• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun Chapter III VI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status balita di posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun.Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dan variabel status gizi.Variabel perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan ibu, dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang, sikap ibu dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang, dan tindakan ibu juga dikategorikan menjadi tiga kategori baik, cukup dan kurang. Variabel status gizi balita diukur berdasarkan indeks berat badan menurut umur.Status gizi balita dikategorikan menjadi empat kategori berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2005 yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk.

Kedua variabel yang akan diteliti dilihat secara deskriptif. Kerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status gizi

Perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita:

a. Pengetahuan b. Sikap c. Tindakan

(2)

3.2 Defenisi Operasional

Sesuatu yang diketahui gizi balita meliputi makana, dan pengaruh makanan bagi kesehatan balita.

Sikap ibu berupa penilaian secara positif dan negatif terhadap pemberian gizi kepada balita mulai dari memilih Tidak Setuju (TS) = 2 apabila skor atau nilai yang

diperoleh 13 – 18,

pengetahuan ibu cukup apabila skor atau nilai yang diperoleh 7– 12,

pengetahuan ibu kurang apabila skor atau nilai yang

diperoleh 0– 6

Interpretasi hasil : Sikap ibu baik apabila nilai yang diperoleh 25 – 32 sikap ibu cukup apabila nilai yang

diperoleh

Ordinal

(3)

c.Tindakan

makanan dan cara ibu dalam mengajak balita untuk makan

Tindakan ibu dalam

pemberian gizi pada anak balita mulai dari memilih makanan dan cara

pemberian makanan.

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Tidak Setuju (TS) = 3 Sangat Tidak Setuju (STS) = 4 apabila nilai yang nilai yang diperoleh 34 – 44 tindakan ibu cukup apabila nilai yang diperoleh 23-33 tindakan ibu kurang apabila nilai yang diperoleh 11-22

(4)

3

Tidak pernah (TP) = 4 2 Status gizi Keadaan

status gizi balita berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2005 berat badan menurut berat badan dan data umur balita

Interpretasi hasil : Status gizi lebih apabila nilai yang diperoleh >2 SD,

status gizi baik apabila nilai yang diperoleh -2 SD s.d 2 SD , status gizi kurang jika nilai

diperoleh -3 SD s.d <-2 SD , status gizi buruk apabila nilai yang

dipeoleh < -3 SD

(5)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2013).Penelitiaan ini menggunakan desain penelitian deskriptif, dengan rancangan penelitian kuntitatif. Rancangan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status gizi balita di posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiadi, 2013).Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang tinggal di Nagori Perdagangan II dengan jumlah populasi 393 balita.

4.2.2 Sampel

(6)

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 15%. Maka didapatkan hasil :

15 x 393

Sampel = = 58,95≈ 59 100

Jumlah besar sampel dalam penelitian ialah sebanyak 59 orang responden.Namun pada penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 60 responden.Pengambilan sampel dilakukan di posyandu Pustu Nagori Perdagagan II dengan dengan menggunakan metode Accidental Sampling.Tehnik Accidental

sampling yaitu Pengambil sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Setiadi, 2013). Alasan peneliti mengambil tehnik ini karena jumlah balita pada masing-masing posyandu yang hadir setiap bulannya tidak tetap, dan pengambilan sampel ini memiliki batas waktu yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu hanya pada bulan pertama dilakukan penelitian, apabila jumlah sampel sampai pada batas waktu tersebut belum terpenuhi maka peneliti mengambil posyandu lain dengan wilayah kerja yang sama yaitu wilayah pustu perdagangan II.

Adapun kriteria inklusi dalam penelian ini adalah :

(1) Ibu yang mempunyai balita umur 0 – 60 bulan di Nagori Perdagangan II.

(2)Ibu yang membawa balita ke posyandu Pustu Nagori Perdagangan II

(7)

(4) Bersedia untuk untuk menjadi responden.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai september 2016 sampai Juli 2017.Adapun dengan pertimbangan bahwa di kelurahan tersebut belum pernah dilakukan penelitian menyangkut status gizi balita dan berdasarkan data dari Pustu Perdagangan II diketahui bahwa masih terdapat angka balita yang memiliki status gizi kurang dan kurangnya antusias ibu dalam membawa balita ke posyandu.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini diawali dengan mengajukan izin kepada Dekan Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dilanjutkan dengan mengajukan usulan kepada Komite etik Kesehatan Pendidikan Ners Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan surat keterangan ethical clearence. Setelah proses ini selesai, selanjutnya peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian ke Pustu Perdagangan II Simalungun. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik.

