• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Pasir Di Desa Muzoi Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Pasir Di Desa Muzoi Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias Utara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan wujud dari kemajauan suatu negara kearahyang

lebih baik. Kemajuan suatu negara dapat dilihat melalui penggunaan teknologi

yang semakin canggih, pertumbuhan perekonomian yang semakin meningkat dan

pendidikan yang semakin maju. Konsep pembangunan suatu negara secara umum

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat menuju masyarakat

sejahtera. Namun seringkali pembangunan yang terjadi tidak sejalan dengan

kondisi kebutuhan masyarakat yang setiap harinya semakin meningkat. Hal ini

menyebabkan kondisi kesejahteraan masyarakat semakin mengkhawatirkan. Salah

satu penyebab utama menurunnya kesejahteraan sosial masyarakat adalah

kemiskinan.

Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang sangat

kronis.Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,

pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat

pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan

pekerjaan (wikipedia, (nd), dikases tanggal 22 maret 2017, pukul 22.00 Wib).

Berdasarkan data BPS tercatat jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun

2016 mencapai 28,01 juta (10, 86 %). Jumlah ini berkurang sebanyak 0.50 juta

jiwa dari jumlah penduduk miskin di Indonesia sejak tahun 2015 yang mencapai

(2)

2015 sebesar 8,22 persen, turun menjadi 7,79 persen pada Maret 2016. Sementara

persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 14,09 persen pada

September 2015 menjadi 14,11 persen pada Maret 2016. Hal ini menggambarkan

bahwa jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan menjadi fokus perhatian

utama untuk dituntaskan (Badan Pusat Statistik 2016, diakses pada tanggal 10

Maret 2017 pukul 15.50 WIB).

Berdasarkan informasi data yang didapatkan oleh peneliti melalui Badan

Pusat Statistik Kabupaten Nias Utara menunjukkan bahwa jumlah penduduk

miskin di Nias Utara, khususnya di Kecamatan Lahewa Timur tahun 2014

mencapai 6.789 jiwa. Tahun 2015 mencapai angka 7.358 jiwa naik sebesar 1,6

ribu jiwa dari data sebelumnya. Hingga akhir tahun 2016 jumlah penduduk miskin

di Kecamatan Lahewa Timur terus meningkat mencapai angka 8.750 jiwa dari

total jumlah penduduk yang mencapai 11.538 jiwa. Jumlah ini menunjukkan

bahwa statistik angka kemiskinan di Nias Utara Kecamatan Lahewa Timur dalam

beberapa tahun terakhir selalu meningkat.

Khususnya di Desa Muzoi Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias

Utara, tercatat bahwa jumlah penduduk miskin sejak tahun 2014 mencapai 1.565

jiwa dari 2.575 jiwa. Namun, hingga tahun 2015 sampai september 2016 tercatat

jumlah penduduk miskin di desa Muzoi mencapai 1.742 jiwa dari total 2.870 jiwa

(Badan Pusat Statistik Daerah, Kabupaten Nias Utara).

Salah satu faktor penyebab utama tingginya angka kemiskinan di desa

Muzoi adalah semakin berkurangnya hasil produksi dari sektor pertanian sebagai

(3)

rendah yang menyebabkan penggangguran di desa semakin meningkat. Kondisi

ini menyebabkan masyarakat di desa Muzoi harus mencari pekerjaan lain untuk

dapat menutupi kebutuhan hidup mereka yang masih tergolong sangat rendah.

Salah satunya yaitu pertambangan pasir.

Pertambangan pasir merupakan salah satu pekerjaan yang sudah lama

dikenal bahkan dilakukan oleh masyarakat. Umumnya, pertambangan pasir

dilakukan oleh masyarakat yang berada disekitar lokasi terdapatnya sumber pasir

seperti di sungai. Pekerjaan sebagai penambang dilakukan karena masyarakat

tidak mempunyai alternatif lain untuk mencari pekerjaan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukanoleh Sufriyantoyang

berjudul “Kondisi Sosial Ekonomi Penambang Pasir (Suatu Penelitian di Desa

Matudoto, Kecamatan Baliyohuto, Kabupaten Gorontalo) dijelaskan bahwa

Masyarakat di desa Matudoto umumnya berprofesi sebagai penambang pasir

dengan menggantungkan kehidupan mereka pada hasil alam (bertambang pasir).

Pendapatan yang tidak menentu menjadi hal yang biasa mereka rasakan.

Dengankondisi pendapatan yang demikian, rata-rata para pekerja tambang pasir

inimemiliki kehidupan yang kurang lebih sama antara sesama pekerja tambang.

Parapenambang di desa Matudo berlatar belakang sebagai petani dan

buruh tani, namunkemudian kebutuhan ekonomi mereka yang semakin meningkat

mau tidak maumendesak mereka harus mencari pekerjaan sampingan sebagai

penambang pasir bahkan pekerjaan ini sudah menjadi sumber nafkah utama

mereka.Hal serupa yang kemudian terjadi di desa Muzoi Kecamatan Lahewa

(4)

Desa Muzoi merupakan salah satu desa yang terletak di sebelah utara

kabupaten nias utara. Desa ini merupakan desa yang paling dekat dengan ibukota

Kabupaten Nias utara. Masyarakat di desa Muzoi umumnya bermatapencaharian

sebagai petani. Pendapatan terbesar didapatkan dari hasil bercocok tanam seperti

karet, padi dan kopra (biasa disebut coklat). Namun, sejak tahun 2008 pasca

gempa di Nias tahun 2005 sebahagian masyarakat mencari pekerjaan sampingan

untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Salah satunya yaitu menggali

pasir.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dari Kepala Desa Muzoi

tercatat jumlah pensambang pasir di desa Muzoi pada tahun 2008 adalah10 kepala

keluargadimana 3 diantaranya menjadikan pekerjaan sebagai penambang pasir

sebagai mata pencaharian utama. Namun, hingga tahun 2017jumlah penambang

pasir di desa Muzoi terus bertambah. Ada 15 keluarga di desa Muzoi yang

menjadikan pekerjaan sebagai penambang pasir sebagai mata pencaharian utama.

Penduduk desa Muzoi menilai bahwa pekerjaan sebagai penambang pasir

merupakan mata pencaharian tambahan yang dapat membantu perekonomian

keluarga. Saat ini sebanyak 15 keluarga yang di desa Muzoi menjadikan pekerjaan

sebagai penambang pasir sebagai mata pencaharian utama. Namun, kondisi baik

buruknya kehidupan sebagai penambang pasir tentunya sangat dirasakan oleh para

penambang pasir. Salah satunya cerita dari Bapak Ama Wira Harefa yang

mengatakan bahwa kehidupan sebagai penambang pasir sangatlah menyakitkan

dan melelahkan. Sebagai seorang penambang pasir dituntut untuk lihai dalam

(5)

menggunakan alat-alat yang sangat sederhana seperti menggunakan perahu

sebagai tempat penampung pasir, ember besi yang digunakan sebagai alat untuk

menggali pasir, kemudian gerobak yang nantinya digunakan sebagai alat untuk

mengangkut pasir ke pinggir jalan. Setiap harinya pekerjaan itu dilakukan sebagai

mata pencaharian utama keluarga pak Ama Wira Harefa.

Namun, kondisi yang dialami pekerja penambang pasir dilapangan

tentunya sangat bergantung kepada intensitas ketinggian air di sungai. Apabila

musim kemarau masyarakat pasti merasa terbantu dengan menurunnya intensitas

ketinggian air di sungai namun sebaliknya, apabila musim hujan. Masyarakat

tidak dapat bekerja. Keuntungan yang didapatkan pun terbilang masih sangat jauh

dari kata cukup. Bukan hanya itu, permintaan pasir yang kian hari semakin

berkurang menjadi salah satu penyebab masyarakat penambang pasir sulit untuk

mendapatkan keuntungan setiap harinya. Belum lagi masyarakat yang berada

diluar desa Muzoi yang saat ini menggantungkan hidup mereka dari hasil

penambangan pasir di desa Muzoi. Hal ini semakin mengurangi pendapatan

keluarga penambang pasir. Akibat adanya persaingan untuk menjual pasir dengan

harga yang murah dirasa sangat merugikan keluarga penambang pasir yang

sebelumnya telah lama bekerja sebagai penambang pasir.

Tentunya, kondisi ini menyebabkan tingkat kesejahteraan yang berdampak

pada angka kemiskinan di desa Muzoi semakin parah. Tidak terpenuhinya

kebutuhan ekonomi menjadi masalah sosial yang hingga saat ini dirasakan oleh

sebagahagian masyarakat di desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang permasalah diatas, maka penulis sebagai

peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi

keluarga penambang pasir di desa Muzoi Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten

Nias Utara yang dirangkum dalam penelitian sebuah karya ilmiah berbentuk

skripsi dengan judul “Tinjauan Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Pasir di Desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten Nias Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah di uraikan, maka

penulis merumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga penambang pasir di desa Muzoi,

Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten Nias Utara?”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai penulis

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi

keluarga penambang pasir di desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten

Nias Utara.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap

perkembangan dan keilmuan di departemen kesejahteraan sosial mengenai

(7)

2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mempertajam dan

memberikan pengetahuan bagi peneliti untuk meningkatkan pemahaman

tentang kondisi sosial ekonomi penambang pasir di desa Muzoi serta mampu

menganalisis masalah sosial ekonomi keluarga penambang pasir.

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman serta

gagasan berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi penambang pasir di desa

Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten Nias Utara.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung

dalam penelitian ini, maka dibutuhkan sistematika penulisan. Penulisan penelitian

ini secara garis besarnya disajikan dalam enam bab dengan sistematiaka penulisan

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, seta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian konsep dan teori-teori yang berkaitan

dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran,

defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian

populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan

(8)

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat dan gambaran umum

lokasi penelitian serta data-data lain yang berhubungan dengan

objek penelitian

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian

beserta hasil penelitiannya

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang hal-hal pokok berupa kesimpulan dan

Referensi

Dokumen terkait

• Nama Rusia berasal dari kata 'Rus', yang merupakan nama daerah yang ditempati oleh suku bangsa Timur

Fraksi etil aseat kulit batang belimbing wuluh positif mengandung senyawa golongan steroid saponin ditunjukkan dengan pereaksi semprot Liebermann-Burchard yang dilihat di

Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan... Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 52 Pagang Pangkep, maka saran- saran yang dapat diberikan peneliti sebagai masukan untuk

Dörnyei and associates argued that integrative and instrumental orientations are unable to capture learners’ fluctuations and complexity of motivation as the

The goals of this research are (1) to know what students’ responses toward WH question tehnique; (2) to know whether the WH Question can improve students’ math in English..

The positive politeness strategies divided into three type: claim common ground, convey that S & H are cooperators, Fulfill H’s want for some X and then divided into

Perseroan menargetkan volume penjualan semen dapat tumbuh 54% menjadi 2.75 juta ton sehingga proyeksi pendapatan tahun 2018 dapat mencapai Rp2.57 triliun atau naik 66% dari