• Tidak ada hasil yang ditemukan

WILLIAM DAMPIER: BAJAK LAUT CENDEKIA YANG NAMANYA TERSEMAT DI KEPULAUAN RAJA AMPAT, PAPUA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WILLIAM DAMPIER: BAJAK LAUT CENDEKIA YANG NAMANYA TERSEMAT DI KEPULAUAN RAJA AMPAT, PAPUA BARAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar 1. William Dampier (1651-1715)

WILLIAM DAMPIER: BAJAK LAUT CENDEKIA YANG

NAMANYA TERSEMAT DI KEPULAUAN RAJA

AMPAT, PAPUA BARAT

i awal bulan Maret 2017, media di Indonesia dihebohkan oleh berita kandasnya kapal pesiar mewah MV Caledonian Sky (bobot 4.200 GT), berbendera Bahama, di perairan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Kandasnya kapal itu menyebabkan hancurnya terumbu karang seluas sekitar 13.500 m2 yang berada dalam Zona Inti Kawasan Konservasi Perairan Daerah Selat Dampier. Tulisan ini tidak membahas kerusakan yang diakibatkan oleh kandasnya kapal itu (yang sudah banyak dibahas di berbagai media), tetapi akan menyoroti nama selat itu sendiri (Selat Dampier) yang berada antara Sorong (di daratan Papua Barat) dan

Pulau Waigeo, yang merupakan bagian dari Kepulauan Raja Ampat. Nama Selat Dampier berasal dari nama seorang Inggris yang pernah menelusuri kawasan ini di akhir abad-17, sosok yang penuh kontroversi yang menyandang berbagai julukan antara lain sebagai bajak laut, navigator, naturalis, etnografer, dan penulis buku.

Dampier dilahirkan di East Coker, Inggris, tahun 1651. Ayahnya seorang petani miskin yang meninggal ketika Dampier kecil baru berusia 10 tahun, dan ibunya menyusul beberapa tahun kemudian. Didera kemiskinan, Dampier muda mulai mencari pekerjaan di kapal ikan yang membawanya ke perairan dingin di Newfoundland, Canada. Disinilah ia mulai mengecap arti kehidupan keras di laut.

(2)

Tahun 1672 ia masuk Angkatan Laut Kerajaan (Royal Navy) sebagai kelasi dan terlibat dalam pertempuran-pertempran laut dengan Belanda (ketika itu Inggris dalam keadaan perang dengan Belanda). Tetapi ia kemudian sakit-sakitan dan akhirnya ia terpaksa berhenti dari Angkatan Laut dan menganggur. Beberapa waktu kemudian dalam kegamangannya yang tidak menentu, ia mendapat tawaran kerja di Jamaica, di suatu perusahan perkebunan. Tetapi tak lama disana, ia pun merasa tak cocok bekerja di darat, dan karenanya ia keluar dan bergabung dengan perusahan perkayuan di Meksiko, yang melakukan penebangan-penebangan hutan disana dan mengapalkan kayu gelondongan ke koloni-koloni Inggris. Pengalaman ini menambah pengalamannya mengarungi laut dan ia mulai mengenal arti pentingnya pengetahuan tentang peta-peta laut, yang akan banyak menentukan jalan hidupnya di kemudian hari.

Pengalamannya dengan para penebang hutan (logger) yang juga pelaut itu memberinya pengalaman lain karena para logger itu umumnya merangkap pula profesi sampingan sebagai bajak laut atau perompak. Dampier ikut dalam dalam berbagai pelayaran perompakan di tahun 1679-1682 yang merompak armada kapal-kapal Spanyol dan pemukiman-pemukiman mereka di berbagai koloni. Gang bajak lautnya merajalela menyerang kapal-kapal dan pemukiman Spanyol mulai dari yang ada di Panama sampai ke perairan Pasifik di Peru. Dalam banyak kegiatan perompakannya bukan hanya harta kekayaan kebendaan seperti emas yang diincarnya tetapi juga informasi berupa peta-peta laut yang dimiliki pelaut-pelaut Spanyol, yang biasanya selalu dirahasiakan.

