• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN LINGKUNGAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN LINGKUNGAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI . ... iii

DAFTAR TABEL . ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 4

C. HipotesisTindakan... 4

D. TujuandanManfaatPenelitian ... 4

1. TujuanPenelitian ... 4

2. ManfaatPenelitian ... 5

E. PenjelasanIstilah ... 6

BAB II PENDEKATAN LINGKUNGAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN ... 8

A. PendekatanLingkungan ... 8

1. PengertianLingkungan ... 8

2. JenisLingkungan ... 9

3. TeknikMenggunakanLingkungan ... 10

4. ProsedurPemanfaatanLingkungan... 10

B. Pembelajaran IPA di SD ... 11

C. Pembelajaran IPA tentangBagian-BagianTumbuhan ... 12

D. PendekatanLingkungandalamPembelajaran IPA ... 16

E. ManfaatBelajar IPA denganMenggunakanLingkungan ... 18

F. HasilBelajar ... 19

(2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. JenisPenelitian ... 24

B. LokasidanWaktuPenelitian ... 26

1. LokasiPenelitian ... 26

2. WaktuPenelitian ... 26

C. SubjekPenelitian ... 26

1. LetakGeografis ... 26

2. KeadaanSosialEkonomi ... 26

3. StafPengajardan Tingkat Pendidikan ... 27

D. MetodedanDesainPenelitian ... 27

1. MetodePenelitian... 27

2. DesainPenelitian ... 27

E. ProsedurPenelitian... 28

1. Siklus I ... 28

2. Siklus II ... 29

3. Siklus III ... 29

F. MetodePengumpulan Data ... 29

1. Observasi ... 29

2. Wawancara ... 30

3. CatatanLapangan ... 30

4. Evaluasi ... 30

G. Analisis Data ... 30

H. Validasi Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. DeskripsiAwalPenelitian ... 32

1. GambaranUmumSekolah ... 32

2. Profil Guru danKaryawan ... 32

B. Paparan Data PelaksanaanPenelitian... 33

1. Paparan Data PelaksanaanPenelitianSiklus I ... 34

2. Paparan Data PelaksanaanPenelitianSiklus II ... 43

(3)

C. Pembahasan ... 62

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 68

A. Simpulan ... 68

B. Rekomendasi ... 69

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Nama Guru SD Negeri Cinyawar ... 32

Tabel 4.2Temuan Pada Siklus I ... 36

Tabel 4.3HasilEvaluasiSiswaSiklus I ... 38

Tabel 4.4Penilaian Proses Siklus I ... 39

Tabel 4.5HasilpenilaianObservasi Guru Siklus I ... 40

Tabel 4.6HasilPenilaianObservasiSiswaSiklus I ... 41

Tabel 4.7Temuan Pada Siklus II ... 45

Tabel 4.8HasilEvaluasiSiswaSiklus II ... 47

Tabel4.9Penilaian Proses SiswaSiklus II ... 48

Tabel 4.10HasilPenilaianObservasi Guru Siklus II ... 50

Tabel 4.11HasilPenilaianObservasiSiswaSiklus II ... 51

Tabel 4.12Temuan Pada Siklus III ... 54

Tabel 4.13HasilEvaluasiSiklus III ... 55

Tabel4.14Penilaian Proses Siklus III ... 57

Tabel 4.15HasilPenilaianObservasi Guru Siklus III ... 58

Tabel 4.16HasilPenilaianObservasiSiswaSiklus III ... 59

Tabel 4.17HasilPenilaianSetiapSiklus ... 60

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian-bagianAkar... 12

Gambar 2.2 AkarTunggang . ... 13

Gambar2.3 AkarSerabut ... 13

Gambar 2.4 BatangBerkayu ... 14

Gambar 2.5 BatangTidakBerkayu ... 14

Gambar 2.6 Bagian-BagianDaun ... 15

Gambar 2.7 PenampangMelintangDaun ... 15

Gambar 2.8 Bagian-BagianBunga ... 16

Gambar 3.1 AlurPelaksanaanTindakan ... 28

Gambar 4.1 GrafikNilai Rata-Rata SetiapSiklus ... 67

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia muda Driyarkara (Taufik, 2011) sedangkan pendidikan secara luas dalam prakteknya identik dengan penyekolahan (schooling), yaitu pengajaran formal dibawah kondisi-kondisi yang terkontrol, jadi pendidikan hanya berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa pada suatu sekolah atau mahasiswa pada suatu perguruan tinggi. Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 (dalam Karmilah, 2012)

”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masayarakat,

bangsa dan negara.”

Proses pendidikan adalah proses kebudayaan dan proses kebudayaan adalah proses pendidikan (Taufik, 2011). Dengan kata lain pendidikan dari kebudayaan berarti menjauhkan pendidikan dari perwujudan nilai-nilai moral di dalam kehidupan manusia, uraian tersebut mengisyaratkan bahwa mendidik berarti bertindak dengan tujuan untuk mempengaruhi perkembangan peserta didik sebagai pribadi dalam kesatuan sistem dimana dia hidup. Oleh karena itu guru atau pendidik harus memiliki kemampuan mempengaruhi peserta didik.

Seorang pendidik dapat mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu, bukan merupakan pilihan teknis. Dengan demikian seorang pendidik dapat menetukan keberhasilan peserta didik atau siswa masa kini dan dimasa yang akan datang. Ini berarti bahwa tujuan pendidikan bukan hanya sapek masa kini, melainkan menyangkut tujuan manusia dan perkembangan di masa yang akan datang sebagai pribad, sebagai warga masyarakat, sebagai negara, bahkan sebagai warga dunia serta sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Sunaryo Kartadinta (Taufik, 2011) mengemukakan pengertian pendidikan yang cukup

sederhana tetapi sangat penuh dengan makna, yaitu : ”pendidikan adalah proses membawa manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya”.

(7)

Dalam proses pendidikan terjadi proes perkembangan, yaitu melalui kegiatan belajar. Belajar hakekatnya adalah interaksi antara individu dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus)terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif atau yang bersifat negatif.

Gagne (Rakhmat,2006) mengatakan bahwa: "belajar terjadi apabila stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari

waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. Selain

itu Surya (Rakhmat, 2006) mengemukakan ”pengertian belajar adalah sebagai proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar.

Dalam pembelajaran IPA khususnya di SD banyak faktor yang harus diperhatikan, salah satu faktor yaitu lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh pada pembelajaran. Berkaitan dengan pentingnya lingkungan dalam pengajaran, ada suatu asas dalam pengajaran yaitu asas-asas didaktik atau asas-asas mengajar yang disebut dengan asas lingkungan, yaitu suatu asas yang mengaitkan pengajaran dengan lingkungan anak. Bagi seorang guru menguasai asas-asas mengajar adalah sangat penting dan merupakan suatu keharusan, karena dengan menguasai asas-asas mengajar ini akan dapat membantu guru dalam meningkatkan dan mengembangkan praktek pengajaran di kelas untuk tercapaianya tujuan pengajaran yang diharapkan.

Sejak dini anak-anak didik harus diberikan harus diberikan pemahaman tentang senangnya belajar IPA. Tidak seperti dulu ketika kita belajar IPA, maka anak-anak sekarang harus diberikan pemahaman IPA secara menyenagkan dan sistematis, sehingga IPA bukan sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan berisi sejumlah fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Marisa dkk, 2011).

(8)

proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran yang telah ditetapkan. Betapa pentingnya penggunaan atau pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran. Namun demikian dengan berbagai alasan, disinyalir masih banyak guru yang melupakan pentingnya lingkungan ini dalam pengajaran sebagai sumber belajar. Kiranya hal ini merupakan hambatan dalam pembelajaran yang berlangsung di sekolah, karena sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Carin dan Sund (1993) dalam (Marisa dkk, 2011) merangkum pemahaman IPA

sebagai ”suatu pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

Pembelajaran yang terbiasa diberi oleh guru dengan ceramah dan catatan saja, tanpa membuktikan kebenaran suatu kenyataan dari kejadian sesungguhnya, akan mengurangi tingkat pemahaman siswa terutama pada pembelajaran IPA tentang bagian-bagian tumbuhan, siswa terlihat jenuh dengan sistem pembelajaran tersebut sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru serta kurangnya pemanfaatan sumber daya alam di lingkungan sekitar karena proses kegiatan belajar mengajar selalu dilaksanakan di dalam ruangan.

Dengan melihat kenyataan tersebut peneliti bermaksud untuk memperbaki proses pembelajaran IPAdi kelas IV khusunya tentang bagian-bagian tumbuhan. Di mana siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran melalui interaksi dengan lingkungan sekitar, sedangkan guru berperan sebagai moderator dan fasilitator bagi siswanya. Beranjak dari fakta di atas, peneliti akhirnya mencoba mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul sebagai berikut.”Penerapan Pendekatan Lingkungan DalamMeningkatkanHasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Tumbuhan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dibuat rumusan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Tumbuhan di kelas IV SD dengan menerapkan pendekatan lingkungan?

(9)

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Tumbuhan dengan menerapkan pendekatan lingkungan?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis secara teori yang telah dirumuskan bahwa hipotesis tindakannya

sebagai berikut: “Jika pembelajaran IPA tentang bagian-bagian tumbuhan di kelas IV SDNegeri Cinyawar dengan menerapkan pendekatan lingkungan, maka hasil belajar siswa

akan meningkat”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas dengan penerapan pendekatan lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar siswa IV tentang Bagian-Bagian Tumbuhan adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Tumbuhan di kelas IV SD dengan menerapkan pendekatan lingkungan.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Tumbuhan dengan menerapkan pendekatan lingkungan.

c. Untuk memperoleh gambaran hasil belajar yang pada pembelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Tumbuhan di kelas IV SD dengan menerapkan pendekatan lingkungan.

2. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi baru tentang kemajuan belajar siswa dengan menerapkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPA dan rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Bagi Siswa adalah :

1) Dapat meningkatkan minat belajar. 2) Dapat belajar lebih aktif.

3) Memiliki keberanian untuk bertanya.

(10)

1) Menambah pengetahuan dalam merencanakan dan mengembangkan langkah-langkah pembelajaran IPA dalam pembelajaran tentang Bagian-Bagian Tumbuhan dengan menerapkan pendekatan lingkungan.

2) Dapat menambah bahan kajian dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Tumbuhan dengan menerapkan pendekatan lingkungan.

c. Bagi Peneliti adalah :

1) Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

2) Untuk menyelesaikan masalah yang timbul di dalam kelas ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Bagi Sekolah adalah :

1) Menumbuhkembangkan kebiasaan guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran di sekolah.

2) Mewujudkan kerja sama dan kolaborasi antar guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

E. PenjelasanIstilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran dan persepsi yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penulisan ini, maka dari itu perlu dikemukakan beberapa batasan istilah, antara lain sebagai berikut.

1. Pendekatan Lingkungan

Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan pembelajaran, dimana siswa diajak

langsung berhadapan dengan lingkungan dimana fakta dan gejala alam tersebut berada” (Asy’ari, 2006) dalam (Karmilah, 2012).Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)

(11)

Jadi lingkungan dapat dijadikan sumber belajar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA tentang bagian-bagian tumbuhan, karena dilingkungan sudah tersedia unsur-unsur yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman siswa untuk belajar secara langsung.

2.Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar (Anitah, 2008). Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan prilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.

Menurut Benyamin Bloom (Anitah, 2008) yang dapat menunjukan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Romizoswki (Anitah, 2008) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu : (1) keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis;(2) keterampilan psikomotor berkaitan dengan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual; (3) keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control; (4) keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.

Gagne (Anitah, 2008) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa (1) motor skills; (2) verbal information; (3) intellectual scills; (4) attitudes; dan

(5) cognitive strategies.Jadi menurut beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan perubahan prilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh.

3. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam adalah bidang studi yang mempelajari, pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar.

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Alasan peneliti memilih model penelitian tindakan kelas ini karena bila dibandingkan dengan model penelitian lain, model penelitian tindakan selangkah lebih maju, sebab pada penelitian tindakan tidak mengenal populasi atau sampel, akan tetapi pada penelitian tindakan dampak perlakuan hanya berlaku bagi satu subjek yang dikenai tindakan saja atau spesifik. Mengingat kondisi demikian, maka seyogyanya melakukan penelitian tindakan kita harus hati-hati, cermat, dan sistematis.

Pelaksanaan tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dengan istilah

CAR ini, mampu meningkatkan peran guru sebagai pendidik dalam perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran, karena dengan PTK guru melakukan proses kegiatan belajarnya didukung dengan berbagai komponen pembelajaran yang sistematis. Seperti yang dikemukakan oleh Mills (2000) yang dikutip (Wardhani, 2008) penelitian tindakan sebagai

systematic inguiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “relative practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan profesionalitas sebagai guru serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu PTK memiliki karakteristik yang membedakannya dengan penelitian lain. (Wardhani, 2008), yang membedakan dengan penelitian lainnya, yaitu :

(13)

2. Self-refleftive inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK yang

paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden, maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan didalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

4. penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, revisi (Perencanaan Ulang).

Adapun manfaat yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas, sesuai dengan pendapat menurut Wardhani (2008) Penelitian Tindakan Kelas mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, siswa, maupun bagi sekolah.

1. Penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran peneltian tindakan kelas adalah perbaikan pembelajaran.

2. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

3. Penelitian tindakan kelas membuat guru lebih percaya diri.Jika penelitian tindakan kelas mampu membuat guru berkembang sebagai pekerja professional.

4. Melalui penelitian tindakan kelas, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

5. Penelitian tindakan kelas juga mempunyai manfaat yang besar dalam pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Dengan melihat karakteristik dan manfaat di atas maka dipandang perlu guru untuk melakukan PTK, agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai yang diharapkan serta hasil belajar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal.

(14)

1. Lokasi Penelitian

Sebagai lokasi dalam melaksanakan penilitian ini adalah SDN Cinyawar Pusat Pembinaan Pendidikan TK/SD Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, yang difokuskan pada kelas IV dengan jumlah siswa 30 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian yaitu semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai dengan kalender pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur dan SDN Cinyawar, yang materinya diambil sesuai dengan program yang dilaksanakan di sekolah.Selanjutnya agar pelaksanaanya lebih mudah dan berjalan sesuai dengan rencana maka peneliti melihat program yang telah ada di sekolah.

C. Subjek Penelitian 1. Letak Geografis

Keadaan SDN Cinyawar dilihat secara geografis letaknya berada di lingkungan pedesaan yang jauh dari pusat kota dan udaranya sangat dingin dan segar karena letaknya berada di daerah pegunungan.

2. Keadaan Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi para pendudukutamanya daerah Cinyawar, karena posisinya berada di daerah pertanian dan palawija sehingga pekerjaan orang tua siswa sekitar 50% bekerja sebagi petani, 35% pekerjaannya sebagi pegawai swasta dan sebagai pedagang, sedangkan sisanya PNS.

3. Staf Pengajar dan Tingkat Pendidikan

Jumlah guru yang ada di SDN Cinyawar seluruhnya ada 11 orang, terdiri dari 6 orang PNS termasuk 1 orang kepala sekolah dan sisanya sebagai tenaga honor. Selanjutnya tingkat pendidikan guru SDN Cinyawar terdiri dari 4 orang SLTA, 2 orang D2, dan 5 orang pendidikannya sudah S1.

D. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

(15)

peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas ini karena bila dibandingkan dengan model penelitian lain, model penelitian tindakan selangkah lebih maju, sebab pada penelitian tindakan tidak mengenal populasi atau sampel, akan tetapi pada penelitian tindakan dampak perlakuan hanya berlaku bagi satu subjek yang dikenai tindakan saja atau spesifik. Mengingat kondisi demikian, maka seyogyanya melakukan penelitian tindakan kita harus hati-hati, cermat, dan sistematis.

Pelaksanaan tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dengan istilah

CAR ini, mampu meningkatkan peran guru sebagai pendidik dalam perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran, karena dengan PTK guru melakukan proses kegiatan belajarnya didukung dengan berbagai komponen pembelajaran yang sistematis.

2. Desain Penelitian

Dengan melihat karakteristik dan manfaat di atas maka dipandang perlu guru untuk melakukan PTK, agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai yang diharapkan serta hasil belajar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal.

Alur desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Perencanaan

a)

Siklus I

Siklus II

(16)

Gambar 3.1 : Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan M.C Taggart (dalam Karmilah, 2012).

E. Prosedur Penelitian 1. Siklus I

a) Mempersiapkan pencanaan pembelajaran.

b) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. c) Melakukan pemantauan terhadap proses pembelajaran, ketertiban siswa dalam

diskusi kelompok.

d) Melakukan analisis data berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa. e) Melakukan evaluasi.

f) Melakukan refleksi penelitian untuk melakukan siklus yang ke 2 bila pemahaman siswa masih rendah.

2. Siklus II

a) Mempersiapkan rencana dan langkah-langkah pembelajaran.

b) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah diperbaharui. c) Melakukan pengamatan (observasi) terhadap proses pembelajaran.

d) Melakukan analisis data berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa. e) Melakukan evaluasi.

f) Melakukan refleksi penelitian, untuk melakukan siklus yang ke 3 bila pemahaman siswa masih rendah.

3. Siklus III

a) Mempersiapkan rencana dan langkah-langkah pembelajaran.

b) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah diperbaharui. c) Melakukan pengamatan/observasi terhadap proses pembelajaran.

d) Melakukan analisis data berdasarkan evaluasi dan hasil belajar siswa. e) Melakukan evaluasi.

f) Melakukan refleksi. F. Metode Pengumpulan Data

(17)

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang berfungsi untuk merekam peristiwa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung dengan sebenar-benarnya. Menurut Soedarsono (1997) dalam (Wahyuni, 2012) “Observasi adalah mencatat data dengan mengamati

dampak proses belajar mengajar” jadi selama tindakan berlangsung, hal-hal yang diteliti

bisa teramati dari beberapa aspek, baik aspek yang meliputi proses pembelajaran, guru, siswa ataupun situasi kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi merupakan bahan untuk refleksi yang akan dilakukan pada tindakan berikutnya.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang menuntut adanya pertemuan langsung antara peneliti dengan sumber data (siswa), wawancara ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang dipilih oleh peneliti.

Siswa yang dipilih oleh peneliti adalah siswa yang dianggap bermasalah dan yang memiliki keunggulan, baik selama proses pembelajaran maupun hasil (nilai) yang diperoleh. Hasil wawancara ini digunakan sebagai alat data atau informasi yang dianalisis secara kualitatif.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan-catatan penelitian yang muncul diluar dugaan selama pembelajaran berlangsung.Catatan lapangan untuk mengungkapkan hal-hal yang terjadi diluar lembar pengamatan/observasi yang telah dibuat.Catatan yang diperoleh dapat dijadikan temuan yang bermanfaat bagi peneliti untuk perbaikan tindakan selanjutnya.

4. Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk memperoleh informasi atau data mengenai hasil belajar yang dicapai secara individu setelah dilakukan kegiatan pembelajaran.

G. Analisis Data

(18)

Pengolahan data pada penelitian ini dengan menganalisis data secara kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari lembar wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, hasil evaluasi individu (post test), LKS, lembar penilaian proses dan dilengkapi dokumen yang berbentuk foto. Data yang terkumpul dianalisis dan diolah dengan membuat presentase, selanjutnya disusun laporan dalam bentuk deskripsi.

Data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan (Sudjana, 2004) dalam (Wahyuni, 2012).Oleh karena itu, data yang diperoleh dari observasi, catatan lapangan, LKS dan hasil wawancara, kemudian dideskrifsikan dan ditafsirkan sehingga disimpulkan hasilnya. Sedangkan data kuantitatif, yaitu penilaian proses dan post test menggunakan statistika dalam bentuk label agar hasil yang diperoleh siswa diketahui dengan jelas. Data dari hasil penilaian proses dan post tes kemudian dihitung melalui kuantitatif, yaitu dengan cara mencari rata-rata.

H.Validasi Data

(19)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Sesuai dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan lingkungan pada pembelajaran konsep bagian-bagian tumbuhan di SDN Cinyawar Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan yang di dibuat sebelum melakukan penelitian khususnya pada pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Cinyawar, yaitu dengan membuat RPP, mempersiapkan alat peraga atau media lingkungan. Dengan segala persiapan yang dilakukan terutama dengan menerapkan pendekatan lingkungan, ternyata mengalami perubahan yang sangat baik. Terutama dilihat pada aktivitas belajar siswa ketika melakukan kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah terlihat senang dan tidak mengalami kejenuhan terutama pada kegiatan diskusi kelompok. Jadi penerapan pendekatan lingkungan kegiatan pembelajaran lebih efektif dan bermakna bagi siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan lingkungan ternyata dapat meningkatkan hasil belajar, baik siklus I, siklus II, dan silkus III. Dengan demikian pendekatan ini sangat baik diterapkan terutama pada pembelajaran IPA tentang bagian-bagian tumbuhan, karena pada pelaksanaan kegiatan belajar setiap siklus terlihat sangat efektif dan efesien. Sehingga peneliti lebih mudah mengarahkan siswa setiap kegiatan terutama pada saat memberikan tugas untuk mengisi LKS, siswa lebih cepat memahami tentang materi yang dibahas diantaranya ketika melakukan diskusi kelompok secara langsung dilingkungan yang dijadikan objek kegiatan pembelajaran dan hasilnya lebih maksimal.

(20)

6,17 (cukup) dan rata-rata nilai siswa proses 76,9 (cukup baik). Sementara data dari lembar observasi guru mencapai angka 60,9% (cukup) dan data dari lembar observasi siswa sebesar 61,1% (cukup), selain itu siswa yang nilainya di bawah KKM 60%, siklus II data yang diperoleh dari hasil evaluasi dengan nilai rata-rata siswa 7,07 (cukup baik) dan rata-rata nilai proses 84% (sangat baik). Sementara data dari lembar observasi guru mencapai angka 73,6% (cukup baik) dan data dari lembar observasi siswa sebesar 75,6% (cukup baik), siswa yang nilainya masih di bawah KKM 16,7% dan siklus III data yang diperoleh dari hasil evaluasi dengan nilai rata-rata siswa 8,13 (sangat baik) dan rata-rata nilai proses 91,9% (istimewa). Sementara data dari lembar observasi guru mencapai angka 87,3% (sangat baik), data dari lembar observasi siswa sebesar 86,7% (sangat baik) dan 100% nilai siswa di atas nilai KKM.Dengan demikian proses pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan lingkungan membawa perubahan berarti terhadap hasil belajar siswa. Hal ini menunjukan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B.Rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan pembelajaran baik dalam proses maupun hasil pembelajaran. Peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Guru, karena lingkungan tersedia yang dapat dijadikan objek tempat melakukan proses belajar mengajar, agar kegiatan belajar siswa merasa senang dan aktif, yaitu melalui penerapan pendekatan lingkungan yang harus menjadi alternatif pemecahan masalah melalui pembelajaran secara langsung dilingkungan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ajmiati, C. dkk.(2009) IPA 4 Salingtemas. Pusat Perbukuan Depdiknas Provinsi Jawa Barat

Anitah, S. (2008) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Juntika, A. dkk. (2011) Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja; Bandung: Refika Aditama

Karmilah, T. (2012) Penggunaan Pendekatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam di Kelas IV SD Negeri Sukamanah 3.PTK Universitas Pasundan. Tidak diterbitkan

Marisa, dkk. (2011). Komputer dan Media Pembelajaran ; Jakarta : Universitas Terbuka Rakhmat, C. dkk. (2006) Psikologi Pendidikan; Bandung Upi Press

Taufik, A. dkk. (2008) Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Wardhani, I. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Wahyuni, N. (2012) Pembelajaran Soal Cerita Bilangan Cacah untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas IV SD melalui Pendekatan CTL. PTK Universitas Pasundan.

Gambar

Gambar 2.1 Bagian-bagianAkar...................................................................
Gambar 3.1 : Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis

Referensi

Dokumen terkait

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang

Hal itu disebabkan karena masalah pembelajaran yang masih memposisikan siswa secara pasif (ceramah), dari hasil tersebut diharapkan dapat diatasi sehingga siswa

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya meningkatkan hail belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar.Metode pembelajaran yang

Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk

Guru hanya menjelaskan materi dengan ceramah dan siswa mem- baca buku tanpa melakukan pengamatan dan percobaan saat proses belajar berlangsung perhatian siswa saat guru menjelas-

mendengarkan ceramah. Selain itu diterapakan selogan SALAM, SENYUM, SAPA kepada siswa agar siswadapat terbiasa untuk berbicara sopan dan santun terhadap siapa

Guru hanya menjelaskan materi dengan ceramah dan siswa mem- baca buku tanpa melakukan pengamatan dan percobaan saat proses belajar berlangsung perhatian siswa saat guru menjelas-

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan hasil