• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Teknologi Tata Kota dalam Me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Teknologi Tata Kota dalam Me"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Teknologi Tata Kota dalam Mengatasi Faktor Penghambat Pembangunan di Indonesia

(Studi Kasus: Manajemen Lalu Lintas di Bekasi) Oleh

Retno Septaningtyas Wahyu Pangestu (F1I013025) Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Jenderal Soedirman

Abstrak:

This journal describes the role of technology in development. The aim of the development is usually focused on the economic sector so that any development that are based to achieve better economic which is for fulfillment the needs. In modernization perspective, to tackle the bottleneck of development we need to follow the development models in developed country which is make a technology as a solution for development problem. These journal focus on the technology in this area is an urban planning techniques to overcome the bottleneck. in this journal explainded traffic is one of the factors inhibiting development. This journal take a case in which the jakarta jakarta an urban area which serves as one of the areas that become a factor facilitating the activities of economic activity in Jakarta. The problem of traffic jams occured in Bekasi where many points of congestion occur at certain hours. In this case Bekasi government issued a policy to use the technology in the field of traffic management.

Keyword : Development, Economic, Bekasi, Trafffic, Management. Pendahuluan

Pembangunan didefinisikan sebagai perubahan yang direncanakan, artinya pembangunan merupakan proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial seperti sosial, politik, ekonomi, imfrastruktur, pertanian, pendidikan, teknologi, kelembagaan dan budaya (Alexander, 1994) yang dimana perubahan-perubahan yang dilakukan akan membawa masyarakat dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik.

(2)

difokuskan pada faktor teknologi karena pada kondisi sekarang kita bisa melihat ketimpangan kemampuan teknologi antara negara maju dan berkembang dimana teknologi negara berkembang umumnya terbelakang sedangkan negara maju memperlihatkan perkembangan dan perubahan yang cepat. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa faktor kemampuan teknologi dapat digolongkan sebagai faktor yang paling kuat dalam mempengaruhi proses pembangunan disuatu negara.

Dalam pandangan teori Modernisasi menyatakan bahwa pembangunan dapat dicapai melalui mengikuti proses pengembangan yang digunakan oleh negara-negara maju saat ini1, yang pada ranah ini menggunakan teknologi. Teori tindakan Talcott Parsons mendefinisikan kualitas yang membedakan “modern” dan “tradisional” masyarakat terlihat pada pendidikan dilihat sebagai kunci untuk menciptakan individu modern. Dan dalam teori ini teknologi memainkan peran kunci dalam teori pembangunan karena diyakini bahwa teknologi ini dikembangkan dan diperkenalkan kepada negara-negara maju yang lebih rendah akan memacu pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor kunci dalam Teori Modernisasi adalah keyakinan bahwa pembangunan memerlukan bantuan dari negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang untuk belajar dari perkembangan mereka.

Bekasi sebagai salah satu daerah urban yang menopang Jakarta dalam hal penyedia tempat tinggal untuk mengurai kepadatan di Jakarta membuat Bekasi menjadi salah satu daerah yang menjadi faktor pelancar kegiatan aktifitas ekonomi di Jakarta. Kemacetan menjadi salah satu penghambat kegiatan aktifitas ekonomi yang membuat manajemen waktu untuk produktivitas tidak efisien, sehingga dengan kata lain kemacetan ini menjadi permasalahan yang dapat menghambat pembangunan di Indonesia. Permasalahan kemacetan ini pun terjadi di Bekasi dimana banyak titik kemacetan terjadi pada jam tertentu. Dalam hal ini pemerintah Bekasi mengeluarkan kebijakan untuk menggunakan teknologi tata kota dalam bidang pengendalian simpang.

(3)

Pembahasan

“Technological innovation is indeed important to economic growth and the enhancement of human possibilities.”

Leon Kass

Pembangunan adalah upaya untuk membuat kehidupan yang lebih baik untuk setiap orang. Secara umum kehidupan yang lebih baik yang dimaksud adalah kehidupan material2. Sehingga pembangunan di banyak negara memfokuskan di bidang ekonomi. Walaupun sebenarnya kondisi kehidupan yang lebih baik tidak dapat di definisikan secara tunggal.

Pembangunan merupakan suatu perubahan yang direncanakan secara sistematis terhadap suatu negara atau bangsa. Istilah pembangunan ini dicetuskan pertama kali oleh Presiden Amerika Serikat saat itu Hendry Truman pada tahun 1950-an saat mengumpulkan para ilmuwan sosial setelah terjadinya Perang Dunia ke II. Saat itu Amerika Serikat merasa berperan dalam hal perbaikan dan akselerasi negara berkembang dan juga negara-negara korban perang. Semenjak itulah istilah pembangunan terus berkembang. Masalah yang mendasar dalam pembangunan adalah adanya ketertinggalan dan keterbelakangan suatu masyarakat. Ketertinggalan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tatanan yang ada dan berkembang selama ini di dalam suatu masyarakat, juga nilai-nilai atau norma yang dianut yang biasanya disebut dengan tradisionalisme yang membuat kemampuan suatu negara mengalami keterbelakangan. Menurut teori Modernisasi salah satu jalan keluar untuk mengatasi ketertinggalan dan keterbelakangan itu adalah mengikuti model pembangunan yang dilakukan oleh negara maju.

Jika kita melihat dalam bidang kemampuan teknologi antara negara maju dan negara berkembang terlihat sekali kesenjangan yang cuup besar dimana kemampuan teknologi negara sedang berkembang umumnya terbelakang, sedangkan teknologi negara maju memperlihatkan perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, jurang perbedaan tingkat teknologi antara negara berkembang dan negara maju cenderung semakin besar. Sehingga berdasarkan ketimpangan yang cukup besar tersebut serta perbedaan pembangunan yang ada di negara maju dan berkembang dapat dsimpulkan bahwa perbedaan tingkat teknologi tersebut dapat mempengaruhi kemajuan pembangunan.

(4)

Hal ini membuktikan bahwa teknologi memegan peran yang signifikan dalam proses pembangunan dimana jika kita mengacu pada model pembangunan negara maju, teknologi sangat berperan aktif dalam pemecahan masalah dalam proses pembangunan.

Permasalahan yang ada di kota-kota di Indonesia yang tidak terlepas dari pembangunan nasioanal yang berkembang serta adanya perubahan suatu kota dari kota agraris menjadi industri ataupun dari kota metropolitan menjadi megapolitan membuat perubahan juga terhadap sistem transportasi yang dipakai di kota tersebut. Perubahan suatu kota ini meningkatkan pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor dengan sangat cepat tetapi dalam hal peningkatan pertumbuhan jalan baru sangat lambat. Jakarta sebagai daerah yang memiliki tingkat aktifitas ekonomi yang terpadat di Indonesia. Jakarta sebagai ibukota juga mempunyai tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia sehingga daerah urban yang ada seperti Bekasi juga berperan sebagai daerah penopang Jakarta dimana sebagai penyedia tempat tinggal untuk mengurai kepadatan di tempat tinggal di Jakarta. Sehingga dengan kata lain Bekasi merupakan daerah yang menjadi faktor pelancar aktifitas ekonomi di Jakarta.

Bekasi yang berperan sebagai daerah penunjang kelancaran aktifitas ekonomi juga memiliki permasalahan pada mobilisasi dimana banyak titik kemacetan di berbagai pada jam tertentu. Kemacetan yang ada di Bekasi dapat menjadi faktor penghambat aktifitas ekonomi dan ini akan berdamapak pada proses pembangunan dimana jika hal ini terus terjadi tanpa adanya satu tindakan untuk mengatasi masalah ini, ekonomi di Indonesia akan terganggu dan ekonomi yang merupaka sektor utama dalam semua aspek kehidupan maka hal ini akan menghambat pembangunan di semua sektor yang ada di Indonesia.

Permasalahan yang dihadapi juga adanya ketidakseimbangan dalam Perbandingan supply dan demand dimana di Bekasi setiap tahun pertumbuhan jalan kurang dari 1% tetapi pertumbuhan kepemilikan mobil sebesar 5% per tahun. Sehingga pemerintah Bekasi mengambil tindaan untuk mengatasi kemacetan dengan manajemen lalu lintas dimana prinsip manajemen lalu lintas yaitu mempertahankan semaksimal mungkin jalan yang ada, tetapi melakukan perubahan terhadap pola pergerakan lalu lintas pada jalan tersebut, sehingga pemanfaatan sistem pergerakan lalu lintas dapat lebih efesien.