Tahun 1682 ia menghentikan aktivitas bajak-lautnya dan bersembunyi di Virginia sampai beberapa tahun. Tetapi Dampier bukanlah bajak laut sembarangan. Ia adalah seorang yang amat cerdas yang selalu membuat catatan yang merekam perjalanan dan pengalamannya secara rinci dan cermat dalam buku jurnalnya. Dalam persembunyiannya itu ia mulai menata catatan-catatannya.

Tahun 1686 ia muncul kembali dan bergabung dengan kapal bajak laut Cygnet yang menbawanya merajalela sampai ke perairan Nusantara dan Australia. Kapalnya sempat terdampar di pantai barat Australia, tetapi waktu luangya justru dapat dipergunakannya untuk mengeksplorasi benua itu yang belum dikenal oleh orang Eropa. Dalam setiap kesempatan ia selalu mempelajari sifat-sifat arus dan pasang-surut setempat, dan juga mengamati hidupan liar (wild life), berupa flora dan fauna yang ada di sekitar lokasi pendaratannya.

Setelah kenyang dengan pengalaman bajak laut yang penuh kekerasan dan risiko berbahaya, ia pun memutuskan untuk berhenti dan menyepi. Tahun 1697 ia baru muncul kembali tetapi dengan penampilan sebagai sosok yang baru, sebagai seorang penulis buku.

(3)

Tahun itu terbit bukunya yang pertama, A New Voyage Round the World, yang berisikan pengalaman-pengalamannya melanglang buana ke seantero perairan dunia. Buku itu langsung mendapat sambutan hangat di masyarakat. Tulisannya disampaikan secara naratif dengan gaya bahasa yang sangat memikat para pembacanya. Ia juga berterus terang tanpa tedeng aling-aling, mengemukakan segala sisi gelap kehidupan yang pernah dijalaninya sebagai bajak laut, yang ternyata sanggup menggetarkan hati pembacanya. Yang tak kalah penting, Dampier berhasil mengungkapkan hasil observasinya dengan sangat cermat menyangkut berbagai aspek ilmu pengetahuan, dari pengetahuan hidrografi, geografi, zoologi, botani sampai etnologi penduduk pribumi di tempat-tempat yang dikunjunginya. Ia seorang otodidak yang cemerlang yang menimba ilmunya sendiri langsung dari “laboratorium alam” yang selalu terbentang luas di sekitarnya, dan selalu digaulinya dengan akrab. Ia berhasil memperkenalkan kepada masyarakat Eropa tentang dunia timur yang eksotik, tentang fauna, flora, lingkungan, dan etnis orang-orang pribumi dengan beragam adat-istiadatnya. Bahkan sebagai contoh yang kongkrit, ia juga membawa ke Inggris seorang etnis pribumi Filipina yang tubuhnya penuh dihiasi dengan tattoo kesukuan yang tradisional.

Gambar 2. Kiri: Kapal HMS Roebuck. Kanan: Rute pelayaran HMS Roebuck tahun 1699 diplot di atas peta modern.

Dua tahun kemudian, tahun 1699, ia menerbitkan lagi buku berikutnya, Trade Winds, Breezes, Storm Seasons of the Year, Tides and Currents of the Torrid Zone throughout the Tahun itu terbit bukunya yang pertama, A New Voyage Round the World, yang berisikan pengalaman-pengalamannya melanglang buana ke seantero perairan dunia. Buku itu langsung mendapat sambutan hangat di masyarakat. Tulisannya disampaikan secara naratif dengan gaya bahasa yang sangat memikat para pembacanya. Ia juga berterus terang tanpa tedeng aling-aling, mengemukakan segala sisi gelap kehidupan yang pernah dijalaninya sebagai bajak laut, yang ternyata sanggup menggetarkan hati pembacanya. Yang tak kalah penting, Dampier berhasil mengungkapkan hasil observasinya dengan sangat cermat menyangkut berbagai aspek ilmu pengetahuan, dari pengetahuan hidrografi, geografi, zoologi, botani sampai etnologi penduduk pribumi di tempat-tempat yang dikunjunginya. Ia seorang otodidak yang cemerlang yang menimba ilmunya sendiri langsung dari “laboratorium alam” yang selalu terbentang luas di sekitarnya, dan selalu digaulinya dengan akrab. Ia berhasil memperkenalkan kepada masyarakat Eropa tentang dunia timur yang eksotik, tentang fauna, flora, lingkungan, dan etnis orang-orang pribumi dengan beragam adat-istiadatnya. Bahkan sebagai contoh yang kongkrit, ia juga membawa ke Inggris seorang etnis pribumi Filipina yang tubuhnya penuh dihiasi dengan tattoo kesukuan yang tradisional.