Polit & Beck (2010) menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian perlu diperhatikan prinsip etik penelitian yaitu: Beneficence, penelitian yang dilakukan harus mempunyai keuntungan baik bagi peneliti maupun responden.

Non-maleficence, penelitian ini tidak menimbulkan bahaya bagi resonden.Autonomy,

(8)

tanpa adanya unsur paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun.Anonimity, demi menjadi kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden tetapi diganti dengan nomor responden. Confidentiality, kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan. Informed concent, lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti dengan memberikan penjelasan tentang judul penelitian dan manfaat penelitian ini, responden dapat menandatangani informed concent jika responden setuju namun jika responden tidak setuju penulis tidak memaksa dan menghormati keputusan yang telah diambil.

4.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan kuesioner pada responden terpilih di Posyandu Pustu Perdagangan II Simalungun.Kuesioner diberikan kepada ibu-ibu yang membawa anak balita untuk diisi dan dilengkapi.Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner data demogafi, kuesioner data balita, kuesioner perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita dan mengukur langsung balita dengan pengukuran BB/U denganalat ukur timbangan balita.

(9)

Pengetahuan, kuesioner ini menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar atau salah untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu dalam memenuhi gizi anak. Kuesioner ini dibuat dalam bentuk daftar checklist dan total pernyataan berjumlah 18. Apabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan apabila jawaban responden salah diberi skor 0, sehingga skor maksimum adalah 18 dan skor minimum adalah 0. Pernyataan 1 sampai 6 tentang pemberian makanan balita berdasarkan umur, pernyataan 7 sampai 10 tentang cara pemberian makanan pada balita, pernyataan 11-12 tentang cara pengolahan makanan untuk balita dan pernyataan 13 sampai 18 tentang pengaruh makanan bagi balita. Kategori pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita dibagi menjadi tiga kategori yakni baik, cukup dan kurang. Baik jika mempeoleh nilai 13 sampai 18, cukup jika memperoleh nilai 7 sampai 12 dan kurang jika memperoleh nilai 06. Pengkategorian ini menggunakan rumus interval (rentang kelas).

(10)

Tidak Setuju (STS) 4. Adapun kategori sikap ibu dalam pemenuhan gizi balita dibagi menjadi tiga kategori yakni baik, cukup dan kurang. baik jika memperoleh nilai 25 sampai 32, cukup apabila memperoleh nilai 17 sampai 24 dan kurang apabila memperoleh nilai 8 sampai 16. Pengkategorian ini menggunakan rumus interval (rentang kelas).

Tindakan, kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 2 bentuk pernyataan yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checlist dan terdiri dari 11 pernyataan dengan skor maksimum 44 dan skor minimum 11. Pernyataan 1 sampai 6 tentang memilih makanan yang akan diberikan untuk balita, pernyataan 7 sampai 11 tentang cara pemberian makanan untuk balita. Masing-masing pertanyaan terdiri dari 6 pernyataan positif (1, 2, 5, 6, 8, 10) dan 5 pernyataan negatif (3, 4, 9, 11) dengan pilihan jawaban positif Selalu (SL) 4, Sering (SR) 3, Jarang (JR) 2, Tidak Pernah (TP) 1 dan pilihan jawaban negatif Selalu (SL) 1, Sering (SR) 2, Jarang (JR) 3, Tidak Pernah (TP) 4. Adapun kategori tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita dibagi menjadi tiga kategori yakni baik, cukup dan kurang. Baik apabila memperoleh nilai 34 sampai 44, cukup apabila memperoleh nilai 23 sampai 33 dan kurang apabila memperoleh nilai 11 sampai 22. Pengkategorian ini menggunakan rumus interval (rentang kelas).

(11)

gizi baik dengan nilai -2 SD s.d 2 SD, gizi kurang dengan nilai -3 SD s.d <-2 SD dan gizi buruk <-3 SD.

Kuesioner dimodifikasi oleh peneliti dari Benajir (2014) dengan judul penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak di Yayasan Al-Fatah Serang , Azmi (2012) dengan judul penelitian Gambaran Pola Pemberian Makan pada Bayi dan Balita 0-59 bulan di Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar Kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten dan Morani (2008) dengan judul penelitian Hubungan Pengetahuan ibu tentang makanan bergizi terhadap status gizi balita di kecamatan Kotanopan, kabupaten Mandailaing Natal.

4.6Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi, yaitu validitas yang merujuk sejauh mana sebuah instrumen penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai isi yang dikehendaki (Setiadi, 2013). Penelitian dinyatakan valid jika nilai Content Validity Index sama dengan 0,86 sampai 1,00 (Polit & Beck, 2012).

Instrumen ini di uji validitasnya oleh 2 orang ahli. Nilai Content

(12)

Index untuk instrumen sikap adalah 0,88 dan nilai Content Validity

Indexinstrumen tindakan adalah 0,93.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menujukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Instrumen penelitian sikap dan tindakan menggunakan uji reliabilitas internally consistent dengan menggunakan metode Cronbach’s alphadengan menggunakan program komputerisasi untuk menganalisinya.Dan untuk instrumen pengetahuan dilakukan K-R 21. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai 0,70 namun nilai 0,80 atau lebih merupakan nilai yang sangat diinginkan (Polit & Beck, 2012).

(13)

4.7Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara Mengirim permohonan izin kepada kepala Pustu Perdagangan II. Setelah mendapatkan surat izin dari kepala Pustu, peneliti melaksanakan penelitian dengan cara memberikan kuisioner responden sesuai dengan kriteria. Sebelum memberikan kuesioner kepada ibu, peneliti mendampingi kader dalam melakukan penimbangan berat badan balita pada saat dilakukan posyandu di Pustu Perdagangan II.Setelah balita ditimbang, peneliti mencatat jumlah berat badan balita tersebut pada kuesioner data demografi balita.

Setalah mencatat berat badan balita, peneliti terlebih dahulu meminta persetujuan responden, menjelaskan prosedur, manfaat peneliti dan cara pengisian kuisioner. Peneliti mendampingi responden saat mengisi kuisioner dan peneliti menjelaskan maksud dari tiap pertanyaan apabila responden kurang memahami kuisioner yang peneliti berikan.Setelah kuesioner diisi, kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

4.8 Analisa Data

(14)

merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dmasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer, dan tahap terakhir adalah melakukan analisis data menggunakan program komputerisasi (Setiadi, 2013).

(15)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan mulai 10 April 2017 sampai dengan 15 April 2017 di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Responden dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita yang tinggal bersama mereka dan membawa balitanya ke Posyandu Pustu Perdagangan II Simalungun.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mencakup karakteristik demografi responden, pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita serta data balita dan status gizi balita.

5.1.1 Data Demografi Ibu

(16)

Tabel.5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Responden tentang Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun (n= 60)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Pekerjaan Ibu

Ibu rumah tangga PNS

Karyawan Buruh Wiraswasta Pendapatan bulanan

<1500.000

1500.000 – 3000.000 >3000.000

Tingkat pendidikan SD

SMP SMA

Perguruan Tinggi Suku Bangsa

Batak

Penyuluhan Gizi Balita Pernah

Tidak Pernah

38

5.1.2 Data Demografi Balita

(17)

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Data Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun.

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin

Laki-laki Berat Badan

5 – 10 kg

5.1.3 Perngetahuan, Sikap dan Tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 60 responden yang diteliti, terdapat mayoritas ibu berpengetahuan baik 83%, memiliki sikap baik 70% dan memiliki tindakan baik 60%.

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan,Sikap dan Tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita di Posyandu Pustu Perdagangan II Simalungun

Perilaku Frekuensi Persentase (%)

(18)

5.1.4 Tingkat Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan mayoritas pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita sebanyak 60 responden (100%) menjawab dengan benar pernyataan : pada usia 0-6 bulan bayi hanya boleh diberi Asi saja, sebanyak 57 responden (95%) mengatakan: makanan bergizi sangat penting untuk kecerdasan dan perkembangan balita dan 55 responden (92%) menjawab dengan benar beberapa pernyataan diantaranya: ibu sebaiknya memiliki keterampilan yang baik dalam mengolah makanan, karbohidrat,lemak,protein, vitamin dan mineral termasuk zat gizi yang dibutuhkan tubuh, dan makanan yang baik adalah makanan yang memberikan semua zat gizi yang dbutuhkan oleh tubuh.

Tabel 5.1.4 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita n= 60

No Uraian Benar

0-6 bulan bayi hanya diberi ASI saja

1-5 tahun makan 3 kali sehari ditambah makanan selingan

Balita lebih >6 bulan butuh makanan pendamping 6-9 bulan anak diberikan bubur tim

9-12 bulan anak diberi bubur nasi ditambah lauk pauk 12-24 bulan diberi nasi, lauk pauk, sayur,buah

ASI diberi setelah lahir karena mengandung gizi Ibu harus pandai mengolah makan

Makanan beranekaragam agar tidak bosan makanan ringan mengganggu nafsu makan

(19)

Tabel 5.1.4 (lanjutan)

Pengolahan makanan balita dibedakan dengan makanan untuk keluarga

Makanan sebaiknya dicuci dulu baru dipotong Karbohidrat,lemak,protein,vitamin,mineral zat yang dibutuhkan tubuh

Kurang gizi mengakibatkan anak mudah sakit sehingga mengganggu pertumbuhan

Makanan baik adalah makanan yang memberikan zat gizi yang dibutuhkan tubuh

Makanan bergizi adalah makanan yang memberikan tenaga dan kesehatan bagi tubuh

Telur,daging,tempe,ikan,tahu,dan kacang-kacangan baik untuk pertumbuhan balita

Makanan bergizi penting untuk kecerdasan dan perkembangan balita

54 (90)

5.1.5 Tingkat Sikap Ibu dalam Pemenuhan Gizi balita

(20)

Tabel 5.1.5 Distribusi frekuensi dan persentase sikap ibu dalam pemenuhan gizi balita n=60

No Uraian SS

Ibu menyusui selama anak menginginkan ASI

Ibu memberikan ASI hingga anak 24 bulan

Ibu memberi vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan anak Ibu memasak sayur sampai terlalu matang

Ibu memberi makanan penting anak kenyang

Ibu mengajak anak makan bersama dimeja makan tanpa televisi

Ibu akan mengajak anak makan berkeliling rumah ketika sulit untuk makan

Ibu akan memberikan pujian ketika anak bisa menghabiskan makanannya

26(43)

5.1.6 Tingkat Tindakan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita

(21)

Tabel 5.1.6 Distribusi frekuensi dan persentase tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita n=60

No Uraian SL

Ibu memberikan makanan bervariasi Ibu memberikan buah setiap hari pada anak

Ibu memberikan makan/minum manis sebelum anak makan

Ibu membeli bekal di supermarket atau warung untuk anaknya

Ibu memberikan bubur kacang hijau, pisang, biscuit, dan minuman sehat lainnya

Sebelum ibu bekerja atau

meninggalkan rumah, ibu memompa ASI

Ibu menambahkan penyedap rasa agar makanan disukai anak

(22)

5.1.7 Status Gizi Balita di Posyandu Nagori Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 60 responden disimpulkan bahwa, mayoritas balita yang mengalami gizi baik 81,7%

Tabel.5.1.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Status Gizi balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

Status Gizi Frekuensi Persentase (%)

Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk

1 49 10 0

1 82 17 0

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang disebut juga over behaviour (Notoatmodjo, 2011) .

(23)

internal meliputi pendidikan, persepsi, motivasi, dan pengalaman dan eksternal meliputi lingkungan informasi sosial dan budaya. Ini dapat dilihat dari data karakteristik responden dimana pendidikan responden sebagian besar adalah tamatan SMA (48,3%). Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas pengetahuan sesorang karena dengan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan.

berdasarkan hasil penelitian mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga (63,3%). Peneliti berasumsi bahwa ibu rumah tangga memiliki banyak waktu untuk mendapatkan informasi mengenai pemenuhann gizi balita, baik dari informasi media televisi, sosial media maupun informasi formal berupa penyuluhan tentang gizi balita, dibandingkan ibu yang bekerja. Ini di dukung juga dari data responden yang pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi balita adalah 61,7%. Ini sesuai dengan pendapat Khomsan (2010) dimana ibu yang bekerja selalu sibuk mencari nafkah tidak sempat untuk melihat atau mendapatkan informasi tentang pemenuhan gizi balita.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi suatu tindakan atau perilaku. Sikap akan terwujud dalam suatu tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain atau berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang, dan nilai yang berlaku di masyarakat yang menjadi pegangan setiap orang (Notoatmodjo, 2007).

(24)

dikembangkan karena sikap yang baik berpengaruh terhadap perubahan sikap yang lebih baik lagi.Dan dari data tersebut tergambar bahwa ada aspek positif yang dinilai ibu tentang gizi balita, walaupun sikap itu masih reaksi tertutup terhadap suatu objek atau stimulus.Hasil penelitian ini juga didukung oleh studi Ega (2012) mengenai hubungan perilaku ibu kadarzi terhadap status gizi balita, menunjukka bahwa sikap ibu sebagian besar mempunyai sikap yang baik terhadap pemenuhan gizi balitanya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya: pengalaman pribadi, pengaruh oranglain, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan pengaruh faktor emosional. Ini sejalan dengan hasil penelitian yang mendapatkan pendidikan ibu mayoritas tingkat SMA 48,3% , dimana tingkat pendidikan ini menunjang hasil penelitian yang mendapatkan pengetahuan ibu baik dalam pemenuhan gizi balita sebanyak 50 responden (83,3%). Hal inilah yang mendasari sebagian besar responden memiliki sikap baik. Dimana menurut Eveline (2015) ibu yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang pemenuhan nutrisi yang tepat, memiliki sikap yang baik dalam menerima informasi kesehatan yang diberikan tentang pemenuhan nutrisi, menanggapi bahwa pemenuhan nutrisi sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh balita akan menunjang kecerdasan dan pertumbuhan fisik balita, menghargai dan bertanggung jawab bahwa semua informasi yang diperoleh sangat penting untuk balita.

(25)

(40%) yang mempunyai tindakan cukup baik dalam pemenuhan gizi balita. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita di Posyandu Pustu Perdagangan II Simalungun mempunyai tindakan yang positif.Hal ini sesuai dengan penelitian Mastari (2006) tentang hubungan perilaku ibu dengan status gizi balita menyatakan bahwa ibu-ibu mempunyai tindakan yang baik dalam memantau status gizi balitanya.

Dalam pemenuhan nutrisi sesuai dengan penelitian dilakukan Lutviana&Budiono (2010) menyatakan bahwa pendapatan keluarga sangat mempengaruhi pola konsumsi makanan sehat sehari-hari. Dengan pendapatan perbulan terbanyak adalah diatas upah minimum yaitu sebanyak 24 responden (40%) berpenghasilan Rp. 1500.000 - Rp.3000.000 dan sebanyak 17 responden (28,3%) berpenghasilan > Rp.3000.000 mendukung keluarga untuk ketersediaan pangan tingkat rumah tangga yang memenuhi kebutuhan makanan sesuai keanekaragaman makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.

(26)

5.2.2 Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 60 orang balita terdapat 49 orang (81,7%) balita dengan status gizi baik, 10 orang (16,7%) dengan status gizi kurang, dan 1 orang (1,7%) balita dengan status gizi lebih. Pengukuran status gizi ini berdasarkan antropometri dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U). Data ini didukung dengan penelitian Ramadhani (2009) mengenai pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi balita dan status gizi balita yang menyatakan bahwa sebagian besar status gizi balita dalam keadaan baik yaitu 74,07%.

Status gizi baik di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II sesuai teori Edmons (2004) yang mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah tingkat pendapatan keluarga, dimana peningkatan status gizi ekonomi yang termasuk didalamnya tingkat pendapatan keluarga diikuti oleh peningkatan status gizi anak. Hal ini sesuaidengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 24 responden (40%) berpenghasilan diatas upah minimum yaitu dari Rp. 1500.000 – Rp 300.000 dan sebanyak 17 responden (28,3%) berpenghasilan > Rp.3000.000. hal ini memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan makanan yang lengkap, cukup dan teratur bagi balitanya sehingga pola makan seimbang terwujud walaupun belum seluruhnya maksimal karena masih terdapat kasus gizi kurang.

(27)

tindakan ibu dengan status gizi balita.Dimana ketiganya merupakan domain yang sangat penting dalam pemenuhan nutrisi balita. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang mendapatkan mayoritas ibu berpengetahuan baik yaitu sebanyak 50 responden (83,3%), dimana dengan pengetahuan yang cukup, ibu balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II mampu dan kreatif dalam perencanaan menu makanan sehat bagi balita sehingga meningkatkan status gizi balita.

Hasil penelitian ini juga mendapatkan mayoritas sikap ibu baik dalam pemenuhan gizi balita yaitu sebanyak 42 responden (70%). Green menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang salah satunya adalah sikap dari orang tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa sikap selalu diawali dengan latar belakang pengetahuan yag sesuai sebagai bagian dari terwujudnya perilaku kesehatan seseorang.

Hasil dari tindakan ibu didapatkan ibu memiliki tindakann baik sebanyak 36 orang (60%). Tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, dan tindakan akan terwujud jika ada sarana dan fasilitas.

(28)

5.3 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:

1. Penelitian ini tidak membedakan antara balita yang sehat dengan balita yang sakit. Sehingga pada hasil yang didapatkan status gizi kurang pada balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II adalah balita yang mengalami penyakit infeksi.

2. Pengukuran status gizi balita pada penelitian ini hanya menggunakan indeks berat badan per umur (BB/U) dan tidak menggunakan alat bantu klinis untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.

(29)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

berdasarkan pengambilan data yang telah dilaksanakan mulai tanggal 10 April 2017 sampai dengan 15 April 2017 di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan IISimalungun dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Pada hasil penelitian mendapatkan pengetahuan baik 83%, sikap baik 70% dan tindakan baik 60% telah membahas secara teoritis tentang pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi pada balita, diketahui bahwa ibu memiliki pengetahuan baik, sikap baik, dan tindakan baik dilihat dari jawaban pada kuesioner yang berisikan tentang pengetahuan,sikap dan tindakan ibu dalam pemenuhan gizi balita, dan balita yang mengalami status gizi baik 82% dan tidak terdapat balita yang mengalami gizi buruk.

6.2 Saran

6.2.1 Pelayanan Keperawatan

(30)

6.2.2 Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukkan mengenai Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun.Hasil penelitian masih mendapatkan status gizi kurang sebanyak 10 responden (16%). Diharapkan peneliti selanjutnya untuk menggunakan pengukuran dengan cara berbeda seperti indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), gunakan juga alat bantu klinis untuk mendapatkan hasil status gizi yang pasti, kriteria sampel penelitian hanya balita yang sehat. balita yang sakit atau yang terkena infeksi tidak dijadikan sampel penelitian, dan dibuat pengelompokkan umur untuk status gizi menjadi bayi, batita dan balita.

Gambar

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Data Balita di Posyandu Pustu Nagori Perdagangan II Simalungun
Tabel 5.1.4 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu dalam
Tabel 5.1.4 (lanjutan)
Tabel 5.1.5 Distribusi frekuensi dan persentase sikap ibu dalam pemenuhan gizi balita n=60
+2

Referensi

Dokumen terkait

The writer observed the students of Tadika Puri Elementary School at East Jakarta for last seven months during the teaching learning process of English in the classroom

[r]

Berdasarkan dua hasil analisis dengan Fuzzy NN-MCDM dengan bantuan OWA operator pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa dalam upaya pemberdayaan industri kecil hasil

JUDUL : MAHASISWA ASAL SEMARANG LULUS DOKTER SPESIALIS TERMUDA UGM. MEDIA : SUARA MERDEKA TANGGAL : 29

Laporan Tugas Akhir dengan judul : “ Mengurangi Riak Arus Output Inverter Satu Fasa Kendali PI dengan Metode Virtual L “ diajukan untuk memenuhi sebagian dari

Pada penyusunan skripsi ini peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Jenis - jenis Makna Istilah Bidang Ekonomi Makro-Mikro pada Rubik Ekonomi

Dalam hal ini nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelompokan RVI bangunan berdasarkan bentuk atap tidak

Our current findings add support to these notions by showing how the specific behaviour of incorporating others’ ideas into toy designers’ projects was most threatening to toy