• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN TERHADAP HARGA SAHAM | Pratiwi | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN TERHADAP HARGA SAHAM | Pratiwi | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

90

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP

HARGA SAHAM

(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2013

2015)

Kurniawati Pratiwi Topowijono

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang

Email: [email protected]

ABSTRACT

This research aimed to determine and explain the influence of capital structure and profitability on stock price simultaneously and partially. Type of this research is an explanatory research with quantitative approach. The population of this research is the food and beverages company listed in Indonesia Stock Exchange period 2013 2015. There are 14 companies that listed but only 12 companies that taken as the sample of this research according to the purposive sampling criteria. This research used multiple linier regression analysis method. The results showed that Debt to Equity Ratio (DER) representing Capital Structure, Return on Equity (ROE), and Earning per Share (EPS) representing Profitability simultaneously have sicnificant effect on stock prices, for partial research the results indicate that the variable Debt to Equity Ratio (DER), and Return on Equity (ROE) has no significant effect on stock price, while with Earnings per Share (EPS) has significant effect on stock prices.

Keywords: Capital Structure, Profitability, Stock Price

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh struktur modal dan profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial terhadap harga saham. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan atau explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan terdapat 12 perusahaan yang menjadi sampel penelitian dari 14 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015. Penelitian ini menggunakan mode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang mewakili Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS) yang mewakili Profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER), dan variabel Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

91 1. PENDAHULUAN

Seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia hal ini akan membawa ke arah yang lebih baik pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain bagi pengusaha akan lebih mudah dalam memperoleh modal, dan bagi Investor akan mendapatkan return. Para pemodal tertarik untuk menginvestasikan dananya karena investasi dalam bentuk saham menjanjikan keuntungan yang lebih tinggi. Investasi dalam bentuk saham juga mempunyai risiko yaitu semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin tingginya tingkat risiko dan sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula risikonya sesuai dengan prinsip investasi low risk low return high risk return.

Cara mengurangi risiko saham adalah dengan mengumpulkan informasi yang aktual, akurat dan transparan.Salah satu alternatif untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan bermanfaat untuk memprediksi harga saham adalah rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan, serta untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sisi eksternal, rasio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian atau penjualan saham suatu perusahaan, pemberian pinjaman serta untuk memprediksi kekuatan keuangan perusahaan dimasa mendatang.

Bagi pemilik modal (investor), keberadaan pasar modal diperlukan sebagai wadah untuk berinvestasi, yaitu dengan mendapatkan deviden bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi. Investor juga dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument yang bisa mengurangi risiko (Astuti, 2011:5). Persoalan yang timbul adalah sejauh mana kinerja perusahaan mampu mempengaruhi harga saham di pasar modal. Harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

Apabila kinerja perusahaan go-public meningkat, nilai perusahaan akan semakin tinggi pula. Di bursa efek, hal itu akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga sahamnya. Pada sebaliknya berita buruk tentang kinerja perusahaan akan diikuti dengan penurunan harga sahamnya di pasar modal. Hal tersebut merupakan argumentasi yang melandasi mengapa perubahan harga saham relevan dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan yang go-public.

Struktur modal merupakan komponen yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai dampak langsung terhadap posisi finansial perusahaan, yang pada

akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas, terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam melakukan pinjaman kepada kreditur, karena beban yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Struktur modal melalui Debt to Equity Ratio (DER) dipilih dalam penelitian ini karena semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, memperlihatkan semakin besar juga ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar atau kreditur. Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi membuat minat investor berkurang untuk membeli saham di perusahaan karena pembiayaan perusahaan sebagian besar dilakukan melalui hutang, hutang tersebut berdampak pada penurunan permintaan surat berharga perusahaan dan mengakibatkan harga saham yang menurun.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan tingkat keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham yang tertentu (Hanafi, 2008:185). Rasio Profitabilitas juga digunakan untuk menilai seberapa efisien pengelolaan perusahaan dapat mencari keuntungan untuk setiap penjualan. Rasio profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE), yang dipilih dalam penelitian ini karena memperlihatkan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari modal pemilik sehingga Return on Equity (ROE) dapan menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh para investor. Rasio profitabilitas berikutnya adalah Earning per Share (EPS) yang dipilih dalam penelitian ini karena menggambarkan indikator keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi Earning per Share (EPS) maka semakin tinggi juga keuntungan yang akan didapatkan para investor.

