• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Desain Kerja Untuk Mereduksi Heat Stress Pada Pekerja Stasiun Ketel Uap (Boiler Station) di PTPN II Pagar Merbau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbaikan Desain Kerja Untuk Mereduksi Heat Stress Pada Pekerja Stasiun Ketel Uap (Boiler Station) di PTPN II Pagar Merbau"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PTPN II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya perusahaan ini dikuasai oleh Verenigde Dely me (VDM) yang merupakan salah satu maskapai milik Belanda yang terbatas pada perkebunan tembakau deli dan setelah menjadi peralihan kekuasaan belanda kepada indonesia perusahaan ini dikenal dengan nama N.V. Deli maskapai (MODTHCHAPPY) yang berkantor pusat di Medan. Kemudian dengan peraturan pemerintah perusahaan ini diberi nama Perusahaan Negara Tembakau Deli (PPNTD-I).

Pabrik PKS Pagar Merbau direncanakan berdiri tahun 1974 oleh direksi PTP IX. Pembangunan pabrik dimulai dengan kapasitas 30 Ton TBS/jam yang semula direncanakan 50 Ton TBS/jam pada tahun 1975. Akhir November 1976 pembangunan pabrik selesai dilakukan. Sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan – lahan, individual tes dan pembersihan. Awal Januari 1977 pabrik mulai beroperasi secara berangsur-angsur. Pada awal Februari 1977 pabrik mencapai kapasitas penuh (30 ton TBS/jam) dan dilanjutkan dengan commisioning pada akhir Februari 1977.

(2)

(Persero) yang dipimpin oleh seorang Administratur. Pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan pabrik. Sesuai SKPTS Direksi PTP Nusantara II No.II/KPTS/R.3/1999, kebun dipimpin oleh Administratur dan pabrik dipimpin oleh seorang Manager pabrik. Meskipun antara pabrik dengan kebun telah terjadi pemisahan, namun keduanya saling mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku untuk diolah setiap harinya sebagian besar berasal dari kebun sendiri. Pada tahun 2015 PTPN II berubah menjadi anak perusahaan PTPN III dan tidak menjadi perusahaan persero lagi.

Tabel 2.1. Tahapan Penanaman Kebun Kelapa Sawit PTPN II Pagar Merbau Tahun Luas Kebun Kelapa Sawit (Ha)

1971 325

1972 1000

1973 1175

1974 1000

1975 1000

1976 1000

Total 5500

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(3)

pengembangan industri hilir. Untuk pemasaran produk, PKS Pagar Merbau memasarkan produknya dengan cara melakukan penjualan secara partai besar. Penjualan secara partai besar ini dilakukan oleh kantor pemasaran bersama yang bekerja sama dengan pusat pelelangan CPO Nasional di Jakarta.

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PKS Pagar Merbau terletak di antara kota Lubuk Pakam dan desa Galang. Lokasi pabrik dari kota Lubuk Pakam berjarak sekitar 4 km menuju desa Pagar Merbau II Kecamatan Lubuk Pakam Kabupataen Deli Serdang. Jarak tempuh dari kota Medan untuk mencapai pabrik ini adalah sekitar 19 km dan memakan waktu perjalanan 1,5 jam.

2.4. Daerah Pemasaran

(4)

PKS Pagar Merbau berada dibawah naungan PTPN II yang berpusat ditanjung morawa. Jadi semua hasil pengolahan dari pabrik ini yang akan dikirim ke KPB harus melalui perintah dari kantor dereksi (kandir). Pelanggan yang akan membeli CPO dan inti sawit berurusan dengan kantor direksi (Kandir) tajung morawa dan nantinya pihak kandir yang akan memerintahkan kepada PKS pagar merbau untuk mengeluarkan produksinya sebanyak yang dibutuhkan pelanggan. Hasil produksi yang dikelola oleh KPB, berupa CPO dijual ke beberapa perusahaan besar seperti PT. Musim Mas, PT. Multi Nabati Asahan, dan PT. Permata Hijau.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Manajemen

(5)
(6)
(7)

MANAGER

Gambar 2.1. Struktur Organisasi

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau memiliki 160 orang pekerja. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas guna mencapai tujuan, diperlukan pengaturan waktu kerja yang baik.

