pada tepat atau tidaknya instrumen yang digunakan. Sebagaimana menurut Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) Instrumen penelitian adalah “alat yang digunakan untuk merekam, pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis”.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa. Instrumen penelitian sebagai alat atau fasilitas pengumpul data pada penelitian agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

1. Angket

Instrumen penelitian ini menggunakan angket. Menurut Iskandar (dalam Musfiqon, 2012:194) Kuisioner adalah “seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis, dan objektif untuk menerangkan variable yang diteliti”.

Suharsimi Arikunto dalam Ramanda (2010:63) menyebutkan beberapa keuntungan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, antara lain :

(32)

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatanya masing-masing dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama

e. Waktu yagn diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data

f. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan dalam pengelolaanya.

Skala yang digunakan menggunakan skala likert digunakan untuk mengukur perhatian, kesesuaian, tingkat percaya diri, dan kepuasan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis komputer yang digunakan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Lebih lanjut, Sugiyono (2008:134) menjelaskan “dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan”.

Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, dimana pernyataan dan alternatif jawabannya telah ditentukan oleh peneliti, responden tinggal memilih saja. Responden bersikap pasif, tidak memiliki kewenangan menjawab selain apa yang diberikan peneliti.

Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan. Kriteria penilaian dari pernyataan tersebut memiliki lima alternatif jawaban, yaitu untuk pernyataan positif mempunyai nilai SS=5, S=4, R=3, TS=2, STS=1, sedangkan untuk pernyataan negatif mempunyai nilai SS=1, S=2, R=3, TS=4, dan STS=5.

[image:32.595.118.503.670.716.2]

Berikut digambarkan rentang skala pada model likert : Tabel 3.4

Rentang Skala Likert

Pernyataan Sikap

Sangat

Setuju Setuju

(33)

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber : Syaodih (2007:240)

Dalam penelitian ini kuisioner dibagikan kepada Kelas XI Jurusan IPA dan IPS SMAN 1 Kandanghaur.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur variabel/sub variabel.

2. Membuat kisi-kisi instrument. Yang berisikan jenis pertanyaan, banyak pertanyaan dan waktu yang dibutuhkan.

3. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. 4. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada dosen pembimbing. 5. Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian.

6. Melakukan uji coba instrumen penelitian yang telah dibuat kepada siswa. Untuk melihat validitas, realibilitas dan keterbacaannya.

D. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas angket menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu, sebagai berikut :

(Riduwan, 2012:98) Dengan keterangan :

(34)

N : Jumlah responden X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

Uji Validitas digunakan untuk menguji dan menghitung validitas dari setiap butir soal dalam angket. Untuk mengetahui butir item yang valid dan tidak valid dapat dilakukan dengan cara membandingkan > Maka item tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya jika maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

Perhitungan validitas instrumen menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010. Nilai dari dari n = 38 yaitu sebesar 0,312 instrumen variabel X dengan yang diujicobakan sebanyak 36 item soal.

[image:34.595.176.460.488.719.2]

Peneliti melakukan uji coba instrumen dengan jumlah responden sebanyak 38 orang. Hasil dari perhitungan variabel X dari 36 item soal yang diujicobakan, 28 soal dinyatakan valid dan 8 soal dinyatakan tidak valid yakni item soal nomor 2, 3, 4, 6, 7, 13, 28, dan 29. Lebih jelasnya hasil uji coba instrumen penelitian variabel X sebagai variabel independen mengenai model pembelajaran berbasis komputer, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Data Hasil Uji Coba Variabel X

No. Item

Soal r hitung r tabel Keterangan

1 0.406 0.312 Valid

2 0.304 0.312 Tidak Valid

3 0.072 0.312 Tidak Valid

4 0.187 0.312 Tidak Valid

5 0.401 0.312 Valid

6 0.238 0.312 Tidak Valid

7 0.240 0.312 Tidak Valid

8 0.345 0.312 Valid

9 0.575 0.312 Valid

10 0.332 0.312 Valid

(35)

