Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
188
ANALISIS STRATEGI MODEL BUSINESS PADA PRODUK INDUSTRI
PARIWISATA DENGAN PENDAKAT MODEL CANVAS
( Studi Pada batik Tulis Tresna Art Kota Bangkalan )
Chitrani Nurindraty Ari Darmawan Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya Malang
Еmail :chitrani.nurindraty@gmail.com
ABSTRACT
Increase number of product demand is one of impact from tourism industry,suppose in the creative industry products batik.Development of batik industry in Madura alone over the next five year is getting better, especially in Bangkalan itself wich has 1500 craftsmen.The increasing number of batik enterpeneurs in Bangkalan will bring the competitors to each other.One of the batik entrepreneurs in the city of Bangkalan itself wichs has been long standing is the gallery of batik Tresna Art.The emergance of competitors,as will take effect for businesses that are running,so it requires spesial strategy in the face of competition,as well as using a model to arraange its business by using the model canvas.The aim of this research to discover the strategy used by Tresna be defined by model canvas and discover the right alternative strategy with model canvas approach.Methods used inthis research is qualitative with descriptive approach.Sources of this research are interview,observation,documentation and other information.Data analysis through four phases,data collection,data reduction,data presentation,and conclusion.Result of this research reveal that Tresna business tends tobe monotonous and lack of innovation,despite in key resources and cost structure has an effective model.Adding new innovations in the business model the block,as well as expanding coopertion among perpetrators of tourism.
Keyword : model canvas, batik tulis, business
ABSTRAK
Industri pariwisata mengakibatkan semakin tingginya jumlah permintaan produk, misalkan saja pada produk industri kreatif batik tulis. Perkembangan industri batik tulis di Madura sendiri selama lima tahun belakangan ini semakin membaik, khususnya di Bangkalan sendiri yang memiliki 1.500 pengrajin. Peningkatan jumlah pengusaha batik tulis di Bangkalan akan memunculkan para kompetitor bagi satu sama lainnya. Salah satu pengusaha batik tulis di kota Bangkalan sendiri yang sudah cukup lama berdiri ialah galeri batik Tresna Art. Kemunculan kompetitor bagi Tresna Art akan berpengaruh bagi usaha yang sedang dijalankan, sehingga membutuhkan strategi khusus dalam menghadapi persaingan,serta menggunakan model untuk menyusun bisnisnya dengan menggunakan model canvas. Tujuan penelitian untuk mengetahui model strategi yang digunakan Tresna Art bila dirumuskan kedalam model canvas dan mengetahui alternatif strategi yang tepat dengan pendekatan model canvas. Penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskripstif, dengan sumber wawancara, melakukan informasi, observasi dan dokumentasi.Analis data menggunakan empat tahapan yaitu melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Hasil penelitian menjelaskan bahawa bisnis yang dijalankan Tresna Art cenderung monoton dan kurang memberikan inovasi dalam model bisnisnya, meskipun dalam key resources dan cost structure
telah menerpakan model yang cukup efektif. Menambahkan inovasi baru dalam blok model bisnis, serta memperluas kerjasama antar pelaku pariwisata.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
189 PЕNDAHULUAN
Sektor pariwisata merupakan satu sektor yang dianggap paling prefektif dalam sektor ekonomi, dikarenakan sektor pariwisata mampu memperoleh devisi untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah . Sektor pariwisata diyakini mampu dalam mengentaskan kemiskinan. Pembangunan pariwisata lebih diarahkan pada peningkatan terhadap sektor ekonomi seperti lapangan kerja, pendapatan daerah, pemberdayaan masyarakat, pendapatan negara serta penerimaan devisa melalui pengembangan dan pendayagunaan potensi kepariwisataan Nasional (Yoeti, 2008 : 14).
Indonesia sebagian besar merupakan kepulauan terbesar didunia yang terdiri dari 17. 508 pulau, menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Undang – Undang Pariwisata No. 10 Tahun 2009 industri pariwisata adalah kumpulan – kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuh kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Industri pariwisata secara tidak langsung membawa dampak ganda terhadap pengembangan pariwisata. Keberadaan ini membawa hal bagus untuk pelaku indutri pariwisata mulai dari penyedia akomodasi, penyedia sarana dan prasaran, dan industri pariwisata juga mampu mendongkrak usaha cinderamata atau pengusaha kerajinan.