(5)

Kemacetan semakin meningkat ketika peak hour dimana volume kendaraan meningkat pesat. Hal ini terjadi di persimpangan Kalimalang Bekasi. Dimana ketika peak hour sore, sekitar jam 17.00-19.00 simpang ini tidak mampu memenuhi demand yang sangat tinggi sehingga seringkali macet total dimana kendaraan sama sekali tidak bisa bergerak terjadi. Masalah di simpang ini, hal ini dikarenakan tidak tegaknya aturan kelas jalan sebagaimana mestinya. Angkutan barang melintas pada ruas jalan Raya Setu bukan pada kelas jalan yang sesuai. Apalagi ditambah simpang Kalimalang ini merupakan simpang prioritas dan stager kemudian diperparah dengan konflik weaving (menyilang) dari persimpangan Kalimalang dari Jalan Raya Setu ke persimpangan menuju Kampung Utan. Ketika kemacetan total terjadi, kemacetan tersebut berpengaruh di persimpangan lainnya yaitu di persimpangan di Tol Barat Bekasi, sehingga harus ada tindakan lebih lanjut dengan permasalahan ini. Dengan masalah yang begitu kompleks, strategi yang dapat dipakai sebagai berikut:

A. Meningkatkan kapasitas simpang dengan memperlebar mulut simpang, hal ini dilakukan karena seringkali angkutan barang yang membelok mempunyai radius yang besar sehingga mengganggu kendaraan yang berlawanan arah selain itu karena arus belok kiri yang besar maka dapat diminimumkan titik konflik yang terjadi. Pelebaran persimpangan yang merupakan titik kemacetan seperti persimpangan tol Bekasi Barat tidak memungkinkan untuk dilakukan pelebaran. Sehingga Pemerintah Bekasi menggunakan mekanisme marka prioritas Pembuatan marka prioritas, marka menjadi begitu penting agar pengguna kendaraan bermotor mengetahui bahwa simpang itu merupakan prioritas dan tidak seenaknya. Seringkali perilaku pengendara yang egois tidak mau mengalah untuk memberikan prioritas pada kendaraan lain. Hal ini juga harus diatur oleh polisi lalu lintas yang bertindak sebagai pengawas. Tidak harus dijaga selama 24 jam tetapi dijaga ketika Peak Hour, yaitu ketika pagi dan sore sehingga kelancaran dan ketertiban lalu lintas bisa dijaga. Hal ini telah diimplementasikan oleh Bekasi berdasarkan peraturan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 20043. Pada 06.00-09.00 terdapat jalur prioritas yang diterapkan yang dimulai pada 5 Mei 2013. Jalur prioritas dan untuk mengontrol efektifnya peraturan ini telah disiagakan polisi lalu lintas ketika peak hours pada titik kemacetan bahkan pada persimpangan-persimpangan yang menjadi titik kemacetan seperti persimpangan tol Bekasi Barat, Bekasi Timur, UNISMA, Kalimalang, Bulak Kapal telah ditempatkan pos polisi yang bertugas mengontrol persimpangan 24 jam

(6)

B. Pengalihan rute angkutan barang, angkutan barang di jalan ini memberi dampak negatif berupa speed blocking yang menurunkan kecepatan kendaraan dan dampak terhadap lingkungan khususnya rusaknya jalan akibat overloading dan tonase yang tidak sesuai kelas jalan. Jika aksesibilitas terhadap rute selain rute ini sulit, maka harus ada peningkatan kelas jalan terhadap angkutan barang yang melalui jalan ini. hal ini harus dilakukan mengenai begitu banyaknya dampak negatif dari permasalahan ini sehingga harus dilakukan perubahan dalam sistem manajemen lalu lintasnya. Seperti yang dilansir pada magapolitan.kompas.com hal ini sedang dalam pengentasan dimana walikota Bekasi telah menganggarkan APBD 2014 untuk menperbaiki 1100 titik kerusakan jalan di Bekasi yang direncanakan akan selesai pada pertengah 20174.

Berdasarakan teoritis yang ada kebijakan tentang penggunaan metode manajemen simpang ini telah mendukung untu megatasi masalah kemacetan yang ada di Bekasi walaupun hingga sekarang belum ada dampak yang berarti mengingat mekanisme ini masih tergolong baru di implementasikan.

Kesimpulan

Kemacetan merupakan salah satu faktor yang menjadi penghambat aktiftas ekonomi dan ini akan berdampak pada proses pembangunan dimana jika hal ini terus terjadi tanpa adanya satu tindakan untuk mengatasi masalah ini, ekonomi di Indonesia akan terganggu dan ekonomi yang merupaka sektor utama dalam semua aspek kehidupan maka hal ini akan menghambat pembangunan di semua sektor yang ada di Indonesia.

Bekasi juga berperan sebagai daerah penopang Jakarta dimana sebagai penyedia tempat tinggal untuk mengurai kepadatan di tempat tinggal di Jakarta. Sehingga dengan kata lain Bekasi merupakan daerah yang menjadi faktor pelancar aktifitas ekonomi di Jakarta. Bekasi yang berperan sebagai daerah penunjang kelancaran aktifitas ekonomi juga memiliki permasalahan pada mobilisasi dimana banyak titik kemacetan di berbagai pada jam tertentu. Keadaan Bekasi yang tidak memungkinkan adanya pelebaran pada titik kemacetan tersebut membauat Pemerintah Kota Bekasi mengambil langkanh untuk memanfaatkan teknologi tata kota dalam bidang menajemen lalu lintas dengan cara menajemen pengendalian simpang. Dan secara teoritis kebijakan ini akan memberikan

4

(7)

dampak pada penguraian kemacetan di Bekasi sehingga dengan kata lain teknologi yang dalma hal ini teknik tata kota dapat berperan untuk mengatasi faktor penghambat pembangunan.

REFERENSI

Suwarsono. 2013. Perubahan Sosial dan Pembangunan. LP3ES: Jakarta.

Budiman, Arif. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Shukri, Ahmad dan Rosman. 2003. Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan. UTM:

Jakarta.

RISTEK. 2009. Sains & Teknologi 2: Berbagai Ide Untuk Menjawab Tantangan dan

Kebutuhan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Susantono, Bambang. 2009. 1001 Wajah Transportasi Kita. Gramedia Pustaka Utama:

Jakarta.

http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/KOTA_BEKASI_13_2011.pdf diakses pada Senin, 01 Desember 2014 (20:05 WIB)

htttp://megapolitan.kompas.com/read/2014/06/28/1706424/Pemkot.Bekasi.Pastikan.Perbai kan.Jalan.Rusak.di.Bekasi.Dimulai.Lagi diakses pada Senin, 01 Desember 2014 (20:10

Referensi

Dokumen terkait

Dalam studi kasus yang lain yang telah dilakukan oleh Gentile, Lynch, Linder & Walsh (2004, hal.6) diketahui bahwa gadis remaja bisa bermain video game terbaru selama rata-rata

Pada tahapan akhir ini akan memasuki tahapan editing, dimana dalam tahapan ini tidak hanya sekedar memilah-milah gambar dan menggabungkannya saja tetapi juga perlu menambahkan

Data input model stock-flow terdiri dari: (1) tingkat kecelakaan kerja ( accident rate ); (2) waktu proses laporan kecelakaan kerja (accident reporting time); (3) alokasi jam

Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana sistem pengelolaan PLTS di Dusun Yeh Mampeh agar PLTS dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Metode

Minyak akar wangi yang dihasilkan dari penyulingan dengan peningkatan tekanan bertahap tanpa pengaturan laju alir uap memperlihatkan pola yang lebih baik dengan jumlah

Dalam proses kampanye, evaluasi kampanye adalah tahapan yang penting untuk dilakukan.Evaluasi kampanye diartikan sebagai upaya sistematis untuk menilai berbagai aspek yang

Oleh karena itu, jika kita ingin BISA memahami bahasa Arab, maka kita harus memahami dengan baik terlebih dahulu ISIM, FI‘IL, dan HURUF..

Hasil penelitian menunjukkan (1) aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran Project Based Learning terlaksana dengan kategori sangat baik (83,33%), (2) aktivitas