• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Gum Arab dengan Pektin Sebagai Penstabil Terhadap Mutu Selai Wortel Nenas Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perbandingan Gum Arab dengan Pektin Sebagai Penstabil Terhadap Mutu Selai Wortel Nenas Chapter III IV"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Penentuan kadar serat kasar

Kadar serat kasar dianalisa dengan menggunakan metode Sudarmadji dkk,

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml

kemudian ditambahkan 200 ml H2SO4 0,255 N dan ditutup dengan pendingin

balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan. Disaring

suspensi dan residu yang tertinggal didalam erlenmeyer dicuci dengan aquadest

mendidih melalui kertas saring sampai air cucian tidak persifat asam ( uji dengan

kertas indikator pH). Residu diatas kertas saring dipindahkan kembali secara

kuantitatif ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan spatula. Sisanya dicuci

dengan NaOH 0,313 N sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk kedalam

erlenmeyer. Dididihkan dengan pendingin balik selama 30 menit. Disaring

melalui kertas saring yang telah diketahui beratnya setelah dikeringkan, sambil

dicuci berturut- turut dengan larutan K2SO4 10% aquadest mendidih, dan alkohol

masing – masing sebanyak 15 ml. Kertas saring beserta isinya dikeringkan pada

suhu 105o

C sampai berat konstan (1-2 jam). Didinginkan dalam desikator dan

ditimbang dengan mengurangkan berat kertas saring yang digunakan. Kadar serat

kasar dapat dihitung dengan rumus :

Uji Organoleptik Warna (Numerik)

Uji organoleptikdilakukan dengan metode (Soekarto,1985). Uji

organoleptik warna dilakukan oleh sebanyak 15 orang panelis. Pengujian

dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala

(2)

Skala Hedonik Skala Numerik

Uji Organoleptik Aroma dan Rasa (Numerik)

Uji organoleptik menggunakan metode (Soekarto, 1985).Uji organoleptik

dilakukan oleh sebanyak 15 orang panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi

(organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Untuk hedonik skala

aroma dan rasa adalah sebagai berikut :

Tabel8.Skala hedonik aroma dan rasa (numerik)

Skala Hedonik Skala Numerik

Sangat suka Suka Tidak suka Sangat tidak suka

4 3 2 1

Uji Organoleptik SkorRasa (Numerik)

Uji organoleptik menggunakan metode (Soekarto, 1985).Uji organoleptik

dilakukan oleh sebanyak 15 orang panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi

(organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Untuk skala hedonik

untuk skala skor rasa terlihat pada Tabel 10

Tabel 9. Skala skor rasa ( numerik)

Skala skor Skala numerik

(3)

Penentuan Daya Oles

Uji daya olesdilakukan oleh sebanyak 15 panelis. Pengujian dilakukan

dengan mengoleskan masing-masing sampel pada roti lalu dilakukan penilaian

berdasarkan skala numerik. Untuk skala uji oles adalah sebagai berikut :

Tabel 10.Skala skor daya oles (numerik)

SkalaNumerik Keterangan

4 Sangat halus 3 Halus 2 Agak halus 1 Tidak halus Keterangan :

- Sangat halus = Hanyadengansekalioleslangsung rata danmelekat

padapermukaankulit

- Halus= Masihterdapatpatahanjikadioleskanpada roti

- Agak halus= Hasilolesanselaitidak rata padapermukaan roti

(4)

Gambar 2. Skema pembuatan bubur wortel nenas

wortel nenas

Pencucian dan

pengupasan Pengupasan dan

pencucian

Pengecilan ukuran

Blanshing dengan uap air panas selama 5 menit

Pengecilan ukuran

Pembuatan bubur wortel dengan blender

Pembuatan bubur buah dengan blender Air : bahan

1 ; 1

Bubur wortel Bubur nenas

Pencampuran

Bubur wortel dan Bubur nenas

Blanshing dengan uap air panas selama 5 menit

(5)

Gambar 3. Skema pembuatan selai kombinasi wortel nenas

pencampuran

Penambahan penstabil gum arab : pektin Asam sitrat 0,1%

Pemanasan sampai mendidih

Pengemasan dalam botol jar steril

Analisa Kimia

– Kadar air – Kadar vitamin c – pH

– Kadar serat kasar – Total padatan

terlarut (oBrix)