Produk luar yang bebas masuk ke Indonesia lebih banyak mendatangkan kerugian khususnya bagi para pelaku industri manufaktur, industri seperti tekstil, garmen, dan otomotif. Ada beberapa sektor yang menjadi positif dan optimis dengan adanya pasar bebas yaitu industri makanan dan minuman, karena dilihat dari angka perdagangan makanan dan minuman terpantau masih cukup tinggi. Sektor yang dianggap dapat bertahan dalam terjangan krisis global adalah sektor konsumsi terutama industri makanan dan minuman. Hal ini di perkuat oleh data pertumbuhan industri non migas sektor industri makanan dan minuman oleh Kementerian Perindustrian yang menunjukkan tren

positif pada tahun terakhir

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

92 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Struktur Modal

Teori struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, dengan cara menentukan struktur modal antara modal hutang dan modal sendiri (Harmono, 2011:137).

Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal: a. Stabilitas penjualan

b. Struktur aset c. Leverage operasi d. Tingkat pertumbuhan e. Profitabilitas

f. Pajak g. Kendali

h. Sikap manajemen

i. Sikap pemberi pinjaman dan lebaga pemeringkatan

j. Kondisi pasar k. Kondisi internal

2.2Teori Terkait Struktur Modal a. Pendekatan Tradisional

Menurut Sudana (2011:147), “Pendekatan tradisional mengemukakan ada struktur modal optimal dan perusahaan yang dapat meningkatkan nilai tertentu”. Pendekatan ini mengemukakan bahwa penggunaan hutang yang semakin besar dapat

menurunkan biaya modal dan

meningkatkan nilai perusahaan, jadi dapat disimpulkan bahwa dengan mengubah struktur modalnya dapat mengubah nilai perusahaan juga.

b. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)

Menurut Sudana (2011:146) pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan tetap pada berbagai tingkat leverage. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan.

c. Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori Modigliani dan Miller (MM) adalah teori yang berpandangan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

d. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976, Menurut

pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Teori keagenan (agency theory) dapat menjelaskan kesenjangan antara manajemen sebagai agen dan para pemegang saham sebagai principal atau pendelagator (Harmono, 2011:3)

e. Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut pecking order theory karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai.

f. Signaling Theory

Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajemen akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Menurut Halim (2007:100) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

2.3Pengukuran Struktur Modal a. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) mengungkapkan bagaimana penggunaan pendanaan perusahaan dari struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas (Nurmalasari, 2010:9).

(Horne, 2009:140) 2.4Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitablitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Menurut Sudana (2011:22), profitabilitas adalah

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

93 kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dengan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. 2.5Pengukuran Profitabilitas

a. Return o Equity (ROE)

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2009:361), “Rasio ini menggambarkan tingkat kekuatan pendapatan yang akan diperoleh oleh para investor atas investasi yang dilakukan.

Rumusan yang digunakan untuk menghitung Return on Equity (ROE) adalah sebagai berikut:

(Syamsuddin, 2013:65) b. Earning per Share (EPS)

Earning per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi para pemiliknya. Menurut Fahmi (2014:96), Earning per Share (EPS) merupakan bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Rumusan yang digunakan untuk menghitung Earning Per Share (EPS) adalah sebagai berikut:

(Syamsuddin, 2013:66) 2.6Saham

Saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:7), adalah “Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Penjelasan tersebut memperlihatkan saham sebagai suatu bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan.

Berdasarkan hak kepemilikannya saham dibagi menjadi dua jenis:

a. Saham Biasa (Common Stocks) b. Saham Preferen (Preferred Stocks) 2.7Harga Saham

Menurut Rusdin (2008:66), “Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan penawaraan atau kekuatan tawar menawar di bursa. Semakin banyak orang yang ingin membeli,

maka harga saham tersebut cenderung naik, sebaliknya semakin banyak orang yang ingin menjual saham tersebut maka saham tersebut akan bergerak turun”.