No. Item

Soal r hitung r tabel Keterangan

12 0.334 0.312 Valid

13 0.124 0.312 Tidak Valid

14 0.364 0.312 Valid

15 0.700 0.312 Valid

16 0.681 0.312 Valid

17 0.552 0.312 Valid

18 0.456 0.312 Valid

19 0.344 0.312 Valid

20 0.400 0.312 Valid

21 0.558 0.312 Valid

22 0.458 0.312 Valid

23 0.326 0.312 Valid

24 0.552 0.312 Valid

25 0.676 0.312 Valid

26 0.510 0.312 Valid

27 0.319 0.312 Valid

28 0.074 0.312 Tidak Valid

29 0.068 0.312 Tidak Valid

30 0.392 0.312 Valid

31 0.525 0.312 Valid

32 0.414 0.312 Valid

33 0.629 0.312 Valid

34 0.434 0.312 Valid

35 0.569 0.312 Valid

36 0.381 0.312 Valid

[image:35.595.175.459.106.551.2]

Sedangkan hasil dari perhitungan variabel Y mengenai motivasi belajar siswa, soal yang diujicobakan sebanyak 32 item, 30 item soal dinyatakan valid dan 2 item soal dinyatakan tidak valid yaitu dengan item soal nomor 20 dan 29. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut uji coba instrumen variabel Y mengenai motivasi belajar siswa.

Tabel 3.6

Data Hasil Uji Coba Variabel Y

No. Item

(36)

No. Item

Soal r hitung r tabel Keterangan

1 0.492 0.312 Valid

2 0.503 0.312 Valid

3 0.509 0.312 Valid

4 0.559 0.312 Valid

5 0.718 0.312 Valid

6 0.506 0.312 Valid

7 0.604 0.312 Valid

8 0.349 0.312 Valid

9 0.371 0.312 Valid

10 0.437 0.312 Valid

11 0.333 0.312 Valid

12 0.508 0.312 Valid

13 0.339 0.312 Valid

14 0.354 0.312 Valid

15 0.328 0.312 Valid

16 0.409 0.312 Valid

17 0.510 0.312 Valid

18 0.551 0.312 Valid

19 0.312 0.312 Valid

20 0.136 0.312 Tidak Valid

21 0.376 0.312 Valid

22 0.643 0.312 Valid

23 0.513 0.312 Valid

24 0.422 0.312 Valid

25 0.340 0.312 Valid

26 0.475 0.312 Valid

27 0.612 0.312 Valid

28 0.514 0.312 Valid

29 -0.030 0.312 Tidak Valid

30 0.586 0.312 Valid

31 0.348 0.312 Valid

32 0.426 0.312 Valid

(37)

Pengujian reliabilitas digunakan dengan Alpha Cronbach ( , menurut Suharsimi Arikunto (2006:196) “rumus alpha digunakan untuk mencari realibilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket, soal bentuk uraian”.

Lebih lagi menurut Ronny S Kounter (2003:158).

“Cronbach alpha (α) merupakan teknik pengujian relibilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan oleh karena dapat digunakan pada tes-tes atau angket-angket yang jawaban atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihan dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih dari dua pilihan”.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan

Croncbach’s Alpha, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:115)adalah sebagai berikut :

a) Mencari Varians Total

Keterangan :

: varians total

: jumlah kuadrat skor total setiap responden

: jumlah kuadrat seluruh skor total setiap responden : jumlah responden uji coba

b) Mencari harga-harga varians setiap item

Keterangan :

: varians butir setiap soal

(38)

: jumlah responden uji coba c) Rumus Alpha

Berikut rumus Alpha dan digunakan dalam pengujian reabilitas:

Keterangan :

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑ : jumlah varians butir soal

: varians total

Pada pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan bantuan program IBM SPSS Stasistics 21. Untuk mengetahui apakah instrumen yang telah dirancang

tersebut reliabel atau tidak. Perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai dengan yang diperoleh dari hasil perhitungan IBM SPSS Stasistics 21dengan nilai dan n = 38 yaitu 0,312 pada α = 0,05 dengan

[image:38.595.130.457.79.335.2]

kriteria kelayakan jika , maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

Tabel 3.7

Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Model Pembelajaran Berbasis Komputer)

Variabel Cronbach's

Alpha

N of Items

Model Pembelajaran Berbasis Komputer

.840 36

(39)
[image:39.595.139.472.245.298.2]

Sedangkan hasil uji coba reliabilitas variabel Y mengenai motivasi belajar siswa, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.8

Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)

Variabel Cronbach's

Alpha

N of Items

Motivasi Belajar siswa .864 32

Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket variabel Y diperoleh sebesar 0,864. Dengan hasil tersebut maka instrumen angket variabel Y mengenai motivasi belajar siswa dinyatakan reliabel. Karena 0,864 > 0,312.

