Kaidah Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah
Oleh:
Harry Firman
Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
harry.firman@hotmail.com
1. Pendahuluan
Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan ilmuwan dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan. Terdapat berbagai jenis kartya ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar dan simposium, serta artikel jurnal. Prosedur, data, simpulan,
dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dapat dijadikan
acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya yang terkait.
Agar pekerjaan, temuan, gagasan, dan pikiran penulis karya ilmiah dapat
dikomunikasikan secara baik kepada pembacanya, faktor bahasa menjadi sangat
penting. Karya ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang baik memungkinkan
substansi yang dikomunikasikan dapat ditangkap secara utuh oleh pembacanya,
dalam arti persis sama sebagaimana yang dimaksudkan penulisnya. Dalam
konteks penulisan karya ilmiah, bahasa Indonesia yang tepat untuk dipakai adalah
ragam (laras) bahasa tulis ilmiah (Basuki, 2002), yakni perpaduan ragam bahasa
tulis dan ragam bahasa ilmiah. Pada saat yang sama bahasa tulis ilmiah taat pada
kaidah-kaidah bahasa tulis serta memenuhi kaidah-kaidah bahasa ilmiah.
2. Kaidah Bahasa Tulis Ilmiah
Ragam bahasa tulis harus patuh secara ketat pada aturan baku tata bahasa, kosa
kata, dan ejaan. Sementara itu ragam bahasa ilmiah menuntut penulisan yang
nalar, lugas, formal, obyektif, dan ajeg (konsisten). Oleh karenanya ragam bahasa
tulis ilmiah bercirikan:
1)
Nalar (logis), artinya mampu membentuk pernyataan yang dapat diterima
akal, terutama mengenai isi yang diungkapkan, seperti logisnya hubungan
kausal intrakalimat (hubungan subyek dan predikat) dan logisnya hubungan
antarkalimat dalam suatu paragraph.
Kasus:
Telah diteliti pada beberapa siswa SMUN kelas 1 di kota Bandung terhadap sikap dan minat pada pelajaran kimia dalam pokok bahasan laju reaksi.
Dengan penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan pentingnya pendidikan orang dewasa.
Kasus:
Para pendidik yang kadang-kala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah sebagaian siswa yang nakal mempunyai tugas yang tidak dapat begitu saja dikatakan berat.
3) Jelas, dapat segera dipahami karena dituangkan dalam kalimat-kalimat yang
singkat namun padat makna.
Kasus:
Kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini cukup lancar pasalnya keadaan sekolah tersebut kondusif dan nyaman bagi terselenggaranya kegiatan belajar-mengajar, meskipun terdapat sedikit masalah tetapi hal itu tidak terlalu mempengaruhi aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut, karena masalahnya hanya berkisar pada beberapa siswa yang terlambat masuk sekolah dan yang bolos tidak masuk mata pelajaran kimia dan itu pun juga tidak terlalu mempengaruhi pada kegiatan belajar mengajar bidang studi kimia.
4) Beorientasi gagasan, artinya penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal
yang diungkapkan, bukan penulis.
Kasus:
Kurdi (2004) menyatakan bahwa guru adalah factor yang paling berpengaruh pada mutu pendidikan.
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pH optimum untuk reaksi tersebut adalah 9,0.
5) Formal, artinya secara selektif menggunakan kata, bentukan kata, dan istilah
teknis yang baku, sesuai aturan yang berlaku.
Kasus:
Untuk membikin larutan fenolptalin diperlukan campuran etanol-air 50 v/v sebagai pelarut.
Oksida besi lebih efektif ketimbang besi sebagai katalis dalam reaksi tersebut.
6) Obyektif, yakni tidak menggunakan kata-kata yang mengungkapkan
pandangan subyektif dan emosional penulis.
Kasus:
Hasil penelitian ini menunjukkan betapa besar peran guru dalam menunjang keberhasilan pendidikan yang sangat kita dambakan di negeri tercinta ini.
Grafik diatas dengan jelas menggambarkan bahwa variasi konsentrasi activator laktoperoksidase telah mempengaruhi nilai rata-rata warna pada tes resasurin yang berarti semakin besar konsentrasi activator laktoperoksidase maka semakin kecil nilai rata-rata warna larutan sample hasil tes resasurin, yang menunjukkan bahwa nilai kandungan bakterinya semakin rendah sehingga sehingga susu tahan lama.
Kasus:
Menurut Douglas Goff, seorang dairy scientist dari University of Guelph, Kanada dalam harian Pikiran Rakyat tanggal 16 Desember 2004 menyatakan komposisi susu terdiri atas air (water) sekitar 87%, lemak susu (milk fat) dan bahan kering tanpa lemak (Solid NonFat / SNF).
Data yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan yang ada dalam
penelitian ini dapat dipilah menjadi dua, yaitu data utama dan data penunjang.