Dalam melakukan analisis harga saham terdapat dua pendekatan yang sering digunakan:

a. Analisis Fundamental b. Analisis Teknikal 2.8Pasar Modal

Menurut Horne dan Wochowicz (2009:39), “Pasar modal berkaitan dengan hutang dan instrumen ekuitas (seperti saham dan obligasi) yang relatif berjangka panjang (lebih dari satu tahun)”.

Macam-macam pasar modal:

a. Pasar Perdana (Primary Market) b. Pasar Sekunder (Secondary Market) c. Pasar Ketiga (Third Market)

d. Pasar Keempat (Fourth Market) 2.9Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011:1), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas.

Para pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhui beberapa kebutuhan informasi yang berbeda Pengguna laporan keuangan:

a. Investor b. Karyawan

c. Pemberi pinjaman

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya e. Pelannggan

f. Pemerintah g. Masyarakat

Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah analisis yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan.

� � =� � �

� � =

� �

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

94 3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan atau explanatory research dengan pendekatan kuantitatif dan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

3.2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada website resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id dan pada Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada kelengkapan data yang dibutuhkan oleh peneliti, dan data-data tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengunduh data sesuai kebutuhan penelitian.

3.3. Variabel Penelitian

Sugiyono (2009:38) menyatakan bahwa, “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X)

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Seputra, 2013:4).

1) Struktur Modal

a) Debt to Equity Ratio (DER) (X1) 2) Profitabilitas

a) Return on Equity (ROE) (X2) b) Earning per Share (EPS) (X3) b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas) Seputra (2013:4).

1) Harga Saham (Y) 3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015 dengan jumlah populasi 14 perusahaan

Tabel 1. Populasi Penelitian

Sumber: Data diolah, 2017 (www.idx.co.id)

3.4.2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka terdapat 12 perusahaan dari 14 perusahaan.

a. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode penelitian tahun 2013 – 2015 dan menerbitkan laporan keuangan secara periodik yang berakhir pada 31 Desember. b. Data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti tersedia dengan lengkap dalam laporan keuangan perusahaan industri makanan dan minuman.

Tabel 2. Sampel Penelitian

No Kode Emiten Kriteria Sampel

A B

1 AISA  

2 ALTO  

3 CEKA  

4 DLTA  

5 ICBP  

6 INDF  

7 MLBI  

8 MYOR  

9 PSDN  

10 ROTI  

11 SKBM  

12 SKLT -

-13 STTP -

-14 ULTJ  

Sumber: Data diolah, 2017

Keterangan:

 = memenuhi kritetria - = tidak memenuhi kriteria No Kode Nama Emiten

1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 2 ALTO PT Tri Banya Tirta Tbk.

3 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk.

5 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk.

9 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk. 10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. 11 SKBM PT Sekar Bumi Tbk.

12 SKLT PT Sekar Laut Tbk. 13 STTP PT Siantar Top Tbk. 14

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

95 3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud menyimpulkan data tersebut (Sugiyono, 2009:147).

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan untuk membuat hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas disebut model regresi linier berganda. Syarat sebelum menggunakan regresi linier berganda adalah terpenuhinya uji asumsi klasik.

Uji asumsi klasik meliputi: a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolinearitas c. Uji Heteroskedastisitas d. Uji Autokorelasi

3.5.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menjelaska tingkat signifikansi terhadap variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) yang digunakam adalah model regresi linier berganda atau multiple regression.

3.5.4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinsi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variabel terikat.

3.5.5. Uji Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya meunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan menggunakan nilai signifikan level 5%. b. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai signifikasi level 5%.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif sampel perusahaan dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut:

Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel

Sumber: Data SPSS diolah, 2017

4.2.Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas residual regresi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Grafik normal P-P plot dapat dilihat bahwa titik-titik dalam grafik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Analisis grafik histogram dan normal probability plot data dalam penelitian menunjukkan bahwa data terdistribusi normal

Gambar 1. Grafik P-P Plot Sumber: Data SPSS Diolah, 2017

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas.