Karyawan PKS Pagar Merbau dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Pegawai staf, golongan III-A sampai IV-D

2. Pegawai Non – staf , golongan I-A sampai II-D

Pada masa produksi jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan / staf produksi adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai berikut:

(8)

Sedangkan untuk karyawan di bagian administrasi masa jam kerja selama 6 jam hari kerja dalam seminggu kecuali hari Minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut :

1. Pukul 07.00 – 12.00 WIB : Jam Kerja 2. Pukul 12.00 – 14.00 WIB : Jam istrihat

3. Pukul 14.00 – 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istrihat

2.6. Proses Produksi

Proses produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

2.6.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan di PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau terdiri dari bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.6.1.1.Bahan Baku

(9)

Gambar 2.2. Tandan Buah Segar (TBS)

2.6.1.2.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan tersebut bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau dalam proses produksi adalah sebagai berikut:

a. Air b. Soda Ash c. Asam Fosfat d. Alum

2.1.6.3. Bahan Tambahan

(10)

konsumen, serta untuk melindungi produk dalam transportasi. Pada proses produksi minyak kelapa sawit tidak terdapat bahan tambahan yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau karena produk masih berupa bahan mentah sehingga tidak digunakan kemasan.

2.6.2. Uraian Proses

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dibagi menjadi 6 tahapan proses.

1. Stasiun Penerimaan Buah a. Timbangan

Minyak CPO diolah dari tandan buah segar (TBS) atau fresh fruit bunch (FFB) yang diangkut dari perkebunan milik PTPN II. Tandan buah segar diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Stasiun timbangan truk yang masuk di timbang beratnya dengan alat yang disebut Avery dengan kapasitas 38 ton. Rata-rata dalam sehari pabrik mengolah kurang lebih 300-400 ton.

b. Penimbunan Buah (Loading Ramp)

(11)

mesin sterilizing. Didalam stasiun ini tiap-tiap loading ramp diatur dengan menggunakan panel yang berfungsi untuk mengatur pintu loading ramp agar membuka atau menutup.

Kualitas TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS. Kematangan TBS mempengaruhi terhadap rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas / FFA = Free Fatty Acid) yaitu adalah sebagai berikut:

a. TBS mentah, rendemen = 11% – 14%, kadar ALB = 1,3% – 2,0%

b. TBS setengah matang / mengkal, rendemen = 14% – 18%, kadar ALB = 1,7% – 2,4%

c. TBS matang, rendemen = 18% – 23%, kadar ALB = 2,2% – 3%

d. TBS lewat matang, rendemen = 23% – 26%, kadar ALB = 3,0% – 3,6% 2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)

Sterilizing adalah bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah.

(12)

PKS Pagar Marbau ini sistem perebusan yang digunakan yaitu sistem dua puncak (Double Peak Sterilization).

Tujuan dari perebusan tandan buah segar adalah sebagai berikut:

a. Melunakkan buah agar daging buah mudah lepas dari biji dan untuk memudahkan pelepasan minyak dari sel – selnya pada waktu pemerasan di dalam digester.

b. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang menguraikan minyak menjadi asam lemak bebas dan menghentikan kegiatan hidrolisa yang sudah terjadi. c. Memudahkan pelepasan buah dari tandan pada waktu proses penebahan d. Mengkoagulasi zat – zat albumin agar tidak terikut dengan cairan kempa

karena dapat menyebabkan campuran minyak dan air menjadi emulsi yang menyulitkan pemisahan minyak pada stasiun klarifikasi

e. Mengurangi kadar air dalam buah.

Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses perebusan adalah sebagai berikut:

a. Tekanan uap dan lamanya perebusan b. Standar proses minyak

a. Air rebusan : 0,3 – 0,6 % b. Tankos : 1,5 – 2,1 %

(13)

d. Pembersihan seluruh brondolan dan sampah – sampah yang jatuh dalam rebusan yang dapat menyumbat aliran air pada pipa – pipa kondensat atau pipa udara.

3. Stasiun Bantingan (Threshing)

TBS yang sudah direbus dilakukan pengolahan lanjut pada stasiun threshing untuk memisahkan antara brondolan atau fruit let dari janjangan (bunch) dengan cara bantingan yang berulang di dalam drum thresher yang berputar. Keberhasilan proses dari stasiun threshing sangat dipengaruhi dari keberhasilan sterilisasi pada stasiun perebusan. Pada stasiun ini terdiri dari: a. Hosting Crane

Alat ini berfungsi untuk mengangkut lori yang berisi buah yang direbus dan menuangkannya ke dalam hopper dan menurunkan lori yang kosong ketempat semula. Alat ini memiliki kapasitas angkut sebesar 50 ton.

b. Hopper

Hopper merupakan tempat untuk menumpang buah yang sudah direbus untuk selanjutnya di jalankan dengan automatic fredeer. Kapasitas 4-5 lori buah masak. Pada saat pengisian , buah jangan sampah penuh agar tidak terlalu padat sehingga buah tidak tersendat saat dijalankan oleh Automatic Freeder.

c. Automatic Feeder

(14)

Alat ini berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya. Alat ini berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan 23-25 rpm. Bantingan ini berdiameter 2m dan panjang 4m. Buah yang sudah dibanting akan jatuh melalui kisi-kisi drum menuju conveyor under threser, sedangkan tandan yang kosong akan terdorong keluar dan masuk ke empty bunch conveyor untuk proses lebih lanjut.

e. Under Threser Conveyor

Merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut brondolan menuju fruit elevator yang terletak di bawah thresher.

f. Fruit Elevator

Merupakan alat untuk mengangkut brondolan-brondolan menuju distributing conveyor pada stasiun berikutnya. Alat ini menggunakan

timba-timba yang terkait pada rantai yang digunakan untuk mengangkut rondolan tersebut.

g. Empty Bunch Conveyor

Merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut tandan kosong yang berupa ranai yang ditambahkan pada stripper.

4. Stasiun Pengempaan (Pressing)

(15)

Fungsi digester adalah sebagai berikut: 1. Melumatkan daging buah.

2. Memisahkan daging buah dengan biji. 3. Mempersiapkan feeding press.

4. Membantu menaikkan temperatur pada screw press.

Di dalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press. Daging buah dari digester yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan ke dalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa (twin screw

press) kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (screw press) untuk

memisahkan minyak keluar dari biji dan serat (fibre).

Fungsi dari screw press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa (twin screw press). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun klarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun pengolahan biki.

(16)

Conveyor). Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal yang di ikat pada poros

yang berfungsi untuk mengaduk ampas press dengan memutar dan mendorong ampas ke ujung talang yang bertujuan untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah biji. Selanjjutnya serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler sedangkan biji dibawa ke stasiun pengolahan biji.

5. Pemurnian Minyak (Clarification)

Minyak yang berasal dari stasiun pengepresan masih banyak mengandung kotoran sperti lumpur, air, dan sebagainya. Keadaan ini menyebabkan mutu CPO berkurang sehingga sulit dipasarkan. Untuk itulah minyak diproses lagi di stasiun klarifikasi. Stasiun klarifikasi adalah stasiun pemurnian minyak yang merupakan stasiun terakhir dalam pengolahan minyak sawit. CPO dari stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Stasiun klarifikasi memiliki alat sebagai berikut: a. Talang minyak (Oil Gutter)

Merupakan talang minyak yang di pasang dibawah screw press untk meampung crude oil . kemudian dialirkan menuju santrap tank lalu ke vitro swecco. Air yang digunakan untuk mengalirkan minyak ini harus

benar-benar panas dan cukup agar pemisah minyak cepat terjadi. b. Ayakan Getar (Vibro Separator)

(17)

c. Tangki/ pompa minyak kasar (Crude Oil Tank Pump)

Minyak kasar yang sudah tersaring akan masuk ke tangki minyak kasar. Dalam tangki ini akan di lakukan penambahan panas agar minyak cepat terpisah dan dapat mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang ada dilakukan dengan injeksi uap. Temperatur tangki ini diharapkan 90 derjat. d. Tangki pemisah (Vertical Comtinous Tank)

Tangki untuk pemisah pertama antara minyak dengan sludge secara pengendapan. Untuk mempermudah pemisahan, maka suhu dipertahankan 90-95 dengan injeksi uap.

e. Tangki masakan minyak (Oil Tank)

Minyak pada tangki pemisah pada ruang kedua dialirkan ke tangki ini melalui alat skimmer. Kemudian di beri penambahan panas dengan pipa spiral pada bawah dan atas tangki. Temperatur minyak dalam tangki ini diharapkan antara 90-100 .

f. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)

Alat ini berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air 0,5-0,17% dan kotoran 0,1-0,3%. Kadar air dalam minyak setelah proses oil purifier ini diusahakan 0,3-04 dan kadar kotoran 0,01-0,15%. Suhu minyak 90-95 .

g. Transfer Tangki

(18)

h. Pengeringan Minyak

Berfungsi untuk memisahkan air dan minyak dengan cara penguapan hampa udara

i. Tangki Timbun

Tangki ini berfungsi untuk menyimpan minyak kelapa sawit yang siap untuk dijual. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara di pasang pipa pemanas dengan uap suhu 50-60 untuk menghndari

kenaikan asam lemak bebas dan kadar air dalam minyak di tangki. j. Tangki Lumpur

Tangki ini digunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahan di tangki pemisah.

k. Saringan Berputar (Brush Stainer)

Saringan ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut. Pasir dan kotoran-ktoran yang terdapat dalam sludge separator.

l. Sand Cyclone

Sludge dari brush stainer diperkirakan masih mengandung pasir dan masih

perlu di proses lagi pada alat sand cyclone agar proses selanjutnya dapat berjalan lancar lalu ke sanding tank kemudian dialikan ke sludge separator menju ke sludge fit.

m.Fat fit

(19)

minyak tersebut dengan pompa untuk masuk ke crude oil selanjutnya di proses lagi distasiun klarifikasi.

6. Pengolahan Biji (Kernel Plant)

Pengolahan untuk memperoleh inti sawit dilakukan pada stasiun pengolahan biji. Biji dari pemisah biji dan ampas yang diolah distasiun ini akan diperam, dipecahkan , dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti sawit akan dikeringkan dalam kernel silo untuk dibawa ke pengolahan selanjutnya. Cangkang yang dipisahkan dari proses pengolahan biji akan digunakan sebagai bahan bakar pada boiler. Proses produksi pada stasiun pengolahan biji di PKS pagar merbau melewati rangkaian peralatan sebagai berikut: ampas dan biji akan dipisahkan dan biji dibersihkan dari sisa-sisa serabut dengan menggunakan depericarper yang terdiri dari kolom pemisah (separing coloum) dan polishing drum.

Biji-biji yang keluar dari polishing drum diangkut dengan menggunakan timba-timba pada alat nut elevator. Biji-biji akan diperam, dengan menggunakan silo dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang dikandung agar lebih mudah terlepas dari cangkangnya dan lebih mudah dipecahkan. Kemudian biji-biji akan dipisahkan menurut besarnya diameter biji dengan menggunakan nut grading drum (tabung pemisah biji). Biji-biji yang telah disesuaikan ukurannya sesuai lubang-lubang pada drum kemudian masuk ke dalam ripple mill atau cracker.

(20)

ripple mill. Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat, dan cangkang

diiantarkan melalui timba masuk ke dalam light tanera dust separating (LDTS). Pada alat ini, inti dan cangkang dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi melalui kolom pemisah vertikal, dimana abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian mengantarkannya ke boiler. Inti bulan yang lebih berat akan jatuh menuju silo inti sedangkan campuran pemecah berupa inti pemecah dan cangkang akan diproses lebih lanjut.

Inti yang masih mengandung air sebesar 15-25% dikeringkan dengan menggunakan silo inti. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan blower dengan memanfaatkan elemen panas. Kadar air inti yang disyaratkan adalah sekitar 6-7%. Dalam inti silo ini, inti sawit dapat disimpan selama kurang lebih 6 bulan. Proses pengeringan dalam silo adalah sekitar 7 jam dengan pemberian panas secara berkelanjutan. Pemanasan yang dilakukan adalah pada elamen atas dengan suhu 60-70 elemen tengah dengan suhu 50-60 ,

dan elemen bawah dengan suhu 50-60 , setelah cukup kering dan kadar air

telah memenuhi syarat, maka silo inti dapat diturunkan untuk dibawa ke buckling(kernel)

(21)
(22)

2.7. Utilitas

Utilitas adalah alat perlengkapan yang mendukung pelaksanaan produksi dalam kegiatan perusahaan. Utilitas yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau adalah sebagai berikut:

1. Air

Air digunakan untuk membantu proses produksi, dan menghasilkan steam pada boiler. Sumber air pada PKS Pagar Merbau berasal dari sungai Galang yang terletak ± 2 km dari lokasi pabrik. Air dari sungai Galang dipompakan ke dalam bak pengendapan awal. Bak atau kolam yang berfungsi mengendapkan kotoran – kotoran yang terikut aliran air. Pengendapan awal ini tanpa penambahan bahan – bahan kimia, hanya berdasarkan gaya gravitasi sehingga partikel – partikel solid yang mempunyai serta jenis yang lebih besar dari air akan turun ke dasar kolam. Pompa yang digunakan ada dua buah dengan kapasitas elektromotor 30 – 35 ton / jam.

2. Laboratorium

(23)

3. Boiler dan Engine Room

Boiler merupakan suatu bejana bertekanan yang berisi penuh oleh air dan dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar yaitu: bahan bakar padat, cair , dan gas. Proses pemanasan akan menghasilkan steam (uap) dan steam yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, proses perebusan buah di dalam sterilizer, serta pemanasan crude oil , air , kernel dan minyak di storage tank.

2.8. Safety & Fire Protection

Safety digunakan sebagai alat pengaman saat melakukan kegiatan pekrjaan, Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, dan proses pengolahan. Untuk menjaga keselamatan pekerja, maka pabrik menyediakan alat-alat pengaman atau Alat Pelindung Diri (APD). Alat pelindung diri yang terdapat pada PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau adalah berupa penutup hidung atau masker, helmet, sarung tangan, ear plug, dan sepatu boots.

1. Masker

Masker berfungsi melindungi hidung dari zat-zat berbau yang menyengat pada saat proses produksi.

(24)

2. Helmet

Melindungi kepala dari benda-benda yang mungkin akan jatuh, melindungi dari benturan, dan terkena arus listrik.

Gambar 2.5. Helmet

3. Sarung tangan

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari suhu panas, radiasi elektromagnetik, arus listrik, bahan kimia, dan tergores.

(25)

4.

Alat pelindung telinga yang berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan suara atau musik yang terdengar lewat telinga. Berfungsi untuk memperkecil suara yang keras yang sekiranya dapat mengakibatkan kerusakan pada telinga kita di luar ruangan maupun didalam ruangan pabrik.

Gambar 2.7. Ear Plug

5. Boots

(26)

Gambar 2.8. Boots

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Untuk mengatasi jika terjadi kebakaran, perusahaan menyediakan fire extinguisher yang berfungsi sebagai pemadam api apabila terjadi kebakaran.

(27)

2.9. Waste Treatment

Limbah padat yang diperoleh pabrik kelapa sawit pagar merbau adalah berupa serabut dan cangkang dari TBS yang telah diolah. Tahapan yang dilakukan untuk mengolah limbah padat tersebut adalah dengan mengeringkannya untuk menghilangkan kadar air dan menggunakannya sebagai bahan bakar mesin boiler sehingga serabut dan cangkang tersebut tidak terbuang sia-sia menjadi limbah yang tidak dapat digunakan.

Limbah cair yang diperolah di pabrik kelapa sawit pagar merbau yaitu air kondensat rebusan dan air drap. Di dalam limbah cairan ini masih terdapat kadar minyak sehingga limbah cairan tersebut harus diolah. Tahapan dalam pengolahan limbah cairan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kolam Fat Fit

Pemisahan minyak terakhir sebelum diteruskan ke kolam limbah dilakukan dalam kolam fat fit. Pemisahan minyak dilakukan dengan pemanasan, yaitu dengan menggunakan uap. Seluruh buangan atau hasil blow down yang dialirkan ke parit/saluran pembuangan akan ditampung kembali ke kolam fat fit. Kadar minyak masih terdapat di dalam kolam fat fit adalah 0,5%

Gambar

Tabel 2.1. Tahapan Penanaman Kebun Kelapa Sawit PTPN II Pagar Merbau
Gambar 2.1. Struktur Organisasi
Gambar 2.2. Tandan Buah Segar (TBS)
Gambar 2.3. Block Diagram Uraian Proses Pembuatan CPO dan Inti
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

The minimum expected count is 4,00... The minimum expected count

[r]

Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar gas Ammonia (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) serta keluhan kesehatan pada pekerja pengelola limbah di

Respon Morfologi Tanaman Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) Varietas AnjasmoroTerhadap Beberapa Iradiasi Sinar Gamma.Universitas Sumatera Utara.. Jurnal

52 Direktori Masjid Masjid Nurul Iman.