E. Analisis Data

Teknik analisis data merupakan tahapan akhir penelitian, kegiatan analisis dilaksanakan setelah instrumen telah diujicobakan. Musfiqon (2012:149) menjelaskan, “dalam tahapan penelitian kuantitaif, analisis data dilakukan setelah data di konvers dalam bentuk kuantitatif dan ditabulasikan”.

Menurut Musfiqon ( 2012:155), “dalam analisis kuantitatif ada beberapa langkah yang harus dilalui, agar proses analisis menjadi lebih terarah. Langkah-langkah analisis kuantitaif adalah sebagai berikut: Scoring, coding, tabulasi serta deskripsi dan uji statistik”.

Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Method of Succesive Interval (MSI)

(40)

tersebut harus ditransformasi terlebih dahulu ke dalam skala interval dengan menggunakan Methods of Successive Interval (MSI).

Menurut Syarifudin Hidayat (2005:55) pengertian Method of Successive Interval adalah: ”Metode penskalaan untuk menaikan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval”. Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu:

a) Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner

b) Untuk setiap pertanyaan tersebut, lakukan perhitungan ada berapa responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 = frekuensi ( f )

c) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya = proporsi (p)

d) Kemudian hitung proporsi kumulatifnya ( pk )

e) Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal (Z) untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

f) Tentukan nilai densitas normal ( fd ) yang sesuai dengan nilai Z g) Tentukan nilai interval ( scale value ) untuk setiap skor jawaban.

h) Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:

Transformed Scale Value : SV = – { Min data – Min SV }

Proses pentransformasian data ordinal menjadi data interval dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu Microsoft Office Excel 2010.

2. Menghitung Skor Penelitian

(41)

inerpretasikan sesuai kriteria inerpretasi yang telah ditetapkan. Adapun cara yang dilakukan dalam menentukan kriteria interpretasi skor, Riduwan (2010:18), tentang menentukan kriteria interpretasi, adalah sebagai berikut:

a) Menghitung skor indeks maksimum, dengan cara:

(skor tertinggi = 5) x (jumlah item setiap aspek) x (jumlah responden)

b) Menghitung rentang untuk kategori interpretasi persentase skor, dengan cara:

c) Menentukan kriteria interpretasi skor seperti berikut

Skor Minimum Skor Maksimum

SL L C K SK

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Gambar 3.1 Grafik Interval Interpretasi Skor

3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui distribusi data yang digunakan dalam penelitian. Pengujian dalam uji normalitas terdapat beberapa kriteria seperti yang dikemukakan oleh Noor (2011:178), yaitu sebagai berikut :

Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4. Uji Hipotesis

(42)

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk meneliti dan menguji hubungan dua variabel. Dimana tujuan analisis korelasi ialah untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan dua variabel yang ada dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan teknik korelasi tata jenjang atau rank spearman. Dengan data yang didaptkan ialah berupa data ordinal yang diperoleh dari angket.

Rumus koefesien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut :

ρ = 1 -

(Arifin, 2011:277) Keterangan

ρ : Koefesien korelasi tata jenjang 1 : Bilangan tetap

6 : Bilangan tetap n : Jumlah sampel

: Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan Y

[image:42.595.128.498.584.715.2]

Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0,05. Untuk menafsirkan koefesien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

(43)

(Riduwan: 2012:138)

b. Uji Signifikansi

Setelah nilai koefesien korelasi telah didapatkan, maka selanjutnya melakukan uji signifikansi untuk mengetahui penolakan maupun penerimaan dari hipotesis penelitian. Uji hipotesis dilakukan dengan rumus perhitungan uji-t, berikut rumus perhitungan uji-t :

=

(Riduwan, 2012:139) Keterangan:

t : Uji Signifikansi : Koefesien Korelasi n : Jumlah Sampel

Untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara membandingkan nilai > , Riduwan (2012:140, mengemukakan kaidah pengujian hipotesis, sebagai berikut:

Apabila > , maka ditolak dan diterima (terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)

Apabila < , maka diterima dan ditolak diterima ( tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)

c. Menghitung Koefisien Korelasi

(44)

(Soemantri dkk, 2006:341) Keterangan :

KD : Koefisien Determinasi : Koefisien korelasi

F. Prosedur Dan Tahapan Penelitian

Tahap pelaksanaan penilitan ini dimulai dari tahap awal yaitu persiapan penelitian sampai akhir yaitu penulisan laporan penelitian. Secara umum tahapan penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

1. Pembuatan Rancangan Penelitian

a. Memilih masalah, peneliti memilih masalah penelitian dengan melakukan studi pustaka yang berasal dari beberapa literatur seperti buku bacaan, jurnal, skripsi, tesis dan sebagainya.

b. Studi pendahuluan, peneliti melakukan studi pendahulan dengan mengamati kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Kandanghaur khususnya Kelas XI IPA dan IPS pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sehingga peneliti menemukan permasalahan yang dapat dijadikan sebagai latar belakarng dan rumusan masalah.

c. Merumuskan masalah, dengan melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti. d. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis.

e. Menentukan variabel dan sumber data, dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pembelajaran berbasis komputer model drill (X) dan motivasi belajar siswa (Y).

f. Menentukan dan menyusun instrumen. Instrumen yang digunakan adalah angket.

2. Pelaksanaan penelitian

a. Mengumpulkan data, dilakukan dengan membagikan instrument kepada Sampel Siswa Kelas XI IPA dan IPS SMA Negeri 1 Kandanghaur

(45)

c. Menarik kesimpulan dengan melakukan pengolahan data berdasarkan hasil angket dan menyimpulkannya hasilnya sesuai hipotesis.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah terhadap hubungan antara penggunaan model pembelajaran berbasis komputer dengan motivasi belajar siswa pada kelas XI mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur Kabupaten Indramayu.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan berdasarkan kesimpulan umum dan khusus yaitu :

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, secara umum hipotesis yang diajukan penelitian diterima, karena pada kenyataanya menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran berbasis komputer dengan motivasi belajar siswa pada kelas XI mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur. Penggunaan model pembelajaran berbasis komputer yang diterapkan di kelas XI pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur memiliki hubungan yang positif terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi dilihat dari aspek perhatian (attention), kesesuaian (relevance), percaya diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) secara keseluruhan termasuk dalam kategori hubungan yang cukup kuat.

`

2. Kesimpulan Khusus

(47)

a. Penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa aspek perhatian (attention) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur. Dengan tingkat keeratan cukup kuat.

b. Penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa aspek kesesuaian (relevance) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur. Dengan tingkat keeratan rendah.

c. Penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa aspek percaya diri (confidence) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur. Dengan tingkat keeratan cukup kuat.

d. Penggunaan pembelajaran berbasis komputer model drill memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa aspek kepuasan (satisfaction) pada kelas XI mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA Negeri 1 Kandanghaur. Dengan tingkat keeratan cukup kuat.

(48)

B. Saran

Dalam proses belajar mengajar, diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk membantu merangsang motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat tercapai secara maksimal. Dalam hal ini guru sangat berperan untuk menetukan model apa yang akan digunakan berdasarkan dengan kajian materi yang akan diberikan kepada siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dirusmuskan kedalam kesimpulan tersebut di atas, penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. SMA Negeri 1 Kandanghaur

Para pengelola program kurikulum dan akademik diharapkan lebih mengeksplorasi dan mengembangkan penggunaan model-model pembelajaran dan media-media belajar yang telah ada dalam rangka menunjang proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat maka akan terjadi proses pembelajaran yang praktis, inovatif, efektif dan meningkatkan keaktifan peserta didik.