Descriptive Statistics

N Min. Max. Mean Std.

Deviation

DER 36 ,22 3,03 1,0552 ,54813

ROE 36 -,13 1,44 ,2222 ,30361

EPS 36 -3,49 10,93 4,6553 3,06379

Harga Saham 36 4,80 12,87 8,0188 1,91415

Valid N (listwise)

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

96 Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

DER ,702 1,424

ROE ,500 2,002

EPS ,576 1,737

a. Dependent Variable: Harga Saham Sumber: Data SPSS diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui variabel bebas dalam penelitian ini memiliki Variance Inflation Factor lebih kecil dari 10, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas antara varibel bebas dalam penelitian ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu kepengamatan yang lain.

Gambar 2. Grafik Scatterplot Sumber: Data SPSS diolah 2017

Berdasarkan grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada

korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya.

Tabel 5. Hasil Uji Autokerelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1,836

a. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROE b. Dependent Variable: Harga Saham Sumber: Data SPSS diolah, 2017

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada tabel diatas diketahui bahwa nilai Durbin Watson hasil pengujian berada diantara -2 < 1,836 < +2 sehingga disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang terbentuk.

4.3.Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunkan untuk mengetahui arah hubungan anatara variabel bebas dengan variabel terikat. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficient terhadap variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio (X1), Return on Equity (X2), dan Earning per Share (X3) terhadap variabel terikat berupa Harga Saham. Adapun hasil uji regresi linier berganda tampak pada tabel berikut

Tabel 6. Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Standardized

Coefficients

t Sig.

Beta

1

(Constant) 10,458 ,000

DER -,109 -,961 ,344

ROE ,041 ,306 ,761

EPS ,801 6,378 ,000

a. Dependent Variable: Harga Saham Sumber: Data Diolah, 2017

Variabel terikat pada regresi ini adalah Harga Saham sedangkan variabel bebasnya adalah DER, ROE dan EPS. Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah:

Y = -0,109 X1 + 0,041 X2 + 0,801 X3 + e

4.4.Koefisien Determinasi

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

97 Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,842a ,709 ,682 1,07941

a. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROE b. Dependent Variable: Harga Saham Sumber: Data SPSS diolah, 2017

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai adjusted R Square sebesar 0,682 atau 68,2%. Artinya, besarnya pengaruh variabel DER, ROE dan EPS terhadap Harga Saham adalah sebesar 68,2%. Sedangkan pengaruh sisanya yang sebesar 31,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan regresi atau yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5. Uji Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh simultan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dalam hipotesis ini, diduga bahwa variabel DER, ROE dan EPS secara bersama-sama mempengaruhi Harga Saham. Variabel independen pembentuk model regresi dikatakan berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen jika Fhitung > Ftabel atau signifikan < α = 0,05 Pengujian model regresi secara simultan adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square

F Sig.

1

Regression 90,955 3 30,318 26,021 ,000b

Residual 37,284 32 1,165

Total 128,239 35 a. Dependent Variable: Harga Saham b. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROE

Sumber: Data SPSS diolah, 2017

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 24, diperoleh Fhitung sebesar 26,021 (Sig F = 0,000). Ftabel pada taraf nyata 5% dengan derajat bebas 3 dan 32 sebesar 2,901. Karena Fhitung > Ftabel (26,201 > 2,901) dan Sig F < 5% (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel DER, ROE dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Harga Saham.

b. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen pembentuk model regresi secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Variabel independen pembentuk model regresi dikatakan berpengaruh signifikan jika thitung> ttabel atau

signifikan < α = 0,05. Pengujian model regresi secara parsial adalah sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Uji t

Variabel

bebas thitung Sig. t ttabel Keterangan

DER -0,961 0,344 2,037 Tidak Signifikan

ROE 0,306 0,761 2,037 Tidak Signifikan EPS 6,378 0,000 2,037 Signifikan

Sumber: Data SPSS diolah, 2017

- Pada pengujian hipotesis variabel Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh thitung sebesar -0,961 dengan nilai signifikansi sebesar 0,344. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih kecil daripada ttabel (0,961 < 2,037) atau nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham. - Pada pengujian hipotesis variabel Return

on Equity (ROE) diperoleh thitung sebesar 0,306 dengan nilai signifikansi sebesar 0,761. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih kecil daripada ttabel (0,306 < 2,037) atau nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka disimpulkan variabel Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham.

