• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amanat Presiden Soekarno pada Pembukaan Sidang Pertama MPRS di Gedung Merdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Amanat Presiden Soekarno pada Pembukaan Sidang Pertama MPRS di Gedung Merdeka"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

AMANAT PRESIDEN SOEKARNO

PADA PEMBUKAAN SIDANG PERTAMA M. P. R. S.

DI GEDUNG MERDEKA BANDUNG PADA HARI PAHLAWAN 10 NOPEMBER 1960

(2)

Saudara2 sekalian,

Sebagai dikatakan oleh Pedjabat Ketua, maka pada ini hari akan dibuka sidang pertama daripada Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara. Dan pada saat itu, saja, Insja Allah, akan mengutjapkan amanat jang oleh Pedjabat Ketua dinamakan : Amanat Negara.

Saudara2, hari ini bukan sadja penting oleh karena Sidang pertama dari-pada Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara dibuka, Insja Allah, tetapi djuga oleh karena sebagai Saudara2 mengetahui, hari ini adalah hari Pahlawan, jang pada hari ini kita menghormati, memperingati djasa2 Pahlawan2 kita, Pahlawan2 dalam perdjuangan kita,mentjari pelaksanaan daripada segenap tjita2 kita.

Dalam mengingati segenap tjita2 kita, tidak boleh tidak kita harus ingat kepada apa yang diwaktu jang achir2 ini selalu saja namakan Amanat Pen-deritaan Rakjat. Rakjat Indonesia sedjak kehilangan kemerdekannja, jakni sedjak Indonesia didjadjah oleh pendjadjah asing, jang ber-abad2 lamanja, mendjadilah satu rakjat jang menderita. Menderita politik, menderita eko-nomis, menderita sosial, menderita kulturil; bahkan juga menderita dalam

rasa hati kemanusiannja. Maka jikalau kita berkumpul ada ini hari, pada hari jang amat penting ini penting kataku tadi olehkarena adalah hari Pah-lawan dan hari Pembukaaan Sidang Pertama daripada MPRS; MPR Lembaga jang mutlak dituntut oleh Undang2 Dasar 45, maka tidak boleh tidak kita harus mengenangkan akan penderitaan rakjat itu.

Dan sebagai tiap2 rakjat jang menderita, maka rakjat Indonesia ingin melepaskan diri daripada penderitaan itu. Dan dalam usaha untuk mele-paskan diri daripada penderitaan itu, sekali lagi rakjat Indonesia men-jalankan penderitaan2. Korbanan2 jang amat pedih. Untuk mengachiri pen-deritaan, rakjat Indonesia mendjalankan penderitaan. Ini tampaknja adalah satu paradox, tetapi paradox sedjarah, hisrorical-paradox. Penderitaan rakjat jang dilakukan oleh rakjat untuk melepaskan diri daripada penderitaan, sudah dikenal oleh kita semuanja. Dikenal olah kita semuanja dalam bentuk Pah-lawan-pahlawan jang gugur, jang mereka itu arwahnya pada ini hari kita peringati.

(3)
(4)

Subhanahu Wataala. Dan kita jang duduk disini, anggota2 daripada M.P.R.S., kita pantas menanja kepada diri kita sendiri: insjafkah kita djuga kepada Amanat Penderitaan Rakjat itu? Insjafkah kita, bahwa Amanat Penderitaan Rakjat itu bukan sadja diemban oleh Pahlawan2 jang telah gugur atau Pah-lawan2 jang menderita didjamin jang lampau; insjafkah kita bahwa Amanat Penderitaan Rakyat itu djuga harus diemban oleh kita semua jang pada ini hari berkumpul didalam gedung jang bersedjarah ini, jang kita ini menurut Undang2 dasar ’45, antara lain diwadjibkan untuk menentukan garis besar daripada haluan Negara? Saja minta kepada semua anggauta M.P.R.S., pertama-tama dan lebih dahulu supaja semua anggauta M.P.R.S. menjedari sedalam-dalamnja, menginsjafi sedalam-dalamnja, bahwa kita ini masing2 dan kollektif meng-emban Amanat Penderitaan Rakjat.

Terbajanglah Saudara2, dalam ingatan saja djdalannja perdjoeangan rakjat di-masa jang lampau. Tadi dikatakan oleh pedjabat Ketua M.P.R.S., bahwa dengan adanya M.PP.R.S. ini telah terpenuhi tuntutan daripada Undang2 Dasar 45 diatas lapangan perlembagaan ketata-negaraan. Memang Undang2 Dasar 45 menentukan harus adany\ja Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Undang2 Dasar 45 adalah Undang2 Dasar daripada satu Negara. Undang2 Dasar 45 bukan sekedar Undang2 Dasar daripada sesuatu perkumpulan, tetapi Undang2 Da-sar daripada satu Negara. Dalam hal ini Saudara2, kenangkanlah djalannja perdjoangan kita sampai kita datang kepada ber-Negara. Ja dulu sebelum imperialisme datang disini, kita memiliki Negara-negara jang pada hake-katnja tiada mempunjai penuh atribut2 lagi sebagai Negara --- oleh karena atribut2-nja itu telah ditjabut oleh pihak pendjadjah.

Tetapi penderitaan rakjat membuat kita tergerak mendjalankan penderita-an2. Dalam abad 17,118,19 hingga pada achir --- pada permulaan abad ke-20, kita sebagai tadi saja katakan mengindjak diatas padangnja Gerakan Nasional. Timbulnja Serikat2 dan Perkumpulan2.