Industri pariwisata mengakibatkan semikin tingginya jumlah permintaan produk, misalnya saja pada produk batik dimana batik sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawin Indonesia. Pemerintah Jawa Timur berusaha mendorong berkembangnya batik sebagai salah satu icon
industri kreatif di Jawa Timur baik dari segi global maupun Nasional. Perkembangan batik di Jawa Timur tersebar di berbagai daerah, di Madura sendiri hampir empat Kabupaten, di Tuban, di Sidoarjo, dan Kota Surabaya. Menurut laporan rencana Dinas Permukiman Surabaya, pembangunan Jembatan Suramadu menjadikan sikulasi ekonomi dan lalu lintas antara Surabaya dan Madura menjadi lancar, dengan ini diharapkan kestabilan dan laju pertumbuhan ekonomi di Madura dan Surabaya dapat di dongkrak.
Pembangunan Suramadu menghubungkan wilayah Surabaya dan Madura membuka peluang untuk keduanya khususnya Kabupaten Bangkalan,
yang menjadi gerbang utama dari jembatan Suramadu. Kabupaten Bangkalan sendiri menjadi pusat lokasi industri yang diharapkan menjadi simolator pertumbuhan ekonomi Madura. Madura sendiri miliki pengarajin yang cukup besar, terutama di Bangkalan mencapai 1.500 pengerajin.
Perkembangan industri batik di Bangkalan sendiri semakin pesat dan tinggi, dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan pada pusat batik tulis di Tanjung Bumi semakin meningkat sebanyak 50 % pada tahun 2011 sampai dengan 2012. Semakin tinggi jumlah kunjungan samakin banyak jumlah permintaan dan ini membuat para pengusaha membuat strategi yang tepat untuk setiap bisnisnya dikarenakan semakin banyaknya pesaing yang memiliki produk yang sama. Salah satu contoh ialah galeri batik tulis Tresna Art yang sudah memiliki nama dan berdiri mulai dari tahun 2006 yang pusatnya di kota Bangkalan yang menyediakan batik tulis dengan kualitas tinggi dari empat Kabupaten di Madura.
Pengelola Tresna Art berpendapat bahwa, berbisnis batik tulis cukup menjanjikan dikarena banyak permintaan produk untuk batiknya, ditambah lagi pembangunan Suramadu dan pusat makanan bebek Sinjay yang menjadi tujuan utama menjadi pengaruh peningkatan terhadap bisnisnya yang tidak jauh dari area bebek Sinjay. Bertambah banyaknya peminat dari produk batik tulis di Bangkalan membuat para usaha semakin banyak berkembang dan semakin banyak pesaing maka dibutuhkan strategi dan model bisnis dalam menentukan bisnis yang sedang berjalan.
Pengelola Tresna Art belum memiliki strategi khusus dalam proses bisnisnya, pengelola cenderung menjalankan bisnis berjalan mengikuti alur saja tanpa ada strategi khusus. Hal ini akan membuat pihak pengelola tidak dapat mementukan strategi dan inovasi dalam bisnisnya. Berdasarkan analisis ini penulis tertarik untuk menganalisis bisnis yang dijalankan Tresan Art kedalam
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
190
Pariwisata dengan Pendenkatan Model Canvas
( studi pada Batik Tulis Kota Bangklan ) .
KAJIAN PUSTAKA Industri Pariwisata
Menurut Pitana dan Diarti (2009:63) pariwisisata di pandang sebagai sebuah subsitem dari pariwisata secara keseluruhan, industiri pariwsata melibatkan beberapa tipe organisasi sehingga terdapat beberapa struktur dalam pada industri pariwisata. Pengkalsisfikasian sektor – sektor yang terlibat dalam industri pariwsata biasanya didasarkan pada fungsinya. Sektor – sektornya diantarannya sektor pemasaran, sektor pertumbuhan, sektor akomodasi, sektor daya tarik/atraksi wisata, sektor tour operator, sektor pendukung atau rupa – rupa dan sektor pengkoordinasian atau regulator.