- Pada pengujian hipotesis variabel Earning per Share (EPS) diperoleh thitung sebesar 6,378 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (6,378 > 2,037)

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

98 4.6. Pembahasan

4.6.1. Pengaruh Variabel DER, ROE dan EPS Secara Smultan Terhadap Harga Saham

Hasil perhitungan koefisien determinan memperlihatkan pengaruh variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) (X1), Return on Equity (ROE) (X2) dan Earning per Share (EPS) (X3) dalam menjelaskan Harga Saham perusahaan sebagai variabel terikat (Y) yaitu sebesar 68,2%. Besarnya pengaruh sebesar 68,2% ini memperlihatkan bahwa struktur modal yang di wakili Debt to Equity Ratio (DER) (X1) dan profitabilitas yang diwakili Return on Equity (ROE) (X2), dan Earning per Share (EPS) (X3) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Pengaruh ini memperlihatkan bahwa Harga Saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015 dapat dijelaskan dengan struktur modal yang di wakili Debt to Equity Ratio (DER) (X1) dan profitabilitas yang diwakili Return on Equity (ROE) (X2), dan Earning per Share (EPS) (X3). Ketiga variabel tersebut dapat menjadi informasi penting bagi pemegang saham di dalam pengambilan keputusan pada perusahaan makanan dan minuman.

4.6.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui nilai thitung Debt to Equity Ratio (DER) sebesar -0,961 dengan nilai signifikansi sebesar 0,344. Nilai statistik uji hitung tersebut lebih kecil dari pada t-tabel yaitu 2,037 atau signifikansi lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,05, maka disimpulkan variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu harga saham. Besarnya koefisien regresi Debt to Equity Ratio (DER) adalah -0,109 yang memperlihatkan, apabila terjadi kenaikan Debt to Equity Ratio (DER) sebersar 1% maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar Rp. -0,109.

Pengaruh negatif Debt to Equity Ratio (DER) pada penelitian ini didukung dalam penelitian Tika (2012) yang menyimpulkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap harga saham. Nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi memperlihatkan dana perusahaan dalam menjalankan operasionalnya lebih banyak berasal dari hutang. Pada dasarnya pemegang saham atau calon pemegang saham akan menghindari risiko

dan memilih perusahaan dengan nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah.

4.6.3. Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas, Return on Equity (ROE) digunakan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba bersih perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui nilai t-hitung Return on Equity (ROE) sebesar 0,306 dengan nilai signifikansi sebesar 0,761. Nilai statistik uji t-hitung tersebut lebih kecil dari pada t-tabel yaitu 2,037 atau signifikansi lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,05 maka disimpulkan variabel Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Besarnya Return on Equity (ROE) memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima pemegang saham akan tinggi, sehingga pemegang saham akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan menyebabkan harga saham cenderung naik. Pada hasil di atas disebutkan bahwa variabel Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham mengindikasikan bahwa tingkat pengembalian investasi yang akan diterima pemegang saham rendah, sehingga pemegang saham tidak tertarik untuk membeli saham dan menyebabkan harga saham cenderung turun. Penelitian ini tidak memperkuat penelitian yang dilakukan Hidly (2012) yang menyatakan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

4.6.4. Pengaruh Earning per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui nilai t-hitung Earning per Share (EPS) sebesar 6,378 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji t-hitung tersebut lebih besar dari pada t-tabel yaitu 2,037 atau signifikansi lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,05 maka disimpulkan variabel Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Besarnya koefisien regresi Earning per Share (EPS) adalah 0,801 yang memperlihatkan apabila nilai Earning per Share (EPS) meningkat Rp. 1,- maka akan diikuti peningkatan harga saham Rp. 0,801-, sebaliknya apabila nilai Earning per Share (EPS) menurun Rp. 1,- maka akan diikuti penurunan harga saham sebesar Rp. 0,801,-.

