• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interferensi Bahasa Jawa Dalam Pembacaan Al-Qur`An Juz 30 Oleh Anak-Anak Di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Interferensi Bahasa Jawa Dalam Pembacaan Al-Qur`An Juz 30 Oleh Anak-Anak Di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

(Kridalaksana, 1982: 17). Ibnu Jiniy dalam Muskar (2013 : 10) memberikan batasan bahasa yang erat kaitannya dengan bunyi sebagai unsur yang hakiki sebagai berikut:

ﻢﻬﺿﺍﺮﻏﺍ ﻦﻋ ﻡﻮﻗ ّﻞﻛ ﺎﻬﺑ ﺮّﺒﻌﻳ ﺕﺍﻮﺻﺍ ﻲﻫ ﺔﻐﻠﻟﺍ

/Al-lughatu hiya `aswātun yu’abbiru bihā kullu qawmin ‘an `agrāḍihim/ ‘Bahasa adalah bunyi – bunyi yang digunakaan oleh setiap kelompok masyarakat untuk mengekspresikan keinginannya’.

Bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan diamati dalam fonetik sebagai fon atau dalam fonologi sebagai fonem ( Kridalaksana 1982:27).

Bahasa itu bersifat universal, artinya ada ciri-ciri yag sama yag dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia. Ciri-ciri yang universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang umum yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.

(2)

Bahasa Jawa merupakan bahasa pertama penduduk Jawa yang tinggal di

ProvinsiJawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Lampung, sekitar Medan, daerah-daerah transmigrasi di Indonesia, diantaranya sebagian Provinsi Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan beberapa tempat di luar negeri, yaitu Suriname, Belanda, New Caledonia, dan Pantai Barat Johor. Jumlah

penuturnya sekarang 75,5 juta. Di dunia terdapat 6.703 bahasa. Bahasa Jawa menempati urutan ke-11 dalam hal jumlah penutur terbanyak (Wedhawati, 2006:1).

Dalam masyarakat terbuka, artinya yang para anggotanya dapat menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain, baik dari satu atau lebih dari satu masyarakat, akan terjadilah apa yang disebut kontak bahasa (Chaer 1994:65). Kontak bahasa adalah pengaruh bahasa yang satu kepada bahasa yang lain, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menimbulkan terjadinya penyimpangan bahasa pada orang yang ekabahasawan (Mackey dalam Ahmad 2012 :179). Hal paling menonjol dari kontak bahasa ini adalah terjadinya atau terdapatnya yang disebut bilingualisme dan multilingualisme dengan berbagai macam kasusnya, seperti interferensi, integrasi, alihkode dan campurkode. Keempat peristiwa ini gejalanya sama, yaitu adanya unsur bahasa lain dalam bahasa yang digunakan, namun konsep masalahnya tidak sama.

Menurut Hartmann dan Stork (1972) dalam Ahmad (2012:180) interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan atau ujaran suatu bahasa terhadap bahasa lain yang mencakupi satuan bunyi, tatabahasa, dan kosakata. Interferensi merupakan salah satu akibat dari kontak bahasa sehingga menimbulkan pengaruh terhadap bahasa lain.

Menurut Ma’luf (2007: 208) interferensi (ﻞﺧﺪﺗ) :

ﺎﻬﻴﻓ ﻪﺴﻔﻧ ﻞﺧﺩﺃ ﻲﻫﻭ ﻞﺧﺪﺗ

(3)

Interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa

yang sedang digunakan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang digunakan itu. Interferensi dapat terjadi pada semua tataran bahasa, mulai dari tataran fonologi, morfologi, sintaksis, sampai tataran leksikon. Contoh pada tataran fonologi, misalnya, kalau penutur bahasa Jawa mengucapkan

kata-kata bahasa Indonesia yang mulai dengan /b/, /d/, dan /g/, maka konsonan tersebut akan didahuluinya dengan bunyi nasal yang homorgan. Jadi, kata Bogor akan diucapkan mBogor, kata Depok dilafalkan nDepok, dan kata gosip akan diucapkan nggosip ( Abdul Chaer 1994:65-66).

Menurut Chaer (1994: 102-103) bidang yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi. Bloomfield dalam Muskar (2013: 6) mengatakan “phonology is the study of significant speech sound and the phoneme is the minimum unit of distinctive sound feature”. “Fonologi adalah suatu studi tentang lambang bunyi ucapan dan fonem adalah satuan terkecil dari ciri bunyi yang membedakan suatu arti”. Secara umum cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau biasa disebut fonetik.

Pembelajaran Iqra’ dan Al-qur’an bagi anak-anak di rumah ditemukan di Kel.Sentang, Asahan. Dalam pembelajaran Iqra’ dan Al-qur’an ini dikelola oleh ibu-ibu perwiridan. Dalam pelaksanaan pembelajaran itu anak-anak masih dituntut untuk mampu menghafal surah-surah pendek yang ada dalam Al-qur’an Juz 30 yang selalu disebut Juz ‘Amma. Dalam pelaksanaan hafalan surah-surah pendek itu, peneliti mendengar bahwa pembelajar itu dalam mengucapkan

bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab terdengar adanya bunyi-bunyi yang dipengaruhi oleh bunyi-bunyi bahasa ibu.

(4)

Sebagian surah-surah tersebut, yaitu sebanyak 34 surah merupakan surah

Makkiyah, yaitu surah yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Sedangkan tiga surah selebihnya, yakni al-Bayyinah, az-Zalzalah dan an-Nashr merupakan surah Madaniyah, yaitu surah yang turun setelah Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam hijrah ke Madinah.

Anak-anak yang belajar iqra` dan al qur`an adalah anak-anak di lingkungan keluarga yang menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa Jawa. Oleh

karena itu, peneliti mendengar ada bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab dalam al qur`an yang mendapat pengaruh oleh bunyi bahasa ibunya dalam pengucapan ayat-ayat yang dilafalkan tersebut seperti dalam pengucapan ﻥﺎﻄﻴﺸﻟﺍ ﻦﻣ ﻟﺎﺑ ﺫﻮﻋﺃ ﻢﻴﺟﺮﻟﺍ [ʔʕu:ẕubilla:hi minaʃ ʃaiʈa:nirraji:m]menjadi ﻢﻴﺟﺮﻟﺍ ﻥﺎﻄﻴﺸﻟﺍ ﻦﻣ ﻟﺎﺑ ﺝﻭﺃﺃ [ʔʔu:ʝubʰilla:hi minaʃ ʃaiʈa:nirrajʰi:m ] , dalam surah-surah pendek yang mereka lafalkan yaitu kata ﺙﻮﺜﺒﻤﻟﺍ[ al mabθu:θ] menjadi ﺱﻮﺴﺒﻤﻟﺍ[ al mabʰsu:s ] , ﺪﺒﻌﻧ[ naʕbudu ] menjadi ﺪﺒﻜﻧ [nakbudu ].

Dengan adanya pengaruh bunyi bahasa ibu dalam pengucapan kalimat dan kata di atas, maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian ini. Berdasarkan referensi fonologi bahasa Jawa dalam (Wedhawati, 2006:74) konsonan bahasa Jawa terdapat 23 konsonan yaitu p, b, m, f, w, t, d, n, l, r, ṭ, s, z, c, j, ḍ, ñ, ŋ, h, y, ʔ, k, g. Sedangkan dalam Al-Khuli dalam Chaer (1994:52-53), konsonan bahasa Arab terdapat 28 konsonan yaitu ,ﻉ ,ﻅ ,ﻁ ,ﺽ ,ﺹ ,ﺵ ,ﺱ ,ﺯ ,ﺭ ,ﺫ ,ﺩ ,ﺥ ,ﺡ ,ﺝ,ﺙ,ﺕ ,ﺏ

ﻱ ,ء ,ﻩ ,ﻭ ,ﻥ ,ﻡ ,ﻝ ,ﻙ ,ﻕ ,ﻑ ,ﻍ. Berdasarkan bunyi-bunyi konsonan yang ada dalam bahasa jawa dan bahasa Arab, peneliti menemukan bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa Jawa yaitu ,ﻉ ,ﻅ ,ﻁ ,ﺽ ,ﺹ ,ﺵ ,ﺫ ,ﺥ ,ﺡ ,ﺙ ﻕ ,ﻍ

(5)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan pokok yang terdapat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bunyi konsonan apa saja yang mengalami interferensi bahasa Jawa dalam membaca al-Qur`an Juz 30 oleh anak-anak suku Jawa di Kel.Sentang,

Kec.Kisaran Timur, Asahan

2. Dimana saja distribusi bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab dalam al-Qur`an Juz 30 yang mengalami interferensi oleh anak-anak suku Jawa di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan

3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan interferensi bahasa Jawa terhadap bahasa Arab dalam membaca al-Qur`an Juz 30 oleh anak-anak suku Jawa di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang terdapat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Bunyi Konsonan apa saja yang mengalami interferensi bahasa Jawa dalam membaca al-Qur`an Juz 30 oleh anak-anak suku Jawa di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan

2. Untuk mengetahui di mana distribusi bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab dalam al-Qur`an Juz 30 yang mengalami interferensi oleh anak-anak suku Jawa di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan

3. Untuk mengetahui apa faktor yang menyebabkan interferensi bahasa Jawa terhadap bahasa Arab dalam membaca al-Qur`an Juz 30 anak-anak Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan terkhusus suku Jawa

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

(6)

oleh bahasa Jawa. Penelitian ini dapat menjadi panduan untuk

peneliti-peneliti selanjutnya dalam konteks yang sama namun di lingkungan yang berbeda terkhusus para pelajar/mahasiswa bahasa Arab.

2. Penelitian ini akan saya terapkan kepada anak-anak di Kel.Sentang, Asahan agar dapat memperbaiki pengucapan bunyi-bunyi konsonan

Referensi

Dokumen terkait

You are not expected to be an expert in each field, nor could one book provide the entire body of knowledge for each field, but as a professional event coordinator, you are expected

Penggunaan nilai wajar dalam menilai aset perusahaan dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang tidak direalisasi keuntugan atau kerugian yang tidak

Yayun Maryun (2007) Melakukan penelitian tentang Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Petugas Program TB Paru Terhadap Cakupan Penemuan Kasus Baru BTA (+) di

Dalam hal ini kurator-lah yang memegang peranan utama dalam mengurus dan membereskan harta pailit sesuai ketentuan Pasal 16 ayat (1) UU No. Berdasarkan uraian

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji in vivo dan terhadap obat yang mempunyai dosis pemakaian lebih kecil dari teofilin agar dihasilkan formula

Undang-undang mewajibkan begitu permohonan PKPU sementara diputus oleh pihak Pengadilan Niaga pengurus wajib segera mengumumkan putusan PKPU dalam Berita Negara Republik

Saragih beserta tim sukses dimulai dengan melakukan pemantauan terhadap lawan politiknya untuk mengetahui kekurangan strategi yang dikembangkan oleh lawan politiknya, untuk

Dengan diterapkannya Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 maka bagi pemegang hak atas tanah wajib menguasai secara fisik tanahnya dan melakukan