8) Ajeg (konsisten), artinya unsur bahasa dan ejaan digunakan secara taat azas.
Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, atau istilah digunakan, selanjutnya
digunakan secara taat azas.
Kasus:
Penelitian ini bermasud mengungkap efektivitas penggunaan pendekatan lingkungan bagi siswa dengan kecerdasan natural tinggi dalam pembelajaran kimia di SMA.
Studi serupa pernah dilakukan oleh Oman (1995) terhadap siswa SMP dalam
pengajaran IPA.
9) Menggunakan kosa kata, tata kata, serta istilah secara cermat, sehingga
pembaca mempunyai tafsiran sama dengan penulis, dan kesalahapahaman
terhindarkan. Oleh karenanya penulis perlu memilih kata yang secara
hati-hati, sehingga keberadaannya dalam tulisan dapat mengungkapkan gagasan
yang dikomunikasikan secara cermat. Dalam kaitan ini penulis perlu
melengkapi dirinya dengan Kamus bahasa Indonesia dan Pedoman
Pembentukan Istilah.
10) Menggunakan ejaan secara benar, artinya menaati Pedoman EYD, baik dalam
penulisan huruf dan kata, pemenggalan kata, singkatan, penulisan unsur
serapan, maupun penggunaan tanda baca.
Kasus:
Penelitian ini dilakukan di S.M.A. Negeri 20 bandung pada smester ke 2 Tahun Pelajaran 2000-2001.
11) Menggunakan kalimat efektif, yakni kalimat yang mudah dipahami, atau
memiliki kemampuan untuk menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pembaca seperti yang dipikiran penulisnya. Kalimat efektif bercirikan
kelengkapan, kesatuan gagasan, nalar, kesejajaran bentuk, kehematan
penggunaan kata, serta keragaman penggunaa struktur kalimat.
12) Menggunakan paragraf yang runtut dan padu, dalam pengertian mengandung
satu gagasan pokok yang dinyatakan dalam kalimat topik, serta rangkaian
kalimat penjelas (penunjang) yang terjalin secara runtut (sistematik) dan
berpautan, sehingga pesan yang dikomunikasikan mudah ditangkap pembaca.
3. Beberapa Kesalahan Bahasa dalam Karya Tulis Mahasiswa
1) Ketidaknalaran kalimat atau paragraf.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Telah diteliti pada beberapa siswa SMUN kelas 1 di kota Bandung terhadap sikap dan minat pada pelajaran kimia dalam pokok bahasan laju reaksi.
Problema utama penelitian kimia adalah keterbatasan instrumen yang tersedia di
laboratorium. Oleh sebab itu, pembimbingan penulisan skripsi perlu perlu dilakukan secara profesional. Di samping itu ketersediaan referensi perlu ditingkatkan.
Pelajaran dimulai dengan ucapan salam dari Ibu Santi, pada waktu itu waktu menunjukkan pukul 9.30. Berarti siswa-siswa sudah mulai suntuk untuk menerima pelajaran kimia, setelah sebelumnya menerima pelajaran dari beberapa guru.
2) Kerancuan struktur
Dalam penelitian ini bertujuan mempertinggikan efektivitas penggunaan pupuk tablet.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik.
Bagi peneliti memerlukan kecermatan memilih sample.
Menurut Ridho (1999) menyatakan bahwa susu merupakan bahan makanan yang mudah rusak.
3) Pemborosan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, khususnya SMA, untuk dapat menghasilkan lulusan yang bermutu dan berkualitas.
Pengalaman yang saya dapatkan yaitu, saya sangat terkesan dengan Ibu Santi. Beliau adalah seorang guru muda, beliau adalah lulusan kimia UPI. Beliau dapat menjalankan peran-peran guru dengan sangat baik sekali.
Hasil penelitian ini dapat dipilah menjadi lima kelompok yang berbeda satu sama lain. Kelima kelompok yang berbeda tersebut adalah sebagai berikut.
Dari uraian di atas tampak bahwa persamaan gas ideal yaitu PV = nRT merupakan persamaan yang cukup sederhana. Persamaan ini cukup sederhana dan tanpa disadari banyak siswa atau siswa yang hafal. Meskipun sederhana persaman ini telah memuat empat variabel serta satu konsanta yang sangat penting dalam mempelajari ilmu pengetahuan alam, yakni tekanan P, volume V, jumlah zat n, dan temperatur T, serta konstanta gar R. Oleh karena itu penting diketahui oleh para guru dalam bidang IPA, terutama guru kimia agar dalam pembelajaran materi gas, ia harus berusaha agar siswanya benar-benar paham variable-variabel yang terlibat dengan cara penyajian yang dapat menarik minat siswa.
4) Ketidaklengkapan kalimat
Dalam penelitian ini ternyata hasil baru yang sangat spektakuler.