Gambar 2. Kiri: Kapal HMS Roebuck. Kanan: Rute pelayaran HMS Roebuck tahun 1699 diplot di atas peta modern.

Dua tahun kemudian, tahun 1699, ia menerbitkan lagi buku berikutnya, Trade Winds, Breezes, Storm Seasons of the Year, Tides and Currents of the Torrid Zone throughout the Tahun itu terbit bukunya yang pertama, A New Voyage Round the World, yang berisikan pengalaman-pengalamannya melanglang buana ke seantero perairan dunia. Buku itu langsung mendapat sambutan hangat di masyarakat. Tulisannya disampaikan secara naratif dengan gaya bahasa yang sangat memikat para pembacanya. Ia juga berterus terang tanpa tedeng aling-aling, mengemukakan segala sisi gelap kehidupan yang pernah dijalaninya sebagai bajak laut, yang ternyata sanggup menggetarkan hati pembacanya. Yang tak kalah penting, Dampier berhasil mengungkapkan hasil observasinya dengan sangat cermat menyangkut berbagai aspek ilmu pengetahuan, dari pengetahuan hidrografi, geografi, zoologi, botani sampai etnologi penduduk pribumi di tempat-tempat yang dikunjunginya. Ia seorang otodidak yang cemerlang yang menimba ilmunya sendiri langsung dari “laboratorium alam” yang selalu terbentang luas di sekitarnya, dan selalu digaulinya dengan akrab. Ia berhasil memperkenalkan kepada masyarakat Eropa tentang dunia timur yang eksotik, tentang fauna, flora, lingkungan, dan etnis orang-orang pribumi dengan beragam adat-istiadatnya. Bahkan sebagai contoh yang kongkrit, ia juga membawa ke Inggris seorang etnis pribumi Filipina yang tubuhnya penuh dihiasi dengan tattoo kesukuan yang tradisional.

Gambar 2. Kiri: Kapal HMS Roebuck. Kanan: Rute pelayaran HMS Roebuck tahun 1699 diplot di atas peta modern.

Dua tahun kemudian, tahun 1699, ia menerbitkan lagi buku berikutnya, Trade Winds, Breezes, Storm Seasons of the Year, Tides and Currents of the Torrid Zone throughout the

(4)

World, yang merupakan tulisan pertama dalam ilmu kelautan yang mengungkapkan adanya hubungan meteorologi dan arus laut.

Rupanya British Admiralty (Badan yang membawahi Angkatan Laut Kerajaan) melihat ada sisi-sisi positif pada sosok Dampier, mantan banjak laut itu. Didasarkan pada kemampuan dan ketajaman observasinya dan pengetahuan navigasinya yang handal, ia pun ditugasi untuk memimpin ekspedisi untuk mengeksplorasi New Holland (sekarang Australia) dan Papua, dengan menggunakan kapal Angkatan Laut Kerajaan HMS Roebuck. Ini adalah penugasan eksplorasi resmi yang pertama dari Kerajaan yang akan dilaksanakannya. Kapal perang HMS Roebuck yang dilengkapi dengan 26 meriam itu, sebenarnya kapal yang sudah renta dan tak begitu layak untuk tugas pelayaran jarak jauh. Tetapi Dampier menerima penugasan itu yang baginya merupakan suatu kehormatan. Ia dan awak kapalnya bertolak di awal tahun 1699 menuju New Holland (Australia) lewat Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika. Tetapi sepanjang pelayaran Dampier menghadapi masalah dengan anak buahnya sendiri, karena banyak diantara awak Angkatan Laut itu yang sering membangkang, menolak menerima perintah dari seorang bajak laut, apalagi dari seorang penulis buku. Setiap waktu bisa terjadi pemberontakan terhadapnya di atas kapal, hingga Dampier selalu siap dengan pistol yang terisi di pinggangnya sampai saat tidur sekalipun. Tetapi ternyata Dampier masih dapat mengendalikan situasi dan membawa dengan selamat HMS Roebuck sampai di Shark Bay di pantai barat Australia, tiba Juli 1699.

Dari sini Dampier meneruskan pelayarannya ke utara sampai memasuki perairan Timor dan Maluku untuk selanjutnya mengekplorasi kawasan New Guinea (Papua) yang masih merupakan tanah yang belum dikenal oleh orang Eropa. Ketika kapalnya berada antara Pulau Misool (salah satu pulau di Kepulauan Raja Ampat) dan daratan Papua, ia mencatat terjadinya gelombang yang aneh disini. Gelombang besar dengan puncak yang berbuih-buih datang dengan cepat, didahului suara gemuruh yang kuat, yang dapat terdengar sampai lebih satu mil sebelum gelombang itu tiba. Kapalnya lalu terangkat oleh gelombang raksasa itu tanpa dapat dikendalikan. Tetapi ini berlangsung hanya sekejap saja, hanya beberapa menit, kemudan laut kembali tenang seperti sebelumnya. Kejadian itu berulang beberapa kali pada hari itu. Dampier tidak menerangkan gejala apa sebenarnya yang ditemuinya itu, tetapi dari deskripsinya dapat diduga bahwa ketika itu ia menghadapi gelombang tsunami yang bersumber dari gempa bawah laut.

Pada akhir Desember 1699, tampaklah pertama kali daratan Papua dihadapannya. Dampier mencari jalan terobosan ke Samudra Pasifik dan akhirnya ia menemukan celah antara Pulau Waigeo di sebelah kiri dan daratan Papua di sebelah kanan. Celah inilah yang kemudian

(5)

dikenal sebagai Selat Dampier, nama selat yang menggunakan namanya, yang hingga sekarang masih terus dipakai.

Pelayaran eksplorasinya berlanjut dengan menyusuri pesisir utara Papua hingga ke Pulau-Pulau New Hannover, New Ireland, dan New Britain (sekarang termasuk Pulau-Pulau Bismarck). Sebelumnya para pelaut menduga bahwa pulau-pulau itu merupakan bagian dari daratan Papua. Tetapi Dampier menemukan adanya celah yang memisahkan pulau-pulau itu dengan daratan Papua. Dalam perjalanan pulang, ia melewati perairan sebelah barat Pulau Seram, kemudian melalui Selat Ombai, Laut Sawu dekat Timor, dan melingkar di Samudra Hindia menuju Batavia (Jakarta) lewat Selat Sunda (Gambar 2).

Gambar 3. Contoh ilustrasi fauna dan flora hasil observasi Dampier ke New Holland (Australia) dan Papua, dari buku A Voyage to New Holland, 1703.

(6)

Dari informasi yang dapat dihimpunnya, Dampier kemudian berhasil menulis buku berikutnya berjudul A Voyage to New Holland, tahun 1703, yang juga meledak dan sangat populer. Bukunya itu berisikan deskripsi tentang fauna dan flora dengan ilustrasi yang mengagumkan, geografi dan etnologi, dan peta-peta laut yang baru, bukan saja mengenai pantai barat Australia tetapi juga Papua dan pulau-pulau sekitar Seram. Di samping itu ia juga membuat herbarium yang sebagian disimpan di England’s Oxford Herbarium.

Karya-karya Dampier mempunyai dampak yang luas. Bukunya, Trade Winds, Breezes, Storm Seasons of the Year, Tides and Currents of the Torrid Zone throughout the World (1699) merupakan gabungan meteorologi dan oseanograafi fisika, yang terbit 173 tahun sebelum Ekspedisi Challenger (1872-1876) yang sering diacu sebagai awal dari oseanografi modern.