Lingkungan Bisnis dan Bisnis
Lingkunagn bisnis mempengaruhi fungsi sistem bisnis, dimana lingkungan adalah sebagai semua kondisi dan kekuatan yang ada didalam maupun diluar setiap bisnis yang mempengaruhi arah kebijakan dari suatu perusahaan dalam menegelola aktivitas bisnisnya ( Sutarno, 2012:10 ). Sedangkan bisnis, Alma ( 207 : 23 ) berpendapat bahwa bisnis merukapan suatu kegiatan usaha individu yag terorganisasi untuk dapat menghasilkan dan menjual barang ataupun jasa, sehingga dapat menghasilkan keuntungan dalam memenuhi kubutuhan masyarakat.
Rencana Bisnis
Menurut Pramudiana, dkk (20016:6) merupakan segala sesuatu tentang usaha yang akan dikelola, tujuan yang ingin dicapai, rencana bisnis membuat pandangan dan ide dari anggota tim manajemen. Renacana bisnis perlu disusun sebagi salah satu legitimasi dari sebuah usaha yang akan didirikan, kegunaannya ialah mengetahui apa yang dibutuhkan, membuat fokus tujuan, membantu menghadapi persaingan, menentukan bidang bisnis dengan tegas, mengetaui cara mendapatkan
income, membantu investasi dan biaya yang akan dikelurkan, dan mengetahui bagaimna keuntungan yang diperoleh.
Model Bisnis
Model bisnis dibuat sebagai tindakan lanjutan dari strategi agar dapat di pastikan bahwa strategi efektif memghasilkan keuntungan. Perumusan model bisnis harus dimulai dengan
mendefinisikan siapa yang akan menjadi target pasar, berlanjut pada tawaran yang akan diberikan kepada konsumen ( Pramudiana,dkk, 2016 : 33 )
Business Model Canvas
Kanvas model bisnis menurut Ostelwarder dan pigneur ( 2012 : 39 ) merupakan sebuah model bisnis yang menggambarakan dasar pemikiran tentang sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikira tentang bagaimana suatu organisasi memberikan, menciptakan dan menangkap sebuah nilai yang digambarkan pdsa selembar kertas. Gambaran tersebut di bagi menjadi sembilan blog bagiaan diantaranya : (1) Customer Segment, (2) valeu propositions, (3) Channels, (4) cutomer relationships, (5) revenu stereams,(6) key resources,(7) key activities,(8) key partnerships, dan (9) cost structure
Manajemn Strategi
Menurut Solihin (2009:83) manajemen startegi merupakan serangkain keputusan dan tindakan manejerial yang menentukan kinerja perusahan dengan tujuan utama pembuatan strategi melalui proses manjemen srategi dari perusahaan. Agar perusahan mampu mengkesploitasi peluang dan meniminalkan dampak ancaman degan menyesuaikan sumberdaya yang sesuai dengan lingkungan. Pendapat dari Sofyan (2015 : 4) tentang manajemen strategi adalah sebuah proses pengambilan keputusan dalam memanfaatkan sumberdaya peeusahaan secara efisensi dan efektif dimana kondisi lingkungan perusahaan berubah – ubah, dan keputusan menetukan prestasi serta daur hidup dari perusahaan.
Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Sutarno (2012:212) berpendapat bahwa pemasaran adalah suatu fungsi organisasional dan serangkaian proses penciptaan, penyampaian nilai dan komunikasi bagi pelanggan serta pengelolaan hubungan dengan pelanggan memalui cara – cara yang menguntungkan bagi organisasi dan pemangku kepentingan, dimana pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana sekolompok orang ataupun individu mendapatkan kebutuhan mereka dan keinginan dari mereka.
Menetukan Pasar Sasaran
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
191 sikap, tingkah laku gaya hidup, serta memiliki
sikap yang berbeda – beda (Gitosudarmo, 2001 : 201).
Prooses Pemasaran
Menurut Suhartono (2012 : 31) proses pemasaran perusahan harus menemukan cara agar menemukan kebutuhan pelanggan terpenuhi dan membawa ke pasar produk yang memenuhi kebutuhan dilihat melalui analisis situasi, strategi pemsaran, keptusan bauran pemasaran dan implementasi serta pengendalian kontrol.
Pemilihan Pesaing
Menurut pramdiana,dkk (2012:35) pemilihan pesaing dikategorikan dalm 2 metode yaitu : (a) memetakan terdahulu perusahaan berdasrkan kategori produknya (b) memetakan sumberdaya serta perubahan
Perilaku Konsumen
Menurut Machfoed (2007:56) segmentasi perilaku konsumen didasarkan pada perilaku pelanggan terhadap produk yang sebenarnya, beberapa variabel yang dapat mempengaruhi ialah;
1) Mencari manfaat 2) Tingkat Penggunaan 3) Loyalitas Merek
4) Status Pengguna:potensi,pertama kali, teratur, dan lain-lain
5) Kesiapan untuk membeli
6) Kesempatan:hari libur dan acara yang merangsang pembelian
Kecocokan Nilai Konsumen dan Produsen Suatu prosuk akan dapat memilki kecocokan terhadap sistem nilai konsumen apabila produk tersebut dapat memberikan nilai tambah kepada konsumen. Sistem nilai konsumen terdiri dari dua macam yaitu (Gitosudarmo,2001:73)
a. manfaat teknik – fungsional b. manfaat emosional – psikologis
Konsep Pemangku Kepentingan
Solihin ( 2009:51) berpendapat bahwa konsep pemangku kepentingan terdiri dari stakeholder yang memiliki dua rumusan yaitu yang pertama : Stakeholder arti luas adalah seseorang ataupun sekelompok yang mampu mempengaruhi pencapaian tujuan untuk perusahaan atau meraka yang dipengaruhi dengan kegiatan perusahaan pada saat perusahaaan itu mengejar tujuan. Stakholder arti luas terdiri dari kelompok yang melakukan aktivitas protes,
kelompok yang melakukan aktivitas protes, kelompok kepentingan publik, asosia perdagangan, pemegang saham, serikat pekerja ataupun karyawan, pelanggan segmen tertentu dan pegawai pemerintah. Stakeholder yang Kedua adalah arti sempit yaitu, dimana perusahaan ini memilki ketergantunagn kepada stakholder untuk bisa mempertahankan hidupnya baik kepada individu – individu tetrentu maupun sekelompok.Yang merupakan stakholder ini ialah terdiri dari pemegang saham, kreditur, segmen tertentu, dan pegawai kunci pemerintah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif untuk menganalisis business model canvas pada Industri batik di Tresna Art, dan menerikan gambaran mengenai penerapan dari strategi.
a) Lokasi yang dipilih untuk melaksanakan penelitian terletak di Pulau Madura tepatnya di Kota Bangkalan, serta situs penelitian ialah Galeri Batik Tresna Art, merupakan pusat batik khas Madura yang berdiri sejak tahun 2006, galeri yang cukup unik dengan penyajian infrastruktur galerinya khas dengan: pertama pendopo atau kental dengan budaya Madura, dan kedua rumah joglo atau dalam bahasa madura disebut rumah ngejung (rumah adat khas Madura).
b) Batik yang disediakan oleh Tresna Art memiliki kualitas kain, pewarna dan motif yang bagus, harga yang ditawarkan juga tinggi.
c) Tresna Art mendapatkan pengakuan dari Kementerian Perindustrian Indonesia sebagai perusahaan yang memproduksikan dan memperdagangkan batik tulis secara konsisten
d) Tresna Art menjadi salah satu kunjungan dalam Majapahit Travel Fair (MTF) pada tahun 2007.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
192 pendukung sepeti alat tulis, catatan handphone.
Teknik analisis data penelitian menggunakan metode pengumpulan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi pada saat melakukan penelitian, selanjutnya reduksi data dengan merangkum dan memilah hal yang penting, selanjutnya membuat penyajian data agar mempermudah untuk dibahas dan terakhir dengan penarikan kesimpulan. Keabsahan data yang digunakan sendiri ialah triangulasi sumber dengan membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara melalui beberapa sumber yang dapat menjadi informan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Business Model Canvas a. Customer Segmen
Penetapan segmentasi pelanggan merupakan hal yang paling penting yang harus diperhatikan ( Osterwalder dan Pigneur, 2012 : 21). Penetapan segmentasi dapat mengetahui tepat atau tidaknya sebuah bisnis tersebut. Adanya penetapan pasar sasaran, akan mempermudah untuk memberikan suatu produk yang ditawarkan.
Penulis melakukan wawancara dengan pihak pengelola dan karyawan Tresna Art, untuk mengetahui target dari Tresan Art itu sendiri dalam menentukan target bisnisnya. Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dari tiga informan bahwa penetapan target lebih kepada pecinta batik tulis dan hal ini sesuai dengan teori Gitosudarmo (2001:201) merupakan pasar pada umumnya yang memiliki kemiripan sifat, kebutuhan dan keinginan, teori sesuai dengan yang diterapkan. Tresna Art menetapkan targetnya pada pasar tersegmentasi dan pasar terbuka. Target yang ditetapkan untuk batiknya adalah ekonomi menang atas dan untuk produk seperti camilan dan souvenir, lainnya menjurus kepada semua pasar sasaran .
b. Value Propositions
Proporsi nilai merupakan nilai produk yang akan ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan. Nilai bagaimna yang seharusnya diberikan dan tidak diberikan kepada pelanggan. Suatu produk akan memiliki kecocokan nilai dengan pelanggan apabila memiliki sistem nilai dan nilai tambah yang diberikan ( Gitusudarmo, 2001 : 73) hal ini sudah dapat ditemeukan di Tresna dengan memberikan kecocokan nilai kepada konsumen.
Nilai yang diberikan oleh Tresna Art kepada pelanggan ialah adanya fasilitas penunjang yang
juga memberikan kenyaman kepada pelanggan yang datang, selain fasilitas yang di berikan Tresna menyedikan batik tulis dengan kualitas yang tinggi baik dari segi bahan dan proses pembuatannya. Nilai lainnya yang diberikan ialah konsep yang disajikan dalam galeri tergolong unik dangan mendesain kental dengan nuasan Madura dan terdapat rumah adat Madura.
Pada saat penelitian penulis mewawancari wisatwan yang berkunjung ke Tresna, dan didapat informasi bahwa mereka berkurjung karena Tresna lebih memiliki kualitas yang beda dari galeri lainnya ditambah degan fasilitas pendukung seperti penyambutan tamu. Produk yang disedikan lebih memiliki nilai jual yang tinggi sehingga pelanggan lebih memilih Tresna Art. Pendapat lainnya berbeda sebab produk yang disediakn oleh Tresna cenderung untuk dewasa saja dan masih kurang untuk produk dibawah umur.
c. Channels
Saluran adalah titik sentuh pelanggan yang dapat berperan dalam setiap kejadian yang dialami oleh mereka dalam teori Ostewalder dan Pigneur, 2012 : 29 ) membagi saluran dalam lima fase. Tresna Art masuk dalam saluran milik sendiri dan mengandalkan tenaga penjual yang telah dimiliki.
Tresna menggunakan saluran milik sendiri dengan penjualan secara langsung karena Tresan Art fokus pada toko secara offline.Tenaga penjualan di Tresna Art, melalui penjulan secara langsung dengan mengenalkan produknya sampai proses transksi selesai.Tresna menjalin kerjasama dengan beberapa biro perjalan untuk menjangkau pelanggan.
Cara lainnya untuk menjangkau pelanggan dengan membuat media promosi baik melalui
offline maupun online atau media sosial. Pada saat penulis melakukan penelitian promosi yang dilakukan kurang efektif dan kurang uptodate atau pemebrian informasi yang baru terkesan masih kurang. Penyebaran media promosi seperti brosur pun masih hanya pada satu titik saja dan tidak meluas.
d. Customer Relationships
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
193 lebih efektif. Cara ini dilakukan oleh pengelola
Tresna Art agar memberikan kepuasan yang berbeda terhadap pelanggan, dalam penerapan hubungan pelanggan Tresna telah menerpakan beberapa konsep dari Ostelwarder dan Pigneur ( 2012 : 25 )
e. Revenue Stream
Arus pendapatan dari Tresna ialah dengan penjualan produk atau yang bisa disebut penjualan aset, dimana penjualan aset ialah arus pendapatan yang paling luas berasal dari kepemilikan sendiri dan produk sendiri. Kepemilikan aset dari Tresna ialah Batik tulis, souvenir, dan camilan. Hal ini sesuai dengan teori yang diterpakan dalam model canvas bahwa penjulan aset ialah arus pendapatan yang paling luas dan berasal dari kepemilikan fisik.
f. Key Resources
Sumberdaya Utama yang dimiliki Tresna dalam penerpan model canvas dari Osterwalder dan Pigneur, ialah :
1) Sumberdaya Fisik yaitu banguan dan berbagai macam fasilitas pendukung lainnya.
2) Sumberdaya Manusia yang dimiliki oleh Tresna ialah karyawan yang berjumlah 10 pekerja, untuk sumberdaya terpenting dari pengerajin batik tulis dari 3 Kabupaten di Madura.
3) Sumberdaya Finansial dari Tresna Art dengan menggunakan modal sendiri. 4) Sumberdaya Intelektual yang sudah dimiliki oleh Tresn Art ialah merek dari setiap produknya terdapat brand “ Tresna
Art “ bila dalam teori dari Solihin ( 2009 : 51 ) sumber daya Tresna Art masuk dalam katagori stakeholder dalam arti luas yaitu mereka yang mempengaruhi oleh kegiatan perusahan pada saat melakukan aktifitas
yang dapat meliputi karyawan dari Tresna 10 orang, dalam membantu aktivitas bisnis dan segmentasi tertentu yang meliputi pecinta batik.
g. Key Activities
Aktivitas kunci merupakan setiap model membutuhkan sejumlah aktivitas ataupun tindakan penting yang harus dilakukan perusahaan ( osterwalder dan Pigneur 2102 : 37 ) Aktivitas – aktivitas kunci yang dilakukan Tresna Art dalam menjalankan bisnisnya ialah adanya kegiatan promosi untuk dapat menjangkau pelanggan baik melalui website, media sosila dan lainnya. Kegiatan selanjutnya ialah pemilihan barang yang berkualitas guna menjadikan Tresna Art tetap unggul dalam kualitas produkny dengan terun langsung ke pengrajin.kegiatan yang terahir ialah pengechekan secara berskala untuk asetnya tetap terjaga baik dari kualiatas produknya .
h. Key Partnership
Tresna Art membentuk kemitraan utama melalui jaringan pemasok, dengan berbagai alasan untuk mmbangun bisnisnya apabila di kaitkan dengan teori dari osterwalder dan Pigneur (2012 : 39) alsan Tresna Art yaitu dengan alasan akusisi sumberdaya pemasok batiknya atau produknya, untuk melengkapi sumberdaya, dan untuk mempermudah kegiatan promosi.
i. Cost Structure
Blok Stuktur biaya menjelaskan biaya apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnisnya ( Osterwalder dan Pigneur, 2012 : 41 ) bila dikaitkan dengan bisnis Tresna Art ialah, Strustur Biaya dari Tresna terdiri dari biaya variabel untuk biaya produksi dab biasa promosi. biaya tetap dari Tresna ialah gaji karyawan dengan tunjang.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
194 3. Pengelola
IT(Website) 4. E-Commerce
Key Resources
1. SDM
2. Fisik (Bagunan) 3. Finansial (Modal
Sendiri)
4. Memiliki Hak Cipta
5. Hak Izin 6. Penambahan
inovasi pakaian dan packaging
Channels
1. Toko Offline 2. Biro / agen
perjalan
3. Media penjualan online atau e – commerce Cost Structure
1. Gaji Karyawan 4. Biaya Promosi 2. Biaya penjahit5. Biaya operasional 3. Biaya produksi 6. Asuransi BPJS
Revenue Streams
1. Penjualan Produk 2. Paket perjalan wisata 3. Paket education
Model bisnis asli Model bisnis yang di usulkan
2. Strategi bisnis yang diusulkan untuk Tresna Art
a. Penambahan diskon atau reaward untuk costumer
Menambahkan inovasi baru pada sistem bisnis dari Tresna akan mampu memberikan nilai tambah dari konsumen, dimana Tresna dengan memberikan diskon ataupun pembuatan kartu mambership, cara ini digunakan agar makin banyak jumlah kunjungan kembali agar mendapatkan
income
b. Media Penjualan Online atau E-commers
Semakin canggihnya kegiatan bisnis dengan menggunakan teknologi akan mempermudah Tresna dalam menjulakan produknya melalui media penjulana online atau e-commers dikarena semakin tinngi minat pembelian online dan dikarena pelanggan dari Tresna sudah cukup meluas sehingga apabila Tresna melakukan penjualan online akan mempermudah untuk menjangkau pelanggan. Menjalin kerjasama dengan e-commers yang terpercaya dirasa sangat perlu agar tidak terjadi sesuatu nantinya.