Tetapi pada bagian jang pertama dari pada Serikat2 kita dan Perkumpulan2 kita itu, belum kita dengan tegas mengatakan bahwa perdjongan kita menu dju kepada terbentuknja Negara.

Melainkan hanja ditahan kira-kira ’26 tegas terpantjang didalam ingat-an kita, bahwa kita tidak bisa terhindar melepaskingat-an diri daripada penderitaingat-an2 ini: penderitaan politik, penderitaan ekonomis, penderitaan sosial, kulturil dan lain2 sebagainja, bahwa kita tidak dapat melepaskan diri daripada penderitaan2 ini, djikalau kita tidak mentjapai lebih dahulu: Indonesia Merdeka.

Kemerdekaan politik, --- dulu sebelum tahun 26, 27-an itu, berdjalanlah pikiran salah didalam kalangan Bangsa Indonesia bahwa kita bisa melepas-kan diri kita daripada penderitaan2 politik, sosial, kulturil itu, dengan memperbaiki ketjerdasan kita, memperbaiki taraf ekonomi kita dan

lain2 sebagainja.

(5)

Dan dengan terlahirnja kejakinan ini Saudara2, mulai bulatlah ke-jakinan kita, bahwa kita lebih dahulu harus mendirikan Negara Indo-nesia. Sebelum taahuun 26, 27 hal negara ini belum bersemajam didalam ingatan dan pikiran kita. Tetapi sedjak tahun 26, 27, dengan tegas mendjulanglah ke langit kejakinan ini. Lebih dahulu dirikan Negara Indonesia --- didalam dan olah Negara Indonesia itu kita akan berusaha mengachiri penderitaan2 kita. Mengachiri penderitaan politik, achiri penderitaan ekonomis, mengachiri penderitaan kulturil, meng-achiri penderitaan sosial, mengmeng-achiri penderitaan2 lain.

Dan kejakinan 26-27 ini, ini memberi impetus pula kepada usaha kita kepada penderitaan kita, kepada kesediaan dan keridoan kita untuk menderita, kepada keikhlasan kita untuk menderita, --- sehing-ga apa yang dinamakan Gerakan Nasional makin lama makin meng-gema, makin lama makin menggempa dan kita achirnja pada tanggal 17 Agustus 1945 menjatakan bahwa kita telah mendirikan Negara Jang kita namakan Republik Indonesia. Tatakala Pemimpin2 kita telah me-lihat fadjar menjingsing dilangit Timur, bahwa Kejakinan mutlak perlunja Negara ini telah mendekat mendjadi realiteit, jaitu diwaktu jang kita kenal dengan nama waktu zaman Djepang , djadi sebelum Proklamasi, djaman Djepang itu Saudara2, Pemimpin2 kita jang meng-emban Amanat Pendeitaan Rakjat itu, diwaktu djaman Djepang itu telah, bukan sadja mendjongsong fadjar jang akan menjingsing akan datangnja Negara Indonesia dengan kegembiraan hati, tetapi menjongsongnja pula dengan usaha mempersiapkan datangnja Negara jang merdeka itu.

Antara lain dipersiapkan dasar2 Negara jang akan datang, Jaitu jang kemudian terkenal dengan Pantjasila. Disini tempatnja saja de-ngan tegas mengulangi lagi buat kali seribunja, bahwa Kemerdekaan kita bukan hadiah dari Djepang, bahwa Kemerdekaan kita adalah ha-sil daripada pperdjoangan Rakjat Indonesia jang berrpuluh2 tahun,

---didalam kita mendjalankan usaha dan perdjuangan

untuk membuat kejakinan Negara itu satelit realiteit, dalam kita mendjalankan usaha itu kita telah mempersiapkan sendiri hal2 jang mutlak perlu untuk negara jang merdeka.

Antara lain, untuk Negara Indonesia jang Merdeka dianggap perlu adanja dasar, jaitu jang sekarang terkenal dengan Pantjasila. Dan pemimpin2 kita djuga mempersiapkan Undang2 Dasarnja. Dikatakan orang bahwa kita mempersiapkan Undang2 Dasar Republik Indonesia itu dibawah todongan bajonet. Memang benar demikian, Saudara2. Dibawah todongan bajonet, dari pada tentara pendudukan.

Pemimpin2 kita jang sedar meng-emban Amanat Penderitaan Rakjat itu, mempersiapkan Undang Dasar Repubki Indonesia. Dan Undang2 Dasar ini jang kkemudian disjahkan oleh Pemimpin2 kita, satu hari se-telah Proklamasi.

(6)

Pada tanggal 18 Agustus 1945, jang sekarang sudah kondang termasjhur dangan nama Undang2 Dasar 45, jang sedjurus waktu kita tinggalkan,

kemu-dian --- tetapi jang pada tanggal 5 Djuli 1959 didekritkan oleh Presiden bahwa kita kembali lagi kepada Undang2 Dasar 1945.