Observasinya dan analisisnya dalam sejarah alam (natural history) membantu Charles Darwin mengembangkan teori evolusinya. Tulisan Dampier mengenai zoologi dan botani telah menggunakan sistem Latin polynomial untuk mendeskripsikan jenis-jenis temuannya, 61 tahun sebelum publikasi Linnaeus Systema Naturae, yang menjadi referensi awal yang dianut dalam sistem nomenklatur biologi modern. Nama Dampier banyak diabadikan dalam nama taksa biota misalnya Dampiera (genus tumbuhan endemik Australia), Dampia (genus karang-lunak di Indo-Pasifik), Dampierosa (genus ikan endemik Australia).

Dalam dunia sastra, sastrawan Daniel Defoe terinspirasi dari pengalaman pelayaran Dampier dan Selkirk ke Amerika Selatan, yang berujuang dalam penulisan novel klasiknya, Robinson Crusoe (1719). Demikian pula Jonathan Smith yang terinspirasi dari perjalanan Dampier dalam penulisan novelnya yang tenar, Gulliver’s Travel (1726), karya-karya yang telah menjadi sastra klasik dunia.

Dampier kini tidak lagi banyak dikenal orang. Penduduk di Raja Ampat pun mungkin banyak yang tak tahu mengapa selat di depan mereka itu di beri nama Selat Dampier. Sebagian orang lebih terbawa kesan akan bayang-bayang gelapnya sebagai bajak laut dari pada kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Hal ini mendorong Preston & Preston (2005) menulis buku A Pirate of Exquisite Mind yang mencoba mengangkat kembali nama Dampier pada posisi yang lebih adil, sosok yang telah banyak kontribusinya pada kebudayaan di abad-abad lampau. Demkian pula Williams (2004) yang melihat peran penting Dampier sebagai naturalis di era Pra-Linnaeus.

(7)

Nontji, A. 2009. Penjelajahan dan Penelitian Laut Nusantara dari Masa ke Masa. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 433 hlm.

Preston, D. & M. Preston. 2005. A Pirate of Exquisite Mind. The Life of William Dampier: Explorer, Naturalist, and Buccaneer. Berkeley Publishing Group.

Williams, G. C. 2004. William Dampier. Pre-Linnaean explorer, naturalist, buccaneer. Proceedings of the California Academy of Sciences, 55 (Supp.II): 146-166.

---Anugerah Nontji

Gambar

Gambar 1. William Dampier (1651-1715)
Gambar 2. Kiri: Kapal HMS Roebuck. Kanan: Rute pelayaran HMS Roebuck tahun 1699 diplot di atas peta modern.
Gambar 3. Contoh ilustrasi fauna dan flora hasil observasi Dampier ke New Holland (Australia) dan Papua, dari buku A Voyage to New Holland, 1703.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa keberhasilan yang menonjol dari pencapaian sasaran ini adalah: (1) Dipergunakannya informasi hasil analisis harga pangan dalam perumusan kebijakan nasional,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penambahan ekstrak buah lerak sebagai ajuvan dapat menurunkan konsentrasi penggunaan asam asetat sebesar 50% pada gulma golongan rumput, 30%

Pembuatan module pada project window dalam program aplikasi basis data spasial sebaran lokasi usaha pertambangan di Kabupaten Wonogiri dapat dilakukan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar sudut vertikal yang masih dapat ditoleransi pada pembuatan radiograf dengan proyeksi periapikal gigi molar rahang

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemilihan investasi dengan mempertimbangkan risiko dan return yang menguntungkan akan semakin sering terjadi

Diduga bahwa yang mempengaruhi pendapatan petani dari usaha karet adalah luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja, umur petani, tingkat pendidikan petani, umur tanaman

o Clip, digunakan untuk ‘memotong’ dan ’menggunting’ suatu layer (layer yang bertindak sebagai objek) berdasarkan (batas- batas yang di miliki oleh) layer yang lain

Pimpinan media massa cetak dihadapkan pada suatu persoalan, bagaimana dapat menciptakan situasi agar wartawan dapat mencapai kepuasan kerja secara individu dengan