PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPA Materi Penggolongan Tumbuhan di Kelas III SD Mardi Waluya Cibinong)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pedagogik
Oleh
NANIK DWI ARIYANTI 1007410
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPA Materi Penggolongan Tumbuhan di Kelas III SD Mardi Waluya Cibinong)
Oleh
Nanik Dwi Ariyanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pedagogik
© Nanik Dwi Ariyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPA Materi Penggolongan Tumbuhan di Kelas III SD Mardi Waluya Cibinong)
NANIK DWI ARIYANTI
NIM 1007410
ABSTRAK
Nanik Dwi Aryanti, 2013
APPLICATION PROCESS SKILLS APPROACH INCREASE IN LEARNING MOTIVATION IPA
(Classroom Action Research In Materials Science Subject Categorization of Plants in Class III SD Mardi Waluya Cibinong)
Nanik Dwi Ariyanti
NIM 1007410
ABSTRACT
The research is motivated by problems that arise in class condition. It can be seen from the frequent students are not chores or homework, the students looked bored and sleepy. Therefore, teachers in the learning process should be able to choose a appropriate methods to help meet the increasing student motivation. One way to approach the process skills. Based of the problem, identify the problems is how the planning, implementation and improvement of student motivation in learning science process skills approach in class III SD Mardi Waluya Cibinong. Process skills approach is an approach that emphasizes on training how to obtain a product of science, so there is always a learning operational activities or nuanced process of science. The research method used is the PTK.The research is done in two cycles where each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. The results showed an increase in students' motivation and student’s evaluations. For the next researcher who wants to continue his research on the same approach is expected to be able to apply this learning approach to teaching and learning as well in science lessons and other subjects.
DAFTAR ISI
A. Beberapa Pendekatan dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. ... 10
B. Pendekatan Keterampilan Proses ... 12
C. Motivasi Belajar ... 16
D. Pembelajaran IPA di SD ... 21
E. Tujuan Pendidikan IPA ... 22
F. Prinsip-Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 23
G. Penggolongan Tumbuhan ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Metode, Model dan Alur Penelitian ... 31
2. Model Penelitian ... 33
3. Alur Penelitian ... 34
B. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ... 40
1. Subjek Penelitian ... 40
2. Lokasi Penelitian ... 41
3. Waktu Penelitian ... 41
C. Instrumen Penelitian ... 41
D. Pengolahan dan Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 46
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47
1. Tindakan Siklus 1 ... 47
2. Tindakan Silkus 2 ... 62
C. Pembahasan Penelitian ... 73
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83
A. Simpulan ... 83
B. Rekomendasi ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN ... 88
Nanik Dwi Aryanti, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memegang peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling terkait yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya .
Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika terjadi interaksi antara guru dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Namun demikian aktivitas belajar itu sendiri mensaratkan motivasi dan kemauan yang tinggi agar dapat memahami dan menguasai ilmu yang kita pelajari. Selain itu dibutuhkan kreatifitas tersendiri dalam belajar agar terhindar dari perasaan jenuh dan malas dalam belajar.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Ekspresi dan perilaku dari siswa yang kurang motivasi dalam belajar dapat dengan mudah menular dan mempengaruhi siswa-siswa yang lain. Jika hal ini tidak segera ditangani, maka konsentrasi belajar para siswa bisa terganggu. Jika ada beberapa siswa yang motivasi belajarnya rendah maka hal ini akan dengan mudah menular dan mempengaruhi seisi kelas.
Hal ini bisa mempengaruhi kondisi dan suasana belajar di dalam kelas sehingga siswa tidak menyerap materi sepenuhnya. Penurunan motivasi belajar ini terlihat nyata pada perolehan nilai siwa dalam obeservasi awal yang masih relatif rendah di bawah KKM dengan nilai rata-rata siswa 61,12.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat memilih strategi (pendekatan belajar mengajar), metode dan media yang tepat agar dapat membantu pencapaian peningkatan motivasi siswa. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat duraikan beberapa masalah yang timbul yaitu kondisi siswa yang mengalami penurunan motivasi dalam belajar. Ciri-ciri menurunnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari seringnya siswa tidak mengerjakan tugas ataupun PR, siswa lebih senang bermain ketika belajar dikelas, siswa terlihat jenuh dan mengantuk, serta menunjukan prilaku tidak betah dalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi dan suasana belajar di dalam kelas sehingga siswa tidak menyerap materi sepenuhnya.
Penurunan motivasi belajar ini terlihat nyata pada perolehan nilai siwa dalam obesrvasi awal yang masih relatif rendah di bawah KKM dengan nilai rata-rata siswa 61,12. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat memilih strategi (pendekatan belajar mengajar), metode dan media yang tepat agar dapat membantu pencapaian peningkatan motivasi siswa. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Pendekatan Ketrampilan
Proses dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Materi Penggolongan
Nanik Dwi Aryanti, 2013 C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka permasalahan dalam proposal PTK ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong?
3. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong?
D.Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan yang dapat penulis rumuskan adalah sebagi berikut:
“Terdapat peningkatan motivasi belajar IPA dengan menggunakan
pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya Cibinong” E.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan ketrampilan proses.
F. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar IPA dengan pendekatan ketrampilan proses.
2. Bagi Guru
a. Menambah wawasan, pengetahuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalisme guru.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pada guru, orangtua agar dapat meningkatkan dan mengembangkan program pembelajaran.
c. Memberikan informasi kepada guru tentang pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar IPA.
3. Bagi Peneliti
Nanik Dwi Aryanti, 2013
G. Definisi Operasional
Untuk memperjelas permasalahan yang digunakan dalam penulisan judul, maka secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan yang menekankan dalam melatih bagaimana cara memperoleh produk sains, sehingga operasional pembelajarannya selalu ada aktivitas atau bernuansa proses sains (Asy’ari, 2006: 46).
Ketrampilan proses yang dikembangkan antara lain: keterampilan mengobservasi atau mengamati, mengklasifikasi atau menggolongkan, melakukan eksperimen atau percobaan, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan.
a. Keterampilan Mengobservasi/Mengamati
Nanik Dwi Aryanti, 2013
b.Keterampilan Mengklasifikasi/Menggolongkan
Keterampilan mengklasifikasi adalah ketrampilan untuk menggolongkan suatu objek untuk mencari persamaan dan perbedaannya sehingga dengan dasar tersebut objek dapat dikelompokkan atau dipisahkan dari yang lain.
c. Keterampilan Melakukan Eksperimen
Ketrampilan melakukan eksperimen merupakan ketrampilan proses untuk melakukan percobaan, dan merupakan puncak atau muara dari ketrampilan proses yang lain. Untuk mampu melakukan eksperimen/percobaan selain memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang sudah dijelaskan sebelumnya juga menuntut ketrampilan menyimpulkan, menganalisis dan mensintesis data.
d. Keterampilan Mengkomunikasikan
Ketrampilan mengkomunikasikan adalah ketrampilan untuk menyampaikan hasil percobaannya atau penemuannya pada orang lain. Penyampaian dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Perwujudannya bisa dalam bentuk gambar, grafik, diagram atau skema dan cerita atau uraian yang mudah dipahami.
e. Ketrampilan Menyimpulkan
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Pada penelitian ini pendekatan ketrampilan proses yang digunakan yaitu ketrampilan mengobservasi/mengamati, ketrampilan mengklasifikasi/ menggolongkan, ketrampilan melakukan percobaan, ketrampilan mengkomunikasikan dan ketrampilan menyimpulkan. Peneliti hanya menerapkan lima ketrampilan tersebut dalam pendekatan ketrampilan proses karena disesuaikan dengan materi dan kemampuan anak kelas 3 SD.
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motive yang dimilikinya (Sanjaya, 2010: 250).
Aspek-aspek motivasi belajar dapat berupa: a. Perhatian terhadap materi pelajaran. b. Kepuasan, ketekunan, keuletan.
c. Keinginan membantu teman, kelompok belajar. d. Keinginan menyelesaikan tugas dan masalah.
e. Kemauan bertanya terhadap materi yang belum dikuasai. 3. Pembelajaran IPA
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Nanik Dwi Aryanti, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode, Model dan Alur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau disingkat PTK.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah, 2010:9). PTK atau Clasroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Menurut Kusumah (2009 : 9) Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan
dalam rangkaian guna memecahkan masalah.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Penulis memilih bentuk metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pertimbangan bahwa guru kelas merupakan pihak yang langsung mengalami dan menemukan berbagai masalah pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA.
Menurut Kunandar (2008:51), beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah (1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial dan error; (2) menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran; (3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar; (4) guru sebagai peneliti; (5) mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; (6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; (7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; (8) murah biayanya; (9) disain lentur atau fleksibel; (10) analisis data seketika dan tidak rumit; (11) manfaat jelas dan langsung.
Dengan Penelitian Tindakan Kelas diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran IPA, serta tercipta hubungan antara guru dan siswa dalam mencari pemecahan permasalahan dalam proses pembelajaran.
Nanik Dwi Aryanti, 2013 2. Model Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Menurut Arikunto (2012:16), model penelitian ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun model penelitian yang digunakan dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1
Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Dan seterusnya Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas (PTK) prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan.
Adapun model (PTK) dimaksud menggambarkan adanya empat tahap yakni :
a.Tahap 1 : menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
b. Tahap 2 : pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yakni mengenai tindakan di kelas.
c. Tahap 3 : pengamatan atau observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.
d. Tahap 4 : refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
3. Alur Penelitian
Pelaksanaan PTK yang dilakukan peneliti terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Gambaran pada setiap siklus yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Pada tahap ini guru merencanakan dan menyusun RPP yang disesuaikan dengan materi, dan tujuan pembelajaran. Materi IPA pada pembelajaran siklus pertama adalah penggolongan tumbuhan berdasarkan susunan tulang daunnya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan ketrampilan proses. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan. Tahap-tahap perencanaan yang dilakukan adalah :
a) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan pendekatan ketrampilan proses.
b) Menyiapkan angket motivasi belajar siswa.
c) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan dan guru. d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
e) Menyusun tes evaluasi (tes hasil belajar). 2) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dilaksanakan sesuai dengan materi yang direncanakan yaitu penggolongan tumbuhan berdasarkan susunan tulang daunnya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terbagi dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
(1) Pemberian apersepsi sebagai pembuka pelajaran dan pendukung kelancaran proses belajar mengajar dengan cara mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi pembelajaran yang sudah lalu serta dengan pengetahuan awal siswa yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. (2) Pemberian motivasi bagi siswa melalui pertanyaan atau
gambaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
b) Tahap kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses. Ketrampilan proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(a)Keterampilan mengobservasi: Siswa mengamati bermacam- macam daun.
(b) Ketrampilan menggolongkan: Siswa menggolongkan macam-macam daun berdasarkan susunan tulang daunnya. (c)Ketrampilan melakukan percobaan: Siswa menempelkan
macam-macam daun berdasarkan susunan tulang daun di lembar kerja siswa (LKS).
Nanik Dwi Aryanti, 2013
(e)Ketrampilan menyimpulkan: Siswa membuat kesimpulan dari hasil laporannya.
(3) Mengerjakan tes individu.
Tahap kegiatan akhir dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Pemberian waktu untuk bertanya kepada siswa. (b) Memberi penguatan akhir/kesimpulan.
3) Observasi
Dalam tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam tahap ini proses observasi dilaksanakan pada saat penelitian tindakan berlangsung. Data yang dikumpulkan melalui observasi ini berupa data kualitatif berupa angket motivasi belajar siswa, lembar observasi siswa dan guru. Selain itu berupa data kuantitatif seperti hasil tes berupa LKS dan tes individu.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi ini dikaji tentang hal-hal yang harus dipertahankan dan hal-hal yang diperbaiki dan solusinya yang akan diterapkan pada siklus berikutnya sehingga diakhir kegiatan refleksi ini dihasilkan suatu perencanaan ulang untuk siklus berikutnya.
b. Siklus II
Nanik Dwi Aryanti, 2013 1) Perencanaan
Setelah dilakukan refleksi pada siklus pertama, maka pada perencanaan di siklus kedua guru merencanakan dan menyusun RPP perbaikan yang disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Materi IPA pada pembelajaran siklus kedua adalah penggolongan tumbuhan berdasarkan batangnya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan ketrampilan proses yang telah diperbaiki. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan. Tahap-tahap perencanaan yang dilakukan adalah :
a) Memperbaiki skenario pembelajaran dengan penerapan pendekatan ketrampilan proses.
b) Menyiapkan angket motivasi belajar siswa.
c) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan dan guru. d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
e) Menyusun tes evaluasi (tes hasil belajar). 2) Pelaksanaan Tindakan
Nanik Dwi Aryanti, 2013
a) Tahap kegiatan awal dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) Pemberian apersepsi sebagai pembuka pelajaran dan
pendukung kelancaran proses belajar mengajar dengan cara mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi pembelajaran yang sudah lalu serta dengan pengetahuan awal siswa yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. (2) Pemberian motivasi bagi siswa melalui pertanyaan atau
gambaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
b) Tahap kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses. Ketrampilan proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(a) Keterampilan mengobservasi: Siswa mengamati bermacam-macam batang.
(b) Ketrampilan menggolongkan: Siswa menggolongkan macam-macam tumbuhan berdasarkan batangnya.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
(d) Ketrampilanmengkomunikasikan:Siswa
mengkomunikasikan hasil laporan di depan kelas.
(e) Ketrampilan menyimpulkan: Siswa membuat kesimpulan dari hasil laporannya.
(3) Mengerjakan tes individu.
Tahap kegiatan akhir dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(a)Pemberian waktu untuk bertanya kepada siswa. (b) Memberi penguatan akhir/kesimpulan.
3) Observasi
Dalam tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam tahap ini proses observasi dilaksanakan pada saat penelitian tindakan berlangsung. Data yang dikumpulkan melalui observasi ini berupa data kualitatif berupa angket motivasi belajar siswa, lembar observasi siswa dan guru. Selain itu berupa data kuantitatif seperti hasil tes berupa LKS dan tes individu.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi ini dikaji tentang hal-hal yang harus dipertahankan dan hal-hal yang diperbaiki dan solusinya yang akan diterapkan pada siklus berikutnya sehingga diakhir kegiatan refleksi ini dihasilkan suatu perencanaan ulang untuk siklus berikutnya.
Nanik Dwi Aryanti, 2013 1. Subjek Penelitian
Yang akan menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III A SD Mardi Waluya Cibinong dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SD Mardi Waluya Cibinong yang berlokasi dijalan Mayor Oking Cibinong No. 15 Cibinong-Bogor.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. C. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau saran penelitian. Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana atau cara tertentu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa.
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Digunakan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa dalam kelompok.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Lembar soal yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda. Digunakan sebagai alat ukur hubungan materi pembelajaran yang telah diberikan dengan prestasi belajar siswa.
2. Non tes
a. Angket atau kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini bentuk angket motivasi atau kuisioner yang dipakai adalah bentuk check list, rating-scale (skala bertingkat) untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar siswa. b. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat atau pedoman yang diisi oleh observator yang melakukan observasi. Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses. D. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Data dari hasil observasi
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Mendeskripsikan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar IPA.
Mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam menerapkan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar siswa.
b. Motivasi Belajar Siswa
Data tentang motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dapat meningkatan motivasi dalam bentuk kuisioner dianalisis secara deskriftif kualitatif dengan menggunakan skala 1-5, antara lain: 5 = sangat setuju (SS), 4 = setuju (S), 3 = ragu-ragu (RR), 2 = kurang setuju (KS), 1 = tidak setuju (TS).
Cara menghitung prosentase motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tingkat motivasi yang diperoleh = c. Hasil Belajar
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 67 dipilih karena sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA siswa SD Mardi Waluya Cibinong. 2) Ketuntasan Klasikal
Dalam tes hasil belajar dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 67 ke atas dengan rumus ketuntasan belajar klasikal adalah:
Hasil observasi dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menganalisis dan mendeskripsikan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar IPA.
Z X
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Menganalisis dan mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam menerapkan pendekatan ketrampilan proses dalam meningkatan motivasi belajar siswa.
b. Motivasi Belajar Siswa
Menurut Sugiyono (2009: 95), selanjutnya kriteria motivasi belajar siswa ditentukan berdasarkan pedoman skor ideal (kriterium) untuk seluruh item.
Hasil data observasi menurut Yoni (2010 :176-177) ini dianalisis dengan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.1: Kualifikasi Prosentase Motivasi Siswa
PROSENTASE KRITERIA
75% - 100% Sangat tinggi
50 % - 74,99 % Tinggi
25 % - 49,99 % Sedang
0 % - 24,99 % Rendah
c. Hasil Belajar Siswa
Kriteria yang menjadi panduan untuk menguji keberhasilan belajar siswa menggunakan pedoman kriteria penguasaan dari Hernawan (2007:27), yaitu:
Tabel 3.2 : Pedoman Krtiteria Penguasaan
Nanik Dwi Aryanti, 2013
90-100% Baik sekali
80-89% Baik
70-79% Cukup
Nanik Dwi Aryanti, 2013
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Sesuai dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses pada pembelajaran IPA di SD Mardi Waluya Cibinong, peneliti dapat menyimpulkan:
1. Perencanaan pembelajaran IPA pada materi penggolongan tumbuhan di kelas III SD Mardi Waluya telah sesuai dengan KTSP. Tahapan-tahapan pendekatan ketrampilan proses yaitu ketrampilan mengamati, menggolongkan, melakukan percobaan, mengkomunikasikan dan menyimpulkan bisa berjalan dengan baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi penggolongan tumbuhan menggunakan pendekatan ketrampilan proses di kelas III SD Mardi Waluya terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari ketercapaian dari setiap tahapan ketrampilan proses. Aspek ketrampilan proses yang dapat terlaksana dengan sangat baik adalah aspek ketrampilan proses mengamati, menggolongkan dan melaksanakan percobaan Dimana dari setiap aspek tersebut siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan bisa dimengerti dan juga antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Nanik Dwi Aryanti, 2013 B. Rekomendasi
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran- saran sebagai berikut:
1. Pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA terutama pada materi penggolongan tumbuhan dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya bisa meningkatkan motivasi siswa baik internal maupun eksternal pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran .
Nanik Dwi Aryanti, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, Mohammad.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.
Asy’ari, Maslichah.2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaaan.
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar.2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta.Penerbit Erlangga. Hernawan Herry Asep, dkk.2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.
Bandung: UPI Press.
Kunandar.2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Press.
Kusumah, W. dan Dwitagama, D .2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Namce8081. 2008. Motivasi Belajar. Tersedia: wordpress. com/category/ pendidikan / motivasi belajar.
Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
Samatowa, Usman.2006. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Nanik Dwi Aryanti, 2013
Siregar, Evelyne dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Tim Penyusun UPI, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.