Djikalau Saudara2 membatja Undang2 Dasar 45 itu, njata djelas bahwa semangat daripada Undang2 Dasar 45 ini ialah apa jang diamanatkan oleh Rakjat didalam ia punja penderitaan jang berwindu-windu, berabad-abad. Maka oleh karena itu ada baiknja barangkalil saja batjakan lebih dahulu Preambule daripada Undang2 Dasar itu: ,,Bahwa sesunggunja Kemerdekaan itu ialah hak segala Bangsa, dan oleh sebab itu maka pendjadjahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perdjoangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang bahagia dengan selamat-sentausa menghan-tarkan Rakjat Indonseia kedepan pintu gerbang Kemerdekaan Negara Indone-sia jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.Atas berkat Rahmat Tuhan Jang Maha Kuasa, dan didorongkan oleh keinginan luhur supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas --- maka Rakjat Indonesia me-nnjatakan dengan ini Kemerdekaannja.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indo-nesia, jang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah Darah Indonsia, dan untuk memadjukan kesejahteraan umum, mentjerdaskan ke-hidupan Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan Kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Ke-merdekaan Indonesia itu dalam Undang2 Dasar Negara Indonesia jang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia jang berkedaulatan Rakjat, dengan berdasarkan kepada ke-Tuhanan jang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan Kerakjatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusjawaratan Perwakilan serta dengan mewudjudkan satu Keadilan Sosial bagi seluruh rakjat Indonesia”.

Preambule ini Saudara2, saja ulangi lagi, mentjerminkan dengan tegas dan djelas: Amanat Pendeitaan Rakjat. Tjerminkan dengan djelas didalam kata-pembukaan ini, tiga kerangka sebagai jang saja utjapkan dalam pidato saja 17 Agustus 1959, jang kemudian terkenal dengan kata pidato Manipol.

(7)

Tetapi Pemimpin2 kita bukan sekadar mentjerminkan tiga kerangka oleh karena telah diamanatkan oleh Rakjat, telah mentjerminkan Pantjasila oleh karena Pantjasila memang adalah mutiara2 jang sedjak djaman dahulu ter-pendam didalam kalbunja Bumi Indonesia, dan jang kemudian digali kembali mendjadi Pantjasila, tetapi Pemimpin2 kitapun membuat merantjangkan dan kemudian mensjahkan Undang2 Dasar Negara Republik Indonesia itu sendiri, telah memfikirkan perlembagaan daripada Negara Indonesia Mer-deka itu.

Antara lain, ditentukan bahwa didalam Negara Republik Indonesia harus akan ada satu Madjelis Permusjawaratan Rakjat, jang sekarang kita ini seba-gai Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara berkumpul bersama sebaseba-gai pe-realisasi daripada ketentuan Undang2 Dasar itu.

Tidakkah kita takdjub Saudara2 akan pekerdjaan Pemimpin2 kita dimasa jang lampau itu, sebelum kita memproklamirkan Indonesia Merdeka mereka telah menggambarkan Amanat Penderitaan Rakjat didalam tiga kerangka: Preambule. Sebelum kita mengasaakan Proklamasi 17 Agustus 1945, mereka telah mengetahui bahwa didalam Bumi Indonesia adalah lima mutiara jang harus digalikembali dan dipersembahkan kembali kepada Bangsa In-donesia. Sebelum kita mengadakan 17 Agustus 1945, dus sebelum kita mempunjai Negara, mereka telah mengetahui, bahwa djikalau Negara ini ingin hidup ebagai satu negara jang memenuhi Amanat Penderitaan Rakjat, harus antara lain diadakan Madjelis Permusjawaratan Rakjat.

Madjelis Permusjawaratan Rakjat sebagai satu kekuasaan jang tertinggi didalam ketata-negaraan Republik Indonesia. Jang Madjelis Permusjawaratan Rakjat ini terdiri daripada, Demikianlah tertulis didalam pasal2-nja : Madjelis Permusjawaratan Rakjat terdiri dari anggauta2 Dewan Perwakilan Rakjat, ditambah utusan2 dari daerah2, dan golongan2 menurut aturan jang ditetapkan dengan Undang2.

Saudara2, meskipun Saudara2 hanjalah Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, Madjelis Saudara terdiri daripada anggautadaripada Dewan Perwakilan Rakjat G.R. plus utusan2 dari Daerah2 dan Golongan2. Saudara2 dikumpulkanpada hari ini dikota Bandung jang bersedjarah ini digedong jang bersedjarah ini, pada hari jang selalu bersedjarah ini, untuk memenuhi apa jang ditentukan pula didalam pasal 3 daripada Undang2 Dasar kita, jaitu Madjelis Permusjawaratan Rakjat, menetapkan Undang2 Dasar dan garis2 besar daripada haluan Negara.

Tetapi oleh karena Saudara2 M.P.R.S., Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, jang anggauta daripada itu belumlah ang-gauta jang terpilih oleh Rakjat, maka bagian pertama daripada tugas pasal 3 ini, jaitu menetapkan Undang2 Dasar, tidak saja minta kepada Saudara2 untuk ditetapkan.

Saja mempersilahkan Saudara2, hanja menentukan garis2 besar daripada haluan Negara Sadja, saja tidak mempersilahkan Saudara2 untuk menetapkan Undang2 Dasar. Sebab kita sekarang ini telah mem-punjai Undang2 Dasar, Undang2 Dasar Revolusi, jaitu Undang2 Da-sar 45. Diatas daDa-sar Undang2 DaDa-sar 45 inilah Saudara2 berada, M.P.

(8)

R.S. berada, oleh karena sedjak 5 Djuli 1959 Undang2 Dasar2 45 berdjalanlah M.P.R.S. berada oleh karena kita sedjak tanggal 5 Djuli 1959 telah berdiri kembali diatas Undang2 Dasar itu.

M.P.R.S., --- maka oleh karena itu saja tidak mempersilahkan Sau-dara2 untuk menetapkan satu Undang2 Dasar baru, melainkan hanja menentukan garis2 besar daripada haluan Negara sadja.

Saja ulangi perkataan saja tadi itu, alangkah mentakdjubkan visie dan penglihatan daripada Pemimpin2 kita pada waktu itu, jang bukan sadja menjedari tiga kerangka, jang bukan sadja melihat lima mutiara, tetapi djuga telah mengerti dengan djelas, bahwa harus didalam Negara Republik Indonesia itu ada satu Madjelis Tertinggi jang oleh Pemimpin2 itu dinamakan Madjelis Permu-sjawaratan Rakjat Jang bersidang tidak tiap2 hari, tapi menurut Undang2 Dasar-pun sedikitnja sekali dalam 5 tahun. Dan Madjelis Per-musjawaraatan Rakjat ini menentukan garis2 besar sadja daripada haluan Negaara Dan Madjelis Permusjawaratan Rakjat ini memilih mandataris --- memilih seorang jang dikuasakan olehnja, untuk me-laksanakan garis2 besar daripada haluan Negara jang ditentukan olehnja itu. Mandateris jang bernama Presiden Dan Mandataris ini menundjukkan pembantu2-nja jang dalam istilah biasa dinamakan para Menteri, dan disamping itu ada D.P.R. jang DPR ini terutama sekali sebagai saja katakan dalam pembukaan DPR tempo hari, membantu mandataaris dan pembantu2nja ini didalam pekerdjaan mengurus Negara se-hari2, terutama sekali dilapangan perUndang2-an dan didalam lapangan begroting, Anggaran Belandja daripada Negara. Kita Saudara2, oleh karena kita ini merasa memikul Amanat Penderi-taan Rakjat dan Amanat PenderiPenderi-taan Rakjat itu bukan sekadara agar Negara jang berbentuk Republik, satu Negara jang berwilajah ke-kuasaan antara Sabang dan Merauke, tetapi djuga ingat kerangka jang nomer 2, satu Masjarakat Adil dan Makmur. Dan oleh karena kita mengetahui bahwa Masjarakat jang Adil dan Makmur itu, seba-gai saja katakan didalam pidato2 saja achir2 ini tak dapat dja-tuh dari langit,sebagai air embunpada waktu malam, tetapi harus kita bina, dan harus

kita rentjanakan lebih dahulu, maka kita telah

membentuk pula satu Dewan Perantjang Nasional, --- jang termashjur dengan nama singkatan Depernas.

Jang Depernas itu kita tugaskan untuk membuat pada bangunan, --- pola pembangunan diatas dasar Amanat Penderitaan Rakjat, --- pola pem-bangunan jang mempolakan Pempem-bangunan Masjarakat Adil dan Makmur sebagai diamanatkan oleh Penderitaan Rakjat itu.

Pola Pembangunan jang dus, harus bersifat sosialisme, berdasarkan Pan-tjasila. Inilah tugas jang kami berikan kepada Depernas pada waktu itu.

(9)

Indonesia, inilah jang diamanatkan oleh penderitaan Rakjat. Buatkan pola jang demikian itu dalam waktu singkat, dan Depernas telah bersidang didalam gedung jang sama ini, gedung jang Saudara2 sekarang duduk didalamnja. Dan Depernas telah bekerdja dengan gesit dan giat, dan inilah tempat jang saja buat kedua kalinja menjatakan salut kehormatan saja kepada Depernas umumnja, Ketua Depernas chususnja, jaitu Prof. Mr. m,OH. Yamin jang didalam waktu singkat, telah dapat menjelesaikansatu pola pembangunan. Satu pola pembangunan jang sebagai Saudara2 ketahui, tetapi belum dalam details-nja, sekedar dari kabar dan warta, satu pola pembangunan jang amat luas dan lengkap sekali.

Dan oleh karena pembangunan adalah satu bagian daripada Amanat Pen-deritaan Rakjat, oleh karena Masjarakat Adil dan Makmur adalah satu bagian daripada apa jang dideritakan olah Rakjat, maka saja akan memper-silahkan Saudara2 djuga menindjau hal pembangunan itu. Tetapi sebagai djuga haluan Negara jang didalam Undang2 Dasar 45 dikatakan bahwa Saudara2 menentukan garis2 besar daripada haluan Negara, saja disinipun akan mempersilahkan Saudara2 nanti, menentukan garis2 besar daripada pembangunan. Sebagai bagian daripada garis2 besar haluan Negara, jang ditentukan oleh Undang2 Dasar, adalah tugas dari M.P.R.

Dua kali Saudara2, saja menekankan kata saja kepada perkataan garis besar, saja mempersilahkan Saudara2 menentukan garis besar daripada haluan Negara, dan sebagaibagian daripada itu, garis besar daripada pembangunan Apa arti garis besar? Garis besar berarti tidak memasuki kepada detail, --- tidak memasuki kepada hal2 jang didalam pidato Lahirnja Pantjasila saja dinamakan djlimet. Saja minta Saudara2 bekerdja dengan gesit, menentukan sekedar garis2 besar daripada haluan Negara, garis2 besar daripada pemba-ngunan Masjarakat Adil Dan Makmur.

Dan garis2 besar daripada Negara, haluan Negara itu Saudara2, sebenarnja pun sudah ada, tinggal nanti saja saja sekedar mempersilahkan Saudara2,menin-djau garis besar daripada haluan Negara jang sudah ada itu, dan djikalau Saudara2 setudjui memperkuatkan garis besar daripada haluan Negara jang sudah ada itu. Apa jang saja maksudkan dengan garis besar haluan Negara jang sudah ada, --- Saudara2 mengetahui bahwa baik saja sendiri, maupun kemudian Dewan Menteri jang dinamakan Pemerintah bersama saja, maupun Dewan Pertimbangan Agung, maupun dewan Perantjang Nasional, telah menentukan bahwa apa jang dinamakan Manifesto Politik, adalah garis besar daripada haluan Negara.

Sehingga sekarang saja berkata sebenarnja, sebenarnja, sebenarnja, --- garis besar daripada haluan Negara jang sudah ada jaitu Manifesto Politik dan USDEK. Disini tempatnja saja menerangkan bahwa USDEK ini bukan satu hal disamping Manifesto Politik, tetapi USDEK itu adalah perasan dari pada Manifesto Politik, sehingga pada hakekatnja Manifesto Politik adalah USDEK, USDEK adalah Manifesto Politik.

Bukan dua hal jang terpisah satu sama lain.

(10)

Djikalau saja berkata, sebenarnja kita telah mempunjai haluan Negara, maka saja berkata demikian itu berdasarkan pasal 4 Aturan Peralihan Undang2 Dasar 45.

Pasal 4 Aturan Peralihan Undang2 Dasar 45 berbunji: Sebelum Madjelis Permusjawaratan Rakjat, Dewan Perwakilan Rakjat dan Dewan Pertimba-ngan Agung dibentuk, menurut Undang2 Dasar ini, djadi sebelum Saudara2 ada sebagai Madjelis, segala kekuasaannja didjalankan oleh Presiden, dengan bantuan, --- bantuan, sebuah Komite Nasional.

Djadi sebelum Saudara2 ada, sebagai Madjelis dan pada waktu saja meng-utjapkan pidato 17 Agustus 1959, Saudara2 sebagai Madjelis belum ada, --- pada waktu itu menurut pasal 4 Aturan Peralihan, segala kekuasaan didja-lankan oleh Presiden. Pada waktu itu, saja mendjadidja-lankan kekuasaan itu dengan sjah. Pada waktu itu, saja sebagai Presiden pemegang kekuasaan penuh, Menentukan haluan Negara, ialah sebagai saja gambarkan dalam pidato 17 Agustus 1959, jang kemudian oleh sidang Dewan Menteri di-amini, jang kemudian oleh Depernas di-amini, jang kemudian oleh Dewan Pertim-bangan Agung di-amini. Maka ditindjau daripada sudut pasal 4 Aturan Peralihan daripada Undang2 Dasar 45 ini, sebetulnja kita telah mempunjai garis besar daripada haluan Negara jang dinamakan Manifesto Politik dan USDEK. Oleh karena itu maka saja berkata kepada Saudara2, saja meng-usulkan Saudara2 memperkuat dasar Negara jang telah ada ini, garis besar daripada haluan Negara jang bernama Manifesto Politik dan USDEK ini. Dan djikalau saja berkata demikan, pun tidak saja berdiri sendiri, Saudara2. Dewan Pertimbangan Agung didalamnja kemarin dulu, Saudara2 mengetahui bahwa Lembaga Negara jang lain bernama Dewan Pertimbangan Agung, dan Dewan Pertimbangan Agung ini memberi pertimbangan2 ke-pada saja. Kemarin dulu Dewan Pertimbangan Agung mengambil satu Resolusi, Resolusi jang diarahkan kepada saja, oleh karena Dewan Peertimbangan Agung adalah Dewan jang memberi pertimbangan kepada saja, sebagai Presi-den, --- Resolusi Dewan Pertimbangan Agung tentang Manipol, Manifesto Po-litik, sebagai garis besar haluan Negara dan Pola Pembangunan Semesta, kepada Presiden.

Dewan Pertimbangan Agung dalam sidangnja jang kelima, tahun 1960 :;

Mengingat :

1. Amanat Penderitaan Rakjat jang hauus pada perbaikan nasib.

2. Pasal 3 Undang2 Dasar 45 jang menentukan salah satu tugas M.P.R. ialah menentukan garis2 besar haluan Negara.

3. Amanat Presiden pada sidang pleno pertama Depernas mengenai Pembangunan Semesta Berentjana pada tgl, 28 Agustus 1959.

4. Hasil Depernas tentang pola Pembangunan emesta, berdasarkan: a. Undang2 no. 80 tahun 1959

b. Penetapan Presiden no. 4 tahun 1959

(11)

Menimbang :

1. Bahwa Dewan Pertimbangan Agung dan Kabinet telah memutus kan Amanat Presiden tgl 17 Agustus 1959, jang dikenal sebagai Ma-nifesto Politik Republik Indonesia, adalah garis2 besar haluan Negara.

2. Penetapan Presiden no. 1 tahun 1960 tgl. 29 Djanuari 1960.

3. Bahwa bagian terbesar Rakjat Indonesia, telah menerima dan memperlakukan Manipol sebagai garis2 besar haluan Negara.

Memutuskan :

1. Supaja Presiden mempertimbangkan pada M.P.R.S. supaja segera memutuskan, memperkuat penerimaan Rakjat terbanjak pada Ma-nipol dan perperintjiannja sebagai garis2 besar haluan Negara, jang wadjib dilaksanakan oleh setiap orang warga negara, warga2 Indonesia.

2. Supaja Presiden mengusulkan kepada M.P.R.S. agar M.P.R.S. mene-rima amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta Berentjana, jang diutjapkan dan jang tertulis, jang disampaikan kepada De-pernas pada tgl. 28 Agustus 1959, sebagai garis2 besar haluan Pola Pembangunan Semesta .

3. Supaja Presiden mengusulkan kepada M.P.R.S. agar M.P.R.S. me-nerima garis2 besar Pembangunan hasil karya Depernas, manakala ia sesuai dengan Amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta Berentjana pada tgl. 23 Agustus 1959 itu.

4. Supaja Presiden mengusulkan kepada M.P.R.S. agar M.P.R.S. memberikan mandaat penuh kepada Presiden untuk dimana perlu membawa persoalan2 pelaksanaan Pola Pembangunan kepada D.P.R. G.R.

Djakarta, 8 Nop. 1960 Saja akan batja sekali lagi dengan agak tjepat (kemudian P.J.M. Presiden membatja kembali resolusi Dewan Pertimbangaan Agung se-perti diatas.--- Departemen Penerangan).

Saudara2, itulah, saja dengan dukungan penuh daripada Dewan Pertim-bangan Agung sekarang mengusulkan kepada Saudara2, agar supaja menerima dengan segala atau mengambil keputusan mengenai garis besar haluan Negara, memperkuat penerimaan Rakjat terbanjak pada Manipol dan perperintjiannja, --- dan dibidang Pembangunan garis2 besar Pembangunan jang saja persi-lahkan Saudara2 tentukan, sebagai bagian daripada garis2 besar haluan Negara, supaja Saudara2 menerima amanat saja tentang Pembangunan Se-mesta Berentjana jang saja utjapkan dan jang ditulis dan disampaikan kepada Depernas pada tanggal 28 Agustus 1959, sebagai garis2 besar haluan Pola Pembangunan Semesta, (saja minta Saudara Ketua nanti berikan kepada semua anggauta pidato ini, Pidato 28 Agustus 1959), dan djikalau Saudara2

(12)

sudah menerima Amanat saja kepada Depernas 28 Agustus 1959, bahwa isi Amanat itu adalah garis besar daripada Pembangunan jang benar2 berdasar-kan atas Amanat Penderitaan Rakjat, --- garis besar daripada pembangunan jang benar2 Saudara2 terima dan setudjui, djikalau Saudara2 telah demikian Saudara lantas saja persilahkan mengkadji Pola Depernas jang telah disusun Depernas didalam sidang2nja jang tjepat kilat didalam gedung ini. Dan saja hanja meminta kepada Saudara2 menindjau garis2 besar daripada Pola Pembangunan sadja.

Sekali lagi saja minta djanganlah Saudara2 terdjun kedalam persoalan details, jang akan meminta waktu lama sekali.

Oleh karena M.P.R.S. menurut Undang Dasar 45 memang, --- atau M.P.R. menurut Undang2 Dasar 45 memang sekedar diminta menentukan garis2 besar sadja, tidak ada Undang2 Dasar 45 mengatakan bahwa M.P.R. harus menentukan garis2 ketjil atau garis2 djlimet Saudara2 tapi sekedar garis2 besar. Ketjuali itu mengenai Pembangunan Saudara2, --- Amanat Penderitaan Rakjat minta, menuntut kepada kita sekalian, agar supaja lekaslah kita ini bisa membangun, agar supaja sebagian daripada Amanat Penderitaan Rakjat jaitu Masjarakat Adil dan Makmur lekas laksanakan,.

Saudara2 barangkali mengetahui, bawa utjapan saja didalam sidang Deper-nas tempo hari ialah, Insja Allah Subbahanhu Wataala, pada tanggal 1 Djanuari 1961, lima puluh hari lagi telah mengajunkan tjangkul pertama bagi Pembangunan Semesta ini di Pegangsaan Timmur 56 tempat kita meng-adakan Proklamasi 17 Agustus 1945. Djadi tindjaulah Pola Pembangunan bikinan Depernas ini, apakah Pola Pembangunan bikinan Depernas ini sesuai apa tidak dengan Amanat jang Presiden berikan pada tgl. 28 Agustus 1959.

Djikalau Saudara berkata ja, sesuai, maka sebagai diharapkan oleh Dewan Pertimbangan Agung didalam putusannja jang ke-3, jaitu supaja Presiden mengusulkan kepada M.P.R.S. agar M.P.R.S. menerima garis2 besar Pem-bangunan hasil karya Depernes, manakala ia sesuai dengan Amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta Berentjana pada tgl. 28 Agurstus 1959.

Saudara2, dus sebetulnja Saudara2 punja pekerdjaan itu ja berat, --- tetapi gampang djuga, sekadar garis2 besar sadja jang Saudara harus tindjau.

Malahan Saudara2, pada waktu Saudara meninjau garis2 besar dari Pembangunan ini, jaitu garis2 besar Pembangunan hasil karya Depernas, atas dasar Amanat Presiden mengenai Pembangunan tgl. 28 Agustus 1959, mungkin sekali Saudara2, mungkin sekali saja malah beri tam-bahan tam-bahan kepada Saudara2. Bukan sadja tam-bahan jang akan saja berikan kepada Saudara2 itu berupa pola bikinan Depernas, jang se-begini pandjangnja, tetapi saja djuga akan Insja Allah Subbahanahu Wataala, kemungkinan besar sekali akan memberikan kepada Saudara2 bahan daripada sidang2 Dewan Menteri, mengenai Pembangunan.

(13)

Wataala, kemungkinan besar nanti pada waktu Saudara2 ,,diliberir” mengenai garis2 besar pembangunan Pola Pembangunan bikinan Depernas, akan saja berikan kepada Saudara2 pula sebagai tambahan bahan2 pertimbangan.

Saudara2, maka dengan Demikianlah Saudara2 sudah djelas, sebagai tadi saja katakan, pekerdjaan Saudara2 adalah berat mulia,--- tetapi sebenarnja tidak terlalu berat, dan mulia,--- malahan saja minta kepada Saudara2 jang mulia tetapi tidak terlalu berat. Saja minta kepada Saudara2 djanganlah bertele-tele, Saudara2.

Saudara2 tahu bahwa Konstituante, jang bersidang digedung ini bertele-tele, sehingga achirnja saja bubarkan Konstituante itu. Tetapi Saudara2 kemudian didalam gedung ini pula Depernas ber-sidang dan Depernas menebus, menebus noda, jang djatuh kepada tubuh bangsa Indonesia. Noda, oleh karena Bangsa Indonesia didalam Revolusi tidak boleh bertele-tele, padahal Konstituante bertele-tele, noda ini ditebus oleh Depernas, didalam waktu jang singkat Depernas telah menjusun ia punja pola. Oleh karena itu sebagai tadi saja nja-takana saluut kehormatan kepada Depernas umumnja, chususnja kepada Ketuanja, Prof. Mr. Moh. Yamin.

Ingat Saudara2, sebagai tadi saja katakan, Pembangunan Semesta harus lekas berdjalan, garis besar haluan Negara harus lekas disjah-kan atau diperkuat oleh Saudara2. Kita sudah memiliki Negara lima belas tahun lamanja, Negara memerlukan tegas haluannja, Pemba-ngunan membutuhkan tegas garis2 besarnja. Segala alat perlembagaan jang tadi disebutkan oleh Saudara Ketua, baik M.P.R. maupun D.P.A., maupun Mandataris pada M.P.R. jang bernama Presiden, dengan ia punja pembantu2 pelaksanaan mandat daripada M.P.R. itu, maupun Lembaga jang telah saja adakan jang bernama Depernas, semua Lem-baga2 ini tak lain tak bukan, hanjalah alat-alat Revolusi.

Meskipun Lembaga2 ini ditjantumkan didalam Undang2 Dasar 45, toh saja berkata Lembaga2 ini sekadar alat Revolusi, bahkan Undang2 Dasar 45 adalah alat Revolusi Saudara2, bahkan Negara adalah alat Revolusi. Bahkan Negara adalah sekadar satu bagian sadja daripada Amanat Penderitaan Rakjatm, Negara itu adalah satu alat melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat, jaitu suatu Masjarakat jang Adil dan Maknur, satu hidup Merdeka, satu hidup Internasional jang bersa habat dan damai dengan semua bangsa. Saudara2 adalah alat2 Revo-lusi dan djanganlah Saudara2 bertele-tele, sebab sebagai tempo hari saja katakan kepada Konstituante, “ met of zonder Konstituante”,---dengan atau tanpa Konstituante, Revolusi berdjalan terus,. Perkataan itu saja ulangi kepada Saudara2, --- “met of zonder M.P.R.S.”,--- dengan atau tanpa M.P.R.S., Revolusi berdjalan terus, Revolusi berdjalan terus tanpa Presiden Soekarno. Revolusi berdjalan terus tanpa Kabi-net Kerdja,--- revolusi berdjalan terus “met of zonder D.P.A.”--- Re-volusi berdjalan terus “met of zonder D.P.R.G.R.--- ReRe-volusi berdjalan terus “met of zonder M.P.R.S.”

(14)

Oleh karena itu saja minta kesadaran tentang hal ini kepada Sau-dara2 sekalian, garis besar sadja Saudara tentukan, dan pekerdjaan Saudara2 dipermudahdengan sudah adanja Manipol dan USDEK. Ga-ris2 besar pembangunan Saudara tentukan, sudah ada Pola Depernas,--- mungkin sekali malahan saja beri tambahan bahan pertimbangan,---tentukan sekedar garis2 besar sadja didalam garis besar ini. Ada memang soal2 jang prinsipiil, misalnja dalam hal Pembangunan ba-gaimanakah sikap kita, terhadap kepada persoalan dan loan dari luar negeri, ini satu haljang prinsipiil, apakah kita membenarkan investement luar negeri dibumi Indonesia, atau kita sebagai sudah saja katakan prefeer loan diatas investement apakah pendirian M.P.R.S, tentang “Joint-Enterprise” ataukah tidak apakah M.P.R.S. akan me-ngatakan garis besar pembangunan harus dilaksanakan tanpa atau djikalau perlu “met joint-enterprise” dengan modal asing, bagaimana pendirian MPRS terhadap kepada persoalan “production sharing ”. “Pro-duction sharing”--- bolehkah kita didalam usaha pembangunan kita mendjalankan politik “production sharing”---, ini adalah hal garis besar dan pokok, konsertir Saudara punja pikiran sekadar atas hal2 jang demikian itu, dan tidak memasuki soal2 jang demikian jang djlimet, apalagi soal angka2 Saudara. Ja, perlu Saudara menarik besar angka2, tetapi djangan sampai djlimet2. Sebab angka2 itupun datangnja dari siapa, dari mana dari manusia pula. Dari pada orang2 jang bekerdja dise-suatu Biro, ia berkata bahwa angkanja buat itu sekian, angkanja buat itu sekian.

Saja minta Saudara2 djangan djlimet, tetapi sebagaimana saja katakan kepada D.P.R. tempo hari, dan djuga kepada Konstituante, tiap2 Dewan harus menginsjafi bahwa dia adalah alat Revolusi tiap2 Dewan djanganlah mendjadi tempat untuk berdebat sadja, tiap2 Dewan dja-nganlah mendjadi tempat sekadar mengutjapkan pidato2 sadja, tetapi saja mengharapkan daripada Dewan Perwakilan Rakjat, daripada Dewan Perantjang Nasional, daripada Konstituante tempo hari, supaja Dewan2 ini adalah Dewan2 jang menelorkan konsepsi2. Konsepsi2 bagaimana kita bisa memenuhi Amanat Penderitaan Rakjat. Jang diminta daripada Saudara2, dus jang diminta djuga daripada M.P.R.S., adalah konepsi. Saja minta kepada Saudara2 dan demikian pula Undang2 Dasar 45 tidak minta kepada Saudara2 Kedjlimetan, saja minta sekedar konsepsi. Undang2 Dasar 45 hanja meminta sekadar garis besar. Saja minta dus kepada Saudara2 individuil, supaja audara2 itu konseptor2, orang2 jang mengeluarkan tjipta, orang2 jang mengeluarkan rentjana baik politik maupun dilapangan pemba-ngunan. Konseptor2 jang dikumpulkan didalam sidang besar jang bernama M.P.R.S.

(15)

Adakah diantara Saudara2, seseorang jang berkata bahwa Revolusi kita sudah selesai, djikalau ada Saudara2 mengatakan bahwa Revolusi kita sudah selesai, taanja, tanja kepada Rakjat, sudahkah Revolusi kita selesai? Tiap2 orang dikalangan Rakjat akan berkata, Revolusi kita belum selesai. Sebab apa jang diamanatkan oleh Rakjat didalam ia punja penderitaan jang se-pedih-pedihnja, berabad-abad, berpuluh-puluh tahun jalah belum terpenuhi.

Oleh karena Amanat Penderitaan Rakjat ini belum terpenuhi, maka oleh karena itulah Rakjat berkata, Revolusi belum selesai.

Kita masih didalam Revolusi, dan masih melandjutkan Revolusi, dan Revo-lusi ini adalah sebagai tadi saja katakan, satu paradox untuk melepaskan diri kita daripada penderitaan, kita mendjalankan penderitaan2. Untuk mele-paskan kita daripada perbudakan, kita mendjalankan perdjoangan melawan perbudakan2 itu meskipun perdjoangan itu minta penderitaan.

Barangkali Saudara2 ada orang jang berkata, kena apa ini, Presiden selalu mengajak Pemimpin2 ber-Revolusi, ber-Revolusi, ber-Revolusi,--- tidakkah sudah tjukup penderitaan dalam Revolusi itu? Tidakkah tjukup penderitaan, kena apa Presiden selalu mengandjurkan teruskan Revolusi, teuskan Revo-lusi, teruskan RevoRevo-lusi, padahal tiap2 manusia mengetahui bahwa Revolusi ada-lah penderitaan, adaada-lah korban mana perlu, adaada-lah pemereasan tenaga, de-ngan belum tentu saat itu telah tertebusnja djandji daripada Revolusi itu? Djikalau ada orang jang berkata demikian kepadaku, aku akan mendjawab: ,, Se-lama belum da seorang Ibu datang kepada saja, bahwa ia menjalahkan saja. Bahwa puteranja mendjalankan Revolusi, selama belum ada seorang Ibu me-nuduh kepada saja, bahwa saja membuatputeranja itu berdjuang, berdjuang, berdjuang bahkan menderita, menderita menderita, bahkan berkorban, berkorban, berkor-ban, selama belum ada seoarang ibu jang berkata demikian kepada saja, saja akan tetap berkata: Revolusi Indonesia Belum selesai”. Dan dalam hal itu saja ulangi lagi kepada Saudara2, Revolusi kita belum selesai. Saudara2 adalah alat Revolusi, bekerdjalah sebagai alat Revolusi, tjekatan, gesit, tjepat, oleh karena Rakjat me-nunggu2, Rakjat menunggu-nunggu akan salah satu hasil daripada perlembagaan Negara ini, jaitu M.P.R.S.

Dengan demikian Saudara2, maka Amanat jang saja berikan ini, saja anggap sebagai peresmian, pembukaan, Sidang Pertama M.P.R.S.

Moga2 Tuhan selalu memberkati kita. Terima kasih.

Referensi

Dokumen terkait

外国に関する 集合的記憶とテレビ 2)もう一度見たい外国番組 前述の「見たことのある外国番組」のうち,さらに「もう一度見たい番組」を 3 つまで 選択させた。1 位を

Dari uraian diatas diperoleh kesimpulan bahwa Suku Mandailing memiliki pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan obat mulai dari spesies tumbuhan yang digunakan, penyakit

Tapi, orang-orang beriman adalah orang-orang yang kepada siapa Allah Ta’ala berfirman bahwa mereka tidak hanya membelanjakan dari harta yang berlebih, namun untuk dapat

Dengan distribusi Poisson, peluang tidak ada kejadian yang muncul sampai selang waktu t

Keunggulannya adalah sebagai berikut: (1) melalui implementasi metode peta pikiran, siswa termotivasi untuk belajar, siswa merasakan terlibat penuh dalam kegiatan

melakukan banyak hal dalam memasarkan Solaris untuk dapat digunakan secara luas baik pada kelas penggunaan workstation "x64" dan ataupun sebagai mesin peladen baik

mengontrol bunga dan fenologi buah. Hasil pengamatan yang dilakukan di kebun buah naga Bulathsinhala, Srilanka, dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tidak ada nama varietas

Kawasan Asia Tenggara pada masa protosejarah sebenarnya merupakan wilayah Kawasan Asia Tenggara pada masa protosejarah sebenarnya merupakan wilayah yang dinamis dalam perkembangan