Dalam kegiatan pengolahan terhadap tahap pengemasan produk. Pengemasan sebagai bagian integral dari proses produksi dan pengawetan bahan pangan dapat mempengaruhi mutu produk antara lain perubahan secara spontan yang seringkali terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar maupun dalamm kemasan secara fisik dan kimia yang disebabkan karena migrasi zat-zat kimia dari bahan. Selain itu juga perubahan aroma, warna, teksture yang dipengaruhi uap air dan oksigen.
Untuk mengetahui kemampuan bentonit mengadsorpsi hijau malasit pada kondisi optimum. Ke dalam 9 buah labu Erlenmeyer yang telah berisi 0,10 g bentonit dimasukkan 100,0 mL larutan hijau malasit dengan konsentrasi awal masing-masing 200, 220, 240, 160, 180, 300, 320, 340, dan 360 ppm pada pH optimum dan waktu pengadukan optimum dengan
kecepatan 60 rpm.
5) Membuat kalimat yang sangat panjang
Dari table 4.4 diperoleh hasil bahwa kandungan protein susu sapi segar antar perlakukan, baik pada penambahan konsentrasi aktivator laktoperoksidase sebesar 10 ppm, 20 ppm maupun 30 ppm selama 4 hari penyimpanan tidak berbeda secara signifikan, hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh penambahan aktivator laktoperoksidase terhadap kandungan protein dalam susu segar, baik mengurangi ataupun menambah kandungan protein.
Kemudian guru tersebut menunjuk beberapa dari anak didiknya untuk menuliskan konfigurasi elektron dari unsur yang senyawanya telah diterangkan sebelumnya didepan kelas dan ternyata ada anak – anak ada yang bisa menuliskan dan ada pula yang tidak bisa, sehingga guru tersebut melanjutkan materi pelajarannya yaitu “Struktur Lewis” sambil menuliskannya pada papan tulis.
Dengan uraian singkat kurikulum berbasis kompetensi dan pengembangannya di kelas, bukan berarti sajian ini adalah yang terbaik, tetapi sekurang-kurangnya pembaca memiliki gambaran bagaimana mengembangkan pembelajaran kimia berbasis kompetensi pada siswa, serta Penulis berharap kiranya dapat dijadikan sebagai wacana diskusi lebih lanjut
bagaimana kurikulum berbasis kompetensi ini diadaptasi guru dalam pembelajaran di kelas.
6) Kurang tepat dalam memilih kata serta menggunakan ejaan dan tanda baca.
Dalam hal penguasaan materi pelajaran, guru menggunakan beberapa literatur sebagai sumber, baik yang digunakan oleh guru itu sendiri ataupun yang disarankan untuk dimiliki pada siswanya; Beberapa literatur yang digunakan antara lain: “ Kimia SMA dari Irfan Anshori dan Hiskia Ahmad “ ; “ Ilmu Kimia dari Michael Purba“; “ Kimia 3 dari Liliasari “; dan sebagai sumber utama dalam melakukan proses pengajaran di kelas XII IPA- 4 digunakan lembar kerja siswa Mahir Kimia SMA 3.
Akhirnya observasi pun telah usai, sayapun ke luar dari ruangan kelas tersebut dan mengucapkan banyak2 terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan observasi tersebut terutama ke pada pihak sekolah yang bersangkutan, dimana telah mengijinkan saya melakukan observasi.
7) Kesalahan dalam pengadopsian istilah asing
Untuk skala penelitian pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan dua cara yaitu system flow dengan menggunakan desain miniature instalasi pengeolahan limbah dan cara kedua adalah system batch menggunakan metode “jar test“. Dimana pengolahan limbah dilakukan pada gelas beaker 400 mL dengan volume sampel 200 mL. Walaupun metode “jar test“ tidak sepenuhnya menyerupai kondisi pengolahan limbah pada skala industri, nanmun dinilai cukup efisien dibandingkan dengan langsung melakukan percobaan pada skala industri. Tetapi walaupun demikian hasil percobaan yang diperoleh melalui metode“ jar test “ ini harus dikonversi apabila akan diaplikasikan pada skala industri.
Metode tersebut memiliki kesensitifan yang kurang cukup. Penemuan kadar besi antara 0,002 dan 0,006 mg/l dapat dicapai dengan metode visual kolorimetri dan spektrofotometry yang didasari oleh daya serap dari ion kompleks Fe(III)-2-2”-dihidoksibenzen.
Guru telah melaksanakan tugasnya sebagai pengevaluasi. Hal ini dapat dilihat setiap kali selesai memberikan materi guru selalu memberi item-item soal untuk dikerjakan, baik di kerjakan di kelas maupun dirumah dan pembahasannya secara bersama-sama. Guru sebagai instructor telah dilaksanakannya, karena tugas-tugas selalu ada, tentu saja tugas tersebut diperiksa oleh guru. Tugas utama guru semagai manager telah dilaksanakan secara baik pula, terbukti dengan situasi kelas yang tetap tertib sehingga proces kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan lancar dan evektif.