2. Guru

Mampu menggunakan berbagai model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan memanfaatkan fasilitas penunjang akademik khususnya komputer sebagai metode pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran demi meningkatkan motivasi belajar siswa dan peningkatan mutu pendidikan.

3. Siswa

(49)

memiliki pengetahuan yang lebih, aktif, kreatif dan psikomotor yang tinggi serta dapat beradaptasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar sesuai dengan yang diharapkan dan penyampaian materi menggunakan pembelajaran berbasis computer model drill dapat dipahami secara maksimal oleh siswa.

4. Peneliti Selanjutnya

(50)

DAFTAR PUSTKA

Ahmad, T. dkk. (1989). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya Offset.

Anurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta. Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: UPI.

Dimyati dan mujiono.(2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Elida, E. (1989). Motivasi dalam belajar. Jakarta : P2LPTK.

Gibson dkk. (1989). Organisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung: PT. Rineka Cipta. Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik,O.(2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

(51)
(52)

Keller, J. M. (1983). Motivational design of instruction. In C. M. Reigeluth (Ed.), Instructional-design theories and models: An overview of their current status. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Keller, J. M. (1984). The use of the ARCS model of motivation in teacher training. In K. Shaw & A. J. Trott (Eds.), Aspects of Educational Technology Volume XVII: staff Development and Career Updating. London: Kogan Page.

Keller, J. M. (1987). Development and use of the ARCS model of motivational design. Journal of Instructional Development, 10(3), 2-10

Mulyasa, D. (2007). Menjadi Guru Profesional. Rosda : Bandung.

Munir. (2008). Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Nasution, S. (1986). Didak Komputer Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemhur. Ngalim, P. (1997). Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Prasetyo, P. dan Jannah, L.M. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Radjagrafindo Persada.

Ratumanan, Tanwey, dan Gerson. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya. Unesa University Press.

Riduwan. (2009). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta: Bandung.

Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (1997). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

(53)

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Steinberg, E. R. (1991). Computer-assisted Instruction: a Synthesis of Theory, Practice and Technology. New Yersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.

Sudjanan, N. dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru. Bandung : Algensindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suparman, A. (2013). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Fasilitas Laboratorium Komputer Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Kelas XI Teknik Komputer Dan Jaringan Di SMK Negeri 2 Depok Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. [download]. Tesedia di : http://eprints.uny.ac.id/10401/1/Jurnal.pdf. Diakses 18 Oktober 2013.

Sutopo, H.A. (2012). Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syaiful, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Unwanullah, A. (2010). Arti Pentingnya Motivasi Dalam Belajar. Jurnal Pendidikan Vol. VIII No. 2 Desember 2010, hlm 187-193.

Utami, O. (2013). Hubungan Antara Pemanfaatan E-Learning Dengan Motivasi Belajar.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Walgito, B. (1985). Pengantar Psikhologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.

(54)

Winataputra, U. S. dkk. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel
Tabel  3.2 Jumlah Populasi Siswa Kelas XI
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Rentang Skala Likert
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kreativitas belajar IPA siswa kelas IV

Majlis Permusyawaratan Ulama adalah sebuah lembaga yang berjalan dalam struktur pemerintahan Aceh dalam rangka membantu memfatwakan, mengambil kebijakan dan

Untuk membuat jadwal yang sebenarnya dilakukan dengan melibatkan proporsi jumlah pelanggan pada tiap interval waktu, yaitu dengan membagi proporsi interval waktu

Republik Indonesia, walaupun melakukan aksesi terhadap dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988

Nilai-nilai karakter bangsa itu berkaitan erat dengan hajat hidup dan kehidupan manusia Indonesia yang tidak hanya mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi juga berkaitan

Nilai Koefisien Analisis Linear Berganda pada PT Socfin Indonesia Kebun Lima Puluh pada Tanaman Berumur 13, 16 dan 19 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012).. Nilai Koefisien pada umur

Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam T.O.R tugas ini boleh ditentukan sendiri selama menggunakan standarisasi atau ketentuan perencanaan dan perancangan arsitektur yang

Terima kasih kepada pihak Museum Nasional yang telah memberikan informasi dan dukungan yang penuh untuk proyek atau tugas akhir kami untuk membuat kios informasi yang