PERBEDAAN LATIHAN SMESH KEDENG ANTARA BOLA DIGANTUNG DAN DIUMPAN DENGAN KAKI TERHADAP KEMAMPUAN SMESH
SEPAK TAKRAW BAGI PEMAIN YUNIOR PUTERA KLUB PADANG JAGAD KABUPATEN DEMAK TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Nama : Wisnu Dwi Suhantoro
NIM : 6301401028
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Keolahragaan
SARI
Penelitian ini berjudul “Perbedaan latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi pemain yunior putera klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005”.
Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki, dan untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan smesh kedeng bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw.Populasi penelitian ini pemain sepak takraw yunior putera klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005 yang berjumlah 30 pemain. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu dengan mengikutkan seluruh pemain sepak takraw yunior putera yang terdaftar dalam klub Padang Jagaddi Kabupaten Demak tahun 2005.
Metode penelitian adalah metode eksperimen dengan memberikan perlakuan terhadap dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol diberi perlakuan latihan smesh kedeng dengan cara bola digantung, dan kelompok eksperimen diberi perlakuan latihan smesh kedeng dengan cara bola diumpan dengan kaki.
Perhitungan statistik dengan rumus t-test dan menggunakan pola M–S. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai t hitung sebesar 2,389 lebih besar dari pada nila t tabel yaitu sebesar 2,145 pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 14, artinya ada perbedaan antara dua kelompok, dengan demikian ada perbedaan antara latihan smesh kedeng bola digantung dan bola diumpan dengan kaki. Berdasarkan mean masing-masing kelompok, mean kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol, yaitu MXe= 17,8 > MXk= 15. ini menunjukkan bahwa
latihan smeshkedengdengan cara bola diumpan dengan kaki lebih baik dibandingkan dengan cara bola digantung.
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dpertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 30 September 2004
Pukul : 13.00
Tempat : Ruang ujian skripsi
Ketua, Sekretaris,
DR. Khomsin, M.Pd Drs. Harry Pramono, M.Si
NIP. 131469639 NIP. 131469638
Dewan Penguji :
1. Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 131571551
2. Drs. Sulaiman M.Pd NIP. 131813670
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik ia laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun
( Q.S. An-Nisa : 127 )
PERSEMBAHAN :
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur Alhamdulillah terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang peneliti susun berjudul Perbedaan latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi pemain yunior putera klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005.
Atas segala petunjuk, bimbingan, saran, maupun bekal pengetahuan selama menjadi mahasiswa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sebagai rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang memberi kesempatan kepada penulis melaksanakan studi di UNNES.
2. Dekan FIK UNNES yang telah memberikan bimbingan serta dorongan selama penulis mengikuti kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan.
3. Ketua Jurusan Kepelatihan Olahraga, FIK UNNES yang telah memberikan motivasi serta dorongan selama penulis mengikuti perkuliahan dalam jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES.
4. Drs. Kriswantoro, M.Pd, Dosen Pembimbing utama dan Sri Haryono, S.Pd, Dosen Pembimbing pendamping, yang telah memberi banyak dorongam, petunjuk, saran dan bimbingan sehingga terwujudnya skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan khususnya Bapak Ibu dosen jurusan pendidikan kepelatihan olahraga, yang telah memberi pengajaran, pengetahuan, maupun bantuan selama penulis kuliah di UNNES.
6. Winarno, S.Pd, selaku pelatih klub Padang Jagad Kabupaten Demak yang telah memberukan ijin penelitian untuk pemain yunior putera.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam persiapan, pelaksanaan pelatihan maupun penulisan skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah dan mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, guna pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya olahraga sepak takraw.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
SARI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2Permasalahan ... 6
1.3Penegasan Istilah ... 7
1.4Tujuan Penelitian ... 9
1.5Manfaat Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1Landasan Teori ... 11
2.1.1 Teknik Dasar Sepak Takraw ... 14
2.1.2 Teknik Khusus Sepak Takraw ... 28
2.1.3 Smesh Dalam Sepak Takraw ... 30
2.1.4 Analisis Gerak Smesh Kedeng ... 32
2.1.5 Proses pelaksanaan latihan SmeshKedeng dengan cara bola digantung:... 34
2.2Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metode Penentuan Obyek Penelitian ... 40
3.1.1 Penentuan Populasi ... 40
3.1.2 Sampel Dan Teknik Sampling ... 40
3.1.3 Variabel Penelitian ... 41
3.1.4 Instrumen Penelitian ... 42
3.2Metode Pengumpulan Data ... 44
3.3Metode Pengolahan Data ... 49
3.4Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 55
4.2Pembahasan ... 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 59
5.2Saran... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Contoh Tabel Persiapan Perhitungan Statistik dengan pola M – S ... 50
2. Rangkuman Hasil Analisis Data ... 56
3. Hasil Tes Awal Smesh Kedeng Sepak Takraw ... 63
4. Hasil Tes Awal Smesh KedengDirangking Dari Tinngi Ke Rendah ... 64
5. Daftar Hasil Matching Yang digunakan untuk pengelompokkan ... 65
6. Daftar Kelompok Eksperimen... 66
7. Daftar Kelompok Kontrol ... 66
8. Hasil Tes Akhir Smesh Kedeng Sepak Takraw ... 67
9. Hasil Pengolahan Data Post test Dengan t-test ... 68
10.Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 70
11.Program Latihan ... 71
12.Daftar Pembantu Penelitian ... 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Latihan Sepak Sila Secara Individu ... 17
2. Latihan Sepak Kuda Secara Individu ... 18
3. Latihan Sepak Cungkil Secara Individu ... 19
4. Latihan Menapak Secara Individu ... 21
5. Latihan Sepak Badek Secara Individu ... 23
6. Latihan Heading Dengan Dahi Secara Individu ... 24
7. Latihan Heading Samping Kanan Kepala Secara Individu ... 24
8. Latihan Heading Samping Kiri Kepala Secara Individu ... 24
9. Latihan Heading Bagian Belakang Kepala Secara Individu ... 25
10.Latihan Mendada Secara Individu ... 26
11.Latihan Memaha Secara Individu ... 27
12.Latihan Membahu Secara Individu ... 28
13.Smesh KedengDalam Permainan ... 33
14.Latihan Smesh Kedeng Bola Digantung ... 34
15.Latihan Smesh KedengDengan Bola Diumpan dengan Kaki ... 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Hasil Tes Awal Smesh KedengSepak Takraw ... 63
2. Hasil Tes Awal Smesh KedengDirangking Dari Tinggi Ke Rendah ... 64
3. Daftar Hasil Matching Yang Digunakan Untuk Pengelompokkan ... 65
4. Daftar Kelompok Eksperimen Dan Daftar Kelompok Kontrol ... 66
5. Hasil Tes Akhir Smesh KedengSepak Takraw ... 67
6. Hasil Pengolahan Data Post Test Dengan t-test ... 68
7. Analisis Data ... 69
8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 70
9. Program Latihan ... 71
10.Daftar Pembantu Penelitian ... 72
11.Tabel Nilai-Nilai t ... 73
12.Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 74
13.Surat Keputusan Pembimbing ... 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Sepak takraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terlebih dahulu memainkan sepak takraw adalah Sulawesi Selatan (Makasar), Sumatera Barat (Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan) dan Jawa Barat (Banten), semua merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah inilah yang terlebih dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan, dan meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu unggul dalam prestasi dan menjadi juara pada kejuaraan-kejuaraan nasional.
Dewasa ini permainan sepak takraw tidak lagi dimainkan dengan bola terbuat dari rotan melainkan sudah memakai bola yang terbuat dari fiber (Synthetic Fiber). Sepak takraw yang merupakan asli Bangsa Indonesia sudah sewajarnya dapat dibanggakan karena olahraga ini kian populer dan menjadi salah satu cabang yang kerap dipertandingkan pada skala regional, nasional, maupun internasional yang pada gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa.
takraw dari masing-masing propinsi di Indonesia yang ikut serta dalam kejuaraan tingkat nasional. Dalam meningkatkan prestasi optimal pada berbagai kejuaraan atau pertandingan di tingkat regional, nasional, dan internasional perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pelatih, atlet, dan penataan organisasi yang baik. Khususnya pembinaan klub-klub atau pelajar yang merupakan aset paling esensial dan potensial untuk digarap, apalagi sepak takraw merupakan cabang olahraga yang sedikit unik bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Keunikan sepak takraw yang kita ketahui dominannya unsur senam dan gerakan akrobatik sebagai dasar keterampilan menuju kematangan prestasi dapat digarisbawahi, bahwa tanpa pembinaan sejak usia dini akan sulit melahirkan atlet yang berprestasi optimal (PB. PERSETASI, 1998:16).
sepak takraw Malaysia dan Singapura berkunjung ke Jakarta pada tahun 1970 (Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992:2).
Perkembangan sepak takraw sangat progresif, dilihat dari adanya kejuaraan-kejuaraan dunia dimana jumlah negara yang ikut serta semakin meningkat. Australia dan Amerika Serikat merupakan negara dari beberapa negara di luar Asia yang tidak pernah absen dalam kejuaraan dunia. Dengan keindahan gerak dalam setiap gerak sepak takraw, tidak menutup kemungkinan dalam waktu yang tidak terlalu lama sepak takraw merupakan salah satu cabang yang dipertandingkan di Olympic Games.
Kemampuan teknik dasar antara satu dengan lainnya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa menguasai kemampuan dasar atau teknik dasar bermain sepak takraw, permainan sepak takraw tidak dapat dimainkan dengan baik. Penguasaan teknik-teknik tersebut dapat dimainkan dengan baik jika dipelajari dan dilatih secara kontinu di bawah pengawasan pelatih yang berkualitas. Namun tidak berarti bahwa prestasi sepak takraw hanya ditentukan oleh penguasaan teknik dasar yang baik. Fakor-faktor lainnya juga banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi sepak takraw.
Selain teknik dasar dalam permainan sepak takraw dimaksud, seorang pemain harus pula menguasai teknik khusus bermain sepak takraw. Teknik khusus bermain sepak takraw adalah cara-cara bermain sepak takraw yang meliputi sepak mula, menerima sepak mula, mengumpan, smesh, dan block atau menahan. Tanpa dikuasainya teknik tersebut, permainan sepak takraw tidak mungkin dilaksanakan dengan baik dan sempurna.
mengandung tujuan yang jelas, materinya sesuai dengan karakteristik olahraga yang dibina dan waktu yang tersedia diatur dengan tepat dan jelas serta mempunyai alternatif strategi latihan yang sesuai dengan bentuk kegiatan dan materi yang diberikan. Dalam permainan sepak takraw menyepak adalah sangat penting, dapat dikatakan bahwa kemampuan menyepak merupakan ibu dari permainan sepak takraw, karena bola terbanyak dimainkan dengan cara disepak menggunakan bagian-bagian kaki mulai dari permulaan permainan sampai membuat angka atau point. Demikian juga dengan smesh, smesh dapat dilakukan dengan menggunakan kepala dan dapat dilakukan juga dengan kaki. Tetapi sebagian besar pemain melakukan smesh dengan menggunakan kaki, karena smesh yang dilakukan dengan menggunakan kaki hasilnya akan lebih keras dibanding menggunakan kepala.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diajukan alasan pemilihan judul penelitian ini, sebagai berikut :
1.1.1 Adanya beberapa variasi bentuk latihan smesh kedeng yang dapat meningkatkan hasil kemampuan smesh dalam permainan sepak takraw.
1.1.2 Bahwa para pelatih klub sepak takraw banyak menggunakan bentuk latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki. 1.1.3 Belum ada penelitian ilmiah yang meneliti tentang perbedaan smesh
kedeng dengan cara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi pemain yunior.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu adanya beberapa jenis latihan smesh untuk meningkatkan kemampuan smesh yang belum diketahui jenis latihan yang memberikan hasil lebih baik. Jenis latihan yang akan diteliti adalah latihan smeshkedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki.
Dengan demikian masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut :
2. Bila ada perbedaan manakah yang memberikan hasil lebih baik pada latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi pemain yunior sepak takraw klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005.
1.3 Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah tafsir dalam memberikan pengertian yang dimaksud dalam skripsi ini maka dijelaskan dalam rumusan pada judul skripsi ini.
1. Perbedaan
Yang dimaksud dengan perbedaan adalah sesuatu yang menjadikan berlainan (Poerwadarminta, 1984:104).
Perbedaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw.
2. Latihan
3. SmeshKedeng
Smesh atau rejam (istilah Malaysia) adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak terakhir dari gerak kerja serangan (Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992:69). Sedangkan kedeng merupakan istilah dalam sepak takraw yang berasal dari Bahasa Malaysia. Pengertian Smeshkedeng dalam penelitian ini adalah jenis smesh dalam sepak takraw yang dilakukan dengan kaki di mana posisi awal bola berada di atas bagian samping depan pemain (Said Junaidi dan Hermawan Pamot, 1997:60). 4. Bola Digantung
Yang dimaksud dengan bola digantung dalam pengertian ini adalah bola yang digantung dengan seutas tali yang diikat pada ujung tiang yang berporos atau alat memutar tali, dengan bola pada ketingian sesuai dengan jangakauan pemain (Wawancara Pelatih Sepak Takraw Yunior klub Padang Jagad Winarno, S.Pd. Tanggal 20 Januari 2005).
5. Diumpan dengan Kaki
6. Kemampuan Smesh
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Poerwadarminta, 1984:628). Yang dimaksud kemampuan smesh dalam penelitian ini adalah mampu melakukan smesh kedeng sepak takraw.
7. Pemain Yunior
Pemain yunior adalah pemain yang berusia di bawah 19 tahun (Wawancara Pelatih Sepak Takraw Yunior klub Padang Jagad Winarno, S.Pd. Tanggal 20 Januari 2005).
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh dalam sepak takraw bagi pemain yunior sepak takraw klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai beriikut:
1. Memberikan gambaran pada para pembina olahraga sepak takraw dalam melakukan proses latihan.
2. Menambah pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran tentang olah raga pilihan Sepak Takraw.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
Permainan sepak takraw dimainkan di lapangan yang berukuran 13,40m kali 6,10m yang dibagi dua oleh garis dan net (jaring) setinggi 1,55m dengan lebar 72cm, dan lubang jaring sekitar 4 - 5cm. Bola yang dimainkan terbuat dari fiber yang dianyam dengan lingkaran antara 41 - 43cm.
Permainan sepak takraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di depan lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan.
Permainan sepak takraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh lengan. Bola hanya boleh menyentuh atau dimainkan oleh kaki, pada dada, bahu, dan kepala. Permainan sepak takraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh
tekong. Sepak mula dilakukan tekong atas lambungan bola oleh pelambung
sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam lingkaran tempat
tekong melakukan sepak mula. Tekong mengarahkan bola ke daerah lawan
melalui atas net (jaring), di lain pihak lawan harus menerima bola itu dan mengembalikan ke daerah lawan. Dalam hal ini mereka diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali (Sudrajat Prawirasaputra, 2000:5).
Dengan demikian perlulah bahwa seseorang pemain sepak takraw itu banyak berlatih diri menggunakan kaki atau sepakan. Namun tidak berarti bahwa unsur lain atau kemampuan lain tidak perlu atau tidak penting yang dapat diabaikan, faktor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi sepak takraw.
Salah satu daya tarik yang ditemui dalam permainan sepak takraw adalah terletak pada gerakan Smesh. Smesh merupakan gerakan terakhir dalam gerak kerja serangan, untuk itu perlu dipelajari dan dilatih secara teratur. Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mancapai mutu prestasi yang maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan berulang-ulang waktunya (Suharno HP, 1978:7)
1. Prinsip Overload
Dengan berprinsip overload ini, maka kelompok-kelompok otot akan berkembang kekuatanya secara efektif. Penggunaan beban secara overload
akan merangsang penyesuaian dalam tubuh yang mendorong meningkatnya kekuatan
2. Prinsip penggunaan beban secara progresif
Sejak otot yang menerima pembebanan (overload), kekuatannya menjadi bertambah dengan program latihan weight training. Bila kekuatannya sudah bertambah, dan latihan berikutnya dilakukan dengan beban tetap atau sama, maka tidak menambah kekuatan. Oleh karena itu perlu penambahan beban (Sajoto, 1995:30).
3. Prinsip individual
Setiap atlet sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda-beda dari segi fisik, mental, watak, dan tingkat kemampuannya. Perbedaan-perbedaan itu perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu.
4. Prinsip interval
dilaksanakan dengan istirahat penuh tanpa menjalankan latihan maupun istirahat aktif.
5. Prinsip stress (penekanan)
Latihan harus mengakibatkan penekanan fisik dan mental atlet. Beban yang dikerjakan atlet sebaiknya atlet betul-betul merasakan berat, kemudian timbul kelelahan dan mental secara menyeluruh.
6. Prinsip spesialisasi
Latihan harus memiliki ciri dan bentuk yang sesuai dengan cabang olahraganya. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan tuntutan tiap-tiap cabang olahraga (Suharno HP, 1978:7-13).
Prestasi maksimal tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat. Pembinaan fisik, keterampilan, dan mental hanya bisa dicapai melalui program yang cukup waktunya. Yang dimaksud program latihan adalah seperangkat rencana latihan yang akan disajikan pada atlet dalam jangka waktu tertentu (Muhammad Suhud, 1991:50). Program latihan tersebut harus dibuat secara sistematis dan strategis yang tentunya berkaitan dengan waktu, jumlah latihan, jenis kegiatan, dan fasilitas lainnya serta harus disesuaikan dengan karakteristik atlet dan cabang olahraganya.
2.1.1 Teknik Dasar Sepak Takraw
Tanpa kemampuan itu seseorang tidak akan bisa bermain. Kemampuan dimaksud adalah menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan kepala (main kepala), dengan dada, dengan paha (memaha), dengan bahu (membahu), dan dengan telapak kaki.
Kemampuan dasar di atas itu antara yang satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tanpa menguasai kemampuan dasar atau teknik dasar, sepak takraw tidak dapat dimainkan dengan baik. Teknik dasar dimiliki dengan baik bila berlatih dengan baik dan kontinyu. Namun tidak berarti bahwa prestasi sepak takraw itu hanya ditentukan oleh pemilik teknik dasar yang baik saja. Faktor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi.
Dalam tulisan ini dibahas teknik-teknik dasar permainan sepak takraw seperti yang telah disinggung di atas, meliputi sepakan,
heading, mendada, memaha, membahu.
a. Sepakan atau menyepak
angka. Di antara kemampuan menyepak atau teknik menyepak itu adalah
1) Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepak sila sering digunakan untuk menerima dan menimang bola atau menguasai bola, mengumpan dan hantaran serta dapat menyelamatkan serangan lawan.
Teknik-teknik melakukan sepak sila
1. Berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu. 2. Kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki
tumpu.
3. Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki sepak pada bagian bawah dari bola.
4. Kaki tumpu ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit.
5. Mata melihat ke arah bola.
6. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga keseimbangan.
7. Pergelangan kaki-sepak pada waktu menyepak ditegangkan atau dikencangkan.
Gambar 1.
Latihan sepak sila secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 1)
2) Sepak Kuda
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan yang dilakukan dengan menggunakan punggung kaki. Sepak kuda digunakan untuk memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang atau keras, menyelamatkan dari serangan lawan, memainkan bola, mengawal atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan bola.
Teknik-teknik melakukan sepak kuda
1. Berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu.
2. Lutut kaki sepak dibengkokkan sedikit dengan ujung jari mengarah ke tanah /lantai, kaki tendang diangkat ke arah bola yang datang dari bawah lutut.
4. Mata melihat ke arah datangnya bola.
5. Badan dibungkukkan sedikit, kaki tumpu ditekuk.
6. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga keseimbangan.
7. Bola disepak ke atas setinggi lutut.
Gambar 2.
Latihan sepak kuda secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 23)
3) Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan jari kaki atau ujung kaki yang digunakan untuk mengambil dan menyelamatkan bola yang jauh dari jangkauan dan datangnya rendah.
Teknik melakukan sepak cungkil
2. Kaki sepak diluruskan sehingga ujung kaki dengan lutut digerakkan ke atas setinggi lutut kaki tumpu menuju arah datangnya bola.
3. Bola disentuh dengan bagian atas ujung kaki sepak pada bagian bawah dari bola, sedangkan kaki tumpu ditekuk sedikit pada lutut dan badan dicondongkan atau dikedikkan sedikit ke belakang.
4. Mata melihat ke arah datangnya bola.
5. Kedua tangan dibuka lebar dan bengkokkan pada siku untuk keseimbangan.
6. Bola disepak lurus ke atas setinggi bahu atau kepala untuk tindak lanjut.
Gambar 3.
Latihan sepak cungkil secara individu
4) Menapak
Menapak adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. Menapak digunakan untuk Smesh ke pihak lawan, menahan atau memblok Smesh pihak lawan, dan untuk menyelamatkan atau mengambil bola dekat di atas net.
Teknik melakukan menapak
1. Berdiri dengan kedua kaki dengan jarak selebar bahu. 2. Kaki sepak diangkat tingi dengan lutut agak
dibengkokkan. Telapak kaki dipukulkan ke bola. Kaki jangan menyentuh net.
3. Bola disentuh dengan telapak kaki /sepatu di bagian atas bola dengan menggunakan gerakan pergelangan kaki sepak ke arah lapangan lawan.
4. Mata melihat ke arah bola.
5. Kaki tumpu dibengkokkan sedikit, kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk keseimbangan badan.
Gambar 4.
Latihan menapak secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 30)
5) Sepak Badek atau Sepak Simpuh
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping.
Sepak badek ini dapat pula disebut Sepak Simpuh. Dikatakan sepak simpuh oleh karena menyepak bola sama seperti sikap bersimpuh. Sepak badek digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari Smesh lawan dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.
1. Berdiri dengan tegak kaki terbuka dengan jaraknya selebar bahu.
2. Kaki yang digunakan untuk badek digerakkan keluar, berputar pada paha dengan menghadapkan samping luar kaki ke arah bola.
3. Tinggi gerakan kaki tidak melebihi lutut.
4. Bola disentuh pada bagian bawahnya dengan sisi luar kaki.
5. Untuk keseimbangan, badan dicondongkan sedikit ke arah berlawanan dari kaki yang digunakan (jika kaki kiri digunakan badan dicondongkan ke kanan dan sebaliknya).
6. Untuk keseimbangan, kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku.
7. Lutut sedikit ditekuk. 8. Mata melihat kepada bola.
Gambar 5.
Latihan Sepak Badek secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 34)
b. Heading atau Menyundul
Gambar 6.
Latihan Heading dengan Dahi secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 38)
Gambar 7.
Latihan Heading Samping kanan kepala secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 39)
Gambar 8.
Latihan Heading samping kiri kepala secara individu
Gambar 9.
Latihan Heading Bagian Belakang kepalasecara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 42)
c. Mendada.
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol bola untuk dapat dimainkan selajutnya.
Teknik Mendada
1. Berdiri dengan kedua kaki, salah satu kaki berada di belakang badan dilentingkan sedikit ke belakang, kedua lutut sedikit dibengkokkan.
2. Pandangan ke arah bola yang datang. 3. Perkenaan bola dengan bagian tengah dada.
4. Kedua lengan dibuka dan siku dibengkokkan. Berat badan berada pada kaki belakang.
Gambar 10.
Latihan mendada secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 49)
d. Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.
Teknik Memaha
1. Berdiri dengan kedua kaki selebar bahu.
2. Kaki diangkat ke atas dengan cara lutut ditekuk dan paha tidak melebihi tinggi pinggang (sesuaikan dengan datangnya bola).
3. Kaki tumpu ditekuk sedikit dan berat badan ada pada kaki tumpu.
4. Kedua tangan terbuka untuk menjaga keseimbangan.
6. Bola yang dikontrol diarahkan lurus ke atas agar dapat dikuasai lebih lanjut.
Gambar 11.
Latihan Memaha secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 52)
e. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahan bola dari serangan lawan yang mendadak, di mana pihak bertahan dalam keadaan mendesak dan dalam posisi yang kurang baik
Teknik Membahu
1. Berdiri dengan kedua kaki terbuka dengan jarak selebar bahu.
2. Bahu digerakkan ke atas saat bola datang. 3. Pandangan melihat ke arah bola yang datang.
5. Untuk keseimbangan, kedua tangan dibuka dan siku dibengkokkan sedikit. Kedua lutut ditekuk sedikit ke bawah serta berat badan terletak pada kaki yang berlawanan dengan bahu yang digunakan.
6. Bola diarahkan ke atas melebihi tinggi kepala untuk memudahkan tindak lanjutnya.
Gambar 12.
Latihan Membahu secara individu
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal; 55)
2.1.2 Teknik Khusus Sepak Takraw
khusus atau teknik khusus, permainan sepak takraw tidak mungkin dilaksanakan dengan baik dan sempurna.
Kemampuan khusus atau teknik khusus permainan sepak takraw tidak lain adalah cara bermain sepak takraw. Bagaimana permainan itu dimulai, setelah permaianan itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan hingga serangan itu mendapatkan hasil yakni nilai atau point buat regunya. Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan sepak takraw sangat erat sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting. Kedua teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin pemain sepak takraw hanya mampu dan mengausai teknik dasar saja, sedangkan teknik khusus tidak dikuasai.
Teknik khusus dalam permainan sepak takraw diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Teknik sepak mula. b. Teknik menerima bola. c. Teknik mengumpan. d. Teknik Smesh.
e. Teknik memblok atau menahan.
bawah bimbingan pelatih atau Pembina yang menjiwai akan tugas dan profesinya, dengan demikian akan terciptanya pemain sepak takraw yang berkualitas untuk mencapai prestasi yang optimal. Dengan berkembangnya olahraga sepak takraw diharapkan para pemain mempunyai keterampilan lebih di antara keterampilan khusus yang mereka miliki, misalnya seorang tekong harus dapat melakukan Smesh dan umpan, dan lebih lengkap lagi harus dapat melakukan bloking, demikian juga oleh pemain pada posisi dan fungsi yang lainnya. Dan kelima teknik khusus dalam permainan sepak takraw tersebut, hanya teknik Smesh yang menjadi bahan penelitian ini. Dengan demikian perlu adanya pembahasan yang lebih jelas dan lebih terperinci supaya dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
2.1.3 Smesh Dalam Sepak Takraw
melaksanakan sepak mula atau servis. Maka sangat diharapkan bahwa kedua apit itu perlu mempunyai kemampuan yang baik tentang melakukan Smesh (Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992:69)
Smesh dikatakan serangan yang paling akhir dan serangan paling banyak menghasilkan angka, maka pemain yang bertindak melakukan Smesh haruslah dapat menempatkan bola atau serangan pada posisi yang sulit dijangkau oleh pemain lawan sehingga pihak lawan tidak bisa menahan atau melakukan balasan serangan. Bila seorang pemain tidak bisa melakukan Smesh dengan baik maka banyak terjadi bola menyangkut di net maupun keluar dari lapangan pertandingan. Untuk itu perlu adanya penguasaan teknik yang sempurna bagi pemain agar dapat melakukan Smesh yang baik.
Adapun teknik Smesh yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Perhatian dipusatkan pada bola.
b. Jangan ragu-ragu untuk melakukan Smesh, ambillah keputusan yang tepat.
c. Tentukan ke mana Smeshakan diarahkan.
d. Melompat dengan ketinggian secukupnya sesuai dengan keperluannya, bila perlu lebih tinggi lagi agar Smeshnya sempurna.
f. Waktu Smeshnet atau jaring jangan sampai tersentuh.
g. Mata diarahkan ke bola (Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa, 1992:70)
Dalam permainan sepak takraw ada berbagai macam Smesh. Adapun teknik Smesh yang menggunakan kaki ada banyak sekali macamnya, salah satunya adalah Smesh Kedeng. Smesh Kedeng adalah jenis Smesh dalam sepak takraw yang dilakukan dengan kaki dan posisi awal bola berada di atas bagian samping depan pemain (Said Junaidi dan Hermawan Pamot, 1997:60). Smesh yang dimaksud dilakukan dengan benar dapat menhasilkan pukulan yang keras dibandingkan Smesh yang lainnya, yang kesemuannya bertujuan untuk membuat angka atau point.
2.1.4 Analisa Gerak SmeshKedeng
Smesh Kedeng dapat dianalisa bentuk dan geraknya sebagai berikut:
a. Badan saat akan melakukan Smesh pada posisi membelakangi net dan pandangan menyesuaikan arah bola.
b. Tolakan Smesh dilakukan dengan kaki kanan dan kaki kiri mengikuti dengan ayunan lurus ke depan sebagai penyeimbang. c. Kaki kanan memukul datangnya bola pada saat jangkauan yang
d. Posisi kaki setelah melakukan Smesh diayunkan ke samping atau keluar membentuk gerakan lanjutan yang teratur.
e. Posisi badan mengikuti gerakan lanjutan kaki ayun, lengan diayunkan untuk menjaga keseimbangan.
Gambar 13.
SmeshKedeng dalam permainan
(PB. PERSETASI, 1999. Mari Bermain Sepak Takraw. Hal :26)
2.1.5 Proses pelaksanaan latihan Smesh Kedeng dengan cara bola digantung adalah sebagai berikut :
1. Pemain apit berdiri di bawah bola yang digantung dengan tali yang ditemukan pada sebuah putaran atau poros.
2. Pemain apit melakukan smesh kedeng terhadap bola yang digantung sesuai dengan jangkauan kaki pemain
3. Bola di smesh dengan menggunakan kaki punggung
4. Semula pukulan smesh dilakukan dengan biasa untuk kemudian dilakukan dengan keras
5. Latihan dilakukan berulang-ulang secara bergantian
Gambar 14
Latihan Smesh Kedeng Dengan Cara Bola Digantung (Wawancara Pelatih Sepak Takraw Yunior klub Padang Jagad
Winarno, S.Pd. Tanggal 20 Januari 2005).
a. Kelebihan
1) Koordinasi antara indera penglihat dan indera gerak yang didukung oleh posisi badan yang memungkinkan maka dapat menghasilkan koordinasi yang baik antara keduanya 2) Seorang pemain dapat menentukan ketepatan antara
perkenaan bagian kaki dengan bola pada saat melakukan smesh
3) Dapat memotivasi jangkauan pukulan yang lebih tinggi. b. Kelemahan
Kelemahan bentuk latihan smesh kedeng dengan cara bola digantung adalah:
1) Kurangnya koordinasi gerakan terhadap datangnya bola pada saat melakukan smesh dalam permainan
2) Keterbiasaan pemain men-smesh pada bola diam, maka akan terjadi ketergantungan pemain pada saat melakukan smesh hanya pada umpan yang tepat saja.
3) Seorang pemain tidak dapat memastikan antara bola masuk dan bola keluar setelah melakukan smesh terhadap bola yang digantung
1. Pemain apit berdiri diantara tengah-tengah lebar lapangan dekat net.
2. Seorang pengumpan memberikan bola umpan pada pemain yang akan melakukan smesh
3. Bola diumpankan dengan kaki pada ketinggian kurang lebih 2 meter di atas net
4. Jarak antara pengumpan dan pemain smesh kurang lebih 2 meter 5. Pemain apit melakukan smesh kedeng dengan jangkauan kaki
yang paling tinggi terhadap bola yang diumpankan oleh seorang pemain pengumpan
6. Semula pukulan dilakukan dengan pelan untuk kemudian dilakukan dengan keras.
Gambar 15
Latihan Smesh Kedeng dengan cara bola diumpan dengan kaki (Wawancara Pelatih Sepak Takraw Yunior klub Padang Jagad
a. Kelebihan
Kelebihan latihan smesh kedeng dengan cara bola diumpan dengan kaki adalah :
1) Dapat memberikan responsif yang baik terhadap pemain pada saat permainan berlangsung.
2) Pemain dapat mengentahui arah bola di lapangan setelah melakukan smesh.
3) Menciptakan kebiasaan pukulan dari berbagai variasi umpanan bola
4) Dengan umpanan bola yang tidak menetap maka akan membentuk naluri pemain untuk mengatasi macam umpanan bola tersebut yang nantinya dapat diarahkan pada bagian lapangan tertentu
b. Kelemahan
Kelemahan latihan smesh kedeng dengan cara bola diumpan dengan kaki adalah :
1) Kurang berani dalam mengambil spekulasi terhadap umpan yang dianggap kurang pas.
2.2 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori kedua cara latihan tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ada perbedaan yang berarti pada latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh dalam sepak takraw bagi pemain yunior sepak takraw klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak suatu penelitian. Berbobot tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggungjawaban dari metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi penelitian dalam penelitian ilmiah harus tepat dan mengarah pada tujuan, memberikan garis-garis yang cermat, serta mengajukan syarat-syarat yang baru. Metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang sangat keras, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dalam suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya.
Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dalam mencari jawaban dari penelitian digunakan berbagai macam metode seperti metode survey, diskriptif, korelasi atau eksperimen. Seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1994:427) bahwa : Salah tugas penting dalam research imiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenonim-fenonim dan menarik hukum-hukum tentang sebab akibat itu. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat.
dengan kaki dapat meningkatkan hasil kemampuan smesh dalam permainan sepak takraw pada pemain yunior putera klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005. Jadi dalam penelitian ini yang digunakan metode eksperimen adalah sangat tepat. Dasar dari penggunaan metode ini adalah bahwa eksperimen merupakan suatu teknik penelitian berdasarkan percobaan dengan diadakan tes awal dan tes akhir kemudian diuji kebenarannya.
Dengan perlakukan yang diberikan tersebut sebagai kegiatan percobaan yang disebut latihan. Penentuan objek penelitian yang diperlu dijelaskan :
3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian.
3.1.1 Penentuan populasi
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi oleh sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1988:220). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok pemain yunior sepak takraw klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005 yang berjumlah 30 orang.
3.1.2 Sampel dan teknik sampling
sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak berapa persen sampel yang harus diambil dari populasi (Sutrisno Hadi, 1988:74).
Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1985:95) : “Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”.
Selanjutnya Winarno Surakhmad (1985:100) menjelaskan bahwa: “Sampel yang jumlahnya sebesar populasi disebut sampel total”.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian individu yang memiliki sifat sama untuk diselidiki dan dapat mewakili seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik total sampling yaitu dengan mengikutkan semua pemain sepak takraw klub Padang Jagad Kabupaten Demak pada kelompok yunior yang berjumlah 30 pemain.
3.1.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1991:89).
Menurut Sutrisno Hadi (1988:89), menyatakan variabel penelitian adalah gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenisnya maupun tingkatannya.
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan smesh dalam sepak takraw.
3.1.4 Instrumen penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan tes keterampilan sepak takraw dari Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa (1992:20), dengan ketentuan sebagai berikut ;
1. Sampel dipanggil satu persatu menurut daftar yang telah disusun. 2. Sampel yang telah dipanggil memasuki lapangan dan pada posisi
siap untuk melakukan smash kedeng.
3. Setelah pengumpan dan peserta tes siap maka tes segera dimulai. 4. Pengumpan melambungkan bola atau mengumpankan bola tinggi
di atas net kemudian paserta tes mengejar bola dan berusaha untuk dapat men-smesh bola dengan sempurna. Kesempatan melakukan smesh adalah sebanyak sepuluh kali. Smesh dianggap sah apabila bola di tempat sasaran yang telah ditentukan nilainya. Jika bola jatuh di antara dua sasaran, nilai yang telah dihitung adalah nilai yang besar. Dan smesh yang dianggap gagal apabila bola menyangkut di net dan jika bola keluar atau jatuh di luar lapangan. 5. Nilai akhir adalah jumlah skor yang didapat dari jumlah sepuluh
6. Gambar lapangan yang digunakan untuk tes smeshkedeng.
Lapangan sepak takraw untuk tes smashkedeng
(Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Hal :120)
Keterangan :
Diameter lingkaran servis = 30 cm 1,2,3,4, dan 5 = Skor penelitian
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode yang diberikan atau menggunakan suatu gejala yang dinamakan atau perlakuan. Metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang meliputi tes awal, latihan-latihan (perlakuan) dan diakhiri dengan tes akhir untuk menguji kebenarannya.
Dasar menggunakan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subyek dan diakhiri dengan tes untuk diuji kebenarannya. Metode eksperimen merupakan metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (hubungan causal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor-faktor yang bisa mengganggu (Suharsimi Arikunto, 1996:3).
Adanya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut sangat penting guna mendapatkan suatu simpulan dalam penelitian secara benar. Pembagian kelompok berdasarkan pemasangan group matching untuk mendapatkan sampel yang benra-benar setara tingkat kemampuannya. Tiap-tiap eksperimen akhirnya akan dibandingkan sedikitnya dua kelompok dalam segi-segi yang dieksperimenkan. Pendeknya, mencari perbedaan antara sifat-sifat keadaan atau tingkah laku kedua kelompok (lebih) menjadi kegiatan utama dalam penelitian ini (Sutrisno Hadi, 1994 : 475)
Sebelum data terakhir terkumpulkan maka diterangkan dahulu bagaimana proses pelaksanaan untuk memperoleh data tersebut. Diantaranya adalah tentang cara mendapatkan sampel meliputi:
3.2.1 Perijinan
Untuk mendapatkan sampel pertama mengadakan observasi lapangan yaitu wawancara secara langsung dengan pelatih sepak takraw klub Padang Jagad, yang akhirnya ditentukan dan diberikan ijin untuk mengadakan penelitian di klub Padang Jagad di Kabupaten Demak yang masih aktif untuk melakukan kegiatan latihan sebagai sampel penelitian ini.
3.2.2 Tempat dan Waktu Latihan
Pelaksanaan ini dimulai dari tanggal 07 April 2005 sampai dengan 03 Mei 2005.
3.2.3 Alat dan Perlengkapan Latihan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Bola takraw sejumlah 20 buah; (2) Dua tempat lapangan sepak takraw; (3) Dua alat penggantung bola; (4) Peluit dan alat tulis; (5) Nomor sasaran dalam petak lapangan.
3.2.4 Tenaga Pembantu
Agar dalam pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan diharapkan maka dukungan dari para tenaga pembantu dalam penelitian ini sangat diperlukan. Tenaga tersebut terdiri dari dua orang pelatih dan dibantu lima pemain senior sepak takraw dari klub Padang Jagad Kabupaten Demak.
3.2.5 Tes Awal (Pre Test)
3.2.6 Pelaksanan Program Latihan
Pada prinsipnya pada latihan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan smeshkedeng. Untuk itu dibutuhkan jangka waktu agar hasil yang diperoleh bermanfaat secara positif dan efektif serta agar hasil tersebut dapat bermanfaat dalam musim-musim latihan jauh sebelum pertandingan bisa berlangsung antara 4 – 6 minggu. Program latihan merupakan jumlah pertemuan perlakuan ditambah dua kali pertemuan untuk tes awal dan tes akhir.
Berdasarkan uraian terdapat di atas maka ditetapkan frekuensi latihan tiap minggu adalah empat kali selama empat minggu atau 16 kali tatap muka dan setiap satu minggu beban latihan ditingkatkan dalam jumlah repetisi dari 6, 8, 10, 12, dan 14 kali, sedangkan setnya tetap yaitu tiga kali. Untuk penyajian materi disesuaikan waktu yang telah disediakan, sedangkan mengenai pengaturan waktu adalah sebagai berikut :
1. Latihan Pemanasan
di sini adalah pemanasan melalui gerakan-gerakan anggota tubuh dan bukan melalui massage, mandi air panas atau tenaga listrik.
Latihan yang merupakan pemanasan dalam penelitian ini meliputi Streching di tempat, lari keliling lapangan dengan variasi gerakan, senam khusus yang bertujuan untuk menyiapkan pemain pada materi latihan yang akan dilakukan.
Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk mengurangi terjadinya cedera otot, tendo, ligamen, dan jaringan otot lain. Selain itu pemanasan juga berfungsi menyiapkan organ untuk melakukan kerja yang lebih berat.
2. Latihan inti
Bagian inti latihan dilaksanakan dengan program latihan. Materi yang diberikan diubah sesuai dengan jadwal latihan, setiap kelompok berlatih smesh kedeng sesuai dengan kelompoknya. Kelompok eksperimen berlatih smesh kedeng dengan cara bola umpan dengan kaki sedangkan kelompok kontrol berlatih smesh kedeng dengan cara bola digantung. Lamanya pelaksanaan latihan inti ini ditentukan dengan repetisi dan set yang telah ditempuh sesuai dengan program latihan.
3. Latihan Akhir.
dalam bagian ini diadakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi selama latihan dilakukan baik koreksi secara umum maupun koreksi individu terhadap latihan yang telah dilakukan pemain dan memberikan motivasi agar mempunyai kemampuan yang kuat untuk terus berlatih.
3.2.7 Tes Akhir
Setelah melakukan latihan selama empat minggu dengan jumlah pertemuan 16 kali tatap muka, yang dimulai dari tanggal 07 April 2005 dengan 03 Mei 2005, maka latihan inti telah selesai dan diakhiri dengan tes akhir yang dilaksanakan pada hari lain berikutnya. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai masing-masing anak coba dari tiap-tiap kelompok setelah melakukan smesh kedeng selama 16 kali pertemuan.
3.3 Analisis Data
Analisis data adalah cara untuk mencari dan menata secara sistematis catatan dari hasi penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis statistik karena tabel yang diperoleh berupa angka-angka serta statistik dapat meringkaas data yang besar ke dalam bentuk yang lebih sederhana sehingga mudah diketahui.
menyajikan dan menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka. Data yang dianalisis adalah data dari tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah melakukan program latihan kemudian dilanjutkan dengan tes akhir.
Langkah untuk memasukkan ke dalam rumus, terlebih dahulu membuat tabel persiapan sebagai berikut:
Tabel 1
Contoh Tabel Persiapan Perhitungan Statistik Dengan Pola M-S
No. Pasangan
∑
D : Jumlah perbedaan dari tiap-tiap pasangan∑
d : Jumlah nilai deviasi perbedaan masing-masing pasangan.∑
2Langkah-langkah dalam memasukkan nilai tes akhir adalah sebagai berikut:
Kolom 1 : Nomor urut
Kolom 2 : Pasangan sampel yang dipasangkan Kolom 3 : Nilai kelompok eksperimen
Kolom 4 : Nilai kelompok kontrol
Kolom 5 : Perbedaan dari masing-masing diberi tanda D
Kolom 6 : Deviasi dari perbedaan masing-masing pasangan yang diperoleh dari selisih D dengan MD (mean perbedaan).
Kolom 7 : Kuadrat dari masing-masing pasangan. adapun
Adapun analisis data selanjutnya digunakan rumus t-test sebagai berikut:
)
(Sutrisno Hadi, 1994 : 455)
Nilai dari MD dicari dengan rumus :
N D
MD=
∑
Sedangkan untuk mengetahui mana yang lebih baik dari kedua latihan tersebut, digunakan uji perbedaan Mean antara Me dan Mk, manakah yang lebih
besar, di mana :
MD = Mean dari kelompok eksperimen 2 dan kelompok eksperimen 1 Σd2
= Jumlah kuadrat dari deviasai perbedaan Mean. N = Jumlah pasangan subjek
ΣD = Jumlah perbedaan tiap-tiap pasang
Σd = Jumlah dari deviasi perbedaan
Hipotesis nihil akan diuji kebenarannya berdasarkan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti penulis percaya bahwa 95% dari keputusan penulis adalah benar. Dan kemungkinan penolak hipotesis yang benar adalah 5% dari 100%.
Dalam perhitungan ini kemungkinan-kemungkinan hasilnya adalah sebagai berikut:
2. Apabila nilai t yang diperoleh lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nihil diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang berarti antara latihan smesh kedeng dengan bola digantung dan bola diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh dalam permainan sepak takraw bagi pemain yunior putra klub Padang Jagad Kabupaten Demak tahun 2005.
3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian
3.4.1 Faktor kesungguhan hati
Kesungguhan hati dari tiap individu tidaklah sama, sehingga akan dapat mempengaruhi hasil percobaan. Untuk itu penulis berusaha agar pemain bersungguh-sungguh dalam melakukan latihan. Adapun upaya tersebut adalah bersama-sama para pelatih untuk menjelaskan mengenai tujuan eksperimen ini.
3.4.2 Faktor kegiatan pemain di luar latihan
Kegiatan pemain yang dilakukan di luar latihan sangatlah sulit untuk diketahui, untuk itu penulis menekankan kepada pemain agar tidak melakukan kegiatan yang sama dengan latihan dalam penelitian ini.
3.4.3 Faktor alat
lapangan sepak takraw dengan perlengkapannya sebanyak dua buah dan bola takraw sejumlah 20 buah. Pemenuhan sarana ini dilakukan guna menunjang kelancaran jalannya penelitian ini.
3.4.4 Faktor pemberian materi
Faktor ini memberi peran sangat penting dalam mencapai hasil penelitian yang baik, sehingga dalam pemberian materi kepada pemain harus dengan jelas dan cermat dari tahap ke tahap selanjutnya dengan metode demonstrasi agar pemain bisa mencontoh gerakan dengan baik. 3.4.5 Faktor kebosanan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah diadakan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka didapat hasil dari tiap-tiap subyek dari kedua kelompok tersebut. Kemudian dari data tes akhir masing-masing kelompok tersebut dimasukkan ke dalam tabel perhitungan statistik. Hasil penelitian ini diperoleh dari peningkatan hasil latihan dan perbedaan peningkatan kedua latihan sebagai berikut :
4.1.1. Peningkatan Hasil Latihan
Sehingga hipotesis alternatif yang mengatakan bahwa ada perbedaan latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi Pemain Yunior Pemain Putra Klub Padang Jagad Kabupaten Demak Tahun 2005
diterima.
4.1.2. Perbedaan Hasil Kedua Latihan
Berdasarkan perhitungan statistik ternyata kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat meningkatkan hasil latihan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw. Untuk itu perlu dicari apakah ada perbedaan peningkatan antara kedua bentuk latihan tersebut. Hasil perhitungan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2
Rangkuman hasil analisis data
Kelompok Mean t-hitung t-tabel Keterangan Eksperimen 17,8
Kontrol 15
2,389 2,145 Ada perbedaan yang berarti secara signifikan
Catatan : Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8.
nilai t-tabel yaitu 2,145. Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi Pemain Yunior Pemain Putra Klub Padang Jagad Kabupaten Demak Tahun 2005 ditolak. Sehingga perumusan hipotesis alternatif yang menyatakan ada perbedaan latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi Pemain Yunior Pemain Putra Klub Padang Jagad Kabupaten Demak Tahun 2005 diterima. Kemudian untuk menghitung mana yang lebih baik antara latihan smesh kedeng antara bola digantung dan bola diumpan dengan kaki dapat dilihat dari perhitungan masing-masing mean kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
8
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa ada perbedaan latihan smesh kedeng antara bola digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh dalam permainan sepak takraw bagi pemain yunior putera klub Padang Jagad Kabupaten Demak Tahun 2005. Secara psikologis bahwa latihan yang diberikan sesuai dengan gerakan permainan yang sesungguhnya akan memberikan motivasi untuk mengukur kemampuan yang ada pada dirinya. Hal ini terjadi karena dalam latihan smesh kedeng dengan cara bola diumpan dengan kaki mempunyai keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan latihan smesh kedeng dengan cara bola digantung. Hal ini disebabkan karena keuntungan dari latihan ini adalah:
1. Dapat memberikan responsif yang baik terhadap pemain pada saat permainan berlangsung.
2. Pemain dapat mengetahui arah bola di lapangan setelah melakukan smesh. 3. Menciptakan kebiasan pukulan dari berbagai variasi umpanan bola.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan yang berarti pada latihan smesh kedeng antara bola
digantung dan diumpan dengan kaki terhadap kemampuan smesh sepak takraw bagi pemain yunior klub Padang Jagad Kabupaten Demak Tahun 2005.
2. Latihan smeshkedeng dengan cara bola diumpan dengan kaki lebih baik dari pada latihan smesh kedeng dengan cara bola digantung terhadap kemampuan smesh sepak takraw pemain yunior klub Padang Jagad Kabupaten Demak Tahun 2005.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian di atas maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Latihan smesh kedeng dengan cara bola diumpan dengan kaki dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan smesh kedeng dalam sepak takraw.
diumpan dengan kaki dalam latihan smesh kedeng pada permainan sepak takraw di klub masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Dumadi. 1990. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan. FPOK : IKIP Semarang.
Harsono. 1982. Ilmu Coaching. Jakarta : KONI Pusat.
PB. Persetasi. 1998. Sepak Takraw. Jakarta.
PB. Persetasi. 1999. Mari Bermain Sepak Takraw. Jakarta.
Poerwadarminta, WJS. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa. 1992. Olah Raga Pilihan Sepak Takraw. Jakarta : Depdikbud.
Said Junaidi dan Hermawan Pamot R. 1997. Pengenalan Olahraga Sepak Takraw,
Arena No. 02/Th. XXVII/Agustus. Semarang : IKIP Press.
Sudrajat Prawirasaputra. 2000. Sepak Takraw. Jakarta : Depdikbud.
Suharno HP. 1978. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta : Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta : Rineka Ilmu.
Sutrisno Hadi. 1988. Metodologi Research Jilid 1 – 4. Yogyakarta : Andi Offset.
__________. 1988. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset.
Winarno.2005. Wawancara tanggal 20 Januari 2005, Demak
Lampiraan 9
TABEL 11
PROGRAM LATIHAN
Pertemuan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
1 Tes Awal Tes Awal
2 - 4 a. Pemanasan
- Lari
- Senam
- Peregangan
b. Latihan Inti
Latihan smesh kedeng dengan bola digantung
b. Latihan Inti
Latihan smeshkedeng dengan cara bola
diumpan dengan kaki
- Set : 3
b. Latihan Inti
Latihan smesh kedeng dengan bola digantung
b. Latihan Inti
Latihan smeshkedeng dengan cara bola
diumpan dengan kaki
- Set : 3
b. Latihan Inti
Latihan smesh kedeng dengan bola digantung
b. Latihan Inti
Latihan smeshkedeng dengan cara bola
diumpan dengan kaki
- Set : 3
b. Latihan Inti
Latihan smesh kedeng dengan bola digantung
b. Latihan Inti
Latihan smeshkedeng dengan cara bola
diumpan dengan kaki
- Set : 3
b. Latihan Inti
Latihan smesh kedeng dengan bola digantung
b. Latihan Inti
Latihan smeshkedeng dengan cara bola
diumpan dengan kaki
- Set : 3
- Repetisi : 14
c. Penenangan
Lampiran 7
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan rumus t-test cara pendek. Adapun data yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
ΣD = 42
Σd2 = 288,40
N = 15
Untuk mencari Mean Deviasi (MD) menggunakan rumus:
8
Perhitungan data tersebut dimasukkan dalam rumus: