BAB 56 digerakkan seluruh masjarakat, supaja dari masjarakat sendiri ada du kungan jang aktip mendorong terdjadinja pembangunan semesta be rentjana, agar dalam Rentjana I tertjapai sandang pangan jang mentju kupi bagi seluruh rakjat.
Dalam membitjarakan soal tersebut diatas, dengan sendirinja harus di tjari hal2 jang termasuk tugas routine jang biasa dari Kabinet Kerdja dengan merintis djalan baru jang berbeda prinsipil dengan apa2 jang dilaksanakan sekarang.
Pertama jang penting sekali ialah meretool djiwa dan semangat orang2 jang mendjadi pemimpin sekarang dan jang mendjadi kader, jakni me ngadakan persediaan pemimpin pembangunan semesta.
Agar diseluruh Indonesia pelaksanaan Studium Generale tersebut dapat berdjalan sebaikbaiknja, maka kepada Departemen P. P. dan K. diusulkan untuk membentuk selekas mungkin sebuah Panitia Ahli jang ditugaskan untuk menjusun pedoman resmi me ngenai pelaksanaan Studium Generale tersebut.
Tiap universitas harus mempunjai 4 tugas jang pokok : 1. tugas mengadjar (onderwijzende taak).
2. tugas ilmijah (wetenschappelijke taak).
Berhubung dengan perkembangan masjarakat jang modern haruslah Universitas, memperoleh 2 tugas baru, ialah
3. tugas kemasjarakatan (sociale taak). 4. tugas mendidik (opvoedende taak).
Apabila dahulu Universitas2 lebih banjak mementingkan pemberian pengadjaran dan penjelidikan2 ilmijah "terwille van de wetenschap zelve", maka masjarakat modern menuntut pada Universitas2 tersebut untuk menjadari tugas kebudajaannja, agar bisa menghasilkan sardjana2 jang bukan sadja ahli dalam lapangan ilmijah masing2, tetapi djuga dapat mengabdikan keahliannja dan kepandaiannja kepada Nusa dan Bangsanja.
Tugas mendidik ( opvoedende taak ) dari Universitas mempunjai dua segi, ialah': tugas individuil (ethische vorming) dan tugas ke budajaan. Dalam hal tugas kebudajaan ini dapat diketengahkan buku jang ditulis Ortega Y Gasset, ahli filsafat jang tersohor dari Spanjol : "Mission of the University", 1930, jang menekankan pen tingnja para sardjana mengetahui "de geest des tijds" dan kebu dajaan modern, jang sesungguhnja bersandarkan filsafah, ilmu alam, sedjarah, biologi dan sociologi.
Studium Generale itu adalah tuntutan minimum jang harus diker djakan didalam rangka tugas kemasjarakatan dan tugas mendidik dari universitas.
Perlu dikemukakan perbedaan antara Studium Generale dan "cen trale interfaculteit".
Pada Universitas Indonesia tidak diberikan Studium Generale, akan
c. Dalam rangka perkembangan tugas universitas seperti diuraikan diatas, dapat dikemukakan didirikannja Volkshogescholen, jang merupakan perguruan2 jang bertudjuan mempertinggi taraf penge tahuan rakjat dengan djalan memberikan peladjaran2 diwaktu ma lam pada kaum buruh dan pegawai serta orange lain jang berminat untuk menambah pengetahuannja. Penjelenggaraan Perguruan Ting gi Rakjat tadi dapat didjalankan dengan mempergunakan sistim "University extension" jang telah dilakukan di Inggeris.
"Universityextension" berarti bahwa Universitas setjara populair akan tetapi masih bersandarkan ilmu pengetahuan memberikan peladjaran kepada chalajak ramai.
Didalam rangka perguruan tinggi rakjat "Universityextension" ber arti mewadjibkan para pengadjar, terutama para asisten, membe rikan kuliah pada pihak jang telah memasuki perguruan tinggi rakjat.
§ 712. Usaha dilapangan pendidikan menengah dan pendidikan dasar :
Harus diutamakan pendidikan kewarganegaraan (staatsburgerkunde, civics) jang perlu didjalankan dengan sungguh2 dan dalam pada itu kepada muridmurid hendaknja diberi pengertian tentang ideologi negara Pantjasila, dan ditanamkan kesedaran jang lima: (lihat Manifesto Politik Republik Indonesia 1959) :
Rentjana peladjaran harus disusun demikian rupa hingga pendidikan PantjaSila dapat mendjiwai seluruh pengadjaran rendah dan menengah dan semangat kemasjarakatan dapat terpupuk.
Sebagaii pelaksanaan tennis daripada tjita2 tersebut diatas dapat dian djurkan agar Pantjasila sebagai ideologi negara dan lima kesadaran tersebut diatas, dimasukkan dalam mata peladjaran ilmu bumi, sedjarah rangan positip jang mendoreng aktivitet massa berdasarkan kebe naran dan tidak membohong rakjat seperti jang adakalanja dila kukan oleh negara diktatorial dalam mendjalankan indoktrinasinja. b. Diandjurkan supaja diadakan Panitia Resmi untuk membahas de
mokrasi terpimpin sedalamdalamnja dan seluasluasnja berdasar kan Manifesto Politik, jang djuga menundjukkan kemungkinan2 pemakaian bahanbahan tertentu untuk didjadikan bahan2 jang tepat dalam melantjarkan penerangan positip kedjurusan mempersiapkan massa mendukung idee pembangunan semesta berentjana itu.
c. Selandjutnja diandjurkan supaja Undang2 pers diadakan tapi dengan sjarat bahwa undangundang pers jang telah ada dalam persiapan Menteri Muda Penerangan, disesuaikan dengan djiwa dan semangat Manifesto Politik, berhubung dengan pelaksanaan Demokrasi Ter pimpin dalam rangka kembali ke Undangundang Dasar 1945. Dalam status pers seperti sekarang ini tidak perlu diadakan pero bahan kearah menegarakan segalagalanja, asal sadja dapat diusa hakan, supaja pers membawa setjara positip idee pembangunan semesta dalam „pers terbimbing Maladi beberapa waktu jang lalu, fihak pemerintah menafsirkan propaganda/penerangan itu sebagai "indoktrinasi" tetapi dengan demikian timbul pertanjaan apakah arti "indoktrinasi" itu, apakah jang dimaksudkan dengan istilah itu.
Disamping istilah "indoktrinasi" dapat diketengahkan istilah "guidance" (jang dipakai di Mesir). Apabila didjelaskan bahwa maksud pemerintah ialah memberikan penerangan dalam arti pro paganda jang ditudjukan kepada rakjat agar mereka lebih mengerti makna dan tudjuan Demokrasi Terpimpin, Pembangunan Semesta Berentjana, Ekonomi Terpimpin dan sebagainja, maka masih dapat dikemukakan persoalan2 sekitar alat2 komunikasi jang diperguha kan/dikerahkan untuk itu.
Dipersoalkan bagaimanakah: kedudukan pers nasional dalam rangka penerangan jang dimaksudkan itu ? Apabila semua somber berita (persbiropersbiro dan sebagainja) dikuasai oleh Pemerintah dalam rangka pemberian "guidance" atau pelaksanaan "indoktrinasi" da lam propaganda/penerangan, jang berwudjud keharusan bagi pers untuk tidak memberikan komentar2 atas segala pengumuman serta berita jang diberikan/disiarkan oleh instansi resmi jang berwewe nang untuk itu, maka hal itu pada hakekatnja akan berupa pem batasan kemerdekaan pers jang agak djauh.
Status pers jang dimaksud oleh sistim sosialisme 'a la Indonesia tidak mungkin sama seperti di Rusia, R.R.T. atau Negara Kominis lainnja, tapi pun tidak mungkin sama seperti di Amerika Serikat, dimana liberialisme bersimaharadjalela.
Pers sosialis a la Indonesia diharap meneruskan fungsinja dalam status seperti sekarang ini dengan memperhatikan dasar2 jang ter maktub dalam Manifesto Politik, jang berarti djuga umpamanja melarang pembatjaan2 jang bertentangan dengan kesusilaan dan kepribadian Indonesia, demikian djuga iklan2 harus diawasi semua nja itu harus diatur dalam Undang2 pers.
Sebagai konsekwensi daripada itu, Undang2 Pers tentu memerlukah penindjauan kembali dengan pedoman bahwa fungsi pers harus di sesuaikan dengan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dalam rangka kembali ke Undang2 Dasar 1945. Dalam hubungan ini haruslah diinsjafi, bahwa kemerdekaan pers dalam alam Demokrasi Terpim pin, seperti telah djuga dikemukakan oleh Presiden Sukarno, harus mengenal batas2, ialah antara lain batas2 kepentingan dan kesela matan Negara, sehingga pers sebagai massmedia dapat menge rahkan pendapat umum (public opinion) kearah pengerahan potensi nasional guna kepentingan Pembangunan Semesta Berentjana.
Teristimewa radio sebagai alat masscommunication jang pada dewasa ini sudah memperoleh peranan jang demikian luas dika langan rakjat djelata kita sebagai pembentuk public opinion harus dipergunakan sebaikbaiknja. Pengertian psychologis jang men dalam dibutuhkan untuk dapat menggerakkan seluruh masjarakat untuk ikut serta dalam pembangunan.
Untuk itu djuga berita2, siaran2 serta tulisan2 lainnja jang bersifat negatip dan tidak bernilai kebudajaan perk' ditjegah oleh para wartawan karena hal2 tersebut merupakan penghalang2 besar bagi retoolingmental. Pers dan penerbitan2 lain harus mementingkan fungsi kulturilnja. Larangan penerbitan madjalah2 dan gambar2 jang merusak achlak harus diperkeras.
d. Sedjadjar dengan pentingnja penerangan/propaganda dalam rangka Pembangunan Semesta Berentjana, maka alat2 komunikasi lainnja seperti radio, sandiwara, penerbitan buku2 dan sebagainja mem peroleh peranan jang lebih panting pula. Alat2 komunikasi perlu dikoordineer penggunaannja untuk dapat dipergunakan seefektip efektipnja guna menjadarkan rakjat, sehingga dengan demikian alat2 tersebut mendjalankan peranan jang positip dalam usaha pembang unan. Djuga rombongan2 kesenian (misalnja ketoprak, wajang orang, sandiwara, ludruk dan lain2nja) perlu di!beri kesempatan dan bim bingan agar mereka disamping dapat memberikan rekreasi jang sehat dan berguna kepada rakjat, djuga dapat mendjundjung tinggi nilai2 kebudajaan nasional.
e. Dalam hubungan penerangan keseluruhannja perlu didirikan dju rusan publisistik pada salah satu fakultas atau fakultas Publisistik jang bertugas mendidik para wartawan untuk memberikan kepada mereka suatu dasar ilmiah bagi pekerdjaan kewartawanan dan untuk sekaligus melaksanakan retooling mental dikalangan golongan wartawan, sehingga para pemimpin partai dengan mendasarkan diri atas itu dapat memberi sumbangan jang positip dalam usaha pembangunan, djuga untuk menundjukkan bahwa ilmu politik me rupakan ilmu jang mempunjai sendisendinja sendiri.
f. Alatalat komunikasi dalam usaha Pembangunan Semesta Beren tjana dapat banjak memberi sumbangannja djika Rukun Tetangga didesadesa dan Rukun Kampung dikotakota dihidupkan kembali.
§ 714. Pengerahan tenaga rakjat, golongan tungsionil dan masjarakat desa :
a Agar pengerahan tenaga rakjat dapat berhasil dengan memuaskan,
maka pertamatama harus ditanamkan keinsjafan/kesadaran jang mendalam dikalangan masjarakat mengenai pantingnja Pembang unan Semesta — Berentjana.
b. Dapat diusulkan pembentukan Brigade2 Pembangunan dibawah pimpinan Front Nasianal dan suatu Gerakan Pionir jang anggota anggotanja terdiri anakanak dart umur 6 — 14 tahun. Anak2 pada umum.nja harus disiapkan untuk mendjadi warganegara jang me ngenal kewadjibannja dan tidak berdjiwa liberal. Untuk itu harus ditanamkan lima kesadaran jang dikemukakan dalam Manifesto Politik dan didjalankan Gerakan Hidup Baru jang haws segera dimulai pada anakanak sekolah.
Berhubung dengan apa jang diuraikan diatas, maka pengerahan tenaga rakjat didesadesa dapat didjalankan setjara gotongrojong oleh karena dilingkungan desadesa masih terdapat solidarisme jang tebal. Akan tetapi apabila pengerahan tenaga rakjat didesa dila kukan untuk pembangunan didaerahdaerah diluar desa untuk pem bangunan objek2 jang besar dichawatirkan bahwa dengan berku rangnja solidarisme dan timbulnja individualisme. dikalangan rakjat desa dikerahkan itu, akan timbul kehilangan semangat kerdja dan gedjalagedjala lain jang menghambat pelaksanaan pembangunan. Halhal jang demikian perlu disadari, sacs dan lain karena sudah pernah terbukti di India, dimana rakjat2 desa dikumpulkan dalam kampkamp pembangunan projek jang besar. Untuk mentjegah hal2 jang tidak diingini persiapan mental dikalangan tenaga jang hendak dikerahkan itu perlu dilakukan.
c. Dalam pengerahan tenaga rakjat desa prinsip balasdjasa dapat dipakai. Pada asasnja terdapat 3 djalan/kemungkinan untuk me ngerahkan tenaga rakjat desa ialah :
(1) dengan djalan mengadakan contra post untuk ma sjarakat desa jang telah memberikan prestasi dalam pelaksanaan sebuah projek pembangunan (missal nja dalam bentuk lumbungdesa)
„Suatu Tahun Ketentuan” merupakan usaha mempersiapkan rakjat mental dan physik untuk ikut serta melantjarkan Pembangunan Semesta Berentjana pads asasnja harus diandiurkan terus menerus dan peneranganpenerangan jang diberikan untuk itu harus.diberi kan dengan tjara jang effektip dan praktis iberdasarkan keahlian dan ilmiah.
Para pentimpin 1iendaknja ntemberikan tiontoh pada rakjat djelata dengan hidup setjara tidak berlebihlebihan, patuh pada pimpinan ,negara, mengutamakan dasar pengabdian dan kedjudjuran, hingga kepertjajaan rakjat terhadap para pemimpinnja dapat pulih kembali. Gerakan hidup ibaru terutama bertudjuan suatu retoolingmental.
b. Mengingat peranan jang dapat dipegang oleh Rukun2 Tetangga dan 755Rukunrukun Kampung dalam menggerakkan Hidup Baru, maka Rukunrukun Tetangga dan Rukunrukun Kampung itu petit' digiatkan kembali dan diorganisir, untuk selandjutnja bisa men djalankan fungsi sebagai kesatuan jang berazaskan gotongrojong dan sebagai saluran jang effektip dalam pengerahan tenaga rakjat.
§ 716. Penabungan
Berhubung dengan Amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta Berentiana jang menguraikan tjaratjara menaikkan „national saving” maka untuk memperbesar „national invesment” perlu ditanamkan ke sadaran dan dipupuk kegemaran untuk menabung.
Usaha kearah ini harus sudah dimuiai pada anakanak murid Sekolah Rakjat, serta selandjutnja para murid Sekolah Menengah.
§ 717. Kooperasi