• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1102969 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1102969 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anak adalah mahluk yang aktif dan dinamis yang tidak akan lepas dari

kebutuhannya untuk bergerak. Dalam keseharianya dunia anak-anak tidak akan lepas

dari aktifitas gerak anggota tubuhnya, ini terjadi karena rasa keingintahuan anak pada

lingkungan sekitarnya. Setiap anak memliki kemampuan untuk bergerak yang

berbeda- beda, tergantung pada kekuatan dan kondisi fisik anak tersebut.

Manusia dalam aktivitasnya sehari-hari tidak akan lepas dari yang namanya

bergerak. Gerakan termasuk ke dalam salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam

tubuh manusia komponen yang terlibat dari suatu gerakan adalah otot, tulang, saraf,

serta pembuluh darah. “gerak atau motorik adalah suatu proses yang melibatkan

sebagian atau seluruh bagian tubuh dalam suatu kesatuan yang menghasilkan suatu

gerak statis ditempat dinamis berpindah tempat”. (Muslimin & Sugiarmin, 1996 hlm 15).

Anak Cerebral palsy merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang

termasuk dalam kategori anak tunadaksa atau dikenal juga dengan anak yang

mengalami hambatan motorik. Anak Cerebral Palsy dalam kehidupan sehari-hari

terkadang tidak hanya mengalami hambatan motorik yang disandangnya, ini juga

yang berakibat pada kemampuan dalam merawat diri sendiri. Sejak kecil sudah

seharusnya semua anak diajarkan untuk melakukannya agar dapat merawat dirinya

sendiri sehingga dikemudian hari anak mampu untuk merawat dirinya sendiri tanpa

bantuan orang lain. Dengan segala keterbatasannya anak yang mengalami Cerebral

Palsy ini akan sangat sulit untuk dilakukan dikarenakan kemampuan motoriknya

yang mengalami kekakuan dan lemahnya kekuatan otot anak tersebut. Sehingga

(2)

M. Ifans Hudanagara, 2016

peningkatan perlu adanya latihan yang dapat membuat sedikit demi sedikit

mengurangi kekakuan dan meningkatkan kekuatan ototnya.

Berdasarkan observasi awal di SLB D YPAC Bandung ditemukan bahwa anak

masih belum bisa merawat dirinya sendiri. Ini terlihat dari gigi siswa yang ada di

sekolah tersebut. Ada seorang anak yang setelah diberikan pembelajaran bina diri dia

masih tetap belum bisa bahkan cenderung asal-asalan, tidak dapat mempersiapkan

peralatan untuk menggosok gigi, membuang air bekas berkumur masih asal sehingga

air bekas kumur-kumur berserakan kemana-mana dan lain lain. Dari permasalahan di

atas maka setiap siswa tersebut melakukan gosok gigi masih terus dibantu oleh orang

tuanya.hal itu juga diperparah dengan hambatan motorik yang dia sandang.

Dalam pembelajaran bina diri yang didapat di sekolah siswa diberikan beberapa

metode seperti demonstrasi, pemberian tugas, karyawisata dan metode simulasi.

Guru yang memberikan pembelajaran bina diri biasanya hanya menggunakan metode

demonstrasi dan simulasi. Dalam prosesnya siswa diminta untuk mempraktekan

dengan cara siswa diajak untuk keluar dari kelas lalu siswa mempraktekan secara

langsung menggosok gigi yang dimulai dari memegang sikat gigi sampai mengelap

mulut dengan handuk, adapun hasilnya belum terlihat menunjukan progress kedepan

yang baik. Progress yang kurang baik ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah penggunaan metode yang tidak menunjang bagi anak untuk mengatasi

hambatan yang dialaminya seperti tremor, kaku dan nilai otot yang rendah ini

menjadi sebab ketika mempraktekan mulai dari menyiapkan alat dan bahan untuk

menyikat gigi terlihat sangat kesulitan pasta gigi yang tidak rata ketika ditempelkan

di atas sikat gigi dan tak jarang berantakan dan menggosok gigi yang tidak sesuai

dengan cara menyikat gigi dengan benar.

Beberapa aspek yang menunjang dari sebuah pembelajaran ialah materi

pembelajaran, sarana dan prasarana, metode, media dan kondisi lingkungan itu

sendiri. Hal yang dianggap penting dalam melakukan pembelajaran sehingga dalam

(3)

yang diperintahkan dalam keadaan senang dan tidak terpaksa ialah dengan cara

memberikan permainan lempar tangkap bola dalam pembelajaran.

Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang paling diminati oleh

anak anak, dan salah satu bentuk permainan yang banyak melibatkan keterampilan

gerak manipulatife adalah permainan olahraga, seperti permainan lempar tangakpa

bola. Permainan lempar tangkap bola menurut Yudha (2010, hlm. 21) pada

hakikatnya menjadi bagian integral dari olahraga permainan yang bertujuan mencari

kepuasan bagi pelakunya. Sesuai dengan karakter anak yang suka bermain, maka

permainan lempar tangkap bola dapat dimainkan sebagai alternatif dalam

meningkatkan nilai kekuatan otot tangan dan kelenturan tangan anak. Kelenturan

tangan anak dalam melempar lempar tangkap bolabanyak melibatkan sendi dan otot

yang ada di tangan mulai dari sendi glenohumeral, cubitus, dan sendi pada

pergelangan tangan dan sendi pada jari jari. Otot yang terlibat pun otot pangkal

lengan atas bahu, otot lengan atas, otot lengan bawah, otot telapak tangan dan otot

pada jari jari. Ini semua berkaitan dengan apa yang digunakan dalam menggosok gigi.

Sehingga dalam menggosok gigi anak Cerebral palsy tipe spastik yang merupakan

hambatan mereka ini dapat membantu meningkatkan kelenturan kekuatan otot tangan

anak cerebral palsy.

Permainan lempar tangkap bola merupakan permainan yang sederhana, tetapi

memiliki beberapa kelebihan dan keuntungan, salah satu kelebihan den keuntungan

dari permainan lempar tangkap bola adalah meningkatkan kekuatan otot dan

kelenturan persendian.

Permainan lempar tangkap bola sangat tergantung dari kekuatan dan ketahanan

otot otot yang ada pada tangan. Mulai dari kita menggenggam bola tersebut

cengkraman kita pada bola haruslah kuat agar bola tersebut tidak lepas dari

genggaman kita,dan ketika mengayunkan tangan kita pun akan terus mencengkram

sambil otot otot sekitar tangan dan jari – jari tangan kita ikut mengayunkan, ketika

(4)

M. Ifans Hudanagara, 2016

sasaran jika tenaga yang dikeluarkan tidak kuat dan lentur maka lemparan tersebut

tidak akan tepat sasaran.

Dari hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

pembelajaran dapat membantu pemasalahan dalam belajar yaitu dengan

mnegurangnya verbalitas yang diberikan kepada siswa, dapat memberikan perhatian

dan antusias belajar siswa akan meningkat dengan adanya media pembelajaran yang

baik dan cocok dengan kebutuhan siswa.

Kegiatan menggosok gigi bertujuan untuk membersihkan mulut kita dari sisa makanan agar fermentasi sisa makanan tidak berlangsung terlalu lama, sehingga dapat menyebabkan plak dengan begitu, kita dapat terhindar dari kerusakan gigi. Menggosok gigi juga harus dilakukan dengan benar agar permukaaan gigi bersih dari plak. Plak pada gigi ini akan terus terbentuk dari waktu kewaktu maka dengan menggosok gigi secara rutin adalah tindakan yang tepat dalam upaya memelihara gigi dari segala kerusakan. (Anneahira, 2011)

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa permainan lempar tangkap bola dapat

menunjang sarana media pembelajaran. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut

seberapa signifikan pengaruh permainan lempar tangkap bolauntuk meningkatkan

kemampuan menggosok gigi anak Cerebral Palsy tipe spastik. Oleh karena itu judul

penelitian ini adalah “Pengaruh Latihan Kekuatan Dan Kelenturan Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar

Menggosok Gigi Pada Anak CerebralPalsy Tipe Spastik”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas peneliti dapat

mengidentikasikan beberapa masalah yang ada ,diantaranya adalah:

a. Merawat gigi dan gusi selain agar sehat putih dan bersih juga akan menunjang

sekali terhadap penampilan seseorang, wajah akan terlihat menarik dan lebih

berseri,akan tetapi dapat juga mencegah timbulnya penyakit yang ada pada gigi

(5)

b. Kemampuan merawat diri anak Cerebral Palsy dalam hal merawat diri sangatlah

rendah, padahal merawat diri merupakan sebagian dari iman dan kebutuhan dalam

kehidupan sehari hari.

c. Merawat diri di sekolah juga perlu diterapkan sejak dini sehingga siswa terbiasa

dengan program yang rutin agar anak Cerebral Palsy dapat terbiasa menjaga

kesehatan giginya.

d. Perlunya latihan yang menunjang kelenturan dan kekuatan otot dan sendi sendi

pada anak Cerebral Palsy sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.

e. Perlu program dan metode khusus untuk menanamkan dan mengembangkan

kemampuan serta kemampuan siswa dalam usaha merawat diri di lingkungan

keluarga sekolah maupun masyarakat.

C. Batasan masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah di atas, maka diperlukan batasan masalah

tentang apa yang akan diungkapkan dalam penelitian ini, untuk itu peneliti membatasi

dan memfokuskan masalah penelitian terhadap “Pengaruh Latihan Kekuatan Dan

Kelenturan Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola Untuk Meningkatkan

Kemampuan Belajar Menggosok Gigi Pada Anak CerebralPalsy Tipe Spastik.”

D. Rumusan masalah

Dari uraian yang sudah disampaikan ,maka untuk menafsirkan dalam penelitian

perlu rumusan masalah agar memperjelas arah penelitian, maka masalah ini

dirumuskan sebagai berikut : “Seberapa Besar Pengaruh Permainan Lempar Tangkap

Bola Untuk Meningkatan Kemampuan Belajar Menggosok Gigi Anak Cerebral Palsy

(6)

M. Ifans Hudanagara, 2016

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk seberapa besar pengaruh

permainan lempar tangkap bola untuk meningkatkan kemampuan menggosok

gigi anak Cerebral palsy tipe spastik.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

permainan lempar tangkap bola untuk meningkatkan kemampuan menggosok gigi

dalam aspek menyiapkan peralatan menggosok gigi.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi atau bahan kajian lebih lanjut

serta menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran menggosok gigi

melalui permainan lempar tangkap bola untuk meningkatkan kemampuan

otot tangan dan kelenturannya pada anak Cerebral palsy tipe spastik dan

menambah pengetahuan dan pemahaman dalam mengembangkan karir

dalam dunia Pendidikan Khusus

b. Manfaat praktis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memberikan

pilihan latihan kepada pendidik yang akan diberikan untuk meningkatkan

kemampuan menggosok gigi pada anak Cerebral palsy tipe spastik. Bagi

anak, memainkan permainan lempar tangkap bola dapat melatih kekuatan

otot dan kelenturan pada tangan dan dapat dijadikan sebagai latihan

kemampuan motoriknya. Untuk pembaca semoga dapat dijadikan sumber

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan lempar-tangkap bola basket memberi pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan koordinasi visual motorik anak

BAB 1 PERMAI NAN DAN OLAHRAGA ... Permainan Bola Kecil ... Gerak Dasar Atletik ... Permainan Bola Besar ... Latihan Daya Tahan dan Kekuatan Otot ... Latihan Meningkatkan Kelenturan

pengembangan diri menggosok gigi bagi anak tunagrahita sedang kelas II. SDLB di SLB Negeri Cileunyi

diri menggosok gigi untuk anak tunagrahita sedang kelas II SDLB,. yaitu beragamnya kemampuan dan kebutuhan yang dimiliki

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN MELALUI PENERAPAN HANDBALL LIKE GAMES.. Universitas Pendidikan

Berdasarkan analisis keseluruhan dari data yang didapatkan selama penelitian ini berlangsung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan lempar-tangkap bola

Terbukti bahwa permainan estafet pada anak usia dini dapat meningkatkan motorik kasar melalui permainan estafet bola, lempar tangkap bola, dan menggiring bola

Analisis secara keseluruhan, dengan latihan 10 model macam lempar tangkap bola dapat berpengaruh terhadap kemampuan koordinasi motorik anak tunadaksa kategori