(10)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No.1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

99 kepada para pemegang saham karena pada

umumnya para pemegang saham tertarik dengan nilai Earning per Share (EPS) yang besar. Pengaruh nilai Earning per Share (EPS) yang signifikan positif terhadap harga saham menunjukkan semakin tinggi nilai Earning per Share (EPS) berarti semakin baik kinerja perusahaan sehingga saham yang dimiliki perusahaan tersebut banyak diminati pemegang saham yang mengakibatkan semakin tinggi pula harga saham tersebut. Hasil analisis ini memperkuat penelitian terdahulu dari Tika (2012), Assegaf (2014) dan Ircham (2014) yang menyimpulkan bahwa secara parsial variabel Earning per Share (EPS) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Struktur modal yang diwakili oleh variabel DER (X1) serta Profitabilitas yang diwakili ROE (X2), dan EPS (X3) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Harga Saham (Y). Besarnya pengaruh DER (X1), ROE (X2), dan EPS (X3) terhadap Harga Saham (Y) adalah sebesar 68,2%. Sisanya sebesar 31,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan regresi atau yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Struktur modal yang diwakili oleh variabel DER (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). Profitabilitas yang diwakili oleh variabel ROE (X2) dan variabel EPS (X3), untuk variabel ROE (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y), dan untuk variabel EPS (X3) secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Harga Saham (Y).

5.2Saran

1. Bagi Pemegang Saham atau Calon Pemegang Saham

Pemegang saham atau calon pemegang saham sebaiknya memberikan perhatian terhadap kondisi perusahaan yang diminati dengan mempertimbangkan tingkat struktur modal dan profitabilitas perusahaan sehingga pemegang saham atau calon pemegang saham

dapat melakukan pengambilan keputusan dengan risiko seminimal mungkin.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya lebih baik menambahkan periode tahun penelitian dan menambahkan rasio keuangan lainnya yang diduga berpengaruh terhadap harga saham sehingga penelitian mendatang akan lebih baik dari penelitian sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Ardi. 2011. Pasar Modal. Purwokerto Darmaji, Tjiptono dan Fakhruddin. 2012. Pasar

Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Ghozalli, Imam. 2013. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengab Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat

Hanafi, Mamduh. 2011. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Harmono. 2011. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara

Horne, James C Van & Jhon M. Machowicz. 2009. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta: Salemba Empat

Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Nurmalasari, Tika. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma.

Rusdin. 2008. Pasar Modal (Teori, Masalah, Kebijakan dalam Praktik). Bandung: Alfabeta

Seputra, Yulius Eka Agung. 2013. Belajar dan Analisis Tuntas Statistika Bebasis Komputer. Jakarta: Mitra Wacana Media

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan (Teori dan Praktik). Jakarta: Erlangga

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Gambar

Tabel 1. Populasi Penelitian
Grafik normal P-P plot dapat dilihat bahwa titik-titik dalam grafik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas a
Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2) b

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menentukan efisiensi penyisihan COD dan mempelajari pengaruh faktor variasi material organik dalam campuran tanah pada lapisan anaerob dan variasi

Dapat disimpulkan, maksud dari penelitian ini adalah membahas sesuatu yang dapat ditimbulkan atau diakibatkan penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari pajak yang

Pada kondisi flypaper Effect ini, pemerintah Kota Medan memperlihatkan perilaku yang tidak seperti biasanya, sehingga adanya kecenderungan menganggarkan pengeluaran

Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial earning per share berpengaruh terhadap harga saham hal ini dapat

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham

User juga dapat merubah data penduduk yang telah terdaftar dengan cara memilih salah satu data kos atau pondokan yang ada pada tabel sehingga data kos atau pondokan yang dipilih

Dengan penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ), frekuensi pengiriman bahan baku dilakukan 6 kali dalam setahun dengan kuantitas pemesanan yang optimal

Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun