• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Corporate Social Responsibilty dalam Perkembangan Usaha Mikro, Kescil dan Menengah (UMKM) di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Corporate Social Responsibilty dalam Perkembangan Usaha Mikro, Kescil dan Menengah (UMKM) di Indonesia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan riel per kapita.1 Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk menaikkan pendapatan nasional riel dan meningkatkan produktifitas.2 Pada umumnya tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri.3

Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith menyatakan bahwa selain peningkatan pendapatan dan output, proses pembangunan itu juga berkenaan dengan serangkaian perubahan yang bersifat radikal atas struktur-struktur kelembagaan, sosial dan administrasi serta sikap-sikap masyarakat dan dalam banyak kasus, bahkan menambah adat-istiadat, kebiasaaan dan sistem kepercayaan yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan.4

Pembangunan ekonomi suatu negara bukan tanggung jawab pemerintah saja namun, setiap insan manusia berperan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.5

      

1Irwan dan Suparmoko, Ekonomika Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE,1990), hlm.5. 2Ibid.

3Ibid.

4Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Pemabngunan Ekonomi. (Jakarta : Erlangga,2006), hlm.124.

(2)

Dalam rangka meningkatan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah meregulasi Corporate Social Responsibility (“CSR”) . Penerapan kegiatan CSR di Indonesia baru dimulai pada awal tahun 2000, walaupun kegiatan esensi dasar yang sama telah berjalan sejak tahun 1970-an, dengan tingkat yang bervariasi, mulai dari yang paling sederhana seperti donasi sampai kepada yang komprehensif seperti terintegrasi ke dalam strategi perusahaan dalam mengoperasikan usahanya.6

World Commission on Environment and Development (WCED) dalam buku yang berjudul Our Common Future menyatakan bahwa CSR merupakan kontribusi dunia usaha bagi pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development adalah development tha meets the

needs of the present without compromising the ability of future generations to

meet their own needs (pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri).7

Diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”)8 merupakan suatu kebutuhan yang dirasa perlu oleh kalangan pelaku usaha maupun pemerintah sebagai pihak regulator di bidang usaha.

      

6H. Dodik Setiawan Nur Heriyanto, Jurnal Hukum: “CSR dalam UU PT: Volunteer atau Obligation”

7World Commission on Environment and Development (WCED). Our Common

Future.(Oxford University Press, 1987), hal. 43.

(3)

UUPT mewajibkan pelaksanaan CSR kepada setiap Perseroan. Pemerintah mengharapkan CSR bisa menjadi solusi untuk mempercepat pemabngunan.9 Perusahaan mengharapkan CSR bukan sekedar buang-buang uang, tapi bisa menjadi semacam investasi jangka panjang yang bisa mengamankan operasi perusahaan.10 Masyarakat berharap banyak banyak pada program CSR, sebagian masyarakat ingin bantuan yang instan, sebagian lagi masyarakat ingin bekerja di perusahaan.

Idealnya, secara etik CSR terhadap lingkungan dan masyarakat tidak sekedar menganggarkan sejumlah dana CSR tetapi juga meliputi tanggungjawab terkait upaya peningkatan tingkat kesejahteraan stakeholder secara umum dan tanggungjawab untuk menjamin efektivitas pembangunan atau pemanfaatan dana CSR.11 Lalu siapa stakeholder yang dimaksud?

Kegiatan CSR merupakan kegiatan yang menunjang pembangunan yang berkelanjutan, yaitu kegiatan yang tidak hanya berdampak pada keuntungan secara materi, melainkan terkait dengan konsekuensi sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.12 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (“UMKM”) merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

UMKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan       

9Buntje Harbunangin, Kail Saja Tidak Cukup (Catatan Seorng Praktisi CSR), (Jakarta:Antara Publishing,2013), hlm x.

10Ibid.

11Ibid, hlm.22.

(4)

penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.13 Dalam krisi ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktivitasnya.14

UMKM sangat diharapkan untuk bisa terus berperan secara optimal dalam menanggulangi pengangguran yang jumlahnya cenderung meningkat terus setiap tahunnya.15 Dengan banyak menyerap tenaga kerja UMKM mempunyai peran strategis dalam upaya pemerintah selama ini memerangi kemiskinan dalam negeri. Implementasi CSR dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan. Seperti contohnya berupa pemberian beasiswa untuk anak-anak sekolah disegala tingkatan pendidikan, bantuan dana untuk perbaikan infrastruktur dan lain-lain. Terkait dengan UMKM sebagai salah satu stakeholder strategis dalam pembangunan yang berkelanjutan,tidak sedikit dijumpai penerapan CSR yang fokus kepada pengembangan UMKM.Contohnya dapat dilihat seperti Starbucks yang membuka lahan 10.000 ha di Aceh untuk pemberdayaan kopi pada masyarakat Aceh. Dilain pihak Starbucks akan memperoleh manfaat dengan hasil pertanian kopi sebagi bahan baku yang diperlukan dalam aktivitas bisnis yang dilakukan.16 Contoh lainnya seperti yang dilakukan oleh Unilever dengan melakukan pengembangan UMKM untuk penanaman kedelai hitan dan budidaya

      

13Faisal Basri, Perekonomian Indonesia Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan

Indonesia, (Kalisari:Erlangga, 2002), hlm.98.

14Ibid.

(5)

ikan air tawar. Hasil pertanian dan budidaya tersebutdigunakan sebagai bahan baku Royco dan bahan kecap merek Bango.17

Dari contoh-contoh tersebut di atas, dapat dilihat bahwa pengaturan kewajiban pelaksanaan CSR berpengaruh terhadap perkembangan UMKM sebagai salah satu aktor penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Berangkat dari pemikiran tersebut, saya tertarik untuk menulis skripsi dengan dengan judul “Tinjauan Hukum Corporate Social Responsibility dan Dampaknya terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pembangunan ekonomi di Indonesia?

2. Bagaimanakah pengaturan hukum Corporate Social Responsibility di Indonesia?

3. Apakah dampak penerapan kewajiban Corporate Social Responsibility terhadap perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusalan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

      

17Prastoko, Joko dan Huda, Miftachul, Corporate Social Responsibility Meraih

(6)

2. Untuk mengetahui pengaturan hukum Corporate Social Responsibility di Indonesia.

3. Untuk mengetahui dampak penerapan kewajiban Corporate Social

Responsibility terhadap perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Manfaat penulisan dari skripsi ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dari skripsi ini mampu memberikan sumbangan konsep teoritis dalam pengembangan ilmu pengetahuan Hukum Bisnis khususnya dalam bidang CSR. Skripsi ini diharapkan juga dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak terkait seperti Perusahaan dan Pelaku UMKM. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi akademisi

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya refrensi kepustakaan bagi akedemisi dan diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.

b. Bagi Pelaku UMKM

(7)

Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai CSR kepada profesi penunjang lainnya, baik itu peraturan hukum yang berlaku dan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi bagi profesi penunjang lainnya.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul “Penerapan Corporate Social Responsibility dalam Perkembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Indonesia” Penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Setelah dilakukan berbagai penelusuran mengenai judul skripsi, dari perpustakaan ataupun media elektonik, maka penulis tertarik membahas tentang CSR dan dampaknya terhadap perkembangan usaha kecil dan menengah di indonesia yang dilampirkan pada tanggal 27 Oktober 2016 membuktikan bahwa judul ini belum ada atau belum terdapat di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini dilakukan dengan menelusuri karya ilmiah melalui media internet dan sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum ada penelitian yang pernah mengangkat topik tersebut. Sekalipun ada tentu saja subtansinya berbeda dengan subtansi skripsi ini.

(8)

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa ketentuan dan batasan yang menjadi sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi agar berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah disebutkan di atas.

Terkait dengan topik yang diangkat dalam skripsi ini perlu dilakukan pemabtasan terhadap beberapa hal sebagai berikut:

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

a. Grup Bisnis Bank Dunia (The World Bank Group) memberikan definisi CSR sebagai:

the commitment of business to contribute to sustainable economic

development, working with employees and their representatives, their

families, the local community and society at large to improve quality

of life, in ways that are both good for business and good for

development. 18

b. Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR diartikan sebagai “business commitment to contribute to sustainable

economic development, working with employees, their families, the

local community, and society at large to improve their quality of life.”

      

18Amin Widjaja Tunggal, Business Ethics dan Corporate Social Responsibility (CSR)

(9)

c. CSR dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 19

d. Istilah CSR tidak dikenal dalam UUPT namun, dipersamakan dengan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (“TJSL”). Pasal 1 angka 3 UUPT menyebutkan bahwa:

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.20

Dalam hal ini penulis mengasumsikan bahwa istilah TJSL dengan CSR adalah memiliki pengertian yang sama. Untuk itu dalam tulisan ini penulis akan memakai istilah CSR sampai akhir tulisan ini.

2. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.21

3. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak       

19Ronny Irawan, Corporate Social Responsibility: Tinjauan Menurut Peraturan

Perpajakan di Indonesia, Surabaya, 6 September 2008, hlm.1.

20Inonesia (UUPT),loc.cit.

(10)

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.22 4. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.23

5. UKM adalah Singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan dianggap sama dengan UMKM. Untuk keperluan tulisan ini penulis akan memakai satu istilah yang dianggap lebih populer yaitu UMKM.

F. Metode Penelitian

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan anlisa konstruksi yang dilaksanakan secar metodologis dan konsisten.24 Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu. 25 Sistematis berarti berdasarkan suatu sistem yang konsisten yang berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu keterangan tertentu.26 Dalam skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut :

       22Ibid. Pasal 1 Angka 2. 23Ibid. Pasal 1 Angka 3.

24Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta.1986), hlm.46. 25Ibid.

(11)

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas.27 Penelitian yuridis mengandung arti bahwa dalam meninjau dan menganalisa masalah dipergunakan data sekunder dibidang hukum, yaitu meliputi berbagai macam peraturan perundang-undangan, hasil karya ilmiah, hasil-hasil penelitian dan literatur-literatur ilmu hukum.28 Sedangkan normatif mengandung arti dalam meninjau dan menganalisa masalahnya dipergunakan pendekatan dengan menganalisa undang-undang. 29

2. Data Penelitian

Penelitian yuridis normatif menggunakan data sekunder sebagai data utama. Data sekunder yang digunakan dalam skripsi ini adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan hukum yang sudah tersedia, antar lain :30

a. Bahan Hukum Primer

Adapun bahan hukum primer yang digunakan , antara lain :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (“UUD 1945”);

2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;

3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;

      

27Amiruddin dan Zainal Askin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.118.

28Ibid. 29Ibid.

(12)

4. UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (“UMKM”); dan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan (“PP TJSLP”)

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa buku-buku yang terkait dengan judul skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, dan laporan-laporan tahunan atau keuangan perusahaan-perusahaan yang akan saya jadikan sebagai rujukan untuk melihat seberapa jauh penerapan CSR dan kaitannya dengan pengembangan UMKM.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier, berupa petunjuk dan penjelasan terhadap hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan hukum lain yang relevan dan bisa digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

(13)

4. Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam perundang-undangan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.31 Data yang di analisis secara kulitatif akan dikemukakan dalam bentuk uaraian secara sistematis, semua data diseleksi diolah kemudian dinyatakan secara deskriptif sehingga diperoleh jawaban terhadap permasalahan yang diajukan.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus teratur agar tercipta karya ilmiah yang baik. Skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan, yang semuanya berkaitan dengan tinjauan yuridis terhadap perlindungan hukum pelaku UMKM.

BAB II memuat tentang usaha kecil dan menengah sebagai pilar perekonomian indonesia, bentuk-bentuk usaha mikro kecil dan menengah di indonesia, pengaturan hukum usaha kecil dan menengah di indonesia dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah dalam roda pembangunan ekonomi indonesia.

      

(14)

BAB III mengulas tentang sejarah, konsep, pengaturan, dan kerangka hukum pelaksanaan kewajiban CSR di Indonesia.

Bab IV memuat tentang perkembangan pelaksanaan Corporate Social Responsibility dalam mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia, pengaturan kewajiban pelaksanaan CSR di Indonesia dan dampak penerapan Corporate Social Responsibility di Indonesia terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.

Referensi

Dokumen terkait

7.317 Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin P6371031203 CEMPAKA Jl.. Cempaka

o pesan : teks atau kalimat yang ingin ditampilkan pada kotak pesan (diapit tanda kutib). o intType : nilai yang berfungsi untuk menampilkan pilihan-pilihan tertentu pada

Keputusan Bapak Abdul Khodir untuk membuat grup tersendiri m Grup Kenthongan Dalan Laras adalah salah satu grup kesenian kenthongan yang ada di desa Kaesugihan,

Berdasarkan surat edaran Bawaslu Republik Indonesia Nomor 0075/K.Bawaslu/HM.00/III/2020 tentang Pelayanan Informasi Pada Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota

Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan bahwa gambaran histopatologis otak terutama di daerah hipokampus dari marmut yang dikastrasi mengalami degenerasi dan kematian

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa karakteristik wanita pedagang sayur mayur adalah seorang wanita yang membagi waktu selain perannya sebagai ibu rumah tangga

Hasil penelitian pada Siklus I, menunjukkan bahwa, proses pembelajaran hasil tes perkalian Siklus I menunjukkan anak yang mendapat nilai < 60 sebanyak 13 anak

Namun, jika dilakukan perbandingan dengan hasil penelitian Tarmudji (2004) yang menggunakan tanaman pare ( Momordica charantia ) dapat diduga bahwa senyawa yang