Uji organoleptik

– Warna

– Aroma dan rasa – Daya oles Bubur Wortel Nenas

Perbandingan 50%:50% Dengan total bubur

300 g

Penyimpanan selama 3 hari

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perbandingan Gum Arab dan Pektin Sebagai Penstabil terhadap Parameter Yang Diamati

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari perbandingan

penstabil gum arab dan pektin memberikan pengaruh terhadap kadar air (%),

kadar vitamin C (%), pH,kadar serat kasar (%), total padatan terlarut (o

Tabel 11. Pengaruh perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil terhadap mutu selai wortel nenas.

Brix), nilai

hedonik warna,aroma danrasa dan nilai skor rasa dan daya oles selai wortel dan

nenas seperti pada Tabel 11.

Parameter Perbandingan gum arab dan pektin

P1 P2 P3 P4 P5

Kadar air (%)

Kadar vitamin C(mg/100 g bahan) pH

Kadar serat kasar (%) Total padatan terlarut (o Nilai hedonik warna

Brix)

Nilai hedonik aroma Nilai hedonik rasa Nilai skor rasa Nilai skor daya oles

25,8313 24,0288 23,3132 22,6001 20,5077 56,0432 56,734557,079457,517158,2961 4,0827 3,9440 3,7997 3,7490 3,7093

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa perbandingan

gum arab dan pektin sebagai penstabil memberikan pengaruh berbeda nyata

(P<0,05) terhadap kadar air selai yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh

(7)

12.Hubungan perbandingan gum arab dengan pektin sebagai penstabil terhadap

kadar air selai dapat dilihat pada Gambar 4.

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil terhadap kadar air selai

Jarak LSR Gum arab : Pektin Rataan Notasi

0,05 0,05

P1 = 0,00% :1% 25,8313 a

2 1,4220 P2 = 0,25%:1% 24,0288 ab

3 1,4861 P3 = 0,50% :1% 23,2132 ab

4 1,5235 P4 = 0,75%:1% 22,6001 b

5 1,5479 P5 = 1,00% :1% 20,5277 c

Keterangan : notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

Gambar 4 menunjukkan bahwa penambahan penstabil pektin tanpa

pencampuran gum arabmenunjukkan semakin tinggi kadar air selai yang

dihasilkan. Hal ini karenapenstabil pektin yang ditambahkan akan meningkatkan

kadar air. Hal ini dikarenakan gel yang dibentuk oleh pektin merupakan sistem

seperti spon dimana air dapat masuk ke dalam spons sehingga spons tersebut diisi

oleh air tersebut jadi semakin besar pektin maka semakin besar air yang diikat

oleh pektin. Estiasih dan Ahmadi (2009) menyatakan bahwa gel yang dibentuk

pektin merupakan sistem spons yang diisi air. Rantai molekul pektin membentuk

jaringan tiga dimensi dimana gula, air, dan padatan terlarut yang lain

diikat.Adanya penambahan gum arab berfungsi sebagai pengikat air yang ada di

dalam bahan produk pangan serta berperan sebagai penstabil atau pengental dalam

(8)

Gambar 4. Hubungan perbandingan gum arab dengan pektin sebagai penstabil dengan kadar mutu selai wortel nenas

Kadar vitamin C

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2 ) dapat dilihat bahwa perbandingan

gum arab dan pektin sebagai penstabil pada pembuatan selai wortel nenas

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C

selai wortel nenas yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

pH

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa perbandingan

gum arab dan pektin sebagai penstabil pada pembuatan selai wortel nenas

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar pH yang

dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar serat

Dari daftar sidik ragam ( Lampiran 4) menunjukkan bahwa perbandingan

gum arab dan pektin sebagai penstabil memberikan pengaruh berbeda sangat

nyata (P<0,1) terhadap kadar serat yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh

25,8313

(9)

perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil dapat dilihat pada Tabel 13.

Hubungan perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil terhadap kadar

serat kasar selai dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabel 13. Uji LSR pengaruh perbandingan gum arab dan pektin terhadap kadar serat selai wortel nenas

Jarak LSR Gum arab : Pektin Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

P1 = 0,00%:1% 0,6412 c C

2 0,0892 0,1268 P2= 0,25% :1% 0,7054 c C

3 0,0932 0,1322 P3 = 0,50%:1% 0,8813 b B

4 0,0955 0,1355 P4= 0,75% :1% 1,1407 a A

5 0,0971 0,1378 P5 =1,00% :1% 1,2008 a A

Keterangan : notasi huruf yang berbeda menunjukka pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Gambar 5 menunjukkan peningkatan kadar serat kasar pada selai

berbanding lurus dengan semakin meningkatnya konsentrasi gum arab yang

digunakan. Menurut Rabbah dan Abdallah (2012) kandungan serat larut terdapat

dalam 100 g gum arab sebesar 86,60 mg.

Winarno (2004) menyatakan bahwa gum arab merupakan campuran

polisakarida dan glikoprotein, dan gum arab dapat mengikat komponen-komponen

yang terdapat dalam bahan (termasuk serat) sehingga kadar serta semakin

meningkat. Menurut Estiasih dan Achmadi (2009) sebagian besar penstabil

(hidrokoloid) seperti gum arab, pektin adalah polisakarida, semakin tinggi

konsentrasi gum arab maka kadar seratnya semkin meningkat.

Serat makanan terbagi didalam dua kelompok yaitu serat tidak larut

(unsoluble dietary fiber ) dan serat larut (soluble dietary fiber). Bagian dari serat

(10)

Gambar 6. Hubungan perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil terhadap kadar serat kasar selai wortel nenas

Total padatan terlarut (o

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa perbandingan

gum arab dengan pektin memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) tertahadap

total padatan terlarut yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan gum

arab dan pektin terhadap total padatan terlarut selai dapat dilihat pada Tabel 14.

Hubungan perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil terhadap total

padatan terlarut selai wortel nenas

Brix)

Tabel 14. Uji LSR pengaruh perbandingan gum arab dan pektin terhadap total padatan terlarut selai wortel nenas

Jarak LSR Gum arab : Pektin Rataan Notasi

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%

0,6412 0,7055

(11)

Dari Gambar6 menunjukkan semakin banyak konsentrasi gum arab yang

ditambahkan maka total padatan terlarut selai yang dihasilkan semakin tinggi

karena gum arab merupakan serangkaian satuan-satuan dari D-galaktosa,

L-arabinosa, L-rhamnosa, dan asam D-galakturonat. Menurut Dauqan dan Abdulla

(2013) besarnya komponen yang terkandung dalam gum arab yaitu galaktosa 36,2

± 2,3%, arabinosa 30,5 ± 3,5%, rhamnosa 13,0 ± 1,1%, asam glukoronik 19,5 ±

0,2%, dan protein 2,24 ± 0,15%. Menurut (Sulastri, 2008) gum arab merupakan

senyawa yang larut dalam air sehingga semakin tinngi konsentrasi gum arab

makan total padatan terlarut dalam bahan juga akan semakin tinggi.

Gambar 6. Hubungan perbandingan gum arab dan pektin terhadap total padatan terlarut selai wortel nenas

Nilai hedonik warna

54,8717 56,5464

(12)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa perbandingan

gum arab dan pektin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap nilai hedonik warna selai yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh

perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil terhadap nilai hedonik warna

selai dapat dilihat pada Tabel 15. Hubungan perbandingan gum arab dan pektin

sebagai penstabil terhadap nilai hedonik warna selai wortel nenas. Dapat dilihat

pada Gambar 7.

Tabel 15. Uji LSR pengaruh perbandingan gum arab dan pektin terhadap nilai hedonik warna selai

Jarak LSR Gum arab :

Pektin Rataan

Notasi

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%(huruf besar)

Dari Gambar 7 menunjukkan bahwa penambahan pektin tanpa

dicampurkannya gum arab menyebabkan peningkatan uji organoleptik warna

disebabkan oleh kekentalan produk yang semakin meningkat, sehingga warna

selai menjadi lebih gelap. Sesuai dengan pernyataan Estiasih dan Ahmadi (2009)

yang menyatakan bawa pektin mempunyai sifat sebagai pengental. Hal tersebut

mempengaruhi kesukaan panelis terhadap warna selai yang dihasilkan karena

warna mempengaruhi penilain panelis. Warna selai tidak terlalu signifikan

mencolok berbeda, karena penerimaan warna suatu bahan berbeda-beda. Maka

dapat disimpulkan bahwa warna ini menjadi ada perbedaan dikarenakan

konsentrasi pektin itu sendiri yang ditambahakandapat mengentalkan sampai

(13)

Gambar 7. Hubungan perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil terhadap nilai hedonik warna selai wortel nenas

Nilai hedonik aroma dan rasa

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 7& 8) dapat dilihat bahwa

perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil memberikan pengaruh

berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma dan rasa selai yang

dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Tabel 11 menujukkan aroma

dariselai wortel nenas berkisar antara 2,7- 2,9 yang menujukkan respon panelis

terhadap produk adalah agak suka. Nilai rasa antara 2,8 – 3 yang menunjukkan

panelis menyukai selai wortel nenas yang dihasilkan.

Nilai skor rasa

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 9) menunjukkan bahwa perbandingan

gum arab dan pektin sebagai penstabil memberikan pengaruh berbeda tidak nyata

(P>0,05) terhadap nilai skor rasa yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak

dilanjutkan.

(14)

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa perbandingan

gum arab dan pektin sebagai penstabil memberikan pengaruh berbeda tidak nyata

(P>0,05) terhadap nilai skor daya oles yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak

dilanjutkan. Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai daya oles yang selai wortel nenas

yang dihasilkan antara 2,8 – 2,9 yang menunjukkan selai yang dihasilkan

(15)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh gum arab dan pektin sebagai penstabil

terhadap mutu selai wortel nenas terhadap parameter yang diamati dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil memberikan

pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kadar serat kasar

dan nilai hedonik warna .

2. Perbandingan gum arab dan pektin memberikan pengaruh berbeda nyata

(P<0,01) terhadap kadar air dan total padatan terlarut.

3. Perbandingan gum arab dan pektin memberikan pengaruh berbeda tidak

nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C, kadar pH, nilai hedonik aroma,

nilai hedonik rasa, nilai skor daya oles dan nilai skor rasa.

4. Penstabil yang terbaik pada pembuatan selai wortel nenas yaitu dengan

gum arab dan pektin dengan perbandingan 1% : 1% .

Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menentukan umur simpan selai

serta pengaruh penyimpanan terhadap nilai gizi selai, serta pembuatan

inovasi terbaru dengan membuat selai wortel nenas dalam bentuk selai

(16)

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan jenis penstabil lain

seperti CMC atau xanthan gum dalam pembuatan selai, untuk

Gambar

Tabel 9. Skala skor rasa ( numerik)
Tabel 10.Skala skor daya oles (numerik)
Gambar 2. Skema pembuatan bubur wortel nenas
Gambar 3. Skema pembuatan selai kombinasi wortel nenas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen memperoleh kepuasan (daya guna total) maksimum pada titik keseimbangan yaitu titik singgung antara garis kendala anggaran dengan kurva indiferensi tertinggi yang

Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit Anemia Dengan Menggunakan Metode Dempster Shafer dimana penelitian ini berisi tentang deteksi awal penyakit Anemia yang dapat

Oleh karena kedua aspek di atas sangat penting dimiliki oleh siswa, maka peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara kedua kemampuan tersebut, yang diharapkan

Peningkatan hutang jangka panjang (tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan porsi jangka pendek) menjadi sebesar

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah (a) bagaimana bentuk alih kode pada tuturan penjual dan pembeli di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun, (b) apakah

Perlu kami sampaikan bahwa sesuai ketentuan pada Panduan Pengusulan Bantuan Konferensi Ilmiah Internasional tahun 2018, penyampaian usulan proposal Direktorat Pengelolaan

Sebelum pengerjaan pembuatan punch dan die dengan mesin wire cut dilakukan, material tools (punch dan die) di heat treatment (hardening dan tempering) terlebih dahulu

Setelah mendapat penjelasan dari penelii tentang Penelitian “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Konsumsi Sediaan Suplemen mengandung Zat Besi