c. Penambahan inovasi untuk Produk batik
Ketersedian suatu produk yang lengkapaterhadap satu unit Bisnisnya akan mempermudah konsumen untuk datang dan tidak beralih. Penambahan iniovasi – inovasi baru untuk Tresna dirasa perlu karena Tresna sendiri untuk produk batiknya masih cenderung untuk orang dewasa namun untuk anak dan remaja masih belum ada. Penambahan inovasi lainnya ialah produk
dari batiknya misalkan dibuat kreasi sracf, selendang, dompet dan lain-lainnya.
d.Paket perjalanan wisata untuk
menunjang kegiatan pariwisata
Tresna dapat memperluas key partnership
dan channels untuk menjalakan bisnisnya dengan menambhakan paket perjalanan wisata ataupun edukasi. Penambahan paket perjalan wisata dan edukasi juga akan berpengaruh pada sektor khususnya di Bangkalan. Keberadaan pariwista di Bangkalan makin melonjak hal ini akan mampu memberikan peulang besar untuk Tresna untuk membuat bisnisnya lebih berkembang.
e. Penyebaran Media Promosi Untuk Tresna Art
Penambahan pusat media informasi untuk memperluas bisnisnya dirara perlu, karena promosi yang hanya dilakukan pada satu titik pusat saja kurang efektif dan tidak mencangkup secara luas. Promosi seharusnya dilakukan dengan memanfaat beberapa media seperti, website yang uptodate, dengan brosur yang disebarkan secara merata, menjalin kerjasama dengan sumberdaya yang berkopeten dibidang IT untuk mmepermudah proses promosi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Model bisnis yang dijalankan Tresna denserung monoton dan kurang mmeberikan inovasi – inovasi baru dalam model bisnisnya. Segmen hanya terpaku pada satu sasaran saja. Blok yang cukup efektif adti Tresna Art hanya
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
195 Penambahan inovasi – inovasi baru pada setiap
blok bisnisnya akan mampu meberikan income yang cukup signifikan apabila pengelola berani membuat model bisnis baru dari sebelumnya.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dengan menggunakan blok business model canvas
maka penulis menyarakan beberapa hal di anataranya :
1. Tresna Art harus mampu menciptakan inovasi – inovasi baru dalam model bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian atau ketidak stabilan pendapatan yang diperoleh dari konsumen.
2. Penambahan produk agar lebih beragam dan menciptakan inovasi untuk produknya
3. Memperluas kerjasama dengan para pelaku di bidang pariwisata agar mampu memberikan fungsi timbal balik untuk Tresna dan Madura sendiri.
4. Memperjelas tenaga kerja dalam bidangnya msaing – masing.
DAFTRA PUSTAKA
Alma, Buchari. 2007. Pengantar Bisnis. Bandung :
Penerbit Alfabeta
Assuri, Sofyan. 2015 . Manjemen Pemesaran :
Dasar, Konsep Dan Strategi. Jakarta :
PT. Grafindopersada
Gitosudarmo, Indriyanto. 2001. Manajemen Srategi. Yogyakartan : BPFEE
Machfoedz, Muhmud. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta ; ANDI
Oka.A, Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata. Jakarta : Kompas
Osterwalder, Alexander & Yves Pigneur. 2010.
Business Model Generation. Jakarta : PT. Gramedia
Pramudiana, Yudi, dkk. 2016. Business Plan bagaimana memulai dan menjalankan bisnis baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Putu, I Gede & Diarta Surya, I Ketut. 2009.
Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi
Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manjemen, Jakarta : Erlangga
Sutarno. 2012. Serba – Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu
Peraturan – Peraturan
Undang – Undang Republik Indonesia Nomer 10